• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Angka Kematian Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Angka Kematian Gorontalo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Angka Kematian

Angka Kematian

1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000

1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUPKELAHIRAN HIDUP

Pada Profil Kesehatan tahun 1999 sampai dengan tahun 2005, Neonatal Mortality Rate Pada Profil Kesehatan tahun 1999 sampai dengan tahun 2005, Neonatal Mortality Rate (NMR) atau kematian bayi umur 0-28

(NMR) atau kematian bayi umur 0-28 hari digunakan sebagai indikator angka kematian.hari digunakan sebagai indikator angka kematian. Sejak tahun 2006 hingga saat ini,

Sejak tahun 2006 hingga saat ini, indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Bayiindikator yang digunakan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)

(AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) yaitu jumlah kematian bayi umur kurang dari 1yaitu jumlah kematian bayi umur kurang dari 1 (satu) tahun dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

(satu) tahun dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Kematian bayi di Kota Gorontalo tahun

Kematian bayi di Kota Gorontalo tahun 2009 antara lain disebabkan oleh asfiksia (37,9 %),2009 antara lain disebabkan oleh asfiksia (37,9 %), BBLR (13,8 %), diare (13,8

BBLR (13,8 %), diare (13,8 %), dan pneumonia (6,9 %). %), dan pneumonia (6,9 %). Penyebab lainnya adalah infeksiPenyebab lainnya adalah infeksi bakteri, infeksi virus dan masalah laktasi sebanyak 27,6%.

bakteri, infeksi virus dan masalah laktasi sebanyak 27,6%. Angka Kematian Bayi di Kota Gorontalo pada t

Angka Kematian Bayi di Kota Gorontalo pada tahun 2010 sebesar 6,9 % per ahun 2010 sebesar 6,9 % per 1.000 kelahiran1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 30 bayi meninggal dari 4372 kelahiran hidup. pada tahun

hidup atau sebanyak 30 bayi meninggal dari 4372 kelahiran hidup. pada tahun 2009 sebesar2009 sebesar 6,9 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 29 bayi

6,9 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 29 bayi meninggal dari 4.183 kelahiran hidupmeninggal dari 4.183 kelahiran hidup (lihat tabel 6 pada lampiran), turun 0,7 point dari AKB tahun 2008 sebesar 7,6 per 1.000 (lihat tabel 6 pada lampiran), turun 0,7 point dari AKB tahun 2008 sebesar 7,6 per 1.000 kelahiran hidup. Adanya

kelahiran hidup. Adanya peningkatan kualitas pelayanan khususnya pelayanan kesehatan ibupeningkatan kualitas pelayanan khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu

dan anak merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penurunan angka kematian bayihal yang mempengaruhi penurunan angka kematian bayi disamping adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.

disamping adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.  2. ANGKA KEMATI

 2. ANGKA KEMATIAN BALITA PER 10AN BALITA PER 1000 KELAHIRAN 00 KELAHIRAN HIDUPHIDUP Berbeda dengan jumlah kematian bayi, jumlah kematian balita (umur 1

Berbeda dengan jumlah kematian bayi, jumlah kematian balita (umur 1 sampai dengansampai dengan kurang dari 5 tahun) di

kurang dari 5 tahun) di Kota Gorontalo tahun 2009 menurun dibanding tahun 2008. JumlahKota Gorontalo tahun 2009 menurun dibanding tahun 2008. Jumlah kematian balita di Kota Gorontalo turun dari 12 anak pada tahun 2008 menjadi 9 anak pada kematian balita di Kota Gorontalo turun dari 12 anak pada tahun 2008 menjadi 9 anak pada tahun 2009.

tahun 2009.

Penyebab kematian balita di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah diare sebesar 50

Penyebab kematian balita di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah diare sebesar 50 % serta% serta infeksi bakteri, kecelakaan dan kebakaran masing-masing sebesar 16,7 %

infeksi bakteri, kecelakaan dan kebakaran masing-masing sebesar 16,7 % Dengan demikian angka kematian balita juga menurun dari 3,1 per

Dengan demikian angka kematian balita juga menurun dari 3,1 per 1.000 kelahiran hidup1.000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 2,2 per 1.000 kelahiran hidup

tahun 2008 menjadi 2,2 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2009 atau terdapat 9 anak tahun 2009 atau terdapat 9 anak yangyang meninggal dari 4.183 kelahiran hidup.

meninggal dari 4.183 kelahiran hidup.  3. ANGKA KEMATI

 3. ANGKA KEMATIAN IBU AN IBU 

Jumlah kematian ibu (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas) di Kota Gorontalo pada tahun Jumlah kematian ibu (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas) di Kota Gorontalo pada tahun 2010 menagalami peningkatan dari 5 orang pada tahun 2009 menjadi 8

2010 menagalami peningkatan dari 5 orang pada tahun 2009 menjadi 8 orang pada tahunorang pada tahun 2010 dari 4.372 kelahiran hidup. tahun 2009 mengalami peningkatan dari 3

2010 dari 4.372 kelahiran hidup. tahun 2009 mengalami peningkatan dari 3 orang pada tahunorang pada tahun 2008 menjadi 5 orang dari

2008 menjadi 5 orang dari 4.183 kelahiran hidup.4.183 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah hemorargia post

Penyebab kematian ibu di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah hemorargia post partum (HPP)partum (HPP) 1 orang, eklampsi 1 orang, infeksi post partum 1 orang serta lain-lain 2 orang (KP dan DCC). 1 orang, eklampsi 1 orang, infeksi post partum 1 orang serta lain-lain 2 orang (KP dan DCC). Angka kematian ibu mengalami peningkatan 52,0 % dari 78,6 per

Angka kematian ibu mengalami peningkatan 52,0 % dari 78,6 per 100.000 kelahiran hidup100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 me

(2)

 4. ANGKA KEMATIAN KASAR

Jumlah seluruh kematian kasar di Kota Gorontalo tahun 2009 sebanyak 605 jiwa. Penyebab kematian terbanyak didominasi oleh penyakit degeneratif terutama stroke, hipertensi,

diabetes melitus dan penyakit jantung. Kelompok umur dengan jumlah kematian terbanyak  adalah kelompok umur 45-74 tahun. Penyebab kematian terbanyak di Kota Gorontalo tahun 2009.

 5. ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS PER 100.000 PENDUDUK 

Selama tahun 2009 di Kota Gorontalo telah terjadi 200 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan  jumlah korban 246 jiwa yang terdiri dari 5,3 % meninggal, 16,3 % mengalami luka berat

dan78,4 % luka ringan. Grafik 6 menunjukkan persentase korban yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas selama tahun 2009.

Dengan jumlah kejadian tersebut, maka angka kecelakaan lalu lintas di Kota Gorontalo pada tahun 2009 adalah sebesar 140,9 per 100.000 penduduk.

6. UMUR HARAPAN HIDUP

Peningkatan umur harapan hidup secara tidak langsung dapat memberikan gambaran adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi (AKB) sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan hidup pada waktu lahir. Umur harapan hidup waktu lahir penduduk Kota Gorontalo selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. (Lihat Grafik)

(3)

Dilihat sarana dan prasarana kesehatan, di Provinsi Gorontalo terdapat 8 Rumah Sakit yang terdiri dari 6 rumah sakit pemerintah, 1 Rumah sakit swasta, dan 1 rumah sakit Abri. Sarana dan prasarana di tingkat kecamatan diwakili dengan dengan keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pada tahun 2005 tercatat terdapat 52 Puskesmas yang dibantu dengan 225 puskesmas pembantu (Pustu), dan 55 puskesmas keliling.

 Angka kematian bayi sejak tahun 2002 hingga tahun 2006

No Indikator Kerja Target Indonesia

Sehat 2010 Pencapaian Tahun

2002 2003 2004 2005 2006 MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi 40/1.000 Kelahiran Hidup 23.50 23.50 21.1 21.1 18.7 2. Angka Kematian Ibu Melahirkan 150/100.000 Kelahiran Hidup 326 307 218 307 225

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

Dari tabel diatas, nampak bahwa angka kematian bayi 40/1000 kelahiran dan angka kematian ibu melahirkan mengalami penurunan. Tahun 2002 ke tahun 2003, angka kematian bayi tidak  mengalami penurunan dari 40/1000 tetap pada angka 23,50 bayi sementara angka kematian ibu melahirkan menurun 150/1000 kelahiran, dari 326 menjadi 307. Dari tahun 2003 ke tahun 2004 keduanya mengalami penurunan. Angka kematian bayi 40/1000 kelahiran 23,50

menjadi 21,1x sedangkan angka kematian ibu 150/1000 dari 307 menjadi 218. Sedangkan dari tahun 2004 ke tahun 2005 hanya angka kematian ibu yang mengalami peningkatan,

yakni dari 218 menjadi 3007. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 keduanya mengalami angka penurunan. Angka kematian bayi menjadi 18,7 dari 40/1000 kelahiran. Sedangkan ibu menjadi 225 dari angka 307 dari 150/1000 kelahiran.

 Angka Harapan Hidup sejak tahun 2002 hingga tahun 2006

No Indikator Kerja Target Indonesia Sehat 2010 Pencapaian Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 3. Angka Harapan Hidup 67,9 63 64.2 64.5 65.4 65 Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

 Angka kematian ibu maternal sejak tahun 2002 hingga tahun 2006

No Indikator Kerja Target Indonesia Sehat 2010 Pencapaian Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN

2. Angka Kematian Ibu Melahirkan

150/100.000

(4)

Kelahiran Hidup

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

 Angka Gizi dan Pangan sejak tahun 2002 hingga tahun 2006

No Indikator Kerja Target Indonesia

Sehat 2010 Pencapaian Tahun

2002 2003 2004 2005 2006 STATUS GIZI

1 Presentase Balita

dengan Gizi Buruk  15 % 17.1 21.01 91 8.1 7.9 2 Presentase

Tempat-tempat umum Sehat 80 % 75.4 75.8 76 78 90 Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006, h. 15

Jumlah Rumah Sakit, Kapasitas Tempat Tidur dan Jenis Rumah Sakit.

No Kabupaten/Kota

RS Umum RS Khusus RS Swasta RS Abri Jumlah RS Tempat Tidur RS Tempat Tidur RS Tempat Tidur RS Tempat Tidur RS Tempat Tidur I. 1. 2. 3. 4. II. 5. Kabupaten: Gorontalo Boalemo Pohuwato Bone Bolango Kotamadya: Gorontalo 1 1 1 1 1 80 34 20 28 200 0 0 0 1 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 80 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20 1 1 1 2 3 80 34 20 60 300 Jumlah (2005) 5 362 1 32 1 8 494 2004 2003 2002 5 4 2 494 400 263 1 1 1 50 50 48 9 8 4 644 450 336 Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006 , h. 119-120

(5)

Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Darat, Puskesmas Keliling Laut 

No Kabupaten/Kota Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Darat Puskesmas Keliling Laut I. 1. 2. 3. 4. II. 5. Kabupaten: Gorontalo Boalemo Pohuwato Bone Bolango Kotamadya: Gorontalo 21 8 9 8 6 99 25 29 39 33 21 6 9 7 10 0 1 1 0 0 Jumlah 52 225 53 2 2004 2003 2002 51 40 40 214 214 211 38 36 31 2 1 2

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006 , h. 121

Dokter Ahli, Dokter Ahli, Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, Sarjana kesehatan

No Kabupaten/Kota Dokter Ahli Dokter Umum Dokter Gigi Apoteker Sarjana Kesehatan I. 1. 2. 3. 4. II. 5. Kabupaten: Gorontalo Boalemo Pohuwato Bone Bolango Kotamadya: Gorontalo 7 1 0 1 14 33 15 11 23 59 5 2 2 4 6 3 2 3 3 8 16 13 13 14 29 Jumlah 23 141 19 19 85 2004 22 126 17 17 72

(6)

Akses masyarakat di sektor kesehatan

Unsur kesehatan biasanya dimulai sejak manusia dilahirkan. Oleh karenanya, indikator pertama mengenai kesehatan adalah presentase balita yang proses pertama kelahirannya ditolong oleh tenaga medis.

Berdasarkan hasil susenas 2004 di Provinsi Gorontalo, ada sebesar 45,13 persen balita yang proses kelahirannya ditangani oleh tenaga medis (dokter, bidan dan tenaga medis lain). Penanganan kelahiran oleh tenaga dukun justru terbanyak yaitu sekitar 52,12 persen sisanya ditolong famili/keluarga/lainnya.

Pada sisi Air Susu Ibu (ASI), berdasarkan hasil Susenas 2004, dari 95.398 anak berumur kurang dari 5 tahun diantaranya ada sebanyak 5,82 persen yang tidak pernah diberi AS I. Bila dilihat per Kabupaten/Kota, persentase balita yang tidak disusui tertinggi berada di

Kabupaten Gorontalo yaitu 6,09 %, diikuti Kota Gorontalo 5,92 % dan Kabupaten Boalemo 5,27 %. Pada umumnya balita diberi ASI hingga usia 2 tahun (<24 bulan) dan ada juga yang kurang dari 1 tahun (6-11 bulan). Persentase balita dengan lamanya disusui kurang dari usia 2 tahun sekitar 71,17 %. Kota Gorontalo mempunyai persentase tertinggi untuk balita yang diberi ASI 6-11 bulan yakni 74,13 % dan Terendah Kab Boalemo 66,25 %.

Perilaku Hidup Masyarakat 

No Indikator Kerja Target Indonesia Sehat 2010 Pencapaian Tahun 1 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

65 % 53.64 53.75 53.91 54.02 60 2 Persentase Posyandu

Purnama Mandiri 40 % 11.85 12.13 12.59 14.63 20 3 Persentase Keluarga yang

memiliki Akses Air Bersih

80 % 39.84 39.95 40.1 75.85 85

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,

Menyangkut perilaku hidup masyarakat dari aspek akses masyarakat terhadap air bersih dan MCK (sanitasi) di Provinsi Gorontalo, baru persentase keluarga yang memiliki akses air bersih yang mencapai target Indonesia Sehat 2010. target yang dicapai dicapai masyarakat di Provinsi Gorontalo sudah melampaui target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80 %, adapun penduduk pg sudah melampaui target, yakni 85%. Sedangkan untuk Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dicapai baru 60 % dari target  Indonesia Sehat 2010 sebesar 65%. Dan persentase Posyandu Purnama mandiri baru 20%

dari target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40%.

 768 reads

 Send to friend 

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Adanya pengaruh dan hubungan yang signifikan antara variabel pendidikan pelatihan dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai,

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi agar dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai penerimaan masyarakat terhadap program relokasi permukiman kumuh serta

PL : Marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan, dengan cara memberikan persembahan kita, yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pekerjaan Tuhan di dunia

Metode drive test perlu dilakukan secara berkala untuk mencapai kualitas jaringan yang baik, karena dari metode drive test ini para operator maupun vendor penyedia

Selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lenawan (2009), yang menyatakan bahwa pada kepadatan yang rendah larva ikan gurami mampu memanfaatkan ruang

Monitoring Proxy yaitu untuk memonitoring Proxy server sudah berjalan atau tidak dapat dilakukan langkah sebagai berikut: dengan membuka menu IP— klik web proxy—pilih

Mahasiswa juga tidak lagi harus berpatokan dengan datang ke perpustakaan untuk sekedar membaca buku atau mencari bahan materi yang akan dipakai dalam mengerjakan