• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data sekunder yang utamanya adalah Tabel Input Output (I-O) nasional 67 sektor updating tahun 2008 yang terdapat dalam neraca pariwisata nasional (nesparnas) tahun 2010. Disamping itu, digunakan juga parameter-parameter dugaan pada sistem persamaan yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya. Data pendukung lainnya adalah SNSE 2005, statistik kunjungan tamu asing serta pesenger exit survey (PES) yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berasal dari Bank Indonesia sedangkan data program dan kebijakan sektor pariwisata berasal dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Demikian juga, digunakan data dari sumber-sumber lain yang berkompeten seperti UNWTO.

3.2 Metode Analisis Data

3.2.1 Model Computable General Equilibrium (CGE)

Model Ekonomi Keseimbangan Umum/ Computable General Equilibrium (CGE) menjelaskan bahwa perekonomian sebagai suatu sistem yang mengkaitkan antara pelaku ekonomi seperti industri, rumah tangga, investor, pemerintah, importir dan eksportir serta antar pasar komoditas yang berbeda. Seluruh pasar berada dalam keadaan keseimbangan dan mempunyai struktur yang spesifik dalam mencapai keseimbangan. Beberapa model ekonomi keseimbangan umum untuk perekonomian Indonesia diantaranya adalah model WAYANG, INDOGEM, INDOF, INDORANI dan INDOMINI.

Penelitian ini menggunakan model CGE dari INDOMINI (Oktaviani, 2008) yang berinduk pada MINIMAL (Horridge, 2001). Model ini kemudian dikombinasikan dengan sebagian dari model WAYANG (Wittwer, 1999) dan selanjutnya disebut model INDOWISATA. Database yang digunakan berasal dari Tabel Input-Output (Tabel I-O) tahun 2008. Seluruh data dalam tabel I-O dihitung dalam bentuk nilai ribuan rupiah. Struktur Tabel I-O dirubah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan model INDOWISATA seperti yang terlihat pada Gambar

(2)

7. Gambar tersebut berisi matriks penyerapan setiap industri dan matriks pajak impor. Kolom dari matriks penyerapan terdiri dari 9 pelaku ekonomi yaitu produsen domestik (1), investor pariwisata (2), investor lainnya (3), wisnus (4), rumah tangga biasa (5), wisman (6), agregat dari pembeli produk ekspor lainnya (7), promosi pariwisata (8) dan pengeluaran pemerintah lainnya (9).

Matrik Penyerapan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Total Penju alan

Prod Inwi Inv Nus RT Man Eks Pwi Gov

Uku ran ← I → 1 1 1 1 1 1 1 1 Aliran Domesti k ↑ USE (komoditi,”dom”,pengguna) C ↓ Aliran Impor ↑ USE (komoditi,”imp”,pengguna) C ↓ Tenaga Kerja Dibayar ↑ FAKTOR (pekerja dibayar) 1 C = Jumlah Komoditas = 67 ↓ I = Jumlah Industri = 67 Tenaga Kerja Tidak Dibayar ↑ FAKTOR (pekerja tidak dibayar) 1 ↓ Modal ↑ FAKTOR (modal) 1

Ukuran Pajak Impor

↓ ← 1 → Pajak Output ↑ V1PTX ↑ V0MTX 1 C ↓ ↓

Sumber: Horridge et al., 2001; Oktaviani, 2008 (dimodifikasi). Keterangan:

Prod : produsen; Inwi : investor pariwisata; Inv : investor lainnya; Nus : wisatawan nusantara; RT : rumah tangga biasa; Man : wisatawan mancanegara; Eks : ekspor barang;

Pwi : pengeluaran pemerintah untuk promosi pariwisata; Gov : pengeluaran pemerintah lainnya

Gambar 7 Aliran database INDOWISATA.

Baris pada tabel I-O menunjukkan asal dari pembelian komoditas yang dilakukan oleh pelaku ekonomi pada setiap kolom yang meliputi aliran domestik, aliran impor, tenaga kerja, modal dan pajak output. Masing-masing komoditi C didalam model merupakan komoditi yang berasal dari domestik dan impor. Komoditi tersebut digunakan oleh industri sebagai input produksi dan pembentukan modal. Kolom ekspor hanya berisi komoditi produksi domestik. Pada baris terakhir dari database INDOWISATA berisi pajak impor baik untuk barang-barang domestik maupun impor.

(3)

Pengguna barang dan jasa (USER) dikelompokkan menjadi 2 yaitu pengguna antara (intermediate product) dan pengguna akhir (final demand). Selain input antara, produksi diasumsikan menggunakan tiga faktor primer, yaitu pekerja formal (dibayar) dan pekerja keluarga (tidak dibayar) serta modal. Pengguna antara meliputi sektor (1) sampai dengan sektor (67) sedangkan pengguna akhir terdiri dari (68) Investasi Pariwisata, (69) Investasi dan Stok Lainnya, (70) Konsumsi Wisnus, (71) Konsumai Rumah Tangga Biasa, (72) Konsumsi Wisman, (73) Ekspor Barang, (74) Promosi Pariwisata dan (75) Pengeluaran Pemerintah Lainnya. Informasi tersebut selanjutnya disusun menjadi format Header Array dalam database model INDOWISATA seperti terlihat pada Lampiran 2.

3.2.2 Sistem Persamaan Model INDOWISATA

Bagian ini tidak menjelaskan seluruh persamaan yang ada tetapi hanya menjelaskan beberapa persamaan penting dan persamaan yang dimodifikasi dalam model INDOWISATA. Sistem persamaan yang digunakan dalam model INDOWISATA meliputi 15 blok sesuai dengan model INDOMINI. Hal yang berbeda dengan model INDOMINI adalah bahwa permintaan akhir (final demand) dibagi menjadi 2 yaitu permintaan akhir yang terkait dengan pariwisata dan permintaan akhir lainnya. Permintaan akhir dalam industri pariwisata meliputi seluruh pengeluaran yang dilakukan wisatawan nusantara (wisnus), wisatawan mancanegara (wisman), promosi pariwisata yang dilakukan pemerintah dan investasi atau pembentukan modal terkait kegiatan pariwisata. Disamping itu, tenaga kerja juga dibagi menjadi 2 yaitu pekerja formal (dibayar) dan pekerja informal/keluarga (tidak dibayar). Persamaan-persamaan tersebut tertuang dalam Blok-blok pada file Input Tablo yang disajikan secara lengkap pada Lampiran 3. Sistem persamaan tersebut adalah:

1. Keseimbangan pasar untuk setiap komoditi 2. Substitusi antara komoditi impor dan domestik 3. Struktur produksi

4. Permintaan untuk faktor primer 5. Permintaan untuk industri di level atas

(4)

6. Permintaan rumah tangga 7. Permintaan ekspor

8. Keseimbangan pasar domestik dan harga 9. Harga impor

10. GDP dari sisi penerimaan 11. GDP dari sisi pengeluaran

12. Persamaan yang berkaitan dengan peubah makroekonomi lainnya 13. Peubah pasar faktor produksi

14. Pembaharuan (update) aliran data 15. Ringkasan data.

3.2.2.1 Keseimbangan Pasar untuk Setiap Komoditi

Persamaan yang menunjukkan penjumlahan permintaan seluruh komoditi dari masing-masing sumber oleh semua pengguna pada model INDOWISATA tertuang dalam Blok persamaan 3 file Input Tablo.

Beberapa kode penulisan menunjukkan hal-hal sebagai berikut, antara lain: c=”i” menunjukkan komoditi ke-i, s=”dom” menunjukkan sumber domestik dari komoditi i. Dengan aturan c dan s ini, persamaan E_x0 menghitung permintaan total untuk komoditi i yang diproduksi secara domestik dengan menjumlahkan permintaan dari masing-masing pengguna. Pengguna adalah 67 industri yang menggunakan komoditi i yang diproduksi secara domestik sebagai input antara untuk berproduksi, ditambah permintaan akhir yang dibuat oleh investor, konsumen (=”households”), pemerintah dan negara lain (=”export”).

Persamaan E_x0 memasukkan peubah-peubah dalam bentuk perubahan persentase. Mula-mula persamaannya adalah:

  USER u u s c X s c X0( , ) ( , , ) (3.1)

Penulisan dengan huruf besar memiliki arti yang berbeda dengan huruf kecil. X0(c,s) adalah jumlah seluruh komoditi c yang diminta dari sumber s sedangkan x0(c,s) adalah persentase perubahan seluruh permintaan untuk komoditi c dari sumber s. X(c,s,u) adalah jumlah komoditi c yang diminta oleh pengguna u dari sumber s sedangkan x(c,s,u) dalam bentuk perubahan persentase. Aturan

(5)

penulisan dalam kode Tablo adalah dengan menggunakan huruf besar untuk level, dan huruf kecil untuk perubahan persentase.

Persamaan (3.1) kemudian dirubah kedalam bentuk linier menjadi:

  USER u u s c x u s c X s c x s c X0( , ) 0( , ) ( , , ) ( , , ) (3.2)

Langkah selanjutnya adalah merubah persamaan (3.2) kedalam nilai database. Diasumsikan bahwa semua pengguna membayar dengan harga yang sama sehingga P(c,s) (harga pengguna komoditi c yang bersumber dari s) tidak perlu identifikasi pengguna. Kemudian mengalikan kedua sisi dari persamaan (3.2) dengan P(c,s), maka diperoleh:

  USER u u s c x u s c X s c P s c x s c X s c P( , ) 0( , ) 0( , ) ( , ) ( , , ) ( , , ) (3.3) Gambar 7 memperlihatkan adanya aliran nilai USE(c,s,u) yang terkait dengan bentuk P(c,s)X(c,s,u) pada sisi kanan persamaan (3.3). USE(c,s,u) merupakan notasi yang dapat digunakan pada file Input Tablo. Kode s=”dom” artinya berada pada blok database aliran domestik dan kode s=”imp” artinya berada dalam blok aliran impor. Bentuk P(c,s)X0(c,s) pada sisi kiri persamaan (3.3) adalah penjumlahan antar pengguna USE(c,s,u). Penjumlahan ini disebut SALES(c,s) yang dalam Gambar 7 merupakan total penjualan. Dengan mengganti peubah-peubah yang menggunakan huruf besar di sisi kiri dan kanan persamaan (3.3) dengan bentuk lain yang dapat dibaca Tablo, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

  USER u u s c x u s c USE s c x s c SALES( , ) 0( , ) ( , , ) ( , , ) (3.4)

COM adalah seluruh set komoditi dan SRC adalah sumber. Perintah (all,c,COM) dan (all,s,SRC) dalam persamaan E_x0 menyatakan bahwa software GEMPACK mengevaluasi sisi kiri persamaan (3.4) untuk seluruh komoditi dan seluruh sumber. Notasi ∑ tidak tersedia pada komputer sehingga pada sisi kanan persamaan (3.4) diganti dengan bahasa Tablo menjadi:

sum{u,USER,USE(c,s,u)*x(c,s,u)} (3.5)

3.2.2.2 Substitusi Antara Komoditi Impor dan Domestik

Masing-masing industri dan masing-masing permintaan akhir melakukan substitusi diantara komoditi yang diproduksi secara domestik dan impor. Rasio

(6)

pembelian impor dan domestik pada masing-masing komoditi dan pengguna merupakan fungsi dari harga relatif (komoditi) dari dua sumber. Bentuk fungsi yang sama diterapkan pada semua kasus. Fungsi tersebut diturunkan dari fungsi produksi CES (constant elasticity of substitution) yang secara luas digunakan dalam pemodelan CGE. Misalnya rumah tangga yang menggunakan sektor industri manufaktur, tiga persamaan perubahan persentase berikut menentukan rasio impor/ domestik untuk barang dan pengguna tertentu:

p = Sdpd + Smpm : harga rata-rata komoditi manufaktur domestik

dan impor (3.6)

xd = x – σ(pd – p) : permintaan manufaktur domestik (3.7a)

xm = x – σ(pm – p) : permintaan manufaktur impor (3.7b)

Keenam peubah tersebut (x, xd, xm, p, pd, pm) sudah dalam bentuk perubahan

persentase. xd dan xm adalah permintaan untuk manufaktur domestik dan impor

sedangkan pd dan pm menunjukkan harga masing-masing komoditi manufaktur

domestik dan impor. x adalah seluruh permintaan terhadap manufaktur dan p adalah rata-rata harga domestik dan impor. x dan p kadang-kadang disebut juga permintaan dan harga gabungan (composite) komoditi manufaktur. Simbol σ adalah elastisitas substitusi antara komoditi manufaktur impor dan domestik yang dikenal sebagai elastisitas Armington, biasanya nilainya antara 0,5 dan 3,0. Tiga persamaan sebelumnya menentukan peubah [p, xd dan xm] sedangkan peubah

sisanya [x, pd dan pm] ditentukan ditempat lain dalam model.

Persamaan (3.6), (3.7a) dan (3.7b) untuk masing-masing komoditi dan pengguna dirumuskan dalam Blok persamaan 4 pada file input Tablo. Hubungan dalam Blok persamaan 4 tersebut adalah:

a. Jika rasio harga impor dan domestik tidak berubah maka xd dan xm akan

mengikuti permintaan untuk komposit x.

b. Jika harga impor (pm ) meningkat secara relatif terhadap harga domestik (pd),

maka rasio input domestik yang diimpor akan turun (dan sebaliknya jika harga domestik meningkat).

3.2.2.3 Struktur Produksi

Output masing-masing industri dalam model INDOWISATA adalah fungsi dari input yang digunakan:

(7)

output = F(input) = F(tenaga kerja dibayar, tenaga kerja tidak dibayar,

modal, barang domestik 1-67, barang impor 1-67) (3.8) Sehingga fungsi F diasumsikan:

output = F(komposit faktor primer, barang komposit 1-67) (3.9) Komposit faktor primer dari masing-masing industri merupakan fungsi produksi agregat CES untuk modal dan tenaga kerja yang ditulis:

komposit faktor primer = CES (tenaga kerja dibayar, tenaga kerja tidak

dibayar, modal) (3.10)

Serta fungsi agregat CES dari barang-barang komposit yang diproduksi secara domestik dan impor adalah:

barang komposit (i) = CES [barang domestik(i), barang impor(i)] (3.11)

Sumber: Horridge et al., 2001; Oktaviani, 2008 (dimodifikasi).

Gambar 8 Struktur produksi berjenjang.

Asumsi ini menggambarkan bahwa permintaan input industri memiliki struktur yang berjenjang seperti pada Gambar 8. Kombinasi komposit komoditi dan komposit faktor primer pada level atas menggunakan fungsi produksi Leontief. Konsekuensinya adalah bahwa seluruhnya merupakan permintaan yang

Keterangan Input atau Output Bentuk Fungsi Leontief Good 1 X1i_s Good C XCi_s Primary Factors X1PRIMi CES σ11 CES σ1C CES σ1PRIMi Domesti c Good 1 X1 dom i Imported Good 1 X1 imp i Imported Good C XC imp i Domestic Good C XC dom i Laborunpaid X1LABUNPAIDi_O Capital X1CAPi Output X1TOT sampai Laborpaid X1LABPAIDi_O

(8)

langsung digunakan untuk output (X1TOT). Meski semua pangsa industri tersebut memiliki struktur produksi yang umum namun proporsi input dan parameter perilaku dimungkinkan berbeda antar industri.

Fungsi produksi yang berjenjang diartikan bahwa produsen membagi keputusan input kedalam langkah-langkah yang berbeda. Masing-masing jenjang dalam persamaan Tablo membutuhkan dua atau tiga persamaan yang dimulai dari bawah kemudian keatas sesuai dengan Gambar 8.

3.2.2.4 Permintaan untuk Faktor Primer

Persamaan mengenai permintaan modal dan tenaga kerja ditunjukkan pada Blok persamaan 5 dalam file input Tablo. Persamaan tersebut diperoleh melalui masalah optimalisasi pada masing-masing industri i, yaitu:

Pemilihan input modal [X1CAP(i)], tenaga kerja dibayar [X1LABPAID(i)] dan tenaga kerja tidak dibayar [X1LABUNPAID(i)].

Minimisasi biaya inputnya adalah:

P1LABPAID*X1LABPAID(i) + P1LABUNPAID*X1LABUNPAID(i) + P1CAP(i) * X1CAP(i)

keterangan:

X1PRIM(i) = CES[X1LABPAID(i), X1LABUNPAID(i), X1CAP(i)]

Hal ini dianggap sebagai peubah eksogen untuk masalah P1LABPAID, P1LABUNPAID, P1CAP(i) dan X1PRIM (i).

Masalah tersebut diformulasikan dalam peubah level sehingga penulisan nama peubah mengunakan huruf besar. Notasi CES[ ] mewakili fungsi CES yang mendefinisikan semua peubah yang ada dalam tanda kurung. Sedangkan tenaga kerja (tingkat upah) tidak dibedakan menurut industri. Hal ini mengasumsikan bahwa tenaga kerja bergerak (mobile) antar industri.

Bentuk perubahan persentase untuk solusi masalah minimisasi biaya ditunjukkan dalam persamaan E_x1labpaid, E_x1labunpaid, E_x1cap dan E_p1prim. Penggunaan fungsi permintaan dalam bentuk perubahan persentase untuk fungsi produksi berjenjang CES modal-tenaga kerja yang serupa seperti sebelumnya karena secara aljabar sama dengan fungsi produksi berjenjang CES impor-domestik. Persamaan E_x1labpaid dan E_x1labunpaid menunjukkan

(9)

bahwa permintaan tenaga kerja adalah proporsional terhadap seluruh pengguna faktor primer [X1PRIM(i)] dan harga. Harga relatif untuk rata-rata biaya faktor primer diperoleh dari elastisitas substitusi [SIGMA1PRIM(i)] dikalikan dengan rasio harga [p1labpaid-p1prim(i)] dan [p1labunpaid-p1prim(i)] dalam bentuk perubahan persentase. Upah yang tinggi menyebabkan adanya substitusi terhadap modal. Persamaan E_x1cap memiliki bentuk dan interpretasi yang serupa. Rata-rata biaya faktor primer dirubah kedalam bentuk perubahan persentase [p1prim(i)] sehingga persamaan E_p1prim dapat ditulis:

p1prim (i) = S1LABPAID(i)*p1labpaid+

S1LABUNPAID(i)*p1labunpaid + S1CAP (i) * p1cap (i) (3.12) S1LABPAID(i), S1LABUNPAID(i) dan S1CAP(i) adalah nilai pangsa (share) biaya tenaga kerja baik dibayar maupun tidak dibayar dan share biaya modal terhadap biaya faktor primer. Dengan kata lain, p1prim(i) adalah biaya rata-rata terboboti untuk harga modal dan tenaga kerja.

Jika kedua sisi persamaan E_x1labpaid dan E_x1labunpaid dikalikan dengan S1LABPAID(i) dan S1LABUNPAID(i) serta kedua sisi persamaan E_x1cap dikalikan dengan S1CAP(i). Kemudian ketiga persamaan ditambahkan secara bersama-sama, dan semua bentuk harga dihilangkan, maka persamaan dalam bentuk perubahan persentase dari fungsi produksi CES adalah:

X1prim(i) = S1LABPAID(i)*x1labpaid(i)+

S1LABUNPAID(i)*x1labunpaid(i) + S1CAP(i) * x1cap(i) (3.13)

3.2.2.5 Permintaan Industri di Level Atas

Komposit komoditi dan komposit faktor primer dikombinasikan menggunakan fungsi produksi Leontief. Fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai:

IND i i c S A i c S X COM c All i PRIM A i PRIM X MIN i TOT X        ; ) , ( _ ) , ( _ : , , , ) ( 1 ) ( 1 ) ( 1 (3.14)

Industri diasumsikan akan meminimumkan biaya sehingga penggunaan input oleh industri dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kasus ini dapat ditulis dalam persamaan:

X_S(c,i) = A_S(c,i) X1TOT(i); iЄIND, cЄCOM (3.15) X1PRIM(i) = A1PRIM(i) X1TOT(i); iЄIND (3.16)

(10)

Artinya kedua kategori input yang berada pada level atas merupakan permintaan langsung terhadap X1TOT(i). Blok persamaan 6 pada file input Tablo berisi sebagian besar permintaan input yang berjenjang seperti hubungan persamaan E_x1 dan E_x1prim. Hubungan tersebut diilustrasikan pada Gambar 8.

A1PRIM (i) diinterpretasikan sebagai koefisien input-output, yaitu jumlah komposit faktor primer yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output. A_S(c,i) adalah jumlah komoditi komposit c yang digunakan per unit output. Secara sederhana diasumsikan bahwa A_S(c,i) tidak berubah sehingga peubah perubahan persentase dalam persamaan E_x1 tidak ada hubungan. Namun pada model INDOWISATA, A1PRIM(i) dibiarkan berubah seperti yang ditunjukkan dalam persamaan E_x1prim. Hal ini berarti bahwa penurunan 1 persen A1PRIM berarti produktivitas meningkat 1 persen.

Persamaan terakhir dari Blok 6 file input tablo tersebut menunjukkan bahwa perubahan nilai output [V1TOT(i)] adalah total pengeluaran bahan baku dan faktor primer. Pada sisi kanan dari masing-masing bentuk persamaan menunjukkan 100 kali perubahan pengeluaran beberapa input sedangkan pada sisi kiri menunjukkan 100 kali perubahan total biaya. Persamaan ini sering disebut zero pure profits (laba nol), dimana laba/keuntungan sudah tidak lagi kemasukkan input lain.

Model juga mengasumsikan bahwa teknologi dalam kondisi constant return to scale (skala pengembalian konstan). Hal ini berimplikasi bahwa jika tidak ada perubahan teknologi maka harga output merupakan fungsi dari harga input.

3.2.2.6 Permintaan Rumah Tangga

Permintaan Rumah Tangga Biasa

Rumah tangga diasumsikan memaksimumkan utilitas dengan kendala anggaran dalam memilih sekumpulan barang untuk dikonsumsi. Utilitas diasumsikan menggunakan fungsi kepuasan berjenjang, dimana jenjang terluar merupakan kombinasi komoditi komposit dengan fungsi agregat Cobb-Douglas dan jenjang dibawahnya merupakan komoditi komposit dari berbagai sumber domestik dan impor yang menggunakan fungsi agregat CES pada masing-masing komoditi komposit seperti terlihat pada Gambar 9.

(11)

Sumber: Horridge et al., 2001; Oktaviani, 2008.

Gambar 9 Struktur permintaan konsumen berjenjang.

Barang yang dikonsumsi rumah tangga hanya terdiri dari 67 komoditi komposit. Konsumen memaksimumkan utilitas dengan anggaran tertentu dan diasumsikan bahwa masing-masing komoditi yang dikonsumsi menghasilkan biaya minimim. Melalui fungsi CES, preferensi yang berlaku merupakan konsumsi antara komoditi yang berasal dari impor dan domestik. Konsumen diidentifikasi sebagai pengguna, dimana u = “HHOthers”. Persamaan E_x dalam Blok 3 file input Tablo diatas, didahului dengan memberikan instruksi (all,c,COM), (all,s,SRC) dan (all,u,LOCALUSER). Pada LOCALUSER telah memasukkan semua pengguna, kecuali ekspor. Sehingga komposisi Armington pada masing-masing komoditi komposit yang digunakan konsumen sudah ditentukan dalam Blok 3 file input Tablo tersebut. Struktur permintaan konsumen dijelaskan pada Blok 7_O dalam persamaan file input Tablo.

Spesifikasi fungsi Cobb-Douglas untuk jenjang terluar dinyatakan sebagai berikut:

COM c c HHOthers c S X UTILITY   " " , _ (3.17) Cobb-Douglas Utilitas Good 1 Good 67 CES CES Domestic Good 1 Imported Good 1 Imported Good 67 Domestic Good 67 sampai Keterangan Bentuk Fungsi Input atau Output

(12)

Persamaan tersebut mengasumsikan bahwa rumah tangga ingin memaksimumkan kepuasan (utility) dimana Π adalah operator perkalina dan X_S(c,”HHOthers”) adalah konsumsi komposit komoditi c serta αcs adalah parameter konstanta.

Kendala anggaran menyatakan bahwa nilai total pembelian konsumen merupakan peubah eksogen bagi rumah tangga. Model ini tidak menghubungkan pengeluaran antar rumah tangga sehingga tidak ada keputusan menabung/ mengkonsumsi. Bentuk kendala anggaran dimana ketersediaan anggaran untuk konsumsi rumah tangga nominal [W3TOTL] adalah:

   COM c HHOthers c S P HHOthers c S X TOTL W3 [ _ ( ," ") _ ( ," ")] (3.18) keterangan:

X_S(c,”HHOthers”) = indeks jumlah komoditi komposit c yang dikonsumsi rumah tangga biasa.

P_S(c,”HHOthers”) = indeks harga komoditi komposit c yang dikonsumsi rumah tangga biasa untuk fungsi agregat Armington.

Fungsi permintaan rumah tangga untuk komoditi komposit c adalah: ) ( ; ) " " , ( _ 3 ) " " , ( _ c COM HHOthers c S P TOTL xW a HHOtherrs c S Xc  (3.19)

ac adalah pangsa anggaran rumah tangga biasa untuk komoditi c yang dirumuskan

dengan:

" "

_ " " , _ HHOthers CS USE HHOthers c S USE c  

Sedangkan bentuk linier ketersediaan anggaran rumah tangga biasa untuk komoditi c menjadi:

x_s(c,”HHOthers”) + p_s(c,”HHOthers”) = w3totl (3.20) Persamaan konsumsi rumah tangga biasa riil agregat [X3TOTL] adalah:

totl x HHOthers CS USE_ (" ") 3  COM

c USE_S(c,"HHOthers")*x_s(c,"HHOthers") (3.21)

sedangkan indeks harga konsumen rumah tangga biasa [P3TOTL] adalah:

totl p HHOthers CS USE_ (" ") 3  COM

(13)

Konsumsi/Permintaan Wisatawan

Permintaan akhir terkait kegiatan pariwisata meliputi pengeluaran wisatawan, investasi di bidang kepariwisataan dan pengeluaran pemerintah untuk promosi pariwisata seperti yang dilukiskan pada Gambar 10. Permintaan akhir oleh wisatawan baik nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman) diasumsikan sama dengan permintaan rumah tangga biasa yaitu memaksimumkan utilitas dengan kendala anggaran dalam memilih sekumpulan barang yang dikonsumsi.

Sumber: Sugiyarto et al., 2003 (dimodifikasi).

Gambar 10 Sistem permintaan terkait kegiatan pariwisata.

TOTAL OUTPUT (1 – 67) Input Antara (1 – 67) Komposit Komoditi 1 Komposit Komoditi 67 Komoditi Domestik 1 Komoditi Impor 1 Komoditi Domestik 67 Komoditi Impor 67 Permintaan Akhir Permintaan Akhir Domestik Permintaan Ekspor sampai CES CES CES Belanja Turis Asing Ekspor Lainnya

Permintaan Akhir Domestik

Konsumsi Wisatawan Nusantara Konsumsi Rumah tangga Biasa Komoditi Domestik 1 Komoditi Domestik 67 Komoditi Impor 1 Komoditi Impor 67 Komoditi Komposit 1 Komoditi Komposit 67 sampai CD CES CES Investasi Pariwisata Investasi Lainnya Investasi Promosi Pariwisata Pengeluaran Pemerintah Lainnya Pengeluaran Pemerintah

(14)

Fungsi permintaan wisatawan nusantara untuk komoditi komposit c adalah: ) ( ; ) " " , ( _ 1 3 ) " " , ( _ c COM Wisnus c S P TOTW xW a Wisnus c S Xc

sedangkan fungsi permintaan wisatawan mancanegara untuk komoditi komposit c adalah: ) ( ; / ) " " , " " , ( 2 3 ) " " , " " , ( c COM PHI Wisman dom c P TOTW xW a Wisman dom c Xc  . keterangan:

X_S(c,”Wisnus”) = jumlah komoditi c yang dikonsumsi wisnus. X(c,”dom”,”Wisman”) = jumlah komoditi c dari sumber domestik yang

dikonsumsi wisman.

P_S(c,”Wisnus”) = harga komoditi c yang dikonsumsi wisnus. P(c,”dom”,”Wisman”) = harga komoditi c dari sumber domestik yang

dikonsumsi wisman.

W3TOTW1 = anggaran nominal yang tersedia untuk konsumsi oleh wisnus.

W3TOTW2 = anggaran nominal yang tersedia untuk konsumsi oleh wisman.

ac = pangsa anggaran bagi wisnus atau wisman untuk komoditi c.

Bentuk linier ketersediaan anggaran wisnus untuk komoditi c menjadi: x_s(c,”Wisnus”) + p_s(c,”Wisnus”) = w3totw1 (3.20a) sedangkan bentuk linier ketersediaan anggaran wisman untuk komoditi c menjadi: x(c,”dom”,”Wisman”) + [p(c,”dom”)-phi] = w3totw2 (3.20b)

Persamaan konsumsi wisnus riil agregat [X3TOTW1] adalah:

  

COM

c USE S c Wisnus x s c Wisnus

totw x Wisnus CS

USE_ (" ") 3 1 _ ( ," ")* _ ( ," ") (3.21a) sedangkan persamaan konsumsi wisman riil agregat [X3TOTW2] adalah:

 2 3 ) " " , " ("

_C dom Wisman x totw USE

COM

c USE(c,"dom","Wisman")*x(c,"dom","Wisman") (3.21b)

Indeks harga konsumen wisnus [P3TOTW1] adalah:

  

COM

c USE S c Wisnus p s c Wisnus

totw p Wisnus CS

USE_ (" ") 3 1 _ ( ," ")* _ ( ," ") (3.22a) sedangkan indeks harga konsumen wisman [P3TOTW2] adalah:

(15)

 2 3 ) " " , " ("

_C dom Wisman p totw USE

COM

c USE(c,"dom","Wisman")*p(c,"dom") (3.22b)

Persamaan tersebut disajikan secara lengkap dalam input file Tablo Blok Persamaan 7_wisnus dan 7_wisman pada Lampiran 3.

3.2.2.7 Permintaan Ekspor

Fungsi permintaan dari luar negeri (ekspor) untuk komoditas yang diproduksi secara domestik adalah:

) ( _ ) ( * ) " " , ( ) ( 4 ) " " , " " , ( c ELAST EXP c PWORLD PHI dom c P c Q F EXOthers dom c X         (3.23) keterangan:

EXP_ELAST (c) = elastisitas permintaan ekspor

[P(c,”dom”)/PHI] = harga domestik relatif terhadap harga dunia [PWORLD(c)] = harga dunia

PHI = nilai tukar (konversi mata uang lokal ke mata uang asing)

F4Q(c) = peubah shifter.

Model INDOWISATA menggunakan fungsi permintaan dari luar negeri untuk barang yang diproduksi domestik sehingga sangat sensitif terhadap perubahan harga. Jika harga barang lokal meningkat relatif terhadap harga komoditi dunia maka permintaan ekspor akan menurun. Persamaan permintaan ekspor (E_x4al) ditunjukkan pada Blok persamaan 8 file input Tablo dengan slope negatif. Dalam database INDOWISATA tidak ada reekspor. Untuk menangkap fenomena tersebut maka disediakan peubah E_x4bl yang dapat diganti dengan persamaan lain.

3.2.2.8 Keseimbangan Pasar Domestik dan Harga

Persamaan yang menghubungkan harga pengguna barang domestik [P(c,”dom”)] dengan biaya produksi [P1TOT(c)] dan tingkat pajak output [PTXRATE(c)] adalah:

(16)

PTXRATE tidak memiliki satuan unit dan tandanya dapat berubah (positif berarti pajak dan negatif berarti subsidi), sehingga ditransformasikan ke peubah ordinal (bukan persentase) menjadi:

) ( * ) " " , ( ) ( 1 01 , 0 ) ( 1 ) " " , ( Delptxrate c dom c P c TOT P c tot p dom c p         (3.25)

Kemudian rasio harga dalam tanda kurung adalah pangsa biaya produksi dalam harga pengguna dengan pangsa yang sama

      1 ( ) ) ( 1 ) ( 1 c PTX V c TOT V c TOT V .

Persamaan keseimbangan pasar komoditi domestik terdapat pada Blok persamaan 9 file input Tablo yang ditunjukkan dalam set peubah E_x1tot. Set persamaan tersebut diartikan sebagai output masing-masing industri [X1TOT(i)] sama dengan permintaan total untuk komoditi yang diproduksi secara domestik [X0(c,”dom”)].

GEMPACK sangat sensitif membandingkan elemen dari set yang berbeda, bahkan untuk kasus COM dan IND yang memiliki elemen yang sama. Oleh karena itu, Tablo memerlukan pernyataan subset yang menunjukkan bahwa set COM dan IND memiliki anggota yang sama.

3.2.2.9 Harga Impor

Blok persamaan 10 file input Tablo adalah persamaan yang menghubungkan harga pengguna barang impor [P(c,”imp”)] dengan harga mata uang lokal [PHI*PWORLD(c)] serta tingkat pajak impor [MTXRATE(c)] yang dijelaskan melalui persamaan E_pB, dimana hubungannya adalah:

P(c,”imp”) = PHI*PWORLD(c) * [1 + MTXRATE(c)] (3.26)

Rasio harga      ) " " , ( ) ( 0 imp c SALES c CIF V

diinterpretasikan sebagai pangsa (share) biaya dalam harga pengguna.

3.2.2.10 GDP dari Sisi Pendapatan

GDP dari sisi pendapatan merupakan penjumlahan biaya faktor primer dan pajak tidak langsung yang diformulasikan dengan koefisien V0GDPINC yang dijelaskan pada Blok persamaan 11 file input Tablo melalui persamaan

(17)

E_w0gdpinc. Persamaan berikut merupakan pajak penerima produksi, dimana bentuk pertama merupakan tingkat pajak sedangkan bentuk kedua merupakan perubahan pajak dasar yang proporsional terhadap penerimaan pajak [V1PTX(i)] dengan persentase perubahan pajak dasar.

100*V1TOT(c)*Delptxrate(c) + V1PTX(c)*[x1tot(c)+p1tot(c)] (3.27)

3.2.2.11 GDP dari Sisi Pengeluaran

Penghitungan perubahan persentase GDP nominal dari sisi pengeluaran adalah dengan membagi perubahannya ke dalam komponen harga dan kuantitas yang dapat dilihat pada Blok persamaan 12 file input Tablo. Formula pada V0GDPEXP menunjukkan bahwa GDP merupakan jumlah permintaan akhir (dinilai pada harga pengguna) dikurangi nilai impor (C+I+G+X-M). Persamaan E_w0gdpexp adalah bentuk perubahan dari formula tersebut.

Nilai GDP dari sisi pengeluaran dan dari sisi penerimaan harus sama, baik dalam bentuk level maupun dalam persentase perubahan.

V0GDPEXP ≡ V0GDPINC, dan w0gdpexp ≡ w0gdpinc (3.28) Persamaan E_p0gdpexp sama dengan persamaan E_w0gdpexp, kecuali bentuk harga yang digunakan. Persamaan E_p0gdpexp mendefinisikan p0gdpexp sebagai rata-rata terboboti permintaan akhir untuk harga lokal dikurangi perubahan rata-rata harga impor. Sedangkan pada persamaan E_x0gdpexp, p0gdpexp digunakan sebagai GDP deflator untuk memperoleh ukuran perubahan GDP riil. Persamaan E_x0gdpexp dalam bentuk level adalah:

V0GDPEXP = P0GDPEXP * X0GDPEXP (3.29)

3.2.2.12 Persamaan yang Berkaitan dengan Peubah Makro Lainnya

Blok persamaan 13 dalam file input Tablo berisi 5 persamaan peubah makro yang sangat berguna. Empat persamaan yang pertama mendefinisikan harga dan volume, dimana E_x4totl dapat ditulis:

sum [c,COM,USE(c,”dom”,”EXOthers”)]*x4totl =

sum [c,COM,USE(c,”dom”,”EXOthers”)*x(c,”dom”,”EXOthers”)] x4totl adalah rata-rata terboboti perubahan volume ekspor yang menggunakan nilai ekspor sebagai pembobot. Persamaan terakhir pada file Tablo tersebut berisi penghitungan neraca perdagangan. Neraca perdagangan dihitung sebagai

(18)

perubahan level bukan perubahan persentase karena adanya perubahan tanda (positif-negatif). Hindari penggunaan unit dalam menggunakan perubahan sebagai bagian dari GDP.

3.2.2.13 Peubah Pasar Faktor Produksi

Blok persamaan 14 dari file input Tablo berisi peubah-peubah yang terdapat pada pasar faktor produksi. Persamaan pertama mendefinisikan upah riil, yaitu upah nominal dibagi indeks harga konsumen (p3tot). Persamaan pada level menjadi: TOT P LABPAID P ID REALWAGEPA 3 1  (3.30a) TOT P LABUNPAID P PAID REALWAGEUN 3 1  (3.30b)

Pemodelan pasar tenaga kerja yang bersifat sticky (kaku) adalah dengan menjaga upah riil tetap konstan.

Persamaan selanjutnya mendefinisikan indeks perubahan persentase pekerja agregat yang dihitung dengan upah terboboti yang merefleksikan produk marginal relatif pekerja pada industri yang berbeda. Sehingga jika tingkat upah berbeda antar sektor, peubah “employ” mungkin tidak akurat untuk mewakili jumlah jam kerja.

Persamaan terakhir pada bentuk level adalah:

TOT P i CAP P i GRET 2 ) ( 1 ) (  (3.31)

Tingkat pengembalian kotor pada unit modal baru adalah penerimaan tahunan (P1CAP) dibagi dengan biaya untuk menghasilkannya (P2TOT). Dalam keseimbangan jangka panjang diharapkan adanya penyesuaian perilaku investor untuk menstabilkan rasio tersebut. Harus diingat bahwa pada simulasi jangka pendek, GRET adalah tingkat pengembalian modal.

3.2.2.14 Pembaharuan Aliran Data

Solusi GEMPACK memerlukan prosedur dalam menggunakan hasil simulasi (bentuk perubahan persentase) untuk menghasilkan pascasimulasi atau pembaharuan database seperti terlihat pada Blok persamaan 15 file input Tablo.

(19)

Terdapat dua jenis pernyataan pembaharuan. Jenis pertama menunjukkan bahwa masing-masing sel berada dalam matrik aliran USE. Jenis kedua terdapat dalam tiga baris pertama yang disebut sebagai pembaharuan produk.Masing-masing sel dalam matrik aliran USE adalah harga dan kuantitas produk yang diformulasikan sebagai:

USE(c,s,u) = P(c,s) * X(c,s,u); cЄCOM, sЄSRC, uЄUSER GEMPACK kemudian memperbaharui USE menjadi:

USE(c,s,u) → USE(c,s,u) * [1+0,01*p(c,s) + 0,01*x(c,s,u)] (3.32) Dua baris terakhir dari pernyataan pembaharuan tersebut adalah pembaharuan perubahan. Pada kasus ini, model menawarkan formula secara eksplisit yang berisi nilai koefisien dan peubah sebagai perubahan biasa dalam nilai data dasar. Perubahan penerimaan pajak impor (V0MTX) dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. V0CIF(c) * Delmtxrate(c), yaitu perubahan tingkat pajak dikali dengan nilai pajak (nilai impor diperbatasan) atau bea masuk.

b. 0,01*V0MTX(c)*[x0(c,”imp”)+pworld(c)+phi], merupakan penerimaan pajak dikali dengan proporsi perubahan nilai dasar.

3.2.2.15 Ringkasan Data

Blok persamaan 16 dan 17 pada file input Tablo berisi ringkasan data untuk memeriksa apakah input data telah melakukan penjumlahan dengan baik dan membantu menjelaskan hasilnya. Pangsa modal pada Blok persamaan 17 dihitung secara terbalik dan dihubungkan dengan elastisitas penawaran jangka pendek. Pangsa impor yang tinggi menunjukkan adanya persaingan komoditi impor yang signifikan terhadap industri domestik.

3.2.3 Penutup Model

Peubah pada model INDOWISATA lebih banyak dibandingkan persamaannya. Peubah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu peubah endogen (dijelaskan didalam model) dan peubah eksogen (nilainya ditentukan oleh pengguna model). Peubah-peubah yang dipilih dan didefinisikan ke dalam peubah eksogen disebut closure atau penutup model. Penetuan closure sesuai keinginan pengguna tetapi harus mengikuti hukum matematika, yaitu:

(20)

Jumlah peubah endogen = Jumlah persamaan

Masing-masing persamaan hanya mampu menjelaskan satu peubah. Perubahan closure dapat dilakukan untuk merubah jenis peubah eksogen menjadi peubah endogen atau sebaliknya dan biasa dikenal dengan sebutan swap. Berikut ditunjukkan closure jangka pendek pada model INDOWISATA yang digunakan dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 4.

Pemilihan closure mempunyai beberapa strategi diantaranya adalah:

1. Masing-masing persamaan menjelaskan identifikasi peubah yaitu peubah endogen dan peubah eksogen.

2. Peubah yang tidak secara otomatis dijelaskan di dalam persamaan disebut peubah eksogen dan tidak dapat dijadikan endogen.

3. Penggantian peubah-peubah yang di swap harus memiliki ukuran matriks yang sama.

4. Pemakaian swap harus memperhatikan adanya kedekatan hubungan antar peubah yang ditukar.

Tabel 4 Closure jangka pendek dalam model INDOWISATA

No Peubah Keterangan

1. phi Nilai tukar Rp/USD

2. x_s(COM,”Invwisata”) Permintaan investasi pariwisata 3. x_s(COM,”InvOthers”) Permintaan investasi lainnya

4. x_s(COM,”Promwisata”) Permintaan untuk promosi pariwisata 5. x_s(COM,”GovOthers”) Permintaan pemerintah lainnya 6. x1cap Stok kapital saat ini

7. Realwagepaid Upah riil pekerja dibayar 8. Realwageunpaid Upah riil pekerja tidak dibayar 9. x3totw1 Konsumsi riil wisatawan nusantara 10. x3totw2 Konsumsi riil wisatawan mancanegara 11. x3totl Konsumsi riil rumah tangga biasa

12. a1prim Perubahan teknis penggunaan faktor produksi

13. Pworld Harga dunia (USD) 14. f4q Shifter permintaan ekspor 15. Delmtxrate Tingkat pajak impor 16. Delptxrate Tingkat pajak produksi

Gambar

Gambar 7  Aliran database INDOWISATA.
Gambar 8  Struktur produksi berjenjang.
Gambar 9  Struktur permintaan konsumen berjenjang.
Gambar 10  Sistem permintaan terkait kegiatan pariwisata.
+2

Referensi

Dokumen terkait

, PUTA: Kayo taIagl\ kungmakaasta, isip n'yo kaya n'yong lallat. Siguro nga'y · dapat lang kayong pagbigyan. Ano nga ba ang magagawa mo sa kampo kundi maglinis ng barn at maghintay

Gambar 10 adalah gambar yang menunjukkan distribusi temperatur fluida sepanjang posisi dalam arah sumbu-x pada Kasus I.. Pada awalnya temperatur fluida konstan seperti yang

Diketahuinya distribusi frekuensi kadar asam urat darah, riwayat keluarga, usia, asupan purin, asupan lemak jenuh, rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan tingkat stres pada

Agar program taḥfīẓ Alqurān berkualitas dan tidak terjadi komersialisai, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: mengenalkan Alquran, mengajarkan cinta Alquran,

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul "Efektivitas Model

penyelesaian masalah (sederhana) di sekolah terjatuh, siswa dapat membuat kalimat saran yang tepat berdasarkan gambar Disajikan sebuah pernyataan, siswa untuk menyeleksi

Pada tahap ini dilakukan: (1) wawancara kepada pengelola Pusat Bimbingan Konseling dan Pengembangan Karier (PBKPK) tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di

Skema skimming yang paling dasar terjadi ketika seorang karyawan menjual barang atau jasa kepada pelanggan, mengumpulkan pembayaran pelanggan pada titik penjualan, tapi