PT PANIN INSURANCE TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
DAN INFORMASI TAMBAHAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PANIN BANK PLAZA Lt. 6 Jl. Palmerah Utara No. 52
Halaman
PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN-31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Neraca Konsolidasian 2
Laporan Laba Rugi Konsolidasian 4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5
Laporan Arus kas Konsolidasian 6
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 7
INFORMASI TAMBAHAN INDUK PERUSAHAAN 69
INFORMASI TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN
- Neraca 70
- Laporan Laba Rugi 72
- Laporan Perubahan Ekuitas 73
- Laporan Arus Kas 74
- Rekonsiliasi Perhitungan Pajak Penghasilan Badan 75
- Pendapatan, Beban dan Hasil Underwriting 76
- Beban Usaha 77
- Analisis Kekayaan 78
1. Nama Alamat Kantor Alamat
Domisili
Nomor Telepon Jabatan 2.Nama
Alamat Kantor Alamat Domisili Nomor Telepon JabatanTANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2O1O DAN 2OO9
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL TERSEBUT PT PANIN INSURANCE TbK DAN ANAK PERUSAHAAN
Kami yang bertandatangan di bawah
ini
: Suwirjo Josowidjojo Panin Bank Plaza Lantai 6Jl. Palmerah Utara No. 52, Jakarta I 1480
Jl. Buana Biru Besar I No. 22, RT.003/RW. 009
K e I urahan Kemb an gan U tar a, Kecamatan Kemb an gan, J akarta B ar at
(021) s480669 Presiden Direktur
SyamsulHidayat
Panin Bank Plaza Lantai 6
Jl. Palmerah UtaraNo. 52, Jakarta 11480 Jl. Kemanggisan Indah
III,
RT.006/RW. 013Ke lurahan Pal merah, Kecamatan Palmerah, J akarta B arat
(02t)
s48066eWakil Presiden Direktur
/h
menyatakan bahwa :
1.
Bertanggungjawab
atas
penyusunandan
penyajian laporan
keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan;2.
Laporan keuangan
konsolidasi
Perusahaandan
anak
perusahaantelah
disusun
dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;3.
a.
Semua
informasi dalam laporan
keuangankonsolidasi
Perusahaandan
anak perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar;b.
Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaantidak
mengandung informasi atau fakta material yangtidak
benar, dantidak
menghilangkan informasi atau fakta material;4.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam Perusahaan. Demikian pernyataanini
dibuat dengan sebenarnya.Iakarta,3l
Maret 201IPT
PAN I N /A/SUBAAJ CE TbK,/^
&irElosmri+bb---Presiden DirekturPT PANIN INSURANCE TbK
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Panin lnsurance Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Panin lnsurance Tbk ("Perusahaan") dan anak perusahaan tanggal 3'1 Desember 2010, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
dan
laporanarus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasian adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasian PT Panin lnsurance Tbk dananak perusahaan tanggal
31
Desember 2009 telah diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya bertanggal 29 Maret 2010 berisi pendapat wajar tanpa pengecualianatas
laporan keuangan konsolidasian tersebut.Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan lnstitut Akuntan Publik lndonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut
di
atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010, serta hasil usaha dan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di lndonesia.Sepertidijelaskan pada Catatan 43 atas laporan keuangan konsolidasian, mulai 1 Januari2010, Perusahaan dan
anak
perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)No. 50
(Revisi 2006), "lnstrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "lnstrumen Keuangan: Pengakuandan
Pengukuran", menggantikan PSAK No. 50, "Akuntansi Efek Tertentu",dan
PSAK No. 55, "Akuntansi lnstrumen Keuangan dan Aktifitas Lindung Nilai". Penerapan PSAK revisi tersebut dilakukan secara prospektif.Audit kami dilaksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat
atas
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. lnformasi tambahan yang terlampir mengenai informasi keuangan PT Panin lnsurance Tbk (induk perusahaan saja) pada dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 disajikan untuk tujuan analisis tambahandan
bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku umumdi
lndonesia. lnformasi tambahan tersebut telah menjadi objek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasian dan, menurut pendapat kami telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.Kantor Akuntan Publik
Darmawan, Hendang & Yogi
CPA
31 Maret 2011
Other Ofiices:
Menara Kadin lndonesia Fl.27, Jl HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 2-3, Jakafta 12950, lndonesia Tel.: (021) 5274657 Facs.: (021)
5274717
1 Gedung Majapahit Permai Blok B 103-104, Jl. Majapahit No 18-20, Jakarta '10160, lndonesia Tel.: (021) 3807530, 3807531, 3850121 Facs.:(021) 3807560uradi Darmawan, MBA, NIAP No.: 98.1.0044
ASET
Investasi 1b,2a,2b,2c,
Pihak ketiga 2d,2e,2f,3,
Dana jaminan 29,37,39,43 97.504 141.880
Deposito berjangka 44,45,46,48 1.266.595 860.486
Unit penyertaan reksadana 1.155.735 1.182.982
Efek ekuitas 22.231 7.834
Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - 30.000
Pinjaman polis 8.633 5.978
Efek hutang 421.322 414.145
Investasi lainnya 8.865 8.863
Sub jumlah 2.980.885 2.652.168
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Deposito berjangka 69.182 44.730
Unit penyertaan reksadana - 300.860
Efek ekuitas 387.431 37.521
Efek hutang 398.303 43.466
Penyertaan dalam bentuk saham 5.324.271 4.869.676
Sub jumlah 6.179.187 5.296.253
Jumlah investasi 9.160.072 7.948.421
Kas dan bank 2a,2c,2d,
Kas 2g,4,37,39 87 199
Bank 44,45,48
Pihak ketiga 55.595 11.381
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 13.532 16.463
Jumlah kas dan bank 69.214 28.043
Piutang premi-setelah dikurangi penyisihan 2a,2c,2d,2h,
piutang ragu-ragu sebesar Rp 300 juta. 2j,5,37,39
Pihak ketiga 44,45 16.240 12.324
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 28.606 9.201
Jumlah piutang premi-bersih 44.846 21.525
Piutang reasuransi 2a,2c,2d,2i,2x,6,39,40 7.901 8.411
Piutang hasil investasi 2a,2c,2d,2e,
Pihak ketiga 7,29,37,39, 12.249 9.891
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 44,45 8.912 6.569
Jumlah piutang hasil investasi 21.161 16.460
Piutang lain-lain 2a,2d,8,37,38
Pihak ketiga 44,45 6.137 17.387
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.097 11.870
Jumlah piutang lain-lain 8.234 29.257
Pajak dibayar dimuka 919
-Aset pajak tangguhan 2ab,33 8.308 22.290
Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2k,9,32
sebesar Rp 23.321 juta dan Rp 19.568 juta,
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 29.097 21.380
Aset lain-lain 2c,2d,2n,10,30,37,39 9.230 11.356
JUMLAH ASET 9.358.982 8.107.143
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Hutang klaim 2a,2c,2o,11,39,44 9.144 9.705
Kewajiban manfaat polis masa depan 2a,2c,2d,2p,12,39,41 2.448.796 2.225.185
Estimasi klaim retensi sendiri dan kewajiban klaim 2a,2c,2d,2q,13,39 47.794 47.953
Premi yang belum merupakan pendapatan 2a,2c,2d,14,39 83.037 70.511
Hutang reasuransi 2a,2c,2d,2x,16,39,40 26.280 28.385
Hutang komisi 2a,2c,2d,
Pihak ketiga 17,37,39,44 17.722 11.437
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4.719 1.706
Jumlah hutang komisi 22.441 13.143
Hutang pajak 2a,2c,2ab,18,33,49 5.974 4.985
Pendapatan premi ditangguhkan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2a,2d,2e,15,37 39.565 24.632
Beban yang masih harus dibayar 2a,2d,19 13.202 7.322
Hutang lain-lain 20 16.818 24.051
Kewajiban imbalan pasca kerja 2a,2ac,36, 42 10.398 2.150
Jumlah Kewajiban 2.723.449 2.458.022
Goodwill negatif 2a,2c,2d,2e,2f,21 24.901 39.285
Hak minoritas atas aset bersih anak perusahaan 2a,2c,22 2.775.691 2.414.723
Ekuitas
Modal saham-nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar-9.492.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh-4.038.134.920 saham 2a,2s,2t,23,34 1.009.534 1.009.534
Tambahan modal disetor 2a,2t,24 26.563 26.563
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2a,2c,25 6.771 6.771
Laba yang belum direalisasi dari efek tersedia
untuk dijual 2a,2c,2f,3 68.697 4.136
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 2a,35 29.000 27.000
Tidak ditentukan penggunaannya 2.694.376 2.121.109
Jumlah Ekuitas 3.834.941 3.195.113
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 9.358.982 8.107.143
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
PENDAPATAN UNDERWRITING Pendapatan premi
Premi bruto 2a,2c,2d,2e,2u,26,37,41,48 1.551.505 1.191.336
Premi reasuransi 2a,2c,2x,26 (68.053) (77.320)
Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan 2a,2c,2u,14,26 (12.526) (13.679)
Jumlah Pendapatan Underwriting 1.470.926 1.100.337
BEBAN UNDERWRITING Beban klaim
Klaim bruto 2a,2c,2y,27,41 1.258.811 820.073
Klaim reasuransi 2a,2c,2x,27 (19.770) (16.973)
Penurunan estimasi klaim retensi sendiri 2a,2p,13,27 (1.255) (7.033)
Kenaikan kewajiban manfaat polis
masa depan 2a,2c,2p,12,27 224.708 665.845
Jumlah beban klaim 1.462.494 1.461.912
Beban komisi neto 2a,2c,2d,2z,28 28.737 24.247
Jumlah Beban Underwriting 1.491.231 1.486.159
HASIL UNDERWRITING (20.305) (385.822)
HASIL INVESTASI 2a,2c,2d,2e,2v,3,29,37 1.193.636 1.177.947
BEBAN AKUISISI 2a,2c,2e,2l,10,30 (123.407) (100.808)
BEBAN USAHA 2aa,31,37,41 (105.788) (84.646)
LABA USAHA 944.136 606.671
(BEBAN) PENGHASILAN LAIN-LAIN-BERSIH 2a,2c,2d,2w,32,37 (35.557) 7.532
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 908.579 614.203
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2a,2c,2ab,18,33,48 27.540 14.286
LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 881.039 599.917
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH 2a,2c
ANAK PERUSAHAAN (305.191) (199.749)
LABA BERSIH 575.848 400.168
LABA BERSIH PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) 2a,2ad,23,34
Dasar 142,60 99,10
Dilusian 142,60 99,10
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
5
Modal Selisih Nilai Laba (Rugi) Yang
Ditempatkan Transaksi Belum Direalisasi Selisih dan Biaya Restrukturisasi Dari Efek Penilaian
Disetor Agio Emisi Entitas Tersedia Kembali Ditentukan Tidak Ditentukan Jumlah Penuh Saham Saham Sepengendali Untuk Dijual Aset Tetap Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas
Saldo per 1 Januari 2009 1.009.517 28.591 (2.028) 6.771 (9.904) - 24.000 1.723.941 2.780.888 Pelaksanaan Waran Seri IV 17 - - - - - - - 17 Laba yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual - - - - 14.040 - - - 14.040 Laba bersih periode berjalan - - - - - - - 400.168 400.168 Cadangan umum - - - - - - 3.000 (3.000)
-Saldo per 31 Desember 2009 1.009.534 28.591 (2.028) 6.771 4.136 - 27.000 2.121.109 3.195.113 sebelum penyesuaian
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 50 dan 55
(Revisi 2006) - - - - - - - (581) (581)
Saldo per 1 Januari 2010 setelah
penyesuaian 1.009.534 28.591 (2.028) 6.771 4.136 - 27.000 2.120.528 3.194.532
Laba yang belum direalisasi
dari efek tersedia untuk dijual - - - - 64.561 - - - 64.561 Laba bersih periode berjalan - - - - - - - 575.848 575.848 Cadangan umum - - - - - - 2.000 (2.000)
-Saldo per 31 Desember 2010 1.009.534 28.591 (2.028) 6.771 68.697 - 29.000 2.694.376 3.834.941
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan premi asuransi 1.530.286 1.171.295
Penerimaan klaim reasuransi 12.220 14.561
Pembayaran premi reasuransi (59.677) (50.389)
Pembayaran klaim dan manfaat (1.259.197) (816.827)
Pembayaran komisi asuransi (11.713) (22.583)
Pembayaran beban akuisisi (122.535) (99.936)
Pembayaran beban usaha (118.873) (58.018)
Pembayaran pajak penghasilan Perseroan - (12.707)
Lain-lain 54.471 1.887
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 24.982 127.283
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan hasil investasi 88.902 176.530
Pencairan deposito, reksadana, obligasi, penjualan saham,
dan efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 11.436.561 6.089.282
Penerimaan pinjaman polis 14.188 34.096
Penjualan aset tetap 583 272
Penempatan deposito, reksadana dan efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali dan pembelian saham (10.375.980) (5.519.106)
Pembelian surat berharga (1.172.085) (870.763)
Pemberian pinjaman polis (16.734) (18.105)
Pembelian investasi obligasi -
-Pembelian aset tetap (13.220) (7.807)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (37.785) (115.601)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pelaksanaan Waran Seri IV - 1.033
Penerimaan dividen 55.150
-Pembelian saham treasuri -
-Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 55.150 1.033
KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK 42.347 12.715
SALDO KAS DAN BANK AWAL TAHUN 28.043 15.811
DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS TERHADAP KAS DAN BANK (1.176) (483)
SALDO KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 69.214 28.043 AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK
MEMPENGARUHI ARUS KAS
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas
kenaikan (penurunan) nilai investasi 295.914 (575.238)
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi 990.144 437.079
Perubahan ekuitas dalam aset bersih anak perusahaan 90.825 100.668
Amortisasi goodwill negatif 4.541 5.033
Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan
dan estimasi kewajiban klaim 225.963 (658.812)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
a. Pendirian Perseroan dan Informasi Umum
PT Panin Insurance Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 24 Oktober 1973 di Jakarta dengan Akta No. 84 dari Notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja Namora, S.H., dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/408/2 tanggal 12 Desember 1973 serta didaftarkan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 29 Januari 1974 No. 224, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 7 tanggal 22 Januari 1974, Tambahan No.37. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 79 tanggal 25 Juli 2008 dari Notaris Benny Kristianto, S.H. yang ditegaskan kembali dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 22 tanggal 30 Juni 2009 tentang penyesuaian seluruh anggaran dasar Perseroan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan No. IX.J.1. lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik. Perubahan tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-49984.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009.
Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi bidang asuransi kerugian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat membuat dan menutup perjanjian-perjanjian usaha asuransi kerugian, termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah, termasuk pula perjanjian-perjanjian reasuransinya. Perseroan mempunyai perjanjian reasuransi dengan berbagai perusahaan di dalam dan di luar negeri. Dalam rangka melaksanakan kegiatan ini telah diperoleh izin dari Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, terakhir dengan surat No. KEP-8015/MD/1986 tanggal 8 Desember 1986.
Perseroan berdomisili di Jakarta Barat, berkantor pusat di Jakarta, memiliki satu cabang di Jakarta dan
empat cabang di luar Jakarta, yaitu: Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan, serta memiliki 13 (tiga belas) kantor pemasaran di Cirebon, Palembang, Makassar, Bandar Lampung, Pekanbaru,
Batam, Yogyakarta, Padang, Jambi, Pematang Siantar, Sukabumi, Puri Kencana-Jakarta dan Solo. Kantor Pusat Perseroan beralamat di Panin Bank Plaza lantai 6, Jalan Palmerah Utara No. 52, Jakarta.
Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974 dan Perseroan tergabung dalam kelompok usaha Panin Grup.
Berdasarkan Akta No. 41 tanggal 30 Juni 2010 dari Notaris Adi Triharso, S.H. dan Akta No. 110 tanggal 30 Juni 2008, Notaris Benny Kristianto, S.H., dan susunan komisaris Perseroan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagi berikut:
2010 2009
Presiden Komisaris : Mu’min Ali Gunawan Mu’min Ali Gunawan Wakil Presiden Komisaris : Fadjar Gunawan Fadjar Gunawan Komisaris Independen : Akijat Lukito *) Akijat Lukito
Lukman Abdullah
*) Telah mengundurkan diri sebagai komisaris independen Perseroan efektif sejak tanggal 29 Nopember 2010.
Berdasarkan Akta No. 41 tanggal 30 Juni 2010 dari Notaris Adi Triharso, S.H. dan Akta No. 110 tanggal 30 Juni 2008, Notaris Benny Kristianto, S.H., dan susunan direksi Perseroan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagi berikut:
Presiden Direktur : Suwirjo Josowidjojo Wakil Presiden Direktur : Syamsul Hidayat
Direktur : Karel Fitrianto Pangandjaja
Jumlah karyawan Perseroan sebanyak 194 orang dan 181 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
1. Umum-Lanjutan
a. Pendirian Perseroan dan Informasi Umum-Lanjutan
Sesuai dengan Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan Peraturan Pencatatan PT Bursa Efek Jakarta Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, berikut adalah susunan komite audit Perseroan per 31 Desember 2010 dan 2009:
2010 2009
Ketua : Lukman Abdullah Akijat Lukito
Anggota : Veronika Lindawati Veronika Lindawati
: Lim Gito Lanywati
b. Anak Perusahaan
Perseroan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan, sebagai berikut:
Jenis 2010 2009 2010 2009
Anak Perusahaan usaha (%) (%) (Rp) (Rp)
PT Panin Financial Tbk (PF) Asuransi jiwa 57,12757,148 8.144.065 7.078.604
(dahulu PT Panin Life Tbk) PT Panin Life (PL)
(dahulu PT Panin Anugrah Life
dimiliki PF) Asuransi jiwa 99,999 99,999 2.882.978 130.089
PT Panin Financial Assurance (PFA) (dahulu PT
Panin-Banholdco dimiliki PF) Asuransi jiwa 99,99999,999 26.900 18.090
PT Epanin Dotcom (ED) Modal
(dimiliki PF) Ventura 99,999 99,999 11.088 10.221
PT Panin Geninholdco (GH) Perdagangan
dan jasa 99,999 99,999 7.716 5.221
Persentase Jumlah
kepemilikan aset
Berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 8 Desember 2009 dari Notaris Erni Rohaini, S.H., MBA, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Panin Financial Tbk (PF) menyetujui pengalihan aset dan kewajiban PF kepada PT Panin Life (dahulu PT Panin Anugrah Life Insurance atau PL) dan perubahan nama anak Perusahaan, sehubungan dengan perubahan kegiatan usaha utama anak perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-02074.AH.01.02 Tahun
2010 tanggal 14 Januari 2010 dan Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. S-1526/MK.10/2009 tanggal 21 Oktober 2009
Nilai hak dan kewajiban atas portofolio pertanggungan anak perusahaan (PF) yang dialihkan kepada PL merupakan jumlah uang pertanggungan, yakni sebesar Rp 18.060.350, yang terdiri dari 128.487 polis dengan jumlah peserta sebanyak 242.442 peserta.
Nilai portofolio pertanggungan diperhitungkan dengan mengkompensasikan nilai aset PF yang dialihkan kepada PL. Penyelesaian pengalihan portofolio pertanggungan tersebut dilakukan dengan cara mengalihkan seluruh kewajiban dari anak Perusahaan yang terkait dengan kegiatan asuransi dan disertai pengalihan kekayaan milik anak Perusahaan. Kewajiban dan kekayaan tersebut bernilai sama yakni sebesar Rp 2.252.915 termasuk didalamnya berupa cadangan teknis dari anak Perusahaan. Nilai pengalihan aset dan nilai pengambilalihan kewajiban didasarkan pada nilai buku yang tercatat pada laporan keuangan PF per tanggal 31 Desember 2009.
b. Anak Perusahaan-Lanjutan
Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2010, PF merubah namanya dari ”PT Panin Life Tbk” menjadi ”PT Panin Financial Tbk” dan menghentikan kegiatan usahanya sebagai perusahaan asuransi jiwa. Pada tanggal 25 September 2008, PF meningkatkan kepemilikannya pada PT Epanin Dotcom dari 30% menjadi 80% dan sejak tanggal tersebut laporan keuangan PT Epanin Dotcom (ED) dikonsolidasikan dengan laporan keuangan PF. Sebelumnya kepemilikan di ED dicatat dengan metode ekuitas. Lebih lanjut pada tanggal 16 April 2009, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada ED dari 80% menjadi 99,999%.
Pada tahun 1995, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-164/KM.17/1995 tanggal 23 Juni 1995, anak perusahaan (PF) memperoleh pengesahan
untuk mengelola Dana Pensiun Lembaga Keuangan. c. Penawaran Umum Efek Perseroan
Pada tanggal 13 Agustus 1983, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-109/PM/1983 untuk melakukan penawaran umum atas 765.000 saham Perseroan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 1.150 per saham. Pada tanggal 20 September 1983, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1989, Perseroan melakukan Pengeluaran Tambahan Saham sebanyak 578.000 saham dengan harga penawaran Rp 3.800 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya secara bertahap, terakhir pada tanggal 16 Desember 1993.
Pada tanggal 19 Desember 1996, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-2033/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 300.357.900 saham dengan harga penawaran Rp 500 per saham disertai dengan Waran Seri I sebanyak 60.071.580 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 9 Januari 1997. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham Perseroan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 9 Juli 1997 sampai dengan 10 Januari 2002. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 19 Juni 1998, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1266/PM/1998 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 231.704.666 saham dengan harga penawaran Rp 500 per saham disertai dengan Waran Seri II sebanyak 61.787.911 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif (dengan asumsi Waran Seri I seluruhnya dilaksanakan menjadi saham Perseroan). Namun pada saat penawaran umum terbatas III, sejumlah 59.986.211 Waran Seri I belum dilaksanakan menjadi saham Perseroan, sehingga saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 205.996.290 saham dan sebanyak 54.932.344 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 13 Juli 1998. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham Perseroan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 13 Januari 1999 sampai dengan 12 Juli 2001. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 29 Juni 1999, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1181/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 801.572.854 saham, disertai dengan Waran Seri III sebanyak-sebanyak-banyaknya 100.196.606 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Dalam penawaran tersebut, saham yang terjual adalah sebanyak 500.095.905 saham dan sebanyak 62.511.972 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 5 Juli 1999. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan
1. Umum-Lanjutan
c. Penawaran Umum Efek Perseroan-Lanjutan
yaitu mulai tanggal 5 Januari 2000 sampai dengan 8 Juli 2002. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 28 Juni 2006, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK dengan suratnya No. S-793/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V kepada para Pemegang Saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 3.553.197.483 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 250 setiap saham dan sebanyak-banyaknya 789.599.441 Waran Seri IV dengan harga pelaksanaan Rp 250 setiap saham, yang diterbitkan menyertai saham tersebut yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif. Dalam penawaran tersebut, saham yang terjual adalah sebanyak 1.694.402.849 saham dan sebanyak 376.533.883 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 13 Juli 2006.
Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Januari 2007 sampai dengan 10 Juli 2009. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 16 tanggal 14 September 2001 dari Notaris Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan menyetujui Pembelian Kembali Saham Perseroan yang dimiliki oleh Publik sampai maksimum 10% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, pembelian dapat dilakukan mulai tanggal 14 September 2001 sampai dengan 13 Maret 2003. Rencana pembelian kembali saham Perseroan ini telah diiklankan dalam harian Koran Tempo dan harian Terbit yang keduanya terbit pada tanggal 16 Agustus 2001. Sampai dengan 13 Maret 2003 telah dilaksanakan pembelian kembali saham Perseroan sebanyak 8.209.000 saham (setelah
stocksplit) dan dicatat menurut metode par-value.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 63 tanggal 28 Juni 2007 dari Notaris Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan menyetujui Pembelian Kembali Saham Perseroan II sampai maksimum 10% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh dikurangi sisa saham hasil pembelian kembali saham Perseroan I, pembelian dapat dilakukan mulai tanggal 28 Juni 2007 sampai dengan 28 Desember 2008. Rencana pembelian kembali saham Perseroan ini telah diiklankan dalam harian Sinar Harapan dan harian Ekonomi Neraca yang keduanya terbit pada tanggal 31 Mei 2007. Sampai dengan tanggal 27 Desember 2008 telah dilaksanakan pembelian kembali saham Perseroan sebanyak 25.472.500 saham dan dicatat menurut metode par-value.
Berdasarkan Notulen Rapat Direksi Perseroan tanggal 12 Januari 2004, disetujui rencana penjualan saham hasil pembelian kembali saham Perseroan tersebut sebanyak-banyaknya 8.209.000 saham. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, telah dilaksanakan penjualan saham tersebut sebanyak 3.492.500 saham.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh saham Perseroan masing-masing sebanyak 4.068.323.920 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang dianut oleh Perseroan dan anak perusahaan sesuai dengan Standar Khusus Akuntansi untuk Asuransi Kerugian (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Revisi 1996), Standar Akuntansi Asuransi Jiwa (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36), Pedoman Akuntansi Asuransi Indonesia (PAKASI), peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang asuransi kerugian dan asuransi jiwa dan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-06/PM/2000, tanggal 13 Maret 2000, perihal Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, serta Prinsip dan Praktek Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Perubahan mendasar dari peraturan Bapepam tersebut antara lain mengharuskan Emiten menyajikan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung, biaya emisi efek harus disajikan sebagai bagian dari ekuitas sedangkan biaya emisi efek hutang langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto efek hutang tersebut. Saldo biaya emisi efek ekuitas atau hutang sebelum berlakunya peraturan ini harus diperlakukan sesuai dengan peraturan ini.
Ikhtisar kebijakan akuntansi Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali dinyatakan khusus pada Catatan 2f.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas konsolidasian, semua deposito yang berumur kurang dari 3 (tiga) bulan tidak dimasukkan sebagai setara kas. Pengertian kas disini adalah saldo uang yang ada pada kas dan saldo giro bank. Informasi tambahan laporan arus kas konsolidasian tahun 2010 dan 2009 disajikan dengan metode langsung.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
• nilai aset dan kewajiban dilaporkan pada tanggal laporan keuangan konsolidasian,
• jumlah pendapatan dan beban dilaporkan selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen Perseroan dan anak perusahaan atas kejadian dan aktifitas saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Beberapa estimasi yang signifikan yang digunakan Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
• Nilai wajar dari instrumen keuangan
Jika nilai wajar dari aset keuangan yang tercatat dalam neraca konsolidasian tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, nilai wajar ditentukan dari beberapa teknik penilaian termasuk model matematika, seperti teknik penilaian analisa arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku.
• Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen Perseroan dan anak perusahaan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan konsolidasian yang dapat diakui, sesuai dengan timing dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-Lanjutan
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian-Lanjutan
• Kewajiban manfaat polis masa depan
Kewajiban manfaat polis masa depan adalah nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang akan dibayar kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat pengakuan pendapatan premi. Manajemen PL menggunakan perhitungan aktuaria sebagai dasar pengakuan kewajiban manfaat polis masa depan.
• Estimasi klaim retensi sendiri dan kewajiban klaim
Estimasi klaim retensi sendiri dibentuk berdasarkan taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri, sehubungan dengan adanya klaim yang masih dalam proses penyelesaian. Nilai estimasi tersebut mewakili klaim retensi sendiri setelah memperhitungkan klaim reasuransi kepada reasuradur. Hutang klaim diakui pada saat klaim disetujui untuk dibayar. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri antara saldo pada awal dan akhir tahun menambah (mengurangi) beban klaim.
Estimasi kewajiban klaim merupakan kewajiban yang disisihkan untuk memenuhi kewajiban klaim yang terjadi dan yang masih dalam proses penyelesaian atas polis-polis asuransi yang masih berlaku (policies in force) selama periode akuntansi. Justifikasi manajemen PL diperlukan untuk menentukan jumlah estimasi kewajiban klaim yang dapat diakui, sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
• Premi yang belum merupakan pendapatan
Perseroan
Premi yang belum merupakan pendapatan atas akseptasi langsung dan fakultatif (inward
facultative) dihitung secara individual dari tiap pertanggungan dengan cara harian, dikurangi
bagian yang di reasuransikan untuk setiap polis.
Sejak tanggal 30 September 2003 perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan diperbaharui oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, dimana besarnya cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan sekurang-kurangnya sebesar 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan sekurang-kurangnya sebesar 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan.
Premi yang belum merupakan pendapatan untuk akseptasi treaty (inward treaty) dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 80/KMK.04/1995 tanggal 6 Pebruari 1995, yaitu 40% dari pendapatan premi retensi sendiri. Kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu.
Anak perusahaan (PF)
Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian premi yang telah dilunasi namun belum merupakan pendapatan karena masa pertanggungan masih berjalan pada akhir periode atas penutupan asuransi berjangka dan asuransi manfaat tambahan. Anak perusahaan menghitung premi yang belum merupakan pendapatan secara individual dari tiap pertanggungan yang besarnya ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode pertanggungan atau periode resiko.
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam periode ini adalah konsisten dengan periode sebelumnya kecuali sehubungan dengan kebijakan yang dipengaruhi oleh penerapan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Kedua standar ini diterapkan secara prospektif sejak 1 Januari 2010 sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Penerapan standar-standar tersebut berdampak material terhadap hasil usaha Perseroan dan anak perusahaan. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK No. 55 (Revisi 2006), dampak yang berasal dari penghitungan ulang atas cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 516 juta telah disesuaikan ke saldo laba konsolidasian per 1 Januari 2010, oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding mengenai dampak penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 43).
Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Perseroan dan anak perusahaan telah mengungkapkan informasi mengenai instrumen keuangan yang dipersyaratkan oleh standar (Catatan 43, 44 dan 45). c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perseroan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Transaksi pembelian saham anak perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku anak perusahaan dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali yang disajikan dalam unsur Ekuitas.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode dimana pengendalian masih berlangsung.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten, kecuali jika dinyatakan lain.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aset bersih yang
diperoleh pada tanggal akuisisi dan sehubungan dengan tambahan kepemilikan pada anak perusahaan, merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai tercatat hak minoritas yang diakuisisi.
Kebijakan akuntansi terkait dengan investasi pada perusahaan asosiasi dinyatakan dalam Catatan 2f.
Pada tahun 2010 terdapat perubahan persentase kepemilikan saham PT Panin Financial Tbk (anak perusahaan) dari 57,1271% menjadi 57,1479% baik kepemilikan langsung maupun tidak langsung. Selisih lebih antara bagian Perseroan atas nilai wajar aset dan kewajiban anak perusahaan dan biaya perolehan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun (Catatan 21).
Pada bulan Desember 2008, berdasarkan perjanjian penjualan saham di bawah tangan, Perseroan telah menjual saham 100% dari kepemilikan saham PT Tiga Jaya Sakti Utama (256.340 saham dengan nominal Rp 100.000 per saham) sebesar Rp 25.634 juta kepada Ibu Lidyawati Soesetio, pengusaha swasta, berdomisili di Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 Perseroan telah menerima pembayaran sebesar Rp 25.634 juta (lunas), sedangkan di tahun 2009 sebesar Rp 8.279 juta. Sebagai konsekuensinya laporan keuangan PT Tiga Jaya Sakti Utama per 31 Desember 2008 tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan per 31 Desember 2008. Atas transaksi ini, Perseroan telah membukukan keuntungan sebesar Rp 7,4 juta.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-Lanjutan c. Prinsip-prinsip Konsolidasi-Lanjutan
Pada bulan Desember 2009, pengalihan saham tersebut telah tuntas dilaksanakan sesuai dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiga Jaya Sakti Utama No. 34 tanggal 28 Desember 2009, dimana Perseroan tidak lagi tercantum sebagai pemegang saham PT Tiga Jaya Sakti Utama.
d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Mata uang pelaporan
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perseroan dan anak perusahaan.
Transaksi dan saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Selisih penjabaran mata uang asing atas efek hutang dan aset moneter keuangan lainnya yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Selisih penjabaran mata uang asing atas unsur-unsur non-moneter seperti efek yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian nilai wajar. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek tersedia untuk dijual dicatat pada akun keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dalam ekuitas konsolidasian.
Aset dan kewajiban menggunakan kurs pada tanggal neraca konsolidasian. Sedangkan pendapatan, beban, laba rugi menggunakan kurs rata-rata yang berlaku pada tanggal transaksi.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan adalah kurs tengah transaksi wesel ekspor Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
2010 2009
1 Dollar Amerika Serikat (USD) 8.991,00 9.400,00
1 Dollar Australia (AUD) 9.142,51 8.431,81
1 Poundsterling Inggris (GBP) 13.893,80 15.114,27
1 Euro (EUR) 11.955,79 13.509,69
1 Dollar Singapura (SGD) 6.980,61 6.698,52
e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perseroan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
f. Investasi
“Deposito berjangka”
Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan deposito biasa yang dinyatakan sebesar nilai nominal.
“Unit penyertaan reksadana”
Investasi dalam unit penyertaan reksa dana dicatat sebesar nilai aset bersih dan selisih antara nilai aset bersih dengan biaya perolehan dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan.
f. Investasi-Lanjutan “Aset keuangan”
Perseroan dan anak perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, dan (iii) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen Perseroan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan dan anak perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”.
Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
• yang dimaksudkan oleh Perseroan dan anak perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan Perseroan dan anak perusahaan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
• dalam hal Perseroan dan anak perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-Lanjutan f. Investasi-Lanjutan
“Aset keuangan-Lanjutan”
Aset keuangan tersedia untuk dijual-Lanjutan
Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas konsolidasian, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Pengakuan
Perseroan dan anak perusahaan menggunakan akuntansi tanggal transaksi untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca sebagai "Aset yang dijaminkan", jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
Penentuan nilai wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti harga kuotasi pasar atau harga kuotasi broker dari Bloomberg dan Reuters. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.
Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal neraca konsolidasian.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. Nilai wajar atas pinjaman yang diberikan dan piutang, serta kewajiban kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai kini berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
f. Investasi-Lanjutan
“Aset keuangan-Lanjutan” Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan dan anak perusahaan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Klasifikasi aset keuangan
Perseroan dan anak perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari aset keuangan tersebut.
Klasifikasi aset keuangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (revisi 2006)
Golongan (ditentukan oleh Perseroan)
Subgolongan
Aset keuangan
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan
Efek-efek Obligasi
Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur melalui laba rugi
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan bank
Piutang lain-lain Piutang karyawan Piutang lain-lain-lainnya Aset lain-lain
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Efek-efek Obligasi
Reklasifikasi aset keuangan
Perseroan dan anak perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Perseroan dan anak perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
• dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
• terjadi setelah Perseroan dan anak perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perseroan dan anak perusahaan telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
• terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perseroan dan anak perusahaan, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perseroan dan anak perusahaan. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas konsolidasian harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-Lanjutan f. Investasi-Lanjutan
Reklasifikasi aset keuangan-Lanjutan
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Sesuai dengan aturan transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Perseroan pada tanggal 01 Januari 2010 merubah kebijakan akuntansi untuk investasi pada obligasi dari efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ke nilai wajar melalui laba rugi yang menimbulkan pengakuan rugi atas penyesuaian ke nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi tahun 2010 sebesar Rp 18.761 juta.
Penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Kriteria yang digunakan oleh Perseroan dan anak perusahaan untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai di antaranya adalah sebagai berikut:
• kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam;
• terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
• data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut, kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
• hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen Perseroan dan anak perusahaan untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas konsolidasian dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian.
“Investasi pada perusahaan asosiasi”
Perusahaan asosiasi adalah entitas dimana Perseroan mempunyai pengaruh signifikan, tetapi tidak mengendalikan, biasanya disertai dengan kepemilikan antara 20% dan 50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat pada laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan metode ekuitas. Berdasarkan metode ini, biaya perolehan investasi akan disesuaikan dengan bagian Perseroan atas hasil bersih perusahaan asosiasi serta pembagian dividen sejak tanggal perolehannya.
f. Investasi-Lanjutan
“Aset keuangan-Lanjutan”
“Investasi pada perusahaan asosiasi-Lanjutan”
Saham yang diperoleh dalam rangka restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebesar nilai buku penyertaan dari perusahaan yang mengalihkan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut dibukukan dalam akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (“STRES”), yang disajikan sebagai unsur ekuitas. Saldo “STRES” dapat berubah pada saat, antara lain, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang bertransaksi atau pelepasan aset, kewajiban, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya Stres ke pihak lain yang tidak sepengendali. Dalam hal ini maka saldo Stres diakui sebagai laba rugi yang direalisasi.
“Investasi lainnya”
Penyertaan dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investasi dalam bentuk pinjaman polis dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan bunga diterima di muka.
Pinjaman polis
Investasi dalam bentuk pinjaman polis dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan bunga diterima dimuka.
g. Kas dan Bank
Kas dan bank mencakup kas dan saldo simpanan di bank yang sewaktu-waktu dapat dicairkan dan tidak dibatasi penggunaannya, tidak dijaminkan serta tidak termasuk deposito atau investasi jangka pendek lainnya.
h. Piutang Premi
Piutang premi merupakan tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan.
Piutang premi dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
i. Piutang Reasuransi
Piutang reasuransi timbul dari transaksi reasuransi, sehubungan dengan penerimaan premi reasuransi, komisi reasuransi, dan klaim reasuransi.
Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi dinyatakan adanya kompensasi.
j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu
Perseroan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing langganan pada akhir tahun, sedangkan anak perusahaan (PF) tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu sehubungan dengan kebijaksanaan anak perusahaan (PF) untuk tidak mengakui piutang premi yang telah melewati masa dispensasi pembayaran premi (lapse).
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-Lanjutan k. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada dan tidak disusutkan.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Perseroan dan anak perusahaan telah memilih model biaya untuk pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK No. 16 (Revisi 2007) ”Aset Tetap”, pada tahun 2008, anak perusahaan Perseroan (PF) mereklasifikasi saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 593 juta ke akun saldo laba.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (
double-declining balance method) kecuali bangunan yang disusutkan dengan metode garis lurus (
straight-line method). Tarif penyusutan aset tetap adalah sebagai berikut:
Tarif Penyusutan
Bangunan 5%
Kendaraan bermotor 12,5% - 50%
Peralatan kantor 12,5% - 50%
Pada tahun 2008, anak perusahaan (PF) merubah metode perhitungan penyusutan kendaraan bermotor, mesin kantor, perabot kantor dan inventaris kantor dari metode saldo menurun ganda
(double-declining balance method) menjadi metode garis lurus (straight-line method). Pengaruh
bersih perubahan metode akuntansi penyusutan aset tetap ini dibebankan pada periode berjalan karena nilainya tidak material.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan kepada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi pada akun aset tetap terkait tersebut. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi, dijual atau dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan di dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun yang bersangkutan.
Perseroan dan anak perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang diperoleh kembali dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset. Penurunan nilai aset diakui sebagai laba dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan.
l. Biaya Akuisisi Ditangguhkan
Sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2000, biaya-biaya yang berhubungan dengan penutupan polis, meliputi komisi, insentif, diskon premi dan pemeriksaan kesehatan calon tertanggung anak perusahaan (PF), ditangguhkan dan dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria karena kewajiban manfaat polis masa depan ditentukan dengan metode tingkat premi murni (net level
premium method). Sejak tahun 2001, biaya akuisisi yang berhubungan dengan kontrak asuransi
baru langsung diakui sebagai beban tahun berjalan karena kewajiban manfaat polis masa depan ditentukan dengan metode Zillmer Quota 30 permil, sedangkan saldo biaya akuisisi ditangguhkan tetap dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria.
m. Biaya Emisi Saham
Efektif tahun 2000, biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan sesuai dengan peraturan Bapepam No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, dan ketentuan ini diberlakukan retroaktif untuk tahun 1999.
n. Beban dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
o. Hutang Klaim
Hutang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar. p. Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan
Kewajiban manfaat polis masa depan adalah nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang akan dibayar kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat pengakuan pendapatan premi. Kewajiban manfaat polis masa depan dinyatakan pada neraca berdasarkan perhitungan aktuaria. Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan diakui sebagai beban (pendapatan) pada tahun berjalan.
q. Estimasi Klaim Retensi Sendiri dan Kewajiban Klaim
Estimasi klaim retensi sendiri dibentuk berdasarkan taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri, sehubungan dengan adanya klaim yang masih dalam proses penyelesaian. Nilai estimasi tersebut mewakili klaim retensi sendiri setelah memperhitungkan klaim reasuransi kepada reasuradur. Hutang klaim diakui pada saat klaim disetujui untuk dibayar. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri antara saldo pada awal dan akhir tahun menambah (mengurangi) beban klaim.
Estimasi kewajiban klaim merupakan kewajiban yang disisihkan untuk memenuhi kewajiban klaim yang terjadi dan yang masih dalam proses penyelesaian atas polis-polis asuransi yang masih berlaku (policies in force) selama periode akuntansi. Kewajiban ini meliputi baik klaim yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan dan dihitung sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
r. Kewajiban Keuangan
Perseroan dan anak perusahaan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori: (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai
“Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.