• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1. Komposisi media dan reagen yang digunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1. Komposisi media dan reagen yang digunakan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1998 dan Leon et al. 1992) - Hidrolisat kasein : 0.25% - Yeast ekstrak : 0.05% - Proteose pepton : 0.5 % - NaH2PO4 : 0.06% - MgSO4 : 0.5% - CaCl2 : 0.01% - NaCl : 3% - FeSO4 : 0.002% - Agar : 1,5%

2. Media marine broth, digunakan untuk isolasi, peremajaan dan penyimpanan isolat - Yeast extract 0.1% - Casamino acid 0.5% - NaCl 3.0% - MgCl2.6H2O 0.23% - KCl 0.03%

3. Untuk produksi enzim agarase digunakan Basal Salt Solution (Medium B, gr/l) (Hofsten dan Malmqvis. 1974)

- NaNO3 : 2 - Yeast ekstrak : 1 - K2HPO4 : 0.5 - MgSO4 : 0.2 - CaCl2 : 0.02 - MnSO4 : 0.02 - FeSO4 : 0.02 - Agarosa : 2 pH 7.0

4. Phosphate buffered saline (PBS) : 10 mM K2PO4-KH2PO4, 0.14 M NaCl, pH 7.2

5. Reagen dinitrosalisilic acid (DNS)(gr/l) :

- NaOH padat : 10

- KNa-Tartarat : 182

- Na2SO3 : 0.5

- DNS : 10

- Aquades : sampai dengan 1000 ml

Sebanyak 10g NaOH, 182 g KNa-tartarat dan 0.5 g Na2S03dimasukan dalam Erlenmeyer 1000 ml dan dilarutkan dengan akudes sedikit demi sedikit. Setelah larut ditambahkan DNS sambil distrer perlahan-lahan. Larutan disaring dengan kertas saring dan simpan dalam botol gelap pada suhu dingin.

(2)

6. Pereaksi Bradford (500 ml) :

- commasi brilliant blue (CBB G-250) : 0.05 g

- ethanol 95% : 25 ml

- asam phosphate 85% : 50 ml

Sebanyak 0.05 g CBB dilarutkan dalam 25 ml etanol 95% dan diaduk selama 1 jam. Larutan kemudian ditambahkan 50 mL H3PO4 85% (b/v) dan diencerkan dengan akuades hingga 500 ml. Setiap akan digunakan pereaksi ini harus disaring terlebih dahulu dan pereaksi ini tetap baik bila disimpan diruang gelap selama kurang lebih 1 bulan.

7. Lugol’s Iodine (100 ml) :

A. KI : 2 g

Akuades 20 ml

B. I2murni : 1 g

(3)

Lampiran 2. Prosedur uji degradasi substrat oleh bakteri

a. Memperoleh supernatan bebas sel

~ Persiapan kultur dilakukan dengan cara menginokulasikan 1 ml isolat ke dalam 100 ml media kultur cair yang masing-masing mengandung substrat (pati, kasein, agar, tepung Gracilaria sp.). Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 29oC.

~ Setelah 24 – 48 jam kultur cair disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, supernatannya diambil dan digunakan sebagai sampel untuk pengujian degradasi substrat dan aktivitas enzim

b. Prosedur uji degradasi pati dan agar-agar

~ Standar pati dan agar-agar : 50 mg pati dan agar-agar masing-masing dilarutkan dalam 100 ml akuades.

~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi terpisah yaitu 0.4 ml (2 ppm), 0.8 ml (4 ppm), 1.2 ml (6 ppm), 1.6 ml (8 ppm), dan 2.0 ml (10 ppm) masing-masing ditambah akuades hingga menjadi 10 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine.

~ Larutan blanko yaitu 10 ml akuades ditambah dengan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine

~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan akuades sampai 10 ml dan ditambahkan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine, kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 2.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama.

~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah akuades hingga 10 ml dan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine.

~ Absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 578 nm untuk pati dan 540 nm untuk agar-agar

~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi pati dan agar-agar dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi pati atau agar-agar vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm)

(4)

c. Prosedur uji degradasi karbohidrat Gracilaria (Metode Anthrone)

~ Standar D-galaktosa. : 200 mg galaktosa dilarutkan dalam 100 ml akuades, diambil 10 ml larutan dan diencerkan menjadi 100 ml dengan akudes.

~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi secara terpisah yaitu 0 ml (blanko), 0.2 ml (0.04 mg), 0.4 ml (0.08 mg), 0.06 ml (0.12 mg), 0.8 ml (0.16 mg), dan 1.0 ml (0.2 mg), lalu diencerkan dengan akuades hingga menjadi 1.0 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 5.0 ml pereaksi anthrone dan ditutup. Divortek dan dikocok hingga merata.

~ Tabung reaksi dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm

~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan 5.0 ml pereaksi anthrone, dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm. Kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 1.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama.

~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 1.0 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 5.0 ml pereaksi anthrone, dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm

~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi karbohidrat Gracilaria dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi pati atau agar-agar vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm)

~ Persamaan regresi Y = a + bx

d. Prosedur uji degradasi kasein

~ Standar kasein : 50 mg kasein masing-masing dilarutkan dalam 100 ml akuades.

~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi terpisah yaitu 0.4 ml (2 ppm), 0.8 ml (4 ppm), 1.2 ml (6 ppm), 1.6 ml (8 ppm), dan 2.0 ml (10 ppm) masing-masing ditambah akuades hingga menjadi 10 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 1.0 ml larutan biuret.

(5)

~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan akuades sampai 10 ml dan ditambahkan 1.0 ml larutan biuret, kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 2.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama.

~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah akuades hingga 10 ml dan 1.0 ml larutan biuret.

~ Absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 520 nm

~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi pati dan agar-agar dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi kasein vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm)

(6)

Lampiran 3. Pengukuran aktivitas enzim agarase a. Pembuatan kurva standar D-galaktosa

Dibuat konsentrasi D-galaktosa stok 1000 ppm sebanyak 20 ml dengan cara menimbang 20 mg D-galaktosa, kemudian dilarutkan dalam 20 ml akuades steril. Selanjutnya dibuat serial konsentrasi D-galaktosa dari 0 – 400 ppm, sebagai berikut :

No. Konsentrasi (ppm) H2O steril (ml) D-galaktosa (ml) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0 50 100 150 200 250 300 350 400 2 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

b. Pengukuran aktivitas enzim

Pengukuran aktivitas enzim agarase pada susbstrat agarosa (0.2%) dengan metode DNS (Dinitrosalysilic acid)

Perlakuan Sampel (ml) Kontrol (ml) Blanko (ml) Standar (ml) - Agarosa dalam buffer

fosfat (pH 7.0) - Galaktosa standar - Ekstrak enzim - Akuades 1.0 -1.0 -1.0 -1.0 -1.0 -1 -Dikocok dan diinkubasi dalam water shaker bath pada suhu 29 oC

selama 30 menit

DNS 2.0 2.0 2.0 2.0

Ekstraks enzim - 1.0 -

-Dipanaskan pada suhu 100 oC selama 10 menit

Didiamkan selama beberapa menit pada suhu ruang kemudian diukur absorbansinya pada 540 nm

(7)

Lampiran 4. Prosedur analisis proksimat (kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak kasar, dan kadar prtein kasar)

a. Prosedur analisis kadar air

~ Cawan dipanaskan pada suhu 110 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (a).

~ Contoh yang telah dihomogenkan ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan dinyatakan sebagai bobot awal (b).

~ Cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 oC selama 3-5 jam. Setelah proses pengeringan, cawan dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dikeringkan kembali dalam oven sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir ( c ).

Keterangan :

a= bobot cawan kosong

b= bobot cawan dan contoh sebelum pengabuan c= bobot cawan dan contoh setelah dioven

b. Prosedur analisis kadar abu

~ Cawan yang telah dibersihkan dipanaskan dalam tanur pada suhu 100oC selama 2 jam lalu ditimbang sebagai bobot kosong (a).

~ Contoh yang telah diuapkan ditimbang teliti + 1g dalam cawan dan dinyatakan sebagai bobot awal (b)

~ Kemudian cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur suhu 600 oC selama 5 jam. Setelah pemanasan cawan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dipanaskan beberapa kali sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir (c).

Keterangan:

a= bobot cawan kosong b= bobot cawan dan contoh

(8)

c. Prosedur analisis kadar protein kasar

~ Sampel ditimbang secara teliti sebanyak 200 mg, lalu dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal.

~ Selanjutnya ditambahkan selen (katalis K2SO4+ CuSO4.H2O) dan 10 ml asam sulfat pekat dan didestruksi pada pemanas 400oC selama 2-3 jam atau sampai larutan menjadi jernih.

~ Setelah proses destruksi lalu dipindahkan ke dalam labu destilasi kemudian diperiksa kandungan nitrogennya dengan menggunakan alat kjeltek.

Keterangan:

a = bobot contoh

b = volume HCl yang digunakan

6,25 = faktor konversi dari nitrogen ke protein 14 = Ar nitrogen

d. Prosedur analisis kadar lemak kasar

~ Labu lemak yang akan digunakan dioven selama 30 menit pada suhu 100-105 oC, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A).

~ Sampel ditimbang sebanyak 2 gram (B) lalu dibungkus dengan kertas saring, ditutup dengan kapas bebas lemak dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi sokhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak yang telah dioven dan diketahui bobotnya.

~ Pelarut heksan atau pelarut lemak lain dituangkan sampai sampel terendam dan dilakukan refluks atau ektraksi lemak selama 5-6 jam atau sampai palarut lemak yang turun ke labu lemak berwarna jernih.

~ Pelarut lemak yang telah digunakan, disuling dan ditampung setelah itu ekstrak lemak yang ada dalam labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 100-105 oC selama 1 jam, lalu labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C).

~ Tahap pengeringan labu lemak diulangi sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar lemak dihitung dengan rumus:

(9)

Keterangan: a= bobot contoh

b= bobot labu lemak dan labu didih c= bobot labu lemak, batu didih dan lemak

e. Prosedur analisis kadar serat kasar

~ Contoh yang telah digunakan pada penetapan lemak ditimbang dengan teliti sebanyak 500 mg (a) lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

~ Selanjutnya ditambahkan 100 ml asam sulfat 1.25% dan dipanaskan sampai mendidih. Setelah 1 jam ditambahkan 100 ml natrium hidroksida 3.25%, dipanaskan kembali sampai mendidih selama 1 jam, kemudian didinginkan dan disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah diketahui bobotnya (b).

~ Endapan dicuci dengan asam sulfat encer dan alkohol, lalu kertas saring dan endapan dikeringkan dalam oven dan ditimbang ( c) .

Keterangan : a = bobot contoh b = bobot endapan c =bobot abu

(10)

Lampiran 5. Proses ekstraksi agar-agar menurut SNI (SNI 01-4497-1998)

1. Sebanyak 10 gram potongan tallus dari Gracilaria kering dicuci dengan akuades lalu ditiriskan

2. Contoh selanjutnya dimasukan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan 100 ml larutan NaOH (2-6 %). Labu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 90oC

3. Contoh disaring dan dicuci kembali dengan akuades lalu ditambahkan

beberapa tetes HCl 0.1 M untuk menetralkan kelebihan basa (sampai pH 7)

4. Contoh dipindahkan ke dalam “pressure cooker atau presto” yang berisi 500 ml H2O dan diekstraksi selama 2 jam pada suhu 100 oC

5. Selesai ekstraksi, segera dilakukan penyaringan dalam keadaan panas dan filtrat ditampung dalam wadah tahan karat dan segera dibekukan dalam lemari pendingin

6. Gel yang terbentuk dipanaskan pada 60 oC selama 2 jam, selanjutnya ditimbang.

(11)

Lampiran 6. Isolat bakteri agarolitik yang diisolasi dari air laut, alga dan abalon

No Kode Asal isolat Karakter morfologi koloni dan sel 1 Abn1.1 Tanjung An Kokus, kuning, licin, non motil, bulat 2 Abn1.2 Tanjung An Batang, koloni krem-kecoklatan, non motil 3 Abn1.3 Tanjung An Batang pendek, putih, licin, motil

4 Alg1.1 Pantai Gerupuk Kokus, putih, licin, bulat, dan kecil 5 Alg1.3 Pantai Gerupuk Batang pendek, krem, licin, bulat, motil 6 Alg2.1 Pantai Kuta Batang, kuning kecoklatan, irregular 7 Alg2.2 Pantai Kuta Batang, pink, permukaan licin, bulat 8 Alg3.1 Pantai Kuta Batang, koloni krem, bulat, licin, motil 9 Alg4.1 Tanjung An Batang, kuning kecoklatan, motil 10 Alg4.2 Tanjung An Batang, krem, koloni bulat, motil

11 Alg5.1 Pantai Kuta Batang panjang, putih susu, menghasilkan H2S, bundar dengan tepian timbul

12 Alg5.2 Pantai Kuta Kokus, krem, ireguler, non motil

13 Alg5.3 Pantai Kuta Batang, putih, permukaan kasar, non motil 14 Alg6.3 Tanjung An Batang, kuning kecoklatan, irregular

Lampiran 7. Hubungan Optical density (OD620) dan Log10 cfu/ml isolat bakteri agarolitik yang ditumbuhkan pada media MB

Isolat waktu inkubasi

0 2 4 6 8 12 16 20 24 Isolat Abn1.2 logcfu/mL 6.2 6.41 6.86 7.37 7.65 8.02 8.08 8.04 8.23 OD620 0.0 0.19 0.39 0.86 1.17 1.58 1.80 1.90 1.96 Isolat Abn1.1 logcfu/mL 6.1 6.19 6.30 6.55 6.65 6.98 7.38 7.69 7.82 OD620 0.0 0.03 0.05 0.08 0.29 0.53 0.97 1.44 1.66 Isolat Alg2.2 logcfu/mL 6.2 6.25 6.30 6.46 6.81 7.39 7.74 7.75 7.62 OD620 0.0 0.05 0.08 0.17 0.53 1.28 1.60 1.704 1.70 Isolat Alg3.1 logcfu/mL 6.2 6.38 6.89 7.33 7.57 7.90 8.12 8.08 8.11 OD620 0.0 0.12 0.41 0.85 1.17 1.49 1.80 1.89 1.93 Isolat Alg4.2 logcfu/mL 6.2 6.39 6.92 7.40 7.83 8.17 8.21 8.10 8.04 OD620 0.0 0.13 0.44 0.92 1.36 1.70 1.7970 1.82 1.92 Isolat Alg5.1 logcfu/mL 6.2 6.38 6.87 7.32 7.54 7.85 7.90 8.06 8.17 OD620 0.0 0.14 0.44 0.81 1.09 1.44 1.571 1.70 1.88 Isolat Alg5.2 logcfu/mL 6.2 6.29 6.34 6.41 6.66 7.00 7.45 7.75 7.91 OD620 0.0 0.03 0.08 0.11 0.38 0.62 1.01 1.35 1.57

(12)

Lampiran 8. Aktivitas kualitatif (diameter zona bening, mm) dari supernatan isolat bakteri agarolitik yang ditumbuhkan pada medium SWM selama 24 jam

No Isolat zona bening No. Isolat zona bening

1 1 20.67 15 3+4 25.17 2 1+2 18.50 16 3+5 26.33 3 1+3 19.00 17 3+6 25.17 4 1+4 32.50 18 3+7 19.83 5 1+5 32.83 19 4 25.67 6 1+6 22.83 20 4+5 26.17 7 1+7 20.50 21 4+6 26.67 8 2 14.00 22 4+7 24.83 9 2+3 24.33 23 5 26.83 10 2+4 21.50 24 5+6 27.33 11 2+5 22.00 25 5+7 26.17 12 2+6 24.50 26 6 23.83 13 2+7 20.83 27 6+7 23.17 14 3 12.67 28 7 20.67 Keterangan isolat :

1=Abn1.2 3=Alg2.2 5=Alg4.2 7=Alg5.2

2=Abn1.1 4=Alg3.1 6=Alg5.1

Lampiran 9. Data hasil uji hidrofobisitas pada OD600

Isolat Awal (Ao) Akhir (At) Ao-At (Ao-At)/Ao (%)

Alg3.1 0.587 0.5175 0.0695 11.84

Abn1.2 0.483 0.3675 0.1155 23.91

(13)

Lampiran 10. Data hasil pengukuran koagregasi isolat selama 1 dan 4 jam pengamatan pada panjang gelombang 620 nm

Isolat Awal (0 jam) 1 jam inkubasi 4 jam inkubasi

Alg3.1 0.600 0.585 0.588 Alg4.2 0.600 0.559 0.539 Abn1.2 0.600 0.604 0.578 3.1+1.2 0.605 0.5885 0.532 4.2+1.2 0.586 0.550 0.520 3.1 + 4.2 0.600 0.589 0.523

Perhitungan persentase koagregasi

A B A-B (A-B)/A ((A-B)/A)*100

OD1+OD2 2*OD1.2 KoAg(3.1+1.2)1jm = 1.189 1.177 0.012 0.010093 1.01 4jm = 1.166 1.063 0.103 0.087945 8.79 KoAg(4.2+1.2)1jm = 1.144 1.099 0.044 0.038916 3.89 4jm = 1.117 1.04 0.076 0.068518 6.85 KoAg(3.1+4.2)1jm = 1.139 1.178 -0.039 -0.03469 -3.47 4jm = 1.127 1.046 0.081 0.071872 7.19

Lampiran 11. Hasil uji penempelan isolat bakteri agarolitik pada lempeng baja stainless selama 24 dan 48 jam pada 28 oC dan diagitasi 120 rpm

Isolat

Jumlah sel bakteri

24 jam 48 jam

Swab* Planktonik** Swab* Planktonik**

Abn1.2 2.94 x 105 5.65 x 108 1.09 x 107 9.52 x 107 Alg3.1 1.83 x 105 2.04 x 108 6.47 x 106 6.60 x 107 Alg4.2 8.01 x 104 3.72 x 108 9.43 x 106 6.23 x 107 Keterangan : * jumlah sel bakteri dalam cfu/cm2

(14)

Lampiran 12. Derajat hidrolisis substrat oleh bakteri agarolitik kandidat probiotik

Isolat Pati (%) Agar –agar (%) Kasein (%)

24 jam 48 jam 24 jam 48 jam 24 jam 48 jam

Abn1.2 89.20 99.16 17.32 36.09 93.63 99.97

Alg3.1 76.05 90.20 37.24 55.61 84.48 97.61

Alg4.2 86.03 97.39 17.62 40.69 82.23 99.99

Lampiran 13. Derajat hidrolisis karbohidrat Gracilaria oleh bakteri agarolitik kandidat probiotik (%)

Konsentrasi inokulum

isolat 106cfu/mL 108cfu/mL 1010cfu/mL

24 jam 48 jam 24 jam 48 jam 24 jam 48 jam

Abn1.2 15.89 28.36 16.75 32.23 17.77 34.73

Alg3.1 15.17 34.52 17.16 40.78 26.80 45.42

Alg4.2 9.57 29.43 16.04 33.45 18.23 36.20

Abn1.2+Alg3.1 20.01 48.63 25.00 52.90 27.49 59.32

Abn1.2+Alg4.2 10.59 22.15 13.09 24.44 14.92 26.53

Lampiran 14. Hubungan pertumbuhan sel (OD620 nm) dengan aktivitas enzim agarase selama 52 jam pengamatan

Jam

ke-Abn1.2 Alg3.1 Alg4.2 Aktivitas campuran

nkat OD620 nkat OD620 nkat OD620 3.1+1.2 4.2+1.2 0 0.001 0.006 0.020 0.006 0.008 0.003 0.006 0.003 4 0.012 0.036 0.060 0.036 0.010 0.038 0.034 0.013 8 0.241 0.260 0.109 0.062 0.011 0.147 0.107 0.057 12 0.213 0.585 0.213 0.281 0.206 0.281 0.212 0.198 16 0.332 1.049 0.304 0.419 0.184 0.494 0.294 0.225 20 0.391 1.187 0.338 0.429 0.229 0.629 0.412 0.254 24 0.411 1.176 0.337 0.476 0.176 0.676 0.498 0.312 28 0.395 1.289 0.439 0.589 0.439 0.949 0.557 0.448 32 0.316 1.301 0.443 0.601 0.415 1.027 0.593 0.487 36 0.262 1.282 0.489 0.727 0.324 1.027 0.552 0.446 40 0.268 1.198 0.477 0.822 0.285 1.013 0.508 0.367 44 0.187 1.018 0.425 0.837 0.210 0.910 0.447 0.282 48 0.099 0.832 0.405 0.832 0.168 0.857 0.422 0.221 52 0.055 0.663 0.360 0.811 0.030 0.811 0.390 0.152

(15)

Lampiran 15. Nilai optical density (OD620nm) tipe liar dan mutan yang ditumbuhkan pd media MB selama 24 jam

waktu Jam ke- Isolat OD620 sampel Blanko S-B

07.00 0 Abn1.2 0.0800 0.069 0.0105 Abn1.2 Rfr 0.0780 0.069 0.0085 Alg3.1 0.0760 0.070 0.0065 Alg3.1 Rfr 0.0743 0.070 0.0048 0.0695 11.00 4 Abn1.2 0.3863 0.3168 Abn1.2 Rfr 0.3430 0.2735 Alg3.1 0.3343 0.2648 Alg3.1 Rfr 0.3353 0.2658 15.00 8 Abn1.2 1.2407 1.1712 Abn1.2 Rfr 1.2127 1.1432 Alg3.1 0.9900 0.9205 Alg3.1 Rfr 0.8850 0.8155 19.00 12 Abn1.2 1.6790 1.6095 Abn1.2 Rfr 1.6877 1.6182 Alg3.1 1.6843 1.6148 Alg3.1 Rfr 1.4917 1.4222 23.00 16 Abn1.2 1.8740 1.8045 Abn1.2 Rfr 1.8263 1.7568 Alg3.1 1.9890 1.9195 Alg3.1 Rfr 2.0060 1.9365 03.00 20 Abn1.2 1.9943 1.9248 Abn1.2 Rfr 1.9733 1.9038 Alg3.1 2.1353 2.0658 Alg3.1 Rfr 2.0923 2.0228 07.00 24 Abn1.2 2.0630 1.9935 Abn1.2 Rfr 2.0233 1.9538 Alg3.1 2.1280 2.0585 Alg3.1 Rfr 2.0753 2.0058

(16)

Lampiran 16. Rataan berat awal (Wo) dan akhir (Wt), panjang cangkang awal (Lo) dan akhir abalon (Lt)

Bak Wo Wt Wt-Wo PR PB Lo Lt Lt-Lo (g) (g) (g) (%) (g) (cm) (cm) (cm) K0-1 5.994 6.655 0.671 11.19 6.71 3.307 3.336 0.029 K0-2 5.407 6.359 0.952 17.61 9.52 3.210 3.241 0.031 K0-3 5.519 6.190 0.811 14.69 8.11 3.170 3.218 0.048 K1-1 5.663 6.776 1.113 19.65 11.13 3.291 3.347 0.056 K1-2 6.134 7.207 1.073 17.49 10.73 3.418 3.454 0.036 K1-3 5.669 6.701 1.032 18.20 10.32 3.355 3.397 0.042 K2-1 5.810 6.958 1.148 19.76 11.48 3.255 3.293 0.038 K2-2 5.448 6.519 1.071 19.66 10.71 3.124 3.181 0.057 K2-3 5.414 6.742 1.328 24.53 13.28 3.151 3.208 0.057 K3-1 5.380 6.545 1.165 21.65 11.65 3.105 3.141 0.036 K3-2 5.517 6.461 0.944 17.11 9.44 3.246 3.279 0.033 K3-3 4.822 5.906 1.084 22.48 10.84 3.071 3.127 0.056

Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+ probiotik); K3=Normal ( pakan standar)

Lampiran 17. Konsumsi pakan total, konsumsi per ekor, konversi dan efisiensi pakan

Bak Total Konsumsi Konsumsi Konversi Efisiensi

Pakan (g) per ekor (g) pakan pakan (%)

K0-1 216.12 21.61 32.11 3.11 K0-2 238.73 23.87 30.92 3.23 K0-3 247.28 24.73 25.00 4.00 K1-1 238.40 23.84 19.82 5.05 K1-2 196.28 19.63 19.97 5.01 K1-3 240.85 24.08 23.34 4.28 K2-1 263.96 26.39 22.99 4.35 K2-2 252.70 25.27 23.59 4.24 K2-3 242.75 24.27 18.28 5.47 K3-1 252.84 25.28 21.70 4.61 K3-2 223.03 22.30 23.63 4.23 K3-3 224.66 22.47 20.73 4.83

Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+probiotik); K3=Normal ( pakan standar)

(17)

Lampiran 18. Jumlah total bakteri dan bakteri agarolitik pada saluran pencernaan abalon selama 60 hari pemeliharaan

Saluran pencernaan (cfu/g)

TB TA

Gnoto 1.58 x 104 ± 2.40 x103 1.43 x 103± 4.60 x 102 Gnotoplus 1.07 x 107 ± 2.99 x106 9.27 x 106± 9.47 x 105 Normplus 7.37 x 107 ± 1.09 x107 3.93 x 107± 7.42 x 106 Normal 7.15 x 107 ± 1.32 x107 8.19 x 106± 1.85 x 106

Keterangan: Gnotobiotik= pakan + antibiotik; Gnotoplus= pakan + probiotik + antibiotik; Normalplus= pakan + probiotik; Normal= pakan standar. TB= jumlah total bakteri, TA= jumlah bakteri agarolitik

Lampiran 19. Hasil analisis proksimat pakan dan feses abalon

Air abu lemak serat protein GE

(%) (%) kasar (%) kasar (%) kasar (%) Kkal/g

Pakan 15.724 25.214 0.145 5.349 7.714 3077.58

Gnoto 24.829 41.768 0.027 2.719 3.644 691.45

Gnotoplus 20.713 43.678 0.107 2.946 3.238 241.00

Normplus 20.003 42.394 0.027 2.274 3.970 479.09

Normal 26.325 41.794 0.063 2.989 3.624 487.68

Analisis proksimat : Lab Nutrisi dan Pakan Ternak Fak. Peternakan Unram Metode analisis: AOAC, 1970

Lampiran 20. Kadar agar-agar pada pakan dan feses abalon

perlakuan bobot sampel (g) bobot ekstrak (g) rendemen(%) rataan

pakan 5.00 1.54 30.80 5.02 1.55 30.88 30.84 K0 5.00 1.02 20.40 5.01 0.99 19.76 20.08 K1 5.04 0.82 16.27 5.00 0.81 16.20 16.23 K2 5.01 0.92 18.36 5.02 0.9 17.93 18.15 K3 5.00 0.94 18.80 5.03 0.97 19.28 19.04

Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+probiotik); K3=Normal ( pakan standar)

(18)

Lampiran 21. Hasil perhitungan aktivitas enzim agarase dan amilase

Sampel Unit/mlAgarasenKat Unit/mlAmilase nKat

K0-1 0.0230 0.3828 0.04737 0.7897 K0-2 0.0237 0.3945 0.05418 0.9033 K0-3 0.0243 0.4051 0.05009 0.8351 K1-1 0.0339 0.5650 0.06391 1.0654 K1-2 0.0346 0.5764 0.04538 0.7565 K1-3 0.0361 0.6019 0.05842 0.9738 K2-1 0.0345 0.5749 0.07616 1.2696 K2-2 0.0386 0.6427 0.06514 1.0859 K2-3 0.0367 0.6112 0.06638 1.1066 K3-1 0.0242 0.4040 0.05711 0.9520 K3-2 0.0301 0.5013 0.06136 1.0229 K3-3 0.0275 0.4578 0.05524 0.9208

Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan + probiotik); K3=Normal ( pakan standar)

Lampiran 22. Jumlah total bakteri dan bakteri agarolitik pada saluran pencernaan abalon dan pada air budidaya selama 14 hari pemeliharaan

Air (cfu/ml) Saluran pencernaan (cfu/g)

TB TA TB TA

Gnoto 2,78 x 103 1,13 x 102 2,50 x 103 3,70 x 102 Gnotoplus 3,57 x 105 2,08 x 105 7,40 x 106 6,90 x 106 Normplus 1,37 x 106 4,91 x 105 6,10 x 107 3,30 x 107 Normal 2,57 x 106 4,56 x 105 7,90 x 107 1,20 x 107 Keterangan: Gnotobiotik= pakan+antibiotik; Gnotoplus= pakan + probiotik +

antibiotik; Normalplus= pakan + probiotik; Normal= pakan standar. TB= jumlah total bakteri, TA= jumlah bakteri agarolitik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa zeolit alam dapat digunakan sebagi pengganti debu batu pada filler dalam campuran perkerasan laston (AC), dengan

penerapan fungsi ekonomi dengan penikahan dini diperoleh nilai p = 0.170 (>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel persepsi penerapan

Implikasi pada penelitian ini adalah (1) Kepada guru mata pelajaran biologi agar dapat merancang metode Note Taking Pairs (NTP) karena dapat meningkatkan hasil

Guru agama harus berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan menciptakan kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya sekedar

Sans Famille. Sans Famille merupakan roman yang ditulis oleh Hector Malot. Roman ini menggambarkan keberanian, integritas dan kesetiaan seorang anak pungut yang bernama

Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai administrasi yang diperlukan

Sejak tahun 2000 penulis bekerja di Asian Agri sebuah holding company bisnis minyak kelapa sawit di Medan yang menghasilkan hampir 1 juta ton MKS per tahun dan merupakan salah

(2) Dalam rangka penyusunan Arah dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat, berpedoman pada Rencana Strategis