• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK PEKERJA YANG BEKERJA DI PT. INDONUSA AGROMULIA DIKECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK PEKERJA YANG BEKERJA DI PT. INDONUSA AGROMULIA DIKECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK PEKERJA YANG BEKERJA DI PT. INDONUSA AGROMULIA DIKECAMATAN GERAGAI

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Oleh :

Maryati, SH, MH

M. HattaAbstrak

PT. Indonusa Agromulia Jambi penyedia tenaga kerja jasa dan Koperasi Sawit Reza Jaya telah memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku. Kendala yang dihadapi PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu: Kurangnya tenaga-tenaga ahli dalam jasa penunjang perkebunan sawit yang mempunyai keahlian khusus yang ditetapkan. Investasi yang cukup besar dalam hal peralatan, human skill dan teknologi. Pasar dalam hal outsourcing yang belum banyak sehingga kurang menjanjikan profit untuk jangka pendek. Langkah yang dilakukan oleh PT. Indonusa Agromulia Jambi yaitu : Para pekerja yang mempunyai ketekunan dan profesional yang tinggi dalam kerjanya dipilih oleh perusahaan untuk mengambil kursus dan pelatihan untuk memperoleh keahlian yang diperlukan bagi perusahaan dengan dibiayai oleh perusahaan. Para persero pengurus dari PT. Indonusa Agromulia Jambi berusaha untuk mencari usaha-usaha yang lain dengan jalan melebarkan sayap ke luar daerah. Berusaha untuk memenuhi peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk semua jenis pekerjaan yang ada dengan tetap memperhatikan kemampuan finansial yang dimiliki dan tetap mengutamakan kualitas pelayanan yang baik.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Hak-hak Pekerja.

A.Latar Belakang

Berangkat dari bunyi pasal 33 ayat (3) UUD 1945 tentang Perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan yang berbunyi : bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah milik negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, maka dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sekarang yang menitik beratkan pada pembangunan dalam bidang ekonomi, hukum mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menunjang kemajuan perekonomian di Indonesia. Pelaksanaan pembangunan dengan penekanan yang lebih menonjol kepada segi pemerataan.

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat

Maryati, SH, MH. adalah Dosen Tetap PS. Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Batanghari Jambi.

M. Hatta. adalah Mahasiswa PS. Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

(2)

dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.Sebaliknya, berhasilnya pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat.1

Pembangunan dapat dilaksanakan dan berhasil jika situasi nasional mantap.Makin mantap stabilitas nasional, makin lancar usaha pembangunan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas adalah unsur yang saling berkaitan, karena itu dalam pelaksanaan pembangunan harus senantiasa diusahakan keseimbangan yang serasi antara ketiga unsur tersebut.

Hampir setiap bidang kehidupan sekarang ini diatur oleh peraturan-peraturan hukum.Melalui penormaan terhadap tingkah laku manusia ini hukum menelusuri hampir semua bidang kehidupan manusia.Campur tangan hukum yang semakin meluas kedalam bidang kehidupan masyarakat menyebabkan masalah efektivitas penerapan hukum menjadi semakin penting untuk diperhitungkan.Itu artinya hukum harus bisa menjadi institusi yang bekerja secara efektif didalam masyarakat.

Bagi suatu masyarakat yang sedang membangun, hukum selalu dikaitan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik, sebab melalui norma hukum yang dimaksud maka diharapkan ketertiban dan kepastian dapat terpenuhi sehingga mampu mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam kehidupan masyarakat.

Demikian juga apa yang telah dilakukan oleh PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam perkembangan untuk melaksanakan pembangunan telah banyak melakukan aktivitas bisnis, sehingga harus ada ketentuan-ketentuan hukum yang dapat dijadikan payung agar apa yang dilakukan sebagai suatu bentuk usaha yang memberikan rasa aman (baca : norma, tertib dan kepastian) sebab selaku pelaku bisnis ketertiban dan kepastian hukum harus mampu mengemban misi dengan sebaik-baiknya, apalagi bila perhatian yang tertuju pada persoalan globalisasi perdagangan yang merupakan persaingan pasar terbuka yang menjadi kata kunci yang paling krusial.

Penyediaan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT. Indonusa Agromulia Jambi tersebut diatas, menjadi suatu bukti nyata bahwa harus ada norma hukum yang mampu memberikan rasa ketertiban dan kepastian sehingga dapat memberikan rasa aman dalam melaksanakan prestasinya dari masing-masing pihak yang melaksanakan pekerjaan.

Berkenaan dengan hal itu maka norma hukum telah memberikan pedoman sebagai dasar hukum dari sebagaimana diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (Pasal 64, 65 dan 66) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Kep. 101/Men/VI/2014 tahun 2004 tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja / Buruh (Kepmen 101/2004 serta dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang Paket kebijakan Iklim Investasi.

(3)

PT. Indonusa Agromulia merupakan Perseroan Terbatas yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jambi, perseroan ini merupakan perusahaan yang bergerak dan berusaha dalam bidang perkebunan.

Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian cepat membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat, lingkungan yang sangat kompetitif menurut PT. Indonusa Agromulia sebagai pelaku usaha untuk menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang memerlukan respons yang cepat dan fleksibel dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Untuk itu PT. Indonusa Agromulia Jambi melakukan suatu perusahaan struktural dalam pengelolaan usaha dengan memperkecil rentang kendali manajemen, dengan memangkas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi lebih efektif, efisien dan produktif.

Praktek sehari-hari usaha perkebunan lebih banyak menguntungkan bagi perusahaan tetapi tidak demikian dengan pekerja/buruh yang selama ini lebih banyak merugi, karena hubungan kerja selalu dalam bentuk tidak tetap/kontrak (PKWT), upaha lebih rendah, jaminan sosial kalaupun ada hanya sebatas minimal, tidak adanya job security serta tidak adanya jaminan pengembangan karir, sehingga dalam keadaan seperti itu pelaksanaan pekerjaan akan menyengsarakan pekerja/buruh dan membuat kaburnya hubungan industrial. Pelaksanaan pekerjaan banyak dilakukan untuk menekan biaya pekerja/buruh (labour cost) dengan perlindungan dan syarat kerja yang diberikan jauh dibawah dari yang seharunya diberikan sehingga sangat merugikan pekerja/buruh.

Keberadaan PT. Indonusa Agromulia dimulai pada tahun 2008 berdasarkan pemberian izin lokasi oleh Bupati Tanjung Jabung Timur. Berdasarkan suratnya No. 455 Tahun 2008, berdasarkan izin lokasi tersebut PT. Indonusa Agromulia mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan di bagi 50 dengan koperasi sawit Resajaya, untuk tanah/lahan seluas ± 11.485 Hektar di Kecamatan Mendahara dan Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan kajian ilmiah melalui penelitian dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk skripsi, untuk itu maka penulis memilih judul “Perlindungan Hukum Bagi Hak-Hak Pekerja Yang bekerja di PT. Indonusa Agromulia Di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti lebih lanjut dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja

padaPT. Indonusa Agromulia ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi PT. Indonusa Agromulia sebagai penyedia

tenaga kerja dalam memberikan perlindungan hukum terhadap tenaga kerjanya ?

3. Upaya-upaya penanggulangan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi

(4)

C. Pembahasan

1.Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja padaPT. Indonusa Agromulia

Perusahaan PT. Indonusa Agromulia Jambi mempersiapkan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan kerja yang lebih baik agar dapat berjalan lebih lancar, sehingga diperlukan pekerjaan yang salah satunya adalah pekerjaan pemborongan pekerjaan atau disebut dengan outsourcing dan buruh harian lepas. Menurut Makmud bahwa sepengetahuan pekerja di PT. Indonusa Agromulia ini ada yang diangkat sebagai pegawai kontrak dan juga yang diangkat sebagai buruh harian lepas.

Oleh karena itu beberapa kegiatan penunjang yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi diserahkan kepada pihak kedua. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah pekerjaan Penyediaan Tenaga Kerja Penunjang Operasi, kebersihan (cleaning service), keamanan (security), bidang logistik, bidang pemeliharaan dan pembersihan gedung, bidang sumber daya manusia dan sebagainya.

Khusus untuk pekerjaan Penyediaan Tenaga Kerja penunjang operasi, PT. Indonusa Agromulia Jambi bekerjasama dengan pihak koperasi Sawit Resa Jaya.

Menurut Panance bahwa pegawai kontrak itu umumnya mereka yang mempunyai keahlian-keahlian sedangkan buruh harian lepas adalah penduduk yang berdiam disekitar perusahaan.Pendapat diatas didukung juga oleh Mahmud bahwa perusahaan memberikan perhatian penuh kepada karyawannya terutama dalam masalah karir, pendapatan dan juga perlindungan.

Diharapkan dengan caraoutsourcing dan buruh harian lepas, penanganan kegiatan penunjang betul-betul ditangani oleh pihak yang berkompeten dengan hasil kerja lebih profesional.

Penyediaan tenaga kerja jasa penunjang operasi lapangan Jambi di PT. Indonusa Agromulia Jambi, dilakukan oleh pihak Koperasi Sawit Resa Jaya dengan kontrak dan buruh harian lepas sedangkan pekerjaan penyedian tenaga kerja pekerjaan jasa penunjang operasi lapangan PT. Indonusa Agromulia Jambi (Outsourcing Operasi) meliputi kegiatan untuk membantu kegiatan PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam rangka pelaksanaan operasional PT. Indonusa Agromulia Jambi meliputi pembangunan infrastruktur, pembibitan benih pangan, pelaksanaan land clearing, penanaman bibit tanaman, pembuatan pengairan, pemupukan tanaman, dll.

Dengan demikian pekerjaan penyediaan tenaga kerja pekerjaan jasa penunjang ini benar-benar terpisah dari kegiatan utama, bahkan dapat dikatakan sebagai kegiatan penunjang. Agar pekerjaan ini berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan, maka pihak pengguna jasa dalam hal ini PT. Indonusa Agromulia Jambi, menunjuk Kepala Bagian Pengendalian, Kepala Tata Usaha perusahaan untuk mewakili selaku Direksi / pengawas pekerjaan dan berwenang untuk memberikan instruksi, pemberitahuan serta bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perjanjian.

Selanjutnya Koperasi Sawit Resa Jaya sebagai pihak kedua merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha

(5)

pelaksanaannya, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan di Jambi berkantor di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Dalam kerja samaoutsourcing ini, selain pengguna jasa dan penyedia jasa pihak lain yang terkait langsung adalah pekerja penunjang itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya mereka tetap harus mendapatkan perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja yang telah ditetapkan dalam undang-undang, dalam hal ini dilakukan oleh Koperasi Sawit Resa Jaya.Perlindungan dan syarat-syarat kerja yang diberikan kepada tenaga kerja penunjang operasi antara lain :

1.Tenaga Kerja

PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam melaksanakan pekerjaan jasa penunjang operasional PT. Indonusa Agromulia Jambi ini, didukung beberapa orang tenaga kerja. Umur minimal pekerja adalah 21 (dua puluh satu) dan umur tidak boleh melampaui 55 (lima puluh lima) tahun, tidak ada tenaga kerja anak dan perempuan dibawah umur, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 76-75 tentang pekerja anak, pasal 76 tentang jam kerja malam bagi pekerja wanita, pekerja wanita hanya 1 (satu) orang, bekerja sebagai staf administrasi jasa penunjang yang bekerja sesuai dengan waktu kerja biasa.

1. Hari kerja dan Sistem Kerja

Jumlah hari kerja perbulan untuk pekerja buruh harian lepas adalah 30 hari kerja sedangkan sistem kerja normal adalah 8 jam per hari 40 jam per minggu untuk waktu kerja 5 hari dalam 1 minggu selebihnya dianggap jam kerja lembur. 2. Pengupahan

Upah adalah hak yang diterima tenaga kerja dalam bentuk uang sebagai imbalan pekerjaan yang dibayarkan perusahaan jasa penunjang selaku pelaksana pekerjaan kepada tenaga kerjanya berdasarkan klasifikasi pekerjaan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan.

Upah tenaga kerja terdiri atas upah pokok dan tunjangan-tunjangan sedangkan buruh harian lepas upah tanpa tunjangan.

Besaran upah pokok untuk klasifikasi pekerjaan terendah (Unskill) adalah sama atau memenuhi ketentuan besaran upah minimum sektoral Propinsi.

Dalam hal terjadi kenaikan UMP/UMSP oleh pemerintah diatas upah pokok terendah, maka Kepala Tata Usaha harus mengajukan usul kepada Direksi tentang kenaikan upah pokok tenaga kerja dan direalisasikan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Perusahaan tetap mengikutsertakan setiap pekerjanya pada program Jamsostek melalui PT. Jamsostek (Persero) sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Menteri Tenaga kerja No : Kep-150/Men/1999 tanggal 16 Agustus 1999 dengan total iuran setiap bulan sebesar 10,8% x upah tetap per bulan, dan jika keuangan perusahaan bisa membaik akan diupayakan pembayaran iuran Jamsostek ditanggung oleh perusahaan dengan perincian sebagai berikut:

a. Jaminan Hari Tua (JHT) : 3,7% x upah tetap per bulan

b. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) : 6,0% x upah tetap per bulan. c. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) : 0,8% x upah tetap per bulan

d. Jaminan Kematian (JK) : 0,3% x upah tetap per bulan

(6)

PT. Indonusa Agromulia Jambi sebagai perseroan terbatas yang berdiri sejak tahun 2008 telah banyak mengalami pasang surut dalam melaksanakan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.Dalam perkembangannya saat ini PT. Indonusa Agromulia Jambi sebagian besar tergantung pada perkebunan sawit.

Namun karena minimnya peraturan-peraturan tentang ketenagakerjaan dan peraturan-peraturan pelaksananya, menyebabkan penyedia tenaga kerja jasa penunjang operasional perkebunan sawit ini masih banyak menemui hambatan/kendala.

Kendala-kendala yang dihadapi PT. Indonusa Agromulia Jambi itu antara lain :

a. Bila terjadi perselisihan kepentingan diantara perusahaan dengan buruh/pekerja belum ada ketentuan-ketentuan aturan hukum yang mengaturnya. Disini pekerja dominan lebih dirugikan

b. Birokrasi perizinan untuk penyediaan jasa tenaga kerja outsourcing yang masih berbelit-belit hal ini menyebabkan pengurusan menjadi sangat lamban dan berlarut-larut yang menimbulkan rasa enggan bagi perusahaan dalam pengurusan perizinan.

c. Adanya perbedaan kepentingan yang bertolak belakang dari para pihak dikarenakan ada 3 (tiga) pihak yang berhubungan langsung dalam setiap penandatanganan perjanjian kerjasama yaitu perusahaan berikan pekerjaan, koperasi penerima pekerjaan dan pekerja dari sekitar daerah perusahaan tersebut yang menyebabkan terjadinya perselisihan karena adanya pelanggaran terhadap isi perjanjian (cedera janji atau wanprestasi) dari para pihak.

d. Kondisi ekonomi perusahaan yang tidak stabil, faktor ini memang tidak berpengaruh seketika akan tetapi dalam waktu yang tidak terlalu lama akan berdampak. Yang mengakibatkan timbulnya kesulitan untuk memenuhi isi perjanjian, karena harga kontrak kerja yang telah dibuat tidak lagi sebanding dengan kondisi ekonomi.

3. Upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang di hadapi

Demikian banyak hambatan yang dialami oleh PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam usaha penyediaan tenaga kerja jasa penunjang ini, dengan segala upaya yang dimiliki pengelola melakukan beberapa tindakan antara lain”

a. Bila terjadi perselisihan kepentingan diantara perusahaan pemberi jasa dengan buruh/pekerja mengingat hal ini belum diatur dalam peraturan perusahaan, penyediaan jasa dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni antara perusahaan dan pekerja. Pekerja dan pengusaha melakukan pertemuan untuk membicarakan perselisihan yang timbul dan menyelesaikan persoalan secara cepat serta mengembalikan persoalan kepada aturan hukum yang berlaku. b. Untuk mengatasi lambannya dalam perizinan yang menyebabkan

pengurusan menjadi sangat lamban dan berlarut-larut PT. Indonusa Agromulia Jambi tetap berpegang pada peraturan pelaksanaan outsourcing yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

(7)

menjadi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, perusahaan wajib memiliki izin operasional dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota sesuai domisili perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Instansi berwenang saat ini adalah pihak Depnakertrans Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan perusahaan juga memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Koperasi penyedia tenaga kerja.

c. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. Penyampaian keinginan itu dilakukan secara dua pihak yakni antara perusahaan dan pekerja, di luar jalur hukum yang disebut Penyelesaian secara bipartite.

d. Untuk mengatasi kesulitan tersebut perusahaan berusaha mencari sumber dana dan sumber usaha yang lain.

D.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dalam bab ini penulis menarik kesimpulan yang merupakan inti dari seluruh pembahasan.

1. Dalam menjalankan usaha perkebunan sawit perusahaan PT. Indonusa Agromulia Jambi penyedia tenaga kerja jasa dan Koperasi Sawit Reza Jaya telah memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Kendala yang dihadapi PT. Indonusa Agromulia Jambi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu:

a. Kurangnya tenaga-tenaga ahli dalam jasa penunjang perkebunan sawit yang mempunyai keahlian khusus yang ditetapkan.

b. Investasi yang cukup besar dalam hal peralatan, human skill dan teknologi.

c. Pasar dalam hal outsourcing yang belum banyak sehingga kurang menjanjikan profit untuk jangka pendek.

3. Bahwa dengan berbagai hambatan tersebut PT. Indonusa Agromulia Jambi telah melakukan beberapa langkah:

a. Para pekerja yang mempunyai ketekunan dan profesional yang tinggi dalam kerjanya dipilih oleh perusahaan untuk mengambil kursus dan pelatihan untuk memperoleh keahlian yang diperlukan bagi perusahaan dengan dibiayai oleh perusahaan.

b. Para persero pengurus dari PT. Indonusa Agromulia Jambi berusaha untuk mencari usaha-usaha yang lain dengan jalan melebarkan sayap ke luar daerah.

c. Berusahaan untuk memenuhi peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk semua jenis pekerjaan yang ada dengan tetap memperhatikan kemampuan finansial yang dimiliki dan tetap mengutamakan kualitas pelayanan yang baik.

E. Saran

1. Sebaiknya harus ada pengawasan dari Pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Daerah (Depnaker) serta pengawasan dari PT. Indonusa

(8)

Agromulia Jambi terhadap jasa Outsourcing yang telah di perketat supaya pekerja outsourcing lebih terlindungi hak-hak hukumnya.

2. Hendaknya PT. Indonusa Agromulia Jambi segera memenuhi ketentuan yang berlaku dalam rangka memperbaiki sistem kerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu upah dan tunjangan-tunjangan yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi dan juga Surat Perjanjian Kerja (SPK).

3. Harus membuat atau mengikutsertakan para pekerjanya dalam program asuransi yang lain yang lebih menjamin kesejahteraan bagi para pekerja selain dari program Jamsostek yang dianggap terlalu mempersulit dan membebani para pekerja.

4. Harusnya PT. Indonusa Agromulia menghadirkan tenaga ahli dibidang perkebunan atau teknologi dalam bidang perkebunan untuk melakukan pelatihan terhadap karyawan / pekerja dalam rangka untuk menambah ilmu pengetahuan / wawasan.

F. Daftar Pustaka

Jumialdji. F. X. Perjanjian Kerja. Bumi Aksara : Jakarta, 2001.

Hadisoeprapto, Hartono, Pokok-pokok Hukum Perikatan dan Jaminan. Liberty : Yogyakarta, 2003.

Harapan, Yahya, M. Segi-segi Hukum Perjanjian. Alumni : Bandung, 1999.

Marhijanto, Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer, Bintang Ilmu : Surabaya.

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perikatan,Alumni : Bandung, 2002.

Meliala, Syamsuddin, Qirom, A. Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya. Liberty : Yogyakarta, 2001.

Perangin, Effendi, Kontrak Kerja Dalam Bisnis, Pustaka Agung : Jakarta, 2001. Prodjodikoro, Wirdjono. R. Asas-asas Hukum Perjanjian. Sumur : Bandung, 1999. Soedjono, Wibowo, Hukum Perjanjian Kerja, Bina Aksara : Jakarta, 2001.

Soekanto, Soerjono, Tata Cara Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Hukum, Ghalia Indonesia : Jakarta, 1990.

Soemitro, Ronihanitijo. Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia : Jakarta, 2001.

Subekti. R. Aspak-aspek Hukum Perikatan Nasional. Alumni : Bandung,2001.

Subekti.R dan Tjitrosudibio.R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.Pradnya Paramita : Jakarta, 2002.

Hukum Perjanjian, PT. Intermasa : Jakarta, 2004

Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa : Jakarta, 2004 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan (1) Hasil dari pendekatan awal didapat remaja terlantar sejumlah 140 remaja terlantar yang akan dibagi menjadi dua angkatan

Patutlah kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan pimpinan dan bimbingan-Nya maka Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir (TA) bagi mahasiswa

Melakukan pengamatan pada sampel cabai merah dengan berbagai variasi sampel, sampel tertutup didalam lemari pendingin, sampel tertutup didalam ruang kaca dan sampel

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKLUSI PADA SISWA KELAS XI TGB SMK

Dalam perspektif budaya Muna yang terefleksi dari nyanyian “Nabalano Nemandemo”, seorang anak dipandang berada pada posisi yang istimewa dan harus senantiasa dijaga dengan

Agak berbeda dari ruang tunggu klinik-klinik ruang tunggu pada rehabilitasi medik akan memerlukan perhatian yang lebih tentang masalah interaksi, gerak dan

Data Tabel 4 mengidikasikan bahwa kerja dari kontrol pengaman lebur baik se- kali, sebab kalau ada salah satu pengaman lebur yang putus, baik pengaman lebur fa- sa R, pengaman

Memperhatikan penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa esensi dari talak adalah hak suami untuk menceraikan isterinya yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang