• Tidak ada hasil yang ditemukan

FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

STUDY INVESTASI

INDUSTRI PAKAN

IKAN PROVINSI

SUMATERA

BARAT

BADAN KOORDINASI

PENANAMAN MODAL

PROVINSI SUMATERA

BARAT

Dan

Universitas

Andalas

(2)

OUTLINE

PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM

ASPEK SUMBER DAYA

ANALISIS POTENSI PASAR

ASPEK TEKNIS

(3)

PENDAHULUAN

Lata

r Belakang

- Kondisi wilayah Sumatra Barat di laut barat Indonesia

-

Potensi perikanan sangat terbuka

- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

-

Manipulasi habitat ikan, dengan budidaya perikanan

- Sarana Pendukung budidaya

-

Dengan menyediakan pakan untuk kebutuhan pertumbuhan dan

produksi ikan

- Tersedianya bahan pakan lokal

- Memanfaatkan bahan pakan lokal sebagai bahan utama penyusun pakan

ikan, agar biaya produksi dapat ditekan. Industri pakan ikan belum

(4)

PENDAHULUAN

Maksud dan Tujuan

Mengoptimalkan nilai tambah dari produksi ikan

darat (baik itu budidaya maupun perairan umum)

di Sumatera Barat yang pada akhirnya

berdampak bagi peningkatan pendapatan bagi

petani ikan di Sumatera Barat karena adanya

investasi industri pakan ikan ini.

Menyediakan data dan informasi mengenai

kelayakan investasi industri pakan ikan, , Hal ini

perlu dikaji ketersediaan bahan baku di Sumatera

Barat sehingga bisa memberikan data dan

(5)

GAMBARAN UMUM

a) Jenis Produk : Pakan ikan dengan nutrien sesuai dengan

fase pertumbuhannya. al:

Starter

: Pakan untuk periode awal pertumbuhan

sampai dengan berat ikan mencapai 30-100 gram. Pada

tahap ini kebutuhan protein cukup tinggi mencapai

31-35%.

Grower

: Kebutuhan protein pada periode

pertumbuhan ini lebih menurun yaitu berkisar antara

28-31%. Berar badan ikan pada periode pertumbuhan dapat

mencapai 100-250 gram.

Finisher

: Periode finisher merupakaan periode akhir

budidaya dimana ikan siap untuk di panen dan dijual.

Berat badan ikan lebih dri 250 gram atau dapat

disesuaikan dengan permintaan pasar. Protein pakan

pada periode ini jauh menurun yaitu berkisar antara

25-28%.

(6)

b

) Sifat Jenis Usaha : Usaha komersial untuk

menghasilkan keuntungan dari penjualan produk

pakan

c) Alasan Timbul Gagasan Usaha:

-

Adanya peluang pasar

-

Potensi budidaya ikan di Sumatera Barat

(7)

ASPEK SUMBER DAYA

a) Identifikasi dan Suplai Bahan Baku

Bahan baku didapat dari lokal maupun

impor. Alternatif bahan lokal lebih

diharapkan karena dapat menekan biaya.

Beberapa pasokan bahan baku masih

tergantung pada mekanisme impor

menyebabkan harga pakan menjadi

mahal

(8)

Bungkil Kedelai

Bungkil Kacang Tanah Bungkil Kelapa Sawit Corn Gluten meal Tepung Darah

Tepung Kepala Udang Tepung Telur Cilacap, Pekalongan Jawa Timur Sumatera, Lampung Cilegon Jawa Timur

USA, Cina, Brasil, India, Argentina

Energi Jagung

Dedak

Tepung Tapioka

Molasses

Pasaman Barat, Garut, Grobogan, Lampung

Tersebar di daerah di Indonesia Ponorogo, Pasuruan, Pati, Wonogiri, Lampung

Cirebon, Mojokerto

Jakarta, Semarang, Surabaya, Sumatera Utara

Jepang, Thailand

Mineral Meat Bone Meal Garam Mineral Batu Kapur

Surabaya, Semarang Jogjakarta, Tulungagung

USA, Australia, Eropa

Aditif Antioksidan Growth Promotor Anti Jamur

Jerman USA

Suplemen Mineral Mix Vitamin Mix DL.Methionine L-Lysin Jakarta, Bandung Jakarta Jakarta Swiss Swiss Jepang Jepang

(9)

Produksi Jagung Sumatera Barat

Kabupaten/Kota

Produksi (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

Tahun Hari Tahun Hari Tahun Har i Tahun Har i Tahun Hari

Kab.Kep.Mentawai 85 0.23 304 0.83 134 0.37 70 0.19 57 0.16 Kab.Pesisir Selatan 54902 150.42 81124 222.26 89175 244.32 123872 339.38 102010 279.48 Kab.Solok 3745 10.26 4354 11.93 2724 7.46 2667 7.31 1753 4.80 Kab.Sijunjung 2046 5.61 924 2.53 940 2.58 337 0.92 442 1.21 Kab.Tanah Datar 21823 59.79 16844 46.15 17492 47.92 22704 62.20 19869 54.44 Kab.Padang Pariaman 5516 15.11 6061 16.61 8100 22.19 11837 32.43 21950 60.14 Kab.Agam 35590 97.51 33132 90.77 49269 134.98 50790 139.15 60421 165.54

Kab.Lima Puluh Kota 14845 40.67 13635 37.36 15421 42.25 16134 44.20 20793 56.97

Kab.Pasaman 10280 28.16 12592 34.50 12324 33.76 15200 41.64 41409 113.45 Kab.Solok Selatan 3088.44 8.46 9990 27.37 26339 72.16 19551 53.56 48741 133.54 Kab.Dharmasraya 2610.06 7.15 4164 11.41 5662 15.51 1620 4.44 1335 3.66 Kab.Pasaman Barat 197288.8 540.52 285053 780.97 264764 725.38 280443 768.34 284526 779.52 Kota Padang 7 0.02 0 0.00 36 0.10 20 0.05 7 0.02 Kota Solok 682.28 1.87 1482 4.06 670 1.84 160 0.44 47 0.13 Kota Sawahlunto 59.68 0.16 127 0.35 78 0.21 32 0.09 19 0.05 Kota Padang Panjang 51 0.14 163 0.45 92 0.25 0 0.00 0 0.00 Kota Bukittinggi 5 0.01 15 0.04 34 0.09 75 0.21 111 0.30 Kota Payakumbuh 1368 3.75 1591 4.36 1959 5.37 1689 4.63 1682 4.61 Kota Pariaman 269.62 0.74 294 0.81 284 0.78 236 0.65 180 0.49 Sumatera Barat 354261.9 970.58 471849 1292.74 495497 1357.53 547437 1499.83 605.352 1658.50

(10)

b) Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ikan Nila

Nutrien Fry Starter Grower Finisher

Berat (gram) 0,1 - 30 30 - 100 100 - 250 > 250 Protein Kasar (%) 35 - 42 31 - 35 28 - 31 25 - 28 Asam Amino (%) Lisin 1,79 - 2,14 1,58 - 2,14 1,43 - 1,58 1,28 - 143 Metionin 0,95 - 1,13 0,84 - 0,95 0,76 - 0,95 0,68 - 0,76 Metionin+sistein 1,12 - 1,3 0,99 - 1,12 0,9 - 0,99 0,8 - 0,9 Treonin 1,3 - 1,6 1,2 – 1,3 1,1 – 1,2 0,95 – 1,1 Kalsium, (% minimum) 0,5 0,5 0,5 0,5 Phospor tersedia (% minimum) 0,6 0,6 0,6 0,6 Lemak kasar (%) 7 7 6 6 Abu (%) 16 16 16 16

(11)

b) Kebutuhan Nutrisi

Bahan Pakan Harga Tepung Ikan 13500 Jagung 4500 Tp. Kepala Udang 4500 Bungkil Kedelai 4350 Dedak Halus 2000 Tp. Tapioka 4500 DL-metionin 50000 Garam Dapur 1400 Premix 50000

(12)

Formulasi Pakan Ikan Nila

Bahan Pakan

Fry

Starter

Grower

Finisher

---%---Tepung Ikan

30

26

18

15

Jagung

22

24

30

36

Tp. Kepala Udang

14

14

14

13

Bungkil Kedelai

20

20

20

16

Dedak Halus

5

7

7

5

Tp. Tapioka

8

8

10

9

Bungkil Kelapa Sawit

5

DL-metionin

0,2

0,2

0,2

0,2

Garam Dapur

0,3

0,3

0,3

0,3

Premix

0,5

0,5

0,5

0,5

(13)

5320,2,-ANALISIS POTENSI PASAR

a) Proyeksi Produksi Ikan

Jumlah produksi budidaya kolam tahun

2014 mencapai 198.514,05 ton atau senilai

dengan Rp. 3.806.388.278,-.dari total

keseluruhan nilai produksi yang mancapai

Rp. 5.059.216.052,-.

(14)

Produksi Ikan menurut jenis budidaya

Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 ---ton---Budidaya Laut 12,67 78,58 137,25 334,5 243,00 Budidaya Tambak 12,11 12,22 25,64 178,74 296,88 Budidaya Kolam 59.643,55 76.276,57 105.850,67 147.831,65 198.514,05 Budidaya Keramba 3.267,19 2.371,18 3.978,88 5.602,43 6.033,50 Budidaya Jaring Apung 35.848,69 36.664,09 52.928,53 45.122,51 49.827,93 Budidaya Minapadi 5.823,00 6.494,45 7.366,98 7.799,66 7.947,85

Budidaya Kolam Air Deras

1.472,24 5.883,82 7.954,16

(15)

Pertumbuhan populasi ikan budidaya di

Sumatera Barat mencapai 25%.

diprediksikan pupulasi ikan budidaya pada

(16)

Sebaran Produksi Ikan di Sumatera Barat

Pesisir Selatan 2.197,6 2.664,64 4.969,19 8.520,61 11.121,60 Padang Pariaman 13.226,24 8.715,09 26.039,64 35.572,25 53.729,03 Agam 36.942,55 47.385,02 59.819,93 54.738,24 62.539,92 Pasaman 16.283,4 21.421,87 28.936,28 33.509,99 46.809,92 Lima Puluh Kota 19.154,04 25.686,5 26.845,48 31.881,25 37.554,48 Tanah Datar 1.815,48 1.950,63 3.058,56 3.782,20 3.903,1 Sijunjung 5.266,25 69.43,66 7.875,88 9.703,53 11.856,9 Solok 1.312,08 14.70,97 1.578,76 2.112 2.845,09 Kep. Mentawai 10,1 65,65 162,75 522 530,43 Pasaman Barat 1.212,35 1.122,18 3.051,36 4.352 5.511,61 Dharmasraya 3.523,6 5.341,9 11.350,95 17.583,81 21.567,00 Solok Selatan 498,12 236,81 344,98 441,77 533,09 Kota Padang 2.872,27 3.438,55 2.762,4 2.233,49 2.249,81 Solok 64,23 104,11 70,28 114,65 151,23 Sawahlunto 59,06 62,7 78,91 135,43 137,56 Padang Panjang 376,63 480,08 622,13 783,7 824,09 Bukittinggi 145,64 228,3 182,3 244,3 332,47 Payakumbuh 237,02 335,18 344,03 480,14 485,74 Pariaman 113 127 149 158,13 180,14 Total 106.078,70 127.780,9 178.242,1 206.869,49 262.863,21

(17)

b) Proyeksi Kebutuhan Pelet Ikan

Konsumsi Pakan Nasional

(18)

(ton) (ton) Kabupaten 1 Pesisir Selatan 6.310,10 5.994,93 2 Padang Pariaman 24.293,88 24.293,88 3 Agam 52.924,44 60.509,54 4 Pasaman 24.615,16 59.315,00

5 Lima Puluh Kota 18.599,71 30.853,07

6 Tanah Datar 738,14 1.596,35 7 Sijunjung 9.953,07 10.293,86 8 Solok 1.209,65 2.115,63 9 Kep. Mentawai 62,70 10,90 10 Pasaman Barat 6.024,85 7.723,83 11 Dharmasraya 10.959,47 10.415,24 12 Solok Selatan 243,23 242,65 Kota 13 Padang 1.509,65 2.232,64 14 Solok 119,48 119,48 15 Sawahlunto 115,14 116,00 16 Padang Panjang 648,72 457,10 17 Bukittinggi 235,50 361,80 18 Payakumbuh 192,73 214,17 19 Pariaman 86,85 90,50 Total 158.842,47 216.956,57

(19)

Target konsumsi pakan ikan 2015 meningkat 10%

sehingga target konsumsi pakan di Sumatera

Barat pada tahun 2015 diharapkan mencapai

238.652,2 ton.

(20)

No Kabupaten Konsumsi Pelet tahun 2014 Populasi Petani Ikan Budidaya Konsumsi Pelet/Hari (Ton) 1 Lima Puluh Kota 30.853,07 24.647 84,53

2 Dharmasraya 10.415,24 1.266 28,53 3 Padang Pariaman 24.293,88 9.360 66,56 4 Agam 60.509,54 13.205 165,78 5 Pasaman 59.314,00 18.608 162,50 6 Pesisir Selatan 5.959,08 4.055 16,33 7 Tanah Datar 1.596,35 3.926 4,37 8 Sijunjung 10.293,86 10.016 28,20 9 Kab Solok 2.115,63 3.382 5,80 10 Kep Mentawai 10,90 74 0,03 11 Pasaman Barat 7.699,28 1.708 21,09 12 Solok Selatan 242,65 574 0,66 13 Padang 2.232,64 2.555 6,12 14 Padang Panjang 457,10 618 1,25 15 Bukittinggi 361,80 366 0,99 16 Payakumbuh 214,17 350 0,59 17 Sawah Lunto 116,00 514 0,32 18 Kota Solok 111,09 269 0,30 19 Pariaman 90,50 720 0,25 Total 594,21

(21)

c. Pasar Sasaran

Sasaran pasar mampu membidik 10% dari

pasar yang tersedia.

Konsumsi pelet perhari di Sumatera Barat

mencapai 594,21 ton/hari.

(22)

ASPEK TEKNIS

a) Pemilihan Lokasi

Produksi ikan di Kab. Agam adalah yang

terbesar. Sehingga dipilih sebagai lokasi

pendirian pabrik untuk mendekati

(23)

b) Evaluasi Kapasitas Produksi

Proyeksi penggunaan pelet tahun 2015

sebanyak 238.652 ton, maka produksi

pakan tahun pertama di rencakan 23.865

ton.

Industri pakan akan memproduksi 50-60

ton/hari pada tahun pertama.

(24)

produksi dan target pasar

Kebutuhan Bahan Pakan Potensi (per hari) (ton)

Target Pangsa Pasar

(per hari) (% dari Potensi di Sumatera Barat) (ton)

100% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 594 59 119 178 238 297 356 Tepung Ikan 18% 107 10,62 21,42 32,04 42,84 53,46 64,08 Jagung 30% 178 17,70 35,70 53,40 71,40 89,10 106,80 Tp. Kepala Udang 14% 83 8,26 16,66 24,92 33,32 41,58 49,84 Bungkil Kedelai 20% 119 11,80 23,80 35,60 47,60 59,40 71,20 Dedak Halus 7% 42 4,13 8,33 12,46 16,66 20,79 24,92 Tp. Tapioka 10% 59 5,90 11,90 17,80 23,80 29,70 35,60 DL-metionin 0,20% 1 0,12 0,24 0,36 0,48 0,59 0,71 Garam Dapur 0,30% 2 0,18 0,36 0,53 0,71 0,89 1,07 Premix 0,50% 3 0,30 0,60 0,89 1,19 1,49 1,78

(25)

Jagung yang harus disuplai sebanyak 17,7

ton/hari atau setara dengan 1,21% dari

total produksi jagung perhari (1.658 ton) di

Sumbar

(26)

c) Pemilihan Jenis dan Kapasitas Mesin

Perlatan dan mesin yang digunakan untuk

kapasitas pabrik meliputi:

Penerimaan material

Batching

Mixer

Pelleting

Packaging

(27)
(28)

d) Proses produksi

Bahan

(29)

ANALISIS FINANSIAL

b) Kebutuhan Biaya Infestasi

Biaya Investasi Kebutuhan Satuan Harga satuan Jumlah

Lahan 15000 m2 400,000 6,000,000,000

Paket Mesin 1 Unit 5,600,000,000 5,600,000,000

Gudang 5000 m2 4,000,000 20,000,000,000

Pabrik 1000 m2 5,000,000 5,000,000,000

Labor 1 Unit 1,500,000,000 1,500,000,000

Kantor 1000 m2 4,000,000 4,000,000,000

Pagar + Area Parkir 800 m2 2,000,000 1,600,000,000

Alat Transportasi 4 Unit 700,000,000 2,800,000,000

(30)

b) Biaya Operasional

Biaya Operasional per tahun

kebutuha

n Satuan Harga Satuan jumlah

Biaya Pemeliharaan 1 Unit 930,000,000 930,000,000

Biaya Operasional

Biaya Pegawai 60

Skill 10 Orang 84,000,000 840,000,000

Unskill 50 Orang 48,000,000 2,400,000,000

Biaya Admin 12 Bulan 36,000,000 432,000,000

Biaya Listrik 12 Bulan 500,000,000 6,000,000,000

Biaya Air 12 Bulan 5,000,000 60,000,000

Biaya Bahan Bakar 19200 Liter 7,300 140,160,000

(31)

c) Biaya Bahan Baku

Sesuai dengan perhitungan formulasi

pakan, maka harga pokok penjualan

pakan ikan dengan kadar protein 30%

adalah sebesar Rp. 6075,- per kilogram.

Oleh karena itu, total kebutuhan bahan

baku pertahun dengan asumsi

penyusutan sebesar 5% adalah sekitar Rp.

(32)

,-d) Pendapatan

Pendapatan perusahaan didapat dari

penjualan produk. Produk pakan ikan yang

dijual adalah pakan dengan kadar protein

30%. Harga jual yang ditetapkan untuk

produk ini adalah sebesar Rp. 7.250 per

kilogram. Sehingga pendapatan untuk satu

tahun adalah sebesar Rp. 172.800.000.000,-.

(33)

Hasil perhitungan mengindikasikan

bahwa nilai IRR adalah sebesar

20%. Jika diasumsikan tingkat

diskonto adalah sebesar 8%, maka

pendirian pabrik pakan ikan

dinyatakan layak secara finansial.

Analiisa NPV menunjukka Rp.

20,935,374,325,-

Payback period menunjukkan

bahwa modal akan kembali pada

tahun ke 5

(34)

PENUTUP

Pendirian pabrik pakan ikan layak untuk dibangun di

Sumatera Barat. Atas pertimbangan ketersediaan

bahan baku dan potensi permintaan.

Kabupaten Agam sebagai lokasi pabrik. Didukung

oleh RTRW Kabupaten Agam yang telah

menetapkan beberapa kecamatan sebagai daerah

untuk pengembangan industri besar. Untuk hal ini,

pemerintah daerah Agam telah mengalokasikan

lahan seluas 80 Ha di ketiga kecamatan tersebut.

Alternatif di kabupaten Pasaman

Dari aspek finansial nilai IRR sebesar 27%. Nilai ini lebih

besar dibandingkan tingkat bunga diskonto yang

diasumsikan sebesar 8%. Artinya, secara finansial pun

pendirian pabrik pakan ikan dapat dikatakan layak

di Sumatera Barat.

(35)

ANALISIS SENSITIVITAS

Harga jual = Rp.

7.250,-Indikator

Kenaikan harga (% dari Rp. 6076,-)

1%

2%

3%

IRR

19%

14%

10%

B/C Rasio

1.02

1.01

0.9

Payback Period

5 tahun

6 tahun

8 tahun

(36)

Harga Jual = 7300

Indikator

Kenaikan harga (% dari Rp. 6076,-)

3%

4%

IRR

13%

9%

B/C Rasio

1.004

0.9

Payback Period

7 tahun

8 tahun

(37)

Harga jual = 7350

Indikator

kenaikan harga

4%

5%

IRR

13%

9%

B/C Rasio

1.004

0.9

Payback Period

7 tahun

8 tahun

(38)

harga jual = 7400

Indikator

kenaikan harga

5%

6%

IRR

11%

6%

B/C Rasio

1.0005

0.99

Payback Period

7 tahun

9 tahun

(39)

harga jual = 7500

Indikator

kenaikan harga

6%

7%

IRR

14%

9%

B/C Rasio

1.005

0.99

Payback Period

6 tahun

8 tahun

(40)
(41)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah pakan berbahan baku silase dengan level protein berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan, daya cerna pakan dan konversi pakan ikan sidat ukuran

Pengaruh Kadar Substitusi Tepung Ikan oleh Single Cell Protein (SCP) yang Berbeda dalarn Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terhadap Retensi Protein, Perturnbuhan,

Bobot akhir adalah bobot total ikan pada akhir penelitian yang diberi pakan tipe tenggelam dengan kadar protein 31% yaitu sebesar 43,39 g atau 17,35 kali lipat bobot awal,

kebutuhan protein dalam pakan untuk benih ikan sidat dengan ukuran awal individu 10,84 g adalah. 5ii')ir

Salah satu alternatif bahan pakan lokal yang mengandung protein hewani, memiliki harga yang murah serta mudah di dapatkan sebagai pengganti tepung ikan sebagai bahan pakan

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan nutrisi bahan baku pakan ikan buatan, kandungan nutrisi pakan ikan buatan serta memberikan

Salah satu kebutuhan nutrisi yang penting untuk ikan adalah protein, sehingga. kekurangan protein dalam pakan dapat menyebabkan

Sehingga perlu diterapkan aplikasi teknologi pemanfaatan bahan baku lokal sebagai bahan baku utama pakan ikan yang dapat memenuhi kebutuhan ikan dengan nilai