• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Laju permintaan daging sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi dalam negeri. Sehingga saat ini ketersediaan daging sapi nasional masih mengalami kekurangan yang ditutup melalui impor sekitar 35% dari total kebutuhan daging sapi nasional (Ditjennak, 2010:172).

Jumlah daging sapi yang harus disediakan, ditentukan oleh kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk secara nasional. Sementara kebutuhan konsumsi daging sapi nasional ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi daging sapi per kapita masyarakat Indonesia. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani, maka kebutuhan daging sapi nasional juga cenderung semakin meningkat (Dwiyanto, 2008:136).

Menurut data FAO, negara penyedia terbesar daging sapi selama periode tahun 2007-2011 adalah negara Amerika Serikat mencapai 12,23 juta ton per tahun atau 19,18% dari seluru total penyediaan daging sapi di dunia. Lima besar negara berikutnya adalah Brazil, China, Federasi Rusia,Argentina, dan Meksiko dengan rata-rata total penyediaan berkisar antara 2,19-7,45 juta ton. Negara-negara berikutnya adalah India, Prancis, Pakistan, dan Italia dengan rata-rata total penyediaan masing-masing di bawah 3% dari total penyediaan dunia. Sementara Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar mendudukiurutan ke 35, dengan rata-rata penyediaan sebesar 309 ribu ton atau sekitar 0,48% dari total penyediaan daging sapi di dunia. Berikut adalah tabel Negara dengan Penyediaan Daging Sapi Terbesar di Dunia Tahun 2007-2011 :

(2)

Tabel 1. Negara dengan Penyediaan Daging Sapi Terbesar di Dunia, 2007-2011

No Negara Ketersediaan (000 Ton)

2007 2008 2009 2010 2011 1 Amerika Serikat 12.727 12.445 12.258 12.071 11.665 2 Brazil 7.066 7.175 7.779 7.553 7.694 3 Cina 6.234 6.275 6.558 6.816 6.725 4 Rusia 2.519 2.714 2.499 2.464 2.330 5 Argentina 2.168 2.170 2.184 2.208 2.238 6 Meksiko 1.959 1.995 1.950 1.922 1.915 7 India 1.939 1.997 1.964 1.790 1.546 8 Prancis 1.659 1.616 1.642 1.639 1.612 9 Pakistan 1.347 1.381 1.421 1.463 1.512 10 Italia 1.430 1.372 1.420 1.400 1.308 : 35 Indonesia 243 281 313 352 356 : Negara Lainnya 24.270 23.945 23.842 24.519 25.121 Total 63.560 63.365 63.849 64.196 64.022 Sumber : http//:faostat.fao.org

Secara nasional kebutuhan daging sapi belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Pada tahun 2015 Konsumsi daging sapi di Indonesia tercatat sebanyak 590.000 ton. Populasi sapi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging mencapai 3,1 juta ekor, sedangkan yang dapat dipasok sapi dari lokal hanya 2,3 juta ekor. Konsumsi daging sapi per kapita per tahun pada tahun 2015 adalah sebanyak 2,36 kg per kapita/tahun (Mahendra, 2014).

Persoalan pangan merupakan persoalan kritis yang saat ini dihadapi oleh semua negara di dunia. Pada tahun 2013 terjadi keriuhan di pasar Indonesia terkait harga daging, terutama daging sapi. Persoalan tersebut muncul karena terjadinya permintaan daging sapi yang terus meningkat. Sayangnya, peningkatan tersebut tidak diimbangi peningkatan produksi sapi dalam negeri (Atmakusuma, et all, 2014:178).

(3)

Konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia tahun 2007-2013 dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Konsumsi Daging Sapi per Kapita di Indonesia, 2007-2013

Tahun Konsumsi Nasional

(kg/kp/thn) Pertumbuhan (%) 2007 0,42 2008 0,37 -12,50 2009 0,31 -14,29 2010 0,37 16,67 2011 0,42 14,29 2012 0,37 -12,50 2013 0,26 -28,57 Rata- Rata 0,31 Sumber : SUSENAS, BPS RI 2013

Pada Tabel 2,dapat dilihat bahwa rata-rata konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia pada tahun 2007-2013 berkisar antara 0,31 kg/kapita/tahun Konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia pada tahun 2007-2013 mengalami fluktuasi Penurunan terbesar pada konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia terjadi pada tahun 2013 dengan penurunan sebesar 28,57% dari tahun sebelumnya. Penurunan konsumsi daging sapi per kapita pada tahun 2013 terjadi karena adanya lonjakan harga daging sapi pada tahun 2013.

Harga daging sapi di pasar domestik bulan Desember 2013 adalah Rp 94.210,-/kg mengalami peningkatan sebesar 2,02% dibanding bulan November 2013 dan jika dibandingkan dengan harga bulan Desember 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,17%, yaitu dari Rp 5.512,-/kg menjadi Rp 94.210,-/kg. Kenaikan harga daging sapi dikarenakan nilai tukar rupiah terhadap dollar USA masih lemah, yang berdampak pada mahalnya harga sapi hidup impor. Faktor cuaca (musim hujan) juga mempengaruhi pengiriman stock daging sapi lokal, sehingga menyebabkan terganggunya kelangsungan pasokan daging sapi lokal (Nuryati et all, 2013:81).

(4)

Pada tahun 2014, produksi daging di Kota Surakarta meningkat untuk hampir semua jenis daging. Jenis komoditi yang diamati pada penelitian ini adalah daging sapi. Banyaknya produksi daging di Kota Surakarta dapat dilihat pada

Tabel 3. Produksi Daging Kota Surakarta, 2013-2014

Jenis Daging Jumlah Produksi (kg)

2013 2014 Kambing 79.549 602.895 Sapi 182.000 831.932 Domba 271.443 357.585 Babi 73.000 216.828 Ayam Ras 122.176 1.364.252 Ayam Kampung 30.253 157.025 Itik 1.416 2.920

Sumber : Badan Pusat Statistik, Surakarta dalam Angka, 2015:149

Kota Surakarta merupakan Kota dengan jumlah penduduk yang selalu bertambah setiap tahun. Pertambahan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan jumlah konsumsi pangan. Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2005-2012. Pada Tabel 4, dapat dilihat jumlah penduduk Surakarta pada tahun 2005-2012 selalu bertambah dari tahun ke tahun.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Surakarta, 2005-2012

Tahun Jumlah Penduduk

2005 497.308 2006 497.707 2007 498.105 2008 498.504 2009 498.904 2010 499.370 2011 500.173 2012 505.413

Sumber : BPS, Surakarta dalam Angka 2013:29

Pertumbuhan jumlah penduduk yang selalu meningkat dapat mengakibatkan kenaikan konsumsi pangan di Kota Surakarta. Daging sapi merupakan salah satu jenis pangan yang di konsumsi oleh penduduk di Kota

(5)

Surakarta. Jumlah permintaan daging sapi di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 5 :

Tabel 5. Permintaan Daging Sapi di Kota Surakarta, 2009-2013 Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Permintaan

Daging Sapi (kg)

Permintaan Daging Sapi per

Kapita (Kg/th) 2009 498.904 697.257,72 1,40 2010 499.370 844.943,04 1,69 2011 500.173 958.825,08 1,92 2012 505.413 902.874,08 1,79 2013 507.825 910.139,16 1,79

Sumber : Dinas Pertanian Surakarta, 2013

Tabel 5 menunjukkan bahwa permintaan daging sapi di Kota Surakarta dari tahun 2009-2013 fluktuatif. Permintaan daging sapi paling tinggi terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah sebesar 1,92 kg/kapita/tahun. Permintaan daging sapi paling rendah terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah sebesar 1,40 kg/kapita/tahun. Tahun 2012 dan 2013 permintaan daging sapi perkapita di Kota Surakarta memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 1,79 kg/kapita/tahun.

B. Perumusan Masalah

Pangan terutama daging sapi merupakan kebutuhan bagi manusia untuk dapat memenuhi gizi yang berupa protein hewani. Oleh karena itu masalah pangan terutama daging sapi yang terkait dengan penyediaan, harga, konsumsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan topik yang menarik untuk dikaji. Konsumsi terhadap daging sapi di Kota Surakarta mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahun yang dapat dilihat pada Tabel 5. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap daging sapi mengalami kenaikan dan penurunan, padahal jumlah penduduk di Kota Surakarta selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan fluktuasi pada permintaan daging sapi di Kota Surakarta.

(6)

Dari uraian diatas maka permasalahan yang perlu dibahas berkaitan dengan permintaan daging sapi di Kota Surakarta antara lain:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Kota Surakarta ?

2. Bagaimana elastisitas permintaan daging sapi di Kota Surakarta ? C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Kota Surakarta

2. Menganalisis elastisitas permintaan daging sapi di Kota Surakarta D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan dasar dalam pertimbangan penyusunan kebijakan yang tepat berkaitan dengan pengembangan komoditi daging sapi.

3. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, tambahan informasi, dan pengetahuan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 1995. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.

Atmakusuma, J dan Harmini, 2014. Mungkinkah Swasembada Daging Terwujud?. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. I(2), 2014:105-109.

BPS. 2013a. PDRB Kota Surakarta. Surakarta. . 2013b. Surakarta dalam Angka. Surakarta. . 2015. Surakarta dalam Angka. Surakarta. BPS RI. 2013. Sensus Ekonomi Nasional. Jakarta.

Cahyaningrum, K. 2004. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Sosial Ekonomi terhadap Konsumsi Telur Ayam Ras pada Tingkat Rumah Tangga di Kota Surakarta. Skripsi S1 Tidak Dipublikasikan. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Daniel, M, 2002. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press, Jakarta.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2000-2014. Harga Kebutuhan Bahan Makanan Pokok. Surakarta.

Dinas Pertanian. 2013. Konsumsi Daging. Surakarta.

Ditjennak, 2010. Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi 2014. Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian. Jakarta.

Dwiyanto, K. 2008. Pemanfaatan Sumberdaya Lokal dan Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pengembangan Sapi Potong di Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian. I(3), 2008: 173-188.

Hadi, P.U dan Nyak Ilham. 2000. Peluang Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Indonesia dalam Rangka Swasembada Daging 2005. PSE, Bogor.

Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Haromain, I. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Indonesia Tahun 2000-2009.Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Lipsey, G.R., O.P. Peter dan D.P. Douglas. 1990. Pengantar Mikroekonomi I jilid I. Diterjemahkan oleh Jaka, A. W dan Kirbrandoko. Erlangga. Jakarta. Mahendra, R. 2014. Kebutuhan Daging Sapi Mencapai 640.000 Ton. www.

tribunnews.com. Diakses pada tanggal 1 September 2015.

Mintert, J.R. 2001. Factors Affecting Beef Demand. Kansas State university, Manhattan, KS.

(8)

Nasution, A. 1983. Sistim Komoditi Protein Hewani. Forum Agro Ekonomi. Vol. 2, No. 2: 29–42. Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Nicholson, Wr. 1992. Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya. Penerjemah: Dany Hutabarat. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Nuryati, Y dan Marry Astrid, 2013. Tinjauan Pasar Daging Sapi Desember 2013. Tim Komoditi Spesialis Daging Sapi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.

Peter. 2015. Daging Sapi Sehat Bermanfaat Bagi Tubuh. www.peterparkerblog.com. Diakses pada tanggal 17 November 2015. Priyanti, A., T.D. Soedjana, R. Matondang dan P. Sitepu. 1998. Estimasi Sistem

Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Lampung. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 3(2):71-77. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Rasul, Agung Abdul, Nuryadi Wijarno dan Tupi Setyowati. 2013. Ekonomi Mikro dilengkapi Sistem Informasi Permintaan. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media. Jakarta

Rohman, A. 2012. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Daging Ayam Ras pada Rumah Tangga Petani di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi S1 Tidak Dipublikasikan. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Salvatore, Dominick. 2006. Mikroekonomi Edisi Empat. McGraw-Hill, Inc. New York

Santoso, S dan Tjiptono Fandy. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex media Komputindo. Jakarta.

Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta.

Suharno. 2007. Marketing in Practice. Edisi pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sukirno, S. 2001. Pengantar Teori Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. . 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. FE.UI. Jakarta.

Sulaiman, W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Penerbit Andi. Yogyakarta. Sumodiningrat, G. 1994. Pengantar Ekonometrika. BPFE. Yogyakarta

Supranto. 1984. Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan. Edisi Kedua. Gramedia. Jakarta.

(9)

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Tarsito. Bandung.

Wohlgenant, M. 1985. Estimating Cross Elasticities of Demand for Beef. Western Journal of Agriculture Economics 10 (2):322:329. Western Agricultural Economis Association.

Gambar

Tabel  1.  Negara  dengan  Penyediaan  Daging  Sapi  Terbesar  di  Dunia,  2007- 2007-2011
Tabel 2. Konsumsi Daging Sapi per Kapita di Indonesia, 2007-2013
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Surakarta, 2005-2012
Tabel 5. Permintaan Daging Sapi di Kota Surakarta, 2009-2013  Tahun  Jumlah Penduduk  Jumlah Permintaan

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PROVINSI :

Dalam anime sendiri, pengaruh Shinto dapat dilihat mulai dari hal-hal kecil yang sudah membudaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, seperti keberadaan seorang

RINCIAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT

Di Indonesia keberadaan pegawai negeri sipil diatur secara khusus melalui peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian yang mengatur kedudukan, norma, standar

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Proses ini akan menghasilkan hasil dari sebuah klasifikasi pada dokumen rekam medis untuk digunakan proses informasi ekstraksi teks kedalam database yang akan

kabayan dan berbisik  > !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya yang ngat!r.  > !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya

Menurut Ronald (1998:71), rumah bagi keluarga Jawa mempunyai nilai tersendiri, yaitu sebagai suatu bentuk pengakuan umum bahwa keluarga tersebut telah mantap