Rekayasa Bahan Galian Industri
Rekayasa Bahan Galian Industri
Wahab, S.SiWahab, S.Si., MT.., MT. Fakultas Ilmu
Fakultas Ilmu dan Tekndan Teknologi Kebumianologi Kebumian Universitas Halu Oleo
Universitas Halu Oleo
02. Proses Pengolahan
Di
Diag
agra
ram
m al
alir
ir pr
pros
oses
es da
dari
ri ba
bauk
uksi
sitt me
menj
njad
adii al
alum
umin
iniu
ium:
m:
-2-3 t bauksit (bergantung grade
-2-3 t bauksit (bergantung grade alumina dan recoveryalumina dan recovery pabrik) pabrik) 1 t Al1 t Al22OO33 0,5 t Al0,5 t Al Tujuan Tujuan pencucian pencucian bauksit: bauksit: Menghilangkan silika Menghilangkan silika reaktif yang dapat reaktif yang dapat
menurunkan efisiensi menurunkan efisiensi proses Bayer
Di
Diag
agra
ram
m al
alir
ir pr
pros
oses
es da
dari
ri ba
bauk
uksi
sitt me
menj
njad
adii al
alum
umin
iniu
ium:
m:
-2-3 t bauksit (bergantung grade
-2-3 t bauksit (bergantung grade alumina dan recoveryalumina dan recovery pabrik) pabrik) 1 t Al1 t Al22OO33 0,5 t Al0,5 t Al Tujuan Tujuan pencucian pencucian bauksit: bauksit: Menghilangkan silika Menghilangkan silika reaktif yang dapat reaktif yang dapat
menurunkan efisiensi menurunkan efisiensi proses Bayer
Ti
Tipipikakall kokompmpososisisii babaukuksisitt::
35-60% Al35-60% Al22OO33,, 1-6% SiO1-6% SiO22,, 2-25% Fe2-25% Fe22OO33,, 1-5% TiO1-5% TiO22,, 0.2-0.6% CaO+MgO,0.2-0.6% CaO+MgO, 0.01% Ga0.01% Ga22OO33
Aluminium dalam bauksit terutama berada dalam bentuk: Aluminium dalam bauksit terutama berada dalam bentuk:
GibbsiteGibbsite Trihydroxide :Trihydroxide : -Al(OH)-Al(OH)33,, AlAl22OO33.3H.3H22OO
BöhmiteBöhmite Monohydroxide :Monohydroxide : -AlOOH, Al-AlOOH, Al22OO33.H.H22OO
DiasporeDiaspore -AlOOH, Al-AlOOH, Al22OO33.H.H22OO
DI INDONESIA TIPE BIJIH UMUMNYA ADALAH
Sumber: ALCAN
Sumber: ALCAN
Bauxite typical composition (major and minor or trace)
Sumber: ALCAN
Temperatur dan tekanan pelarutan berbagai mineral
pada bauksit dalam larutan NaOH
Penambangan dan Pencucian Bijih
• Tambang bauksit adalah tambang terbuka karena keterdapatan
bijih yang dekat permukaan tanah.
• Negara-negara dengan tambang bauksit: Brazil, Australia, Jamaika,
Indonesia, China
• Setelah ditambang, bijih bauksit dicuci dulu untuk menghilangkan
clay dan silika reaktif dalam bijih.
Pencucian bauksit. Contoh Diagram alir
Hopper Feeder Scrubber Jaw Crusher Vibrating Screen 50 mm Opening Double Deck Vibrating Screen 10mm & 3mm Opening Vibrating Screen 12# Screen Oversize + 50 mm Screen Oversize + 10 mm Screen Oversize + 3 mm + 50 mm Screen Oversize + 12# Belt Conveyor Stockpile Undersize Undersize Undersize Tailing Pond 1 Tailing Pond 2 Overflow Fresh Water Supply Pond Additional Water Additional Water Additional Water Recycled water Scrubber Product Crude bauxiteContoh-contoh foto aktivitas pencucian bauksit
di P. Bintan
Pabrik Pencucian
10 Silika reaktif terbawa ke dalam material halus dan dipisahkan
sebagai undersize proses washing (misalnya dengan shaking table) dan screening disposed in tailing
Tiga tipe produk alumina
1. SGA (smelting grade alumina)
sebagai bahan baku pabrik peleburan aluminium
2. CGA (chemical grade alumina)
- abrasive
- refractory
- ceramic
- chemical industries (tooth paste, katalis, coating, etc).
3. Alumina hidrat
(masih mengandung air kristal, tidak
dilakukan kalsinasi)
Tipe produk dan penggunaannya (lanjutan)
3. Alumina hidrat
Alumina hidrat banyak digunakan sebagai bahan dasar beberapa industri kimia antara lain koagulan, filler, keramik dan lainnya.
Jenis koagulan yang utama yang menggunakan alumina hidrat sebagai bahan baku utamanya adalah alumina sulfat (tawas)
dan Poly-Aluminium Chloride (PAC).
Tawas adalah senyawa dengan rumus kimia Al2(SO4)3 sebagai hasil dari reaksi alumina hidrat Al(OH)3 dengan asam sulfat
Al(OH)3 + H2SO4 Al2(SO4)3
Tawas biasa digunakan sebagai bahan kimia untuk penjernih air
(koagulan) dan bahan baku utama pada instalasi pengolahan air industri (water treatment).
Perbedaan antara
chemical grade alumina
(CGA) dan
smelter grade alumina
(SGA)
Parameter SGA
(Smelter Grade Alumina)
CGA
(Chemical Grade Alumina) Ukuran
butiran
Relatif lebih kasar Bervariasi dari halus hingga kasar, bergantung pada aplikasi produk dan kebutuhan pasar
-alumina (alpha phase)
Tidak banyak diperlukan (tipikal 25%)
Diperlukan.
Distribusi ukuran partikel
Tidak terlalu dipentingkan Harus dikontrol untuk setiap penggunaan tertentu
Pengotor Tidak terlalu ketat persyaratannya.
PROSES BAYER
• Proses Bayer adalah satu-satunya rute proses yang diterapkan di industri untuk memproduksi alumina dari bauksit.
PROSES BAYER
Pada dasarnya Proses Bayer terdiri dari 4 tahap utama dalam : 1. Digestion
2. Klarifikasi 3. Presipitasi 4. Kalsinasi
DIGESTION
Bauksit yang telah digerus halus direaksikan dengan larutan NaOH panas di dalam digester larutan sodium aluminate (Na[Al(OH)4])
PROSES BAYER
Digestion
- Pelarutan aluminium dalam tangki bertekanan - Leaching agent: NaOH
- Mengapa tidak dilakukan
pelindian dengan asam
?• Dalam asam, Fe dan Ti dalam mineral larut dan
mengkonsumsi asam
• presipitat Al(OH)3 dari pelindian asam berbentuk
gel,
sulit dicuci dan difiltrasi
- Reaksi pelindian:PROSES BAYER
PROSES BAYER
Digestion
Contoh foto DIGESTER
- Tipikal kondisi pelindian:
- temperatur : 110 – 140 oC - tekanan : 400 kPA
- konsentrasi NaOH : 140 g/l - waktu pelindian : 1 jam - temperatur : 180 –250 oC - tekanan : 800 kPA
- Konsentrasi NaOH :
200- 300 g/l
- Waktu pelindian : 2 - 4 jam
- Temperatur dan tekanan yang lebih tinggi
kadang digunakan untuk meningkatkan laju pelindian efek negatifnya korosi dan
pelarutan oksida lain selain Al2O3
GIBBSITE
BÖHMITE & DIASPORE Pelindian dilakukan dalam reaktor silidris tegak bertekanan dan bertemperatur tinggi yang disebut DIG E S TE R .
Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas proses digestion
•
Konsentrasi kaustik soda bebas dalam
feed liquor
•
Persen alumina dalam bijih
•Persen solid
•
Temperatur
Efek Negatif Silika Reaktif
• Semakin tinggi kandungan silika reaktif, konsumsi NaOH dan kehilangan alumina semakin meningkat. • Silika bereaksi dengan NaOH membentuk sodium
silikat, Na2SiO3.
• Sodium silikat kemudian bereaksi dengan sodium aluminat membentuk sodium aluminosilikat yang tidak larut kehilangan alumina.
2NaAlO2(aq) + 2Na2SiO3 + 4H2O Na2Al2Si2O8.2H2O(s) + 4NaOH SiO2 + 2NaOH Na2SiO3(aq) + H2O
Klarifikasi
- Larutan kaya yang mengandung alumina dipisahkan dari mineral-mineral pengotornya yang tidak larut dengan
pengendapan
(settling),pengentalan
(thickening) danpenyaringan
(filtration).- Campuran pengotor padat dikenal dengan istilah
RED MUD lumpur merah.
- Kandungan utama RED MUD: Fe2O3, SiO2 dan TiO2, Al2O3 serta Na2O, K2O, CaO dan MgO dalam persentase lebih kecil.
Klarifikasi
PROSES BAYER
- Pengotor dengan ukuran partikel kasar yang kandungan utamanya silika biasanya dipisahkan dengan siklon diikuti pencucian dan klasifikasi.
- Partikel halus dipisahkan melalui serangkaian thickener yang biasanya ditambahkan juga flokulan untuk meningkatkan kejernihan liquid overflow -nya
- Overflow dari thickener
kemudian disaring, umumnya menggunakan pressure filter untuk memisahkan solid yang masih terikut (trace solids) - Underflow dicuci sebelum
didisposisi
Contoh foto thickener dalam sebuah pabrik pengolah bauksit
Presipitasi
- Aluminium hydrate dikristalisasi dari larutan hasil pelindian:
2NaAlO2 + 4H2O Al2O3.3H2O + 2 NaOH
~
kebalikan dari reaksi pelarutannya ditambahkan seeding berupa
serbuk alumina hidrat
untuk mempercepat proses kristalisasinya
Presipitasi alumina hidrat
•
Dilkukan dalam tangki dengan volume 4000 s/d 6000
m³
•
Mempunyai kinetika yang lambat (hingga 48 jam)
menjadi pengendali laju proses secara keseluruhan
•
Fenomena yang terjadi saat presipitasi
–
Nukleasi
–
Agglomerasi
–
Pertumbuhan (growth)
Kalsinasi
Hydrate dikalsinasi untuk menghasilkan Al2O3 murni untuk memproduksi logam Al atau untuk keperluan lain (CGA)
Al2O33H2O Al2O3 + 3H2O
Regenerasi larutan
Dilakukan dari unit pencucian red mud, pencucian alumina hidrat.
Kalsinasi dilakukan dalam
rotary kiln, fluidized
Kalsinasi
• Pada proses kalsinasi dengan fluid flash roaster,
alumina hidrat diumpankan secara counter current dengan udara panas hasil pembakaran fuel oil atau gas.
• Pada rentang suhu 180-600oC, pertama-tama terjadi
penghilangan free moisture yang diikuti dengan air kristal.
• Pada suhu yang lebih tinggi terbentuk partikel yang
berukuran lebih kasar (luas permukaan turun)
Penanganan Red Mud
• Fasilitas penimbunan residu (RSF/TSF) harus dirancang
sedemikian rupa sehingga cukup untuk menampung red mud selama umur pabrik dengan memperhitungkan curah hujan pada lokasi dimana pabrik berada.
• Air dalam red mud mempunyai pH dalam selang 12-13.
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 85 Tahun 1999 mengenai pengelolaan limbah berbahaya dan beracun dan PP No. 82 Tahun 2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, air yang masuk ke lingkungan harus sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan, diantaranya yaitu pH 6 – 9, zat padat terlarut (TDS) 1000
mg/L, zat padat tersuspensi (TSS) 100 mg/L, besi terlarut total 5 mg/L.
Contoh foto dampak kebocoran red mud di sebuah pabrik alumina di Hungaria. Kejadian tersebut menimbulkan kerugian yang besar dan memerlukan waktu 1 tahun untuk membersihkan limpahan red mud tersebut.
•
Sebagian air dari fasilitas penimbuhan red mud akan
dikeluarkan ke lingkungan. Olehkarenanya air ini harus
dinetralisasi terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke
lingkungan.
•
Metode yang banyak diterapkan adalah penetralan
dengan air laut. Air limbah yang sudah dinetralkan
dengan air laut dapat dialirkan ke dalam laut dalam
dengan asumsi karakteritiknya sudah sama dengan
karakteristik air laut.
•
Metode pentralan lain: dengan air gambut, air asam
tambang (bila tersedia di sekitar pabrik)
Pictorial flowsheet, sumber ALCAN
• Meningkatkan total recovery pabrik
• Menurunkan konsumsi NaOH hingga 30 kg/ton Al2O3 dari
sekarang di kisaran 40-50 kg/ton
• Menurunkan dampak negatif silika reaktif, misalnya
dengan proses pre-desilication
• Mempercepat waktu proses, khususnya laju proses
presipitasi alumina hidrat
• Menurunkan scaling dan penyumbatan-penyumbatan
(blockages)
• Menurunkan kebutuhan air dengan sebanyak mungkin
dilakukan recycle air.
Pengembangan-pengembangan dan optimasi
proses pemurnian alumina
Pengembangan-pengembangan dan optimasi
proses pemurnian alumina (lanjt.)
• Memperbaiki efisiensi penggunaan panas pada proses
kalsinasi dan menurunkan konsumsi energi total pabrik pemurnian
• Menurunkan biaya investasi pabrik < US $500/ton-alumina
per tahun sehingga diperoleh IRR > 18%
• Menurunkan biaya operasi pabrik
• Menghasilkan produk dengan spesifikasi yang memenuhi
kebutuhan pasar saat ini dan saat mendatang
• Pengembangan fasilitas penimbunan red mud yang aman
bagi lingkungan, Meminimalkan dampak lingkungan, memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja