• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

153

KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN

1

Sri Muryaningsih2

PGSD FKIP

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Tugas umum guru sebagai sebuah profesi adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan yang ada pada diri peserta didik. Peran guru dalam pembelajaran adalah: fasilitator, pembimbing, penyedia lingkungan, model, motivator, agen perkembangan kognitif, dan manajer. Sedangkan Standar Nasional Pendidikan dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 adalah pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kemampuan tersebut yang dapat digunkaan guru untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan peserta didik. Kecerdasan peserta didik pada dasarnya meliputi: kecerdasan linguistik, kecerdasan matematik logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan jasmasi, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan spasial.

Kata Kunci : Kompetensi guru, kecerdasan

1

Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.

(2)

154

PENDAHULUAN

Sebagai seorang pengajar (guru) harus dan perlu memiliki kemampuan yang baik dalam segala hal. Guru juga dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan kualifikasinya sebagai tenaga pengajar. Kemampuan yang perlu dimiliki guru sebagai tugas profesinya adalah mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga tugas guru sebagai profesinya perlu dipahami dan diterapkan pada kehidupan. Untuk mewujudkan tugas mengajar guru yang sesungguhnya di sekolah, guru hendaknya memiliki pengetahuan/bidang ilmu yang diajarkan secara luas dan mendalam. Niat yang baik untuk membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan peserta didiknya. Dan memiliki komitmen dalam pengembangan ilmu/belajar sepanjang hayat. Komitmen belajar sepanjang hayat mencakup belajar bidang ilmu yang diajarkan, belajar memaklumi, peserta didik, serta belajar hal-hal yang berkaitan dengan keprofesian. Menjadi guru profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan, ataupun profesi. Hal yang penting dalam aspek profesi yaitu sikap profesional dan kualitas kerja untuk mengetahui kompetensi guru.

Ada berbagai halyang perlu dimiliki dan dikembangkan guru dalam kompetensinya. Guru hendaknya mampu mengajar dan mengembangkan kemampuan peserta didik. Kemampuan peserta didikada tiga hal, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomtor. Aspek kognitif berkaitan dengan kecerdasan, aspek afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan aspek psikomotor berkaitan dengan tingkah laku. Pada hal ini kompetensi guru yang lebih ditekankan pada pengembangan kecerdasan.

PEMBAHASAN A. Kompetensi Guru

Guru merupakan suatu tugas yang dimiliki atau dipilih oleh seseorang sebagi profesinya. Tugas umum guru sebagai sebuah profesi adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan yang ada pada diri peserta didik.

Sebagai pengajar, guru harus memiliki peranan penting dalam bidang pembelajaran. Berikut ini beberapa peranan guru dalam pembelajaran adalah:

1. Guru sebagai fasilitator, yang mampu memberikan kemudahan dalam hal penyelesaian masalah peserta didik,

2. Guru sebagai pembimbing, yang membantu peserta didik

menyelesaikan kesulitan dalam kegiatan belajar di kelas,

3. Guru sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya membuat suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna,

4. Guru sebagai model, yang memberikan contoh yang baik dalam berperilaku yang baik sesuai norma,

(3)

155

5. Guru sebagai motivator, yang menberikan semangat dalam kegiatan belajar mengajar di kelsa agar lebih antusias,

6. Guru sebagai agen perkembangan kognitif, yang menyebarluaskan ilmu dan tekologi kepada peserta didik,

7. Guru sebagai manajer, yang menjadi pemimpin pada kelompok peserta didik dalam kelas sehingga mampu mencapai keberhasilan belajar mengajar. (Suyanto, 2013: 2)

Kemampuan guru harus dikembangkan secara seimbang. Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, yaitu:

1. Kompetensi pedagogik, meliputi: memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.

2. Kompetensi kepribadian, guru hendaknya memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, akhlak mulia dan berwibawa.

3. Kompetensi sosial, kemampuan yang harus dimiliki guru untuk bergaul dan berkomunikasi secara efektif dengan: peserta didik, rekan pendidik dan tenaga kependidikan, dan orang tua/wali dan masyarakat.

4. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan materi ilmu secara luas dan mendalam. (Suyanto, 2013: 42-43)

Standar kompetensi guru bertujuan untuk mendapatkan acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Ruang lingkup standar kopetensi guru menurut (Majid, 2012: 6) yaitu:

1. Komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran, yang meliputi: a. Penyusunan perencanaan pembelajaran

b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar c. Penilaian prestasi belajar peserta didik d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian

2. Komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi

3. Komponen kompetensi penguasaan akademik, yang meliputi: a. Pemahaman wawasan kependidikan

b. Penguasaan bahan kajian akademik

Kompetensi guru juga disampaikan dalam Ditendik-Depdiknas (2004:9) adalah sebagai berikut:

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

Kompetensi Indikator

1. Penyusunan rencana

pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan tujuan/kompetensi

(4)

156

pembelajaran

2. Mampu memilih/menentukan materi

3. Mampu mengorganisir materi 4. Mampu menentukan

metode/strategi pembelajaran 5. Mampu menentukan sumber

belajar/media/alat peraga pembelajaran

6. Mampu menyusun perangkat penilaian

7. Mampu menentukan teknik penilaian

8. Mampu mengalokasikan waktu 2. Pelaksanaan interaksi belajar

mengajar

1. Mampu membuka pelajaran 2. Mampu menyajikan materi 3. Mampu menggunakan

metode/madia

4. Mampu menggunakan alat peraga

5. Mampu menggunakan bahasan yang komunikatif

6. Mampu memotivasi siswa 7. Mampu mengorganisasi

kegiatan

8. Mampu berinteraksi dengan siswa secara kumunikatif 9. Mampu menyimpulkan

pembelajaran

10. Mampu memberikan umpan balik

11. Mampu melaksanakan penilaian

12. Mampu menggunakan waktu 3. Penilaian prestasi belajar peserta

didik

1. Mampu memilih soal

berdasarkan tingkat kesukaran 2. Mampu memilih soal

berdasarkan tingkat pembeda 3. Mampu memperbaiki soal yang

tidak valid

4. Mampu memeriksa jawaban 5. Mampu mengklarifikasikan

(5)

157

6. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penelitian 7. Mampu mengolah hasil

penilaian

8. Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian 9. Mampu menentukan korelasi

antara soal berdasarkan hasil penelitian

10. Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian 11. Mampu menyimpulkan dari

hasil penilaian secara jelas dan logis

4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

1. Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian 2. Mengklasifikasikan

kemampuan siswa

3. Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian 4. Melaksanakan tindak lanjut 5. Mengevaluasi hasil tindak

lanjut

6. Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian

Komponen Kompetensi Pengembangan Potensi

Kompetensi Indikator

5. Pengembangan profesi 1. Mengikuti informasi

perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiata ilmiah 2. Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah 3. Mengembangkan berbagai model pembelajaran 4. Menulis makalah 5. Menulis/menyusun diklat pelajaran

6. Menulis buku pelajaran 7. Menulis modul

8. Menulis karya ilmiah

(6)

158

(action research)

10. Menemukan teknologi tepat guna

11. Membuat alat peraga/media 12. Menciptakan karya seni 13. Menukuti pelatihan terakreditasi 14. Mengikuti pendidikan kualifikasi 15. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum Komponen Kompetensi Penguasaan Akademik

Kompetensi Indikator

6. Pemahaman wawasan 1. Memahami visi dan misi

2. Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran 3. Memahami konsep pendidikan

dasar dan menengah 4. Memahami fungsi sekolah 5. Mengidentifikasi permasalahan

umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan 6. Membangun sistem yang

menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah 7. Penguasaan bahan kajian

akadmik

1. Memahami struktur pengetahuan

2. Menguasai substansi materi 3. Menguasai substansi kekuasaan

sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa

Dari berbagai penguasaan dan kemampuan guru yang ada, maka tidak ada kemampuan guru yang sangat diperlukan dalam pengembangan kecerdasan peserta didik. Namun semua kompetensi guru diperlukan dan dijalankan secara seimbang dan bersama-sama dalam pengembangan diri.

B. Kecerdasan

Setiap manusia yang lahir memiliki otak, di dalam otaklah manusia kecerdasan tersimpan. Thomas Amstrong dalam Suyanto (2013: 70) mengenalkan istilah kecerdasan ganda yang terbagi menjadi delapan jenis kecerdasan, yaitu:

1. Kecerdasan linguistik: kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis

(7)

159

2. Kecerdasan matematik logis: kemampuan menggunakan angka dengan baik

3. Kecerdasan spasial: kemampuan terhadap ruang geometris dan mengamati dunia visual

4. Kecerdasan kinestetik-jasmani: kemampuan yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas fisik

5. Kecerdasan musikal: kemampuan menangani bentuk-bentuk musik dancara menikmatinya

6. Kecerdasan interpersonal: kemampuan dalam membangun interaksi bersama dengan orang lain

7. Kecerdasan intrapersonal: kemampuan dalam mengelola diri sendiri meliputi emosi, stress bahkan trauma

8. Kecerdasan naturalis: kecerdasan yang berhubungan dengan sifat alam, kecintaan terhadap alam

9. Kecerdasan spiritual: kemampuan seseorang dalam memahami jati diri spiritual seseorang (Hariwijaya, 2009: 12-14)

Dari ke sembilan kecerdasan yang ada semua kecerdasan yang dimiliki tidak dapat berkembang secara baik dan bersamaam. Biasanya ada beberapa kecerdasan yang lebih menonjol dari pada kecerdasan yang lain. Melalui pendidikanlah biasanya kecerdasan manusia dikembangkan.

Pada dasarnya pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembangunan manusia yang baik merupakan pembangunan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek pengetahuan saja tetapi pada aspek sikap dan aspek tindakan. Masing-masing pendidikan memiliki tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan pembelajaran menunjukkan apa saja hal yang akan dicapai pada akhir suatu kegiatan. Berikut ini Binyamin S. Bloom dan D. Krathwolh (Uno, 2010: 35-39) menyatakan taksonomi berpikir ada tiga ranah, yaitu: 1. Ranah kognitif, yaitu ranah yang membahas tujuan pembelajaran yang

berkenaan dengan proses mental dan berkaitan dengan pengetahuan sampai evaluasi. Enam tingkatan kognitif adalah tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis, tingkat sintesis, tingkat evaluasi.

2. Ranah afektif, yaitu ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai, apresiasi dan perasaan sosial. Lima tingkatan afektif adalah kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, ketekukan dan ketelitian.

3. Ranah psikomotor, yaitu ranah yang mencakup tujuan berkaitan denganketerampilan yang bersifat maual atau motorik. Tujuh tingkat

(8)

160

psikomotor adalah persepsi, kesiapan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi.

Adapun pendapat Gagne dalam (Majid, 2012: 70) mengemukakan rangkaian fase dalam proses belajar yang menunjang aspek kognitif, afektif dan psikomotor yaitu:

Fase Belajar Kegiatan

a. Memperhatikan (attention

alertness)

Peserta didik memperhatikan hal yang akan dipelajari

b. Menyadari tujuan belajar

(motivayion, expectancy)

Peserta didik sadar akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri

c. Menggali (retrieval to working

memory)

Peserta didik mengingat kembali dari ingatan jangka panjang apa yang sudah diketahui/dipahami/dikuasai tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari

d. Berprestasi selektif (selective

perception)

Siswa mengamati unsur-unsur dalam perangsang yang relevan bagi pokok bahasan. Peserta didik memperoleh pola perseptual

e. Mengolah informasi (encoding,

entry to storage)

Peserta didik memberikan makna pada pola perseptual dengan

membuat informasi sungguh berarti, anatara lain dengan

menghubungkannya dengan informasi lama yang sudah digali dari ingatan jangka panjang f. Menggali informasi (responding

to question or task)

Peserta didik membuktikan melalui suatu prestasi kepada guru dan diri sendiri bahwa pokok bahasan telah dikuasai; memberikan indikasi bahwa tujuan interuksional khusus pada dasarnya telah tercapai g. Mendapatkan umpan balik (feed

back, reinforcement)

Peserta didik mendapatkan penguatan dari guru kalau

prestasinya tepat, mendapat koreksi kalau prestasinya salah

h. Memantapkan hasil belajar

(frequen retrival transfer)

Peserta didik mengerjakan berbagai tugas untuk mengakarkan hasil belajar.

Peserta didik mengadakan transfer belajar.

Peserta didik mengulang-ulang kembal.

(9)

161

PENUTUP

Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang bertugas untuk menerapkan, menjalankan dan mensukseskan pendidikan. Tugas umum guru sebagai sebuah profesi adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan yang ada pada diri peserta didik. Peran guru dalam pembelajaran adalah: fasilitator, pembimbing, penyedia lingkungan, model, motivator, agen perkembangan kognitif, dan manajer. Sedangkan Standar Nasional Pendidikan dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 adalah pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kemampuan tersebut yang dapat digunkaan guru untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan peserta didik.

Kecerdasan peserta didik pada dasarnya meliputi: kecerdasan linguistik, kecerdasan matematik logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan jasmasi, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan spasial. Dari keseluruhan kecerdasan ganda tersebut terdapat kunci penting yaitu, apabila setiap orang mendapatkan dukungan, pengayaan dan pengajaran yang cukup maka akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kecerdasan. Sebenarnya, kerja setiap kecerdasan berjalan secara bersamaan dengan cara yang kompleks dan ada interaksi satu sama lain. Oleh karena itu, guru dengan memiliki kompetensi yang baik dapat memberikan perlakuan kepada peserta didik berdasarkan indikator yang muncul pada diri peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2004). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta

Djamarah, S.B., dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hriwijaya. (2009). Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu Publisher

Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suyanto, Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan

Kualifikasi Dan Kualitas Guru Di Era Global. Jakarta: Esensi Erlangga

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada kerangka pemikiran paradigmatik mengenai ide dasar demokrasi dan kedaulatan dirakyat maka rumusan konstitusi yang memayungi penyelenggaraan Pemilu di

[r]

Dalam pandangan hukum Islam tentang ganti rugi akibat wanprestasi menurut Pasal 1246 KUHPdt yang wajib diganti hanya berupa kerugian riil yang diderita

Namun menurut penulis kendala dalam meningkatkan nasabah produk arrum haji terletak pada promosi yang dilakukan oleh pihak Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Way

Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang guru, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan sesuai

[r]

Islam Siti Khadijah Palembang harus disosialisasikan dengan benar dan transparan agar masyarakat mengetahui mengenai sosialisasi jasa dokter, terlebih masyarakat yang mengikuti

Apabila Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan atau atas Hak Milik hapus sebagaimana dimaksud Pasal 35, maka bekas pemegang Hak Guna Bangunan wajib menyerahkan tanahnya