Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk membekali peserta dengan kemampuan membangun tim efektif untuk mewujudkan arah kebijakan organisasi melalui pembelajaran identifikasi
stakeholders, pemetaan nilai dan interest stakeholder, dan strategi berkomunikasi.
Mata Diklat disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, dan praktik.
Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya membangun persepsi yang sama diantara para stakeholder untuk
HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan mampu membangun tim yang
efektif untuk mewujudkan strategi
organisasi.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta dapat:
1.
Mengidentifikasi stakeholders
dalam mewujudkan strategi
organisasi.
2.
Memetakan nilai dan kepentingan
stakeholders.
3.
Strategi berkomunikasi dan
Menyamakan persepsi
KERJASAMA TIM ?
Tim adalah perpaduan dua
atau lebih orang yang memiliki
Tujuan Bersama dan memiliki
Saling Ketergantungan. Hasil
yang dicapai oleh Tim
bergantung pada Kerjasama
yang dilakukan pada sebagian
besar waktu.
TAHAPAN MEMBANGUN TIM EFEKTIF
Tim Efektif akan melalui Tahapan Pengembangan
(Development) secara berjenjang yakni:
1.
Forming (Pembentukan)
2.
Storming (Menyerbu)
3.
Norming (Norma/Etika)
MODEL EFEKTIVITAS TIM
Sebuah Tim dapat terus memperbaiki efektivitasnya
dengan fokus pada 5 kunci utama yakni:
1.
Goals (Tujuan),
2.
Roles (Peran),
3.
Procedures (Prosedur),
4.
Relationships(Hubungan) and
5.
Leadership (Kepemimpinan).
Tim yang efektif selalu Sadar (Awareness) dan Responsif
(Responsive) terhadap lingkungan Internal dan
lingkungan Eksternal mereka.
Siapa saja (orang, organisasi, komunitas) yang di-pengaruhi oleh atau memdi-pengaruhi suatu Effort (Upaya) organisasi selanjutnya disebut Upaya Bisa pula mereka yang memiliki kepentingan kuat
terhadap Upaya itu, demi alasan akademik, filoso-fis, atau politis, sekalipun mereka dan keluarga-nya, teman dan rekannya tidak langsung dipenga-ruhi Upaya itu
Stakeholders Primer (Primary Stakeholders)
Orang / kelompok yang
langsung dipengaruhi Upaya itu,
baik positif maupun negatif
(dalam beberapa kasus ada
Stakeholders Primer di kedua
sisi)
Mis.: Kebijakan pengendalian
harga sewa rumah
menguntungkan penyewa,
Stakeholders Sekunder (Secondary Stakeholders)
Orang / kelompok yang secara tidak langsung di-pengaruhi Upaya itu, baik positif maupun negatif
Mis.: Program pengurangan tindakkekerasanda-lam rumah tangga (KDRT) bisa mempunyai akibat positif terhadap personil IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena mengurangi jumlah kasus
Sebaliknya, mungkin memerlukan lebih banyak training bagi polisi untukmenangani panggilan ter-kait tindak KDRT dengan cara yang berbeda
Stakeholders Utama (Key Stakeholders)
Mereka yang bisa memiliki
pengaruh positif / nega-tif terhadap
Upaya itu
– mereka penting di
dalam atau bagi organisasi yang
terlibat dalam Upaya itu
Mis.: CEO / Direktur dan Staf yang
bekerja lang-sung untuk
melaksanakan kegiatan Upaya itu
Juga Penyandang Dana, Pejabat
Pemerintah yang terpilih / ditunjuk,
Tokoh Bisnis, Ulama, dan Figur
Ekonomik
Program training ketenagakerjaan bisa meningkat-kan prospek ekonomik orang berpenghasilan ren-dah
Pengaturan zona wilayah bisa membawa konse-kuensi bagi berbagai kelompok
Perubahan Sosial
Upaya memperbaiki keharmonisan sosial bisa mengubah iklim sosial bagi kedua anggota kelom-pok minoritas / mayoritas suku / etnis tertentu
Kerja
Melibatkan pekerja dalam pengambilan
keputusan bisa meningkatkan kehidupan
kerja dan membuat orang lebih puas
terhadap pekerjaannya
Waktu
Jam kerja fleksibel, program libur bagi
pengasuh, libur orang-tua, dan memberi
waktu luang mengu-rus urusan
kehidupan bisa membebaskan dari stres
dan meningkatkan produktivitas
Lingkungan
Perlindungan ruang publik,
konservasi sumber daya alam,
perhatian pada perubahan iklim,
dan upa-ya membangun lingkungan
hijau bisa menambah kenyamanan
kehidupan sehari-hari
Kesehatan Fisik
Fasilitas medis gratis / terjangkau
dan program lain yang serupa bisa
memberi manfaat bagi orang
ber-penghasilan rendah dan bisa
memperbaiki kese-hatan
masyarakat
Keselamatan & Keamanan
Program pengawasan dan patroli
lingkungan dan prakarsa keselamatan
kerja bisa meningkatkan keselamatan dan
keamanan komunitas tertentu, bahkan
masyarakat secara keseluruhan
Kesehatan Mental
Pusat Kesehatan Mental Masyarakat dan
Penitipan Orang Dewasa bisa sangat
penting, tidak hanya bagi orang yang
bermasalah kesehatannya, tetapi juga bagi
keluarga dan komunitas secara
Mendapatkan lebih banyak gagasan
pengembangan dan implementasi Upaya daripada jika dibatasi hanya pada satu organisasi atau
kelompok kecil yang memiliki pandangan serupa
Bisa memasukkan banyak perspektif dari semua sektor / unsur komunitas yang dipengaruhi,
sehingga bisa memberi gambaran lebih jelas
tentang konteks komu-nitas, potensi kesulitan, dan aset yang ada
Memperoleh penerimaan dan dukungan dari semua Stakeholders yang membuat mereka menjadi bagian integral dari pengembangan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasinya (ada
Fair bagi semua Semua Stakeholders
bisa punya pendapat dalam
pengembangan Upaya yang mung-kin berdampak serius terhadap mereka
Terhindar dari unsur yang tidak kita
ketahui Jika semua duduk bersama, segala masalah bisa diung-kap dan
diselesaikan sebelum menjadi “tembok peng-halang”
Memperkuat posisi kita jika ada oposisi Bersama semua Stakeholders bisa
membuat perbedaan besar dengan kekuatan pengaruh politis dan moral
Menjembatani modal sosial bagi komunitas Modal sosial merupakan jejaring kenalan, persahabatan,
ikatan keluarga, kebaikan, kewajiban, dan nilai sosial yang bisa digunakan untuk merekat hubungan dan memperkuat komunitas
Meningkatkan kredibilitas organisasi kita
Melibatkan dan menghadirkan kepentingan semua
Stakeholders membuat organisasi kita dipandang fair, etis, transpa-ran, dan membuat orang suka
bekerja dengan kita
Meningkatkan peluang keberhasilan Upaya Mengidentifikasi Stakeholders dan merespons
kepentingan mereka akan menyebabkan dukungan masyarakat
Stakeholders Primer
Penerima Manfaat / Target dari Upaya
Penerima Manfaat (Beneficiaries): mereka yang memper-oleh sesuatu (layanan, keterampilan, uang, barang, hu-bungan sosial, dsb.) sebagai akibat langsung dari Upaya Sasaran (Target): mereka yang menerima / tidak
meneri-ma meneri-manfaat pribadi, atau memiliki tindakan yang
memberi manfaat terhadap populasi / komunitas tertentu (biasanya tidak menguntungkan)
Contoh: Populasi tertentu kelompok suku / etnis, kelompok sosio-ekonomik, penghuni rumah susun
Stakeholders Primer
(lanjutan)
Penduduk wilayah geografi tertentu lingkungan ru-kun
tetangga, kota, pedesaan
Orang yang mengalami / berisiko terhadap masalah /
kondisi tertentu tunawisma, kurang keterampilan da-sar,
tunakarya, penderita diabet
Orang yang terlibat / peserta organisasi / institusi ter-tentu
siswa sekolah, penerima BLT / BLSM, pemuda yang
terlibat dalam sistem peradilan
Orang yang akan diubah perilakunya remaja nakal,
perokok, orang yang terlibat kegiatan seks berbahaya
Pembuat Kebijakan dan Institusi yang menjadi Sasaran
Upaya
Stakeholders Sekunder
Mereka yang langsung terlibat dengan / bertanggung jawab terhadap Penerima Manfaat atau Sasaran Upaya
Individu dan organisasi yang hidup bersama / dekat de-ngan / peduli terhadap Penerima Manfaat / Sasaran dan
menawarkan layanan langsung kepada mereka Contoh:
Orang-tua, pasangan hidup, saudara kandung, anak, anggota keluarga lain, teman
Sekolah dan Stafnya guru, konselor, guru bantu
Dokter dan Tenaga Paramedis, terutama petugas pera-watan utamaStakeholders Sekunder
(lanjutan)
Petugas Sosial dan Psikoterapis
Organisasi Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan
de-ngan seluruh Stafnya pekerja muda, pekerja kasus
kesejahteraan, dsb.
Relawan komunitas dengan berbagai kapasitas so-pir,
instruktur relawan dalam pelatihan petugas dapur
Mereka yang pekerjaan / hidupnya bisa dipengaruhi
oleh proses / hasil Upaya
Contoh:
Polisi dan Petugas Hukum lain Pendekatan baru
ter-hadap pencegahan tindak kekerasan, penyalahgunaan
obat, atau KDRT bisa memerlukan training dan praktek
keterampilan baru pada Penegak Hukum
Stakeholders Sekunder
(lanjutan)
Personil IGD, guru, orang lain yang terikat hukum untuk
melaporkan child abused atau situasi serupa
Pemilik Perumahan hak hukum dan tanggung jawabnya
bisa diubah oleh hukum yang memunculkan kam-panye
penghentian diskriminasi perumahan / memperkuat hak
penyewa
Kontraktor dan Pengembang akan terpengaruh oleh
hukum yang mengatur ruang terbuka dan zona wilayah
Pekerja meningkat biayanya K3, asuransi
Anggota masyarakat biasa yang kehidupan, pekerjaan,
dan rutinitasnya dipengaruhi oleh perubahan kebijakan
Stakeholders Utama
Pejabat Pemerintah & Pembuat Kebijakan adalah mereka yang merencanakan, mensahkan, dan menjalankan hukum dan peraturan yang bisa memenuhi tujuan Upaya
atau langsung membatalkannya
Anggota DPR-DPRD yang membuat dan mensahkan hu-kum serta mengontrol anggaran publik
Gubernur, Walikota / Bupati eksekutif yang
menjalankan hukum, mengadministrasikan anggaran, dan laksanakan-nya bisa sangat berkontribusi bagi
Stakeholders Utama (lanjutan)
Anggota pimpinan badan lokal Pimpinan badan kese-hatan, perencanaan (BAPEDA), penzonaan wilayah bisa dengan kekuasaannya menjadi sekutu penting atau opo-nen berbahaya
Badan Pemerintah Daerah sering membuat dan mengelu-arkan peraturan yang adakalanya bisa membantu / mem-batalkan Upaya, tergantung pilihan mereka
Pembuat kebijakan sering memiliki kekuasaan resmi (mes-kipun hanya “penasehat”) pendapat dan
Stakeholders Utama (lanjutan)
Mereka yang bisa mempengaruhi pihak lain
Media massa
Orang dengan posisi yang bisa menyebarkan
pengaruh ulama, dokter, CEO, Rektor
Pemimpin komunitas yang didengar orang
mungkin di-hormati karena posisi mereka dalam
populasi itu, menjadi penduduk lama yang
Stakeholders Utama (lanjutan)
Mereka yang punya kepentingan dengan hasil Upaya Komunitas bisnis bisa mendapatkan pekerja yang
lebih baik, lebih mudah dan lebih banyak mendapat keuntungan
Advokat bergantung kepentingan mereka
Aktivis komunitas yang memiliki kepentingan filosofis atau politis berkaitan dengan isu yang diangkat oleh Upaya
Orang yang mempunyai kepentingan akademik / peneliti-an terhadap isu / populasi Target
Penyandang Dana nyata / potensial tanpa dukngan me-reka Upaya tidak bisa terlaksana
Brainstorming berkumpul bersama anggota
organisasi, pejabat, orang yang terlibat, dan orang
yang diberi infor-masi tentang Upaya (buat kategori
dan nama)
10-15’ mengemukakan sebanyak mungkin saran
(walau aneh sekalipun), tanpa kritik dan evaluasi
Mendiskusikan tiap saran, bisa mengidentifikasinya
menjadi Stakeholders Primer, Sekunder, dan Utama
Mengumpulkan kategori dan nama dari Informan di
komu-nitas (yang bukan peserta Brainstorming),
terutama ang-gota populasi / penduduk wilayah
geografi yang menjadi Sasaran
Berkonsultasi dengan organisasi yang terlibat /
pernah di-libatkan dalam Upaya serupa, atau yang
bekerja dengan populasi / di wilayah yang menjadi
Sasaran
Mendapatkan lebih banyak gagasan dari
Stekeholders be-gitu mereka teridentifikasi
Pasang advertensi apabila perlu di layanan
masyarakat, pertemuan komunitas, newsletter
komunitas / organisasi, media sosial, email Target,
pengumuman oleh pimpinan rapat, pertemuan
PENGERTIAN NILAI
Istilah “Values (Tata Nilai)” mengacu kepada prinsip-prinsip
tuntunan dan perilaku yang melekat di dalam cara organisasi dan para tenaga kerjanya beroperasi seperti yang diharapkan. Values mencerminkan dan memperkuat budaya yang diinginkan oleh organisasi. Values mendukung dan menuntun pengambilan keputusan setiap tenaga kerja, membantu organisasi dalam
melaksanakan misinya dan mencapai visinya dengan cara yang memadai. Contoh Values adalah seperti menunjukkan integritas dan sikap fair dalam seluruh interaksi, melampaui ekspektasi
pelanggan, menghargai tenaga kerja dan keberagaman, memproteksi lingkungan, dan bertekad untuk mencapai keunggulan kinerja setiap hari.
Istilah ini jangan dirancukan dengan istilah Value (tanpa huruf “s” di akhir), karena istilah value (nilai) dalam Baldrige memiliki pengertian yang berbeda pula.
SEBELAS TATA NILAI DAN KONSEP INTI
Seluruhnya ada 11 (sebelas) Tata Nilai dan Konsep Inti yang membangun Kriteria Bisnis tersebut:
1. Kepemimpian yang Visioner (Visionary Leadership)
2. Keunggulan menurut Pelanggan (Customer–Driven Excellence)
3. Pembelajaran Perorangan dan Organisasional (Organizational and
Personal Learning)
4. Menghargai Tenaga Kerja dan Mitra (Valuing Workforce Members
and Partners)
5. Kegesitan (Agility)
6. Fokus kepada Masa Depan (Focus on the Future)
7. Mengelola Inovasi (Managing for Innovation)
8. Manajemen berdasarkan Fakta (Management by Fact)
9. Pertanggungjawaban Kemasyarakatan (Societal Responsibility)
10. Fokus kepada Hasil dan Penciptaan Nilai (Focus on Results and
Creating
Penerima Manfaat mungkin akan:
Sangat mendukung (melihat peluang untuk perbaikan hidup) Ambivalen (dipermalukan karena buta huruf)
Menentang ( menganggap sebagai beban) Stekeholders punya kepentingan ekonomik
Adakalanya egois dan serakah, mis.: korporat tidak mau keluar dana untuk menghentikan polusi pabriknya
Kepentingan ekonomi bisa juga sejalan dengan Upaya suatu Inisiatif mendirikan klinik bisa memberi kerja bagi kontraktor, tenaga kesehatan, pesanan peralatan medis, dan keuntungan bagi masyarakat setempat
Pengusaha juga punya kepentingan walaupun Upaya menguntungkan masyarakat luas, tetapi Pengusaha Kecil bisa mengalami penurunan keuntungan
Organisasi penyandang dana pendanaan Upaya bisa berarti pengurangan pekerja atau mengganggu cash flow
Upaya yang membawa isu kontroversi budaya (aborsi, pernikahan antar gay) bisa sangat didukung kelompok
masyarakat tertentu, tetapi bisa ditentang kelompok lainnya
Legislator dan pembuat kebijakan bisa memiliki kepenting-an menjaga citra, sehingga mendkepenting-anai Upaya tertentu
Orang yang terlibat dalam Upaya perlu belajar metode baru dan meningkatkan kemampuan membuat laporan
Menentukan:
Stakeholders yang berpengaruh paling positif atau
paling negatif terhadap Upaya
Stakeholders yang paling dipengaruhi oleh Upaya
Bagaimana kita harus bekerja bersama Stakeholders
de-ngan berbagai tingkat kepentingan dan pengaruh
yang berbeda
Kebanyakan metode analisis membagi Stakeholders
High Influence, Low Interest (Latents) High Influence, High Interest (Promoters) Low Influence, Low Interest (Apathetics) Low Influence, High Interest (Defenders)
Ciri-ciri keempat Kelompok Stakeholders:
Promoters memiliki kepentingan besar terhadap Upayadan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkannya)
Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapatme-nyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuat-annya kecil untuk mempengaruhi Upaya
Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupunterli-bat dalam Upaya, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi Upaya jika mereka menjadi tertarik
Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun
Stakeholders Utama pada umumnya adalah
Promoters
Kuadran ini dapat membantu memutuskan bagaimana
mengelola Stakeholders
Agar Upaya berhasil, perlu mengembangkan
Promoters agar memahami penuh dan menerima
proses Upaya se-penuh hati
Mereka bisa mengajak Stakeholders lain bergabung
serta mendorong mereka berpartisipasi dalam
perencanaan, implementasi, dan evaluasi Upaya
Mereka bisa menjadi mentor atau mitra bagi
Promoters (High Influence / High Interest)
Mereka benar-benar bisa membuat Upaya berjalan
Jika positif, mereka perlu diperkuat dan dilibatkan da-lam pekerjaan yang akan dinikmatinya
Jika gagasannya tidak jalan, yakinkan bahwa mereka tahu mengapa, dan mengapa alternatifnya lebih baik
Latents (High Influence / Low Interest)
Mereka bisa sangat membantu jika dapat diyakinkan akan
pentingnya Upaya bagi kepentingan mereka sen-diri atau untuk kebaikan yang lebih besar
Perlu didekati dan diberi informasi, setiap kali perlu dila-kukan kontak dengan mereka
Tunjukkan bagaimana Upaya memiliki efek positif terha-dap isu maupun populasi yang menjadi perhatiannya
Defenders (Low Influence / High Interest)
Mereka bisa sangat membantu jika mereka tetap
men-dapat informasi dan kita tidak perlu khawatir tertang
ke-terlibatannya di masa datang
Mereka sering memberikan waktu dan keterampilannya
saat Upaya perlu bertahan hidup
Apathetics (Low Influence / Low Interest)
Mereka tidak peduli terhadap Upaya
Mereka menjadi Stakeholders karena kebetulan menja-di
anggota suatu kelompok atau karena posisinya di
ko-munitas
Sebaiknya tidak mengganggu mereka, walaupun bisa
diberi informasi melalui newsletter
Menarik orang / organisasi ke dalam proses dan meng-Gerakkan ke arah Promoters
Memperlakukan mereka dengan respek
Memberi informasi apapun, training, mentoring, dan/atau dukungan yang diperlukan agar mereka tetap terlibat
Menemukan tugas atau pekerjaan yang perlu dilakukan yang menarik minat dan menggunakan bakat mereka
Menjaga semangat mereka dengan memuji, merayakan, apresiasi kecil, dan secara terus menerus mengingatkan pencapaian Upaya
Mengajak mereka mengerjakan pembuatan konsep,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi Upaya dari
se-jak awal
Apabila mengawali hanya dengan sedikit kekuasaan /
pe-ngaruh, mereka perlu dibantu belajar bagaimana
memperoleh dan melatih pengaruhnya dengan bekerja
bersama orang lain, dan
mengembangkan keterampilan pribadi, berpikir kritis, dan
politis
Adalah penting memonitor dan mengevaluasi
Stakeholders yang telah diidentifikasi, dipahami, dan
dilibatkan da-lam rangkaian Upaya
Sebaiknya melibatkan Stakeholders dari sejak awal
Evaluasi proses Stakeholders seyogyanya menjadi
bagian integral dari keseluruhan evaluasi Upaya
Stakeholders sebaiknya dilibatkan dalam
pengembangan evaluasi
Mereka bisa mengungkapkan apa yang bisa dan
tidak bisa dilakukan untuk mempertahankan mereka
tetap terlibat
Pertanyaan evaluasi yang perlu dipertimbangkan:
Apa yang telah Anda lakukan untuk mengidentifikasi
Stakeholders secara lebih baik?
Strategi mana yang berjalan paling baik untuk
melibatkan populasi dan kelompok yang berbeda?
Seberapa berhasil Anda menjaga mereka tetap
terlibat?
Apakah Anda memberikan training atau dukungan
lain?
Apakah analisis Stakeholders Anda dan upaya
manajemen memberi efek yang diharapkan? Apakah
mereka membantu?
Apakah keterlibatan Stakeholders meningkatkan
kerja, keefektifan, dan/atau dukungan politis dan
komunitas terhadap Upaya?
DEFINISI STRATEGI
Definisi strategi adalah jalan-jalan utama yang terpilih
untuk menjamin tercapainya tujuan secara efektif dan
efisien (Santoso : 2005). Dalam kamus induk istilah
ilmiah (2003 :740) dijelaskan bahwa strategi adalah
taktik, kiat, cara-cara yang baik dan menguntungkan
dalam suatu tindakan. Uraian lain menjelaskan strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus (KBBI : 1996 : 964).
KOMUNIKASI
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses interaktif
antara dua atau lebih orang yang saling bertukar
informasi yang bermanfaat melalui kata-kata atau
pesan-pesan baik secara verbal ataupun tertulis. Dalam
hal ini kita melihat ada dua pihak yang saling
berhubungan yaitu pihak pemberi informasi atau yang
biasanya disebut ‘sender’ dan pihak yang menerima
PENGERTIAN STRATEGI KOMUNIKASI
Strategi komunikasi menurut Onong merupakan paduan
dari perencanaan komunikasi (communication planning)
dan manajemen komunikasi (communication
manajement) untuk mencapai suatu tujuan (goal).
Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi
harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda-beda
LIMA STRATEGI KOMUNIKASI
1. Terbuka
Kunci pertama untuk menciptakan Komunikasi Korporat yang efektif adalah transparansi, yaitu informatif dan jujur ?dalam berkomunikasi.
2. Terstruktur
Komunikasi yang terstruktur dapat dipresentasikan dalam cara yang menarik agar mudah dimengerti oleh audiens.
3. Bersemangat
Komunikasi korporat harus dikemas dengan nuansa yang bersemangat untuk memastikan audiens segera bertindak setelah menerima pesan.
LANJUTAN……….