• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEGIATAN PROGRAM CSR PERIODE 2010 PADA MASYARAKAT RIAU DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE EMP MALACCA STRAIT S.A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KEGIATAN PROGRAM CSR PERIODE 2010 PADA MASYARAKAT RIAU DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE EMP MALACCA STRAIT S.A."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 19 KAJIAN KEGIATAN PROGRAM CSR PERIODE 2010 PADA MASYARAKAT

RIAU DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE EMP MALACCA STRAIT S.A.

Pentasari Yuniasih & Ulani Yunus

Marketing Communication Department, Faculty of Economic and CommunicationBinus University

Email: pentasari@gmail.com dan uyunus@binus.edu

ABSTRACT

The results of this research note that CSR programs among which held EMP Supplementary Feeding as health programs and making Sago as Food Processing economic empowerment program. Supplementary feeding activities are provide additional food in the form of vitamin C, milk, cake, green bean porridge, and food from sago products, child health screening and data collection. Manufacture of processed food sago training activity is the manufacture of food from sago, manufacture and marketing of processed sago. Program activities include a category Responsible Business Practice because the company carrying out business activities beyond those required by law not only do social responsibility but sustainable such as growing new businesses outside the company and carry out investments that support social activities with the aim of improving the welfare of the community and preserve the environment such as reduced mortality in pregnant women and young children with supplementary feeding for children under five. Conclusion CSR activities EMP Malacca Strait SA in improving the company's image through Responsible Business Practice, the public interest and accordance with the company's goals and expectations of the community, able to work and appreciated by the public, and intelligent in seeing business opportunities.

Key Words: Public Relations, CSR , Corporate Image ABSTRAK

Hasil penelitian ini diketahui bahwa Program kegiatan CSR yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan Tambahan sebagai program kesehatan dan Pembuatan Pangan Pengolahan Sagu sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pemberian makanan tambahan kegiatannya adalah memberikan makanan tambahan berupa vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu , pemeriksaan kesehatan anak dan pendataan. Pembuatan pangan olahan sagu kegiatannya adalah pelatihan pembuatan makanan dari sagu, dan pemasaran hasil pembuatan olahan sagu. Program kegiatan ini termasuk dalam Responsible Business Practice karena perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum bukan hanya melakukan tanggung jawab sosial tapi berkelanjutan seperti menumbuhkan pelaku usaha baru di luar perusahaan serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita dengan pemberian makanan tambahan kepada balita, dan ibu hamil. Simpulan Kegiatan CSR EMP Malacca Strait S.A dalam meningkatkan citra perusahaan melalui Responsible Business Practice, menarik perhatian masyarakat dan sesuai dengan tujuan perusahaan dan harapan masyarakat, dapat bekerjasama dan disukai masyarakat, serta cerdas dalam melihat peluang bisnis.

(2)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 20 PENDAHULUAN

Public relations (PR)memiliki posisi penting dalam suatu perusahaan karena merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya. Pada dasarnya public relations yang menyebarkan informasi, menciptakan, memelihara, dan membina hubungan baik yang harmonis akan mendapatkan citra positif terhadap perusahaan. Menyebar-kan informasi secara lengkap dapat menjawab kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menghasilkan citra yang sempurna (Ruslan, 2010:14). Perusa-haan berlandaskan aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan hidup berperan mewujudkan kesejahteraan sosi-al, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan kunci menyukseskan pembangunan suatu negara. Perusahaan memiliki tang-gung jawab ekonomi perusahaan juga memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat di sekitarnya, tanpa mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya (Widjaja dan Pratama dalam Alfitri, 2011:96).

Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait S.A merupakan salah satu perusahaan swasta di Indonesia yang bergerak di bi-dang eksplorasi dan produksi pertam-bangan minyak dan gas. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang tertuang dalam pasal 74 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-undang ini berisi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (Alfitri, 2011 :189). Tanggung jawab sosial EMP Malacca Strait S.A. fokus

pada suatu tema pengembangan ekonomi lokal (daerah) dan berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan. Pada 1984-2000 awal pelaksanaan tanggung jawab sosial, program dikenal sebagai community care , sedangkan pada tahun 2000 hingga kini disebut community development bagi masyarakat tempatan. Program CSR terse-but dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan investasi sosial serta menurunkan resiko bisnis perusahaan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi (Riau) (Tim CSR EMP, 2010:4).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan per masalahan yaitu: Bagaimana kegiatan corporate social responsibility pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan dalam meningkatkan citra EMP Malacca Strait S.A? Rumusan masalah ini diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1)Apa saja kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan? 2)Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan? 3) Apa faktor yang dapat meningkatkan citra EMP Malacca Strait S.A melalui kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan ? Dengan demikian tujuan penelitiannya adalah untuk: 1) mengetahui kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A., 2) Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A., 3) Untuk mengetahui faktor yang dapat meningkatkan pencitraan EMP Malacca Strait S.A melalui kegiatan CSR.

(3)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 21 KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penelitian ini kerangka penelitiannya disusun sebagai berikut:

0Gambar. 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian

Seperti digambarkan pada Gambar1. Maka dalam kegiatannya, public relations memiliki target untuk para stakeholders. Namun dalam penelitian ini dibatasi pada kategori kegiatan CSR. Program ini dibatasi pada dua kegiatan yaitu pelatihan pembuatan olahan pangan dari sagu dan pemberian makanan tambahan kepada balita dan Ibu hamil. Pada akhirnya menghasilkan citra baik perusahaan.

Kerangka pemikiran ini dilandaskan pada konsep bahwa public relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan orang-orang yang berada di dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan kea-daan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya (Ruslan, 2010:14). Sedangkan menurut (Harlow

dalam Ruslan, 2010:16) menyatakan bahwa publicrelations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, penger-tian, penerimaan dan kerjasama, melibat-kan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu mana-jemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti danmemanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi ke-cendrungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Jadi terdapat aspek cukup penting dalam PR, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis. Oleh karena itu PR harus cepat peka dan pintar membaca situasi dalam keadaan apapun.PR memiliki proses manajemen yang dikemukakan oleh (Cutlip &Kelly dalam Yudarwati, 2004:154) yang menggambarkan bagai-mana proses bagai-manajerial yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksa-nakan aktivitas program CSR.

Kumar dan Subramanian serta Fotler et al (dalam Solihin, 2009:59) mengkla-sifikasikan Stakeholders menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu internal stakeholders,interface stakeholders dan eksternal stakeholders. 1. Internal Stakeholders, terdiri dari

orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Peru-sahaan secara terus-menerus mem-berikan imbalan yang memadai kepada kelompok pemangku kepen-Public

Relation

Stakeholder

Kategori

Kegiatan program CSR di EMPMalacca Strait S.A. 1. Pelatihan

pembuatanolahan pangan dari sagu 2. Pemberian makanan

tambahan kepada balita,dan ibu hamil

Citra Perusahaan

(4)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 22 tingan jenis ini untuk memperoleh

kontribusi hasil kerja mereka. Yang termasuk ke dalam inside stakeholders adalah para manajer (managers), para profesional, dan staf nonoperasional. 2. Eksternal Stakeholders, terdiri atas

orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan sertatindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam kategori.eksternal stakeholders adalah pelanggan (customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal (local communities) dan masyarakat secara umum (general public).

3. Interface Stakeholders, yaitu mereka yang melaksanakan fungsi organisasi secara internal maupun eksternal, atau mereka yang menjadi penghubung antara organisasi dengan lingku-ngannya. Kelompok pemangku kepen-tingan ini adalah staf karyawan, para pemegang saham, pembayar pajak, sertakontributor lainnya.

Pembahasan mengenai citra disebut-kan Frank Jefkins dalam (Soemirat dan Ardianto, 2010:114) Bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Selan-jutnya, Citra menurut (Jalaluddin Rakhmat dalam Soemirat dan Ardianto, 2010:114),

citra merupakan penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Jadi citra adalah sebuah pan-dangan seseorang mengenai realitas dan persepsi tentang segala hal yang sudah atau belum terjadi terhadap kehidupannya.

METODE PENELITIAN

Menurut (Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:21) definisi metodologi kualitatif, yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku orang lain”. Penelitian tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik atau metode pengumpulan data, antara lain: wawancara , observasi, focus group discussion dan studi kasus serta kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan kegiatan pengumpulan data, yaitu: wawancara mendalam, studi dokumen (berdasarkan dokumen arsip perusahaan serta anecdot record), dan observasi partisipan.

Sumber Data

(Patton dalam J.R.Raco, 2010:108) menyajikan tiga jenis sumber data yang akan diaplikasikan dalam penelitian ini:

1. Sumber data yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam (indepth) dengan menggunakan pertanyaan open-ended. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan.

(5)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 23 2. Sumber data yang diperoleh melalui

pengamatan (observation). Data yang diperoleh berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, interaksi personal, dan lain-lain.

3. Dokumen berupa material yang tersimpan. Dokumen juga dapat berupa memorabilia atau kores-pondensi.

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder: 1. Data primer yang dimaksud meliputi

data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan stakeholders EMP Malacca Strait, S.A serta dari hasil observasi.

2. Data sekunder yang digunakan dari penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan (dokumen perusahaan). Satuan Tujuan

Menurut (Bagong Suyanto, 2005:172) terdapat 3 teknik penentuan informan, antara lain:

1. Informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. 2. Informan utama adalah mereka

yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini pertanyaan diajukan kepada informan kunci dan informan utama untuk mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan.

Informan kunci tersebut adalah Bapak Heru Hardono selaku Manager HR&GPA, Bapak Dahrul Hidayat Selaku Manager Communications ,CSR&LandMatter, dan Bapak Ade Abdurachman selaku CSR Koordinator(officer). Sedangkan informan utama adalah Ibu Hanny dengan profesi wiraswasta toko kue anyelir di Purwakarta. Tahapan Riset

Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan menurut (Bodgan dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:84) dibagi atas tiga bagian, yaitu (1) memahami latar penelitian dan persiapan diri, (2) memasuki lapangan dan (3) berperan serta sambil mengumpulkan data. Dalam penelitian ini diuraikan secara berikut:

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

a. Pembatasan Latar dan Peneliti Peneliti mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Latar terbuka terdapat di lapangan umum, pada latar demikian peneliti lebih banyak melakukan pengamatan dan kurang sekali melakukan wawancara. Sebalik-nya pada latar tertutup, peneliti lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan subjek dengan melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti lebih sering menggunakan latar tertutup dari pada latar terbuka pada saat penelitian.

b. Penampilan

Penampilan yang dimaksud adalah penampilan dari peneliti itu sendiri. Peneliti menyesuaikan

(6)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 24 penampilannya dengan kebiasaan,

adat, tata cara, dan kultur latar penelitian. Pada saat penelitian peneliti mengenakan pakaian ra-pih dan sopan, dan setiap hari senin sampai kamis dilarang menggunakan celana jeans. Jam operasional kerja pada hari senin sampai jumat,dan pada pukul 07.00-16.00.

c. Pengenalan Hubungan Peneliti di lapangan

Peneliti bekerjasama dengan sub-jek penelitian. Peneliti bersikap netral di tengah anggota masya-rakat dengan tidak mengubah situasi yang terjadi di daerah penelitian. Peneliti juga aktif bekerja mengumpulkan informasi. d. Jumlah Waktu Studi

Peneliti menentukan pembagian waktu selama satu bulan agar waktu di lapangan dapat diman-faatkan seefisien mungkin.

2. Memasuki lapangan a. Keakraban Hubungan

Peneliti membina keakraban per-gaulan dengan subjek selama bahkan sampai sesudah tahap pengumpulan data. Hubungan peneliti dan subjek melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Para Karyawan selalu membina hubungan kekeluargaan sehingga membuat peneliti nya-man dalam melakukan penelitian. b. Mempelajari Bahasa

Peneliti mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berada pada daerah penelitiannya. Peneliti juga me-mahami simbol-simbol nonverbal yang digunakan oleh orang-orang yang menjadi subjek.

c. Peranan Peneliti

Peran serta peneliti baru dapat terwujud seutuhnya pada saat membaur secara fisik dengan karyawan Energi Mega Persada terutama yang berhubungan dengan aktivitas kegiatan CSR.

3. Berperan serta sambil mengumpulkan data

a. Pengarahan Batas Studi

Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah di-tetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian. Dalam pene-litian, peneliti hendaknya mem-perhitungkan keterbatasan waktu, tenaga, dan mugkin biaya yang digunakan.

b. Mencatat Data

Peneliti membuat catatan la-pangan sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara atau saat menyaksikan suatu kejadian ter-tentu. Pada saat pameran bulan K3L di bakrie Tower peneliti mencatat bagaimana pengunjung merasakan produk CSR, dan mencatat pada saat kunjungan ke Purwakarta menemui pelatih ola-han pangan sagu seperti karakter Ibu Hany pada saat membagikan ilmu pembuatan kue.

(7)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 25 c. Petunjuk Tentang Cara Mengingat

Data

Pada dasarnya peneliti tidak dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus. Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik, tidak dapat membuat catatan yang baik sambil mengadakan wawancara secara mendalam dengan se-seorang. Sehingga peneliti meng-gunakan alat perekam handphone blackberry untuk wawancara. d. Kejenuhan,Keletihan, dan Istirahat

Menghadapi pekerjaan yang itu-itu saja bisa membuat peneliti jenuh dan lelah. Jika sudah demikian, satu-satunya jalan adalah dengan beristirahat secu-kupnya. Istirahat bisa dilakukan dengan memejamkan mata sesaat, menggerak-gerakan tubuh atau berjalan-jalan di sekitar kantor seperti mengunjungi Epicentrum kuningan atau pasar festival, dan makan.

e. Meneliti suatu Latar yang di dalamnya Terdapat Pertentangan Peneliti tetap netral jika mene-mukan orang-orang yang sedang bertentangan atau berselisih pa-ham. Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer menurut (Sugiyono, 2008:137) adalah sebagai berikut: “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui pelaksanaan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti menentukan informan, antara lain: (1). Informan kunci (key informan) adalah Bapak Heru Hardono, Bapak Dahrul Hidayat, dan Bapak Ade Abdurachman. (2). Informan utama adalah Ibu Hanny.

Sedangkan teknik wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (intensive /depth interview). wawancara terus menerus dengan manager general public and affairs, manager CSR, dan CSR officer Energi Mega Persada Strait S.A, serta beberapa waktu kepada para pelanggan produk CSR EMP Malacca Strait S.A baik pelanggan lama maupun pelanggan baru. Dari wawancara tersebut, penulis akan menyiapkan dan menyusun beberapa pertanyaan tentang aktivitas kegiatan CSR dan divisi PR yang memiliki fungsi manajemen di EMP Malacca Strait S.A yang digunakan dalam menjalankan kegiatan CSR berdasarkan pertanyaan-pertanyaan wawancara yang diajukan, dapat mendukungdata-data untuk penulisan tugas akhir penulis. Penulis juga menggunakan handphone untuk merekam selama wawancara berlangsung agar menjaga keutuhan data. Penulis juga terlibat dengan kegiatan sehari-hari di Bakrie Tower Kuningan (Jakarta), mengamati apa yang dikerjakan karyawan GPA dan CSR dan ikut mengerjakan apa yang juga dikerjakan oleh para karyawan. b. Data Sekunder

(8)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 26 (Sugiyono,2008: 137)

menge-mukakan definisi data sekunder sebagai berikut: “Sumber sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumentasi perusahaan. Dari definisi tersebut, penulis mendefinisikan data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen atau database yang tersimpan dalam perusahaan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen milik Malacca Strait S.A., yaitu Company Profile dan Corporate Social Responsibility Annual Report tahun 2010 dan 2011, dan dokumentasi foto. Studi literatur yang dilakukan adalah mencari data kepus-takaan yang mendukung penelitian dari perpustakaan Universitas Binus, perpustakaan Energi Mega Persada, dan perpustakaan Nasional RI . Selain itu peneliti juga menggunakan media online (internet dan website) dan koran untuk melengkapi data sekunder.

Analisis Data

Dari hasil data yang diperoleh dari para responden, penulis akan mengum-pulkan dan menganalisa data yang ada. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup catatan lapangan, dokumen pribadi, dan rekaman resmi lainnya. Untuk pemahaman peneliti kualitatif tidak mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan data lain ke dalam simbol-simbol numerik, tetapi mencoba

menganalisis data dengan segala kekayaannya dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan transkripnya.

HASIL PENELITIAN

Pada informan pertama yang bernama Pak Heru mengatakan, bahwa CSR itu masih memiliki arti sangat luas, dapat berbentuk charity, philanthropy, dan Sustainable. Di EMP CSR sudah Sustainable atau berkelanjutan dan bukan hanya memberikan zakat secara sukarela namun juga memberikan pelatihan-pelatihan agar masyarakat dapat berkembang seterusnya dan tidak terputus seperti jika hanya diberikan zakat dan zakat tersebut habis setelah digunakan. Setelah diberikan pelatihan tetap di monitor dan sistemnya berkelanjutan.

Pada informan kedua yang bernama Pak Ade mengatakan, bahwa Program Kegiatan CSR di EMP Malacca Strait yaitu Pelatihan Pembuatan Olahan Pangan dari sagu sejak 2007, Di Kecamatan Belitung dan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK dan didatangkan pelatih dari Purwakarta bernama Ibu Hani. Pelatihan Pembuatan Olahan Pangan dari Sagu yang dilakukan Bu Hani berupa pembuatan kue paket lebaran. Namun tidak banyak yang bersungguh-sungguh untuk berbisnis kue, padahal sudah mendapatkan pelatih kue yang ahli, alat-alat pembuatan kue yang diberikan sudah menunjang, dan menghasilkan rasa kue yang enak. Kaum perempuan atau ibu lebih banyak kendala karena mereka hanya sebagai pekerjaan kedua setelah pekerjaan rumah tangga selesai. Tahun 2008-2009 dari kegagalan tahun 2007 diadakan strategi baru yaitu didatangkan pelatih kue, ahli dalam membuat kue walaupun tidak sangat ahli

(9)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 27 seperti Ibu Hani dan ditempatkan di Kurau

tetapi selama setahun tidak juga menumbuhkan pelaku usaha baru.

Pada tahun 2010 dibuatkan lagi strategi dengan target pelatihan pembuatan olahan pangan sagu hanya untuk kaum pria di Desa Lukit dan lebih berkembang karena tekad para pria lebih kuat untuk mencari nafkah dan ditemukan tiga pelaku usaha baru Pelatihan Pembuatan olahan Pangan Sagu menjadi cendol kering karena produksi ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan peralatan yang rumit. Salah satu pelaku usaha baru itu adalah Pak Edy. Awalnya Pak Edy hanya berjualan cendol kering di rumahnya. Setelah itu dilakukan program pelatihan lanjutan dimana kembali pada tahun 2007 dengan pembuatan kue brownies dari sagu. Konsepnya berbeda dengan tahun 2007, yang tahun ini pesertalah yang mendatangi Ibu Hani. Oleh karena itu peserta magang atau dilatih di tempat Bu Hani di Purwakarta agar lebih mudah dan terjangkau dari sisi waktu dengan Ibu Hani. Peralatannya lebih memadai, dengan tinggal di tempat pelatihan para peserta bisa merasakan aura seperti apa berbisnis, bisa merasakan irama produksi, pemasaran, dan juga administrasi karena Ibu Hani adalah pengusaha Toko Kue Anyelir kue yang sukses di Purwakarta yang mendapatkan omset puluhan juta perbulan. Seiring berjalannya waktu dan diamati ternyata terpilih Edy yang menjadi satu-satunya dari tiga kandidat yang termotivasi dan komitmen untuk menjadi pengusaha. Ketiga kandidat lainnya hanya sekedar senang mengikuti pelatihan pembuatan kue, jalan-jalan, dan mendapatkan makanan. Setelah evaluasi

Pak Edy magang oleh Ibu Hany, ia mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga dia dapat berbisnis di Kurau dan diakui oleh Pemerintah Daerah setempat.

Selain Pelatihan Pangan Olahan sagu juga terdapat PMT yaitu Pemberian Makanan Tambahan kepada balita dan ibu hamil. Tujuan harus ada Generasi Penerus yang sehat dari Pelaku Usaha yang sudah sukses seperti Pak Edy, dan mendapatkan IQ tinggi sehingga dapat melanjutkan sebagai Pelaku Usaha yang meneruskan Generasi sebelumnya. Selain PMT, POSYANDU juga memberikan pelatihan senam pada ibu hamil, sehingga menurunkan angka kematian bayi dengan ibu hamil rajin datang mengontrol kesehatan pada kandungan. Sebelum itu perusahaan mencari Kader POSYANDU dari masyarakat dan dilatih untuk mengetahui tentang meningkatkan kesehatan masya-rakat dan menjadi ahli menangani kesehatan masyarakat.

Pada Informan Ketiga yaitu Bu Hani mengatakan peralatan dan bahan-bahan diberikan EMP untuk pelatihan pangan pengolahan sagu. Respon masyarakat saat dilatih senang dan Ibu Hani juga sangat senang. Hambatannya hanya susah mendapatkan bahan cokelat di Kurau tapi dikirim dari EMP.

Menurut (Cutlip,&Kelly dalam Yudarwati, 2004:154), yang menggam-barkan bagaimana proses manajerial yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan aktivitas program CSR. Proses ini terdiri dari:

Pengumpulan Fakta

Pada Tahap ini PR diarahkan untuk meneliti masalah atau fakta-fakta yang

(10)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 28 menyangkut CSR yang timbul di

Masyarakat. Seperti sulit menemukan pelaku usaha baru di dalam program kegiatan CSR pelatihan pengolahan pangan sagu dan tidak dapat mengetahui perkembangan anak dan ibu yang dulunya pernah menjadi anggota POSYANDU.

Perencanaan

Tahap ini EMP Malacca Strait S.A membuat keputusan tentang penetapan visi dan misi,tujuan, mempertimbangkan kebi-jakan, menetapkan target, strategi tujuan serta struktur organisasi untuk program CSR yang dilakukan. Visi CSR EMP Malacca Strait yaitu terwujudnya masyarakat yang mandiri, secara ekonomi dan sosial, untuk memenuhi tantangan kesempatan masa depan, baik daerah maupun secara nasional. Misi CSR EMP Malacca Strait bertekad untuk berperan sebagai katalisator pengembangan bagi masyarakat sekitarnya, guna mencapai sasaran pembangunan baik daerah maupun nasional. Tujuan dan target CSR EMP Malacca Strit adalah meningkatkan kualitas kesejahteraan melalui beberapa aspek yang telah menjadi harapan masyarakat di sekitar lapangan migas terhadap perusahaan yaitu: tumbuhnya daya saing masyarakat tempatan melalui peningkatan pendapatan, peningkatan kondisi fasilitas dan layanan kesehatan, peningkatan kualitas SDM pendidikan atau pelatihan. Strategi yang dilakukan membangun kemandirian masyarakat dan membangun hubungan yang saling mendukung melalui kemitraan dengan stakeholder. Landasan kebijakan sesuai dengan PP NO.47 Tahun 2012 tentang “ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas”. Malacca Strait memiliki tim CSR yang bertugas khusus sebagai pendamping teknis di lapangan untuk mengawal target dan pencapaian tujuan sasaran program agar berjalan sesuai dengan harapanperusahaan dan masyarakat. Adapun tim CSR yang terlibat meliputi CSR Officer (5 orang), Micro Finance Specialist (2 orang) dan Creative Business Specialist (2 orang).

Tindakan dan Mengkomunikasikan

Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Daya Saing Daerah untuk menentukan Tema Program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Program Kerja Kolaboratif yang disepakati bersama oleh para stakeholder. Selain itu Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) sebagai Lembaga Kolaborasi yang terdiri dari para stakeholder dan Perusahaan, yang akan mengawal pelaksanaan program kerja kolaboratif yang telah disepakati bersama. Mengevaluasi Program

Pemberdayaan ekonomi masyarakat sudah sangat baik dengan mendapatkan gold dan silver GKPM Award 2009. Sulitnya mencari pelaku usaha baru karena mindset masyarakat yang ingin menjadi karyawan EMP dan mendapatkan gajih, dan diberikan modal sepenuhnya. Seharusnya termotivasi sungguh-sungguh menjadi pengusaha sesuai tujuan awal CSR EMP yaitu menjadikan masyarakat yang mandiri dengan memberikan pelatihan pengolahan pangan sagu dan jika ingin mendapatkan modal melalui LKM yang sudah disediakan dan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan bersama. Selain itu Peningkatan gizi balita/PMT juga sudah cukup baik meraih silver KSN Award

(11)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 29 2009 program kesehatan masyarakat dari

Menteri Sosial Republik Indonesia. Program Kesehatan Masyarakat ini sudah dapat mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan kematian pada bayi. Namun kurangnya sistem pendataan seperti bagaimana perkembangan anak ketika sudah dewasa dan bukan hanya data ketika masih kecil mengikuti POSYANDU untuk menjalin relationship berkelanjutan.

PEMBAHASAN

Kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A

Program kegiatan yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan tambahan sebagai program Kesehatan dan pembuatan pangan pengo-lahan sagu sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program kesehatan berbasis masyarakat tak bisa dilepaskan dari peran Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Upaya peningkatan kesehatan berbasis masyarakat ini memang awalnya diinisiasi oleh Pemerintah dan dalam banyak tempat bekerjasama dengan instansi swasta atau perusahaan, namun secara operasional sepenuhnya dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri secara mandiri.Sebelumnya juga diadakan pelatihan bagi Kader Posyandu sebagai unjung tombak program kesehatan ibu dan anak dari pemerintah.

Dalam pembangunan kesehatan, peran Posyandu menjadi sangat penting guna memberdayakan dan memberikan kemu-dahan kepada masyarakat dalam mem-peroleh informasi dan pelayanan kesehatan dasar,khususnya bagi bayi dan ibu hamil.

Sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan gizi anak balita dan ibu hamil, EMP Malacca Strait S.A turut membantu Pemerintah dengan menghidupkan kegiatan Posyandu melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT merupakan salah satu komponen penting dalam program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang dirancang oleh pemerintah. Adapun ma-kanan tambahan yang diberikan antara lain vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu.

Program PMT ini merupakan salah satu instrumen dalam pemberdayaan masyarakat menuju manusia berkualitas. Bentuk aplikasi program dibidang ini, selain berupa pemeriksaan perkembangan balita dan didata kesehatannya setiap sebulan sekali, juga pemberian makanan tambahan bagi para balita yang ada di wilayah operasional EMP Malacca Strait S.A.

Kegiatan pembuatan pangan olahan sagu pertama meliputi, pelatihan yang diadakan perusahaan dengan berkumpul antar peserta binaan, mendatangkan pelatih professional dan diberikan fasilitas pembuatankue. Selanjutnya untuk pema-saran, jika pemula menjual di rumah sendiri atau door to door menawarkan ke rumah-rumah tetangga. Pelaku usaha baru mendapatkan modal dari LKM yang telah disediakan. Jika sudah berkembang dan mempunyai modal lebih dapat dipasarkan melalui minimarket-minimarket,kedai-kedai, outlet atau toko oleh-oleh. Selain itu produk aneka kue sagu untuk memenuhi permintaan lokal sebagai pesanan beberapa instansi pemerintah, masyarakat di kecamatan, dan Karyawan EMP, baik di kurau maupun di

(12)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 30 Jakarta. Pelaku usaha binaan untuk produk

pangan olahan sagu membantu pihak Pemda untuk memasok produk makanan untuk kebutuhan pameran di seluruh Wilayah Indonesia dan diberikan hak paten merk. Pemasaran juga dilakukan dengan bergabungnya Produsen seperti Chocodot dari Garut dan Anyelir Cake&Bakery dari Purwakarta. Produksi Samerasa di Kel. Teluk Belitung yang saat ini menjadi produsen satu-satunya yang rutin berproduksi makanan olahan sagu setiap harinya.

Kategori Kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A

Menurut (Kotler dan Lee dalam Solihin, 2009:131), kegiatan CSR yang dijalankan EMP termasuk Social Responsible Business Practice karena perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum dan bukan hanya melakukan tanggung jawab sosial tapi berkelanjutan dan menumbuhkan pelaku usaha baru di luar perusahaan serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita dengan pemberian makanan tambahan sehingga meningkatkan kunjungan kepada balita dan ibu hamil ke Posyandu.

Faktor yang dapat Meningkatkan Citra

Faktor yang dapat meningkatkan citra dari kegiatan CSR di EMP Malacca Strait menurut Spectoryaitu:

1. Dinamis

Program CSR EMP menarik perha-tian masyarakat dengan mengajak

masya-rakat yang ingin menjadi pelaku usaha baru untuk mendapatkan pelatihan kue dari pelatih professional seperti Ibu Hani pemilik Anyelir Cake&Bakery di Purwakarta dan mendapatkan pelatihan dengan peralatan yang modern di tempat Ibu Hani dan dibiayai perjalanan Ke Purwakarta oleh perusahaan untuk melakukan pelatihan di tempat Ibu Hani. Tujuan program juga diberitahukan kepada peserta binaan untuk mensejahterakan masyarakat melalui pemberdayaan eko-nomi dan menciptakan masyarakat mandiri. Selain itu Program PMT menggerakan keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu, dan jelas memberikan tujuan kesehatan masyarakat dapat ter-kontrol dan mengurangi angka kematian.

2. Kerjasama

Pelatih yang dipilih perusahaan sangat sabar dan antusias membagikan ilmunya kepada calon pelaku usaha baru, Sehingga membuat peserta binaan sangat senang ketika dilatih dan menjalin kerjasama yang baik dalam pembuatan olahan pangan sagu. Dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, Kader posyandu yang di bina perusahaan juga ramah karena selalu tersenyum menyambut kedatangan pasien dan dengan senang hati memberikan informasi mengenai kese-hatan dan menjawab setiap perta-nyaan yang diajukan oleh masyarakat.

3. Karakter Bisnis

Perusahaan pintar mencari peluang bisnis seperti mengajak bekerjasama dengan produsen Chocodot dari Garut yang sudah terkenal, sehingga dapat mengangkat nama produk sagu (Samerasa) di pasaran.

(13)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 31 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut ini:

1. Program kegiatan CSR yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan Tambahan sebagai program kesehatan dan Pembuatan Pangan Pengolahan Sagu sebagai program pemberdayaan eko-nomi masyarakat. Pemberian makanan tambahan kegiatannya adalah mem-berikan makanan tambahan berupa vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu , pemeriksaan kesehatan anak dan pendataan. Pembuatan pangan olahan sagu kegiatannya adalah pelatihan pembuatan makanan dari sagu, dan pemasaran hasil pembuatan olahan sagu.

2. Kategori kegiatan CSR di EMP Malacca Strait termasuk aktivitas bisnis bukan hanya melakukan

tanggung jawab sosial tetapi dapat menumbuhkan pelaku usaha baru secara berkelanjutan dan dapat memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita.

3. Kegiatan CSR di EMP dalam meningkatkan citra perusahaan sudah berhasil. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang ada menunjukkan adanya peningkatan positif hampir setiap tahun dari tahun 2007-2010. Keberhasilan mening-katkan citra perusahaan tidak terlepas dari proses manajerial yang diterapkan pada divisi CSR and Land Matters ditentukan melalui feedback dari masyarakat, mencapai tujuan CSR perusahaan dan harapan masyarakat dan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basrowi dan Suwandi.

2008. Memahami Penelitian

Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, O. U. 2006. Ilmu Komunikasi

Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

HR&GPA Department Energi Mega Persada. 2010. Master Plan

Community Development Tahap I. Jakarta: Energi Mega Persada.

Jatmiko, Indra. 2011. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan CSR Pada Bank “X” Bogor”. Bogor: Program Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

(14)

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 | 32 Morissan. 2008. Manajemen Public

Relations Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nasution. 2003. Metode Reseach. Jakarta: Grafindo. Raco, JR. 2010. Metode Penelitian

Kualitatif. Jakarta: Gramedia.

Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2010. Dasar Dasar Public Relations. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Solihin, Ismail.2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven

Corporate Sosial Responsibility.Jakarta:Erlangga

Group.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Penerbit Kencana Pranada Media Group.

Tim CSR Energi Mega Persada. 2010. Annual Report 2010-CSR Program EMP. Jakarta: Energi Mega Persada. Tim CSR Energi Mega Persada. 2011.

Annual Report 2011-CSR Program EMP. Jakarta: Energi Mega Persada. Undang-undang Penanaman Modal. 2007.

Indonesia Legal Center Publishing. Wasesa, Agung. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing.

Yudarwati, G.Arum. 2004. Community Relations : Bentuk Tanggung Jawab Sosial Organisasi, Volume 1, No.2, diakses 15 Juni 2013 dari http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/0 5/JIK-Vol1-No2-2004_4.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Diana merupakan sosok seorang adik yang penuh kasih sayang meskipun kesehariannya sering berdebat dengan Bagus. Dalam scene 5 diperlihatkan sisi lain dari Diana yang

[r]

Pada Tabel 2 terlihat bahwa kuat hubungan antara kadar seng dengan kadar vitamin A dan kadar seng dengan ferritin pada kelompok ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu

Topics will typically be examined in a variety of ways that test the different Assessment Objectives – from being presented with graphs or maps or photographs and being asked to

delapan dan sembilan season ke empat, yaitu tindak tutur ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi; (2) fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam acara

Setelah pengguna masuk sesuai mata pelajaran yang dipilih, maka akan tampil menu sesuai dengan kewenangan pengguna, apakah sebagai administrator MGMP yang mempunyai

Sebagaimana telah disinggung di atas, maka pengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan langsung ke lokasi penelitian di sentra batik Kecamatan Cipedes yang

Petunjuk  Mekanisme  Perencanaan  dan  Pelaksanaan  Penggunaan  Dana  Tugas  Pembantuan  Program  Upaya  Kesehatan  Dasar Tahun Anggaran  2015  ini,