BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Hukum internasional adalah bagian
Hukum internasional adalah bagian hukumhukum yang mengatur aktivitas entitasyang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola
perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubunganhubungan internasional
internasional yang semakin yang semakin kompkompleks pengertialeks pengertian n ini ini kemudkemudian ian meluameluas s sehisehinggangga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku
hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasionalorganisasi internasional dan, pada batas tertentu,
dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasionalperusahaan multinasional dan individu.dan individu.
Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antar bangsa atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas antar bangsa atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara. yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara. Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan ya
yang ng khkhususus us beberlrlakaku u di di susuatatu u babagigian an duduninia a (r(regegioion) n) tetertrtenentu tu : : (1(1) ) HuHukukumm In
Inteternrnasasioionanal l reregigiononal al : : HuHukukum m InInterternanasisiononal al yayang ng beberlrlakaku/u/terterbabatatas s dadaeraerahh lin
lingkugkungangan n berberlaklakunyunya, a, sepseperti erti HukHukum um IntInternernasiasionaonal l AmeAmerikrika a / / AmeAmerikrika a LatLatin,in, sep
seperti erti konkonsep sep lanlandasdasan an konkontintinen en (Co(Contintinennental tal SheShelf) lf) dan dan konkonsep sep perperlinlindundungangan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum. (2) mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum. (2) Hukum Internasional Khusus : Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang Hukum Internasional Khusus : Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas
yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.
yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.
Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan su
suatu atu tertertib tib hukhukum um kookoordirdinasnasi i antantara ara anganggotgota a masmasyaryarakaakat t intinternernasiasionaonal l yanyangg sederajat.
sederajat.
Hukum Nasional di Indonesia merupakan campuran dari
Hukum Nasional di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukumsistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan den
dengan gan sebsebutautan n HinHindia dia BelBelandanda a (Ne(Nederderlanlandscdsch-Inh-Indiedie). ). HukHukum um AgaAgama, ma, karkarenaena sebag
sebagian ian besar masyarakat Indonesbesar masyarakat Indonesia ia mengamenganut Islam, nut Islam, maka dominasi hukum maka dominasi hukum atauatau Sya
Syari'ri'at at IslIslam am leblebih ih banbanyak yak terterutautama ma di di bidbidang ang perperkawkawinainan, n, kekkekelueluargargaan aan dandan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada
di wilayah Nusantara. di wilayah Nusantara.
B.
B. PePermrmasasalalahahanan
Dalam perkembangan teori-teori hukum, dikenal dua aliran besar mengenai Dalam perkembangan teori-teori hukum, dikenal dua aliran besar mengenai hub
hubungungan an antantara ara hukhukum um nasnasionional al dendengan gan hukhukum um intinternernasiasionaonal. l. MonMonismisme e dandan dualisme. Untuk memperjelas hubungan antara hukum Nasional dan Internasional, dualisme. Untuk memperjelas hubungan antara hukum Nasional dan Internasional, ma
maka ka pepermrmasasalaalahahan n yayang ng akakan an didibabahahas s dadalalam m mamakakalalah h inini i adadalalah ah babagagaimimananaa hubungan hukum nasional dan internasional.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A.
A. PengPengertiertian Hukan Hukum Intum Internaernasionasionall Huku
Hukum m interninternasionasional al dapat dapat didefdidefinisikinisikan an sebagsebagai ai sekumsekumpulan hukum pulan hukum yangyang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati ol
oleh eh nenegagara-ra-nenegagara, ra, dadan n ololeh eh kakarenrena a ititu u jujuga ga haharurus s diditaataati ti dadalalam m huhububungngan an--hu
hububungngan an anantatara ra memerereka ka sasatu tu dedengngan an lalaininnynya, a, seserta rta yayang ng jujuga ga memencncakakup up :: (a) organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional satu dengan (a) organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional satu dengan lainnya, hubungan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lainnya, hubungan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara organisasi internasional dengan negara atau negara-negara ; dan lembaga atau antara organisasi internasional dengan negara atau negara-negara ; dan hubungan antara organisasi internasional dengan individu atau individu-individu ; hubungan antara organisasi internasional dengan individu atau individu-individu ; (b) peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu (b) peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-subyek hukum bukan negara
dan subyek-subyek hukum bukan negara (non-stat(non-state e entities)entities) sepanjang hak-hak dansepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara tersebut bersangkut kewajiban-kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara tersebut bersangkut paut dengan masalah masyarakat internasional” (Phartiana, 2003; 4)
paut dengan masalah masyarakat internasional” (Phartiana, 2003; 4) Sej
Sejalaalan n dendengan gan defdefiniinisi si yanyang g dikdikelueluarkarkan an HydHyde, e, MocMochtahtar r KuKusumsumaataatmadmadjaja mengartikan ’’hukum internasional sebagai keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas mengartikan ’’hukum internasional sebagai keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara, hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara, antara negara dengan negara dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara antara negara dengan negara dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama
atau subyek hukum bukan negara satu sama lain’’. (Kusumaatmadja, 1999; 2)lain’’. (Kusumaatmadja, 1999; 2) Berdas
Berdasarkan pada arkan pada defindefinisi-defisi-definisi di inisi di atas, secara atas, secara sepinsepintas tas sudasudah h diperodiperolehleh gambaran umum tentang ruang lingkup dan substansi dari hukum internasional, gambaran umum tentang ruang lingkup dan substansi dari hukum internasional, yang di dalamnya
an
antatar r susubybyek ek atatau au pepelalakuku, , sesertrta a hahal-l-hahal l atatau au obobyeyek k yayang ng tetercrcakakup up dadalalamm pengaturannya, serta prinsip-prinsip dan kaidah atau
pengaturannya, serta prinsip-prinsip dan kaidah atau peraturan-peraturan hukumnya.peraturan-peraturan hukumnya. Sed
Sedangangkan kan menmengengenai ai subsubyek yek hukhukumnumnya, ya, tamtampak pak bahbahwa wa negnegara ara tidtidak ak laglagii men
menjadjadi i satsatu-su-satuatunynya a subsubyek yek huhukum kum intinternernasiasionaonal, l, sebsebagaagaimaimana na perpernah nah jadjadii pandangan yang berlaku umum di kalangan para
pandangan yang berlaku umum di kalangan para sarjana sebelumnya.sarjana sebelumnya.
B.
B. PenPengergertiatian Hukun Hukum Nasiom Nasionalnal
Hukum nasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas Hukum nasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat dalam prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat dalam
su
suatu atu negnegara, ara, dan dan oleoleh h karkarena ena itu itu jugjuga a harharus us ditditaataati i daldalam am hubhubungungan-an-hubhubungunganan antara mereka satu dengan lainnya.
antara mereka satu dengan lainnya.
Hukum Nasional di Indonesia merupakan campuran dari
Hukum Nasional di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukumsistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan den
dengan gan sebsebutautan n HinHindia dia BelBelandanda a (Ne(Nederderlanlandscdsch-Inh-Indiedie). ). HukHukum um AgaAgama, ma, karkarenaena sebag
sebagian ian besar masyarakat Indonesbesar masyarakat Indonesia ia mengamenganut Islam, nut Islam, maka dominasi hukum maka dominasi hukum atauatau Sya
Syari'ri'at at IslIslam am leblebih ih banbanyak yak terterutautama ma di di bidbidang ang perperkawkawinainan, n, kekkekelueluargargaan aan dandan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada
di wilayah Nusantara. di wilayah Nusantara.
C.
C. HubuHubungan Hukungan Hukum Nasional dan Hukm Nasional dan Hukum Internum Internasioasionalnal
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua
hu
hukukum m nanasisiononal al memerurupapakakan n dudua a sisiststem em huhukukum m yayang ng teterprpisisahah, , titidadak k sasalilingng me
mempmpununyayai i huhububungngan an susupepeririororititas as atatau au susubobordrdininasasi. i. BeBerlrlakakununya ya huhukukumm intern
internasionasional al dalam dalam lingklingkungaungan n hukuhukum m nasionasional nal memerlmemerlukan ukan ratifiratifikasi kasi menjamenjadidi hukum nasional. Kalau ada pertentangan antar keduanya, maka yang diutamakan hukum nasional. Kalau ada pertentangan antar keduanya, maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu negara.
adalah hukum nasional suatu negara.
Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum nasional Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan huk
hukum um intinternernasiasiononal. al. HukHukum um nasnasionional al tuntunduk duk dan dan harharus us sessesuai uai dendengan gan hukhukumum internasional. (Burhan Tsani, 1990; 26)
internasional. (Burhan Tsani, 1990; 26) Berang
Berangkat kat dari dari pentinpentingnya hubungan lintas gnya hubungan lintas negarnegara a disegdisegala ala sektosektor r kehidkehidupanupan seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar yang diharap bisa menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara. Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur negara. Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), hubungan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menen
menentukan hak tukan hak dan kewajiban badan dan kewajiban badan tersebtersebut ut serta membatasserta membatasi i hubuhubungan yangngan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan masyarakat sipil.
terjadi antara person hukum tersebut dengan masyarakat sipil. Oleh karena
Oleh karena itu itu hukuhukum m interninternasionasional al adalah hukum adalah hukum masymasyarakat arakat interninternasionasionalal yang mengatur segala hubungan yang terjalin dari person hukum internasional serta yang mengatur segala hubungan yang terjalin dari person hukum internasional serta hubungannya dengan masyarakat sipil. Hukum internasional mempunyai beberapa hubungannya dengan masyarakat sipil. Hukum internasional mempunyai beberapa segi penting seperti
segi penting seperti prinsprinsip ip kesepkesepakatan bersama (principle of akatan bersama (principle of mutuamutual l conseconsent),nt), prinsip timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip komunikasi bebas (principle of prinsip timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip komunikasi bebas (principle of
free
prinsip layak dan umum (principle of reasonable and normal), prinsip eksteritorial prinsip layak dan umum (principle of reasonable and normal), prinsip eksteritorial (principle of exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan (principle of exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan diplomatik antarnegara.
diplomatik antarnegara. Ma
Maka ka huhukukum m ininteternrnasasioionanal l memembmbererikikan an imimplplikikasasi i huhukukum m babagi gi paparara p
pelelanangagarnrnyaya, , yayang ng didimamaksksud ud imimplplikikasasi i didisisini ni iaialalah h tatangnggugung ng jajawawab b sesecacarara int
internernasiasiononal al yanyang g disdisebaebabkabkan n oleoleh h tintindakdakan-tan-tindindakaakan n yanyang g dildilakuakukan kan sessesuatuatuu negara atau organisasi internasional dalam melakukan segala tugas-tugasnya sebagai negara atau organisasi internasional dalam melakukan segala tugas-tugasnya sebagai perso
person n hukuhukum m interninternasionasional. al. Dari pengertian diatas Dari pengertian diatas dapat kita dapat kita simpsimpulkan unsur-ulkan unsur-unsur terpenting dari hukum internasional; (a) Objek dari hukum internasional ialah unsur terpenting dari hukum internasional; (a) Objek dari hukum internasional ialah badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi internasional, (b) Hubungan badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi internasional, (b) Hubungan
yang terjalin antara badan hukum internasional adalah
yang terjalin antara badan hukum internasional adalah hubungan internasional dalamhubungan internasional dalam artian bukan dalam scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang artian bukan dalam scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati batas teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang melewati batas teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang hanya mengatur hubungan dalam negeri dan (c) kaedah hukum internasional ialah hanya mengatur hubungan dalam negeri dan (c) kaedah hukum internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah hukum, dan ini yang membedakan kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah hukum, dan ini yang membedakan ant
antara ara hukhukum um intinternernasiasionaonal l dendengan gan kaekaedah dah intinternernasiasionaonal l yanyang g berberlaklaku u dindinegaegarara tanpa memiliki sifat wajib seperti life service dan adat kebiasaan internasional.
tanpa memiliki sifat wajib seperti life service dan adat kebiasaan internasional. Jik
Jika a hukhukum um nasnasionional al ialialah ah hukhukum um yanyang g teraterapkapkan n daldalam am teriteritortorial ial sessesuatuatuu negara dalam mengatur segala urusan dalam negeri dan juga dalam menghadapi negara dalam mengatur segala urusan dalam negeri dan juga dalam menghadapi penduduk yang berdomisili didalamnya, maka hukum internasional ialah hukum penduduk yang berdomisili didalamnya, maka hukum internasional ialah hukum
yang mengatur aspek negara dalam
yang mengatur aspek negara dalam hubungannya dengan negara lain.hubungannya dengan negara lain.
Hukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan internasional demi Hukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan internasional demi berlangsungnya kehidupan internasional yang terlepas dari segala bentuk tindakan berlangsungnya kehidupan internasional yang terlepas dari segala bentuk tindakan yang merugikan negara lain. Oleh sebab itu negara yang melakukan tindakan yang yang merugikan negara lain. Oleh sebab itu negara yang melakukan tindakan yang
dapat merugikan negara lain atau dalam artian melanggar kesepakatan bersama akan dapat merugikan negara lain atau dalam artian melanggar kesepakatan bersama akan dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus bertanggung jawab atas segala dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
tindakan yang telah dilakukannya. Pen
Pengergertiatian n tantangguggung ng jawjawab ab intinternernasiasionaonal l itu itu sensendirdiri i itu itu adaadalah lah perperatuaturanran hukum dimana hukum internasional mewajibkan kepada person hukum internasional hukum dimana hukum internasional mewajibkan kepada person hukum internasional p
pelelakaku u titindndakakan an yayang ng memelalangnggagar r kekewawajijibaban-kn-kewewajajibiban an ininteternrnasasioionanal l yayangng menyebabkan kerugian pada person hukum internasional lainnya untuk melakukan menyebabkan kerugian pada person hukum internasional lainnya untuk melakukan kompensasi.
kompensasi.
D.
D. Esensial Hukum InternasionalEsensial Hukum Internasional Apa
Apa yanyang g menmenjadjadi i kepkepententingingan an hukhukum um intinternernasiasionaonal l adaadalah lah memmemberberikaikann ba
batastasan an yanyang g jelajelas s terhterhadaadap p kewkewenaenangangan n negnegara ara daldalam am pelpelaksaksanaanaan an hubhubungunganan antarnegara. Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik antarnegara. Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik internasional yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. internasional yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. Karena itu, hukum bermakna memberikan petunjuk operasional perihal kebolehan Karena itu, hukum bermakna memberikan petunjuk operasional perihal kebolehan dan larangan guna membatasi kekuasaan absolut negara.
dan larangan guna membatasi kekuasaan absolut negara.
Realitanya keterkaitan diantara kedua dimensi hubungan ini berujung kepada Realitanya keterkaitan diantara kedua dimensi hubungan ini berujung kepada persoalan esensi hukum sebagai suatu kekuatan yang bersifat memaksa. Masalah persoalan esensi hukum sebagai suatu kekuatan yang bersifat memaksa. Masalah efektifitas hukum dalam hubungan internasional ini menimbulkan dua konsekuensi efektifitas hukum dalam hubungan internasional ini menimbulkan dua konsekuensi yang secara diameteral saling bertolak-belakang. Pertama, struktur hukum nasional yang secara diameteral saling bertolak-belakang. Pertama, struktur hukum nasional lebih tinggi dari
lebih tinggi dari pada hukum internasiopada hukum internasional. Pemahaman ini nal. Pemahaman ini membamembawa wa impliimplikasikasi hu
hukukum m ininteternrnasasioionanal l teterhrhadadap ap kekebibijajakakan n dodomemeststik ik susuatu atu nenegagara ra akakan an didiukukur ur berdasarkan sistem hukum nasional. Di sini hukum internasional baru akan berlaku berdasarkan sistem hukum nasional. Di sini hukum internasional baru akan berlaku ji
jika ka tidtidak ak berbertententantangan gan dendengan gan kaekaedah dah hukhukum um nasnasionional. al. AgaAgar r berberlaklaku, u, hukhukumum internasional juga perlu diadopsi terlebih dahulu menjadi hukum nasional, yaitu internasional juga perlu diadopsi terlebih dahulu menjadi hukum nasional, yaitu
suatu proses yang
suatu proses yang dilakdilakukan antara ukan antara lain melalui lain melalui ratifikratifikasi. Dasarnya adalah asi. Dasarnya adalah doktrdoktrinin hukum pacta sunc servanda di mana perjanjian berlaku sebagai hukum bagi para hukum pacta sunc servanda di mana perjanjian berlaku sebagai hukum bagi para pi
pihakhak. . PerPerjanjanjiajian n mermerefleefleksiksikan kan itiitikad kad bebbebas as yanyang g dicdicapaapai i secsecara ara suksukarelarela a oleolehh subjek hukum internasional yang memiliki kesetaraan satu sama lain. Sebaliknya, subjek hukum internasional yang memiliki kesetaraan satu sama lain. Sebaliknya, hukum dinilai tidak dapat berfungsi secara efektif jika tidak ada keinginan negara hukum dinilai tidak dapat berfungsi secara efektif jika tidak ada keinginan negara untuk tunduk di bawah ketentuan yang diaturnya. Kemudian pemahaman kedua untuk tunduk di bawah ketentuan yang diaturnya. Kemudian pemahaman kedua semen
sementara tara itu itu mendamendalilkan bahwa lilkan bahwa hukuhukum m interninternasionasional al otomotomatis atis berlakberlaku u sebagsebagaiai kaedah hukum domestik yang mengikat negara tanpa melalui proses adopsi menjadi kaedah hukum domestik yang mengikat negara tanpa melalui proses adopsi menjadi hukum nasional. Menurut paradigma ini, hukum internasional merupakan fondasi hukum nasional. Menurut paradigma ini, hukum internasional merupakan fondasi tertinggi yang mengatur hubungan antarnegara. Sumber kekuatan mengikat hukum tertinggi yang mengatur hubungan antarnegara. Sumber kekuatan mengikat hukum internasional adalah prinsip hukum alam(costumary) yang menempatkan akal sehat internasional adalah prinsip hukum alam(costumary) yang menempatkan akal sehat masyarakat internasional sebagai cita-cita dan sumber hukum ideal yang tertinggi. masyarakat internasional sebagai cita-cita dan sumber hukum ideal yang tertinggi. Terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan ini, secara yuridis negara dapat terikat Terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan ini, secara yuridis negara dapat terikat oleh prinsip hukum internasional yang berlaku universal atau oleh kaedah kebiasaan oleh prinsip hukum internasional yang berlaku universal atau oleh kaedah kebiasaan int
internernasiasiononal. al. CusCustomtomary ary itu itu sensendirdiri i memmembukbuktiktikan an bahbahwa wa prapraktektek k negnegara ara atasatas ses
sesuatuatu u hal hal yanyang g samsama a dan dan teltelah ah menmengkrgkrististal, al, sehsehingingga ga diadiakui kui oleoleh h masmasyaryarakaakatt internasional memiliki implikasi hukum bagi pelanggaran terhadapnya.
internasional memiliki implikasi hukum bagi pelanggaran terhadapnya.
E.
E. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai.Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai. Ketent
Ketentuan uan hukuhukum m interninternasionasional al telah telah melaranmelarang g penggpenggunaan kekerasan dalamunaan kekerasan dalam hub
hubungungan an antantar ar negnegara. ara. KehKeharuarusan san ini ini sepseperterti i terctercantantum um padpada a PasPasal al 1 1 KonKonvenvensisi mengenai Penyelesaian Sengketa-Sengketa Secara Damai yang ditandatangani di mengenai Penyelesaian Sengketa-Sengketa Secara Damai yang ditandatangani di Den Haag pada tanggal 18 Oktober 1907, yang kemudian dikukuhkan oleh pasal 2 Den Haag pada tanggal 18 Oktober 1907, yang kemudian dikukuhkan oleh pasal 2 ayat (3) Piagan Perserikatan bangsa-Bangsa dan selanjutnya oleh Deklarasi ayat (3) Piagan Perserikatan bangsa-Bangsa dan selanjutnya oleh Deklarasi Prinsip-Prinsip Hukum Internasional mengenai Hubungan Bersahabat dan Kerjasama antar Prinsip Hukum Internasional mengenai Hubungan Bersahabat dan Kerjasama antar
Negara. Deklarasi tersebut meminta agar “semua negara menyelesaikan sengketa Negara. Deklarasi tersebut meminta agar “semua negara menyelesaikan sengketa
me
merereka ka dedengngan an cacara ra dadamamai i sesededemimikikian an rurupa pa agagar ar peperdrdamamaiaianan, , kekeamamanananan internasional dan keadilan tidak sampai terganggu”.
internasional dan keadilan tidak sampai terganggu”.
Penyelesaian sengketa secara damai dibedakan menjadi: penyelesaian melalui Penyelesaian sengketa secara damai dibedakan menjadi: penyelesaian melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Yang akan dibahas pada kesemapatan kali ini pengadilan dan di luar pengadilan. Yang akan dibahas pada kesemapatan kali ini hanyalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Penyelesaian melalui pengadilan hanyalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Penyelesaian melalui pengadilan dapat ditempuh melalui:
dapat ditempuh melalui: 1.
1. ArArbitbitrasrase e IntInternernasiasionaonall
Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah peng
pengajuan sengketa internasiajuan sengketa internasional kepada onal kepada arbitraarbitrator tor yang dipilih secara yang dipilih secara bebasbebas oleh para pihak, yang memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku oleh para pihak, yang memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara penerapan prinsip hukum terhadap suatu sengketa dalam batas-batas yang telah penerapan prinsip hukum terhadap suatu sengketa dalam batas-batas yang telah disetujui sebelumnya oleh para pihak yang bersengketa. Hal-hal yang penting disetujui sebelumnya oleh para pihak yang bersengketa. Hal-hal yang penting dalam arbitrase adalah; (a) perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap dalam arbitrase adalah; (a) perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, dan (b) sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum. proses arbitrase, dan (b) sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum.
(Burhan Tsani, 1990; 211) (Burhan Tsani, 1990; 211)
Sec
Secara ara eseesensinsial, al, arbarbitraitrase se mermerupupakaakan n proprosedsedur ur konkonsensensussus, , karkarenaenanyanya perse
persetujuatujuan n para para pihakpihaklah lah yang mengatur pengadilyang mengatur pengadilan an arbitraarbitrase. se. ArbitrArbitrase ase terdiriterdiri dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang ditunjuk dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang ditunjuk oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain. diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain.
Pe
Pengngadadililan an arbarbititrasrase e didilalaksksananakakan an ololeh eh susuatatu u “p“pananel el hahakikim” m” atatauau arbitr
perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan
compromis
compromis (kom(kompromipromi) ) yang memuat; (a) yang memuat; (a) persetpersetujuan para ujuan para pihak untuk terikatpihak untuk terikat pada keputusan arbitrase, (b) metode pemilihan panel arbitrase, (c) waktu dan pada keputusan arbitrase, (b) metode pemilihan panel arbitrase, (c) waktu dan
tempat
tempat hearing hearing (d(denengagar r pependndapapatat), ), (d(d) ) babatatas-s-babatatas s fafaktkta a yayang ng haharuruss dip
dipertiertimbambangkngkan, an, dan dan (e) (e) priprinsinsip-pp-prinrinsip sip huhukum kum ataatau u keakeadildilan an yanyang g harharusus diterapkan untuk mencapai suatu kesepakatan.
diterapkan untuk mencapai suatu kesepakatan. (Burhan Tsani, 1990, 214)(Burhan Tsani, 1990, 214)
Masyarakat internasional sudah menyediakan beberapa institusi arbitrase Masyarakat internasional sudah menyediakan beberapa institusi arbitrase internasional, antara lain (a) Pengadilan Arbitrase Kamar Dagang Internasional internasional, antara lain (a) Pengadilan Arbitrase Kamar Dagang Internasional ((CouCourt rt of of ArbArbititratratioion n of of ththe e InInterternatnationional al ChaChambember r of of ComCommemercerce ) ) yyanangg didir
didirikan di ikan di ParisParis, , tahun 1919, (b) tahun 1919, (b) pusapusat t PenyePenyelesaialesaian n SengSengketa Penanamanketa Penanaman Mo
Modadal l InInterternanasisiononal al (( In Interternatnationional al CenCentre tre fofor r SetSettltlemeement nt of of InvInvestestmenment t Disputes
Disputes) yang berkedudukan di Washington DC, (c) Pusat Arbitrase Dagang) yang berkedudukan di Washington DC, (c) Pusat Arbitrase Dagang R
Reeggiioonnal al uunnttuuk k AAssiia a (( R Regegioionanal l CeCentntre re fofor r CoCommmmerercicial al ArArbibitrtratatioionn),), be
berkerkeduddudukaukan n di di KuaKuala la LumLumpurpur, , MalMalaysaysia ia dan dan (d) (d) PuPusat sat ArbArbitritrase ase DagDagangang Re
Regigiononal al ununtutuk k AfAfririka ka (( Re Regigionaonal l CenCentrtre e fofor r CoCommemmercircial al ArbArbititratratioionn),), berkedudukan di Kairo, Mesir. (Burhan Tsani;
berkedudukan di Kairo, Mesir. (Burhan Tsani; 216)216) 2.
2. PenPengadgadilailan In Intenternarnasiosionalnal
Pada permulaan abad XX, Liga Bangsa-Bangsa mendorong masyarakat Pada permulaan abad XX, Liga Bangsa-Bangsa mendorong masyarakat internasional untuk membentuk suatu badan peradilan yang bersifat permanent, internasional untuk membentuk suatu badan peradilan yang bersifat permanent, yaitu mulai dari komposisi, organisasi, wewenang dan tata kerjanya sudah dibuat yaitu mulai dari komposisi, organisasi, wewenang dan tata kerjanya sudah dibuat sebelumnya dan bebas dari kehendak negara-negara
sebelumnya dan bebas dari kehendak negara-negara yang bersengketa.yang bersengketa. Pas
Pasal al 14 14 LigLiga a BanBangsagsa-Ba-Bangsngsa a menmenugaugaskaskan n DewDewan an untuntuk uk menmenyiayiapkapkann sebuah institusi Mahkamah Permanen Internasional. Namun, walaupun didirikan sebuah institusi Mahkamah Permanen Internasional. Namun, walaupun didirikan oleh
da
dari ri OrOrgaganinisasasi si InInteternrnasasioionanal l tetersrsebebutut. . HiHingngga ga papada da tatahuhun n 19194545, , sesetetelalahh b
beraerakhkhirirnynya a PePeranrang g DuDuninia a IIII, , mamaka ka nenegagara-ra-nenegagara ra di di duduninia a memengngadadakakanan konferensi di San Fransisco untuk membentuk Mahkamah Internasional yang konferensi di San Fransisco untuk membentuk Mahkamah Internasional yang ba
baru. ru. Di Di San San FraFransinsisco sco iniinilahlah, , kemkemudiudian an dirdirumumuskuskan an PiaPiagam gam PersPerserikerikatanatan Bangsa-Bangsa dan Statuta Mahkamah Internasional.
Bangsa-Bangsa dan Statuta Mahkamah Internasional. Menur
Menurut ut Pasal 92 Pasal 92 Piagam PerserikPiagam Perserikatan atan BangsBangsa-Banga-Bangsa sa disebdisebutkan bahwautkan bahwa Mah
Mahkamkamah ah IntInternernasiasionaonal l mermerupaupakan kan orgorgan an hukhukum um utautama ma dardari i PerPerserserikaikatantan Bangsa-Bangsa.
Bangsa-Bangsa.
Namun sesungguhnya, pendirian Mahkamah Internasional yang baru ini, Namun sesungguhnya, pendirian Mahkamah Internasional yang baru ini, pada dasarnya
pada dasarnya hanyahanyalah lah merupmerupakan akan kelankelanjutan jutan dari dari MahkaMahkamah mah InternInternasionasionalal yang lama,
yang lama, karena banyak nomor-nokarena banyak nomor-nomor dan mor dan pasal-ppasal-pasal yang asal yang tidak mengalamtidak mengalamii perubahan secara signifikan. Secara umum, Mahkamah Internasional mempunyai perubahan secara signifikan. Secara umum, Mahkamah Internasional mempunyai
kewenangan untuk: kewenangan untuk: 1.
1. MeMelalaksksananakakan an ““Contentious JurisdictionContentious Jurisdiction”, yaitu yurisdiksi atas perkara biasa,”, yaitu yurisdiksi atas perkara biasa, yang didasarkan pada persetujuan para
yang didasarkan pada persetujuan para pihak yang bersengketa;pihak yang bersengketa; 2
2.. MMeemmbbeeririkkaan n ““ Advisory Opinion Advisory Opinion”, yaitu pendapat mahkamah yang bersifat”, yaitu pendapat mahkamah yang bersifat nasehat.
nasehat. Adv Advisorisory y OpinOpinionion tidtidaklaklah ah memmemiliiliki ki sifsifat at menmengikgikat at bagbagi i yanyangg meminta, namun biasanya diberlakukan sebagai “
meminta, namun biasanya diberlakukan sebagai “Compulsory Ruling Compulsory Ruling ”, yaitu”, yaitu kep
keputuutusan san wajwajib ib yanyang g memmempunpunyai yai kuakuasa sa perpersuasuasivsive e kuakuat t (Bu(Burharhan n TsaTsani,ni, 1990; 217)
1990; 217)
Sedangkan, menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, Sedangkan, menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, su
sumbember-sur-sumbember r hukhukum um intinternernasiasionaonal l yanyang g dipdipakaakai i oleoleh h MahMahkamkamah ah daldalamam mengadili perkara, adalah:
1.
1. PePerjrjananjijian an ininteternrnasasioionanal l ((internatinternational ional conventiconventionsons), ), babaik ik yayang ng bebersrsififatat umum, maupun khusus;
umum, maupun khusus; 2.
2. KeKebibiasasaan inaan inteternrnasasioionanal (l (international custominternational custom);); 3.
3. PrPrininsisip-p-prprininsisip hukp hukum umuum umum m (( general principles of law general principles of law) yang diakui oleh) yang diakui oleh negara-negara beradab;
negara-negara beradab; 4.
4. KeKepupututusasan pen pengngadadililan (an ( judicial decision judicial decision) dan pendapat para ahli yang telah) dan pendapat para ahli yang telah di
diakakui ui kekepapakakaranrannynya, a, yayang ng memerurupapakakan n susumbmber er huhukukum m ininterternanasisiononalal tambahan.
tambahan.
Mahkamah Internasional juga sebenarnya bisa mengajukan keputusan Mahkamah Internasional juga sebenarnya bisa mengajukan keputusan exex ae
aeququo o et et bobonono, , yayaititu u dididadasasarkrkan an papada da kekeadadililan an dadan n kekebabaikikanan, , dadan n bubukakann berdasarkan hukum, namun hal ini bisa dilakukan jika ada kesepakatan antar berdasarkan hukum, namun hal ini bisa dilakukan jika ada kesepakatan antar
negara
negara-negara -negara yang yang bersebersengketngketa. a. KepuKeputusan tusan MahkamMahkamah ah InternInternasionasional al sifatnsifatnyaya fin
final, al, tidtidak ak dapdapat at banbandinding g dan dan hanhanya ya menmengikgikat at parpara a pihpihak. ak. KepKeputuutusan san jugjugaa diamb
diambil il atas dasar atas dasar suara mayoritsuara mayoritas. Yang as. Yang dapat menjadi pihak hanyalah negara,dapat menjadi pihak hanyalah negara, na
namumun n sesemumua a jejeninis s sesengngkeketa ta dadapapat t didiajajukukan an ke ke MahMahkakamamah h InInteternrnasasioionanal.l. Ma
Masasalah lah pepengngajuajuan an sesengngkeketa ta bibisa sa didilaklakukukan an ololeh eh sasalalah h sasatu tu pipihahak k sesecacarara unilateral, namun kemudian harus ada persetujuan dari pihak yang lain. Jika unilateral, namun kemudian harus ada persetujuan dari pihak yang lain. Jika tid
tidak ak ada ada perpersetsetujuujuan, an, makmaka a perperkarkara a akaakan n di di haphapus us dardari i dafdaftar tar MahMahkamkamahah Int
Internernasiasionaonal, l, karkarena ena MahMahkamkamah ah IntInternernasiasionaonal l tidtidak ak akaakan n memmemutuutus s perperkarkaraa secara
BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua sistem
dua sistem hukuhukum m yang secara yang secara keselkeseluruhauruhan n berbeberbeda. Hukum da. Hukum interninternasionasional al dan hukumdan hukum na
nasisiononal al memerurupapakakan n dudua a sisiststem em huhukukum m yayang ng terterpipisasah, h, titidadak k sasaliling ng memempmpununyayaii hub
hubungungan an susuperperiorioritaitas s atau atau subsubordordinainasi. si. BerBerlaklakunyunya a hukhukum um intinternernasiasionaonal l daldalamam lingkungan hukum nasional memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada lingkungan hukum nasional memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada perte
pertentangntangan an antar keduanyaantar keduanya, , maka yang maka yang diutadiutamakan adalah makan adalah hukuhukum m nasionasional suatunal suatu negara.
negara. Sedan
Sedangkan menurut gkan menurut teori teori MoniMonisme, hukum sme, hukum interninternasionasional al dan dan hukuhukum m nasionasionalnal saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah
Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukumdibanding dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional. internasional. Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional. (Burhan Tsani, 1990; 26)
(Burhan Tsani, 1990; 26) Berang
Berangkat kat dari dari pentipentingnyngnya a hubuhubungan lintas ngan lintas negara disegala negara disegala sektosektor r kehidkehidupanupan seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa menuntaskan segala masalah
yang diharap bisa menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara.yang timbul dari hubungan antar negara. Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan hak dan kewajiban badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person hak dan kewajiban badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Ardiw
Ardiwisastrisastra a Yudha Bhakti, Yudha Bhakti, 20032003,, Hukum Hukum InternasiInternasional onal , , BunBunga ga RamRampaipai, , AluAlumnimni,, Bandung.
Bandung. Burha
Burhantsanntsani, i, MuhamMuhammad, mad, 19901990;; Hukum dan Hubungan Internasional Hukum dan Hubungan Internasional , Yogyakarta :, Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Penerbit Liberty.
Disarikan dari paparan ilmiah Abdul Hakim Garuda Nusantara, dalam Dialog Interaktif, Disarikan dari paparan ilmiah Abdul Hakim Garuda Nusantara, dalam Dialog Interaktif, ““ Ar Arti ti PenPengesgesahaahan n Dua Dua KovKovenenan an HAM HAM bagbagi i PePenegnegakakan an HukHukumum,” ,” di di HoHotetell Acacia, Jakarta, pada 9 Maret 2006, yang diselenggarakan oleh Komisi Hukum Acacia, Jakarta, pada 9 Maret 2006, yang diselenggarakan oleh Komisi Hukum Nasional RI.
Nasional RI. Hans
Hans KelsenKelsen,, TeoTeori ri UmuUmum m TenTentantang g HuHukum kum dan dan NegNegaraara (terj), (terj), (Band(Bandung: ung: NuansNuansa,a, 2006), hal. 512-513.
2006), hal. 512-513. J.G. Starke,
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional Buku 2 Pengantar Hukum Internasional Buku 2 (terj), (Jakarta: Sinar Grafika,(terj), (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), hal. 98. Lihat juga Boer
1992), hal. 98. Lihat juga Boer Mauna,Mauna, Hukum Internasional Hukum Internasional , (Bandung:, (Bandung: Alumni, 2000), hal. 12-13. Lebih lanjut mengenai
Alumni, 2000), hal. 12-13. Lebih lanjut mengenai pandangan Kelsen ini dapat dipandangan Kelsen ini dapat di lihat dalam beberapa tulisan Kelsen,
lihat dalam beberapa tulisan Kelsen, Teori Hukum Murni: Dasar-Dasar IlmuTeori Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif
Hukum Normatif , hal. 353., hal. 353. Teori Umum Tentang Hukum dan Teori Umum Tentang Hukum dan NegaraNegara, hal. 511., hal. 511. Ibid
Ibid , hal. 97., hal. 97.
Kusamaatmadja Mochtar, 1999,
Kusamaatmadja Mochtar, 1999, Pengantar Hukum Internasional Pengantar Hukum Internasional , Cetakan ke-9, Putra, Cetakan ke-9, Putra Abardin.
Abardin. Mauna Boer, 2003,
Mauna Boer, 2003, Hukum Internasional; Pengertian, Peran dan Fungsi dalam Era Hukum Internasional; Pengertian, Peran dan Fungsi dalam Era Dinamika Global,
Dinamika Global, Cetakan ke-4, PT. Alumni, Bandung.Cetakan ke-4, PT. Alumni, Bandung. Pha
Phartirtiana ana I I WayWayan, an, 2002003,3, Penganta Pengantar r Hukum Hukum InternasiInternasional onal , Penerbit Mandar maju,, Penerbit Mandar maju, Bandung.
Bandung. Si
Situtuni ni F. F. A. A. WhWhisisnunu, , 19198989,, Ide Identifntifikasikasi i dan dan RefReformulormulasi asi SumbSumber-Ser-Sumbeumber r HukuHukumm Internasional
Internasional , Penerbit Mandar Maju, Bandung, Penerbit Mandar Maju, Bandung Suryokusumo, Sumaryo,.(19
Suryokusumo, Sumaryo,.(1995) Hukum Diplomatik 95) Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, Bandung:Teori dan Kasus, Bandung: Alumni.
Alumni.
Soekanto, Soerjono,.(1993) Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung: Citra Soekanto, Soerjono,.(1993) Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung: Citra
Aditya. Aditya.