• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUD1 PROSPEKTIF KEMATIAN MATERNAL DI SUKABUMI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUD1 PROSPEKTIF KEMATIAN MATERNAL DI SUKABUMI ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUD1 PROSPEKTIF KEMATIAN MATERNAL DI SUKABUMI

L. Ratna Budiarso

*

ABSTRACT

A sample survey to assess maternal mortality was conducted in two subdistricts of Sukabumi regency, West J a w comprising 65.000 people in 15 village$. Data were collected from 1 September 1982 throught 31 agustus 1983.

In one year period 2407 deliveries were recorded, with 9 deaths during deliveries and 2 deaths duriw pregnancies. The maternal mortality ratio was 468.1 per 100,000 live births (LB). Age specific maternal

mortality ratio increased at the age o f 30 years and over.

The maternal mortality rate was 73.7 per 100,000 women aged 15-49 years. Specific maternal mor- tality mte was high among women aged 30-39 years, which was partly associated with the high fertility rate among the group besides the increasing risk of maternal deaths.

Direct obstetric causes were reported in 383.0 maternal deaths per 100,000 LB, which were frequently

due to hemorrhage and obstructed labour. Indirect obstetric causes were reported in 85.1 maternal deaths per 100,000 LB.

PENDAHULUAN

Tingkat kematian maternal, yang meli- puti kematian wanita dalam masa keha- milan dan melahirkan, di Indonesia belum diketahui dengan pasti, karena sistim re- gristrasi vital dengan skala nasional sampai tahun 1988 belum berjalan. Beberapa angka kematian maternal yang ada adalah berasal dari pencatatan di Rumah Sakit, Survai Kesehatan Rumah Tangga, dan stu- di prospektif pada daerah penelitian yang terbatas, yang dikumpulkan dengan me- todologi pengukuran yang berbeda.

Dalam rangka penelitian tentang pe- ngetahuan dan perilaku dalam keluarga berencana serta kesehatan ibu dan anak, pada tahun 1982, di Kabupaten Sukabu- mil telah dikumpulkan data tentang ke- matian, di antaranya adalah mengenai ke- matian ibu pada waktu hamil dan bersalin.

BAHAN DAN CARA

Data tentang kelahiran dan kematian dikumpulkan secara prospektif selama 1 tahun, yakni dari 1 September 1982 sam- pai dengan 3 1 Agustus 1983.

Sampel meliputi seluruh penduduk dari 2 kecamatan yang dipilih secara pur-

posive, yakni 2 daerah Puskesmas dengan

dokter yang bersedia membantu pelaksa- naan pengumpulan data. Sampel terdiri dari 1.k. 65.000 penduduk yang tersebar di 15 desa.

Sebelum pengumpulan data kelahiran dan kematian dimulai, dilakukan sensus penduduk untuk mencatat nama, alamat, umur, dan jenis kelamin dari semua pen- duduk yang bermukim di 2 kecamatan tersebut, sebagai informasi dasar pendu- duk yang akan diteliti secara longitudinal selama 1 tahun.

* Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta

(2)

Tiap kasus kelahiran dicatat dan di- laporkan oleh yang menolong persalinan, dalam ha1 ini sebagian besar adalah oleh dukun, dengan menggunakan kartu ber- gambar.

Tiap kematian dicatat oleh Ketua Ru- kun Tangga (RT), dan dilaporkan kepada Puskesmas. Dalam waktu +2 hari, dokter Puskesmas mengunjungi keluarga yang ke- matian, untuk mengadakan verbal autopsy melalui wawancara mengenai perjalanan penyakit dan meneliti gejala yang spesifik untuk menegakkan diagnosis sebab kema- tian.

Sebab kematian dibedakan sebagai be- rikut :

a. Sebab langsung ( direct cause) : penyakit atau kelainan yang secara langsung menyebabkan kematian. b. Penyakit perantara (intervening antecedent cause) : penyakit pen- dahulu yang memperburuk perja- lanan penyakit.

c. Penyakit semula (underlying cause) : penyakit pendahulu yang menjadi awal mula te rjadinya rangkaian perjalanan penyakit yang berakhir dengan kematian. d. Penyakit sebagai sebab utama (main cause) : ialah salah satu penyakit tersebut di atas yang si- fatnya menular atau mudah dice- gah, dan dianggap penting oleh pengambil keputusan.

Klasifikasi penyakit disusun menurut daftar sebab kematian dari International Classification o f Diseases Revisi tahun

1975 (ICD IX)2, yang sudah disesuaikan dengan kemampuan menegakkan diagno-

sis serta kegunaannya.

Menurut ICD IX, kematian maternal (ibu) meliputi kematian wanita pada wak- tu hamil sampai 42 hari setelah bersalin (tidak bergantung pada umur kehamilan dan kehamilan di dalam ataupun di luar kandungan), yang disebabkan oleh keada- an kehamilan, atau oleh keadaan yang memburuk akibat kehamilan, atau dise- babkan oleh kesalahan pada pertolongan persalinan. Dalam ha1 tersebut di atas tidak termasuk kematian yang disebabkan oleh kecelakaan ( accidental ) atau kela- laian (incidental)?

Sebab kematian maternal dibedakan sebagai berikut :

1. Kematian kehamilan langsung (Direct Obstetric Deaths), sebagai akibat kom- plikasi kehamilan yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas (puer- perium), yang disebabkan oleh tindak- an dan perawatan yang kurang tepat (ICD IX 640 - 646).

2. Kematian kehamilan tidak langsung (Indirect Obstetric Deaths), adalah akibat penyakit yang sudah diderita atau yang timbul pada waktu hamil, dan bukan disebabkan keharnilan lang- sung, tetapi dipengaruhi oleh fisiologi kehamilan sehingga keadaannya mem- buruk (ICD IX 647 - 648)6.

Kematian maternal yang mudah dike- nal orang awam, sebagai responden adalah sebab kehamilan langsung, sedangkan un- tuk mengidentifikasi kematian sebab ke- hamilan tidak langsung, diperlukan anam- nesa khusus dan terinci oleh dokter yang terlatih.

Dalam penelitian ini kematian mater- nal meliputi kematian sebab kehamilan langsung dan tidak langsung, yang ter-

(3)

Studi prospektif ... L. Ratna Budiarso

jadi selama hamil, bersalin atau nifas (puerperium), dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup (KH).

Angka Kematian Maternal (Maternal Mortality Rate) menurut ICD IX adalah kematian sebab kehamilan langsung dan tidak langsung, yang dinyatakan per 1000 kelahiran hidup2.

Angka kematian maternal dapat dibe- dakan sebagai berikut4 : Ratio Kematian Maternal (Maternal Mortality Ratio)

Jumlah Kematian Maternnl dalam 1 tahun -

--- x 1000 Jumlah Kelahiran Hidup dalam 1 tahun

Rate Kematian Maternal (Maternal Mor- tality Rate )

Jumlah Kematian dalam 1 tahun

=--- x 1000

Jumlah wanita umur 15-44 tahun dalam

1 tahun.

Ratio kematian maternal mencermin- kan risiko suatu kehamilan, sedangkan rate kematian maternal mencerminkan ri- siko kehamilan dan besarnya jumlah wa- nita yang terpapar pada risiko kehamilan (frequency o f exposure)

H A S

I L

Dari 2407 ibu bersalin tercatat 9 ibu yang meninggal, sedangkan dari pencatat- an pelaporan kematian tercatat 2 ibu yang meninggal pada waktu hamil.

Ratio kematian ibu untuk semua go- longan umur adalah 468,l per 100.000 KH. Kematian maternal menurut golong- an umur, didapati meningkat dengan ber- tambahnya umur (Tabel 1 ).

Ratio kematian maternal pada umur 20-24 tahun dan 25-29 tahun adalah 263,2 dan 175,l per 100.000 KH, sedang-

kan pada umur 30 tahun ke atas naik menjadi 1257,9 per 100.000 KH (Tabell).

Tabel

1

: Angka Kematian Maternal dan Fertilitas Menurut Golongan Umur

Golongan Jumlah Jumlah Lahir Kematian Umur Wanita Lahir Hidup maternal

Hidup per per 100.000 1000 Wanita K.H. wanita

Semua 14927 2350 981 11 73,7 468,l

umur

Angka fertilitas pada golongan umur 20-24 tahun adalah tertinggi, yakni 253 per 1000 wanita (Tabel l), dan fertilitas total adalah :

TFR = 5 x 9 8 1 ~ 4 , 9 0 5 1000

Kematian maternal per 100.000 wani- ta adalah 73,7. Angka ini meningkat pada golongan umur 30-34 tahun dan 35-39 tahun, menjadi 221,l dan 132,2 per

100.000 wanita (tabel 1).

Kematian maternal umumnya adalah sebab kehamilan langsung (direct obste- tric deaths) 383,O per 100.000 KH, di antaranya adalah perdarahan 2 12,8 dan rintangan persalinan 127,6 per 100.000

(4)

KH. Sedangkan kematian sebab kehamilan tidak langsung (indirect obstetric deaths) hanya meliputi 85,l per 100.000 KH, yang terdiri dari diare dan decompensatio cordis (tabel 2 ) .

Tabel 2: Pola Penyakit Sebab Kematian Maternal

Penyakit Sebab Kernatian Jurnlah Per 100.000 KH

Kehamilan Langsung 9 383,O

Keguguran I 42,5

Perdarahan 5 212,8

Rin tangan persalinan 3 I27,6

Kehamilan Tidak Langsung 2 8 5 , l

Diare 1 42,5

Decompensatio cordis I 42,5

PEMBAHASAN

Angka kematian maternal di Indone- sia, dari beberapa penelitian adalah se- bagai berikut :

12 Rurnah sakit5 197711980 3,7 per 1000 ibu bersalin Ujung ~ e r u n g ~ 197811980 1,7 per 1000 KH

s

K R T~ 1980 1,5 per 1000 KH S K R T ~ 198511986 4,5 per 1000 KH

Membandingkan ratio kematian ma- ternal dari beberapa hasil penelitian di- dapati nilai yang berbeda-beda, Perbedaan ini disebabkan metoda pengumpulan data yang berlainan. Ratio kematian maternal di 12 Rumah Sakit berasal dari ibu-ibu yang bersalin di rumah sakit, .meliputi persalinan normal dan kasus yang dirujuk karena ada kesulitan persalianan.

Ratio kematian maternal di Ujung Berung dan Sukabumi, dikumpulkan dan dihitung dengan cara yang sama, ialah dengin cara prospektif. Tetapi nilai ke-

dua daerah tersebut berbeda, selisih ini dapat dipengaruhi oleh daerah yang berbe- da atau sampel yang terlalu kecil.

Ratio kematian maternal pada Survai Kesehatan Rumah Tangga 1980 dan 1986, dikumpulkan secara retrospektif, sehingga tidak dapat dihindarkan terjadinya under -reporting. Tetapi ratio tahun 1986 ada- lah jauh lebih tinggi dari pada tahun 1980, ha1 ini disebabkan perbedaan cara mem- buat diagnosis, pada tahun 1980 hanya dicatat satu sebab kematian, yang pada umumnya adalah penyakit terakhir yang diderita sebelum meninggal (direct cause o f death). Pada tahun 1986, selain penya- kit terakhir, dicatat pula penyakit peran- tara dan yang menjadi awal mula perja- lanan penyakit, sehingga dapat diketahui kematian yang berkaitan dengan kehamil- an dan persalinan, secara langsung mau- pun tidak langsung.

Penelitian tentang kematian pada wa- nita usia subur 198011982 di Bali yang dilakukan secara prospektif 4, menghasil- kan ratio kematian maternal sebesar 7 18,O per 100.000 KH, angka tersebut adalah jauh lebih tinggi daripada 468,l per

100.000 KH di Sukabumi

Ratio kematian maternal pada golong- an umur di bawah 30 tahun, di Bali le- bih tinggi daripada di Sukabumi, tetapi pada golongan umur 30 tahun ke atas, ratio kematian maternal di Sukabumi lebih tinggi daripada di Bali (gambar 1). Tingginya ratio kematian maternal men- cerminkan keadaan kesehatan dan mutu serta cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin yang masih rendah. Namun faktor-faktor keadaan dan pela- yanan kesehatan belum dapat dibanding- kan karena tidak tersedianya data.

(5)

Studi prospektif

...

L. Ratna Budiarso

Gambar 1 : Ratio Kematian Maternal di Sukabumi

--,

.

8 2 / 8 3 dan B d i 80182 m 6 . s

-

Ti

n * - '2 3

.

-

Rate kematian maternal di Bali sedikit lebih rendah daripada ,di Sukabumi, 69 0 dan 76,l per 100.000 wanita umur 15 - 49 tahun. Di Bali rate kematian maternal, pada golongan umur 15 sampai dengan 29 tahun adalah konstan, dan tertinggi pada umur 35-39 tahun, sedangkan di Suka- bumi rate kematian maternal tertinggi adalah pada umur 30-34 tahun. Mem- bandingkan rate kematian maternal di Su- kabumi dengan Bali, terlihat bahwa pada umur di bawah 30 tahun, di Bali lebih tinggi, tetapi pada umur 30 tahun ke atas di Sukabumi lebih tinggi. Hal ini dapat di- pengaruhi oleh tingginya fertilitas golong- an umur di atas 30 tahun di Sukabumi (Gambar 2).

Gambar 1 : Rate Kernation Maternal dan Fertilitas di Sukabumi 82/83 dan B d i 80182.

m. sukabuml + Ball

---

R.tiotanu(In btwcnul

-

Pertilitas

Umur

KESIMPULAN

DAN

SARAN

Dari hasil penelitian ini terlihat bah- wa rate dan ratio kematian maternal pada golongan umur 30 tahun ke atas cen- derung meningkat dan angka fertilitas pada golongan umur 30 tahun ke atas masih tinggi, maka untuk dapat menurun- kan angka kematian maternal, perlu ada- nya pembatasan kehamilan pada golong- an umur 30 tahun ke atas.

Membandingkan angka-angka kema- tian maternal sementara ini masih didapati kesulitan karena belum didapati persama- an dalam pengertian, di samping itu angka kematian maternal merupakan ratio yang kecil nilainya. Untuk mendapat angka ke- matian maternal dari penduduk diperlu- kan sampel yang besar, sehingga penelitian kematian maternal tidak mudah dilaku- kan, dengan adanya keterbatasan tenaga dan biaya.

Angka kematian maternal mempenga- ruhi morbiditas dan mortalitas anak-anak- nya4. Keadaan maternal yang terganggu sering merupakan sebab utama (under-

lying cause) kematian bayi dan khususnya

perinatal 8 . Maka dalam usaha untuk da- pat menurunkan kematian bayi, perlu diketahui keadaan kesehatan dan kema- tian maternal, agar dapat disusun strategi penanggulangannya.

Angka kematian maternal dari rumah sakit dan rumah bersalin tidak mencer- minkan keadaan di masyarakat, karena se- bagian besar ibu tidak bersalin di rumah sakit atau rumah bersalin9. Sedangkan kematian maternal juga mencakup kema- tian ibu sedang hamil, yang tidak tercatat di rumah sakit

.

(6)

Posyandu di desadesa, dapat diman- faatkan untuk pencatatan angka kematian maternal, dengan mengikutsertakan du- kun bayi sebagai orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk urus- an kehamilan dan persalinan.

UCAPAN

TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Di- nas Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang telah mengizinkan dilakukannya peneliti- an ini, dan terutama kepada Dr. F. Yo- yong Halim dari Puskesrr,as Jampang Ku- lon dan Dr. Ubad Mahmud Badrudin dari Parakan Salak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR

RUJUKAN

1. Budiarso, L. Ratna, J. Putrali dan J. Prihar- tono : (1982-1983) Penelitian Pengetahuan dan Perilaku dalarn Keluarga Berencana serta Kesehatan Ibu dan Anak. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan R.I.

2. International Classification of. Diseases. (1975) Revision, Volume 1. World Health Organization.

3. Alisyahbana, Anna dan kaqvan-kawan. :

The Pregnancy Outcome in Ujung Berung, West Java. Perinatal Mortality and Morbidity Survey and Low Birth Weight. Fakultas Ke- dokteran, Universitas Padjadjaran. Final Re- port V, P. 69.

4. Fortney, Judith A. et al. : (1985) Maternal Mortality in Indonesia and Egypt. Interre- gional meeting on Prevention of Maternal Mortality. Geneva, 1 1-1 5 November (1 981) 6. Chi I-Cheng, Tina Agoestina and Joe Har- bin. (1981) Maternal mortality at twelve teaching hospitals in Indonesia An epide. rniologic analysis. Int J Gipnaecal Obetet (1980). 19 : 259-266.

6. Budiarso, L. Ratna, J . Putrali dan Muchta- ruddin. : (1980) Laporan dan Statistik. Sur. vai Kesehatan Rumah Tangga. Badan Peneli tian dan Pengembangan Kesehatan, Departe- men Kesehatan R.I.

7. Budiarso, L. Ratna dan kawan-kawan. :

(1980) Survai Kesehatan Rumah Tangga, Ba- dan Penelitian dan Pengembangan Kesehat- an, Departemen Kesehatan R.I.

8. Budiarso, L. Ratna. : Pola penyakit penye- bab kematian bayi : Survai Kesehatan Ru- mah Tangga 1986 (1 987) Bulletin Penelitian Kesehatan 15 (4) : 39 - 44.

9. Budiarso, L. Ratna. : Pelayanan Kesehatan ibu hamil dan bersalin, Survai Kesehatan Rumah Tangga 1986 (1988) Majalah Kedok-

term Indonesia 38 (2) : 85 - 89.

Gambar

Tabel  1  :  Angka  Kematian  Maternal dan  Fertilitas  Menurut  Golongan  Umur
Gambar  1  :  Ratio  Kematian  Maternal  di  Sukabumi

Referensi

Dokumen terkait

c) Cerita rakyat buaya Learissa Kayeli dan buaya tembaga, Pakuela, sang penguasa Baguala sama-sama memiliki alur maju. Kedua cerita sama-sama menceritakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu fermentasi dan kadar gula nira sorgum manis terhadap kadar etanol dalam larutan dan Kegunaan penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang

Salah satu cara meminimalkan risiko yang dihadapinya perusahaan dapat mengunakan hedging untuk melindungi nilai hutangnya, maka semakin tinggi market to book value suatu

Selain merencanakan strategi dalam meningkatkan peserta, perlu bagi Jamsotek Kanwil DKI Jakarta untuk menyusun proses eksekusi strategi agar implementasi dari formulasi

Bagi peneliti dapat mempraktekkan teori-teori bimbingan dan konseling khususnya bimbingan kelompok dengan teknik peer group.Hipotesis tindakan penelitian adalah:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa complete feed berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak

Menurut Hansen dan Moven (2005:274) mengemukakan bahwa analisis volume laba adalah suatu metode analisis terhadap hubungan biaya, harga jual dan tingkat output atau