Development of Student Worksheet
….
(Joko Purwanto) 28Development of Student Worksheet based on Multiple
Intelligences (SW-MI) to Increase Students High Order Thinking
Skill of Fluid Concepts.
Joko Purwanto 1,a, Meida Azizah 1,b, and Daimul Hasanah2,c 1 Department of Physics Education, Faculty of Tarbiyah and Education, Universitas Islam Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jalan Marsda Adi Sucipto No1 Yogyakarta 55281, Indonesia 2Department of Physics Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jalan Batikan UH.III/1043, Yogyakarta 55167, Indonesia
e-mail: a[email protected], b[email protected], and c[email protected]
Abstract
This research aims to produce Students Worksheet based on Multiple Intelligences (SW-MI) to promot students’ higher order thinking skills. The development process has been done with reference to procedural model of Borg and Gall which is limited to the operational product revision. Object were 8 students of SMAN 5 Yogyakarta in preliminary field testing and 30 students of MAN Lab. UIN Yogyakarta in main field testing. The questionnaire of appraisement has been used to collecting data from subject matter expert, media expert, physics teacher, and student’s respon. Pretest and posttest used to determine students higher order thinking skills improvement of learning outcomes after used SW-MI. The result show that SW-MI that were developed is got very good appraisement according to subject matter experts, media experts, and physics teachers. Students also gave a good respon toward SW-MI were developed, it means that SW-MI acceptable. Student’s higher order thinking skill increased on medium category by 0,58 N-Gain score.
Keywords: worksheet, High Order Thinking Skill, Multiple Intelligences
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES (SW-MI) PADA MATERI FLUIDA
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI SISWA SMA/MA
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan tujuan untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik berbasis multiple intelligences (LKPD-MI) untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Pengembangan dilakukan dengan mengacu pada model procedural Borg&Gall yang dibatasi sampai tahap revisi produk operasional. Objek coba dalam penelitian ini adalah 8 peserta didik SMAN 5 Yogyakarta pada uji lapangan skala kecil dan 30 peserta didik MAN Lab. UIN Yogyakarta pada uji lapangan skala besar. Pengumpulan data menggunakan angket penilaian LKPD oleh ahli materi, media, guru fisika, dan respon peserta didik. Tes tertulis dilakukan untuk mengetahuiVolume 7, Nomor 2 Desember 2020 29 peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik setelah menggunakan LKPD-MI hasil pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD-MI yang dikembangkan mendapat penilaian sangat baik menurut ahli materi, media, dan guru fisika. Peserta didik memberi respon baik terhadap LKPD-MI, yang berarti LKPD-MI dapat diterima. Keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik meningkat dalam kategori sedang dengan nilai N-Gain sebesar 0,58. Kata Kunci: High Order Thinking Skill, SW-MI, Multiple Intelligences
I.
Pendahuluan
Berdasarkan hasil studi PISA (Program for International Student Assesment) tahun 2018 Indonesia berada pada urutan 70 dari 78 negara peserta [1]. Hal ini secara
umum menunjukkan masih
rendahnya hasil belajar peserta didik Indonesia. Untuk meningkatkan prestasi tersebut diperlukan adanya
upaya dalam memperbaiki
keterampilan berpikir peserta didik. Keterampilan berpikir tingkat tinggi seharusnya mendapat perhatian lebih dalam sistem pendidikan di Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang lebih baik. Perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 dan sekarang kurikulum 2013 Revisi bertujuan untuk memperbaiki kualitas peserta didik Indonesia agar mampu bersaing di masa mendatang.
Pada Kurikulum 2013 Revisi semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan sehingga peserta didik dituntut aktif dan mengoptimalkan kecerdasan maupun bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang mampu untuk memfasilitasi seluruh kegiatan peserta didik, salah satu pendekatan yang mampu adalah multiple intelligences.
Multiple intelligences atau kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran [2]. Teori kecerdasan jamak temuan Howard Gardner ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat diperkaya. Multiple Intelligences dapat menjadi alternatif untuk
digunakan dalam proses
pembelajaran berbasis scientific pada kurikulum 2013 revisi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika MAN Lab UIN Yogyakarta diperoleh data bahwa sebagian peserta didik di MAN Lab UIN Yogyakarta mempunyai
potensi yang unggul dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi terutama bidang sains, namun belum
semua peserta didik mampu
mengembangkan keterampilan
berpikir tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik terungkap bahwa kurangnya latihan dan pendalaman materi juga menjadi salah satu penyebab kesulitan yang dialami. Di samping itu, keterbatasan sumber belajar yang dimiliki peserta didik juga menjadi penyebab lainnya, karena sumber belajar yang digunakan hanya berupa LKS yang memuat ringkasan materi, dan latihan soal yang kurang variatif sehingga keterampilan peserta didik kurang terasah.
30 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON
II. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut [3]. Penelitian ini menggunakan model prosedural yang diadaptasi dari Borg & Gall [4] .
LKPD-MI yang dikembangkan divalidasi oleh 6 orang validator yang terdiri dari dosen dan praktisi pendidikan fisika. Kualitas LKPD-MI kemudian dinilai oleh 9 orang penilai yang terdiri atas 3 ahli materi, 3 ahli media, dan 3 guru fisika SMA/MA. Kriteria kualitas produk diberikan oleh Tabel 1. Table 1. Kriteria Kualitas Produk Skor Rata-rata Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk menilai kualitas LKPD dan tes tertulis (pretest dan posttest) untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
berdasarkan tiga indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi [5]. Uji terbatas atau uji lapangan skala kecil dilakukan pada 8 peserta didik SMAN 5 Yogyakarta sedangkan uji luas atau uji lapangan skala besara dilakukan pada 30 peserta didik MAN Lab. UIN Yogyakarta.
Untuk mengetahui pengaruh LKPD-MI terhadap keterampilan
berfikir tingkat tinggi peserta didik digunakan uji beda rata-rata, yaitu dengan uji t dua sampel berkorelasi dari skor pretest dan posttest peserta didik dengan bantuan Program SPSS 16. Peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik diukur dengan menggunakan persamaan gain rata-rata ternormalisasi [6] < 𝐺 >=< 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠 > −< 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 > 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙−< 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 > (1) Kriteria mengacu pada Tabel 2 Table 2. Kriteria rata-rata gain ternormalisasi. Rata-rata Gain ternormalisasi Kriteria Tinggi Sedang Rendah
III. HASIL DAN DISKUSI
Produk pengembangan, LKPD -MI, divalidasi oleh ahli dan praktisi pendidikan dengan mengisi lembar validasi. Validator menyatakan bahwa LKPD-MI yang dikembangkan valid dan layak digunakan dengan revisi minor. Catatan dari validator tersebut dijadikan sebagai dasar revisi SW-MI sebelum dinilai oleh para ahli. Penilaian kualitas LKPD-MI oleh ahli materi, ahli media, dan guru fisikaSMA/MA secara keseluruhan
memperoleh hasil penilaian dengan kategori sangat baik. Berikut hasil penilaian oleh ahli (expert justment) disajikan dalam Tabel 3.
Table 3. Hasil penilaian kualitas LKPD-MI oleh para ahli (expert justment).
Penilai Skor Kriteria
Ahli Materi 4,48 Sangat Baik Ahli Media 4,33 Sangat Baik Guru Fisika SMA 4,39 Sangat Baik < £ 4,20 x 5,0 < £ 3,40 x 4,20 < £ 2,60 x 3,40 < £ 1,80 x 2,60 < £ 1,00 x 1,80 G ³7,0 G £ < 3,0 G 7,0 <3,0 G
Volume 7, Nomor 2 Desember 2020 31 Kualitas sangat baik yang
didapatkan menggambarkan bahwa LKPD-MI telah memenuhi kriteria kualitas LKPD yang telah dijabarkan dalam aspek yang dinilai oleh ahli, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis [7]. Hal ini nampak dari fitur dan konten yang terdapat dalam LKPD.
Dalam LKPD fluida berbasis multiple intelligences terdapat 8 kecerdasan yang melandasi kegiatan peserta didik dan berdasarkan pendekatan metode ilmiah sesuai kurikulum 2013 revisi, sehingga kegiatan peserta didik bervariatif dan menyenangkan. Sebagai contoh pada penjelasan tekanan seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Contoh kegiatan dalam SW-MI yang menunjukkan pendekatan ilmiah.
Peserta didik diajak untuk mengamati gambar maupun kejadian asli, selanjutnya peserta didik akan membuat hipotesis balon mana yang akan mudah pecah dan dibuktikan dengan percobaan. Setelah mencoba peserta didik akan paham dan mengolah informasi yang didapat untuk selanjutnya disampaikan pada teman yang lain.Selain mengandung pendekatan ilmiah, kegiatan pada Gambar 1 juga mengajak peserta didik belajar dengan kecerdasan kinestetik dan naturalis.
Proses transfer pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi peserta didik beraktifitas [8]. Aktifitas yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran melibatkan kecerdasan kinestetiknya, dengan demikian kecerdasan kinestetik menjadi salah satu aktivitas pembelajaran yang efektif untuk membantu peserta didik menangkap informasi. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Venon Magnesen salah seorang pengajar di Texas University. Hasil penelitiannya menunjukkan dari 100 guru yang berusia 30 tahunan masih mampu mengingat hampir 90% proses belajar yang dilakukannya dengan modalitas (cara penyampaian) kinestetis semasa mereka duduk di bangku SD [8].
Kegiatan yang disajikan secara variatif dalam LKPD selain mudah dipahami juga disukai peserta didik, seperti pada evaluasi konsep hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari seperti pada gambar 2.
Pada gambar 2 peserta didik diajak untuk bermain sambil mengulang konsep pemanfaatan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2. Contoh kegiatan evaluasi dengan menonjolkan multiple intelegen.
32 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON Selain membutuhkan kegiatan
yang variatif, dalam SW-MI disajikan banyak gambar/ilustrasi untuk membantu peserta didik melakukan pengamatan. Selain itu terdapat kecerdasan visual-spatial yang terkandung dalam SW-MI yang juga membutuhkan banyak ilustrasi dibandingkan kata-kata.
Gambar 3. Ilustrasi yang mendukung pembelajaran dalam SW-MI.
Pada Gambar 3 disajikan hasil pengerjaan peserta didik dalam memberikan kesimpulan berdasarkan pengamatan yang dilakukannya pada konsep hukum Archimedes. Peserta didik selain membutuhkan LKPD yang mampu memberi motivasi belajar dan menyenangkan juga termuatnya tulisan, gambar dan tampilan yang mampu membantu memperjelas isi dan maksud SW-MI. Selain penulisan dalam SW-MI menggunakan huruf cetak dan huruf tebal besar untuk topik utama, penulisan kalimat perintah disajikan secara jelas dan disertakan kolom atau garis kosong sebagai tempat jawaban peserta didik, Gambar 4.
Salah satu syarat penulisan LKPD yang baik yaitu terdapat bingkai yang digunakan untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban [7]. Berikut ditampilkan kalimat perintah
dan kolom tempat jawaban peserta didik dalam SW-MI, Gambar 4.
Gambar 4. Tampilan kolom tempat jawaban peserta didik dalam SW-MI.
Respon peserta didik terhadap SW-MI adalah positif baik pada uji lapangan skala kecil maupun uji lapangan skala luas. Pada uji coba skala kecil yang dilakukan terhadap 8 peserta didik SMAN 5 Yogyakarta diperoleh skor respon rata-rata 2,79 dengan kategori setuju. Sedangkan pada uji coba skala besar yang dilakukan terhadap 30 orang peserta didik MAN Lab. UIN Yogyakarta diperoleh skor respon rata-rata 3,26 yang masuk dalam kategori sangat setuju terhadap SW-MI.
Menurut Munif Chatib, proses belajar dengan stimulus yang tepat akan membuat peserta didik senang belajar, sehingga pemahaman peserta didik terhadap suatu materi akan semakin mendalam [8]. Jika peserta didik mampu menerima SW-MI dan merasa tertarik, hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik akan senang belajar. Rasa senang untuk belajar mampu mendorong peserta didik untuk memperdalam
pemahaman konsep, sehingga
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik meningkat.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik diperoleh dari hasil pembelajaran menggunakan LKPD pada uji coba skala besar. Proses pembelajaran diawali dengan
Volume 7, Nomor 2 Desember 2020 33 pertanyaan seputar konsep-konsep
sederhana atau kegiatan mengamati baik langsung maupun gambar dalam
LKPD yang bertujuan untuk
membangun hipotesis peserta didik sesuai karakter kurikulum 2013 revisi, yaitu pendekatan ilmiah. Penyajian materi yang didasarkan pada pendekatan ilmiah juga disajikan berbasis multiple intelligences.
Menurut Gardner bahwa
kecerdasan pada dasarnya dapat dikembangkan [9]. Sebuah temuan yang menarik dari penelitian Gardner bahwa guru dapat mengembangkan kecerdasan peserta didiknya secara lebih lengkap dan mendalam, serta kecerdasan lainnya yang tidak menonjol pada diri peserta didiknya. Berdasarkan temuan tersebut berimplikasi pada penyajian kecerdasan pada LKPD, meskipun peserta didik tidak memiliki semua kecerdasan dari 8 kecerdasan yang ada, tapi kecerdasan tersebut dapat berkembang dengan dilatih.
Pada uji lapangan skala luas, peserta didik diajak untuk aktif berperan dalam menemukan konsep. Berikut merupakan proses tanya jawab antara guru (G) dan peserta didik (PD) di awal materi G PD G PD : : : :
Menurut kalian apa yang akan terjadi, jika ditiupkan udara diantara dua kertas ini?
Pasti kertas akan mengarah ke luar.
Ya, kita simpan nanti kita buktikan. Kemudian jika satu kertas ini ditiupkan udara di bagian atasnya kemana arah kertas?
Akan tetap seperti itu, mengarah ke bawah.
Cuplikan tanya jawab tersebut merupakan salah satu bagian dari metode ilmiah, yaitu bertanya dan membuat hipotesis, sekaligus melatih kecerdasan intrapersonal, kinestetik
dan logika matematika peserta didik. Dari jawaban yang dilontarkan nampak bahwa peserta didik masih belum memahami konsep hukum Bernaulli, namun setelah mereka
mempraktikan langsung dan
berdiskusi dengan peserta didik lainnya, peserta didik dapatm mengidentifikasi dan paham akan fenomena yang terjadi yang merupakan konsep hukum Bernoulli.
Dari kegiatan sederhana di
atas, peserta didik mampu
menjelaskan konsep Bernaulli pada pesawat terbang yaitu dengan mengatur tekanan dan kecepatan udara di atas dan di bawah sayap pesawat. Selain menjelaskan, peserta didik juga mampu menemukan gaya angkat peswat yang diperoleh dari selisih tekanan di atas dan di
bawah pesawat, yaitu
.
Pemahaman konsep Bernaulli pada peserta didik berdampak pada peningkatan kemampuan menjawab dan menelaah soal. Berikut jawaban peserta didik sebelum dan setelah melakukan kegiatan di LKPD untuk konsep hukum Bernaulli.
Kemampuan peserta didik memahami setiap materi dan menyelesaikan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi mengalami peningkatan cukup baik. Dengan pembelajaran yang disajikan menggunakan berbagai kecerdasan
berdampak positif terhadap
pemahaman konsep dan kemampuan peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan rasa senang peserta didik menerima pelajaran dan hasil posttest yang meningkat.
Peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
( )
Fa(
)
(
2 2)
2 1 2 1
a
34 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON diketahui dari hasil pretest dan
posttest setelah mendapatkan pelajaran menggunakan LKPD-MI. Setelah diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, skorpretest dan posttest diperoleh nilai sig = 0,200>0,05 dan sig = 0,112>0,05 maka HO diterima. Dapat disimpulkan
bahwa data skor pretest dan posttest berdistribusi normal dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat dilakukan uji beda rata-rata dengan uji t. Hasil uji t ditunjukkan oleh Tabel 4.
Tabel 4. Uji-t Sampel Berkorelasi.
Berdasarkan tabel 4 diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t-tabel untuk df=29 (13,512>2,045) dan nilai sig. 0,00>0,05 maka HO ditolak.
Artinya terdapat perbedaan signifikan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik sebelum dan
sesudah penggunaan LKPD-MI. Peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik diketahui dengan nilai N-Gain yaitu sebesar 0,58 termasuk kategori sedang.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa LKPD-MI dapat
memfasilitasi peningkatan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena pada setiap penjelasan materi, penemuan konsep, latihan soal, dan percobaan selalu disertai dengan penekanan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dengan berbagai kegiatan yang dapat mewakili berbagai tipe kecerdasan, membuat peserta didik senang saat menerima pelajaran sehingga ia mampu memecahkan persoalan yang disajikan sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Berawal dari rasa senang akan meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk terus belajar, mengeksplor dan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
IV. CONCLUSION
Penelitian ini menghasilkan produk berupa LKPD-MI Fisika berbasis multiple intelligences pada materi fluida untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA/MA kelas XI dengan kualitas sangat baik menurut para ahli dan guru fisika. LKPD-MI yang dikembangkan mendapatkan respon baik dari peserta didik, artinya peserta didik dapat menerima LKPD-MI dalam pembelajaran fisika di kelas. Keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik setelah menggunakan LKPD-MI mengalami peningkatan dalam kategori sedang dengan nilai N-Gain sebesar 0,58.
REFERENCES
[1] OECD, PISA 2018 Results: Whats student know and can do. https://doi.org/10.1787/5f07c754-en [2] Muhammad Yaumi, “Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences”, Jakarta: Dian Rakyat, 2012.[3] Sugiyono, “Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D)”. Bandung : Alfabeta, 2010 [4] Borg R Walter and Gall Meredith, “Educational Research 4th
edition”. Newyork: Longman Inc, 1983.
[5] Anderson, L.W. and Krathwohl, D.R., Airasian P.W., Cruikshank,
t df
Sig. (2-tailed) Pair 1 pretest -
Volume 7, Nomor 2 Desember 2020 35 K.A., Mayer, R.E., Pintrich, P.R.,
Raths, J., Wittrock, M.C., “A Taxonomy for learning, teaching, and assessing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives
(Complete Edision). Theory into Practice 41(4):212-218, 2002. [6] Hake R.R.,
“Interactive-Engagement Versus Traditional Metode: A Six-Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. American Journal of physics, 66 (1), pp. 67-74. 1998.
[7] Endang Widjajanti. “Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah disajikan dalam Seminar Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMA/MA di FMIPA UNY. 2008.
[8] Munif Chatib. “Sekolahnya Manusia”. Mizan Pustaka: Bandung. 2009.
[9] Howard Gardner. “Multiple Intelligences: The Theory in Practice”. Basic Book: New York, 1993.