• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA WANITA YANG MEMAKAI DAN TIDAK MEMAKAI ALAT KONTRASEPSI PIL KB. ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA WANITA YANG MEMAKAI DAN TIDAK MEMAKAI ALAT KONTRASEPSI PIL KB. ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA WANITA YANG

MEMAKAI DAN TIDAK MEMAKAI ALAT KONTRASEPSI PIL KB.

Oleh Roihatul Mutiah

Prodi Analis Kesehatan-AAKMAL Malang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar

trigliserida darah antara wanita yang memakai kontrasepsi pil KB dan tidak

memakai kontrasepsi pil KB. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive Sampling

dengan beberapa kriteria inklusi. Data dianalisis dengan menggunakan (1) Uji

Normalitas dengan Shapiro- Wilk dan (2) Uji Mann –Whitney melalui program

SPSS 16.0 for Windows. Subjek penelitian sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10

wanita yang memakai kontrasepsi pil KB dan 10 wanita yang tidak memakai

kontrasepsi pil KB. Hasil analisis data statistik menunjukkan dengan nilai p 0,011

(p < 0,05). Hasil penelitian ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan

antara kadar trigliserida wanita yang memakai kontrasepsi pil KB dan wanita

yang tidak memakai kontrasepsi pil KB. Kadar trigliserida wanita yang memakai

kontrasepsi pil KB lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar trigliserida

wanita yang tidak memakai kontrasepsi pil KB.

Kata kunci: Trigliserida, Kontrasepsi

PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat atau cara ini bersifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor diseluruh dunia (Sastrawinata, 2000).

Sejarah pil kontrasepsi sebagai pencegah kehamilan diawali ketika pada tahun 1940 Sturgis dan Albright menjelaskan tentang efek hambatan ovulasi pada wanita yang mengkonsumsi preparat estrogen. Selanjutnya, dengan adanya perkembangan penemuan preparat progesteron oral yang kuat, maka kemungkinan untuk menghambat ovulasi secara konsisten dan membuat suatu periode menstruasi yang baru, telah menjadi kenyataan (Pernoll, 2001).

Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil tidak memperlukan tenaga pelayanan yang lebih banyak dibandingkan IUD (Intra Uterine Device), sehingga tidak menjadi beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2000).

(2)

Pil KB merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan progesteron, bertujuan untuk mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur), meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma, membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan (Proverawati, 2010). Alat kontrasepsi ini akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).

Dalam darah manusia ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid (Adam, 2007). Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak (Iskandar, 2008). Trigliserida berfungsi sebagai sumber dan cadangan energi utama dalam tubuh dan disimpan dalam jaringan adiposa (Idapola, 2009).

Dalam keadaan normal, simpanan trigliserida cukup untuk memenuhi kebutuhan energi selama dua bulan (Sherwood, 2010). Namun, bila kadarnya diatas normal (hipertrigliseridemia) dapat timbul berbagai masalah kesehatan. Hipertrigliseridemia merupakan hasil dari peningkatan sintesis trigliserida, ketidaksempurnaan pembebasan lipid dari darah, atau kombinasi keduanya (Idapola, 2009).

Sebagian besar kasus peningkatan trigliserida bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang mempunyai kecepatan yang berbeda, perbedaan ini nampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah (Suwaldi, 2006).

Penyebab tingginya kadar trigliserida salah satunya adalah obat-obatan tertentu dimana salah satunya seperti pil KB, yang disebabkan oleh esterogen yang dapat meningkatkan trigliserida dan HDL, sedangkan progestin dapat menaikkan LDL dan menurunkan HDL (Suwaldi, 2006).

Kadar trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah yang disebut “Ateriosclerosis”, yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung. Ateriosklerosis, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri (Ganiswarna, 1995). Hipertrigliseridemia sering sebagai petanda adanya penyakit lain, dapat pula meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke (Rubenstein, 2005).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka saya tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar trigliserida darah antara wanita yang memakai alat kontrasepsi pil KB dan yang tidak memakai pil KB.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah

a. Berapa kadar trigliserida pada wanita yang memakai dan tidak memakai pil KB? b. Apakah ada perbedaan kadar trigliserida antara wanita yang memakai dan tidak

memakai pil KB? Tinjauan Pustaka Definisi Pil KB

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah (Saifuddin, 2006).

Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur

(3)

matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampir selalu efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil jika mengidap tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain (Sastrawinata, 2000).

Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil apabila mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala dan nyeri payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007)

Jenis - jenis Pil KB

Menurut (Saifuddin, 2006), jenis pil KB/kontrasepsi oral yang sering digunakan yaitu :

a. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30 - 35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat, linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.

Terdiri dari 21 – 22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap hari 1 pil selama 21 - 22 hari. Umumnya setelah 2 - 3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu : 1) Kemasan 28 hari

7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.

2) Kemasan 21 hari

Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai

(4)

siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

c. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21 - 22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.

d. Once A Month Pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang. Adapun jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :

1) Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung antiprogesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.

2) Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1 - 2 kali per minggu dan hanya tersedia di India. e. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil )

Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Pil KB

Efek pil kontrasepsi untuk dapat mencegah kehamilan adalah merupakan kerja aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil tersebut. Pada pil kombinasi, komponen estrogen dan komponen progesteron bekerja sama untuk menghambat terjadinya ovulasi (Wiknjosastro, 2007). Aktifitas tersebut terjadi pada tingkat hipotalamus, yaitu dengan menghambat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga pelepasan FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan terhambat dan hal tersebut akan menimbulkan hambatan pada ovarium secara sekunder (Stubblefield, P. G. 2007).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Dibawah pengaruh hipotalamus, hipofisis mengeluarkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hormon-hormon ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Dua hormon yang ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam keseimbangan tertentu yang menyebabkan ovulasi, dan akhirnya penurunan kadarnya menyebabkan disintegrasi endometrium dan haid. Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron sebagai cara kontrasepsi dengan jalan mencegah terjadinya ovulasi (Wiknjosastro, 2007).

Estrogen dan progestin dapat mempengaruhi proses biokimia dan fungsi fisiologik hepar yang merupakan organ penting dalam proses metabolisme, gangguan ini mudah terjadi pada penggunaan jangka waktu lama. Salah satu gangguan pada

(5)

metabolisme yaitu gangguan pada metabolisme lemak dimana estrogen dapat meningkatkan kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL. Sedangkan progestin dapat menurunkan HDL (Sastrawinata, 2000).

Efek Samping Pil KB

Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian pil kontrasepsi adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi. Resiko yang lain adalah timbulnya tumor-tumor ginekologik, yaitu tumor mammae dan serviks uteri, serta timbulnya tumor-tumor ditempat lain, seperti tumor pada hati, melanoma dan tumor pada kelenjar hipofisa (Wiknjosastro, 2007).

Selain memungkinkan timbul efek samping yang berat, pada pemakai kontrasepsi oral juga bisa timbul efek samping yang lebih ringan, yang disebabkan oleh komponen-komponen dalam pil tersebut. Dari komponen-komponen estrogen, akan memberikan efek samping ringan berupa rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan keputihan. Sedangkan komponen progesteron akan menyebabkan efek samping ringan berupa perdarahan yang tidak teratur, bertambahnya berat badan, payudara mengecil, keputihan, jerawat dan kebotakan (Stubblefield, P. G. 2007).

Disamping itu masih banyak efek samping lain, yang timbul pada pemakai pil kontrasepsi, seperti adanya gangguan penglihatan, gangguan metabolisme lemak, gangguan metabolisme karbohidrat, gangguan pada sistem pembekuan darah, serta gangguan metabolisme protein (Stubblefield, P. G. 2007).

Tinjauan Tentang Lipid Definisi Lipid (Lemak)

Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut organik”, (2) ada hubungan dengan asam lemak atau esternya, (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi, 2006).

Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen. Beberapa jenis lipid juga mengandung fosfor dan nitrogen. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Golongan yang penting adalah lemak netral, lemak majemuk dan sterol. Lemak netral sebagian besar mengandung tiga asam lemak dan disebut trigliserida. Lipid Majemuk adalah fosfolipid dan glikolipid. Sedangkan jenis sterol yang sangat bermakna adalah kolesterol (Widman, 1995).

Lipid merupakan suatu komponen penting, yang berfungsi sebagai sumber cadangan energi dan sebagai bahan penyekat dalam jaringan subkutan dan disekitar organ-organ tertentu. Dalam keadaan normal fosfolipid bersama-sama dengan kolesterol

(6)

terdapat dalam membran sel untuk mempertahankan keadaan hidrofobik dari sel agar fungsi dan struktur sel tetap normal.

Sifat lipid tidak larut dalam air, sehingga untuk beredar dalam tubuh diperlukan suatu sistem transpor yang memungkinkan lipid tersebut larut dalam plasma (Kane, 1994). Lipid membentuk suatu kompleks makromolekul bersama dengan protein khusus yang disebut apolipoprotein. Kompleks yang terbentuk disebut lipoprotein (Stein, 1996). Terdapat lima kelas utama lipoprotein yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) (Wardoyo, 1995). Kilomikron, VLDL dan IDL merupakan partikel yang kaya akan trigliserida. Kilomikron hanya ada pada beberapa jam sesudah makan. IDL adalah lipoprotein antara yang terbentuk pada saat konversi VLDL menjadi LDL. Lipoprotein terdapat untuk sementara dan tidak dapat dideteksi pada plasma normal (Ariantini, 2000).

Trigliserida

Pengertian Trigliserida

Dari sudut ilmu kimia trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari ester gliserol dari asam lemak berantai panjang (Baron,1991). Trigliserida merupakan lemak netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak melekat padanya (Sherwood, 2010). Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Ketika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan, komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O) (Nutracare, 2007).

a. Metabolisme Trigliserida a) Sintesa trigliserida

Sebagaian besar sintesa trigliserida terjadi dalam hati tetapi ada juga yang disintesa dalam jaringan adiposa. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adipose, dimana trigliserida juga disimpan untuk energi (Guyton, 1991).

b) Transport Trigliserida

Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triagliserol. Pencernaan terjadi di usus kecil dan isi lemak direaksikan dengan lipase karena lipase larut air. Materi lipid diubah menjadi globula–globula kecil yang teremulsi oleh empedu. Lipid yang sudah tercerna terutama dalam bentuk larut dalam air, membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestinum. Setelah masuk dalam mukosa intestinum, trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein. Selanjutnya asam lemak akan berdiskusi masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Guyton, 1991). Hubungan Lemak dan Pil KB

Adanya hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil KB dengan perubahan lemak dan lipoprotein darah telah lama diketahui. Perubahan ini disebabkan penggunaan kontrasepsi pil KB jangka panjang sehingga meningkatkan trigliserida dan HDL, serta menurunkan LDL. Peningkatan kadar lemak atau trigliserida dalam tubuh yang disebabkan oleh kandungan estrogen dan progesteron didalam pil KB dimana estrogen dapat meningkatkan trigliserida dan HDL, sedangkan progestin menaikkan LDL dan menurunkan HDL (Suwaldi, 2006).

Hipotesis

a. Ho : Tidak ada perbedaan antara kadar trigliserida pada wanita yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi pil KB.

(7)

b. Ha : Ada perbedaan antara kadar trigliserida pada wanita yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi pil KB.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan berdasarkan langkah-langkah prosedur praktikum dan daftar pustaka pada literatur-literatur yang ada.

Populasi dari penelitian ini adalah wanita yang ada pada RT 01 RW 28 Desa Wonokoyo Kecamatan Kedung Kandang Kabupaten Malang. Sampel dari penelitian ini diambil dari 20 wanita yang telah melakukan puasa 10 – 12 jam, yang terdiri dari 10 wanita yang memakai pil KB dan 10 wanita yang tidak memakai pil KB. Sampel darah yang sudah didapat kemudian dibuat serum untuk pemeriksaan.

Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan Trigliserida adalah sebagai berikut: Spuit 3 cc, Torniquet, Kapas alkohol 70%, Centrifuge, Mikropipet, Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Fotometer (Microlab 300), Tissue, Blue tip, Yellow tip.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah darah vena yang diambil untuk tiap–tiap sampel adalah 2 cc, kemudian darah vena yang sudah didapat dicentrifuge untuk mendapatkan serum guna pemeriksaan trigliserida. Serum merupakan cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan.

Reagen yang digunakan merupakan reagen trigliserida siap pakai. Adapun komposisi reagen diantaranya sebagai berikut: Larutan Buffer, 4 – Chlorophenol, Gliserol Kinase, Lipoprotein Lipase, 4 – Aminoantipyrine, Gliserol- phospat-oxidase, Peroxsidase (POD), ATP, Magnesium Chloride, Standart .

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer merupakan data yang didapat berdasarkan hasil pemeriksaan trigliserida yang sebelumnya dan responden harus berpuasa selama 10 – 12 jam.

Analisa data dalam penelitian ini adalah Uji t tidak berpasangan (independent t-test) untuk membedakan rata-rata nilai kadar trigliserida antara wanita yang memakai pil KB dan wanita yang tidak memakai pil KB.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai perbedaan kadar trigliserida darah pada wanita yang memakai pil KB dan tidak memakai pil KB, didapatkan data hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 1 Kadar trigliserida wanita yang memakai alat kontrasepsi pil KB. No Kode Sampel Usia (th) BB (kg) Lama Pemakaian Hasil Pemeriksaan Keterangan 1. KB 1 31 47 kg 10 th 277 mg/dl TINGGI 2. KB 2 38 63 kg 4th 5 bln 225 mg/dl TINGGI 3. KB 3 40 60 kg 4 th 77 mg/dl NORMAL 4. KB 4 39 55 kg 13 th 390 mg/dl TINGGI 5. KB 5 37 75 kg 10 th 295 mg/dl TINGGI 6. KB 6 35 65 kg 15 th 512 mg/dl TINGGI 7. KB 7 38 60 kg 6 th 130 mg/dl NORMAL 8. KB 8 45 55 kg 4 th 105 mg/dl NORMAL

(8)

9. KB 9 37 70 kg 13 th 410 mg/dl TINGGI 10. KB 10 40 60 kg 10 th 279 mg/dl TINGGI Sumber: data diolah

Tabel 2 Kadar trigliserida wanita yang tidak memakai alat kontrasepsi pil KB Sumber: data diolah

Data dari hasil pemeriksaan kadar trigliserida pada tabel 1 dan tabel 2 diatas diperjelas dengan menggunakan Grafik 1

0

100

200

300

400

500

600

K

ad

ar

T

rigl

iser

id

a

Kadar Trigliserida Wanita yang Memakai pil KB dan Tidak

Memakai pil KB

Memakai pil KB

Tidak memakai pil KB

Gambar 1 Grafik kadar trigliserida pada wanita yang memakai pil KB dan tidak memakai pil KB.

Dari tabel 1 dan 2 dapat diketahui bahwa pada 20 sampel, yaitu yang terdiri dari 10 wanita yang memakai pil KB didapatkan hasil kadar trigliserida yang tinggi (> 200 mg/dl) sebanyak 7 sampel dan 3 sampel kadarnya normal (< 150 mg/dl). Sedangkan 10 sampel yang tidak memakai pil KB didapatkan hasil yang tinggi sebanyak 1 sampel dan 9 sampel memiliki nilai normal.

Analisis Data

Mula-mula dilakukan uji normalitas pada data yang diperoleh untuk mengetahui apakah sebarannya normal atau tidak. Normalitas sebaran data diketahui dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah subjek < 30 orang.

No Kode Sampel Usia (th) BB (kg) Hasil Pemeriksaan Keterangan 1. NON KB 1 23 74 kg 87 mg/dl NORMAL 2. NON KB 2 18 50 kg 129 mg/dl NORMAL 3. NON KB 3 21 55 kg 187 mg/dl TINGGI 4. NON KB 4 27 50 kg 78 mg/dl NORMAL 5. NON KB 5 22 43 kg 98 mg/dl NORMAL 6. NON KB 6 21 45 kg 115 mg/dl NORMAL 7. NON KB 7 25 48 kg 105 mg/dl NORMAL 8. NON KB 8 32 55 kg 136 mg/dl NORMAL 9. NON KB 9 23 60 kg 86 mg/dl NORMAL 10. NON KB 10 29 55 kg 104 mg/dl NORMAL

(9)

Tabel 3 Uji Normalitas data Shapiro-Wilk untuk Kadar Trigliserida darah pada wanita yang memakai pil KB dan tidak memakai pil KB.

Shapiro wilk

Statistic df Sig. Kelompokperlakuan .641 20 .000 Kadartrigliserida .820 20 .002

Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai p yang didapatkan dari uji normalitas Shapiro-Wilk adalah 0,000 dan 0,002, nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data tidak terdistribusi normal. Syarat uji parametrik independent t-test tidak terpenuhi karena sebaran data tidak terdistribusi normal. Berarti penelitian ini tidak dapat menggunakan uji parametrik independent t-test (uji tidak berpasangan) melainkan menggunakan uji alternatifnya yaitu uji non-parametrik Mann-Whitney.

PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar trigliserida darah pada wanita yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi pil KB. Penelitian ini dilaksanakan di RT 01 RW 28 Desa Wonokoyo Kecamatan Kedung Kandang Kabupaten Malang. Jumlah keseluruhan subjek penelitian ini sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 10 wanita yang memakai pil KB dan 10 wanita yang tidak memakai kontrasepsi pil KB. Pada penelitian ini dipilih subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dimana sampel yang memakai pil KB adalah kelompok tes, sedangkan sampel yang tidak memakai pil KB atau tidak memakai alat kontrasepsi apapun adalah kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan (Anita, 2013) yang membuktikan bahwa pada wanita yang memakai pil KB lebih dari satu tahun memiliki kadar trigliserida yang tinggi.

Sebagian besar kasus peningkatan trigliserida bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang mempunyai kecepatan yang berbeda, perbedaan ini nampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah. Adanya hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal (pil KB) dengan perubahan lemak dan lipoprotein darah telah lama diketahui (Suwaldi, 2006).

Keadaan gizi ditentukan oleh tersedianya zat-zat makanan pada sel-sel tubuh dalam jumlah yang cukup dan dalam komposisi zat-zat makanan diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, berkembang dan berfungsi normal. Oleh karena itu keadaan gizi ditentukan oleh dua hal, yaitu asupan zat-zat makanan yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, merokok, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kadar lemak yang tinggi dan kurangnya berolahraga (Arifinto, 2007).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar trigliserida darah wanita yang memakai kontrasepsi pil KB

(10)

dan wanita yang tidak memakai kontrasepsi pil KB. Kadar trigliserida darah pada wanita yang memakai kontrasepsi pil KB lebih tinggi dari pada kadar trigiserida darah yang tidak memakai kontrasepsi pil KB atau yang tidak memakai alat kontrasepsi apapun.

Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lain yang meneliti kadar trigliserida darah pada wanita yang memakai pil KB berdasarkan lama pemakaian dan jenis pil KB

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lain yang meneliti kadar trigliserida darah dengan jenis kontrasepsi lainnya.

3. Sebaiknya dilakukan penelitian pada populasi lain yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar dan distribusi sampel yang merata.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, D.N. 1991. Kapita Selekta “Patologi Klinik” (A Short Textbook of Chemical Pathology), Edisi 4. Jakarta : EGC

Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Gandasoebrata R. 1984. Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta : Dian Rakyat Ganiswarna. 1995. “Farmakologi dan Terapi Edisi 4”. Jakarta: UI Press

Guyton A.C. Fisiologi & Mekanisme Penyakit. Edisi 3. Alih bahasa : Petrus A. EGC. Jakarta. 1995 : 699 – 709

Koswara, Sutrisno. Lipid.www. Ebokpangan.com. Diakses tanggal : 26 Mei 2014 Miftah . 2009. Penyakit Metabolik dan Kecenderungan Penyakit Kardiovaskuler.

http://dr.Suprayanto.blogspot.com/2010/12/pengaruh-kb-suntik-terhadap perubahan.html. Diakses tanggal : 24 Mei 2014

Nadesul. 2007. Efek Samping Pil KB.

http://widhawidhari.blogspot.com/2013/05/makalah-pil-kb.html. Diakses tanggal : 24 Mei 2014

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nuraini. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Klinik Darah. Malang : SMK Analis Kesehatan

Bhakti Negara. hlm 7 – 8

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar–dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press) Rajiman. 2009. Lipid. www.belajar-online.com. Diakses tanggal : 6 Mei 2014

Rubenstein, dkk. 2005. Kedokteran Klinis. Jakarta : Erlangga

Saifuddin.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sastrawinata. 2000. Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Sukabumi : Lokakarya Speroff, Leon. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: EGC

Stubblefield.2007.Family Planning, on Berek & Novak’s Gynecology. 14th ed. Lippincott Williams & Wilkins; p. 247 - 312.

Widwan FK. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 9. EGC. 1995 Wiknjosastro.2007. Ilmu Kandungan Cetakan kelima. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Gambar

Tabel 1 Kadar trigliserida wanita yang memakai alat kontrasepsi pil KB.
Tabel 2  Kadar trigliserida wanita yang tidak memakai alat kontrasepsi pil KB  Sumber: data diolah

Referensi

Dokumen terkait

Olen kysynyt, miten opiskelijat kuvaavat kehollisia kokemuksiaan, minkälaisia eletyn kehon ja objektikehon kokemuksia he kuvaavat sekä minkälaisiin kulttuurisiin kertomuksiin

Evaluasi penggunaan obat antiplatelet pada pasien stroke iskemik di Instalasi rawat inap RSU Kabupaten Tangerang tahun 2019 dilihat dari kesesuaian mengenai

Dilihat dari fungsi penampilan tokoh, suatu peran dalam cerita fiksi dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Membaca sebuah roman membuat pembaca

Analisis Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software SmartPLS Permen No.32/2007, metode MASSCOTE, RAP, Analisis Jalur (Path Analysis), metode MASSCOTE

Daun gaharu kelompok genus Aquilaria mengandung komponen kelompok senyawa 2- (Phenylethyl) chromones yang merupakan senyawa umum ditemukan juga pada resin

MEDAN DUMAI PALEMBANG MEDAN PALEMBANG TENGGARONG SURABAYA BONDOWOSO TENGGARONG LOMBOK, NTB JAKARTA MEDAN JAKARTA MAROS, SULSEL TENGGARONG MAGELANG MAGELANG MEDAN BONDOWOSO MAROS,

Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam tahun 2008, waktu serangan umumnya terjadi pada musim pancaroba, yaitu peralihan dari musim

Pada analisis sebelumnya diperoleh jenis kegiatan industri yang sesuai sesuai dengan komoditas unggulan di Kabupaten Muara Enim dan faktor pengembangan komoditas unggulan