21
21 STASTANDANDARR , 8, 81 E1 ELEMLEMENEN PENPENILAILAIAN IAN
d
dr. Nico A. Lumenta,r. Nico A. Lumenta, K.NefroK.Nefro,,MMMM,, MHKesMHKes Komisi
KomisiAkreditasiAkreditasiRumahRumah SakitSakit
Instrumen
2 2
N
No
o
S
Stta
an
nd
da
ar
r
E
Elle
em
me
en
n
Penilaian
Penilaian
1 1 PPAAPP..11 22 2 2 PPAAPP..22 443
3
P
PA
AP
P..2
2..1
1
5
5
4 4 PPAAPP..22..22 44 5 5 PPAAPP..22..33 44 6 6 PPAAPP..22..44 22 7 7 PPAAPP..33 448
8
P
PA
AP
P..3
3..1
1
4
4
9 9 PPAAPP..33..22 33 1 100 PPAAPP..33..33 33 11 11 PPAAPP..33..44 33 12 12 PPAAPP..33..55 33 13 13 PPAAPP..33..66 33 14 14 PPAAPP..33..77 33 15 15 PPAAPP..33..88 44 16 16 PPAAPP..33..99 33 17 17 PPAAPP..44 77 18 18 PPAAPP..55 44 19 19 PPAAPP..66 5520
20
PPAAPP..77.. 55 21 21 PPAAP P ..77..11 66 2 211 SSttdd 881 1 EEPP BABBAB 5. 5. PELAYPELAYANAN ANAN DAN DAN ASUHASUHAN AN ASIEASIE (PAP)
3 3
N
No
o
S
Stta
an
nd
da
ar
r
E
Elle
em
me
en
n
Penilaian
Penilaian
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
11
P
PA
AP
P..11
2
2
22
P
PA
AP
P..22
4433
P
PA
AP
P..22..11
5544
P
PA
AP
P..22..22
4455
P
PA
AP
P..22..33
4466
P
PA
AP
P..22..44
2
2
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN
PELAYANAN RISIKO TINGGI
PELAYANAN RISIKO TINGGI
77
P
PA
AP
P..33
44
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PKONDISI PASIENASIEN
88
P
PA
AP
P..33..11
44
PELAYANAN RESUSITASI PELAYANAN RESUSITASI
99
P
PA
AP
P 33 22
33
BAB
4 4
PELA
PELAYYANAN ANAN DARAHDARAH
1100
P
PA
AP
P..33..33
33
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
1111
P
PA
AP
P..33..44
33
PEL
PELAAYYANAN PANAN PASIASIEN DEEN DENGANNGAN PENPENYYAKIAKITT MENMENULAULARR DANDAN MERMEREKAEKA YYANGANG DA
DAYYAA TTAHANNYAHANNYA DITURUNA DITURUNKANKAN ((IMMUNO IMMUNO - - SUPPRESSEDSUPPRESSED ) )
1122
P
PA
AP
P..33..55
33
PELA
PELAYYANAN ANAN PPASIEN ASIEN DIALISDIALISISIS
1133
P
PA
AP
P..33..66
33
PELA
PELAYYANAN ANAN PPASIEN ASIEN RESTRARESTRAININ
1144
P
PA
AP
P..33..77
33
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
5 5
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI TINGGI
1177
P
PA
AP
P..33..99
33
PENYEDIAAN MAKANAN
PENYEDIAAN MAKANAN
1188
P
PA
AP
P..44
77
TERAPI GIZI
TERAPI GIZI TERINTEGRAS
TERINTEGRASII
1199
P
PA
AP
P..55
44
PENGELOLAAN NYERI
PENGELOLAAN NYERI
2200
P
PA
AP
P..66
55
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
2211
P
PA
AP
P..77..
55
2222
P
PA
AP
P..77..11..
66
2
22
2
S
Sttd
d
8
81
1
E
EP
P
(Yang lama : Bab PP 22 std dan 74 EP) (Yang lama : Bab PP 22 std dan 74 EP)
GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM
Tangg-jawab yg terpenting dari RS dan staf adalah memberikan asuhan
Tangg-jawab yg terpenting dari RS dan staf adalah memberikan asuhan
da
dan n ppeellaayyaannaan n ppaassiieen n yyg g eeffeekkttiif f ddaan n aammaann. . HHaal l iinni i mmeemmbbuuttuuhhkkaann
komunikasi yg efektif, kolaborasi dan standardisasi proses utk memastikan
komunikasi yg efektif, kolaborasi dan standardisasi proses utk memastikan
bh
bhw w rerencncanana, a, kokoorordidinanasisi, , dadan n imimplplememenentatasi si asasuhuhan an memendndukukunung g dadann
merespons
merespons setiap kebutuhan unik pasien dan target.setiap kebutuhan unik pasien dan target.
Asuhan
Asuhan tsb tsb dapat dapat berupa berupa upaya upaya pencegahpencegahan, an, paliatpaliatif, if, kuratikuratif, f, atauatau
re
rehahabibililitatatitif, f, tetermrmasasuk uk ananesestetesisia, a, titindndakakan an bebedadah, h, pepengngobobatatanan, , teterarapipi
suportif, atau kombinasinya, yg berdasarkan asesmen dan asesmen ulang
suportif, atau kombinasinya, yg berdasarkan asesmen dan asesmen ulang
pasien.
pasien.
Area
Area asuhan asuhan risiko risiko tinggi tinggi (terma(termasuk suk resusitresusitasi, asi, transftransfusi, usi, transptransplantasilantasi
or
orgagan/n/jajariringnganan) ) dadan n asasuhuhan an ututk k ririsisiko ko titingnggi gi atatau au kekebubututuhahan n popopupulalasisi
khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
Asuhan
Asuhan pasien pasien dilakukan dilakukan oleh oleh PPPPA dgn A dgn banyak banyak disiplin disiplin dan dan staf staf klinisklinis
lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki peran yg
lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki peran yg
jelas,
jelas, ditentukan oleh ditentukan oleh kompetensi dan kompetensi dan kewenangan, kredensial, kewenangan, kredensial, sertifikasi,sertifikasi,
hukum dan regulasi, ketrampilan individu, pengetahuan, pengalaman, dan
hukum dan regulasi, ketrampilan individu, pengetahuan, pengalaman, dan
kebijakan RS atau uraian tugas wewenang
Bbrp asuhan dapat dilakukan oleh pasien / keluarganya atau pemberi asuhan terlatih (care giver).
Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat dibantu staf klinis lainnya.
Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dgn elemen-elemen a.l.:
DPJP sebagai pimpinan klinis / ketua tim PPA (Clinical Team Leader)
PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional,
menggunakan Alur Klinis terintegrasi / Integrated Clinical Pathway , Perencanaan Pemulangan Pasien terintegrasi / Integrated Discharge Planning
Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager yg menjaga kesinambungan
pelayanan
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga dlm asuhan bersama
PPA harus memastikan:
asuhan direncanakan utk memenuhi kebutuhan pasien yg unik,
berdasarkan asesmen
rencana asuhan diberikan kpd tiap pasien respons pasien terhadap asuhan dimonitor
➢
Standar PAP.1.
RS menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan
yang seragam kepada pasien
➢
Elemen Penilaian PAP.1.
1. RS menetapkan regulasi bagi pimpinan unit
pelayanan utk bekerja sama memberikan proses
asuhan seragam dan mengacu pd peraturan
perUUan yg berlaku (R)
2. Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan
sesuai a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan
PAP.1. (D,W)
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
9
1
R Regulasi tentang pelayanan yang seragam
dengan memuat butir a) sd e) di maksud dan
tujuan
2
D
W
Bukti di RM (rekam medis) tentang asuhan seragam
sesuai butir a) s/d e)
DPJP
PPJA
MPP
Kepala/staf unit pelayanan
Pasien
➢
Maksud dan Tujuan PAP.1.
Pasien dgn masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yg
sama berhak mendapat kualitas asuhan yg sama di RS. Utk
melaksanakan prinsip kualitas asuhan yg setingkat
mengharuskan pimpinan merencanakan dan mengkoordinasi
pelayanan pasien. Secara khusus, pelayanan yg diberikan
kpd populasi pasien yg sama pada berbagai unit kerja,
dipandu oleh regulasi yg menghasilkan pelayanan yg
seragam. Sbg tambahan, pimpinan harus menjamin bhw RS
menyediakan tingkat kualitas asuhan yg sama setiap hari dlm
seminggu dan pd setiap shift. Regulasi tsb harus sesuai dgn
peraturan perUUan yg berlaku yg membentuk proses
pelayanan pasien dan dikembangkan secara kolaboratif.
(Maksud dan Tujuan PAP.1.)
Asuhan pasien yg seragam terefleksi sbb:
a) Akses utk asuhan dan pengobatan, yg memadai, yg diberikan oleh PPA yg kompeten tdk tergantung harinya setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”).
b) Penggunaan alokasi sumber daya yg sama, a.l. staf klinis dan
pemeriksaan diagnostik, utk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yg sama.
c) Pemberian asuhan yg diberikan kpd pasien, contoh pelayanan anestesi, sama di semua unit pelayanan di RS.
d) Pasien dgn kebutuhan asuhan keperawatan yg sama menerima asuhan keperawatan yg setara diseluruh RS
e) Penerapan dan penggunaan regulasi dan form dlm bidang klinis a.l.: metode asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen Nyeri, regulasi utk berbagai tindakan seperti a.l. Water Sealed Drainage, pemberian transfusi darah, biopsi ginjal, punksi lumbal dsb.
Asuhan pasien yg seragam menghasilkan penggunaan sumber daya secara efisien dan memungkinkan membuat evaluasi hasil asuhan (outcome) utk asuhan yg sama di seluruh RS.
Protocols C linical Pr actice Guidelines C linic al Pathway s A lg orithma Procedures S tanding Or ders
➢
Standar PAP.2.
Ditetapkan proses utk melakukan integrasi dan
koordinasi pelayanan dan asuhan kpd setiap pasien.
➢
Elemen Penilaian PAP.2.
1. Ada regulasi yg mengatur pelayanan dan asuhan
terintegrasi di dan antar berbagai unit pelayanan (R)
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan
di dan antar berbagai unit pelayanan (lihat juga ARK.2,
EP 3) (D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan
di dan antar berbagai unit pelayanan (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi
lain ttg kerjasama didokumentasikan dalam CPPT.
(D,W)
Integrasi Pelayanan
14
1 R Regulasi ttg pelayanan dan asuhan terintegrasi, termasuk tentang : pengintegrasian pelayanan oleh MPP/ CaseManager
integrasi asuhan pasien sesuai butir-butir di maksud-tujuan asesmen dengan metode IAR
EP 2 dan 3, serta PAP 2.1 EP 3, 4, 5
komunikasi antar PPA dan pendokumentasiannya sesuai EP 4
2 D
O
W
Bukti di RM tentang rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1, PAP 5.
Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan askep/nurse’s note, form
MPP
PPA, Kepala unit Pelayanan, MPP
3 D
O W
Bukti di RM tentang rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1, PAP 5.
Lihat form a.l. form CPPT, form tindakan askep/nurse’s note, form MPP PPA, Kepala unit Pelayanan, MPP
4 D
W
Bukti di RM tentang simpulan rapat dari Tim PPA atau komunikasi keseharian dalam asuhan terintegrasi antar PPA
• PPA
➢Maksud dan Tujuan PAP.2.
Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak PPA dan dapat melibatkan berbagai unit pelayanan. Integrasi dan koordinasi kegiatan pelayanan dan asuhan pasien merupakan sasaran yg menghasilkan efisiensi, penggunaan SDM dan sumber lainnya efektif, dan hasil asuhan pasien yg lebih baik. Kepala unit pelayanan menggunakan alat dan teknik utk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan dan asuhan lebih baik. (Contoh, asuhan secara tim oleh PPA, ronde pasien multi disiplin, form catatan perkembangan pasien terintegrasi, manajer pelayanan pasien /
case manager
) (lihat juga AP.4, Maksud dan Tujuan).Pelayanan berfokus pd pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yg bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi masing2 PPA adalah sama pentingnya / sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ketingkat pelayanan yg berbeda, disini peran MPP penting utk integrasi tsb, dengan komunikasi yg intensif/ memadai dengan PPA.
(Maksud dan Tujuan PAP.2.)
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien, mencakup elemen a.l. sbb:
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.(lihat PAP
4, PAP 2, PAP 5)
DPJP sbg Ketua tim PPA (Clinical Team Leader).
PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional,
memakai a.l. dgn Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya, disertai Alur Klinis terintegrasi/ Clinical Pathway , Catatan Perkembangan Pasien Terintgrasi/CPPT
Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning
terintegrasi
Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
Manajer Pelayanan Pasien /
C as e Manag er
Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat utk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Dmk juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dlm CPPT (lihat juga PAP.5, EP 2).
Dokter Perawat Bidan Apoteker Nutrisionis Dietisien Teknisi Medis (Penata-Anestesi) Terapis Fisik
(Skrining, “ Periks a Pas ien”)
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang, dsb
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Untuk meng identifikas i K ebutuhan Yan Pasien
Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Untuk memenuhi K ebutuhan Yan Pas ien
Proses Asuhan Pasien
Patient Care Asesmen Awal Asesmen Ulang SOAP Asesmen Ulang Pencatatan: PPA :
Asesme
asie
1. In ormas diku pu ka al nf rmas3. encana Asuhan/Plan of Car
emberian elayanan,
Implementas
encana
Intervensi, Monitoring
1 2 Diagram IARKonsep
Patient Centred Care
(Std HPK)
Konsep Inti
Core Concept
Asuhan
Terintegrasi
Perspektif Pasien
Perspektif PPA
•Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a Patient- and Family-Centered Health Care System, A Roadmap for the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, 2006
•Standar Akreditasi RS v.2012, KARS
Integrasi Intra-Inter PPA
(AP 4, MKE 5)
Integrasi Inter Unit
(PAP 2, ARK 3.1, MKE 5) Integrasi PPA-Pasien
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
Asuhan Terintegrasi
Integrasi Intra-Inter PPA (AP 4, MKE 5)
Integrasi Inter Unit (PAP 2, ARK 3.1, MKE 5) Integrasi PPA-Pasien
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
Horizontal & Vertical Integ ration
1. Patient Engagement & Empowermen 2. DPJP sb Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
Catata Perkembangan Pasien Terintegrasi 5. Kolaborasi Pendidikan Pasien
6. Manaje Pelayana Pasien / Case Manage 7. Integrated Clinical Pathway
Perawat/
Bidan
Apoteker
Nurisionis
Dietisien
Psikologi
Klinis
Lainnya
Terapis
Fisik
Teknisi Medis Penata AnestesiProfesional Pemberi Asuhan :
mereka yg secara langsung memberikan asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis
PPA Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif, Clinical Team Leader
DPJP
Profesional Pember AsuhanPCC
Edisi ke II
Juli 2016
Edisi II (Revisi) Febr 2017
(di Klinik/ FKTP) Sakit : (kompleks): DM, Gangrene Kaki, Batuk (KP) FKTP Puskesmas Dr Praktek Klinik 24 jam “ Case Manager Harus dirawat di Rumah Sakit ”!!
???
Rumah Sakit sesuai kebutuhan Pasien Pasien Keluarga Pasien Keluarga Ilustrasi Pra Rumah Sakit(Dirumah (Literasi kes yg rendah) Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit (Kasus kompleks, I X berobat)
Sakit : (kompleks): DM, Gangrene Kaki, Batuk (KP) PPA DPJP, Perawat, Dietisien, Apoteker dsb
??/!!
Di
Rumah
Pasien Keluarga Pasien KeluargaIlustrasi di Rumah Sakit
(Dirumah) • Periksa Lab • Ro, USG • Endoskopi • Biopsi • Obat • Konsultasi Spesialis Lain • Operasi • ICU • Pem Ro diluar • Komplikasi.. • Dsb….. • Discharge Planning • Proses Adm di RS
• Proses Adm di luar RS : BPJS, Perusahaan dsb
Harus DIRUJUK “ Urusan Panjang ”
Masalah Keluarga, Sosial, Psikologis, Spiritual Proses
Pulang
Asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, monev dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien
di ranap & di rumah, dgn kendali mutu & biaya, melalui kolaborasi dan komunikasi
Case Manager
Fisio terapis Perawat Apoteker Ahli Gizi Analis Radio grafer Lainnya Dokter Keluarga Yan Keuangan/ Billing Asuransi Perusahaan/ Employer BPJS Yan Kes / RS Lain Clinical Leader : •Kerangka pokok asuhan •Koordinasi •Kolaborasi •Sintesis •Interpretasi •Review •Integrasi asuhan Pasien Keluarga DPJP Case Manager
Pasien
Keluarga
Case
Manager
MPP
•
RS
•
PPA
•
Rohaniwan
•
Unit2
•
Keuangan
•
Pembayar
•
Perusahaan
•
Asuransi
(Laison “Jembatan”)PPA
Sistem Pendukung Keluarga,Teman, Tetangga dsbMPP/ Case Mgr
•Asuhan sesuai kebutuhan pasien
•Kesinambungan pelayanan
•Pasien memahami asuhan
•QOL •Kepuasan pasien •Kemampuan pasien mengambil keputusan > •Keterlibatan & pemberdayaan > •Kepatuhan > •Kemandirian pasien •Optimalisasi sistem pendukung pasien •Pemulangan aman
Pasien
Pembayar
Case Management Concept
•Penerapan PCC >
•Kolaborasi PPA >
•Kendali mutu asuhan
•Kendali biaya asuhan
➢
Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
➢Elemen Penilaian PAP. 2.1.
1. Ada regulasi ttg asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan PPA lainnya dlm waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap. (R)
2. Rencana asuhan dibuat utk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yg memberikan asuhan di rekam medis pasien (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi, dibuat dgn sasaran berdasarkan data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien, dimutakhirkan atau direvisi oleh tim PPA berdasar asesmen ulang (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP (D,W)
IAR Plan of Care
28
1
R Regulasi tentang rencana asuhan oleh PPA dengan
metode IAR, termasuk tentang EP 2, 3, 4 dan 5
2
D
W
Bukti di RM tentang rencana asuhan PPA
PPA
3
D
W
Bukti di RM tentang r encana asuhan pasien terintegrasi
dengan sasaran
PPA
4
D
W
Bukti di RM tentang evaluasi rencana asuhan secara berkala
PPA
5
D
W
Bukti di RM tentang perkembangan pasien dievaluasi berkala
dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan
kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP
PPA
➢
Maksud dan Tujuan PAP.2.1.
Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yg diberikan kpd seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yg dilakukan oleh PPA utk memecahkan atau mendukung diagnosis yg ditegakkan melalui asesmen. Tujuan utama dari rencana asuhan adalah untuk memperoleh hasil klinis yg optimal.
Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data berasal dari asesmen awal dan asesmen ulang yg dilakukan oleh dokter dan PPA lainnya (perawat, ahli gizi, apoteker dsb) utk mengetahui dan menetapkan prioritas tindakan, prosedur, dan asuhan PPA lainnya utk memenuhi kebutuhan pasien.
Pasien dan keluarga dilibatkan dlm proses perencanaan. Rencana asuhan diselesaikan dlm waktu 24 jam terhitung saat diterima sbg pasien ranap. Berdasar hasil assesmen ulang, rencana asuhan diperbaharui atau disempurnakan utk dapat menggambarkan kondisi pasien terkini. Rencana asuhan didokumentasikan di rekam medik pasien.
(Maksud dan Tujuan PAP.2.1.)
Rencana asuhan pasien harus terkait dgn kebutuhan pasien.
Kebutuhan ini mungkin berubah sbg hasil dari proses
penyembuhan klinis atau ada informasi baru hasil asesmen
ulang (contoh, hilangnya kesadaran, hasil lab yg abnormal),
lihat PAP.8.7, PAP.9.
Rencana asuhan direvisi berdasar perubahan2 ini dan
didokumentasikan di rekam medis pasien sbg catatan dari
rencana semula, atau ini dapat menghasilkan rencana asuhan
baru.
Salah satu cara utk membuat rencana asuhan adalah mengetahui dan menetapkan sasaran2. Sasaran terukur dapat dipilih oleh DPJP dan bekerja sama dgn perawat dan PPA lainnya. Sasaran terukur dapat diamati, dapat dicapai terkait asuhan pasien dan dari hasil klinis yg diharapkan. Sasaran ini harus realistik, spesifik pada pasien, dan harus terkait waktu utk mengukur kemajuan dan hasil terkait rencana asuhan. Contoh dari sasaran realistik dan terukur sbb:
(Maksud dan Tujuan PAP.2.1.)
Kondisi pasien kembali dgn fungsi (out put) jantung stabil
melalui detak jantung, irama jantung, tekanan darah berada
di kisaran normal
Pasien dapat menunjukkan mampu memberi sendiri
suntikan insulin sebelum pasien pulang keluar dari RS
Pasien mampu berjalan dengan
“walker”
(alat bantu untuk
berjalan) menuju ruangan tamu dan kedua kakinya mampu
menanggung beban berat badan
DPJP sbg ketua tim PPA melakukan evaluasi/
review
berkala
dan verifikasi harian utk menjaga terlaksananya asuhan
terintegrasi dan membuat notasi sesuai kebutuhan.
Catatan: Satu
rencana asuhan terintegrasi
dgn sasaran2 yg
diharapkan oleh PPA, lebih baik dp rencana terpisah oleh
masing2 PPA. Rencana asuhan yg baik menjelaskan asuhan
individual, obyektif, sasaran dapat diukur utk memudahkan
asesmen ulang dan revisi rencana asuhan (lihat PPK.4)
KARS, Nico A. Lumenta 32
Contoh
Rencana Asuhan Terintegrasi Std PAP 2.1 EP 3
33
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
DPJP
1. Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca
CPPT semua info (24 jam), dari semua PPA, terkait
asesmen, perkembangan pasien, pelaksanaan pelayanan,
juga dari form lain a.l
. “Nurse’s note”, Form
gizi, dll.
2.Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan
pelaksanaannya
3.Menyusun skala prioritas
(Std AP 4.1.)4.
/ n
T u
perhatian, koreksi, arahan, instruksi dsb sebagai
sasaran, cuku member para (= verifikasi) pada
setiap lembar CPPT, beri
POLA KEGIATAN DPJP SEHARI-HARI Sebagai Clinical Leader
CPPT : Kolom Review & Verifikasi DPJP (Std PAP 2.1. EP 5)
Tgl, Jam
Profesional Pemberi
Asuhan
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP
(Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi ew seluruh Rencana Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic
*Lapor 2 jam lagi skala nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila nyeri
mereda/toleransi cukup
Paraf DPJP
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA melalui CPPT
➢
Standar PAP.2.2.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur
metoda memberi instruksi.
➢
Elemen Penilaian PAP.2.2.
1. RS menetapkan regulasi tata cara pemberian instruksi
(R)
2. Instruksi diberikan hanya oleh mereka yg kompeten
dan berwenang (D,W) (lihat KKS 3)
3. Permintaan utk pemeriksaan lab dan diagnostik
imajing harus disertai indikasi klinik, apabila meminta
hasilnya berupa interpretasi (D,W)
4. Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di dlm
berkas rekam medik pasien (D,W)
36
1
R Regulasi tentang tata cara pemberian instruksi
termasuk tentang EP 3 dan 4
2
D
W
Bukti pemberian intruksi oleh PPA, disertai SPK dan
RKK
PPA
3
D
W
Bukti form pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
imajing memuat indikasi klinis
DPJP
Staf unit laboratorium
Staf unit radiologi
4
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pemberian instruksi
PPA
➢
Maksud dan Tujuan PAP.2.2.
Banyak kegiatan asuhan pasien membutuhkan
seorang PPA yg kompeten dan berwenang utk
menuliskan instruksi yg harus di catat di rekam medik
pasien. Kegiatan ini meliputi, misalnya instruksi utk
pemeriksaan di lab (a.l. termasuk lab Patologi Anatomi),
memesan obat, asuhan keperawatan khusus, terapi
nurtrisi dsb. Instruksi ini harus dapat tersedia dgn
mudah jika instruksi harus dilaksanakan secepat
mungkin. Menempatkan instruksi dilembar umum atau
di tempat tertentu di dalam berkas rekam medik
memudahkan pelaksanaan instruksi.
(Maksud dan Tujuan PAP.2.2.)
Instruksi tertulis membantu staf mengerti kekhususan perintah,
kapan harus dilaksanakan, siapa harus melaksanakannya dan
bersifat delegatif atau mandat. Instruksi tertulis dapat juga
diberikan di form tersendiri atau diberikan dgn sistem elektronik
sesuai regulasi RS.
Setiap RS harus mengatur,
Jenis instruksi harus tertulis dan dicatat
Permintaan
pemeriksaan
semua lab
(a.l.
termasuk
pemeriksaan lab PA), dan diagnostik imajing tertentu harus
disertai indikasi klinik
Pengecualian dalam keadaan khusus, seperti a.l. di unit GD,
unit intensif
Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi, dimana
perintah diletakkan di dlm berkas rekam medik pasien (lihat
juga SKP 2; PKPO 4; PKPO 1; PKPO 4.2; PKPO 4.3; MIRM
Tgl, Jam
Profesional Pemberi
Asuhan
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP
(Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi ew seluruh Rencana Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic
*Lapor 2 jam lagi skala nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila nyeri
mereda/toleransi cukup
39
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Paraf DPJP
Kolaborasi PPA melalui CPPT
40 TGL -JAM PROFESI ONAL PEMBERI ASUHAN HASIL ASESMEN PENATALAKSANAAN PASIEN
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri
Paraf pada akhir catatan)
INSTRUKSI PPA TERMASUK PASCA BEDAH (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP (Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/ mereview seluruh Rencana Asuhan) 2/2/20 15 Jm 8.00
Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
- Monitori ng nyeri tiap 30’
- Lapor
41 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. Paraf … Dst…. - Monitoring nyeri tiap 30’ - Lapor DPJP - Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic *Lapor 2 jam lagi skala nyeri *Foto Ro Lutut hari ini bila nyeri mereda /toleransi cukup
➢
Standar PAP.2.3.
RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik
yg diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di
simpan di berkas rekam medis pasien
➢
Elemen Penilaian PAP.2.3.
1. Ada regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik serta
pencatatannya di rekam medis (R)
2. Staf yg meminta beserta alasan dilakukan tindakan,
dicatat di rekam medis pasien (D)
3. Hasil dari tindakan dicatat di rekam medis pasien (D)
4. Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan
diagnostik invasif/berisiko harus dilakukan asesmen
serta pencatatannya dlm rekam medis (D,W)
Tindakan/Prosedur
43
1
R Regulasi tentang tindakan klinis dan tindakan
diagnostik serta pencatatannya di rekam medis,
termasuk tentang EP 2, 3 dan 4
2
D Bukti dalam rekam medis tentang alasan permintaan
3
D Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan
4
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen bila
dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko
DPJP
Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara lain
Unit Laboratorium, Unit Radiologi
➢
Maksud dan Tujuan PAP. 2.3.
Contoh tindakan spt ini adalah endoskopi, kateterisasi
jantung, terapi radiasi, CT Scan dll tindakan invasif juga pd
pemeriksaan lab (PK, PA) juga pd radiologi intervensional
dan non invasif. Informasi ttg siapa yg meminta prosedur /
tindakan ini dan alasannya dicatat dan dimasukkan di dlm
berkas rekam medis pasien. Di rawat jalan bila dilakukan
tindakan diagnostik invasif/ berisiko, termasuk pasien yg
dirujuk dari luar, juga harus dilakukan asesmen serta
pencatatannya dalam rekam medis.
➢
Standar PAP.2.4.
Pasien & keluarga diberi tahu ttg hasil asuhan dan
pengobatan termasuk hasil asuhan yg tidak diharapkan.
➢
Elemen Penilaian PAP.2.4.
1. Pasien dan keluarga diberi informasi ttg hasil
asuhan dan pengobatan (lihat juga HPK.2.1.1, EP 1).
(D,W)
2. Pasien dan keluarga diberi informasi ttg hasil
asuhan dan pengobatan yg tidak diharapkan (lihat
juga HPK.2.1.1, EP 2). (D,W)
Pemberian informasi Juga KTD iapkan Regulasi Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Maksud dan Tujuan PAP.2.4.
Asuhan dan proses pengobatan merupakan siklus
berkesinambungan dari asesmen dan asesmen ulang,
perencanaan dan pemberian asuhan, dan evaluasi
hasil. Pasien & keluarga diberitahukan ttg hasil dari
proses asesmen, tentang perencanaan asuhan dan
pengobatan dan diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan. Langkah asuhan bersifat siklis shg pasien
perlu diberi informasi ttg hasil asuhan, perkembangan
dan pengobatan, termasuk informasi ttg hasil asuhan yg
tidak diharapkan. Pemberian informasi tsb dilakukan
oleh PPA terkait, untuk KTD oleh DPJP.
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
KARS, Nico A. Lumenta 47 Tgl jam Uraian Penjelasan/ Isi Komunikasi Pemberi Penjelasan Pasien/Keluarga
Nama Paraf Nama Paraf
Nama pasien No MR Ruangan
49
1
D
W
Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil
asuhan dan pengobatan
DPJP
PPA lainnya
Pasien/keluarga
2
D
W
Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil asuhan
dan pengobatan yang tidak diharapkan
DPJP
PPA lainnya
Pasien/keluarga
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN
PELAYANAN RISIKO TINGGI
➢
Standar PAP.3.
RS menetapkan regulasi bhw asuhan pasien risiko tinggi
dan pemberian pelayanan risiko tinggi diberikan berdasar
panduan praktek klinis, dan peraturan perUUan
➢ Elemen Penilaian PAP.3
1. Ada regulasi ttg proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai populasi pasiennya serta penetapan risiko tambahan yg mungkin berpengaruh pd pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)
2. Staf dilatih utk pemberian pelayanan pd pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pd pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W) 4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan
ke dlm program peningkatan mutu RS. (D,W)
Pasien & Pelayanan Risiko tinggi
51
1
R Regulasi tttg proses identifikasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya,
disertai penetapan risiko tambahan yg mungkin
berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi, termasuk EP 2 dan EP 4
2
D
O
W
Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang pemberian pelayanan
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
Lihat materi pelatihan staf
DPJP, PPA lainnya, Staf klinis, Diklat
3
D
O
W
Bukti di RM ttg pelaksanaan pemberian pelayanan pada
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
Lihat bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
DPJP, PPA lainnya, Staf klinis
4
D
W
Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program
peningkatan mutu RS
Komite/tim PMKP
PAP.31. Yan Kasus Emergensi 2. Yan Resusitasi
3. Yan Pasien dgn Ventilator & Koma
4. Yan Penyakit Menular 5. Yan Pasien Imunosupres 6. Yan Dialisis
7. Yan Pasien Restraint 8. Yan Lansia – Anak –
Berisiko Kekerasan 9. Yan Kemoterapi
10.Yan lain yg berisiko
1. Yan Transfusi Darah / Produk Darah
2. Yan Penyakit Menular 3. Yan Dialisis
4. Yan Kemoterapi
5. Yan yg berisiko tinggi lainnya
elayanan Berisi
Pasien
➢
Maksud dan Tujuan PAP.3.
RS memberi asuhan kpd pasien utk berbagai
kebutuhannya atau kebutuhan pd keadaan kritis. Bbrp
pasien digolongan masuk kategori risiko tinggi, karena
umurnya, kondisinya dan kebutuhan pd keadaan kritis.
Anak-anak dan Lansia biasanya dimasukkan ke dlm
golongan ini krn mereka biasanya tidak dapat
menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses
asuhan yg diberikan dan tidak dapat ikut serta dalam
mengambil keputusan terkait dirinya. Sama juga halnya
dgn pasien darurat yg ketakutan, koma, bingung, tidak
mampu memahami proses asuhannya apabila pasien
harus diberikan asuhan cepat dan efisien.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
RS juga memberikan berbagai pelayanan, bbrp dikenal sbg pelayanan risiko tinggi krn adanya peralatan medis yg kompleks utk kebutuhan pasien dgn kondisi darurat yg mengancam jiwa (pasien dialisis), krn sifat tindakan (pasien dgn pemberian darah/produk darah), mengatasi potensi bahaya bagi pasien (pasien restrain), atau mengatasi akibat intoksikasi obat risiko tinggi (contoh kemoterapi).
Asuhan bagi pasien risiko tinggi tsb, didukung oleh penggunaan PPK, dan regulasi lainnya dan rencana asuhan, Clinical Pathway
dsb. (lihat PAP 2.1.) Hal ini berguna bagi Staf utk memahami dan merespons dalam sikap profesional.
Dalam hal ini pimpinan RS bertangg-jawab, sesuai dgn populasi pasien utk:
identifikasi pasien yg di golongkan sbg risiko tinggi
identifikasi pelayanan yg di golongkan sbg risiko tinggi
melalui proses kolaborasi menetapkan regulasi asuhan
melatih staf utk melaksanakan regulasi(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yg berguna utk
menurunkan risiko. Dalam hal ini penting dipahami bhw
prosedur dapat mengindentifikasi,
bagaimana rencana akan berjalan, termasuk identifikasi
perbedaan populasi anak dan dewasa, atau pertimbangan
khusus lainnya
dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja
dan berkomunikasi efektif
keperluan
informed consent
keperluan monitor pasien
kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
RS menetapkan dan melaksanakan regulasi utk pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. Untuk
pasien
risiko tinggi
meliputi:
pasien emergensi;
pasien dengan penyakit menular;
pasien koma;
Pasien dengan alat bantuan hidup dasar;
pasien
“immuno
-
suppressed”
;
pasien dialysis;
pasien dengan
restraint;
pasien dengan risiko bunuh diri;
pasien yg menerima kemoterapi;
populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, dan pasien
berisiko tindak kekerasan atau diterlantarkan dan
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
Untuk
pelayanan
risiko tinggi meliputi:
pelayanan pasien dgn penyakit menular;
pelayanan pasien yg menerima dialisis;
pelayanan pasien yg menerima kemoterapi;
pelayanan pasien yg menerima radioterapi;
pelayanan pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)
RS juga menetapkan risiko tambahan sbg hasil tindakan atau rencana asuhan (contoh, kebutuhan mencegah trombosis vena dalam, luka decubitus, infeksi terkait penggunaan ventilator pd pasien, cedera neurologis dan pembuluh darah pd pasien restrain, infeksi melalui pembuluh darah pd pasien dialisis, infeksi saluran / slang sentral, dan pasien jatuh (lihat SKP VI). Risiko tsb, jika ada, diatasi dan dicegah oleh edukasi staf dan regulasi yg memadai. (lihat HPK 5.2). RS menggunakan informasi pengukuran utk evaluasi pelayanan yg diberikan kpd pasien risiko tinggi dan
diintegrasikan ke dlm program peningkatan mutu RS.
58
*Standar PAP.3.1
early warning s ys tem
(EWS)
*Standar PAP.3.2 yan resusitasi -
“Code Blue”
*Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produk darah.
*Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidup dasar
atau yang koma.
*Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yg daya tahannya diturunkan
(immune-supres s ed)
*Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
*Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang
(res traint)
*Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yg
cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa.
*Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi.
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
➢
Standar PAP.3.1.
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali)
perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu
melakukan tindakan.
➢
Elemen Penilaian PAP.3.1.
1. Ada regulasi ttg pelaksanaan
early w arning s ys tem
(EWS). (R)
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS. (D,W)
3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS.
(D,W,S)
4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W)
EWS – Early Warning System
60
1
R Regulasi untuk pelaksanaan
early warning system
(EWS)
2
D
W
Bukti pelaksanaan pelatihan staf klinis tentang EWS
Staf klinis
3
D
W
S
Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan EWS
Staf klinis
Peragaan pelaksanaan skoring EWS
4
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan EWS
Staf klinis
➢
Maksud dan Tujuan PAP.3.1.
Staf yg tidak bekerja di daerah pelayanan kritis /
intensif mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan
pelatihan yg cukup utk melakukan asesmen,
mengetahui pasien yg akan masuk ke kondisi kritis.
Padahal banyak pasien diluar daerah pelayanan
kritis mengalami keadaan kritis selama di rawat inap.
Seringkali, pasien memperlihatkan tanda bahaya dini
(contoh, tanda tanda vital yang memburuk, perubahan
kecil status neurologisnya) sebelum mengalami
penurunan kondisi klinis yg meluas shg sampai
mengalami kejadian yg tidak diharapkan.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.1.)
Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf utk mengenali
sedini mungkin pasien yg kondisinya memburuk. Sebagian
besar pasien yg mengalami gagal jantung atau gagal paru
sebelumnya memperlihatkan tanda2 fisiologis diluar kisaran
normal, yg merupakan indikasi keadaan pasien memburuk.
Hal ini dapat diketahui dgn
early warni ng system
(EWS)
Penerapan
EWS
membuat staf mampu mengidentifikasi
keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu
mencari bantuan dari staf yg kompeten. Dgn demikian, hasil
asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan
EWS
dapat dilakukan dgn menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan
EWS.
The basis of an EWS
The resulting observations are compared to a normal range to generate a single composite score, for instance based on the following diagram:
A score of five or more is statistically linked to increased likelihood of death or admission to an intensive care unit.
Within hospitals, the EWS is used as part of a "trackandtrigger “ system whereby an increasing score produces an escalated response varying from increasing the frequency of patient's observations (for a low
score) up to urgent review by a rapid response or Medical Emergency Team (MET call).
PELAYANAN RESUSITASI
➢
Standar PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS
➢
Elemen Penilaian PAP.3.2
1. Ada regulasi ttg pelayanan resusitasi yg tersedia dan
diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh area RS,
serta ttg peralatan medis utk resusitasi dan obat utk
bantuan hidup dasar terstandar sesuai kebutuhan
populasi pasien (lihat PAB 3, EP 3) (R)
2. Diseluruh area RS bantuan hidup dasar diberikan
segera saat dikenali adanya henti jantung-paru, dan
tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit (W,S)
3. Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi (D,W) (lihat
KKS 8.1 EP 1 & 2)
“Code lue”
66
1
R Regulasi tentang pelayanan resusitasi
2
W
S
Tim code blue
Staf klinis
Peragaan BHD
Peragaan aktivasi code blue (lihat KKS 8.1 EP 1
dan 2)
3
D
W
Bukti pelatihan tentang pelayanan resusitasi (lihat
KKS 8.1 EP 1 dan 2)
Staf klinis
Staf RS
Diklat
PAP.3.2➢
Maksud dan Tujuan PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis
pada pasien atau korban yg mengalami kejadian
mengancam hidupnya, spt henti jantung atau paru. Pd
saat henti jantung atau paru, pemberian kompresi pd
dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd
hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari
kerusakan jaringan otak.
Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti
jantung-paru, tergantung pd intervensi yg kritikal/penting, spt
secepat mungkin dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup
lanjut
(advance)
yg akurat
ini harus tersedia utk semua pasien, selama 24 jam
setiap hari.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.2.)
Sangat penting utk dapat memberikan pelayanan intervensi yg
kritikal yaitu tersedianya dgn cepat peralatan medis terstandar,
obat resusitasi, staf terlatih dgn baik utk resusitasi. Bantuan
hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada
tanda henti jantung-paru, dan proses pemberian bantuan hidup
kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk review thd
pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau thd simulasi pelatihan
resusitasi di RS. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area
RS, termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti
klinis dan populasi pasien yg dilayani (contoh, jika RS
mempunyai populasi pediatri, peralatan medis utk resusitasi
pediatri) (lihat PAB.3; KPS.8.1; TKP.9; MFK.8).
Catatan: seluruh area RS dimana tindakan dan pelayanan
diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di gedung
terpisah dari gedung RS.
Maksud dan Tujuan PAP.3.3 s/d PAP.3.9.
Regulasi harus dibuat secara khusus utk kelompok pasien yg berisiko atau pelayanan yg berisiko tinggi, agar tepat dan efektif dlm mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bhw kebijakan dan prosedur mengatur:
a) Bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dan anak-anak atau keadaan khusus lain.
b) Dokumentasi yg diperlukan oleh pelayanan secara tim utk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
c) Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan. d) Persyaratan pemantauan pasien
e) Kompetensi atau ketrampilan yg khusus dari staf yg terlibat dlm proses asuhan.
f) Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk a.l. : Radioterapi, KCl pekat, Heparin dsb.
Catatan : utk std PAP.3.3 s/d PAP.3.9, elemen a. s/d f Maksud dan Tujuan harus tercermin dlm kebijakan dan prosedur yg disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Elemen Penilaian PAP.3.3
1. Ada regulasi ttg pelayanan darah dan produk darah
meliputi a) s/d f) di maksud dan tujuan (lihat AP.5.11
EP.2) (R)
2. Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) s/d f) di
maksud tujuan (D,W)
3. Ada bukti staf
yg kompeten dan berwenang
melaksanakan pelayanan darah dan produk darah
serta melakukan monitoring dan evaluasi (lihat
AP.5.11, EP 1) (D, W)
➢
Standar PAP.3.3.
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Yan Darah
71
1
R Regulasi tentang pelayanan darah dan produk
darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada
maksud dan tujuan.
2
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah
dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f)
Staf klinis
Staf BDRS (Bank Darah RS)
3
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah
dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f)
dan berkas kredensial staf klinis
Staf klinis
Staf BDRS (Bank Darah RS)
➢
Maksud dan Tujuan PAP.3.3.
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan
sesuai peraturan perUUan meliputi a.l. :
a) pemberian persetujuan
(informed consent)
b) pengadaan darah
c) identifikasi pasien
d) pemberian darah
e) monitoring pasien
f) identifikasi dan respons thd reaksi transfusi
Staf
yg kompeten dan berwenang melaksanakan
pelayanan darah dan produk darah serta melakukan
monitoring dan evaluasi.
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
Standar PAP.3.4
RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg
menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma
Elemen Penilaian PAP.3.4
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien alat bantu hidup
dasar atau pasien koma. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn alat bantu
hidup sesuai regulasi (D,W).
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai
regulasi (D,W).
Pasien Koma, Ventilator
74
1
R Regulasi tentang asuhan pasien dengan alat bantu
hidup dasar atau pasien koma
2
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asuhan pasien dengan alat bantu hidup
PPA
Staf klinis
3
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asuhan pasien koma
PPA
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN
(
IMMUNO-
S UP PR E S S E D)
Standar PAP.3.5.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dengan penyakit
menular dan immuno-suppressed.
Elemen Penilaian PAP 3.5.
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dgn penyakit menular
dan
immuno-s u ppres s ed
(R).
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn penyakit
menular sesuai regulasi (D,W).
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien i
mmuno- s uppres s ed
sesuai regulasi (D,W).
Pasien dgn penyakit menular, immunosupressed
76
1
R Regulasi tentang asuhan pasien penyakit menular
dan immuno-suppressed
2
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asuhan pasien penyakit menular
PPA
Staf klinis
IPCN/IPCLN
3
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asuhan pasien
immuno-suppressed
PPA
Staf klinis
IPCN/IPCLN
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP.3.6.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci
darah)
Elemen Penilaian PAP.3.6.
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dialisis (R).
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai
regulasi (D,W).
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara
berkala. (D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO
78
1
R Regulasi tentang asuhan pasien dialisis termasuk
EP 3.
2
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asuhan pasien dialisis
PPA
Staf klinis
3
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asesmen ulang berkala
PPA
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP.3.7.
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat
penghalang
(res traint).
Elemen Penilaian PAP.3.7.
1.Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang
(restraint) (R).
2.Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat
penghalang (restraint) sesuai regulasi (D,W).
3.Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara berkala.
(D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO
80
1
R Regulasi tentang pelayanan penggunaan alat
penghalang (
restraint
), termasuk tentang informed
consentnya dan EP 3.
2
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pelayanan penggunaan alat penghalang (
restraint
)
PPA
Pasien/keluarga
3
D
W
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
evaluasi pasien secara berkala
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
Standar PAP.3.8.
RS memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia
lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan populasi yg
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya, termasuk pasien
dgn risiko bunuh diri
Elemen Penilaian PAP.3.8.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg lemah, lanjut usia, anak dan yg dgn ketergantungan bantuan, serta populasi yg berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn
risiko bunuh diri. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yg lemah, lanjut usia yg tidak mandiri menerima asuhan sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dgn ketergantungan sesuai regulasi. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan thd populasi pasien dgn risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn risiko bunuh diri sesuai regulasi. (D,W)
( lih MFK 4 EP 4 identitas..)
Lansia, Anak, Risiko disiksa
82 82