• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELEKSI CALON MAHASISWA BARU TERHADAP KUALITAS LULUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SELEKSI CALON MAHASISWA BARU TERHADAP KUALITAS LULUSAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

51 PENDAHULUAN

Langkah awal untuk mewujudkan pe-ningkatan mutu lulusan dan layanan

pendidik-an tinggi secara berencpendidik-ana dpendidik-an berkesinam-bungan adalah menetapkan standar input calon mahasiswa. Undang-undang Republik

Indo-SELEKSI CALON MAHASISWA BARU TERHADAP

KUALITAS LULUSAN

Agus Budi Santosa Dosen STKIP PGRI Trenggalek e-mail: agusbudimu@yahoo.com

Abstrak: Seleksi calon mahasiswa merupakan modal awal dalam memberikan pelayan-an Tri Dharma Pergurupelayan-an Tinggi secara optimal sehingga menjadi luluspelayan-an ypelayan-ang berkuali-tas dalam IPTEK, inovatif, responsif, kreatif, terampil, dan berdaya saing. Pengumpulan data (metode dokumentasi) dan wawancara. Subyek penelitian berjumlah 184 (peneliti-an populasi) mahasiswa reguler peserta seleksi tahun akademik 2009/2010 d(peneliti-an telah lulus pada semester genap tahun akademik 2012/2013. Analisis data menggunakan regresi linier ganda. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan 1) Hasil TPA yang dilakukan dalam selek-si calon mahaselek-siswa baru berpengaruh terhadap kualitas lulusan, dengan kontribuselek-si sebesar 13,5%; 2) Seleksi wawancara untuk mengetahui tingkat motivasi, minat dan bakat berpe-ngaruh terhadap kualitas lulusan dengan kontribusi sebesar 3,9%; dan 3) Secara simultan hasil TPA dan wawancara pada seleksi berpengaruh terhadap kualitas lulusan dengan kontribusi sebesar 17,4%.

Kata kunci: Tes Potensi Akademik, Wawancara, Kualitas Lulusan

Abstract: The selection of prospective students is the initial capital in providing services of Tri Dharma University qualified optimally to become graduates in science and tech-nology, innovative, responsive, creative, skilled, and competitive. The data collection (documentation method) from the result of Academic Potential Test (X1) is early infor-mation about academic ability and the result of interviews; (X2) is level of motivation, interests and talents of prospective students and the quality of graduates; (Y) is cumula-tive grade index (CPI). Research subjects are 184 (population study) from the regular student participant on academic year 2009/2010 selection which have passed the second semester of the academic year 2012/2013. Based on the data analysis (Multiple Linear Regression), it is concluded : 1) the results of Academic Potential Test were performed in the new student selection affects the quality of graduates, with a contribution of 13.5% ; 2) interview is to determine the level of students’motivation, interest and candidate new students’ talent affect the quality of graduates with a contribution of 3.9%, and 3) simul-taneously result of TPA and interview on the candidate new student selection affect the quality of graduates with a contribution of 17.4%.

(2)

nesia No. 12 tahin 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mengamanahkan bahwa dalam penye-lenggaraan pendidikan tinggi harus perprinsip (Bab II ; pasal 6) demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa serta memberikan kebebasan dalam memilih Program Studi berdasarkan minat, bakat, dan kemampuan Mahasiswa.

Seleksi calon mahasiswa dilakukan sela-in memenuhi standar msela-inimal kualitas akade-mik input, juga untuk mengetahui minat dan bakat mahasiswa terkait dengan program stu-di pilihannya. Hal ini merupakan modal awal dalam memberikan pelayanan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara optimal sehingga pada akhir proses pendidikannya menjadi lu-lusan yang berkualitas dalam IPTEK, yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, dan berdaya saing.

Secara akademik, PTS harus bekerja ke-ras mengembangkan potensi mahasiswa de-ngan latar belakang kemampuan akademik yang berbeda (lebih rendah) dari mahasiswa yang belajar di PTN, disisi lain PTS harus mampu menghasilkan lulusannya sejajar dan berdaya saing dengan lulusan PTN. Pengelo-laan PTS bersifat unik karena dihadapkan pada satu pilihan yang sulit antara kualitas dan kuantitas sebagai jaminan keberlangsungan pengelolaan. Tentunya untuk mencapai jaminan pengelolaan yang berkualitas dan berkesinambungan, banyak komponen yang telibat didalamnya. Salah satu indikator uta-ma keberhasilan pengelolaan perguruan ting-gi adalah berhasilnya mencetak output adalah keberhasilan dan kemenangan bersaing de-ngan kompetitor lain dan berkualitas sesuai dengan permintaan outcome.

Tes Potensi Akademik (TPA) adalah se-buah tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan seseorang di bidang keilmuan atau akademisKarenanya TPA ini sering dihubungkan dengan kecerdasan seseorang. (Tim Psikolog Hariwijaya, 2006 : iii). TPA dilaksanakan untuk memberikan informasi awal tentang kemampuan akademis calon

mahasiswa, sehingga memberikan jaminan keberlangsungan proses akademik sesuai de-ngan tuntutan yang telah ditetapkan. Berdasar hasil penelitian yang diunggah pada http:// journal.uny.ac.id/index.php/jpv/ article/down-load/1024/829 menyimpulkan bahwa siswa yang mempunyai potensi akademik tinggi cen-derung mempunyai nilai rata-rata hasil bela-jar yang lebih baik dari siswa yang mempu-nyai potensi akademik rendah.

TPA dianggap sebagai tes seleksi (selec-tion test) yakni digunakan untuk memilih atau menyeleksi calon mahasiswa yang terbaik dari semua peserta tes. Materi tes berupa materi prasyarat untuk mengikuti program pendidik-an tinggi ypendidik-ang akpendidik-an diikuti oleh calon maha-siswa, terdiri dari materi pengetahuan umum, berhitung, dan kemampuan bahasa (termasuk bahasa Inggris) yang dirancang khusus sesuai dengan ciri khas STKIP PGRI Trenggalek se-bagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependi-dikan.

Tes wawancara dilakukan untuk menge-tahui latar belakang sosio-psikologis calon mahasiswa sehingga dimiliki gambaran awal tingkat jaminan keberlangsungan belajar, mo-tivasi, minat dan bakat calon mahasiswa. Penggunaan tes ini sebagaimana pendapat Anas Sudijono, (2011 : 66) menjelaskan bah-wa tes semacam ini merupakan alat ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu peserta tes.

Latar belakang sosial calon mahasiswa perlu diketahui sejak dini, terkait dengan ke-sanggupan calon mahasiswa terkait dengan kemampuan biaya dan waktu serta keterikatan terhadap kegiatan di luar kampus. Hal ini pen-ting diketahui sebagai jaminan calon maha-siswa untuk belajar dengan efektif sesuai de-ngan kaidah belajar di pendidikan tinggi yang menuntut kemandirian belajar. Sedangkan motivasi, minat dan bakat perlu diketahui se-jak dini, terkait dengan informasi awal calon mahasiswa dalam kesungguhannya menyele-saikan dalam menyelemenyele-saikan tugas belajar dan upaya optimalisasi kemampuan dalam memanivestasikan tri dharma perguruan

(3)

ting-gi selama menjadi mahasiswa.Pentingnya mengetahui motivasi, menurut Mc Donald dalam Oemar Hamalik (2003:158) bahwa motivasi merupakan motor penggerak dan petunjuk yang memberikan arah serta tujuan yang akan dicapai. Selain itu dengan menge-tahui motivasi calon mahasiswa, juga akan ditetahui seberapa jauh ketahanannya untuk tetap berjalan pada tujuan yang akan dicapai sampai benar-benar tujuan itu tercapai (lulus pada program studi) yang dipilih.

Erat hubungannya dengan motivasi ada-lah minat. Minat merupakan gejala psikolo-gis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang atau ketertarikan. Mengetahui minat sejak awal merupakan modal yang sangat be-sar terhadap keberhasilan calon mahasiswa dalam memilih program studi dan keyakinan terhadap lembaga. Hal ini diyakini bahwa un-tuk mencapai prestasi yang optimal, disamping kecerdasan juga harus dimiliki minat yang kuat, sebab tanpa adanya minat segala kegiat-an akkegiat-an dilakukkegiat-an kurkegiat-ang efektif dkegiat-an efesien. Kemauan atau kecenderungan pada individu (calon mahasiswa) untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan, sangat tergantung pada minat yang selanjutnya akan menumbuhkan keseriusan perhatian terhadap aktivitas individu. Sebagaimana pendapat Sumadi Suryabrata (1993 : 14) dapat disim-pulkan bahwa perhatian merupakan tenaga psikis terhadap sesuatu (pilihan) yang akan sangat berpengaruh terhadap banyak sedikit-nya kesadaran untuk melakukan aktivitas.

Tentang motivasi dan minat terhadap pencapaian prestasi, sebagaimana yang diunggah dalam http://eprints.uny.ac.id/8040/ 5/1-06403241009.pdf telah diteliti dan disim-pulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Minat Belajar dan moti-vasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.

Hal lain yang perlu diketahui sebagai upaya pencapaian perkembangan yang opti-mum bagi calon mahasiswa adalah bakat. Ba-kat merupakan faktor nativis yang perlu di-perhatikan dalam memberikan pelayanan

ter-baik terhadap aktivitas mahasiswa untuk me-ngembangkan diri, karena merupakan kelebihan kodrati yang dimiliki individu se-jak lahir. Bakat dipandang sebagai self-eveden ialah bahwa seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya. (Sumadi Suryabrata, 1993 : 167) Mendeteksi dan mengenal bakat maha-siswa sejak dini sangat penting dalam pendi-dikan. Pendapat Gillford dalam Sumadi Sur-yabrata (1993 : 169 – 170) bisa ditarik pema-haman bahwa bakat atau aptitude, memiliki 3 (tiga) demensi psikologis, yaitu 1) demensi perseptual, 2) demendi psiko-motor dan 3) demensi intelektual.

Pengaruh bakat terhadap pencapaian prestasi terbukti sebagaimana hasil penelitian yang diunggah pada http://dppm.uii.ac.id/do-kumen/seminar/2013/C.Hidayat%2520 Bambang % 2520 Setyawan.pdf dalam kesim-pulannya menyatakan bahwa: Student achieve-ment index STAIN Jember Departachieve-ment Muamalah, high interest and talent influenced by the left hemisphere (computational, scien-tific, practice) and the right brain talents in-terest (persuasive, aesthetic, literary, musical, social service).

Dengan demikian tepatlah jika dalam pro-ses pendidikan, mahasiswa dalam mengawali kegiatannya di pendidikan tinggi perlu dike-tahui sejak dini oleh lembaga tentang kemam-puan akademis, motivasi, minat dan bakatnya sehingga mampu memberikan yang terbaik menuju paripurnanya manivestasi tri dharma perguruan tinggi.

STKIP PGRI Trenggalek adalah Pergu-ruan Tinggi Swasta (PTS) yang sebagaimana umumnya PTS lain di daerah, menerima calon mahasiswa dengan latar belakang input yang sangat bervariasi tingkat kemampuan dan motivasi belajarnya. Pilihan utama masyara-kat adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Meskipun tidak seluruhnya input PTS adalah calon mahasiswa yang tidak diterima di PTN, tetapi umumnya kemampuan dan motivasi mahasiswa PTS di bawah mahasiswa PTN. Hal ini merupakan tantangan yang berat dan unik bagi pengelolaan akademik di PTS.

(4)

Salah satu langkah awal dalam mewujudkannya adalah memulai dengan te-rencana dan terstandar sebuah sistem penerimaan atau seleksi mahasiswa baru, un-tuk mengetahui kemampuan awal akademik dan motivasi, minat serta bakat calon maha-siswa sebelum melaksanakan pendidikan di perguruan tinggi. Seleksi calon mahasiswa baru di STKIP PGRI Trenggalek diawali de-ngan seleksi administrasi, terkait dede-ngan per-syaratan teknis administrasi calon mahasiswa baru dan status jenjang pendidikan sebelum-nya. Apabila secara administrasi dinyatakan lulus, dilaksanakan Tes Potensi Akademik (TPA) yang disusun oleh satu tim khusus yang ditetapkan lembaga. Selanjutnya kepada se-luruh calon mahasiswa wajib mengikuti tes wawancara untuk mengetahui latar belakang sosio- psikologis calon mahasiswa terkait de-ngan jaminan keberlangsude-ngan belajar dan guna mengetahui motivasi, minat serta bakat yang dimilikinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-hui keberadaan seleksi (TPA dan wawancara) bagi calon mahasiswa baru di STKIP PGRI Trenggalek terhadap kualitas lulusan yang di-lihat dari pencapaian Indeks Prestasi Komulatif (IPK), dengan tujuan untuk menge-tahui : 1) pengaruh seleksi TPA calon maha-siswa baru terhadap kualitas lulusan, 2) pe-ngaruh seleksi wawancara terhadap kualitas lulusan, dan 3) pengaruh interaktif seleksi TPA dan Wawancara terhadap kualitas lulusan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian expost facto, bersifat deskriptif korelasional, dengan subyek seluruh mahasiswa reguler hasil seleksi calon mahasiswa baru tahun aka-demik 2009/2010 dan telah diyudisium pada semester genap tahun akademik 2012/2013, sejumlah 184 terdiri dari 38 mahasiswa Prodi PPKn dan 146 Prodi PBSI. Variabel bebas pertama (X1) adalah Tes Potensi Akademik (TPA), variabel bebas kedua (X2) adalah Tes Wawancara, dan sebagai variabel terikatnya (Y) adalah kualitas lulusan yang dalam hal ini

dilihat dari pencapaian Indek Prestasi Kumulatif (IPK).

Data dikumpulkan menggunakan metode dokumentasi dengan instrumen daftar nilai hasil seleksi calon mahasiswa baru tahun aka-demik 2009/2010 dan daftar peserta yudisium semester genap tahun akademik 2012/2013. Analisis data menggunakan Uji Regresi Linier Ganda yang diaplikasikan denganSPSS versi 20 for windows.

HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Deskripsi

Berdasarkan hasil analisis deskriptif menggambarkan bahwa data masing-masing variabel tidak ada yang error dengan jumlah responden (N) sejumlah 184. Diketahui seca-ra berturut-turut Mean dan Standar Devisi pada Indek Prestasi Komulatif (IPK) pada setelah dinyatakan yudisium adalah 3,25 dan 0,18; hasil Tes Potensi Akademik (TPA) dan tes wawancara pada saat seleksi mahasiswa baru masing-masing adalah 184,78 dan 34,34; 302,16 dan 33,01.

Hasil Analisis Korelasi

Hasil analisis korelasi dilakukan dengan dua cara yaitu korelasi dua variabel menun-jukkan adanya korelasi antara variabel Skor TPA dengan IPK diperoleh r = 0,368 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada korelasi yang signifi-kan antara Skor TPA dengan IPK. Variabel tes wawancara dengan IPK diperoleh nilai korelasi r = 0,243 dengan probabilitas 0,000 > 0,05, maka Ho diterima, memberikan infor-masi bahwa tidak ada korelasi antara skor wawancara dengan IPK.

Hasil analisis korelasi ganda sebagaima-na tabel model summary pada Model 1menun-jukkan bahwa besarnya nilai hubungan (R) antara TPA (X1) dengan IPK (Y) sebesar 0,368dengan koefisien determinasi 0,135. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas (TPA) terhadap variabel terikat (IPK) adalah sebesar 13,5%.

(5)

Model 2menunjukkan bahwa besarnya nilai hubungan (R) antara TPA (X1) dan skor wawancara (X2) terhadap IPK (Y) sebesar 0,417 dengan koefisien determinasi 0,174. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas (TPA) dan skor wawancara (X2) terhadap va-riabel terikat (IPK) adalah sebesar 17,4% dan pengaruh skor wawancara (X2) terhadap va-riabel terikat (IPK) adalah sebesar 3,9% (dari pengurangan 17,4% dengan 13,5%)

Analisis Regresi

Ada tidaknya pengaruh nyata antara TPA (X1) dan skor wawancara (X2) secara bersa-ma-sama (simultan) terhadap IPK (Y) dan koefisien regresi. Berdasarkan hasil analisis Anova, secara simultan TPA (X1) dan skor wawancara (X2) terhadap IPK (Y) diketahui bahwa F hitung = 19,055 dengan tingkat sig-nifikansi atau probabilitas 0,000 < 0,05, maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi Indek Prestasi Komulatif (IPK).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan constanta (a) adalah 2,595; Skor TPA (b1) adalah 0,002 dan Skor Wawancara (b2) alah 0,001. Berdasarkan data di atas, maka da-pat diketahui bahwa: Konstanta sebesar 2,595; koefisien regresi X1 sebesar 0,002, dan koefisien regresi X2 sebesar 0,001. Selain itu diketahui pula nilai t hitung = 5,017 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05; berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kualitas lulusan (IPK). Demikian juga pada Skor Wa-wancara diketahui nilai t hitung = 2,918 de-ngan probabilitas = 0,004< 0,05; berarti ter-dapat pengaruh yang signifikanterhadap kua-litas lulusan (IPK).

PEMBAHASAN

Indikator akuntabilitas pendidikan ting-gi merupakan bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat yang ditentukan oleh ba-nyak komponen baik yang bersifat akademis maupun non akademis. Sebagai suatu sistem, pengelolaan pendidikan tinggiharus dilakukan secara terstandar untuk menjamin mutu penye-lenggaraan pendidikan tinggi dan mutu

lulusannya melalui berbagai kegiatan dalam memanifestasikan tri dharma perguruan ting-gi. Sebagaimana diamanahkandalam UU RI Nomor 12 tahun 2012, menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah :

a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; b. dihasilkannya lulusan yang menguasai

ca-bang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;

c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memper-hatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahtera-an umat mkesejahtera-anusia; dkesejahtera-an

d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyara-kat berbasis penalaran dan karya Peneliti-an yPeneliti-ang bermPeneliti-anfaat dalam memajukPeneliti-an sejahteraan umum dan mencerdaskan ke-hidupan bangsa.(Bab I Pasal 5b).

Langkah awal lembaga pendidikan ting-gi dalam mewujudkan tujuan tersebut terkait dengan layanan akademis dalam menghasil-kan lulusan yang bermutu sebagai bentuk akuntabilitas akademis, menurut penulis ada-lah terstandarnya proses seleksi calon maha-siswa baru. Dengan mengetahui kemampuan awal calon mahasiswa baru lembaga akan mampu memberikan pelayanan yang optimal untuk mencapai standar layanan akademis yang telah ditetapkan. Mengetahui kemampu-an awal calon mahasiswa baik ykemampu-ang bersifat akademis maupun non akademis (sosio-psikis) memang bukan satu-satunya komponen yang menentukan kualitas lulusan. Banyak kompo-nen lain yang berpengaruh terhadap kualitas lulusan tersebut, antara lain proses pembela-jaran, sarana-prasarana belajar dan atau bah-kan sangat terkait dengan tata kelola kelembagaan. Meskipun membahas kualitas adalah sesuatu yang relatif, tetapi

(6)

setidak-tidaknya hasil penelitian ini memberikan bukti nyata tentang pengaruh seleksi calon maha-siswa baru terhadap pencapaian kualitas lu-lusan.

Hasil analisis data tentang pengaruh TPA terhadap kualitas lulusan yang dilihat dari pencapaian IPK mahasiswa, menunjukkan bahwa TPA berpengaruh secara signifikan ter-hadap pencapaian IPK, dengan kontribusi sebesar 13,5%. Jika dilihat dari besarnya kon-tribusi, memang tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa memang banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian kualitas lulusan. Akan tetapi dalam kenyata-annya, proses perkuliahan/pembelajaran sa-ngat ditentukan oleh kemampuan berfikir mahasiswa. Pembelajaran di pendidikan ting-gi banyak menuntut kemampuan untuk meng-analisis dan berfikir abstrak yang sangat di-tentukan kekuatan penalaran rasional maha-siswa. Tentunya hal ini sangat ditentukan oleh kompetensi potensi akademis mahasiswa itu sendiri.

Seleksi dengan wawancara, merupakan upaya untuk mengetahui kemampuan awal calon mahasiswa dari sisi sosio-psikis. Dengan wawancara bisa diketahui dan atau meleng-kapi kemampuan awal calon mahasiswa dari sisi motivasi, minat dan bakatnya. Hasil ana-lisis data menunjukkan bahwa seleksi wawan-cara berkontribusi sebesar 3,9% terhadap kua-litas lulusan. Kontribusi ini lebih kecil (9,6%) dari kontribusi TPA terhadap kualitas lulus-an. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman/ kebiasaan belajar calon mahasiswa baru saat menempuh jenjang pendidikan sebelumnya dan latar belakang ekonomi serta sosial budayanya. Motivasi, minat, dan bakat calon mahasiswa baru sangat beragam/bervariasi baik yang bersifat positif maupun negatif. Yang bersifat negatif misalnya ada calon ma-hasiswa baru melanjutkan kuliah hanya kare-na dipaksa oleh orang tua, ikut-ikutan temannya atau bahkan dari pada tidak seko-lah/kuliah. Dari sebaran data yang ada terda-pat 28% calon mahasiswa baru yang memi-liki skor tinggi pada seleksi wawancara, teta-pi memiliki IPK yang tidak signifikan.

Dengan demikian kondisi/tingkat sosio-psikis hasil wawancara pada seleksi calon mahasiswa baru di STKIP PGRI Trenggalek meskipun memiliki kontribusi positif terhadap pencapaikan IPK, tetapi tidak menjamin tercapainya kualitas lulusan (IPK) yang ting-gi. Hal ini berartibahwa tingginya kualitas lu-lusan banyak dipengaruhi oleh faktor lain se-lain aspek sosio-psikis, antara se-lain tingkat ke-mampuan akademis dan kondisi ekonomi calon mahasiswa baru.

Pengaruh simultan hasil seleksi TPA dan Wawancara calon mahasiswa baru STKIP PGRI Trenggalek terhadap kualitas lulusan memiliki kontribusi sebesar 17,4%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kemampuan akademis dan tingkat motivasi, minat dan ba-kat calon mahasiswa baru secara simultan cu-kup menentukan pencapaian kualitas lulusan. Tingginya kemampuan akademis yang diikuti motivasi yang kuat, tingginya minat dan kesesuaian bakat menjadi modal yang signifi-kan dalam upaya tercapainya lulusan yang berkualitas.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahas-an ypembahas-ang telah dilakukpembahas-an, penelitipembahas-an ini disim-pulkan bahwa : 1) Hasil Tes Potensi Akade-mik (TPA) yang dilakukan dalam seleksi calon mahasiswa baru berpengaruh terhadap kuali-tas lulusan; 2) Seleksi wawancara untuk me-ngetahui tingkat motivasi, minat dan bakat calon mahasiswa baru berpengaruh terhadap kualitas lulusan; dan 3) Secara simultan hasil TPA dan wawancara pada seleksi calon ma-hasiswa baru berpengaruh terhadap kualitas lulusan.

Saran

Bagi Pengelola Pendidikan Tinggi, disa-rankan untuk terus meningkatkan kualitas, validitas dan reliabilitas TPA sehingga hasil seleksi mahasiswa baru benar-benar dapat menyeleksi secara obyektif dan representatif

(7)

terhadap kemampuan calon mahasiswa baru. Mengembangkan dan mencukupi fasilitas aka-demik maupun non kaaka-demik dalam rangka optimalisasi kemampuan mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Tidak sekedar berprinsip kuantitatif tetapi juga harus berprinsip kualitatif, sehingga mampu men-ciptakan lulusan yang berkualitas sebagai sa-lah satu bentuk akuntabilitas lembaga;

Bagi Calon Mahasiswa Baru, disarankan untuk memahami dan menyadari bahwa tuntutan untuk menjadi lulusan yang berkua-litas, handal dan berdaya saing, dibutuhkan kemampuan akademis dan kondisi sosio-psi-kologis yang memadai. Oleh karena itu mem-persiapkan sejak dini sebelum ke jenjang pen-didikan tinggi menjadi suatu keharusan;

Kepada Peneliti Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat mengem-bangkan dan memperdalam kajian sehingga memberikan sumbangan yang lebih besar ter-hadap dunia pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algensindo Bandung. http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/ download/1024/829, Aci Primartadi, Program Pascasarajana Universitas Yogyakarta. h t t p : / / e p r i n t s . u n y . a c . i d / 8 0 4 0 / 5 / 1

-06403241009.pdf, Yulian Agung Firdaus. http://dppm.uii.ac.id/dokumen/seminar/2013/

C.Hidayat%2520Bambang%2520Setyawan.pdf, Hidayat Bambang Setiawan, Fakultas Perta-nian Universitas Jember

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pen-didikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tim Psikolog Hariwijaya Group. 2006. Tes potensi Akademik Persiapan Masuk Perguruan Tinggu dan Masuk Kerja. CV. Andi Offset. Yogjakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Kementerian Sekretariat Negara RI

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama yang terkait dengan perspektif sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, psikologi

Komposisi komulatif dokumen penawaran dan kelengkapan administrasi tahap pembukaan file dokumen penawaran (administrasi, teknis dan harga) serta

Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton pada tahun 1887 ketika mengadakan penelitian tentang hubungan antara tinggi orang tua dengan tinggi anaknya, dan

Tiada untaian kata terindah dan agung yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur Kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan ridhoNya, sehingga penulis dapat

[r]

Apabila Saudara butuh keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi Pejabat Pengadaan sesuai alamat tersebut di atas sampai dengan batas akhir

 Bekerja terhadap host dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh..  Dapat membunuh parasit dan kuman di dalam

Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa dalam waktu 5 (lima) hari