• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan (Curson, 1981 dalam Rahayu, 2008:5). Ide-ide pembangunan dari migran untuk masyarakat di daerah asal dapat berupa pengetahuan, pengalaman, dan jasa (Sunarto, 1991:41). Remitan merupakan salah satu instrument penting dalam perubahan sosial ekonomi pada kehidupan suatu masyarakat karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya (Pratama, 2016:2). Besarnya remitan yang diterima oleh rumah tangga yang berada di daerah asal berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, besarnya pendapatan di daerah tujuan, lamanya bekerja, dan sistem hubungan keluarga (Herwanti, 2011:127).

Salah satu cara untuk dapat mengetahui dampak dari remitan ialah dengan mengamati tingkat perekonomian dan perubahan perilaku pada pengeluaran perkapita dari remitan yang diterima (Airola, 2007:851). Adanya peningkatan perekonomian ditandai dengan peningkatan daya beli masyarakat seperti membeli kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan) dan kebutuhan lain (pendidikan, kesehatan, sosial, agama rekreasi, transportasi dan peralatan rumah tangga) (Primawati, 2011:217). Remitan berperan penting dalam mengurangi kemiskinan, berpengaruh pada perubahan mata pencaharian masyarakat daerah asal migran, berkontribusi terhadap standar hidup keluarga migran yang ada di daerah asal, dan berpengaruh pada pembangunan yang

(2)

2 berkelanjutan (Haas, 2006:569). Dengan kata lain, kegiatan migrasi akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi desa (Frucht, 1968:202).

Remitan akan berdampak positif pada pembangunan daerah jika ditujukan untuk kegiatan-kegiatan produktif, namun sebaliknya jika remitan ditujukan untuk kegiatan-kegiatan yang kurang produktif, maka dampak remitan di daerah asal tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti penelitian yang dilakukan Airola (2007:851), remitan tidak selalu dimanfaatkan dengan kegiatan yang produktif, namun juga digunakan untuk kegiatan non produktif yang memungkinkan terjadinya perubahan pola konsumsi dan munculnya ketergantungan pada kiriman, hal ini menyebabkan turunnya dorongan/motivasi untuk bekerja ataupun berinvestasi.

Remitan yang diterima rumah tangga memiliki dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat luas (Airola, 2007:851). Remitan tidak hanya diberikan kepada anggota rumah tangga, namun juga diberikan kepada kerabat lain, bahkan bukan kerabat secara langsung. Remitan merupakan komponen utama dalam melestarikan ikatan dengan daerah asal (Effendi, 2004:219). Dapat dikatakan remitan memiliki peran ganda yaitu selain menjaga tegaknya kehidupan ekonomi rumah tangga, juga mampu menjaga keselarasan hubungan kemasyarakatan (Sunarto, 1991:41).

Remitan tidak hanya berpengaruh pada keluarga yang ditinggalkan saja, namun juga berpengaruh pada masyarakat sekitar ditandai oleh banyaknya orang melakukan migrasi (Airola, 2007:851). Masyarakat di sekeliling keluarga migran di daerah asal memiliki keinginan untuk dapat meraih kesuksesan seperti yang dilakukan

(3)

3 oleh migran. Menurut Lee (1976), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk bermigrasi, meliputi faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan, rintangan – rintangan yang menghambat, dan faktor-faktor pribadi. Banyaknya perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota disebabkan adanya daya dorong dari desa, seperti rendahnya penghasilan perkapita, pengangguran baik yang nyata ada maupun yang tersembunyi, serta kurangnya atau tidak adanya kepemilikan tanah. Selain itu juga adanya daya tarik kota, seperti kesempatan kerja dengan upah yang menarik.

Mobilitas penduduk yang meningkat secara pesat terjadi pada masyarakat modern yang salah satunya ditandai dengan adanya industrialisasi (Zelinsky, 1971). Menurut teori industrialisasi, pembangunan industri dilakukan untuk menurunkan tingkat ketimpangan dan untuk meningkatkan perekonomian melalui mobilitas sosial dimana akan berimplikasi terhadap peningkatan status sosial di masyarakat (Kerr dkk, 1960; Lipset dan Bendix, 1959 dalam Haller dkk, 1989:11).

Industrialisasi yang semakin menguat di Indonesia menjadi tujuan utama penduduk usia produktif terutama yang baru saja menamatkan sekolah. Hal ini merupakan salah satu indikator penyebab masyarakat berorientasi untuk bekerja di perkotaan. Adanya sanak saudara yang berhasil di kota juga mendorong masyarakat desa untuk melakukan hal yang sama.

Hal yang sama terjadi pada masyarakat Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.Sebagian besar penduduknya memutuskan pergi merantau ke kota.Berdasarkan observasi awal, sebagian besar masyarakat Desa Melikan, Kecamatan

(4)

4 Wedi, Kabupaten Klaten melakukan migrasi ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (JABODETABEK). Hal ini terjadi karena wilayah-wilayah tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dan kawasan industri, sehingga menjadi suatu daya tarik masyarakat desa untuk bekerja di kota. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Effendi (2015:90), bahwa Tangerang merupakan kota dengan jumlah terbesar kedua setelah Batam, utamanya di bidang manufaktur.

Setiap tahunnya penduduk Desa Melikan yang melakukan migrasi ke JABODETABEK semakin meningkat, terutama dilakukan oleh penduduk usia produktif yang telah menamatkan pendidikannya. Seperti dalam penelitian Delina dkk (2015:16) bahwa tingkat mobilitas penduduk usia tua rendah karena memang tidak berniat untuk melakukan migrasi. Pemuda yang berumur belasan tahun lebih banyak bermigrasi daripada kelompok umur lainnya (Shaw dalam Gilbert dan Gugler, 1996). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2014:66), karakteristik usia migran sebagian besar lebih muda dari 35 tahun.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini ingin mengetahui frekuensi dan besaran remitan yang berasal dari para migran, serta pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana frekuensi dan besaran penerimaan remitan dari migran di kota oleh keluarga yang berada di daerah asal?

(5)

5 2. Bagaimana pemanfaatan remitan tersebut dan dampaknya pada perbaikan

kehidupan keluarga yang berada di daerah asal? C. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis data tentang frekuensi, besaran penerimaan remitan, dan pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang relevan yang akan mendatang. Adanya penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mempertimbangkan dalam pemanfaatan remitan utamanya untuk kegiatan yang produktif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam kebijakan migrasi khususnya terkait dengan remitan, supaya tercipta keseimbangan pembangunan baik di daerah asal maupun daerah tujuan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan migran dan keluarganya.

E. Telaah Studi Terdahulu

Remitan membawa dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan atau perbaikan taraf hidup keluarga migran yang berada di daerah asal (Susilo, 2014; Keese, 2003:20-24 dalam Eversole, 2008). Perbaikan taraf hidup yang dimaksud diantaranya dapat menopang pendapatan rumah tangga dan terciptanya akumulasi modal keluarga migran yang ditinggalkan di daerah asal (Effendi, 2004; Herwanti, 2011). Akumulasi

(6)

6 modal yang terkumpul digunakan keluarga migran untuk keperluan produktif seperti adanya investasi dalam bentuk sawah dan pekarangan di desa, untuk pengembangan pertanian (membeli alat-alat pertanian, pupuk, benih, dan obat kimia), dan juga mampu mencegah terjadinya penggadaian lahan pertanian, serta dapat meningkatkan keberanian untuk mengambil kredit usaha tani (Haryono, 1999; Forbes, 1976: 8-9 dalam Effendi, 2004; Sunarto, 1991).

Disamping banyaknya remitan yang digunakan untuk keperluan produktif, beberapa penelitian juga menemukan pemanfaatan remitan untuk keperluan konsumtif. Berdasarkan penelitian Effendi (2015:101) di empat kota di Indonesia yakni Tangerang, Samarinda, Medan, dan Makassar, sebagian besar remitan dihabiskan untuk konsumsi harian rumah tangga, membeli barang-barang tahan lama, biaya kesehatan, upacara adat, arisan, upacara kematian, pembangunan makam, dan pembangunan rumah. Rumah tangga yang menerima remitan lebih sering merenovasi rumah dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak menerima remitan (Airola, 2007; Haryono, 1999).

Airola (2007:851) mengungkapkan bahwa remitan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa remitan tidak hanya berdampak pada keluarga yang ditinggalkan, namun juga kerabat lain, dan bahkan bukan kerabat secara langsung. Seperti penelitian yang ditemukan Haas (2006) bahwa remitan memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat daerah asal, seperti mengurangi kemiskinan, adanya perubahan mata pencaharian, berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, dan adanya perubahan pola pikir masyarakat terhadap kesadaran akan pendidikan dan peningkatan perekonomian. Kesadaran akan pendidikan ditunjukkan dengan adanya prioritas pemanfaatan remitan yang tidak hanya untuk biaya pendidikan

(7)

7 anak-anaknya, namun juga keluarga dekatnya. Peningkatan perekonomian ditandai dengan jumlah uang yang beredar di daerah asal menjadi lebih banyak dan keadaan ini membantu pembangunan yang sedang dilakukan di daerah asal dan berpengaruh pada perubahan persepsi terhadap lingkungan dan etos kerja (Herwanti, 2011).

Pada lingkup yang lebih luas,remitan dapat membantu distribusi modal ke pedesaan sehingga mendukung dalam pembangunan desa terutama menumbuhkan peluang berusaha bagi masyarakat desa (Effendi, 2004:224). Contohnya,pemanfaatan remitan oleh masyarakat Jatinom digunakan untuk modal perdagangan, usaha pertanian (jeruk), usaha peternakan (ayam buras, sapi lemon), dan usaha jasa (salon, bengkel, sepeda motor, ojek, reparasi TV, dan radio). Selain itu, remitan juga dapat memenuhi kewajiban sebagai penduduk seperti membayar iuran desa ataupun membayar pajak, serta dapat menopang perbaikan fasilitas umum yang pembiayaannya dilakukan secara swadaya (Herwanti, 2011; Haryono, 1999).

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian tersebut, ada beberapa kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu tentang tema dan fokus mengenai pemanfaatan remitan di daerah asal dari para migran yang bekerja di kota. Hanya saja terdapat perbedaan pada lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki fokus pada pemanfaatan remitan di daerah asal dari para migran yang bekerja di JABODETABEK.

(8)

8 F. Kerangka Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori keseimbangan (equilibrium) yang merupakan teori yang diungkapkan oleh Ravenstein (1885) yang berasal dari kerangka pemikiran klasik. Menurut perspektif ini mobilitas penduduk dikonseptualisasikan sebagai mobilitas geografi dari para pekerja yang mencoba menjawab ketidakseimbangan distribusi ruang dalam kaitannya dengan lahan, angkatan kerja, modal, dan sumber daya alam (Wood, 1982).

Besarnya arus migrasi ditentukan oleh lokasi faktor produksi, hal ini merujuk pada perkotaan sebagai pusat industrialisasi. Pekerja melakukan migrasi dari tempat yang kekurangan modal dengan angkatan kerja yang melimpah menuju ke wilayah dengan modal yang melimpah namun angkatan kerja kurang. Dengan kata lain, terdapat redistribusi sumber daya manusia dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah produktivitas tinggi. Adanya keseimbangan ini membantu proses kelancaran dalam pembangunan dan dapat mengkoreksi ketidakseimbangan pembangunan antara desa-kota. Menurut model equilibrium ini, mobilitas dan migrasi pekerja dapat membantu proses konvergensi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial (Effendi, 2004:217). Proses konvergensi pertumbuhan ekonomi dapat diamati melalui adanya multiplier effect yang tercipta dari kegiatan belanja dalam regional, tabungan dan lapangan pekerjaan baru (Wang dan Hofe, 2011 dalam Puspitasari dan Salim, 2012). Teori equilibrium dapat dilihat dari perspektif makro, dimana pemerataan dimaknai sebagai upaya untuk menyamaratakan antara wilayah yang maju (dalam hal ini perkotaan) dengan wilayah yang masih tertinggal (pedesaan). Pemerataan dilakukan melalui migrasi, dimana pusat perekonomian tumbuh, dan mendorong orang untuk

(9)

9 melakukan migrasi ke wilayah tersebut, sehingga pendapatan yang diterima dari pusat perekonomian dapat dikirimkan ke wilayah asal migran (Noer, 2010:162).

Teori keseimbangan (equilibrium)dapat dilihat dari perspektif mikro, yang meletakkan individu sebagai pelaku migrasi yang aktif dan rasional, karena memutuskan untuk melakukan mobilitas berdasarkan kalkulasi ekonomi (de Haas, 2007:12 dikutip oleh Noer, 2010:162). Akumulasi ekonomi yang dilakukan oleh individu dilihat sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan lebih di tempat tujuan (perkotaan), dimana mereka memperoleh apa yang tidak mereka peroleh di daerah asal (Idrus, 2008 dalam Noer, 2010:162). Individu yang telah memperoleh keuntungan di daerah tujuan (perkotaan), baik secara langsung maupun tidak langsung, akan menyebarkan apa yang diperoleh dari daerah tujuan ke daerah asal, dalam hal ini erat kaitannya dengan adanya remitan.

Secara singkat, jika jumlah orang melakukan migrasi ke kota semakin banyak, maka mereka menciptakan kesempatan lebih luas. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyak uang dikirimkan ke daerah asal, maka sangat memungkinkan orang membuka lapangan pekerjaan baru di desa, sehingga akan terjadi keseimbangan antara daerah tujuan dengan daerah asal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa migrasi merupakan cara yang efektif untuk mendorong terciptanya keseimbangan dari sisi ekonomi (Noer, 2010:162).

(10)

10 Gambar 1.1. Alur Kerangka Teori

Gambar 1.1 menunjukkan alur kerangka teori dari penelitian ini yang di dalamnya tertuang tiga konsep utama yaitu mobilitas penduduk, remitan, dan perbaikan kehidupan masyarakat. Ketiga konsep tersebut digunakan karena memiliki hubungan yang komprehensif. Adanya remitan disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk, dan kedua hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perbaikan kehidupan masyarakat(Badriyah dkk, 2014: 154).

1. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas geografis merupakan gerak penduduk yang melintasi batas wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu (Mantra, 1999 dikutip oleh Arini, 2001:3). Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yakni mobilitas penduduk permanen dan mobilitas penduduk non permanen. Mobilitas penduduk permanen ditandai oleh adanya niatan bagi migran untuk menetap di daerah tujuan secara permanen. Mobilitas penduduk non permanen dapat dibagi menjadi dua. Pertama ialah ulang-alik/commuting dimana migran dalam jangka waktu tertentu meninggalkan daerah asal dan kembali pada hari yang sama. Keduaialah mereka yang menginap/mondok di daerah tujuan.

Mobilitas

Penduduk Remitan

Perbaikan Kehidupan Masyarakat

(11)

11 Adanya mobilitas penduduk utamanya disebabkan oleh faktor ekonomi, yang berarti mobilitas penduduk tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Mobilitas terjadi dari wilayah yang memiliki pendapatan sedikit (pedesaan) menuju ke wilayah yang memiliki pendapatan tinggi (perkotaan), akibatnya pendapatan mengalir dari wilayah yang surplus menuju wilayah yang minus (Skeldon, 1997 dalam Noer, 2010:162). Melalui teori keseimbangan (equilibrium) melihat mobilitas penduduk sebagai suatu cara yang efektif dalam mendorong terwujudnya keseimbangan ekonomi yang merata (Castles and Miller, 2003 dalam Noer, 2010:162).

2. Remitan

Remitan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu remitan ke luar dan remitan masuk(Effendi, 2004:221). Remitan ke luar adalah dana yang berasal dari rumah tangga migran, dan digunakan migran untuk biaya perjalanan, mencari pekerjaan dan biaya hidup selama belum mendapat kerja di daerah tujuan. Sedangkan remitan masuk adalah barang, uang, dan ide yang dikirim atau dibawa migran ke daerah asal. Penelitian ini memiliki fokus pada remitan yang berupa uang, hal ini berdasarkan pada observasi awal yang notabene para keluarga migran yang berada di Desa Melikan menerima remitan dalam bentuk uang.

Penelitian ini memiliki bahasan utama mengenai remitan masuk, yang berarti membahas terkait remitan yang dikirim oleh migran yang berada di JABODETABEK kepada masyarakat yang berada di daerah asal, yaitu masyarakat Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pemanfaatan remitan pada setiap keluarga migran tentu berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan rumah tangga.

(12)

12 Pemanfaatan remitan dapat dirumuskan ke dalam enam tujuan utama sebagai berikut : untuk membantu keluarga, peringatan tujuan siklus hidup,membantu para calon migran,melunasi hutang, investasi, dan perencanaan pensiun (Curson, 1981 dalam Susilo, 2014). Kesejahteraan keluarga migran tercipta ketika pemanfaatan remitan dapat berdayaguna dalam waktu jangka panjang.

Remitan dapat menopang kesejahteraan keluarga, karena ditandai oleh adanya perbaikan kehidupan/peningkatan taraf hidup pada keluarga migran (Haas, 2006). Kesejahteraan merujuk pada terpenuhinya kebutuhan material dan non-material (Suharto, 2006).Dengan kata lain, jika masyarakat desa mengalami peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan karena adanya remitan, maka tercipta perekonomian yang seimbang antara kota dengan desa.

G. Metode Penelitian

Bagian ini memaparkan metode yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Penelitian yang membahas tentang peran remitan yang dihasilkan oleh para migran yang bekerja di kota belum pernah dilakukan di desa ini.Padahal jika melihat fenomena migrasi dan adanya remitan yang terdapat di desa tersebut menarik untuk dikaji. Menurut observasi awal, penduduk Desa Melikanyang melakukan migrasi ke JABODETABEK dari tahun ke tahun kian bertambah, utamanya yaitu penduduk yang telah menamatkan bangku SMA/SMK. Desa Melikan memiliki angka migrasi keluar sebesar 5,2% dari 381 jiwa yang pergi dari Kecamatan Wedi. Jika dibandingkan dengan

(13)

13 angka migrasi masuk hanya sedikit, angka migrasi masuk sebesar 7,4% dari 389 jiwa yang masuk ke Kecamatan Wedi (BPS, 2014).Dari banyaknya penduduk yang melakukan migrasi, penelitian ini bermaksud untuk menggali informasi tentangpenerimaan dan pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal.

Waktu yang diperlukan dalam melakukan penelitian kurang lebih 4 bulan, yang dimulai dari diskusi konsep, survei lapangan, diskusi pelaporan survei, studi lapangan, analisis data, diskusi draft laporan akhir, dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akhir.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa interview guide. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin mendapatkan data secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif tentang pemanfaatan remitan oleh masyarakat Desa Melikan dari para migran yang bekerja di JABODETABEK.

3. Unit Analisa

Unit analisa dari penelitian ini yaitu rumah tangga di Desa Melikan yang anggota keluarganya ada yang melakukan migrasi ke JABODETABEK dengan tujuan untuk bekerja.

(14)

14 4. Teknik Pemilihan Informan

Penelitian ini membagi informan berdasarkan mata pencaharian keluarga migran yang berada di Desa Melikan, dengan tujuan untuk melihat perbedaan dari masing-masing rumah tangga yang ditinggalkan migran dalam memanfaatkan remitan. Peneliti membagi ke dalam lima rumah tangga, diantaranya ialah rumah tangga petani, rumah tangga pedagang, rumah tangga pensiunan PNS, rumah tangga buruh, dan rumah tangga pengrajin gerabah. Kategori ini terbagi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan data desa.

Tidak hanya berdasarkan pada mata pencaharian keluarga migran, namun juga berdasarkan pada status perkawinan migran, baik migran yang belum menikah maupun migran yang sudah menikah dan menetap di kota bersama anak/istri/suami. Hal ini dilakukan supaya terdapat variasi data. Seperti dalam penelitian Effendi (2004), terdapat perbedaan persentase besaran remitan dan frekuensi pengiriman antara migran yang belum berumah tangga dengan migran yang sudah berumah tangga. Selain itu lamanya migran bekerja di kota juga mempengaruhi dalam pengiriman remitan.

5. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama berupa hasil wawancara mendalam. Data sekunder adalah data yang bukan berasal dari sumber utama, namun melalui orang lain atau dokumen, dalam penelitian ini yakni seperti

(15)

15 infromasi dari perangkat Desa Melikan, data monografi desa, dan literature lainnya (Sugiyono, 2011).

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data meliputi observasi (pengamatan), indepth interview (wawancara secara mendalam).

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui secara subyektif bagaimana situasi sosial masyarakat Desa Melikan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat dampak dari banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke JABODETABEK. Observasi dilakukan dengan cara mengelilingi desa dan mengamati warga yang sedang berkumpul dan membicarakan keluarganya.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan interview guide. Pertama,peneliti mendatangi satu persatu informan yang dijadikan narasumber, kemudian peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian ini, sehingga informan memahami pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

c. Dokumentasi

Selanjutnya yaitu melalui dokumentasi yang bersumber dari data kependudukan BPS, data monografi Desa Melikan, buku-buku literatur, jurnal penelitian, skripsi, dan laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. . Data sekunder ini digunakan untuk memperkuat data atau mempermudah dalam menggali data. Untuk memperkuat hasil pengamatan maka diperlukan beberapa alat bantu, antara

(16)

16 lain kamera, perekam suara, maupun alat tulis yang digunakan peneliti untuk mencatat hasil lapangan yang diperoleh.

7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Dalam pengolahan data, penelitian ini dimulai dari proses transkrip wawancara, dimana para informan menggunakan Bahasa Jawa, sehingga peneliti menelaah setiap kalimat yang diungkapkan oleh informan, sehingga menghasilkan suatu interpretasi data yang akan dikaji dalam analisa data.

Dalam melakukan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif yang terbagi ke dalam tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992).

a. Reduksi Data

Peneliti melakukan proses seleksi data yaitu dengan cara memberi tanda khusus/highlightpada data yang akan digunakan. Data yang telah diseleksi, dikelompokkan menurut subbab dari pembahasan. Pengelompokkan data dilakukan dengan cara memberi highlight dengan warna yang berbeda, hal ini dilakukan supaya mempermudah dalam menyajikan data.

b. Penyajian Data

Data yang telah diseleksi berupa tanda khusus (highlight), kemudian disusun dan dikelompokkan berdasarkan warna. Masing-masing data dari setiap warna ditulis dalam bentuk teks naratif. Teks naratif yang telah disusun kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing sub bab dari pembahasan.Teks naratif yang telah tersusun dalam

(17)

17 suatu bentuk yang padu memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

C. Penarikan Kesimpulan

Dari setiap tulisan yang telah disusun, peneliti melihat alur teks narasi yang sudah dituliskan dan memahami suatu keterkaitan antara sub bab yang satu dengan sub bab lainnya. Kesimpulan ditulis berupa gambaran secara umum, dan peneliti meninjau ulang kembali tulisan, sehingga pernyataan yang diungkapkan sesuai dengan data di lapangan.

Gambar

Gambar  1.1  menunjukkan  alur  kerangka  teori  dari  penelitian  ini  yang  di  dalamnya tertuang tiga konsep utama yaitu mobilitas penduduk, remitan, dan perbaikan  kehidupan  masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Laporan yang berjudul Otomasi Arsip Personalia Kepegawaian di Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekertariat Daerah Wonosobo ini dibagi dalam empat bab.. Pembagian ini

Ilmu linguistik juga mempunyai beberapa bidang kajian yang menyangkut struktur-struktur dasar tertentu, salah satunya yaitu bidang kajian makna (semantik / 意味論 imiron) yang

Dari Kegiatan konstruksi maupun pertambangan dapat mengakibatkan gangguan akibat kerja pada operator alat berat yaitu low back pain akibat getaran seluruh tubuh

Hasil penelitian ini adalah: (1) produk yang berupa media pembelajaran buku digital interaktif, (2) tingkat kelayakan media pembelajaran buku digital interaktif dari ahli

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif yang merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika

Mampu melakukan perhitungan 2 sederhana untuk kinetika reaksi homogen pada sistem reaktor alir tangki ideal dan pipa ideal, dengan menggabungkannya dengan konsep

“Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (ayat 14) Anak saya tidak dapat belajar dengan baik

Pemakaian mulsa pada irigasi tetes tidak dapat meningkatkan produksi tembakau secara nyata dibandingkan dengan irigasi tetes tanpa mulsa karena indeks luas daun