• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Umur / tanggal lahir : 22 tahun / 03 April 1993 Jenis kelamin : Laki-laki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Umur / tanggal lahir : 22 tahun / 03 April 1993 Jenis kelamin : Laki-laki"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Kasus Posisi

Terdakwa Diki Oktaviana ( seorang perantara jual beli kaleng Cap Kaki Tiga antara Rahmat dan Suherman yang seharusnya kaleng – kaleng dan tutupnya tersebut di kirim ke PT. Kino Care. Kaleng sebanyak 157.720 pcs tersebut di jual rahmat ke Suherman sebesar 6.000.000 rupiah dan oleh itu Diki Oktaviana di beri imbalan sebesar 700.000 dari keduanya. Sementara PT. BCLW (perusahaan produksi dan pengirim logistik Kaleng Cap Kaki Tiga) memperoleh kerugian sebesar 149.000.000 rupiah.

2. Identitas Terdakwa

Nama : DIKI OKTAVIANA

Tempat lahir : Tangerang

Umur / tanggal lahir : 22 tahun / 03 April 1993 Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Kampung Pabuaran, Desa Pangkat

RT.001/01Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

3. Dakwaan KESATU :

Bahwa Terdakwa DIKI OKTAVIANA pada hari Selasa tanggal dan bulan yang sudah tidak diingat lagi dalam tahun 2014 sekira jam 14.00 WIB bertempat di pergudangan Jatiuwung Tangerang, Banten yang masih termasuk pada daerah hukum Pengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa, membantu Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan secara terpisah) melakukan perbuatan dengan sengaja secara melawan hukum mengaku sebagai pemilik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian

(2)

adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, yang dilakukan sebagai berikut :

• Bahwa pada mulanya PT. BCLW yang merupakan perusahaan di bidang pengiriman logistik ekspor dan impor seperti kaleng-kaleng kosong dan tutup kaleng untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga. Kemudian barang berupa kaleng kosong sebanyak 118.256 pcs serta tutup kalengnya sebanyak 157.397 pcs untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga tersebut dikirim melalui subkon perusahaan Ekspedisi PT. CDL melalui Pelabuhan Tj. Priok, Jakarta Utara untuk dikirim ke PT/gudang Kino Care di Cikande, Tangerang, Banten;

• Bahwa saksi Andri Suprijato yang merupakan General Manager di PT. CDL menyiapkan dokumen-dokumen impor berupa kaleng-kaleng kosong serta tutupnya untuk dikirim ke PT. Kino Care di Cikande berupa Bill of Loading, Packing List, Invoice, Surat Kuasa Kepabeanan, DO (Delivery Order) dan Surat Jalan, saksi Andri Suprijato sebagai subkon dari PT. BCLW mensubkonkan kembali kepada perorangan yaitu kepada saksi Halid untuk memproses pengeluaran barang-barang di Bea Cukai yang selanjutnya dikirim ke gudang PT. Kino Care di Cikande. Kemudian saksi Halid mengurus ke Pelindo dan keluarlah TILA/SP2 Surat Pengambilan Peti Kemas (surat pengeluaran barang dari pelabuhan dan surat jalan), lalu setelah saksi Halid mendapat order tersebut, saksi Halid langsung menghubungi saksi Encep Saepul Nur Qory alias Saepul pada tanggal 20 Januari 2014 untuk menanyakan apakah bisa menyediakan mobil trailer untuk mengirim barang milik PT. CDL tersebut, lalu saksi Saepul menyanggupinya dan selanjutnya saksi Halid menyerahkan TILA/SP2 tersebut kepada saksi Saepul. Kemudian karena saksi Saepul hanya mempunyai 2 mobil trailer sedangkan saksi Halid memberikan 4 pengiriman barang lalu 2 pengiriman sisanya saksi Saepul oper kepada saksi Rahmat untuk mengantarkan barang tersebut ke gudang PT. Kino Care di Cikande serta memberikan dokumen berupa TILA/SP2 Surat Pengambilan Peti Kemas (surat pengeluaran barang dari pelabuhan dan surat jalan) kepada saksi Rahmat;

• Kemudian pada sore harinya saksi Rahmat dengan membawa mobil trailer di garasi saksi Saepul dan menuju Pelabuhan Tj. Priok untuk mengambil barang

(3)

berupa kaleng-kaleng kosong serta tutupnya untuk dikirim ke PT. Kino Care di Cikande dengan memberikan TILA tersebut, lalu untuk pengiriman pertama saat itu lancar. Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 21 Januari 2014 sore hari saksi Rahmat sampai di garasi lagi dan memberitahukan kepada saksi Saepul bahwa barang sudah sampai dan kontainer sudah ada di garasi dalam keadaan kosong, lalu saksi Saepul memberikan 1 Delivery Order kepada saksi Rahmat untuk mengirim barang lagi dan sampai di pelabuhan dengan menggunakan kontainer kosong pada tanggal 21 Januari 2014 sekitar jam 21.00 WIB namun karena keadaan macet dan mengantri maka barang berupa kaleng-kaleng kosong serta tutupnya merek Cap Kaki Tiga baru selesai dimasukkan ke kontainer pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 dini hari sekitar jam 03.00 WIB. Setelah ke luar dari pelabuhan Tj. Priok sekitar jam 05.00 WIB dan rencananya barang berupa kaleng kosong serta tutupnya merek Cap Kaki Tiga dari pelabuhan Tj. Priok akan dibawa ke gudang PT. Kino Care di Cikande dan sekitar jam 09.00 WIB saksi Rahmat sampai di Tol Bitung sesuai dengan jalur ke Cikande namun saksi Saepul ke luar di Tol Balaraja Barat lalu sampai di Pergudangan Jatiuwung sekitar jam 11.00 WIB saksi Rahmat bertemu dengan Terdakwa Diki yang menjadi perantara penjualan kaleng-kaleng kosong serta tutupnya yang seharusnya dikirim ke gudang PT. Kino Care;

• Kemudian kaleng-kaleng kosong serta tutupnya merek Cap Kaki Tiga sebanyak 157.720 pcs yang saksi Rahmat jual kepada saksi Suherman seharga Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan Terdakwa Diki yang menjadi perantara jual beli antara saksi Rahmat dan saksi Suherman mendapat keuntungan Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sedangkan dari saksi Suherman, Terdakwa Diki mendapat imbalan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

• Bahwa atas kejadian tersebut PT BCLW mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp149.000.000,00 (seratus empat puluh sembilan juta rupiah). Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 372 KUHP.

A T A U KEDUA :

(4)

Bahwa Terdakwa DIKI OKTAVIANA pada hari Selasa tanggal dan bulan yang sudah tidak siingat lagi dalam tahun 2014 sekira jam 14.00 WIB bertempat di pergudangan Jatiuwung Tangerang, Banten yang masih termasuk pada daerah hukumPengadilan Negeri Tangerang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaraTerdakwa, membantu Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan secara terpisah)membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan, menukarkan,menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yangdiketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan, tetapiyang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, yang dilakukan sebagai berikut :

• Bahwa pada mulanya PT. BCLW yang merupakan perusahaan di bidangpengiriman logistik ekspor dan impor seperti kaleng-kaleng kosong dan tutupkaleng untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga. Kemudian barang berupakaleng kosong sebanyak 118.256 pcs serta tutup kalengnya sebanyak157.397 pcs untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga tersebut dikirim melaluisubkon perusahaan Ekspedisi PT. CDL melalui Pelabuhan Tj. Priok, JakartaUtara untuk dikirim ke PT/gudang Kino Care di Cikande, Tangerang,Banten;

• Bahwa saksi Andri Suprijato yang merupakan General Manager di PT. CDLmenyiapkan dokumen-dokumen impor berupa kaleng-kaleng kosong sertatutupnya untuk dikirim ke PT. Kino Care di Cikande berupa Bill of Loading,Packing List, Invoice, Surat Kuasa Kepabeanan, DO (Delivery Order) danSurat Jalan, saksi Andri Suprijato sebagai subkon dari PT. BCLW mensubkon-kan kembali kepada perorangan yaitu kepada saksi Halid untukmemproses pengeluaran barang-barang di Bea Cukai yang selanjutnyadikirim ke gudang PT. Kino Care di Cikande. Kemudian saksi Halidmengurus ke Pelindo dan keluarlah TILA/SP2 Surat Pengambilan PetiKemas (surat pengeluaran barang dari pelabuhan dan surat jalan), lalu setelahsaksi Halid mendapat order tersebut, saksi Halid langsung menghubungisaksi Encep Saepul Nur Qory alias Saepul pada tanggal 20 Januari 2014untuk menanyakan apakah bisa menyediakan mobil trailer untuk mengirimbarang milik PT. CDL tersebut, lalu saksi Saepul menyanggupinya

(5)

danselanjutnya saksi Halid menyerahkan TILA/SP2 tersebut kepada saksiSaepul. Kemudian karena saksi Saepul hanya mempunyai 2 mobil trailersedangkan saksi Halid memberikan 4 pengiriman barang lalu 2 pengiriman

sisanya saksi Saepul oper kepada saksi Rahmat untuk mengantarkan barangtersebut ke gudang PT. Kino Care di Cikande serta memberikan dokumenberupa TILA/SP2 Surat Pengambilan Peti Kemas (surat pengeluaran barangdari pelabuhan dan surat jalan) kepada saksi Rahmat;

• Kemudian pada sore harinya saksi Rahmat dengan membawa mobil trailer digarasi saksi Saepul dan menuju Pelabuhan Tj. Priok untuk mengambil barangberupa kaleng-kaleng kosong serta tutupnya untuk dikirim ke PT. Kino Caredi Cikande dengan memberikan TILA tersebut, lalu untuk pengirimanpertama saat itu lancar. Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 21 Januari 2014sore hari saksi Rahmat sampai di garasi lagi dan memberitahukan kepadasaksi Saepul bahwa barang sudah sampai dan kontainer sudah ada di garasidalam keadaan kosong, lalu saksi Saepul memberikan 1 Delivery Orderkepada saksi Rahmat untuk mengirim barang lagi dan sampai di pelabuhandengan menggunakan kontainer kosong pada tanggal 21 Januari 2014 sekitarjam 21.00 WIB namun karena keadaan macet dan mengantri maka barangberupa kaleng-kaleng kosong serta tutupnya merek Cap Kaki Tiga baruselesai dimasukkan ke kontainer pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 dinihari sekitar jam 03.00 WIB. Setelah ke luar dari pelabuhan Tj. Priok sekitarjam 05.00 WIB dan rencananya barang berupa kaleng kosong serta tutupnyamerek Cap Kaki Tiga dari pelabuhan Tj. Priok akan dibawa ke gudang PT.Kino Care di Cikande dan sekitar jam 09.00 WIB saksi Rahmat sampai diTol Bitung sesuai dengan jalur ke Cikande namun saksi Saepul ke luar di TolBalaraja Barat lalu sampai di pergudangan Jatiuwung sekitar jam 11.00 WIBsaksi Rahmat bertemu dengan Terdakwa Diki yang menjadi perantara

penjualan kaleng-kaleng kosong serta tutupnya yang seharusnya dikirim kegudang PT. Kino Care;

• Kemudian kaleng-kaleng kosong serta tutupnya merek Cap Kaki Tigasebanyak 157.720 pcs yang saksi Rahmat jual kepada saksi Suhermanseharga Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan Terdakwa Diki yang menjadiperantara jual beli antara saksi Rahmat dan saksi Suherman mendapatkeuntungan

(6)

Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sedangkan dari saksiSuherman, Terdakwa Diki mendapat imbalan sebesar Rp500.000,00 (limaratus ribu rupiah);

• Bahwa atas kejadian tersebut PT BCLW mengalami kerugian kurang lebihsebesar Rp149.000.000,00 (seratus empat puluh sembilan juta rupiah).Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 480 KUHP.

4. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan NegeriTangerang tanggal 02 Juli 2014 sebagai berikut:

a. Menyatakan Terdakwa DIKI OKTAVIANA telah terbukti bersalah secara sahdan meyakinkan melakukan tindak pidana Pertolongan Jahat, sebagaimana diaturdan diancam pidana dalam Pasal 480 ke-1 KUHP sebagaimana dalam dakwaanKedua;

b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa DIKI OKTAVIANA dengan pidanapenjara selama 8 (delapan) bulan, dikurangi selama Terdakwa berada dalammasa penahanan, dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan; c. Menetapkan barang bukti berupa :

 1 (satu) unit handphone Blackberry Torch warna putih beserta simcardnya;

 1(satu) unit handphone Nokia warna hitam tanpa baterai beserta simcardnya;

Dirampas untuk dimusnahkan.

d. Menetapkan supaya Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp2.000,00(dua ribu rupiah).

5. Amar Putusan Pengadilan

Membaca putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938 / PID.B / 2014 / PN. TNG tanggal 14 Juli 2014 yang amar lengkapnya sebagai berikut:

a. Menyatakan Terdakwa DIKI OKTAVIANA tersebut di atas, tidak terbuktimelakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan kesatu dan kedua;

(7)

b. Membebaskan Terdakwa tersebut dari semua dakwaan;

c. Menetapkan, memerintahkan agar Terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan;

d. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan kedudukan dan harkat sertamartabatnya;

e. Menetapkan, barang bukti berupa 2 (dua) buah handphone merek Blackberry Torch putih beserta simcardnya dan handphone merek Nokia warna hitam tanpa baterai beserta simcardnya dikembalikan kepada Terdakwa;

f. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

6. Alasan-alasan Kasasi Penuntut Umum

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:

a. Majelis Hakim tidak menerapkan hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya:

1) Keliru menerapkan hukum formal :

Perbuatan Terdakwa DIKI OKTAVIANA telah terbukti bersalah melakukan perbuatan pidana membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan, menukar, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan dan oleh karena Terdakwa telah terbukti maka Terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang sesuai dengan perbuatannya sebagaimana diatur dan diancam dalam Dakwaan Kedua melanggar Pasal 480 ke-I KUHP.

2) Keliru menerapkan hukum materiil :

Menafsiran maksud secara sempit dari unsur melawan hukum pidana bahwa awalnya Terdakwa DIKI OKTAVIANA bekerja sebagai kuli di tempat limbah kakak ipar Terdakwa di daerah Pasar Kemis Tangerang sejak bulan Agustus 2013 yang setiap harinya mengantarkan/menyortir limbah plastik, kardus-kardus bekas dari warung, kemudian Terdakwa ditawarkan oleh saksi Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah) untuk menjual kaleng

(8)

rijekan aluminium Larutan Cap Kaki Tiga dan pada saat itu Terdakwa mengatakan kepada saksi Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah), "Nanti saya kasih kabar lagi dan saya akan menanyakan dulu kepada teman saya yang mengerti aluminium". Bahwa selanjutnya 2 (dua) hari kemudian Terdakwa menghubungi saksi Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah) kembali yang menanyakan tentang kaleng rijekan aluminium Larutan Cap Kaki Tiga dan berkata, "Apakah barang masih ada" dan saksi Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah) juga menanyakan masalah harga barangnya, lalu dijawab oleh Terdakwa, "Langsung aja sama Suherman alias Herman yang mau membeli barangnya", lalu Terdakwa memberikan nomor handphone Suherman alias Herman melalui telepon. Bahwa setelah terjadi kesepakatan saksi Rahmat alias Suryana dan Suherman alias Herman mengenai kaleng-kaleng kosong dan tutup kaleng minuman Larutan Cap Kaki Tiga tersebut kemudian Suherman alias Herman memberikan uang kepada Terdakwa sebesar Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) untuk diberikan kepada Rahmat alias Suryana lalu Terdakwa menghubungi saksi Rahmat dan janjian bertemu di dekat pintu tol Bitung Kab. Tangerang untuk memberikan uang hasil pembayaran kaleng-kaleng kosong dan tutup kaleng minuman Larutan Cap Kaki Tiga sebesar Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) kemudian Terdakwa mendapatupah sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dari hasil penjualan kaleng-kaleng dan tutup kaleng minuman Larutan Cap Kaki Tiga tersebut padahal barang-barang berupa tutup kaleng minuman Cap Kaki Tiga yang Terdakwa jual tanpa sepengetahuan pihak PT. BCLW yang merupakan perusahaan di bidang pengiriman logistik ekspor dan import seperti kaleng-kaleng kosong dan tutup kaleng-kaleng untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga dan akibat kejadian tersebut pihak perusahaan PT. Kino Care mengalami kerugian sebesar Rp149.000.000,00 (seratus empat puluh sembilan juta rupiah).

b. Majelis Hakim Keliru Cara Melakukan Peradilan Menurut Undang-Undang. Tuntutan perkara/pidana terbukti tetapi pertimbangan hukumnya dengan pertimbangannya yang keliru padahal perbuatan Terdakwa telah

(9)

terbukti membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan, menukar, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan dan oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah maka Terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang sesuai dengan perbuatannya. Untuk jelasnya keberatan-keberatan kami di atas, kami uraikan sebagai berikut:

1) Majelis Hakim tidak menerapkan hukum atau menerapkan hukum tidaksebagaimana mestinya yang dapat kami uraikan sebagai berikut:

Bahwa Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan menjatuhkan putusanmembebaskan Terdakwa DIKI OKTAVIANA tersebut dari semua dakwaan danmenetapkan, memerintahkan agar Terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan.

Bahwa dakwaan yang dianggap bukan merupakan tindak pidana dalam dakwaantersebut sehingga putusannya melepaskan dari segala tuntutan hukum (onslagvan rechtsvervolging) sedangkan nyata dakwaan sesuai dengan fakta-fakta yangdiajukan di persidangan. 2) Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan kepada

terdakwa, telahterjadi dimana di muka persidangan bahwa Terdakwa ditawarkan oleh saksi Rahmatalias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah) untuk menjual kaleng rijekan aluminiumLarutan Cap Kaki Tiga dan pada saat itu Terdakwa mengatakan kepada saksi Rahmatalias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah), "Nanti saya kasih kabar lagi dan sayaakan menanyakan dulu kepada teman saya yang mengerti aluminium", kemudianTerdakwa menghubungi saksi Rahmat alias Suryana (dilakukan penuntutan terpisah)kembali yang menanyakan tentang kaleng rijekan aluminium Larutan Cap Kaki Tigadan berkata, "Apakah barang masih ada" dan saksi Rahmat alias Suryana (dilakukanpenuntutan terpisah) juga menanyakan masalah harga barangnya, lalu dijawab oleh Terdakwa, "Langsung aja sama Suherman alias Herman yang mau membeli barangnya",lalu Terdakwa memberikan nomor handphone Suherman alias Herman melalui teleponkemudian setelah terjadi kesepakatan saksi Rahmat alias Suryana dan Suherman aliasHerman mengenai kaleng-kaleng

(10)

kosong dan tutup kaleng minuman Larutan Cap KakiTiga tersebut kemudian Suherman alias Herman memberikan uang kepada Terdakwasebesar Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) untuk diberikan kepada Rahmat aliasSuryana lalu Terdakwa menghubungi saksi Rahmat dan janjian bertemu di dekat pintutol Bitung Kab. Tangerang untuk memberikan uang hasil pembayaran kaleng-kalengkosong dan tutup kaleng minuman Larutan Cap Kaki Tingga sebesar Rp6.000.000,00(enam juta rupiah) kemudian Terdakwa mendapat upah sebesar Rp2.000.000,00 (duajuta rupiah) dari hasil penjualan kaleng-kaleng dan tutup kaleng minuman Larutan CapKaki Tiga tersebut padahal barang-barang berupa tutup kaleng minuman Cap Kaki Tiga yang Terdakwa jual tanpa sepengetahuan pihak PT. BCLW yang merupakanperusahaan di bidang pengiriman logistik ekspor dan import seperti kaleng-kalengkosong dan tutup kaleng untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga dan akibat kejadiantersebut pihak perusahaan PT. Kino Care mengalami kerugian sebesarRp149.000.000,00 (seratus empat puluh sembilan juta rupiah). Dengan berdasarkanalasan kami tersebut di atas sudah jelas Pengadilan Negeri Tangerang telah salahmenerapkan hukum sebagaimana mestinya karena pertimbangannya didasarkan kepadadasar pertimbangan hukum yang keliru.

7. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:

• Bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dapat dibenarkan karena sesuai ketentuan Pasal 253 Ayat (1) KUHAP. Judex Facti telah salah menerapkan hukum dalam hal menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Jaksa/Penuntut Umum;

• Bahwa pertimbangan Judex Facti dalam membebaskan Terdakwa yang pada pokoknya karena pemberian sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) kepada Terdakwa tidak diperjanjikan sebelumnya tidak dapat dibenarkan, setidak-tidaknya Terdakwa patut menduga karena diantara mereka sudah saling mengenal;

(11)

• Bahwa Terdakwa yang diajukan ke persidangan karena didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Jaksa/Penuntut Umum yang bertindak sebagai perantara penjualan kaleng kosong untuk minuman Larutan Cap Kaki Tiga milik PT. BCLW yang seharusnya dikirim ke PT. Kino Care, tetapi dijual melalui Terdakwa, seharga Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah), dan atas perbuatan Terdakwa tersebut Terdakwa mendapat imbalan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) dari penjual dan Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dari pembeli ;

• Bahwa perbuatan Terdakwa dalam hal ini sebagai perantara penjualan barang yang bukan miliknya, oleh karena saksi Rahmat hanya sopir kontener yang tugasnya mengirim barang tersebut ke PT. Kino Care, sehingga layak jika Terdakwanya adalah Rahmat, dan Terdakwa hanya membantu;

• Bahwa meski Terdakwa tidak tahu, seharusnya patut menduga Rahmat itu siapa dan bagaimana hubungannya dengan kepemilikan barang dalam kontainer yang dibawanya;

• Bahwa oleh karena yang diperoleh Terdakwa hanya sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) dan Terdakwa tetap bersalah, sepatutnya Terdakwa dipidana sekedar untuk berhati-hati di masa mendatang, karena tanpa Terdakwa saksi Rahmat tidak akan berhasil menjual barang yang dibawanya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Mahkamah Agung berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar pasal 480 ke-1 KUHPidana, oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut haruslah dijatuhi hukuman;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Jaksa/ Penuntut Umum telah memenuhi ketentuan Pasal 253 Ayat (1) huruf a, b atau c Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP), dengan demikian permohonan kasasi dari Penuntut Umum berdasarkan Pasal 254 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) harus dikabulkan dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938/PID.B/2014/ PN.TNG tanggal 14 Juli 2014, untuk kemudian Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa;

(12)

Hal-hal yang memberatkan 1 Perbuatan Terdakwa telah merugikan PT. BCLW sebesar Rp149.000.000,00 (seratus empat puluh sembilan juta rupiah);

Hal-hal yang meringankan

1 Terdakwa belum pernah dihukum;

2 Terdakwa belum menikmati hasil kejahatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Jaksa/Penuntut Umum dikabulkan dan Terdakwa dipidana, maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi;

Memperhatikan Pasal 480 Ke-1 KUHPidana, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

8. Putusan Mahkamah Agung MENGADILI,

Mengabulkan permohonan kasasi dari PEMOHON KASASI : JAKSA/PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANGERANG tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938/PID.B/ 2014/ PN.TNG tanggal 14 Juli 2014 tersebut;

MENGADILI SENDIRI,

a. Menyatakan Terdakwa DIKI OKTAVIANA tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penadahan”; b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 5 (lima) bulan;

c. Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

d. Memerintahkan Terdakwa untuk segera ditahan; e. Menetapkan agar barang bukti :

(13)

 1 (satu) unit handphone Blackberry Torch warna putih beserta simcardnya;

 1 (satu) unit handphone Nokia warna hitam tanpa baterai beserta simcardnya;

Dirampas untuk dimusnahkan.

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam seluruh tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

B. PEMBAHASAN

1. Kesesuaian Permohonan Kasasi Oleh Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Pengadilan Negeri Tangerang Dan Judex Factie Salah Menerapkan Hukum Dengan Pasal 253 KUHAP

Dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana karena hakim akan memeriksa perkara didasarkan surat dakwaan. Pada zaman HIR surat dakwaan disebut “surat tuduhan” atau disebut juga acte van beschuldinging, sedangkan KUHAP seperti yang ditegaskan pada Pasal 140 ayat (1) KUHAP, diberi nama “surat dakwaan”, atau dapat disebut akte van verwijzing atau dalam istilah hukum Inggris disebut imputation (Andi Sofyan & Abd. Asis, 2014: 171). Surat dakwaan dibuat oleh penuntut umum berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP) pendahuluan oleh penyidik. Hakim pada prinsipnya tidak dapat menjatuhkan hukuman kepada terdakwa apabila perbuatan tersebut tidak didakwakan oleh penuntut umum dalam surat dakwaanya sebagaimana ketentuan putusan Mahkamah AgungRepublik Indonesia Nomor 321 K/Pid/1983 tanggal 26 Mei 1984 (Lilik Mulyadi, 2007: 70).

Menurut Pasal 143 KUHAP bahwa untuk mengadili suatu perkara, penuntut umum wajib mengajukan permintaan disertai dengan suatu surat dakwaan. Surat dakwaan adalah dasar bagi pemeriksaan perkara selanjutnya, baik pemeriksaan di persidangan Pengadilan Negeri maupun pada pemeriksaan tingkat banding dan pemeriksaan kasasi serta peninjauan kembali (PK), bahkan surat dakwaan merupakan pembatasan tuntutan. Terdakwa tidak dapat dituntut atau dinyatakan bersalah dan dihukum untuk perbuatan-perbuatanyang tidak tercantum dalam surat dakwaan. (Leden Marpaung, 2011: 21). Bentuk-bentuk surat dakwaan

(14)

antara lain dakwaan tunggal, dakwaan alternatif, dakwaan subsidair dan dakwaan kombinasi.

Bentuk dakwaan penuntut umum dalam perkara ini berupa dakwaan alternatif karena terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Dalam praktik peradilan, sering dakwaan alternatif disebut dengan istilah dakwaan saling “mengecualikan” atau dakwaan relative atau berupa istilah dakwaan “pilihan (keuze tenlastelgging)”. Pada dakwaan alternatif, hakim dapat langsung memiih untuk menentukan dakwaan mana yang sekiranya cocok serta sesuai dengan hasil pembuktian di persidangan ( Lilik Mulyadi, 2007: 87).

Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya menggunakan kata sambung atau. Jadi dakwaan secara alternatif bukan kejahatan Perbarengan (Andi Sofyan & Abd. asis, 2014: 176).

Terdakwa didakwa denganPasal 372 KUHP tentang penggelapan dalam dakwaan kesatu. Kemudian dalam dakwaan kedua terdakwa didakwa dengan Pasal 480 KUHP tentang penadahan. Menurut tuntutan penuntut umum, terdakwa terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 480 ke-1 KUHP yaitu tindak pidana penadahan.Dalam Pasal ini juga mengatur kedudukan pembeli barang penadahan. Perbuatan penadahan yang pertama adalah apabila seseorang membeli dan menyewa barang yang diketahuinya atau patut disangkanya diperoleh dari hasil kejahatan. Perbuatan penadahan yang kedua adalah apabila seseorang menjual, menukarkan, menggadaikan dengan maksud hendak mendapatkan keuntungan dari barang yang diketahuinya atau patut disangkanya diperoleh karena kejahatan. Kedua perbuatan penadahan diatas akan membuktikan kedudukan pelaku tindak pidana penadahan berdasarkan keadaan atau cara dibelinya barang tersebut (Syabilal Rasyad, Jurnal Kedudukan Hukum Pembeli Barang Hasil Curian Dalam Kaitannya Tindak Pidana Penadahan, 2014: 16 ).

(15)

Hakim yang memeriksa dan memutus perkara pada Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938/PID.B/ 2014/PN.TNG menyatakan bahwa terdakwa Diki Oktaviana tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penadahan. Sehingga terdakwa Diki Oktaviana diputus bebas dari segala dakwaan yang diajukan penuntut umum oleh hakim Pengadilan Negeri Tangerang. Penuntut umum tidak dapat menerima putusan yang dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Negeri Tangerang. Terhadap putusan hakim pada pengadilan tingkat pertama baik terdakwa atau penuntut umum mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atau menolak putusan hakim yang dalam KUHAP dikenal dengan istilah upaya hukum. Upaya hukum menurut KUHAP ada dua macam, yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa.Selain upaya hukum yang diatur dalam KUHAP tersebut di atas, masih terdapat upaya hukum lainnya diatur dalam KUHAP, yaitu upaya hukum verset atau upaya hukum perlawanan (Andi Sofyan & Abd. Asis, 2014 : 268).

Upaya hukum biasa diatur di dalam Bab XVII, Bagian Kesatu dari Pasal 233 sampai dengan Pasal 243 KUHAP tentang pemeriksaan tingkat banding, dan Bagian Kedua dari Pasal 244 sampai dengan Pasal 258 KUHAP tentang pemeriksaan tingkat kasasi.

Upaya hukum biasa adalah hak terdakwa dan penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan negeri atau tingkat pertama (judex facti), sehingga maksud dari upaya hukum dari terdakwa (terpidana) atau penuntut umum tidak puas atau tidak dapat menerima putusan tersebut, adalah:

a) Untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh instansi yang sebelumnya. b) Untuk kesatuan dalam pengadilan.

c) Sebagai perlindungan terhadap tindak sewenang-wenang hakim atau pengadilan.

Dengan adanya upaya hukum ini ada jaminan, baik bagi terdakwa maupun masyarakat bahwa peradilan baik menurut fakta dan hukum adalah benar sejauh mungkin seragam (Andi Sofyan & Abd. Asis, 2014: 269).

Upaya hukum biasa terdiri dari dua bagian yaitu banding dan kasasi, peradilan kasasi berasal dari sistem hukum Prancis. Kasasi di Prancis disebut Cassation yang berasal dari kata kerja Casser yang artinya, membatalkan atau memecahkan (Leden Marpaung, 2011: 169). Pada asasnya kasasi didasarkan atas pertimbangan bahwa terjadi kesalahan penerapan hukum atau hakim telah

(16)

melampaui kekuasaan kehakimannya, artinya kekuasaan kehakiman ditafsirkan secara luas dan sempit. Jadi penafsiran secara sempit yaitu “jika hakim memutus sesuatu perkara padahal hakim tidak berwenang menurut kekuasaan kehakiman; dalam arti luas misalnya jika hakim pengadilan tinggi memutus padahal hakim pertama telah membebaskan” (Andi Sofyan & Abd. Asis, 2014: 278 - 279)

Penuntut umum memohon upaya hukum kasasi terhadap putusan hakim Pengadilan Negeri Tangerang menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP putusan perkara pidana yang dapat diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas. Sesuai dengan ketentuan Pasal 67 dan Pasal 244 KUHAP, bahwa putusan bebas tidak dapat dimintakan pemeriksaan banding atau kasasi. Demikianlah menurut ketentuan Undang-undang. Tetapi kenyataannya dalam praktek Mahkamah Agung memperkenankan diajukannya permohonan kasasi atas putusan bebas. Tentang apakah permohonan kasasi itu akan dikabulkan atau ditolak oleh Mahkamah Agung, tergantung pada apakah pemohon kasasi dalam memori kasasinya dapat membuktikan secara konkrit bahwa putusan bebas yang dimintakan kasasi itu adalah pembebasan yang tidak murni sifatnya (Harun M. Husein, 1992: 37-38).

Sudah dikatakan, berdasarkan ketentuan Pasal 244, terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan permohonan kasasi. Akan tetapi, kenyataan praktek, larangan pasal 244 tersebut telah disingkirkan oleh Mahkamah Agung secara Contra Legem. Mengenai hal ini sudah dibicarakan baik pada ulasan yang berhubungan dengan putusan bebas dikaitkan dengan upaya banding dan kasasi maupun pada pendahuluan uraian kasasi. Dalam uraian dimaksud secara panjang lebar sudah dijelaskan:

a) Permohonan banding terhadap putusan bebas, mutlak tidak dapat diajukan. Jadi, dengan dalih dan alasan apapun, permohonan banding terhadap putusan bebas mutlak tidak dapat diajukan.Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 67 KUHAP. Nyatanya praktek peradilan sampai pada saat ini, masih berpegang teguh secara murni dan konsekuen terhadap ketentuan Pasal 67 tersebut.

(17)

Inilah yang kita jumpai dalam kenyataan praktek peradilan, telah dengan sengaja menyingkirkan ketentuan Pasal 244. Apa yang dilarang Pasal itu telah dibenarkan dalam kenyataan praktek. Hal ini jelas jelas merupakan contra legem, yakni praktek dan penerapan hukum yang secara terang-terangan “bertentangan dengan undang-undang” (M. Yahya Harahap, 2012: 543-544).

Putusan bebas dibagi menjadi dua macam, yaitu bebas murni dan bebas tidak murni. Bebas murni yaitu terdakwa tidak melakukan perbuatan apa yang didakwakan oleh penuntut umum, tapi direkayasa dan dijatuhi hukuman oleh hakim Pengadilan Negeri. Dalam hal bebas murni tidak dapat dilakukan upaya hukum biasa maupun upaya hukum luar biasa. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 244 KUHAP. Sedangkan putusan bebas tidak murni adalah suatu putusan pengadilan yang amarnya berbunyi pembebasan dari dakwaan (segala dakwaan), yang pada hakikatnya merupakan putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum, yang terjadi karena pengadilan (hakim) keliru dalam menafsirkan suatu istilah yang terdapat dalam surat dakwaan ( Harun M. Husein,1992: 116).

Alasan kasasi menurut Pasal 253 ayat (1) terdiri dari:

a) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya

b) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang

c) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya

Alasan kasasi yang diajukan penuntut umum dalam kasus ini yaitu keliru menerapkan hukum formal dan hukum materiil. Hukum formal yang telah keliru diterapkan, perbuatan terdakwa DIKI OKTAVIANA telah terbukti bersalah melakukan perbuatan pidana membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan, menukar, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan dan oleh karena terdakwa telah terbukti maka terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang sesuai dengan perbuatannya sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan kedua melanggar Pasal 480 ke-I KUHP. Akan tetapi menurut hakim Pengadilan Negeri Tangerang terdakwa tidak terbukti melakukan perbuatan tersebut. Sedangkan hukum materiil yang salah diterapkan bahwa hakim menafsiran maksud secara sempit dari unsur

(18)

melawan hukum pidana bahwa perbuatan tersebut tidak selalu harus diatur dalam sebuah undang-undang tetapi juga dengan perasaan keadilan dalam masyarakat sehingga hakim Pengadilan Negeri Tangerang membebaskan terdakwa dari segala tuntutan yang dituduhkan oleh penuntut umum.

Alasan kasasi yang kedua yaitu majelis hakim keliru cara melakukan peradilan menurut undang-undang. Tuntutan perkara/pidana terbukti, tetapi pertimbangan hukumnya dengan pertimbangannya yang keliru padahal perbuatan terdakwa telah terbukti membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan, menukar, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari perbuatan jahat penadahan dan oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah maka Terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang sesuai. Padahal perbuatan itu tidak didasarkan pada unsur kesengajaan dan niat dari dalam diri pelaku melainkan karena kekhilafan dan sikap kurang kehati-hatian pelaku (Bernadetta R F S, Jurnal Dasar Pertimbangan Hakim Menjatuhkan Sanksi Pidana Terhadap Pedagang Besi Tua Yang Melakukan Tindak Pidana Penadahan Studi Di Pengadilan Negeri Kepanjen, 2015: 6).

Semua pengajuan kasasi oleh penuntut umum atas dasar judex facti salah menerapkan hukum terhadap putusan bebas perkara penadahan dengan ketentuan Pasal 253 KUHAP telah sesuai karena peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya dan cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang.

2. Kesesuaian Alasan Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Dalam Memeriksa Dan Memutus Pengajuan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Perkara Penadahan Dengan Ketentuan Dalam Pasal 256 KUHAP

Mahkamah Agung adalah badan peradilan tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga keseragaman dalam penerapan hukum agar penerapan hukum di Indonesia adil, benar dan tepat. Mahkamah Agung adalah pelaku kekuasaan kehakiman. Menurut Pasal 20 ayat (2) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman wewenang dari Mahkamah Agung adalah:

(19)

a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali Undang-undang menentukan lain;

b. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-undang terhadap Undang-undang;

c. Kewenangan lainnya yang diberikan Undang-undang.

Alasan-alasan yang diajukan oleh penuntut umum dapat dibenarkan dengan beberapa pertimbangan hakim. Putusan bebas yang dijatuhkanPengadilan Negeri Tangerang terhadap terdakwa merupakan putusan bebas tidak murni. Dalam kasus ini pemohon kasasi dapat membuktikan bahwa putusan tersebut merupakan pembebasan yang tidak murni, yaitu hakim pengadilan tingkat pertama dalam menerapkan hukumnya tidak dengan sebagaimana mestinya yaitu salah dalam menerapkan hukum formal dan hukum materiil.

Mahkamah Agung juga mempertimbangkan bahwa judex facti telah salah menerapkan hukum. Hal ini selaras dengan alasan pengajuan kasasi yang tercantum dalam Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP. Dari uraian tersebut di atas, perlu dilihat pertimbangan-pertimbangan Mahkamah Agung yang menyangkut pembuktian dalam proses persidangan sehingga dapat diketahui pertimbangan yang menyatakan bahwa putusan bebas yang dijatuhkan judex facti Pengadilan Negeri Tangerang merupakan putusan bebas tidak murni. Dalam hal pembuktian, Mahkamah Agung berpendapat bahwa judex facti yang memeriksa fakta-fakta dalam persidangan telah salah dalam menerapkan peraturan hukum dalam putusan perkara penadahan tersebut. Hal tersebut dinyatakan dalam pertimbangan Hakim Mahkamah Agung.Judex facti tidak mempertimbangkan fakta-fakta hukum dalam proses pembuktian yang dapat menunjukkan kebenaran perbuatan pidana yang dilakukan oleh terdakwa melalui alat-alat bukti yang ada dalam persidangan. Pada dasarnya, Hakim harus menggali fakta-fakta dalam persidangan untuk membentuk keyakinan hakim dalam sistem pembuktian secara negatif yang dianut oleh Indonesia.

Hal tersebut juga didukung dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 2221 K/Pid/1990 tanggal 29 Oktober 1993, yang menyatakan bahwa, “Dalam mengadili dan memutus perkara pidana, maka Hakim judex facti wajib memperhatikan secara cermat semua fakta yang terbukti di persidangan dan mempertimbangkannya dalam putusannya, bilamana tidak, maka putusan Hakim

(20)

tersebut tergolong sebagai putusan yang tidak atau kurang sempurna dipertimbangkannya (onvoldoende gemotiveerd) dan Mahkamah Agung akan membatalkan putusan judex facti tersebut, bilamana dimohonkan pemeriksaan kasasi.” Jadi diterimanya pengajuan kasasi oleh Jaksa/Penuntut Umum pada putusan Mahkamah Agung Nomor 104 K/PID/2015 walaupun tidak sesuai dengan bunyi Pasal 244 KUHAP, akan tetapi dibenarkan oleh yurisprudensi serta doktrin-doktrin hukum yang telah berlaku di masyarakat guna menciptakan hukum yang berkeadilan di Indonesia. Sehingga pertimbangan yuridis Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor 104 K/PID/2015, sesuai dengan ketentuan Pasal 255 ayat (1) jo. Pasal 256 KUHAP mengabulkan permohonan kasasi Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tangerang dengan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938/PID.B/ 2014/PN.TNG tanggal 14 Juli 2014 dan Mahkamah Agung mengadili sendiri dengan amar putusan:

MENGADILI,

Mengabulkan permohonan kasasi dari PEMOHON KASASI : JAKSA/PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANGERANG tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 938/PID.B/ 2014/ PN.TNG tanggal 14 Juli 2014 tersebut;

MENGADILI SENDIRI,

a. Menyatakan Terdakwa DIKI OKTAVIANA tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penadahan”; b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 5 (lima) bulan;

c. Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

d. Memerintahkan Terdakwa untuk segera ditahan; e. Menetapkan agar barang bukti :

 1 (satu) unit handphone Blackberry Torch warna putih beserta simcardnya;

 1 (satu) unit handphone Nokia warna hitam tanpa baterai beserta simcardnya;

(21)

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam seluruh tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Pasal 244 menyatakan bahwa “Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas”.

Dalam pasal 244 KUHAP mengenai pemeriksaan kasasi oleh Mahkamah Agung, putusan yang diberikan Mahkamah Agung tidak bertentangan karena telah sesuai dengan tugas dan wewenang yang harus dilaksanakan oleh Mahkamah Agung selaku pengadilan tertinggi yang mempunyai tugas untuk membin dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara diterapkan secara tepat dan adil, dan guna menentukan sudah tepat dan adilkah putusan pengadilan bawahannya itu.

Referensi

Dokumen terkait

Subtitusi tepung ikan dengan tepung cangkang kepiting pada larva udang windu tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR),

Dari definisi diatas dapat kita lihat bahwa tujuan dari Public Relations adalah menciptakan hubungan yang baik dan harmonis dengan public di luar lembaga, sehingga

Tindak Tutur dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Ujung Murung Banjarmasin Kalimantan Selatan. Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan, sedangkan jual

Data Flow Diagram atau sering juga disebut dengan Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model

Western medical science is still studying the host of ingredients and combinations that make up these natural pain relief, before any major investment is made by

Puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum

Penelitian yang dilakukan oleh Zhaodi Zhang, dkk., pada hewan coba yang mengalami nyeri tulang kanker menunjukkan bahwa terapi elektroakupunktur pada titik ST36 dapat

Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Implementasi Strategi Pembelajaran Intertekstual dengan POGIL Pada Konsep Tingkat Kejenuhan Larutan ………