• Tidak ada hasil yang ditemukan

pirometalurgi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pirometalurgi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1

1..11 EEkkssttrraakkssi i MMeettaalluurrggii

Untuk menghasilkan logam dari bijihnya, diperlukan suatu proses ekstraksi Untuk menghasilkan logam dari bijihnya, diperlukan suatu proses ekstraksi metalurgi. Karena di alam bijih

metalurgi. Karena di alam bijih logam umumnya dalam bentuk oksida dan sulfida,logam umumnya dalam bentuk oksida dan sulfida, maka untuk menghasilkan logam diperlukan reaksi reduksi dan oksidasi. Proses maka untuk menghasilkan logam diperlukan reaksi reduksi dan oksidasi. Proses eks

ekstraktraksi si metmetalualurgrgi i terbterbagi agi menmenjadjadi i tigtiga a jaljalur, ur, yaiyaitu tu proproses ses hidhidromrometaletalurgurgi,i,  pirometalurgi,

 pirometalurgi, dan dan elektrometalurgi. elektrometalurgi. Perbedaan Perbedaan utama utama ketiga ketiga proses proses tersebuttersebut terletak pada temperatur proses yang menyertainya. Proses hidrometalurgi terjadi terletak pada temperatur proses yang menyertainya. Proses hidrometalurgi terjadi  pada

 pada temperatur temperatur rendah rendah sedangkan sedangkan proses proses pirometalurgi pirometalurgi pada pada temperatur temperatur tinggi.tinggi. Berikut ini merupakan klasifikasi proses ekstraksi metalurgi:

Berikut ini merupakan klasifikasi proses ekstraksi metalurgi: a.

a. PiPirorommetetalalururgigi

Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang umum

umumrnya paling rnya paling tua. Proses tua. Proses ini berhubunini berhubungan dengan gan dengan tempertemperatur tinggi atur tinggi dandan seba

sebagiagian n besabesar r berberlanlangsugsung ng samsampai pai terjterjadi adi pelpelebueburan. ran. SifSifat at dardari i proprosesses  pirometalurgi ini berlangsung cepat (dalam hitungan jam.

 pirometalurgi ini berlangsung cepat (dalam hitungan jam.  b.

 b. !idrometalurgi!idrometalurgi

!idrometalurgi merupakan proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung !idrometalurgi merupakan proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung  pada

 pada temperatur temperatur kamar kamar dan dan melibatkan melibatkan reaksi reaksi air. air. Proses Proses hidrometalurgi hidrometalurgi iniini lebih mampu untuk mengolah bijih"bijih yang berkadar rendah. Proses yang lebih mampu untuk mengolah bijih"bijih yang berkadar rendah. Proses yang terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses hidrometalurgi ini adalah lambat terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses hidrometalurgi ini adalah lambat (proses berlangsung antara hari sampai bulan

(proses berlangsung antara hari sampai bulan c.

c. #l#lekektrtromometetalalururgigi #lektr

#lektrometaluometalurgi rgi merupmerupakan akan proses"proses"proseproses s ekstrakekstraksi si dan dan pemurpemurnian nian yangyang meli

melibatbatkan kan eneenergi rgi lislistrik trik sebsebagaagai i dasadasar"r"dasdasar ar eksekstraktraksinysinya. a. PriPrinsinsip p yayangng digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia.

digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia.

Suatu proses ekstraksi metalurgi didasarkan keilmuan sebagai berikut: Suatu proses ekstraksi metalurgi didasarkan keilmuan sebagai berikut:

$.

(2)

&lmu ini akan menja'ab apakah reaksi dapat berjalan atau tidak. adi jika &lmu ini akan menja'ab apakah reaksi dapat berjalan atau tidak. adi jika dit

diteraperapkan kan padpada a proproses ses eksekstraktraksi, si, akaakan n dapdapat at dirdiramaamalkalkan n apaapakah kah proprosesses ekstraksi yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik atau tidak.

ekstraksi yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik atau tidak. )

).. KKiinneettiikkaa

&lmu ini akan menja'ab berapa lama proses akan berlangsung, karena dari &lmu ini akan menja'ab berapa lama proses akan berlangsung, karena dari kinetika akan dapat ditentukan berapa besar laju reaksi yang terjadi. *an kinetika akan dapat ditentukan berapa besar laju reaksi yang terjadi. *an denga

dengan n ilmu ini ilmu ini dapat dirancandapat dirancang g dan diupaydan diupayakan agar akan agar laju rekasi lebih laju rekasi lebih besar besar  atau dengan kata lain proses ekstraksi dapat dipercepat.

atau dengan kata lain proses ekstraksi dapat dipercepat. +.

+. PerPerpinpindahdahan paan panas danas dan Perpn Perpindindahaahan massn massaa .

. %%eeknknolologogi Pri Prososeses

%eknologi proses saat ini berkembang sangat pesat, sehingga tiap teknologi %eknologi proses saat ini berkembang sangat pesat, sehingga tiap teknologi  proses perlu dipelajari dengan detail.

 proses perlu dipelajari dengan detail.

BAB II

BAB II

PROSES EKSTRAKSI PIROMETALURGI

PROSES EKSTRAKSI PIROMETALURGI

(3)

2.1 Ekstraksi Bii! Ti"a! #PT Ti"a!$

%imah merupakan unsur logam yang memiliki simbol -Sn (Stannum dan memiliki nomor atom /0 dan berat atom $$1,23 gr4mol, titik lebur /0/,02 K, titik  didih )152 K, timah memiliki ciri fisik ber'arna abu mengkilat menyerupai  perak. 6ogam ini sering kita jumpai dalam bentuk paduannya, timah memiliki sifat mampu tempa, tidak mudah teroksidasi dalam keadaan udara kering sehingga tahan karat, namun pada kelembaban sekitar 107 logam ini dapat teroksidasi. 8ksigen akan dengan cepat terserap dan membentuk permukaan oksida yang tumbuh dengan kecepatan yang terus meningkat. %imah termasuk logam non- ferrous yang banyak berasal dari mineral cassiterite (Sn8) yang bercampur 

dengan grafit, pasir dan tanah liat.

Ga"%ar II.1 Bijih %imah

Sebelum menjadi logam, timah memiliki bentuk berupa pasir atau lebih dikenal dengan bijih timah. Salah satu tambang bijih timah terbesar di dunia terletak di &ndonesia khususnya di daerah Pro9insi Kepulauan Bangka Belitung serta di Pro9insi Kepulauan iau. Bijih timah umumnya ditambang dalam bentuk  mineral cassiterite diikuti dengan beberapa mineral pengotornya berupa  zircon (;rSi8,  pyrite (<eS), ilmenite (<e%i8),  xenotime (=P8, monazite >(?e,6a,

%hP8@, tourmaline (borosilikat kompleks dari Al, a, Cg, <e, 6i, Cn, quartz 

(Si8) dan hematite (<e)8+. Konsentrasi rata"rata unsur timah di kerak bumi

 berada di kisaran )"+ ppm. Pengotor yang biasa timbul saat produksi yaitu <e, ?u, As, Pb, Sb, Bi dan %i yang dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi.

(4)

6ogam timah diperoleh dari dua lokasi penambangan yang berbeda yaitu,  penambangan timah dengan cara penggalian dengan menggunakan kapal keruk 

yang dilakukan di laut dan penambangan di darat. Bijih timah dari kapal keruk  yang masih berkadar rendah sekitar )0"+07 Sn dilakukan proses pengolahan dengan tujuan mendapatkan bijih timah dengan kadar tinggi yang telah terpisah dari mineral pengotornya yang untuk proses selanjutnya yaitu proses peleburan. Pada pengolahan mineral ini, kadar bijih timah ditingkatkan sesuai dengan syarat  peleburan dan permintaan konsumen dimana syarat peleburan bijih timah D507

Sn.

(5)

Ga"%ar II.& *iagram Alir Proses Peleburan %imah

Setelah dilakukan proses pengolahan bijih timah yang menghasilkan timah yang telah terpisah dari mineral pengotornya, dan menghasilkan kadar bijih timah yang tinggi maka proses selanjutnya adalah proses peleburan bijih timah.

Peleburan timah merupakan proses ekstraktif untuk menghasilkan logam timah. Peleburan untuk menghasilkan logam timah terdiri dari ) tahap peleburan:

$. Peleburan tahap pertama adalah peleburan bijih timah (Sn8) dengan kadar Sn

(6)

). Peleburan tahap ke dua adalah peleburan terak, yang merupakan hasil sampingan dari peleburan tahap $. Kadar rata"rata terak yang dilebur pada tahap dua ini sekitar )/ "+0 7. Peleburan tahap ke dua ini menghasilkan hardhead .

*alam peleburan akan terjadi reaksi antara unsur"unsur yang terkait. Sebelum peleburan bijih timah dilakukan proses miFing dan penimbangan di  bagian material. %ingkat homogen pada proses mixing sangat penting karena sangat berpengaruh pada proses peleburan. !asil proses mixing akan dikirim ke bunker sebagai tempat penampungan sebelum dilakukan peleburan.

Bahan baku untuk proses peleburan adalah : $. Bijih timah kadar G 507

).  Antracite sebagai reduktor

+. Batu Kapur (?a?8+ sebagai fluks

Bahan baku dimasukkan kedalam hopper tanur dengan bantuan over head  crane untuk melakukan proses charging . Proses charging dilakukan dalam dua tahap yaitu pada peleburan tahap & dan peleburan tahap &&. Peleburan tahap && dilakukan karena masih tingginya kadar Sn pada terak G )07 sehingga cukup ekonomis untuk dilakukan peleburan kembali.

Caterial sirkulasi pada proses peleburan ini meliputi : $. %erak &, dengan kadar Sn G )07

). *ross (<e8,Sn8,Si8 dengan kadar Sn 50"107

*ross adalah material produk hasil proses peleburan bijih timah dan  peleburan terak & yang masih mempunyai nilai ekonomis atau kandungan kadar Sn

207 dimana untuk melogamkannya masih memerlukan proses peleburan. +.  Hardhead (<eSn dengan kadar Sn 107, <e )07

!ardhead adalah sisa material yang dihasilkan dai hasil peleburan. Ada ) tipe  slag yaitu terak $, hasil dari proses peleburan tahap & disamping timah kasar ada juga terak & yang selanjutnya terak & tersebut diproses dalam  peleburan tahap &&, hasil dari peleburan tahap && adalah !ardhead yang bisa

dipakai sebagai bahan baku peleburan tahap & atau peleburan bijih.

 Hardhead adalah paduan timah dengan besi yang merupakan material  produk hasil proses peleburan terak & yang masih mempunyai nilai ekonomis

(7)

atau kandungan kadar Sn di material tersebut berkisar 50 7 " 10 7 dimana untuk melogamkannya masih memerlukan proses peleburan bijih timah dan  proses pencairan di  flame oven (dalam bentuk petakkan. %imah besi adalah  paduan timah besi yang merupakan material produk hasil proses peleburan yang masih mempunyai nilai ekonomis atau kandungan kadar Sn berkisar 07 "/07 dimana untuk melogamkannya masih memerlukan proses peleburan bijih timah.

%erak ) , terak yang sudah masuk dalam kategori limbah (tidak terpakai dan diakumulasikan di stock yard .

. *ebu dengan kadar Sn 50"5)7

*ebu dapat diperoleh dari Cooler Filter ,  Regenerator dan  Flue as, untuk mempermudah di dalam proses peleburan maka debu tersebut dibentuk   bola kecil ( !ellet . *ebu ini masih memiliki kadar Sn yang %ingi (23 H 50 7.

2.1.1 Pe"ur'ia' Bii! Ti"a! # Refining) 1.  !yrorefining 

=aitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur  sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor  lebih besar dibanding Sn. ?ontoh material lain yang ditambahkan untuk  mengikat pengotor: serbuk gergaji untuk mengurangi kadar <e, Aluminium untuk untuk mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan  penambahan sulfur untuk mengurangi kadar ?u dan i sehingga terbentuk 

?uS dan iS. !asil proses refining  ini menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 33,3)7. Analisa kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining ulang.

(8)

2.  "utectic Refining 

=aitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer   dengan bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas  produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar 6ead

atau Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor 4impuritiesnya. Adapun  prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb" Sn, pada saat eutectic temperature lead pada solid solution berkisar ),27 dan aakan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah.

3.  "lectrolitic Refining 

=aitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 33,337.Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining. Proses elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam dengan kadar  kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda Hanoda dan katoda Hyang tercelup ke dalam bak  elektrolisis.Proses elektrorefining yang dilakukan P%.%imah menggunakan  bangka four nine (timah berkadar 33,337  yang disebut pula starter 

sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot timah yang beratnya berkisar $+0 kg dan larutan elektrolitnya !)S8.  proses pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan 9oltase tertentu dan tidak terlalu besar.

2.2 Ektraksi Bii! Nikel #PT A'eka Ta"%a'g$

Untuk memperoleh nikel dari tipe deposit laterit terdapat beberapa jalur   proses pengolahan. Komposisi deposit laterit nikel akan bergantung pada tipe  batuan induk, iklim tempat deposit terbentuk dan proses pelapukan. !al ini

(9)

memberikan hubungan yang spesifik antara komponen deposit dan pilihan proses  pengolahannnya disertai kendala"kendalanya.

Ga"%ar II.(Skema Profil 6aterit (komposisi kimia dan jalur proses ekstraksi alur proses pengolahan laterit nikel yang diterapkan secara komersial didasarkan pada kandungan magnesium (Cg dan rasio nikel"besi (i4<e. Saat ini terdapat dua pilihan jalur proses ekstraksi, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. alur proses ekstraksi pirometalurgi menggunakan tipe laterit nikel saprolit dengan produk nikel berupa ferro"nickel (<ei, nickel pig iron, dan nickel sulfide matte (nickel matte. Sedangkan proses hidrometalurgi paling umum diterapkan untuk laterit limonit.

(10)

2.2.1 Pe"%uata' *err+,Nikel

Pembuatan ferro"nikel dilakukan melalui dua rangkaian proses utama yaitu reduksi dalam tungku putar (rotary kiln, K dan peleburan dalam tungku listrik (electric furnace, #< dan laIim dikenal dengan Rotary kiln "lectric #melting Furnace !rocess atau "$%"& !rocess.

Bijih yang telah dipisahkan, baik ukuran maupun campuran untuk  mendapatkan komJposisi kimia yang diinginkan, diumpankan ke dalam  pengering putar (rotary dryer  bersama"sama dengan reductant dan fluF. Selanjutnya dilakukan pengeringan sebagian ( partical drying  atau  pengurangan kadar air (moisture content, dan kemudian dipanggang pada tanur putar (rotary kiln dengan suhu sekitar 500"$000? tergantung dari sifat  bijih yang diolah.

Caksud utama pemanggangan (calcination adalah untuk mengurangi kadar air, baik yang berupa air lembab ( moisture content  maupun yang berupa air kristal (crystalized 'ater , serta mengurangi Iat hilang bakar (loss of  ignition dari bahan"bahan baku lain"nya. Selain itu, pemanggangan dimaksudkan juga untuk memanaskan(preheating dan sekaligus mencampur   bahan"bahan baku tersebut. *alam tanur putar juga dilakukan reduksi  pendahuluan ( prereduction secara selektif untuk mengatur kualitas produk dan meningkatkan efisiensi4produkti9itas tanur listrik, sesuai dengan pasaran dan kadar bijih yang diolah. Sekitar )07 dari kandungan nikel bjiih tereduksi, reduksi terutama dilakukan untuk merubah <e+L menjadi <e)L, sehingga energi yang dibutuhkan dalam tanur listrik menjadi lebih rendah. Bijih terpanggang dan tereduksi sebagian dari tanur putar ini dimasukkan ke dalam tanur listrik secara kontinu dalam keadaan panas (di atas /00?, agar dapat dilakukan pereduksian dan peleburan. *ari hasil peleburan diperoleh feronikel (crude ferronickel yang selanjutnya dimurnikan pada proses pemurnian. ?rude ferronickel memiliki kandungan $/")/7 i dan terkandungan pengotor yang tinggi seperti karbon, silikon dan krom. Pemurnian dilakukan dengan oFygen  blo'ing untuk menghilangkan karbon, krom dan silikon juga ditambahkan fluF  berupa kapur, dolomit, flouspar, aluminium, magnesium, ferosilikon dsb.,untuk 

(11)

menghasilkan slag yang memungkinkan sulfur dapat terabsorb pada saat  pengadukan dengan injeksi nitrogen. !asil proses pemurnian dituang menjadi  balok feronikel(ferronickel ingot atau digranulasi menjadi butir"butir feronikel

(ferronickel shots, dengan kadar nikel di atas +07.

(12)

Ga"%ar II. *iagram Alir Proses Pengolahan <erronikel di P% Aneka %ambang, %bk.

2.& Ekstraksi Bii! Nikel #PT IN/O I'0+'esia$

 ikel matte dibuat secara komersial pertama kali di Kaledonia Baru dengan menggunakan blast furnace sebagai tanur peleburan dan gipsum sebagai sumber belerang sekaligus sebagai bahan fluF. %etapi belakangan ini pembuatan matte dari bijih oksida dilakukan dengan menggunakan tanur putar dan tanur  listrik. Bagan alir yang disederhanakan dari proses ini digambarkan pada Eambar  &&.1. Eambar tersebut menunjukkan bah'a sebagian besar dari tahap"tahap proses yang dilakukan dalam proses pembuatan ferronikel juga dilakukan dalam proses ini. Bijih yang kandungan airnya dikurangi, dimasukkan ke dalam tanur putar  Kemudian berlangsung kalsinasi, pereduksian sebagian besar oksida nikel menjadi nikel, <e)8+ menjadi <e8 logam <e (sebagian kecil. 6ogam"logam yang

dihasilkan kemudian bersenya'a dengan belerang, baik yang berasal dari bahan  bakar maupun bahan belerang yang sengaja dimasukan untuk maksud tersebut. Produk tanur putar diumpankan ke dalam tanur listrik, untuk menyempurnakan

(13)

 proses reduksi dan sulphurisasi sehingga menghasilkan matte. <urnace Catte ini yang mengandung nikel kira"kira +0 " +/7, belerang kira"kira $0 " $/7, dan sisanya besi, dimasukkan ke dalamcon9erter untuk menghilangkan4mengurangi sebagian besar kadar besi. !asil akhir berupa matte yang mengandung nikel kira" kira 557, belerang )$7, serta kobal dan besi masing"masing kira"kira $7. *alam sejarah pembuatan nikel " matte di Kaledonia Baru, selain dengan proses blast furnace, dibuat juga melalui ferronikel. Ke dalam feronikel kasar cair  dihembuskan belerang bersama"sama udara di dalam sebuah con9erter, sehingga  berbentuk matte primer (primary matte dengan kandungan nikel kira"kira 207,  besi kira"kira )/7, karbon kira"kira $,/7, dan sisanya belerang. Catte ini kemudian diubah (con9ert dengan cara oksida besi, sehingga diperoleh matte hasil akhir dengan kadar nikel 5/ " 107 dan belerang kira"kira )07. Berbeda dengan feronikel, pada umumnya nikel dalam bentuk matte diproses terlebih dahulu menjadi logam nikel atau nickel oFidic sintersebelum digunakan pada industri yang lebih hilir. Produknya adalah sebagai berikut.

a. Produk utama: " ickel matte

" Komposisi kimia: 50"517"iM 0./"$"7?oM 0.)"027"?uM 0.+"0.27"<eM $1"))7"S

 b. Produk samping:

" %erakM campuran logam oksida c. Kondisi proses:

" Cempunyai kadar nikel tinggi (D).)7i " asio <e4i rendah (D2

" Kadar Cg8 tinggi

(14)

Ga"%ar II. Proses Pembuatan ikel Catte di P% &?8 &ndonesia

%abel &&.$ memperlihatkan parameter proses pembuatan nickel matte di P% &nco &ndonesia.

Ta%el II.1 Parameter Proses Pembuatan ikel Catte

Furnace Parameter PT INCO INDONESIA Number of furnace 4

Furnace design Hatch modified Shape Circular   Hearth dimension (inside, m) 17. !" Hearth area (inside m#) ##7

Side$all cooling Copper finger   Number electrode %

&lectrode diameter, mm 1' ransformer, *+ 7' Opretaing data

o$er (-) 7' Hearth po$er densit (/-0m#) %%

Secondar oltage (phase) 1%' Secondar oltage (electrode) 72 Secondar current, /+ %% 3esistance per electrode, m #% 5atch resistance per electrode, 7

(15)

m

 +rc po$er.batch po$er ratio #.% 5atch po$er densit (/-0m#) 1

 +rc oltage, * ''  +rc length (617*0cm) %#

&lectrode tip position Shelded arc Charge coer at tips "eep calcine o$er cunsumption (/-h0ton) 44

Calcine feed temperature 7' Slag top temperature (oC) 1'%

Slag Si#0g ratio #.

Slag 8Fe ## etal 8 Ni %# etal 8 S 18 S

(16)

BAB III

PENUTUP

&.1 Kesi"ula'

Berdasarkan pada isi makalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Proses ekstraksi metalurgi terbagi menjadi tiga jalur, yaitu proses hidrometalurgi, pirometalurgi, dan elektrometalurgi.

2. Pirometalurgi merupakan suatu proses pengambilan logam berharga dari  bijihnya yang berlangsung pada temperatur tinggi.

&. Beberapa perusahaan di &ndonesia yang menggunakan metode ekstraksi  pirometalurgi yaitu Pengolahan Bijih ikel di P% Aneka %ambang, Pengolahan %imah di P% %imah, dan Pembuatan ikel Catte di P% &?8 &ndonesia.

(17)

DA*TAR PUSTAKA

Apriadi, <auIi. $aporan %er(a !raktik ) AA6&SA R"C*+"R, #n PA*A B&&! %&CA! %SK +/ *#EA P#=#AEACA UKUA BU%& *& E#*UE ACAE P6A% PUSA% P#E86A!A B&&! %&CA! P%. %&CA! (Persero %bk ) . ?ilegon. )0$+

 ababan, =. Basten.  $aporan %er(a !raktik ) P##%UA <68N P8?#SS B&&! %&CA! 68N EA*# PA*A PUSA% P#E86A!A B&&! %&CA! U&% C#%A6UE& CU%8K P%. %&CA! (Persero %bk  ) ?ilegon. )0$)

 ugraha, Andre 8smond.  $aporan %er(a !raktik ) P#!&%UEA KA*A  Sn, Pb, dan Sb A%A"A%A PA*A P8S#S  &./.0 di EU*AE CA%#&A6 P8*UKS& U&% C#%A6UE& P%. %&CA! ( Persero  %bk )  ?ilegon. )0$)

Parmonangan, icky.  $aporan %er(a !raktik ) 6AP8A K#A PAK%#K  P#!&%UEA P#UUA KA*A <e PA*A P8S#S P#CU&A *& PAB&K P#6#BUA *A P#CU&A U&% C#%A6UE& P% . %&CA! (Persero %bk  ) ?ilegon. )0$)

http:44id.scribd.com4doc45/13$33)4%eory"*asar"otary"*ryer  https:44'''.scribd.com4doc430$/04#kstraksi"ikel"P%"inco http:44timah.com4data4uploaded4CS*SO#SAO3+/.pdf 

(18)

DA*TAR ISI !alaman HALAMAN 3UDUL...i DA*TAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN $.$ #kstraksi Cetalurgi...$ BAB II ISI

).$ #kstraksi Bijih %imah (P% %imah...+ ).) #kstraksi Bijih ikel (P% Aneka %ambang, %bk ... 1  ).+ #kstraksi Bijih ikel (P% &?8 &ndonesia ...$) BAB III PENUTUP

+.$ Kesimpulan...$2

DA*TAR PUSTAKA...$5

(19)

TUGAS I

TERMODINAMIKA METALURGI

#Pr+ses,Pr+ses Pir+"etalurgi 4a'g A0a 0i I'0+'esia$

Disusu' Ole!5

Murti Ha'0a4a'i #&&&(111212$

3URUSAN TEKNIK METALURGI *AKULTAS TEKNIK 

UNI6ERSITAS SULTAN AGUNG TIRTA7ASA

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses FSW antara aluminium dengan aluminium relatif mudah dilakukan karena antara material yang disambung dengan material yang disambungkan memiliki titik lebur yang

Proses pelapisan Baja karbon rendah dengan cara Al-celup panas setelah aluminium (tipe 1) yang dicairkan dengan menggunakan berbagai waktu pencelupan dengan titik lebur

 Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur ( L)...

Pengelasan adalah penyambungan dua logam dan atau logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam tersebut,baik dengan atau tanpa tekanan

Pengelasan adalah penyambungan dua logam atau logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam tersebut, baik dengan atau tanpa tekanan serta

Berdasarkan bahan pengotor yang ditambahkan, semikonduktor ekstrinsik terbagi menjadi dua jenis yaitu [17] :Apabila bahan semikonduktor murni diberi pendopingan dengan

Ketentuan tentang batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian komoditas tambang mineral diatas berkaitan dengan larangan ekspor mineral mentah, dimana terhadap komoditas

Kereaktifan logam Natrium : Natrium mengapung pada permukaan, tapi panas yang dilepaskan oleh reaksi cukup untuk meleburkan natrium (natrium memiliki titik lebur yang