BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. LALATTAAR BR BELAELAKANKANGG Sep
Sepsis sis masmasih ih mermerupaupakan kan salasalah h satu satu penpenyeyebab bab utautama ma mormortalitalitas tas dandan morbiditas pada anak di negara industri dan negara berkembang. Data di morbiditas pada anak di negara industri dan negara berkembang. Data di Amerika Serikat menunjukkan kejadian sepsis pada pasien yang dirawat di Amerika Serikat menunjukkan kejadian sepsis pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif anak (pediatrics intensive care unit/P!"# mencapai unit perawatan intensif anak (pediatrics intensive care unit/P!"# mencapai lebih dari $% &&& kasus dengan angka kematian sebesar '&)*. Data statistik lebih dari $% &&& kasus dengan angka kematian sebesar '&)*. Data statistik da
dari ri !e!entnter er of of DiDiseasease se !o!ontntrorol l memenununjnjukukkakan n babahwhwa a usiusia a ' ' th th ke ke atatasas insidensi sepsis meningkat ')+*. "ntuk usia ',$ tahun sepsis menduduki insidensi sepsis meningkat ')+*. "ntuk usia ',$ tahun sepsis menduduki posisi
posisi ke ke Sembilan Sembilan sebagai sebagai penyebab penyebab kematian kematian dengan dengan estimasi estimasi angkaangka kematian per tahun sebesar &-/'&&.&&& populasi. Puncak insidensi sepsis kematian per tahun sebesar &-/'&&.&&& populasi. Puncak insidensi sepsis menunjukkan distribusi ganda yaitu puncak pertama pada periode neonatus menunjukkan distribusi ganda yaitu puncak pertama pada periode neonatus dan puncak kedua pada usia % tahun. nsidens sepsis pada perawatan di dan puncak kedua pada usia % tahun. nsidens sepsis pada perawatan di Pediatric ntensive !are "nit (P!"# adalah %$*. Sedangkan penelitian di Pediatric ntensive !are "nit (P!"# adalah %$*. Sedangkan penelitian di Per
Perancancis is yayang ng dildilakuakukan kan di di ) ) P!P!",",!" !" diddidapaapatkatkan n insinsideidens ns sepsepsissis sebanyak )* dengan rata,rata mortalitas sebanyak )&,&*. Dari penderita sebanyak )* dengan rata,rata mortalitas sebanyak )&,&*. Dari penderita sepsis tersebut kira,kira $+* penderita mengalami bakteremi yang terdiri dari sepsis tersebut kira,kira $+* penderita mengalami bakteremi yang terdiri dari -0* dengan bakteri gram (1# dan $%* dengan bakteri gram (,#.
-0* dengan bakteri gram (1# dan $%* dengan bakteri gram (,#. Sepsis adalah
Sepsis adalah systemsystemic ic inflaminflammation respons syndrome (S2S# mation respons syndrome (S2S# yangyang di
disersertatai i dudugagaan an atatau au bubuktkti i diditemtemukukan an ininfekfeksi si di di dadalalam m dadararah. h. 3o3ondndisisii patologis
patologis pada pada keadaan keadaan sepsis sepsis (sepsis (sepsis berat berat atau atau syok syok sepsis# sepsis# dapatdapat mempengaruhi pada hampir setiap komponen sel sirkulasi mikro termasuk mempengaruhi pada hampir setiap komponen sel sirkulasi mikro termasuk sel endotel sel otot polos lekosit eritrosit dan jaringan. 4ika tidak dapat sel endotel sel otot polos lekosit eritrosit dan jaringan. 4ika tidak dapat di
dikokorereksksi i sesecacara ra tetepapat t susuplplai ai alaliriran an dadararah h mimikrkro o yyanang g jejelelek k dadapapatt menyebabkan distress respirasi pada jaringan dan sel dan lebih lanjut lagi menyebabkan distress respirasi pada jaringan dan sel dan lebih lanjut lagi menyebabkan disfungsi sirkulasi mikro yang hasil akhirnya adalah kegagalan menyebabkan disfungsi sirkulasi mikro yang hasil akhirnya adalah kegagalan organ. Sirkulasi mikro menjamin ketersediaan oksigen untuk tiap sel dan organ. Sirkulasi mikro menjamin ketersediaan oksigen untuk tiap sel dan jaringan menjadi penentu organ berfungsi baik atau
jaringan menjadi penentu organ berfungsi baik atau tidak. Disfungsi sirkulasitidak. Disfungsi sirkulasi mikro yang terjadi selama beberapa waktu dapat menjadi penggerak utama mikro yang terjadi selama beberapa waktu dapat menjadi penggerak utama
' '
kondisi patologis sepsis yang berakibat pada kegagalan organ yang kemudian kondisi patologis sepsis yang berakibat pada kegagalan organ yang kemudian dapat terjadi kegagalan multi organ.
dapat terjadi kegagalan multi organ.
% %
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Sepsis adalah respon sistem inflamasi sistemik (S2S# dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebabnya. Sepsis disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap infeksi seperti bakteri gram positif maupun gram negative virus jamur atau proto5oa dan sebagainya. Sepsis terjadi bila bakteri yang masuk ke dalam tubuh atau sirkulasi tidak dapat dieliminasi sevara elektif oleh tubuh atau terjadi kegagalan mekanisme pertahanan tubuh secara umum. 6al tersebut akan merangsang suatu respon inflamasi sistemik.
B. ETIOLOGI
Pola mikroorganisme penyebab sepsis berubah dari waktu ke waktu dan berbeda setiap negara dan tempat perawatan selain itu juga sangat berhubungan erat dengan umur dan status imunitas anak. Pada masa
neonatus kuman tersering penyebba sepsis adalah E. coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus grup A. Sedangkan pada anak yang lebih besar sepsis banyak disebabkan oleh kuman Staphylococcus pneumonia, Haemophyllus
influenza tipe B, Neisseria Meningitidins, Salmonella dan Streptococcus spp.
PRESDIPOSISI
7erdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan insidens sepsis pada anak adalah 8
'. faktor host yang terdiri dari malnutrisi imunodefisiensi problem penyakit kronik trauma/luka bakar penyakit berat dan kritis
%. faktor pengobatan 8 tindakan operasi prosedur invasive alat pantau invasif antibiotik terapi imunosupresif lama perawatan dan lingkungan rumah sakit.
C. PATOGENESIS
Perhatian saat ini terfokus pada kedua proses yaitu koagulasi dan fibrinolisis yaitu sistem pembekuan darah yang alamiah. Ada ) tahapan mekanisme timbulnya sepsis yaitu 8 ('# 7ahap inflamasi (%# 7ahap koagulasi dan (9# 7ahap disfungsi bekuan darah kerusakan jaringan dan kematian. Skema mekanisme timbulnya sepsis digambarkan dalam Skema %.'
Skema 2.1 Patogene! te"#a$!n%a e&!
-4ejas atau infeksi
nflamasi
3erusakan dinding pembuluh darah
:kspresi faktor,faktor jaringan
Pembentukan trombin
Aktivasi sistem koagulasi
3onsumsi cepat dari protein !
Defisiensi protein ! aktif
3oagulasi Penyumbatan mirovaskuler 3erusakan jaringan Disfungsi organ 3ematian Peningkatan PA,' Supresi ;ibirinolisis 7A;a teraktivasi 7ahap ' 7ahap % 7ahap )
3eterangan 8
7ahap ' 8 nflamasi
Proses yang dikenal dengan S2S (Systemic nflammatory 2esponse Syndrom# dimulai saat muncul cedera (jejas# pada tubuh seperti luka bakar trauma infeksi merangsang pelepasan substansi yang dikenal sebagai imunomodulator yang mempengaruhi lapisan dalam (endotel# dari pembuluh darah. Apabila ada infeksi proses kemudian diperkuat dnegan pelepasan endotoksin atau eksotoksin tergantung dari organisme yang ada. Proses ini dikenal sebagai sepsis. 7oksin tersebut dan stimulus toksik lainnya juga merangsang pelepasan imunomodulator memproduksi proses inflamasi (proinflamasi# dan substansi pengaktifan bekuan termasuk sitokin seperti 7; dan bentuk,bentuk lainnya dari interleukin. Sitokin ini akan menginflamasi lapisan dinding pembuluh darah dan mengaktivasi proses pembekuan darah serta merangsang pelepasan modulator inflamasi lainnya.
7ahap % (3oagulasi#
Pembekuan darah merupakan proses berantai yang kompleks dalam tubuh manusia. nflamasi merangsang pelepasan substansi yang disebut factor jaringan yang merangsang pembentukan thrombin yaitu suatu stimulus
utama agar terbentuk bekuan darah. 7hrombin mengawali koagulasi dengan membentuk fibrin suatu protein yang menjalin sekumpulan bekuan darah. Pada sepsis fungsi berantai tersebut berjalan abnormal.
7ahap ) (Disfungsi <ekuan Darah 3erusakan 4aringan 3ematian#
Pada umumnya tubuh mengatur proses infalamasi dan koagulasi melalui serangkaian alur respon balik biokimia. 6al tersebut mencegah pembentukan bekuan darah berlebihan dengan cara memecah fibrin dalam suatu proses yang disebut fibrinolisis. amun dalam siklus sepsis yang rumit proses fibrinolisis ditekan. 6al ini akan menyebabkan bekuan darah mikroskopis mulai terbentuk dalam organ vital menghambat aliran darah dan
menyebabkan kerusakan jaringan. ;aktor,faktor biokimia yang berperan adalah 8
-
Peningkatan kadar PA tipe ' yang menyebabkan fibrinolisis-
Peningkatan kadar 7A;a (Thrombin Actiatable !ibrinolysis "nhibitor #-
Penurunan kadar protein ! (dalam bentuk endogen teraktivasi yaitu 8inhibitor utama PA,'#
Protein ! adalah suatu imunomodulator ilmiah yang dapat menyeimbangkan proses yang berlangsung selama sepsis termasuk inflamasi koagulasi dan fibrinolisis. Protein ! endogen dalam bentuk teraktivasi secara cepat menghambat proses pembekuan darah terutama dalam pembuluh darah paling kecil. Pada sepsis kadar protein ! teraktivasi biasanya menurun. 6a ini dikarenakan kadar thrombomodulin (yang diperlukan untuk konversi protein ! menjadi protein !,teraktivasi# juga menurun. Penurunan kadar protein ! teraktivasi terkait dengan outcome buruk pada pasien sepsis. (Paterson %&&0= Powell %&&&= Sareharto %&&>#
D. KLASIFIKASI
<erdasarkan mulai timbulnya gejala klinis sepsis dibagi menjadi % yaitu 8 '. Sepsis berat
Sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskuler atau A2DS atau ? % disfungsi organ lain
%. Syok septik
Sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskuler
Ta'e( 2.1. K"!te"!a D!)*ng! O"gan 3riteria disfungsi organ
#isfungsi $ardioas$uler
@eskipun pemberian bolus cairan intravena isotonis ? $& ml/kg << dalam ' jam
-
Penurunan tekanan darah (hipotermi#  persentil - th sesuai usia atausistolik  % SD di bawah normal sesuai usia A7A"
-
@embutuhkan obat vasoaktif untuk menjaga tekanan darah dalamrentang normal (dopamine B - Cg/kg/menit atau dobutamin epinefrin atau norepinefrin pada berbagai dosis#
-
Dua dari berikut ini 8Asidosis metabolic yang tak dapat dijelaskan8 deficit basa B - m:/E @eningkatnya laktat arteri B % kali batas normal
Fliguria 8 urin  &- cc/kg<</jam
Pemanjangan cappilarry refill B - detik <eda suhu core dan perifer B )⁰!
%ernafasan
-
PaF%/;iF%  )&& tanpa adanya penyakit jantung sianotik ataupenyakit paru sebelumnya A7A"
-
Pa!F%B- torr atau %& mm6g di atas Pa!F% normal A7A"-
Dibutuhkan ;iF%B-&* untuk menjaga saturasi di atas +%* A7A"-
@embutuhkan ventilasi mekanik non elektif invasive atau noninvasive Neurologi
-
Glasgow !oma Scale H ''-
Perubahan akut pada status mental dengan penurunan G!S ? ) poindari keadaan abnormal Hematologi
-
6itung trombosit  0&.&&&/mm) atau penurunan -&* hitungtrombosit dari nilai tertinggi yang dicatat dalam ) hari terakhir (untuk pasien hematologi.onkologik kronik# A7A"
&in'al
-
Serum kreatinin ? % kali batas atas normal sesuai usia atau % kali lipatpeningkatan dari kreatinin awal Hepar
-
<ilirubin total ? $ mg/dl (tidak untuk neonatus# A7A"-
SGP7 % kali di atas batas normal sesuai usiaSumber 8 3umpulan Prosedur 7etap P!"/"GD/6D,!" 2S.3ariadi Semarang. %&&$
+. TANDA DAN GE,ALA KLINIS
@enurut terminologis medis sepsis mengacu pada adanya bukti infeksi dengan ditemukannya minimal ) dari kriteria berikut 8
a. suhu tubuh  )⁰! atau B)0⁰! b. denyut jantung B +&I/menit
c. peningkatan frekuensi nafas (hiperventilasi# 8 B %& I/menit d. Pa!F%  )% mm6g
e. Peningkatan jumlah lekosit B '%.&&& mm) atau penurunan jumlah leukosit  $&&& sel/mm)
f. 6itung jumlah leukosit normal dengan B '&* bentuk sel imatur.
Gejala sepsis meliputi penurunan respon mental bingung tremor menggil demam mual muntah dan diare dengan adanya infeksi. ;okus infeksi tersering yang dapat menyebabkan sepsis adalah paru,paru traktus urinarius traktus gastrointestinal dan pelvis. amun hampir )&* dari pasien tidak dapat ditentukan focus infeksinya. Perjalanan penyakit dari sindrom sepsis tidak dapat diprediksi beberapa pasien dapat langsung mengalami syok sepsis sementara pasien lainnya mengalami disfungsi organ dalam berbagai tingkatan atau mengalami proses penyembuhan.
Pada neonatus tanda primer yang didapatkan adalah distress respirasi apneu distensi abdomen muntah dan diare jaundice hilangnya tonus otot penurunan aktivitas spontan kurangnya respon menyedot letargi kejang dan suhu tubuh yang abnormal (dapat hipertermi atau hipotermi#. Pada kulit bayi sering didapatkan mottling sebagai akibat dari penurunan perfusi perubahan curah jantung dan resistensi vaskuler. 3adang,kadang dapat juga ditemukan lesi kulit spesifik seperti ptekie atau pustule terutama yang disebabkan oleh kuman meningococcus dan Pseudomonas aeuruginosa.
@anifestasi sekunder merupakan kelanjutan dari proses perjalan penyakit yang mengarah pada syok septic. Pada fase ini ditandai dengan hipotensi sianosis gangrene oliguria anuria jaundice dan tanda gagal jantung. 6ipotensi merupakan penyebab gagal jantung akut gangrene perifer dan asidosis laktat. Pada fase ini rentan untuk terjadinya acute respiratory distress syndrome atau A2DS gagal ginjal akut gagal hati akut disfungsi saraf pusat disseminated intravascular coagulation/D! dan disfungsi organ
multiple.
Disfungsi organ pada sepsis dapat terjadi sebagai akibat langsung atau jarena hipoksia atau hipoperfusi atau karena komplikasi dari terapi terhadap penyakit yang mendasari. Disfungsi organ bukan saja berperan sebagai petanda sepsis melainkan juga sebagai kontributor terhadap kematian pada pasien sepsis.
a. Sistem 2espirasi
Disfungsi organ oaru sering terjadi pada pasien sepsis atau S2S. -&* terjadi Acute 2espiratory Distress Syndrom dan meningkat menjadi &* bila disertai syok. 0-* membutuhkan ventilator mekanis. Disfungsi paru diawali dengan adanya radikal oksigen yang dihasilkan oleh netrofil teraktifasi yang menyebabkan kerusakan pada endotel kapiler paru. Disfungsi endotel kapiler paru inilah yang mneyebabkan terjadinya edem alveolar dan interstisial yang berisi cairan protein dan eksudat yang kaya akan sel imun fagosit. Permeabilitas endotel meningkat karena bereaksi terhadap sitokin proinflamasi. 6al ini menyebabkan penghancuran membrane dasar.
b. Sistem 3ardiovaskuler
4antung maupun pemduluh darah sensitive terhadap pengaruh sitokin proinflamasi. itrogen oksida adalah mediator vasoaktif yang dianggap menyebabkan penurunan resistensi vaskuler sistemik yang menjadi latar belakang timbulnya syok pada sepsis. 7erjadi vasodilatasi dan kebocoran
kapiler yang mneyebabkan penurunan volume preload dan curah jnatung. <aroreseptor memberikan rangsangan terjadinya takikardi. amun demikian endotoksin dan sitokin proinflamasi telah terbukti menyebabkan depresi miokard. Sehingga gambaran hemodinamik yang terjadi adalah vasodilatasi volume intravaskuler tidak adekuat dan penekanan fungsi miokard.
c. Sistem "rinarius
Disfungsi renal terjadi disebabkan oleh adanya hipovolemia dan vasodilatasi oleh sitokin yang mneyebabkan hipoperfusi renal. 3erusakan renal disebabkan oleh karena akut tubular nekrosis uropati obstruktif nefritis interstisial rabdomiolisis dan glomerulonefritis.
d. Sistem 7raktus Gastrointestinal
7raktus gastrointestinal adalah salah satu organ yang penting seringkali dikorbankan dalam keadaan syok atau hipoperfusi untuk lebih memenuhi kebutuhan oksigenasi organ vital seperti 8 otak jantung paru. @anifesatsi klinis dari hipoksia pada organ pencernaan antara lain adalah hilangnya integritas mukosa yang menyebbakan nekrosis hemoragik atau perdarahan saluran cerna. Pada penderita,penderita yang dirawat lama penghentian diet enteral dapat mneyebabkan terjadinya atr ofi dari vili,vili
usus. Adanya kerusakan barier mukosa menyebabkan translokasi bakteri dari usus ke sirkulasi sistemik. Akibat lain dari sepsis adalah terjadinya gangguan fungsi en5im dan system filtrasi imunologis dan mekanis dari hati. Peningkatan serum SGF7 dan SGP7 bilirubin dan alkali fosfatase menandakan adanya kerusakan organ lain.
e. Sistem 6ematologi
Ditandai adanya anemia leukopenia dan trombositopenia. D! menyebabkan terjadinya konsumsi yang berlebihan terhadap trombosit. Akibat adanya pembentukan formasi thrombus mikrovaskuler dan inhibisi dari fibrinolisis menyebabkan semakin banyaknya pelepasan sitokin molekul,molekul adhesi dari sel proinflamasi dan promosi dari kaskade sepsis. Petanda yang dijumpai adalah kenaikan Protrombin 7ime Partial 7romboplastin 7ime D,Dimer dan produk,produk pemecahan fibrinogen. Pada penderita dengan ventilator mekanik yang relative statis berisiko mengalami thrombosis vena dalam dan emboli pulmonal.
(Paterson %&&0= Sareharto %&&># -. DIAGNOSIS
Salah satu cara pendekatan diagnosis adalah menggunakan pendekatan pendekatan P2F (Presdisposition nfection 2esponse Frgan Dysfunction#. Predisposisi pada anak misalnya penurunan imunitas tubuh penggunaan alat,alat invasif atau prosedur medik yang lama (seperti kateter
intravena kateter urin pembedahan perwatan intensif dan lain,lain#. Sulit untuk membuktikan sepsis hanya berdasar kultur darah semata karena pasien biasanya sudah mendapatkan antibiotik sebelumnya. <ila kultur darah postif diagnosis menjadi lebih mudah. Ditemukan disfungsi organ akan menguatkan diagnosis sepsis berarti sepsis telah lanjut (severe sepsis#. (;3 "ndip %&&$#
'. 2espon sistem inflamasi sistemik
S2S (Systemik nfalammatory 2esponse Syndrome# yaitu respons sistemik terhadap berbagai kelainan klinik berat (misalnya infeksi trauma dan luka bakar# yang ditandai dengan ? % dari $ kriteria sebagai berikut 8
a. 6ipertermi (B )0-⁰!# atau hipotermi ( )⁰!#
b. 7akikardi yaitu peningkatan heart rate B % SD di atas normal sesuai umur dalam keadaan tidak terdapat stimulasi eksternal pemakaian obat,obat jangka panjang atau rangsang nyeri atau bradikardia8 62 
'& persentil sesuai umur tanpa stimulus vagal eksternal pemakaian beta blocker atau penyakit jantung bawaan.
c. 7akipneu dengan 22 B % SD di atas normal sesuai umur atau ventilator mekanik yang akut yang tidak berhubungan dengan penyakit neuromuskuler atau penggunaan anestesi umum.
d. 4umlah leukosit yang meningkat atau menurun (yang bukan akibat dari kemoterapi# sesuai umur atau netrofil imatur B '&*.
%. nfeksi
nfeksi yaitu suatu kecurigaan atau bukti (dengan kultur positif pengecatan jaringan atau uji P!2# infeksi disebabkan kuman pathogen atau sindrom klinis yang berhubungan dengan kemungkinan besar infeksi. <ukti infeksi meliputi penemuan positif pada pemeriksaan klinis pencitraan atau test laboratorium (misalnya sel darah putih pada cairan tubuh yang normal steril perforasi usus foto rongen dada yang menunjukkan adanya pneumonia ruam ptekiae atau purpura atau purpura fulminan#. (;3 "DP %&&$#
Dibawah ini merupakan tabel tanda vital khusus sesuai umur dan variable laboratorium 8
Ta'e( 2.2 Tan$a !ta( $an a"!a'(e (a'o"ato"!*m /'ata 'a0a *nt*k HR #*m(a (e*ko!t $an tekanan $a"a !to(!k *nt*k &e"ent!( + $an 'ata ata *nt*k )"ek*en! #ant*ng(a#* na)a ata* !t*ng (e*ko!t *nt*k &e"ent!( 3+4
3elompok usia 6eart rate
7akikardi <radikardi Eaju nafas (I/menit# Jleukosit (I'&)/mm)# tekanan sitolik (mm6g# & hari,' minggu B ()* + (** B -& B )$  -' minggu K 'bulan  ()* + (** B $& B '+- atau  -  >-' bulan K >-' tahun
B '0&  +& B )$ B '>- atau  -  '&& %,- tahun B '$& not applicable B %% B '-- ataun    +$ , '% tahun B ')& not applicable B '0 B ')- atau  $-  '&-'),  '0 tahun B''& not applicable > 14 > 11 atau <
4,5
< 117
Sumber 8 3umpulan Prosedur 7etap P!"/"GD/6D,!" 2S.3ariadi Semarang. %&&$
G. PEMERIKSAAN PENUN,ANG
a. Darah rutin 8 6b 6t Eekosit 7rombosit b. GDS
c. !2P
d. ;aktor koagulasi e. 3ultur darah berseri
f. Apusan darah tepi 8 lekopenia/lekositosis granula toksik shift to the left
g. "rinalisis h. ;oto thoraks
i. Asam laktat <GA E;7 elektrolit dan :3G
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan sepsis berat dan syok septik adalah sebagai berikut '. :arly Goal Directed 7herapy
:GD7 meliputi resusitasi cairan agresif dengan koloid dan atau kritaloid pemberian obat,obatan inotropik dan atau vasopresor dalam waktu  jam sesuadh diagnosis ditegakkan di "GD sebelum masuk P!". 2esusitasi awal %& ml/kg<< -,'& menit dan dapat diulang beberapa kali sampai lebih dari & ml/kg<< dalam waktu  jam. Pada syok septik dengan tekanan nadi sangat sempit koloid lebih efektif daripada kristaloid.
%. notropik/vasopresor/vasodilator
Lasopresor diberikan appabila terjadi refrakter terhadap resusitasi volume dan mAP kurang dari normal diberikan vasopresor. Dopamine merupakan pilihan pertama. Apabila refrakter terhadap terhdapa pemberian dopamine
maka dapat diberikan epinefrin atau norepinefrin. Dobutamin diberikan pada keadaan curah jantung yang rendah. Lasodilator diberikan pada keadaan tahnan pembuluh darah perifer yang meningkat dengan @AP
tinggi sesudah resusitasi volume dan pemberian inotropik. itrovasodilator (nitrogliserin atau nitropusid# diberikan apabila terjadi curah jantung rendah dan tahanan pembuluh darah sistemik meningkat disertai syok.
). :Itra corporeal membrane oIygenation (:!@F#
:!@F dilakukan pada syok septik pediatric yang refrakter terhadap terapi cairan inotropik vasopresor vasodilatasi dan terapi hormone.
$. Suplemen oksigen
ntubasi endotrakeal dini dengan atau tanpa ventilator mekanik sangat bermanfaat pada bayi dan anak dengan sepsis berat atau syok septik
karena kapasitas residual fungsional yang rendah. -. 3oreksi asidosis
7erapi bikarbonat untuk memperbaiki hemodinamik atau mengurangi kebutuhan akan vasopresor tidak dianjurkan pada keadaan asidosis laktat dan p6 B >'- dengan hipoperfusi.
. 7erapi antibiotik
Pemberian antibiotik segera satu jam sesudah diagnosis sepsis ditegakkan dan pengambilan kultur darah. Pada keadaan dimana focus infeksi tidak jelas maka antibiotik harus diberikan pada keadaan penderita yang
mengalami perburukan status imunologik yang buruk adanya kateter intravena berdasarkan kuman penyebabnya dan tes kepekaan. Prinsip pemulihan antibiotik tergantung dari berbagai hal antara lain dari 8 communityacuired disease atau pola infeksi di wilayah tersebut pola resistensi kuman penyakit penyerta (misal pada penderita dengan imunocompromised# pemberian infuse atau obat,obatan parenteral dalam kaitanya dengan pola kuman,kuman nosokomial dan modifikasi regimen. Dalam panduan internasional Surviving Sepsis !ampaign %&&0 direkomendasikan untuk memberikan terapi antibiotik empiris sedini mungkin dalam waktu satu jam setelah diagnosis syok septik ('<# dan sepsis berat tanpa syok sepsis ('D#. Antimikroba yang diberikan termasuk satu atau lebih obat yang aktif melawan semua kemungkinan patogen (bakteri# dan dapat berpenetrasi dalam konsentrasi yang adekuat ke organ
yang dicurigai merupakan sumber infeksi. Antibiotik yang dapat diberikan yaitu 8
-
Ampisilin %&& mg/kg<</hari intravena dalam $ dosisdikombinasikan dengan aminoglikosida garamycin -,> mg/kg<</hari atau amikasin '-,%& mg/kg<</hari iv atau netilmisin -, mg/kg<</hari iv dalam % dosis
-
3ombinasi lain adalah ampisilin dengan cefotaIime'&&mg/kg<</hari intravena dalam ) dosis. 3ombinasi ini lebih disukai apabila terdapat gangguan fungsi ginjal atau tidak tersedia sarana pengukuran aminoglikosida.
Penggunaan antibiotik b,laktam spektrum luas sebagai monoterapi sama efektifnya dan kurang nefrotoksik dibandingkan dengan kombinasi b, laktam dan aminoglikosida. Pemilihan antibiotik monoterapi yang digunakan yaitu yang dapat mencakup pathogen penyebab yang dicurigai dari fokus infeksi memiliki potensi resistensi rendah dan profil keamanan yang baik. amun monoterapi tidak dapat dipilih sebagai terapi antibiotik empiris secara universal. Pemilihan antibiotik empiris bergantung pada beberapa faktor terkait dengan latar belakang pasien (termasuk intoleransi
obat,obatan# penyakit penyerta dan pola kuman di lingkungan rumah sakit. Pilihan rejimen antibiotik inisial harus cukup luas untuk melawan semua kemungkinan patogen. Penggunaan terapi kombinasi dua antibiotik dapat memperluas spektrum anti,bakteri memiliki efek sinergis yang meningkatkan aktivitas antibakteri dan mengurangi resistensi bakteri atau superinfeksi.
>. Sumber infeksi
:radikasi sumber pinfeksi sangat penting seperti drainase abses debridement jaringan nekrosis alat,alat yang terinfeksi dilepas.
0. 7erapi kortikosteroid
Pemberian hidrokortison -& mg setiap  jam dan dikombinasi dengan fludorcortison -& Cg diberikan > hari dapat menurunkan angka kematian absolute sebanyak '-*. Dosis kortikosteroid yang direkomendasikan untuk syok septik pediatric adalah ',% mg/kg berat badan sampai -&
'-mg/kg untuk terapi empiris syok septik diikuti dosis yang sama diberikan dalam %$ jam.
+. Granulocyte @acrophage !olony Stimulating ;actor (G@!S;#
7ransfusi granulosit diberikan pada sepsis neonatus dengan hitung neutrofil  '-&&/uE yang diberikan ','& ug/kg<< selama > hari.
'&. ntravenous mmunoglobulin (LG#
@ekanisme efek LG pada sepsis yaitu sebagai berikut 8
a. etralisasi melalui antibody dengan meningkatkan fungsi bakterisid fagositosis netralisasi endotoksin dan eksotoksin
b. Antagonis reseptor 7;M reseptor E,' dan reseptor E,.
c. :gek sinergis dengan antibiotik N laktam melalui efek antibody anti,laktamase transport oksigen memperbaiki fungsi granulosit dalam melakukan lisis bakteri dan aktifitas opsonin memperbaiki koagulopati dang gangguan elektrolit.
''. 6emofiltrasi
7ransfusi tukar dapat dilakukan untuk mengeluarkan endotoksin bakteri dan mengatur mediator inflamasi meningkatkan transport oksigen memperbaiki fungsi granulosit dalam melakukan lisis bakteri dan aktifitas opsonin memperbaiki koagulopati dan gangguan elektrolit.
'%. 7erapi Suportif
a. Profilaksis Stress "lcer
Diberikan inhibitor reseptor 6% yaitu ranitidine. b. Profilaksis 7rombosis Lena Dalam
Dosis rendah heparin dianjurkan kecuali pada penderita yang mempunyai kontraindikasi nya yaitu trombositpenia berat koagulopati berat perdarah aktif riwayat perdarahan intraserebral.
c. Pencegahan 6ipoglikemia pada sepsis
<alita dengan sepsis mempunyai risiko untuk menderita hipoglikemia sehingga perlu diberikan glukosa $, mg.kg berat badan/menit atau gkujose '&* dalam a!l & $- dan mempertahankan gula darah dalam batas normal.
d. Penatalaksanaan Disfungsi Frgan Disfungsi paru
Lolume tidal ,0 ml/kgberat badan permissive hiperkapnea dam positif end eIpiratory pressure (P::P# yang optimal untuk mencegah
kolaps alveolus.
Disfungsi saluran cerna
utrisi enteral diberikan segera sesudah hemodinamik stabil dalam ' atau % hari dengan tujuan mempertahankan integritas saluran cerna mencegah atrofi mukosa saluran cerna dan jaringan limfoid saluran cerna dan mempertahankan hormone saluran cerna.
Disfungsi koagulasi
3onsentrat trombosit diberikan pada perdarahan aktif yaitu pada perdarahan pasca operasi yaitu sebagai berikut 8
-
jumlah trombosit -.&&& , )&.&&&/mm) dan-
jumlah trombosit  -.&&&/mm) tidak tergantung ada atau tidaknyaperdarahan
-
jumlah tromobit B -&.&&&/mm) diperlukan apabila akan dilakukantindakan operasi.
;resh fro5en plasma diberikan apabila ada gangguan koagulasi dengan perdarahan aktif untuk mempertahankan kadar fibrinogen B '.& gr/E/ recombinant human AP! diberikan pada sepsis berat dengan disfungsi organ multiple dengan jumlah trombosit B )&.&&&/mm). 6emoglobin dipertahankan dalam batas normal sesuai umur (6b '&g/dl atau lebih# Disfungsi renal
2esusitasi volume yang adekuat dapat memperbaiki oliguria. 6emofiltrasi venous terbukti efektif pada syok septic meningococcuc. Pemberian dopamine dan diuretik untuk mencegah disfungsi renal belum terbukti. (;3 "DP %&&$= 3umar %&&+= Paul %&&+= Sareharto
%&&>#
3. KOMPLIKASI
Sepsis merupakan salah satu penyebab dari systemic inflammatory respon syndrome (S2S#. <ila tidak segera dikenali dan ditangani sedini mungkin sepsis dapat berkembang menjadi tahapan lebih berat yaitu severe sepsis (sepsis dengan disfungsi organ akut# syok sepsis (sepsis dengan hipotensi arterial refraksi# multiple organ disfunction syndrome (@FDS# atau disfungsi organ multiple dan berakhir pada kematian (Powell %&&&#
,. PROGNOSIS
3ematian akibat sepsis tergantung dari lokasi awal infeksi patogenisitas kuman ada tidaknya disfungsi organ multiple dan respon imun penderita. 3ematian karena sepsis utamanya disebabkan oleh syok. Angka
kematian mencapai $&,&* untuk penderita dengan sepsis karena kuman enteric gram negative. 7anda,tanda prognosis buruk bila terjadi hipotensi koma leukopeni # -&&/ul# trombositopenia ('&&.&&&/ul# kadar fibrinogen rendah ( '-& mg/dl#
BAB III KESIMPULAN
'. Sepsis adalah respon sistem inflamasi sistemik (S2S# dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebabnya..
%. Frganisme yang paling sering menyebabkan infeksi menurut penelitian tahun %&'' adalah bakteri gram negative terutama di P!".
). ;aktor risiko yang dapat meningkatkan insidens sepsis pada anak yaitu faktor host dan pengobatan.
$. Patogenesis timbulnya sepsis melalui tiga tahapan yiau 8 tahap inflamasi koagulasi dan disfungsi bekuan darah kerusakan jaringan dan kematian. -. <erdasarkan mulai timbul gejala klinis sepsis diklasifikasikan menjadi %
yaitu sepsis berat dan syok sepsis.
. Pendekatan diagnosis pada anak adalah menggunakan pemndekatan pendekatan P2F (Presdisposition nfection 2esponse Frgan Dysfunction#. >. Prinsip penatalaksanaan meliputi early goal directed therapy inotropik eItra
corporeal membrane oIygenation suplemen oksigen koreksi asidosis terapi antibiotika sumber infeksi terapi kortikosteroid anti,inflamasi granulocyte macrophage colony stimulating factor intravenous immunoglobulin hemofiltrasi dan terapi suportif.
0. Prognosis tergantung dari lokasi awal infeksi patogenisitas kuman ada tidaknya disfungsi organ multiple dan respon imun penderita.
DAFTAR PUSTAKA
<agian lmu 3esehatan Anak ;3 "DP. Prosedur 7etap P!"/"GD/6D, P!". ;3 "DP= Semarang. %&&$
<udhiarso 6ery. 2asio matur/7otal neutrofil pada Sediaan Apus Darah 7epi Sebagai Petanda Dini Sepsis <akterial Pada Anak . 7esis Program Pendidikan Dokter Spesialis,' ;akultas 3edokteran "niversitas Diponegoro Semarang. %&&&.
3umar A. Fptimi5ing antimicrobial therapy in sepsis and septic shock. !rit !are 4ournal. %&&+=%-($#8>)),-'.
Eevy @@ ;ink @P @arshal 4! Abraham : Angus D !ook D et all. nternational Sepsis Definitions !onfrence. !rit !are @ed. %&&+= )' ($#8 '%-&,
Paterson 2. E. and Oebster . 2. Sepsis and nflamatory 2espon Syndrome dalam 4ournal of 7he 2oyal !ollege of Surgeoons of :dinburgh %&&0=p. '>0, 0%
Paul @ Eeibovici E. !ombination antimicrobial treatment versus monotherapy8 the contribution of meta,analyses. nfect Dis !lin orth Am. %&&+=%)(%#8%>>, +).
Powell 32. Sepsis and Shock. n8 3liegman 2@ 4enson 6< @arcdante 34 <ehrman 2:. editors. elson 7eItbook of Pediatrics. ' th :d. Philadelphia8 O< Saunders !ompany= %&&&. P.>$>,-'
ScheInayder S@. Pediatric Septic Shock. Pediatrics in 2eview '+++= %& (+#8 )&), 0
Singhi S 2ao DS !hakrabarti A. !andida coloni5ation and candidemia in a pediatric intensive care unit. Pediatr !rit !are @ed. %&&0=+('#8+',-.
Sareharto 7P. Sirkulasi @ikro Pada Sepsis. S"< <agian Pediatri GAwat Darurat <agian lmu 3esehatan Anak ;3 "DP 2S"P Dr. 3ariadi Semarang. %&&>= p. ','%
7r5eciak S 2ivers :P. -linical manifestations of disordered microcirculatory perfusion in seere sepsis. -ritical -are %&&- +(suppl $#8S%&,S%.