• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA IMPLEMENTATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA IMPLEMENTATIF"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA IMPLEMENTATIF

2015 — 2019

Pusat Penelitian Geoteknologi

(2)

RENCANA IMPLEMENTATIF

2015 — 2019

“Geoteknologi untuk kehidupan yang lebih baik”

Pusat Penelitian Geoteknologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Maret 2015

(3)
(4)

Editor:

Dr. Ir. Haryadi Permana Dr. Adrin Tohari

Penyusun:

Dr. Heru Santoso, M.App.Sc. Dr. Eko Yulianto

Dr. Anggoro Tri Mursito Yayat Sudradjat S.Si.

Tim Penyusun Perubahan:

Dr. Ir. Haryadi Permana Dr. Anggoro Tri Mursito Dr. Nugroho Dwi Hananto

Layout:

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Rencana Implementatif Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015-2019 merupakan kelanjutan dari Rencana Implementatif Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI tahun 2010-2014. Rencana Implementatif tersebut disusun mengacu pada fase ke-3 RPJM 2015-2019 yang bertujuan untuk “pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK” yang maju dan inovatif.

Tujuan disusunnya Rencana Implementatif 2015-2019 ini adalah untuk menyediakan kerangka kerja yang jelas dalam menjaga konsistensi perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil kegiatan penelitian serta kegiatan kelembagaan. Selain itu, Rencana Implementatif merupakan sumber informasi kegiatan penelitian dan kemampuan organisasi bagi para pemangku kepentingan yang terkait.

Rencana Implementatif ini sudah menampung pemikiran-pemikiran staf Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI melalui Rapat Kerja pada September 2012 dan April 2013, dan juga mempertimbangkan isu-isu penting dan aktual, kecenderungan perubahan, baik internal institusi maupun eksternal institusi, serta mengacu kepada Rencana Strategis LIPI dan Rencana Koordinatif Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI. Oleh karena itu, Rencana Implementatif Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015-2019 disusun berlandaskan kepada kekuatan keragaman kompetensi institusi dengan tujuan agar hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dapat

(7)

memberikan peranan yang lebih aktif dalam menjawab berbagai persoalan nasional dan berbagai output dan outcome yang keseluruhannya diharapkan menjadi scientific and knowledge base yang dapat dimanfaatkan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya kepada Tim PME Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI yang telah menyelenggarakan Rapat Kerja pada 2012 dan 2013 yang menampung pemikiran seluruh staf serta semua jajaran pimpinan di lingkungan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, yang telah memberikan masukan, pemikiran dan turut merumuskan Rencana Implementatif Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015 – 2019.

Bandung, 28 Maret 2014 Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Sejarah ... 1

1.2 Kondisi Saat ini dan Tantangan ... 3

1.3 Hasil Penelitian 2010-2014 ... 10

1.4 Pendekatan ... 12

1.5 Nilai-Nilai ... 16

2. VISI DAN MISI ... 19

2.1 Visi ... 19

2.2 Misi ... 21

2.3 Sasaran Strategis ... 23

2.4 Ukuran Capaian Visi dan Misi ... 25

3. ARAH, KEBIJAKAN, DAN PROGRAM ... 27

3.1 Arah Kebijakan ... 27

3.2 Kegiatan dan Sub-Kegiatan ... 29

3.3 Indikator Kinerja Utama ... 31

3.4 Faktor Kunci Keberhasilan ... 34

4. PENUTUP ... 35

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan alur pengelolaan penelitian di Pusat

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kegiatan dan sub-kegiatan P3IPTEK bidang

Geoteknologi ... 30 Tabel 3.2. Hubungan kegiatan, sasaran strategis dan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA ... 37

LAMPIRAN 2. RENCANA PENGADAAN SARANA

PENELITIAN DAN LAPANGAN ... 41 LAMPIRAN 3. RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

2015-2019 ... 51 LAMPIRAN 4 MATRIK INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ... 63 LAMPIRAN 5 MATRIKS RENCANA STRATEGIS ... 67

LAMPIRAN 6 MATRIKS PENETAPAN KINERJA PUSAT

PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2015-2019 KEDEPUTIAN BIDANG IPK LIPI ... 72

LAMPIRAN 7. MATRIKS DAFTAR RENCANA KEGIATAN

(12)

1. PENDAHULUAN

1.1 Sejarah

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI sebelumnya bernama Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional (LGPN) atau dikenal sebagai National Institute of Geology and Mining didirikan pada 1 Agustus 1963. LGPN berada dibawah naungan majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) dan Dewan Urusan Riset Nasional (DURENAS) yang kemudian berubah menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dikenal sebagai LIPI. LGPN didirikan dengan maksud untuk melaksanakan dan menyediakan laboratorium bagi pengembangan ilmu-ilmu dasar dan terapan dalam bidang Geologi, Pertambangan, dan Teknik Perminyakan. Pada awal perkembangannya, lembaga ini aktif bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang membantu dalam pengembangannya menuju suatu pusat pendidikan yang kuat dalam bidang geologi. Kampus Lapangan Geologi Karangsambung yang sekarang berada di bawah naungan UPT Balai Informasi Konservasi Karangsambung merupakan salah satu hasil kerjasama dengan ITB. Pendirian kampus lapangan tersebut dimaksudkan sebagai tempat pendidikan dasar para calon ahli geologi.

Fokus awal kegiatan penelitian LGPN pada era tahun 60’an sampai dengan awal 1980 adalah penelitian tektonik kawasan tumbukan lempeng, inventarisasi potensi hidrokarbon, penyusunan konsep pertambangan skala kecil dan konsep pemanfaatan batubara dengan nilai bakar rendah

(13)

Pada tahun 1986, proses reorganisasi dalam lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI mengubah nama LGPN menjadi Puslitbang Geoteknologi LIPI atau Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi (P3G LIPI). Perubahan nama dan struktur organisasi melalui re-organisasi kelembagaan dimaksudkan untuk revitalisasi lembaga menghadapi dinamika perubahan baik perubahan kondisi eksternal maupun internal. Pada masa ini, P3G LIPI mendirikan Laboratorium Penginderaan jauh pada 1986 yang kemudian sekarang menjadi standar dalam kegiatan penelitian.

SK Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) No. 1151/M/2001 tahun 2001 menandai era baru dimana Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi (P3G LIPI) berubah nama menjadi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI atau P2G LIPI di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI. Pada awal pendirian P2G LIPI, kegiatan penelitian difokuskan dalam bidang ilmu dasar deformasi kerak bumi, eksplorasi mineral dan energi, hidrokarbon dan panasbumi dan geologi Teknik. Kegiatan eksplorasi mineral menghasilkan konsep sumber mineral dan evolusi Sesar Sumatera. Kegiatan penelitian bermitra dengan pihak asing aktif dilakukan terutama dengan pihak Jepang dan Perancis. Tercatat beberapa kegiatan penelitian geologi dan geofisika laut sejak awal 1990 dan berlanjut sampai sekarang. Beberapa hasil penting pada era tersebut adalah penemuan sesar bawahlaut Mentawai, penemuan double magma chamber dibawah gunung api Anak Krakatau kemudian penemuan gunungapi bawah laut di kawasan Sangihe, Sulawesi utara.

(14)

Mulai tahun 2000, P2G LIPI terlibat dalam penelitian kebencanaan bekerjasama dengan Caltech, Texas, USA, diawali dengan penelitian pemahaman pergerakan sesar Sumatera dan pemasangan GPS di Kepulauan Mentawai untuk melakukan pengukuran pergerakan atau deformasi kerak di kawasan tersebut. Sampai saat ini, sudah 52 unit GPS yang terpasang di kawasan tersebut dan di daratan Sumatera. Melalui penelitian koral, dapat dipelajari sejarah kegempaan di masa lalu di kawasan barat Sumatera dan pemahaman perubahan iklim purba.

Hasil signifikan lainnya dari kerjasama riset dengan pihak Perancis (Institut de Physique du Globe de Paris) sejak tahun 2005 adalah pencitraan struktur seismik bawah permukaan sampai dengan kedalaman 50 km daerah subduksi lempeng di kawasan perairan barat bagian utara Sumatera dan Perairan Kepulauan Mentawai guna mengungkapkan sumber gempa megathrust dan tsunami. Data ini juga merupakan data seismik penetrasi dalam yang pertama di dunia yang diakusisi sebelum gempa besar terjadi sehingga sangat berguna untuk mengetahui struktur zona seismogenik sebelum dan setelah terjadinya gempa besar (apabila nantinya terjadi). Kerjasama ini juga menjadi bukti sinergitas antara lembaga penelitian dan dunia industri khususnya industri migas.

1.2 Kondisi Saat ini dan Tantangan

Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan atau kendala maupun peluang untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju dan makmur pada 2025 (RPJPN 2005-2025) dan dalam mewujudkan fase ke-3 RPJMN (2015-2019), yang

(15)

bertujuan untuk“memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan, keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK”. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa, pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia.

Sepanjang periode tahun 2000 sampai tahun 2010, Indonesia mengalami pertambahan penduduk luar biasa yaitu sebanyak 32,5 juta, sehingga total jumlah penduduk menjadi 237,5 juta pada 2010 dan diperkirakan mencapai 273 juta pada tahun 2025. Berbagai persoalan sudah mulai dirasakan akibat pertambahan jumlah penduduk dan urbanisasi yaitu penyediaan pangan, lahan dan perumahan, kemudian penyediaan air baku, sarana dan prasarana transportasi, atau meningkatnya produksi limbah industri dan rumah tangga. Hampir 60% dari jumlah penduduk tersebut bertempat tinggal di kawasan perkotaan sehingga perluasannya akan semakin meningkatkan kerentananan masyarakat di kawasan tersebut. Kondisi tersebut dibarengi oleh meningkatnya frekuensi bencana yang melanda Indonesia, terutama di kawasan padat penduduk serta besarnya korban harta dan jiwa akibat bencana tersebut, mendorong Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI untuk melanjutkan melakukan penelitian lebih mendalam tentang proses atau bahaya alam yang menjadi sumber bencana geologi atau perubahan iklim tersebut. Potensi bencana tersebut akan meningkat dikaitkan dengan pertambahan jumlah penduduk yang umumnya

(16)

menempati kawasan perkotaan yang secara geologi tidak aman, seperti di kawasan dataran banjir, di daerah berlereng terjal, di daerah rawan gempa bumi atau di sekitar sesar aktif. Oleh karena itu, perlu peningkatan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana geologi.

Peningkatan jumlah penduduk disertai dengan kegiatan pendukungnya seperti kegiatan industri, telah meningkatkan kebutuhan akan air baku, yang sementara ini mulai berkurang baik kuantitas dan kualitasnya, di sisi lain air baku telah menjadi komoditas ekonomi yang semakin tinggi nilainya dan jauh dari jangkauan masyarakat. Air sebagai sumberdaya yang sangat vital peranannya dalam kehidupan, terus menerus mengalami tekanan, selain akibat pertumbuhan penduduk seperti disebutkan di atas, juga sebagai akibat kegiatan ekonomi-industri, pengaruh gangguan iklim, eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran air permukaan akibat pembuangan limbah. Meningkatnya kebutuhan air baku bukan hanya untuk kebutuhan masyarakat akan tetapi juga untuk kegiatan pertanian dan industri. Untuk itu diperlukan suatu kemampuan untuk bisa mengatasi adanya berbagai tekanan tersebut, baik bersifat fisik (kemampuan alam) maupun kemampuan sistem pengelolaan sumberdaya air dan pemanfaatan air. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang tepat dalam pengelolaan sumberdaya air untuk meningkatkan ketahanan air baik dalam tataran masyarakat maupun dalam lingkup negara. Dunia internasional/nasional telah memformulasikan prioritas penting sebagai isu utama sepanjang sejarah peradaban manusia, yaitu pangan (food), air (water) dan energi (energy). Oleh karena itu, diperlukan ketahanan sumberdaya air (water resources

(17)

resilience) yang dapat mendukung keberlangsungan

ketersediaannya untuk mendukung kehidupan dan

keberlanjutan pembangunan.

Pertambahan jumlah penduduk dan industri pendukungnya juga mengakibatkan peningkatan kerusakan hutan seiring dengan kebutuhan lahan, baik untuk pemukiman, pertanian maupun industri. Secara langsung, pengurangan jumlah luas hutan akan meningkatkan emisi gas CO2 ke udara dan meningkatkan efek

gas rumah kaca. Meningkatnya kebutuhan akan lahan atau kerusakan lahan akibat eksploitasi di atas kemampuannya, telah meningkatkan luas kawasan lahan yang rusak sehingga diperlukan inovasi kegiatan penelitian dan pengembangan remediasi atau reklamasi lahan bekas kegiatan pertambangan, terutama lahan bekas kegiatan tambang rakyat. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan solusi dalam pemanfaatan lahan yang tergredagrasi yang umumnya tidak subur sehingga menjadi lahan yang dapat dimanfaatkan. Segala kerusakan lahan dan

lingkungan tersebut diakibatkan pembangunan yang

mengabaikan kaidah perlindungan lingkungan yang diamanatkan dalam UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah wajib membuat kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu kawasan dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Undang-Undang (UU) No. 26/2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa, secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan

(18)

ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan. Penyelenggaraan penataan ruang yang bertujuan untuk mewujudkan ruang kawasan nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Pertambahan penduduk dan kegiatan industri juga

mengakibatkan terjadinya kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk permukiman, transportasi, maupun kegiatan industri. Sampai dengan tahun 2006, pemenuhan energi, terutama transportasi dan industri masih mengandalkan energi fosil yang ketersediaannya sudah mulai terbatas. Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi pemenuhan energi Indonesia yang bersumber dari hidroelektrik, panas bumi, tenaga matahari, tenaga uap, tenaga gelombang atau arus dan sumber energi lainnya yang bisa diperbaharui. Oleh karena itu, melalui Perpres No. 5/2006, sumber energi primer tahun 2025 akan bersumber dari minyak bumi (20%), gas bumi (30%), batubara (33%) dan energi baru terbarukan sebesar 17% yang terdiri dari biofuel (5%), panas bumi (5%), biomasa, nuklir, air, surya, angin (5%) dan batubara cair (2%).

Upaya pembangunan berbasis SDA dicerminkan dengan

bergulirnya kebijakan-kebijakan terkait dengan

penggunaan/pemanfaatan, pengolahan dan pemurnian, serta peningkatan nilai tambah utamanya terhadap sumberdaya alam kita khususnya mineral dan batubara tentu membutuhkan kesiapan yang panjang agar seluruh elemen kebijakan mengenai hal itu dapat berjalan dengan baik. Amanat UU No. 4/2009 menyebutkan bahwa kegiatan usaha pertambangan harus

(19)

meningkatkan mutu mineral dan batubara serta untuk memanfaatkannya dan memperoleh mineral ikutannya.

Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan seperti diuraikan di atas, membutuhkan ketersediaan bahan baku mineral, bahan karbon dan energi. Respon terhadap pemenuhan kebutuhan bahan baku dan substitusi maupun teknologi inovasi yang ada pada industri hulu dan hilir bidang pengolahan maupun benefisiasi mineral dan batubara serta aspek lingkungan yang menyangkut tentang rekayasa mineral ikutan memperlihatkan kebutuhan yang mendesak akan kegiatan penelitian, pengembangan maupun perekayasaan dan inovasi di bidang tersebut.

Mengacu pada uraian di atas, maka tantangan utama dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan itu sendiri, masalah akibat pertambahan penduduk dengan segala kebutuhan dasarnya atau yang diakibatkan oleh faktor alami. Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat dirasakan terutama pada saat ini. Masalah pembangunan yang mengemuka berkaitan erat dengan penataan ruang yang dipengaruhi oleh risiko bencana geologi dan lingkungan. Secara umum, masalah yang muncul yang terkait dengan kompetensi organisasi adalah:

a) Meningkatnya risiko bencana geologi dan iklim.

b) Meningkatnya kebutuhan air baku untuk masyarakat dan industri.

(20)

c) Meningkatnya kerusakan lahan akibat kegiatan ekonomi seperti kegiatan pertambangan, perluasan permukiman atau alih fungsi hutan dan lahan.

d) Meningkatnya limbah padat dan cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri, pertambangan dan permukiman.

e) Meningkatnya kebutuhan energi dan bahan baku industri. Permasalahan yang diuraikan tersebut di atas menghasilkan dampak langsung seperti:

1) Meningkatnya jumlah korban dan kerugian materi akibat bencana geologi dan iklim.

2) Terbatasnya ketersediaan air baku. 3) Meluasnya kerusakan lahan.

4) Pencemaran lahan dan air permukaan oleh limbah cair dan padat.

5) Berkurangnya pasokan energi.

6) Kelangkaan bahan baku berbasismineral & batubara. Berbagai permasalahan dan dampak yang ditimbulkan seperti diuraikan di atas disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah kondisi geologis dan hidro-meteorologis yang mengontrol kejadian gempa bumi, tsunami, letusan gunungapi dan gerakan tanah, banjir dan kekeringan. Penyebab bencana lain adalah akibat aktifitas manusia melalui kegiatan perekonomian dan pembangunan seperti kegiatan industri yang menghasilkan limbah baik limbah padat, cair atau gas, ekploitasi lahan melebihi kapasitas daya dukungnya, penggundulan hutan atau kegiatan industri pertambangan yang menyebabkan degradasi lahan.

(21)

Dalam semua proses pelaksanaan kegiatan penelitian, perlu didukung oleh penggunaan data berbasis spasial, baik berupa data dasar maupun data turunannya (peta tematik). Selain itu, pemodelan spasial dan analisis skenario serta sistem pendukung keputusan spasial sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian yang terkait dengan penataan ruang berbasis ilmu kebumian.

1.3 Hasil Penelitian 2010-2014

Selama periode 2010-2013, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI telah melaksanakan berbagai kegiatan penelitian antara lain penelitian tentang pengurangan bencana geologi dan iklim, eksplorasi sumberdaya mineral dan energi, rekayasa material baru, penelitian pemanfaatan potensi dan penanggulangan pencemaran sumberdaya air dan lahan yang tersebar di berbagai kawasan.

Kegiatan penelitian pengurangan risiko bencana geologi dan iklim, Puslit Geoteknologi telah menghasilkan pemahaman deformasi kerak bumi akibat gempa bumi, penyempurnaan peta rawan bencana likifaksi akibat gempa bumi di Padang, Banda Aceh, Bengkulu dan Cilacap, kajian risiko bencana tsunami di Cilacap dan Denpasar, kemudian, melalui penelitian geofisika laut telah dapat dilakukan pencitraan zona tumbukan lempeng dan sumber-sumber gempa bumi di kawasan utara Sumatera. Hasil penting lainnya adalah dipahaminya tentang sumberdaya airtanah di kawasan Jakarta dan Kota Semarang.

Untuk kegiatan eksplorasi sumberdaya mineral dan energi telah dihasilkan pemahaman tentang mineralisasi pada batuan malihan serta sumber-sumbernya sedangkan dari aspek energi

(22)

telah dihasilkan konsep eksplorasi panas bumi di kawasan Pulau Jawa dan konsep eksplorasi hidrokarbon di daerah frontier. Untuk kegiatan perekayasan material baru, telah dihasilkan tablet bentonit material preservasi mikroorganisme (MPMO) yang dapat dimanfaatkan dalam penanggulangan limbah cair organik. Uji lapangan telah dilakukan di PG. Sindanglaut, Cirebon dan uji laboratorium conto limbah cair organik yang diperoleh dari Pertamina RU Balongan, Indramayu; pabrik tekstil maupun kertas di Bandung dan sekitarnya yang hasilnya sangat memuaskan sehingga air buangan kaya limbah organik menjadi layak dibuang ke saluran pembuangan. Hasil lain adalah pemanfaatan abu terbang sebagai papan partisi dan pembuatan antiseptik Zeolit-Cu. Serta proses pembuatan mordenit sintesis dari silika amorf. Selain itu dalam hal kegiatan perekayasaan laboratorium maupun lapangan juga dihasilkan metode proses formulasi analisa inklusi fluida dan peralatan sampling tanah dan sedimen atau yang dikenal dengan extendable geoslicer. Beberapa produk, metode dan peralatan tersebut sudah didaftarkan untuk mendapatkan 6 paten.

Hasil penelitian-penelitian tersebut di atas dalam bentuk karya tulis ilmiah sebanyak 359 judul, 15 buah buku, draft paten sebanyak 6 buah, dan 20 buah prototipe. Dari aspek pendidikan, telah dihasilkan peneliti berpendidikan S2 dan S3 sebanyak 38 orang, 36 orang mendapat kenaikan jenjang fungsional termasuk 2 staf peneliti meraih predikat Profesor Riset. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi implementasi dan pemanfaatan hasil penelitian dalam bidang Geoteknologi telah dilaksanakan MoU sebanyak 9 buah, dan kerjasama penelitian sebanyak 10 kegiatan. Kegiatan penelitian yang masih terus

(23)

berlanjut adalah uji lapangan material untuk penanggulangan pencemaran sumberdaya air, pengetahuan untuk remediasi lahan bekas tambang, konsep eksplorasi panas bumi, penelitian penanggulangan bencana dan penguatan masyarakat dalam menghadapi bencana, penelitian longsoran dan amblesan tanah dan konsep ketersediaan airtanah di kota besar.

Dari aspek tata kelola, melalui semangat Reformasi Birokrasi, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI pada Desember 2013 telah berhasil mendapatkan pengakuan sertifikasi Sistim Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Untuk meningkatkan pelayanan pengadaaan barang dan jasa telah dibentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang sekarang menjadi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dan Unit Pengawasan Internal (UPI) yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan akuntabilitas organisasi. Unit lainnya adalah Tim PME (Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi) dibentuk untuk meyelenggarakan perencanaan, mengawasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan.

1.4 Pendekatan

Kekuatan internal berupa SDM yang kompeten dengan kebutuhan menyesuaikan dengan program kerja 2015-2019 (Lampiran 1), ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang modern (Lampiran 2), dan perencanaan anggaran (Lampiran 3) dan kebijakan merupakan modal dasar dalam penyusunan Rencana Implementatif 2015-2019. Faktor luar yang menjadi acuan adalah rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 atau fase ke-3, Rencana Strategis LIPI, Rencana Koordinatif Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan

(24)

Kebumian (IPK) LIPI, Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2010-2014, dan rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim Jangka Pendek (2012-2015) dan Jangka Panjang (2012-2025).

Mengacu pada 9 butir strategi pembangunan RPJPN 2005-2025, maka 5 butir strategi pembangunan yang terkait dengan kompetensi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI adalah:

1) Ekonomi

2) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3) Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang 4) Penyediaan Sarana dan Prasarana

5) Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Butir 2 dan 5 merupakan strategi pembangunan yang langsung terkait dengan hasil kinerja kegiatan penelitian dan institusi sedangkan butir 1 dan 3 merupakan strategi pembangunan yang akan dipengaruhi secara tidak langsung apabila sasaran kinerja kegiatan tercapai dan dimanfaatkan. Butir 4 dimaksudkan untuk menyatakan perlunya revitalisasi sarana dan prasarana kerja dan penelitian yang sebagian besar disediakan atau dibangun pada era tahun 1970-2000. Revitalisasi secara bertahap telah berlangsung sejak 2006 dan terakhir pada 2014 berupa sarana penelitian lapangan dan laboratorium yang terbaru.

Hal yang menjadi pertimbangan lain adalah program digagas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden yang dikenal sebagai Nawa Cita atau sembilan agenda prioritas. Program Nawa Cita ini merupakan panduan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang

(25)

berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dari sembilan program Nawa Cita tersebut, beberapa diantaranya berkesesuaian dengan kompetensi organisasi antara lain:

1) Nawa Cita 01 (NC-01): ...untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara…….. memperkuat jati diri sebagai negara maritim

2) Nawa Cita 03 (NC-03): Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

3) Nawa Cita 05 (NC-05): ……..peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan……….

4) Nawa Cita 06 (NC-06): ...produktivitas rakyat dan daya saing……….

5) Nawa Cita 07 (NC-07): ……..mewujudkan kemandirian ekonomi……….

Selain itu, lima fokus persoalan yang menjadi target utama dalam program di Kedeputian Bidang IPK LIPI 2015-2019 adalah:

a. Pengurangan Risiko Bencana Geologi, Lingkungan dan Perubahan iklim

Program ini fokus pada upaya pengurangan resiko bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi, dan gerakan tanah baik akibat fenomena alami maupun akibat iklim ekstrim serta degradasi lahan dan air yang terjadi terutama oleh akibat kegiatan anthropogenic yang berdampak luas pada masyarakat dan lingkungan.

(26)

Air merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia akan tetapi fakta menunjukkan bahwa banyak warga masyarakat baik di wilayah urban/perkotaan maupun rural/perdesaan dan wilayah marginal yang belum memiliki akses terhadap air bersih. Program ini akan fokus pada upaya mencari solusi terhadap persoalan-persoalan tersebut.

c. Pengelolaan dan Konservasi Danau dan Pesisir

Saat ini banyak danau di Indonesia yang telah terdegradasi hingga kondisi yang kritis dan mengkhawatirkan, sementara itu wilayah pesisir telah tumbuh dan berkembang tanpa perencanaan yang baik, sehingga kedua wilayah tersebut tengah mengalami tekanan yang melebihi daya dukungnya. Program ini ditujukan untuk mencari konsep pengelolaan danau dan wilayah pesisir yang berkelanjutan yang dapat memberi ruang yang harmonis kepada semua sektor yang memanfaatkannya tetapi tetap masih dalam kemampuan daya dukung lingkungan yang ada.

d. Pengembangan sumber pangan dari laut dan danau Program ini dimaksudkan untuk memberikan sumber pangan alternatif dari laut dan danau melalui pengembangan teknik-teknik budidaya terhadap komoditas-komoditas tertentu yang bernilai tinggi. Namun demikian, program ini juga ditujukan untuk menghasilkan konsep pengelolaan kesehatan ekosistem laut dan danau sehingga sumber pangan dari laut dan danau tersebut juga dapat tersedia secara alamiah dan berkelanjutan. e. Pengembangan teknologi untuk peningkatan nilai tambah mineral dan material

(27)

Program ini ditujukan untuk mengembangkan berbagai teknik rekayasa mineral dan material untuk menghasilkan produk unggul dan substitusi impor untuk kebutuhan infrastruktur dan industri, baik industri manufaktur, energi, kesehatan dan transportasi.

5. Program Penyusunan Skema Pendanaan Penelitian

Penyusunan Skema Pendanaan Penelitian dimaksudkan untuk merumuskan skema-skema pendanaan penelitian di luar APBN yang dapat mendorong tumbuhnya inovasi yang lebih tinggi di satuan kerja dalam kerangka kemitraan dengan pihak pengguna.

1.5 Nilai-Nilai

Dalam menjalankan Rencana Implementatif dilandasi dengan semangat nilai-nilai luhur atau moto LIPI sebagai korporat yaitu PASTI yang memiliki arti sebagai sifat dan sikap yang:

Professional, dengan makna melaksanakan tugas dengan sunguh-sungguh dan dengan kemampuan maksimal

Accountable, dengan makna dapat dipertanggungjawabkan dari semua aspek

Scientific Integrity, dengan makna memiliki tekad dan tanggungjawab ilmiah yang tinggi

Teamwork, dengan makna mengutamakan bekerja secara berkelompok untuk hasil terbaik, dan

Innovative, dengan makna selalu berupaya untuk melahirkan pemikiran-pemikiran bersifat terobosan

(28)

Dalam lingkup yang lebih kecil setingkat satuan kerja, nilai-nilai yang dianut adalah nilai yang sudah menjadi bagian dari sikap keseharian yang menjadi pandangan dalam bekerja dan bersikap. Nilai-nilai yang dianut dikenal sebagai CITI, dengan uraian sebagai berikut:

Commitment, dengan makna memegang teguh janji, kesepakatan dan kebijakan yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya

Innovation, dengan makna selalu melakukan perubahan dan pembaharuan untuk peningkatan kinerja dan hasil institusi Togetherness, dengan makna bersama dalam menentukan tujuan dan saling mendukung dalam proses pencapaiannya Integrity, dengan makna bertanggung jawab dan sungguh-sungguh dalam bekerja dengan menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, etika profesi dan ketaatan pada azas dan aturan yang berlaku.

(29)
(30)

2. VISI DAN MISI

2.1 Visi

Mengacu kepada fase ke-3 RPJMN (2015-2019), yang bertujuan “memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan

menekankan pembangunan, keunggulan kompetitif

perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK”, dan mempertimbangkan LIPI yang telah menetapkan visi nya untuk Tahun 2015-2019 adalah:

“Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan bidang geoteknologi untuk meningkatkan daya saing bangsa”

Berbagai permasalahan dan tantangan berupa peningkatan risiko bencana geologi dan iklim serta degradasi lahan dan air, keterbatasan energi dan bahan baku industri yang dapat memberi ancaman pada keberhasilan pembangunan dan menyesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi organisasi, maka visi Pusat penelitian Geoteknologi LIPI 2015-2019 dirumuskan sebagai berikut:

“Menjadi institusi riset terpercaya yang berperan dalam memberikan solusi permasalahan di bidang Geoteknologi”

VISI tersebut di atas dapat dimaknai sebagai berikut:

 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, adalah instansi

(31)

pemerintahan di bidang penelitian ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi.

Berkelas dunia, dimaksudkan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mendapat pengakuan Internasional

yang mencerminkan kedaulatan dalam bidang ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi

Penelitian, merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektf untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis

Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi, merupakan kegiatan pengembangan hasil

penelitian sehingga diperoleh teori baru dan invensi yang mendukung pemanfaatan IP oleh stakeholder Pemanfaatan ilmu pengetahuan di bidang

geoteknologi, dimaksudkan bahwa hasil-hasil penelitian

LIPI dimanfaatkan oleh stakeholder untuk kemandirian bangsa

Daya saing bangsa, dimaksudkan sebagai kemampuan/kapasitas bangsa dalam hubungan antar negara berbasis pada hasil penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi

 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI melakukan penelitian bidang geoteknologi yang menghasilkan informasi ilmiah yang dapat dipercaya didukung oleh sarana dan prasarana kerja modern.

(32)

 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI memfokuskan kegiatan penelitian pada bidang geoteknologi untuk mendukung pengurangan risiko bencana geologi, iklim dan lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya kebumian.  Hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI bermuara kepada peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana geologi, iklim dan lingkungan, dengan dukungan sumberdaya kebumian yang lestari.

Geoteknologi berasal dari kata Geo yang merupakan kependekan dari Geologi atau ilmu kebumian dan Teknologi. Dalam arti luas, Geoteknologi didefinisikan sebagai pemahaman terhadap dinamika bumi dan penerapan perekayasaan dan teknologi maju dalam memanfaatkan dan melindungi sumberdaya bumi untuk pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta mencapai kehidupan yang lebih baik.

Dimaksud dengan Bidang Geoteknologi adalah kegiatan penelitian meliputi dinamika kebumian, sumberdaya mineral dan energi, sumberdaya air, konservasi kebumian, dinamika iklim, bahaya geologi, geologi teknik, rekayasa mineral dan energi, dan sistem informasi kebumian.

2.2 Misi

Untuk mencapai cita-cita dari Visi tersebut, maka Misi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dirumuskan sebagai berikut:

 Menciptakan invensi ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi bangsa;

(33)

 Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi yang bermanfaat untuk konservasi dan pemanfaatan sumber daya berkelanjutan

 Meningkatkan pengakuan Internasional dalam bidang ilmu pengetahuan bidang geoteknologi

 Meningkatkan kualitas SDM melalui aktivitas Ilmiah  Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mendukung

pengurangan risiko terhadap bencana geologi dan iklim.  Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mendukung

pengelolaan airtanah dan air permukaan yang lebih baik, penanggulangan limbah cair, rehabilitasi lahan dan pengelolaan tata ruang berbasis bencana.

 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mendukung ketersediaan bahan baku mineral, energi dan sumberdaya alam yang berkelanjutan.

 Pusat Penelitian Geoteknologi mendukung penguatan rasionalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang geoteknologi dalam persoalan nasional dan persoalan strategis.

Penjelasan terhadap Misi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dapat dijelaskan seperti di bawah ini.

1. Menciptakan invensi ilmu pengetahuan bidang geoteknologi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi bangsa, dimaksudkan untuk menjawab Nawacita 6 yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di

(34)

pasar Internasional, serta nawacita 7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan bidang

geoteknologi yang bermanfaat untuk konservasi dan pemanfaatan Sumber Daya berkelanjutan, dimaksudkan untuk turut menjaga kelestarian sumber daya Indonesia dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia melalui aktivitas Ilmiah di bidang geoteknologi, dimaksudkan untuk mendukung Nawacita 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

2.3 Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang akan dicapai dalam mewujudkan Visi dan Misi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI adalah:

 Terwujudnya dukungan terhadap pengurangan risiko bencana geologi dan iklim, yang ditandai oleh

o Tersedianya data dan informasi potensi ancaman geologi dan iklim.

o Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap

bencana geologi dan iklim.

o Tersedianya data dan informasi pengelolaan tata ruang berbasis kebencanaan.

 Terwujudnya dukungan terhadap ketahanan air yang ditandai oleh

(35)

o Tersedianya informasi ilmiah dan teknologi perbaikan kualitas air permukaan dan air tanah serta perbaikan kuantitas air tanah.

 Terwujudnya dukungan terhadap pengelolaan ruang dan lingkungan yang ditandai oleh

o Tersedianya teknologi dan inovasi pengolahan limbah industri dan rehabilitasi lahan.

o Tersedianya data dan informasi pengelolaan tata ruang berbasis kebencanaan.

 Terwujudnya dukungan terhadap ketahanan energi, mineral dan batubara untuk industri, yang ditandai oleh

o Tersedianya informasi ilmiah sumberdaya energi untuk kebutuhan industri dan masyarakat

o Tersedianya teknologi dan inovasi rekayasa mineral dan batubara untuk kebutuhan industri dan masyarakat.

 Terjadinya peningkatan rasionalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang geoteknologi dalam persoalan bidang Geoteknologi, yang ditandai oleh

o Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian dan solusi permasalahan di bidang geoteknologi kepada para pihak terkait

o Meningkatnya dan meluasnya jejaring di bidang Geoteknologi yang saling menguntungkan.

 Terwujudnya dukungan terhadap penguatan

kelembagaan penelitian yang akuntabel, profesional dan handal, dengan ditandai oleh

(36)

o Tercapainya tatakelola yang transparan, akuntabel dan profesional.

o Meningkatnya kepuasaan pelayanan sesuai dengan standar ISO 9001:2008.

o Tersedianya SDM yang berkualitas dan sarana serta prasarana penelitian yang handal.

2.4 Ukuran Capaian Visi dan Misi

Untuk dapat menilai bahwa Visi dan Misi tercapai sesuai dengan perencanaan maka diperlukan suatu penilaian capaian kinerja yang objektif dan terukur, antara lain dalam bentuk:

o Jumlah publikasi nasional dan internasional serta HKI.

o Jumlah informasi ilmiah bidang geoteknologi yang dihasilkan.

o Jumlah dokumen ilmiah yang dihasilkan dan

dimanfaatkan.

o Jumlah paten dan prototipe.

o Jumlah keikutsertaan dalam institusi di lingkungan LIPI dan K/L lain.

o Jumlah keikutsertaan dalam berbagai pertemuan ilmiah regional dan internasional.

o Frekuensi interaksi dalam aktivitas ilmiah nasional dan regional.

o Jumlah kerjasama penelitian dan pelayanan jasa penelitian.

(37)
(38)

3. ARAH, KEBIJAKAN, DAN PROGRAM

3.1 Arah Kebijakan

Menuju cita-cita tahun 2019, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI harus menjadi organisasi yang secara aktif mampu menyediakan informasi ilmiah bidang Geoteknologi yang dapat dipercaya sebagai bahan penyusunan dokumen ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan berupa ancaman bencana geologi, iklim dan lingkungan, selain berupaya untuk menggali potensi dan pemanfaatan sumberdaya bumi dan energi yang berkelanjutan. Hal ini telah dinyatakan dalam Visi, dan Misi Pusat Penelitian Geoteknologi pada periode 2015-2019, dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Kegiatan penelitian yang dirancang dalam Rencana Implementatif 2015-2019 bukan hanya menghasilkan sejumlah data dan informasi ilmiah akan tetapi harus menjadi bagian dari kekayaan ilmu pengetahuan (Science and Knowledge Center) dan juga sebagai bahan untuk menyusun dokumen ilmiah (Gambar 3.1).

(39)

Gambar 3.1 Bagan alur pengelolaan penelitian di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Proses pengelolaan dan nilai dalam suatu rantai kegiatan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, sampai kemudian memberikan hasil atau output-outcome. Proses perencanaan ini telah mempertimbangkan berbagai kebijakan atau rencana strategis seperti RPJMN 2019, Rencana Strategis LIPI 2015-2019, amanat Rapat Kerja Kedeputian Bidang IPK LIPI 2013 dan amanat Rapat Kerja Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2013. Hasil penelitian diharapkan selain menimbulkan dampak (impact), juga diharapkan menjadi bagian dari ilmu

(40)

pengetahuan, peningkatan pemahaman dan keahlian, juga bagian dari kekayaan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Dengan mempertimbangkan kekuatan internal dan kebutuhan eksternal, dan modifisasi sesuai dengan masukan-masukan dalam penyusunan rencana implementatif, maka rencana kegiatan penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015-2019 meliputi isu-isu seperti di bawah ini.

1) Pengurangan risiko bencana geologi dan iklim 2) Ketersediaan air baku

3) Optimalisasi fungsi lahan dan lingkungan 4) Ketahanan mineral dan energi

Isu penelitian tersebut kemudian diselaraskan dengan sasaran strategis RPJMN 2015-2019 fase 3 yang sesuai dengan kompetensi organisasi yaitu, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK dan PenguatanSistim Inovasi Nasional (SIN).

3.2 Kegiatan dan Sub-Kegiatan

Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (P3IPTEK) seperti diperlihatkan pada Tabel 3.1.

(41)

Tabel 3.1. Kegiatan dan sub-kegiatan P3IPTEK bidang Geoteknologi

KEGIATAN Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK

bidang Geoteknologi

ISU 1 Upaya Pengurangan risiko bencana geologi dan iklim

OUTPUT Pengurangan risiko bencana geologi dan iklim

Sub-Kegiatan

Penelitian sumber gempa bumi dan sesar aktif Penelitian bahaya dan risiko gerakan tanah dan amplifikasi tanah

Penelitian dinamika interaksi geosfer dan neraca karbon

Kajian ketangguhan masyarakat dan aparat dalam menghadapi bencana

ISU 2 Ketersediaan air baku

OUTPUT Pengurangan risiko bencana lingkungan

Sub-Kegiatan

Penelitian ketahanan air

Pengembangan teknologi dan pemanfaatan produk nilai tambah mineral untuk perbaikan kualitas air Pengembangan sistim informasi sumberdaya air ISU 3 Optimalisasi fungsi lahan

(42)

Sub-kegiatan

Pengembangan teknologi pemulihan degradasi lahan

Pengembangan sistem pendukung keputusan spasial & tata ruang.

ISU 4 Ketahanan mineral dan energi

OUTPUT Pengembangan teknologi pengolahan mineral dan benefisiasi batubara

Sub-kegiatan

Penelitian dan pengembangan bahan karbon dan energi untuk industri dan masyarakat

Penelitian dan pengembangan material substitusi dan material maju industri dan pembangunan Penelitian mineralisasi logam dan mineral lainnya Penelitian zona tumbukan antar lempeng dan penelitian geologi permukaan dan geofisika

Kegiatan lainnya yang termasuk sebagai kegiatan pendukung dikelompokan kedalam Program Penguatan Sistim Inovasi Nasional (SIN) adalah:

1) Penguatan manajemen penelitian yang akuntabel.

2) Penguatan sarana dan prasarana penelitian di bidang Geoteknologi.

3) Penguatan kompetensi SDM di bidang Geoteknologi. 4) Penguatan jejaring di bidang Geoteknologi.

3.3 Indikator Kinerja Utama

Pada bagian ini menyajikan rincian pencapaian rencana implementasi. Rincian indikator kinerja utama dari pelaksanaan

(43)

kegiatan penelitian disajikan pada Lampiran 4, sedangkan Tabel 3.2. memperlihatkan hubungan antara kegiatan, sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama.

Rencana kegiatan penelitian dalam Rencana Implementatif 2015-2019 harus memiliki standar pengukuran keberhasilannya yaitu dalam bentuk Penetapan Kinerja, yang pada periode 2015-2019 disampaikan dalam Lampiran 5. Untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan, maka dirancang rencana kegiatan seperti dalam Lampiran 6.

Tabel 3.2. Hubungan kegiatan, sasaran strategis dan indikator kinerja utama

Kegiatan Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Penelitian, Pengembanga n dan Penerapan IPTEK bidang Geoteknologi Terwujudnya dukungan dalam upaya pengurangan risiko bencana geologi dan iklim

 Jumlah paket data dan

informasi untuk meningkatkan pemahaman dinamika bumi, dan potensi ancaman geologi  Jumlah paket informasi ilmiah

dan teknologi inovatif untuk mitigasi bahaya gerakan tanah  Jumlah paket informasi ilmiah

untuk mitigasi gangguan iklim  Jumlah paket pendidikan

kebencanaan untuk masyarakat dan aparat.

(44)

Terwujudnya dukungan terhadap ketahanan air

 Jumlah paket informasi ilmiah pemanfaatan sumberdaya air  Jumlah paket teknologi

perbaikan kualitas air Terwujudnya dukungan terhadap pengelolaan ruang dan lingkungan

 Jumlah paket teknologi pengolahan limbah industri  Jumlah paket teknologi

rehabilitasi lahan.

 Jumlah sistem pengelolaan tata ruang berbasis Bencana. Terwujudnya dukungan terhadap ketahanan energi, mineral dan batubara

 Jumlah paket informasi ilmiah geologi permukaan dan geofisika zona tumbukan  Jumlah paket informasi

ilmiah eksplorasi mineral logam dan lainnya  Jumlah paket teknologi

rekayasa mineral dan batubara. Penguatan kelembagaan penelitian yang akuntabel, profesional dan handal Terjadinya peningkatan rasionalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Geoteknologi

 Jumlah paket diseminasi hasil penelitian kepada para pihak terkait.

 Jumlah kerjasama di bidang Geoteknologi

(45)

Terwujudnya dukungan terhadap penguatan kelembagaan penelitian yang akuntabel, profesional dan handal  Jumlah paket-paket dokumen pertanggungan jawaban tata kelola organisasi yang baik.  Jumlah paket-paket

peningkatan kualitas SDM di bidang Geoteknologi.  Jumlah peningkatan sarana

dan prasarana penelitian

3.4 Faktor Kunci Keberhasilan

Untuk mencapai visi dan misi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI terdapat beberapa faktor kunci keberhasilan antara lain:

1. Kondisi politik dan keamanan negara yang kondusif yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan penelitian;

2. Kondisi ekonomi yang stabil yang memungkinkan tersedia dana penelitian yang memadai untuk mendukung rencana kegiatan penelitian sehingga sasaran penelitian tercapai; 3. Pemerintah secara konsisten mendukung kebijakan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk dalam perekrutan tenaga peneliti dan teknisi pendukungnya;

4. Adanya komitmen dan kebijakan pemerintah untuk terus mendorong dunia penelitian dan perakayasaan menjadi menarik dengan memberikan insentif kesejahteraan, dan mendorong dunia industri maupun kalangan pemerintah, permintah daerah dan masyarakat untuk memanfaatkan hasil-hasil penemuan dari institusi riset dalam negeri.

(46)

4. PENUTUP

Rencana Implementatif Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI periode 2015-2019 disusun dalam suasana perubahan, terutama dalam lingkungan eksternal seperti perubahan atau penambahan isu-isu strategis, perubahan dalam kebijakan pendanaan, masuknya dokumen MP3EI kedalam isu strategis maupun MDG’s serta isu perubahan iklim. Secara internal, perubahan dirasakan dengan masuknya program reformasi birokrasi, bergulirnya isu restrukturisasi dan kondisi SDM yang terbatas serta re-organisasi. Dalam suasana berubah dan dinamis tersebut, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI telah mengambil langkah-langkah taktis dan strategis yang memungkinkan tujuan dan sasaran visi dan misi dapat tercapai. Rencana Implementatif ini disusun sebagai acuan kerangka kerja yang Pusat Penelitian Geoteknologi dalam periode 2015-2019. Hal ini untuk menjaga konsistensi perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil kegiatan penelitian serta kegiatan kelembagaan. Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan penelitian, Pusat Penelitian Geoteknologi akan terus memperkuat elemen pendukung dari sebuah lembaga riset, antara lain sistem tata kelola yang berstandar ISO 9001:2008. Pusat Penelitian Geoteknologi akan terus memperkuat kompetensi SDM melalui proses pengembangan kompetensi dan regenerasi SDM yang terencana, dan penciptaan budaya kerja berdasarkan nilai-nilai yang dianut. Peran kelompok penelitian sebagai wadah pembinaan kompetensi akan dioptimalkan. Sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja lembaga maupun pegawai akan ditingkatkan.

(47)

Dalam menghadapi tantangan atau kondisi lain yang belum diantisipasi dalam periode tersebut, Pusat Penelitian Geoteknologi akan mengkoreksi dan melakukan penyesuaian terhadap Rencana Implementatif ini.

(48)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA

Proyeksi komposisi Sumber daya Manusia (SDM) Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI masih jauh dari ideal untuk dapat melaksanakan tugas besar dan penting dalam memberi solusi ilmiah terhadap berbagai persoalan kebumian melalui penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Geoteknologi di masa yang akan datang. Berdasarkan komposisi SDM menurut golongan usia, diproyeksikan dalam lima tahun ke depan sebanyak 30 orang staf peneliti / perekayasa dan administrasi berpengalaman yang memasuki masa pensiun. Pengurangan tenaga fungsional maupun reguler dalam jumlah yang cukup besar dalam tempo yang cukup singkat akan berakibat pada kecenderungan menurunnya kekuatan kompetensi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dalam mencapai visi dan misinya, dan peran Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dalam mendukung harapan LIPI menjadi lembagapenelitian berkelas dunia.

Untuk menjaga keseimbangan dan peningkatan kekuatan SDM dan kelanjutan kompetensinya, dan juga untuk menjawab persoalan kebumian yang semakin beragam, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI memerlukan tenaga peneliti, teknisi maupun administrasi yang lebih banyak dengan kompetensi beragam. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI telah menyusun peta SDM peneliti / perekayasa yang dibutuhkan sampai tahun 2019, dengan mempertimbangkan:

(49)

b) Kompetensi yang dimiliki sekarang, baik yang menjadi unggulan maupun yang diposisikan sebagai penunjang; c) Estimasi program riset strategis dan unggulan di masa

yang akan datang, berdasarkan Rencana Strategis LIPI dan Rencana Koordinatif Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, dan juga dengan mempertimbangkan isu-isu strategis yang akan muncul baik dalam skala nasional, regional maupun global;

d) Pengembangan kekuatan kemitraan dan jejaring, dalam arti menjaga dan menggalang serta meningkatkan kekuatan kemitraan untuk memperkuat daya saing, dan selalu terdepan dalam pengelolaan dan pemanfaatan informasi.

Kebutuhan SDM tersebut akan dipenuhi melalui revitalisasi SDM yang ada, percepatan peningkatan kompetensi para staf yunior, dan perekrutan tenaga baru. Berdasarkan perencanaan pengembangan SDM, maka dari komposisi SDM yang ada sekarang masih diperlukan sejumlah tenaga calon peneliti (CPNS-Peneliti) dari berbagai keahlian yang dijelaskan dalam Tabel Lampiran1 SDM Peneliti. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penunjang atau teknisi spesifik yang sangat diperlukan, tidak menutup kemungkinan bahwa Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI akan melakukan rekrutmen pegawai baru untuk tenaga penunjang tersebut, atau melakukan penambahan SDM dengan sistem perjanjian kerja. Puslit Geoteknologi LIPI dalam hal ini akan memperhatikan proporsi komposisi ideal yaitu 3 peneliti : 1 teknisi : 1 administrasi, sesuai arahan LIPI.

(50)

R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 H a l 39 H a

l 39 Tabel Lampiran SDM Peneliti: PROYEKSI KEBUTUHAN PEJABAT FUNGSIONAL PENELITI (FORMASI CPNS PENELITI) TAHUN 2015 – 2019

SATUAN KERJA : PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI

No Bidang Ilmu/Sub Bidang Ilmu/ Jurusan/Program Studi

Proyeksi Kebutuhan Formasi CPNS Peneliti Jumlah

Kebutu han

2015 2016 2017 2018 2019

PEND. JML PEND. JML PEND. JML PEND. JML PEND. JML

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Geologi Gempabumi /Earthquake Geology

S-1 1 S-1 1 2

2 Geologi Kuarter/ Quaternary

Geology S-1 1 S-1 1 2 3 Pemodelan tsunami/Tsunami Modelling S-3 1 1 4 Seismologi/Seismology S-1 1 1 5 Coccolith Geochemistry /Paleooceanography S-3 1 S-1 1 2 6 Sedimentologi /Sedimentology S-1 1 S-1 1 2 7 Informatika; programing S-1 2 S-1 1 2

8 Informatika/ ilmu komputer/ teknik elektro; sistem integrator / engineer

S-1 1 1

9 Informatika; sistem database S-1 1 1

10 Geografi/ planologi; perencanaan dan pengembangan wilayah / perencanaan wilayah dan kota

(51)

H a l 40 R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19

No Bidang Ilmu/Sub Bidang Ilmu/ Jurusan/Program Studi

Proyeksi Kebutuhan Formasi CPNS Peneliti Jumlah

Kebutu han

2015 2016 2017 2018 2019

PEND. JML PEND. JML PEND. JML PEND. JML PEND. JML

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

11 Meteorologi; perubahan iklim S-1 1 1

12 Teknik Pertambangan (Pengolahan Mineral dan Batubara)

S-1 1 S-1 1 S-1 1 S-1 1 4

13 Teknik Kimia (Kimia Organik) S-1 1 S-2 1 S-1 1 S-1 1 4

14 Teknik Kimia (Kimia Inorganik) S-2 1 S-1 1 S-1 1 3

15 Teknik Geologi (Eksplorasi Mineral)

S-1 1 S-1 1 2

16 Teknik Geologi (Eksplorasi Energi)

S-2 1 S-2 1 S-1 1 3

17 Teknik Lingkungan S-1 2 S-2 1 S-1 1 4

18 Teknik Sipil S-1 1 S-1 1 S-1 1 3

20 Teknik Air Tanah S-2 1 1

21 Teknik Geologi S-1 1 1

(52)

LAMPIRAN 2. RENCANA PENGADAAN SARANA PENELITIAN DAN LAPANGAN

Sarana dan prasarana berperan penting didalam mewujudkan capaian tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, peralatan modern seperti alat pengolah data maupun piranti lunak bukan lagi hanya dibutuhkan oleh kalangan peneliti-perekayasa akan tetapi juga sangat diperlukan oleh kalangan administrasi untuk melayani kecepatan tuntutan kebutuhan seperti perencanaan anggaran/RAB dan pelaporan.

Peran sarana penelitian merupakan salah satu modal untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas yang mendukung terhadap visi dan misi serta sesuai dengan rencana strategis. Oleh karena itu diperlukan sarana penelitian yang modern handal baik dan terawat. Pengadaan sarana periode tahun 1970-an y1970-ang sudah tua dari segi sisi usia d1970-an performa y1970-ang sudah ketinggalan sangat diperlukan untuk di revitaslisasi. Penambahan sejumlah peralatan disesuaikan dengan tuntutan rencana kegiatan penelitian tahun 2015-2019 pada penelitian bidang Geoteknologi. Penelitian bidang Geoteknologi meliputi penelitian dinamika bumi, sumberdaya mineral dan energi, sumberdaya air, konservasi kebumian, perubahan iklim, bahaya geologi, geologi teknik, rekayasa mineral dan energi, serta sistem informasi kebumian. Pengadaan peralatan disesuaikan dengan skala prioritas waktu yang sesuai dengan topik penelitian dan ketersediaan anggaran.

Sarana Penelitian di lingkungan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dapat dibedakan menjadi peralatan penelitian lapangan dan peralatan analisis di laboratorium

(53)

Lampiran 2 memperlihatkan proyeksi kebutuhan peralatan penelitian untuk menunjang rencana penelitian dan modernisasi perlatan penelitian.

(54)

R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 H a l 43 H a

l 43 Rencana Pengadaan Peralatan dan Sarana Laboratorium dan Lapangan

2015 2016 2017 2018 2019

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Thin Section, Poles Section, Double Poles Section (Fluid Inclusion)

2) Dynamic Triaxial Test

3) Vacum Pump “Milipore” 4) Gergaji pemotong sampel batuan 5) Portable Spectrofotometer 6) FTIR (Fourier Transform Infrared Spectrophotometer) 7) Ultrapure Water Machine 8) Nitrogen Sample Concentration 9) Analytical Balance 10)Ultrasonic cleaning unit 11)Drying oven 12)Laminar Flow 1)Vacum Coating (Desicator) 2)Hot Plate Stirrer 3)ICP (Inductively Coupled Plasma) Emission Spectrometer 4)Software Spatial Analysis & Modeling 5)Micro Balance 6)Microwave Digestor 7)Thermal Gravimetry/Dif ferent Thermal Analyzer 1) Automatic Oedometer /consolidation system with data acquisition

2) Mesin ayak tanah (sieve shaker)

3) Fitting Plat (hot plate) 4) Mesin gergaji pemotong

sampel (Struers cutting machine) 5) CHN (Carbon Hydrogen Nitrogen) Analyzer 6) TOC/TIC (Total Organic/Inorganic Carbon) Analyzer 7) High-Precision Isotopic Water Analyzer 8) Pharmaceutical Refrigerator – Expo 1225 Liter

9) Perangkat lunak Plaxis 10) Total Station 11) Atterbert limit 12) Spektroradiometer 13) Pulverisette 5 Planetary Mills 14) 4 in 1 Gas Detector 1) Portable borehole logger 2) Current Meter (Alat Laboratorium Kwalitas Air Dan Tanah) 3) Grinding Polishing Machine 4) Bomb Calorimeter 5) HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) 6) Microscope EDX/XRF 7) Raman Spectroscopy 8) Oedometer/ consolidation test 9) Permeability test 10) Modul Geostudio 1) Thermoreacto r for COD 2) Kjeldahl apparatus (analisis destruksi dan destilasi) 3) Polisher Elektrik 4) IRMS (Isotope Ratio Mass Spectrometer) 5) EPMA (Electron Probe Microscope Analyzer) 6) Automatic direct shear system 7) Shaking table

(55)

H a l 44 R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 2015 2016 2017 2018 2019 Sarana Penelitian Lapangan 1) Micro-Gravitymeter 2) GPS High target (geodetik) 3) Geoelectric SS marine 4) Seismik Refraksi 1) Magneto-Telluric 2)Kabel Aktif Geolistrik 3)Coil MT 4)Hydraulic dutch cone penetrometer 10 Ton 1) TDEM

2) Direct soil pH meter 3) Blade DMT 4) Conus CPTu 5) Inclinometer

1) Geolistrik Manual 2) Sistem Telemetri

Cuaca dan Iklim 3) Mesin bor teknik

kapasitas (100 m) 1) Seismograf McSeis SX48 2) Ram Sounding Machine 3) Magnetic susceptibility meter 4) Gamma-ray spectrometer

(56)

R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 H a l 45 H a

l 45 Rencana Pengadaan Tahun 2015

ALAT NAMA HPS

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Thin Section, Poles Section, Double Poles Section (Fluid

Inclusion) Rp. 700.000.000

1) Dynamic Triaxial Test Rp. 3.000.000.000

2) Vacum Pump “Milipore” Rp. 12.102.000

3) Gergaji pemotong sampel batuan Rp. 745.000.000

4) Portable Spectrofotometer Rp. 85.000.000

5) FTIR (Fourier Transform Infrared Spectrophotometer) Rp. 1.226.500.000

6) Ultrapure Water Machine Rp. 253.000.000

7) Nitrogen Sample Concentration Rp. 25.625.000

8) Analytical Balance Rp. 21.562.500

9) Ultrasonic cleaning unit Rp. 24.312.500

10) Drying oven Rp. 23.875.000

11) Laminar Flow Rp. 130.350.000

Sarana Penelitian Lapangan

1) Micro-Gravitymeter Rp. 1.677.500.000

2) GPS High target (geodetik) Rp. 583.000.000

3) Geoelectric SS marine Rp. 2.500.000.000

4) Seismik Refraksi Rp. 654.500.000

(57)

H a l 46 R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19

Rencana Pengadaan Tahun 2016

ALAT NAMA HPS

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Vacum Coating (Desicator) Rp. 10.000.000,-

2) Hot Plate Stirrer Rp. 41.250.000

3) ICP (Inductively Coupled Plasma) Emission Spectrometer Rp. 5.200.000.000 4) Software Spatial Analysis & Modeling

5) Micro Balance Rp. 950.000.000

6) Microwave Digestor Rp. 780.000.000

7) Thermal Gravimetry/Different Thermal Analyzer Rp. 1.200.000.000

Sarana Penelitian Lapangan

1) Magneto-Telluric 2 buah Rp. 6.500.000.000

2) Kabel Aktif Geolistrik Rp. 1.200.000.000

3) Coil MT 3 buah Rp. 681.858.000

4) Hydraulic dutch cone penetrometer 10 Ton Rp. 3.400.000.000

(58)

R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 H a l 47 H a

l 47 Rencana Pengadaan Tahun 2017

ALAT NAMA HPS

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Automatic Oedometer/consolidation system with data acquisition Rp. 600.000.000

2) Mesin ayak tanah (sieve shaker) Rp. 220.000.000

3) Fitting Plat (hot plate) Rp. 30.000.000

4) Mesin gergaji pemotong sampel (Struers cutting machine) Rp. 1.990.000.000

5) CHN (Carbon Hydrogen Nitrogen) Analyzer Rp. 1.800.000.000

6) TOC/TIC (Total Organic/Inorganic Carbon) Analyzer Rp. 1.100.000.000

7) High Precision Isotopic Water Analyzer Rp. 4.500.000.000

8) Pharmaceutical Refrigerator – Expo 1225 Liter Rp. 26.000.000

9) Perangkat lunak Plaxis Rp. 200.000.000

10) Total Station Rp. 400.000.000

11) Atterbert limit Rp. 200.000.000

12) Spektroradiometer Rp. 400.000.000

13) Pulverisette 5 Planetary Mills Rp. 700.000.000

14) 4 in 1 Gas Detector Rp. 10.000.000

Sarana Penelitian Lapangan

1) TDEM Rp. 8.000.000.000

2) Direct soil pH meter Rp. 9.800.000

3) Blade DMT Rp. 300.000.000

4) Conus CPTu Rp. 500.000.000

5) Inclinometer Rp. 500.000.000

(59)

H a l 48 R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19

Rencana Pengadaan Tahun 2018

ALAT NAMA HPS

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Portable borehole logger Rp. 750.000.000

2) Current Meter (Alat Laboratorium Kualitas Air dan Tanah) : Portable flow meter- Flow Watch FL-03

Rp. 17.000.000

3) Grinding Polishing Machine Rp. 695.000.000

4) Bomb Calorimeter Rp. 1.200.000.000

5) HPLC (High Performance Liquid Chromatograph Rp. 950.000.000

6) Microscope EDX/XRF Rp. 3.600.000.000

7) Raman Spectrometer Rp. 2.500.000.000

8) Oedometer/ consolidation test Rp. 500.000.000

9) Permeability test Rp. 200.000.000

10) Modul Geostudio Rp. 300.000.000

Sarana Penelitian Lapangan

1) Geolistrik Manual Rp. 1.000.000.000

2) Sistem Telemetri Cuaca dan Iklim Rp. 710.000.000

3) Mesin bor teknik kapasitas (100 m) Rp. 3.000.000.000

(60)

R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19 H a l 49 H a

l 49 Rencana Pengadaan Tahun 2019

ALAT NAMA HPS

Sarana Penelitian Laboratorium

1) Thermoreactor for COD

Rp. 30.000.000 2) Kjeldahl apparatus (analisisdestruksidandestilasi) merk Buchi New

KjelDigester K-446 / K-449 dengan Scrubber K-415 Rp. 392.000.000

3) Polisher Elektrik

4) IRMS (Isotope Ratio Mass Spectrometer) Rp. 8.000.000.000

5) EPMA (Electron Probe Microscope Analyzer) Rp. 12.500.000.000

6) Automatic direct shear system Rp. 2.500.000.000

7) Shaking table Rp. 25.000.000.000

Sarana Penelitian Lapangan

1) Seismograf McSeis SX48 Rp. 2.000.000.000

2) Ram Sounding Machine Rp. 7.500.000.000

3) Magnetic susceptibility meter Rp. 800.000.000

4) Gamma-ray spectrometer Rp. 800.000.000

(61)

H a l 50 R en ca n a Imp lemen ta tif P u sa t P en el iti a n G eo tek n o lo g i LIP I 2015 -20 19

Gambar

Gambar 3.1   Bagan  alur  pengelolaan  penelitian  di  Pusat  Penelitian Geoteknologi LIPI
Tabel 3.1.   Kegiatan  dan  sub-kegiatan  P3IPTEK  bidang  Geoteknologi
Tabel 3.2.  Hubungan  kegiatan,  sasaran  strategis  dan  indikator kinerja utama

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(1995), Lakonishok dan Shapiro (1984), serta Utomo (2007) adalah bahwa pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sistematis

Misalnya penumpang pesawat dari luar negeri yang turun di Terminal 2 Bandara Narita dan ingin menuju Kota Tokyo dapat berjalan menuju Narita Airport Terminal 2·3 Station jika

Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serat dapat

Posisi tubuh pekerja yang sedang melakukan pengamplasan tersebut beresiko dapat menyebabkan kelelahan otot dibagian lutut dikarenakan bagian tersebut menahan berat badan

yang diimobilisasi pada silika gel digunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan variabel variasi pH, waktu kontak, dan konsentrasi awal logam untuk

Penelitian dengan judul “Sistem Pengelolaan Meja Informasi dan Administrasi Kepaniteraan pada Pengadilan Agama Kudus Kelas IB Berbasis Web” pelaksanaanya di

 Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah di rencanakan dalam kontrak perjanjian pemborong..  Melaporkan kemajuan

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab