• Tidak ada hasil yang ditemukan

Miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman tahun 2015"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN MINGGIR SLEMAN TAHUN 2015 SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Lukas Restu Setyawan NIM: 121134142. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN MINGGIR SLEMAN TAHUN 2015 SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Lukas Restu Setyawan NIM: 121134142. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk:. Tuhan Yesus Kristus Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku. Bunda Maria Untuk semua pertolongan, kekuatan, dan kemudahan yang selalu Engkau berikan. Kedua orang tua Bapak Petrus Mujiran dan Ibu Maria Sayem Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa Kedua kakak tercinta Heribertus Setyanto dan Ana Setya Rahayu Dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Berani memilih berani tanggung jawab (Lukas Restu Setyawan) “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5: 7). Jika mampu, tolong dan bantulah orang lain. Jika tidak, setidaknya jangan mencelakakan orang lain. (Dalai Lama). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN MINGGIR SLEMAN TAHUN 2015 Lukas Restu Setyawan (121134142) Universitas Sanata Dharma 2016 Latar belakang penelitian ini adalah adanya miskonsepsi pada siswa kelas V semester 2 SDN se Kecamatan Minggir. Miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan yang lain dalam mempelajari suatu konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun 2015. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif survei dengan populasi 207 siswa dan sampel 132 siswa. Instrumen yang digunakan peneliti adalah instrumen tes dan non tes. Data penelitian ini dikumpulkan dari soal tes pilihan ganda berjumlah 20 soal dan soal uraian 5 soal. Pada soal pilihan ganda siswa dinyatakan miskonsepsi apabila menjawab pilihan jawaban salah tetapi yakin benar. Sedangkan, pada soal uraian dinyatakan miskonsepsi jika jawaban siswa tidak sesuai dengan konsep atau jawaban yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian soal pilihan ganda menunjukan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase tertinggi pada konsep sifat cahaya yaitu 49,98% dan terendah pada konsep pesawat sederhana yaitu 2,27%. Pada soal uraian siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase tertinggi pada konsep sifat cahaya yaitu 87,12% dan terendah pada konsep menggolongkan jenis batuan yaitu 62,88%. Kata Kunci : Miskonsepsi, Ilmu Pengetahuan Alam, kuantitatif survei. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT SCIENCE MISCONCEPTIONS OF PHISYCAL FIFTH CLASS SECOND SEMESTERS IN STATE ELEMENTARY SCHOOL SUBDISTRICT MINGGIR SLEMAN 2015 Lukas Restu Setyawan (121134142) Sanata Dharma University 2016 This research background is the misconception for student class V second semesters subdistrict Minggir Sleman. This research aims to determine misconceptions science in Physics Elementary School class V students of the second semesters Minggir subdistrict of Sleman 2015. This research used quantitative research survey with a population of 207 students and research sample 132 students. The instrument used by the researcher are test instrument and non-test instrument. The research data was collected from a multiple-choice test questions totaling 20 questions and descriptions about 5 questions. In the multiple choice questions the students expressed misconceptions if answered wrong answer choices but sure is true. Meanwhile, in the description stated misconceptions about the student if the answer does not correspond to the concept or the answers that have been defined. The research result shows that the multiple choice questions students had misconceptions with the highest percentage on the concept of the nature of highest that is 49.98% and the lowest in the best concept is simple, namely 2.27%. In the description of students had misconceptions about the highest percentage on the concept of the nature of light that is 87.12% and the lowest on the concept of classifying the type of rock that is 62.88%. Keywords: Misconceptions, Natural Sciences, quantitative surveys. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:. 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan Kepala UPT Kecamatan Minggir yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksankan penelitian ini. 8. Semua Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman Yogyakarta yang telah membantu melaksanakan penelitian.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Siswa-siswi SDN Se-Kecamatan Minggir Sleman Yogyakarta yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama. 10. Sahabat payung “Menuju Cita” yang selalu memberikan doa, masukan dan dorongan, serta semangat. 11. Orang tuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cinta kasih, dan menunjang segala kebutuhan. 12. Keluarga Michael Juardi dan Bulik Mujiatmini, terima kasih atas semua dukungan dan doa. 13. Sahabat Dewi, Siska, Cornel yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini. 14. Sahabat “Kandang” Adit, Apin, Wawan, Vero, Boni, Moay, Mbak Era, Fira dan Ardian terima kasih semua. 15. Semua teman-teman CagurFam kelas C PGSD angkatan 2012. 16. Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan. 17. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.. Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.. Penulis. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv HALAMAN MOTTO .........................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................vii ABSTRAK ..........................................................................................................viii ABSTRACT ..........................................................................................................ix KATA PENGANTAR ........................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xii DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................4 C. Batasan Masalah .............................................................................................5 D. Rumusan Masalah ..........................................................................................6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................6 F. Manfaat Penelitian ..........................................................................................6 G. Definisi Operasional .......................................................................................7 BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................9 A. Kajian Pustaka ................................................................................................9 1. Konsep ..........................................................................................................9 2. Konsepsi .......................................................................................................11 3. Miskonsepsi ..................................................................................................12 4. Hakikat Pembelajaran IPA ...........................................................................19 5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ..............................................21 a. Gaya ............................................................................................................21 b. Pesawat Sederhana ....................................................................................23 c. Sifat-sifat Cahaya ......................................................................................26 d. Periskop .....................................................................................................26 e. Proses Terbentuknya Tanah .......................................................................26 f. Susunan Bumi ............................................................................................27 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................29 C. Kerangka Berpikir .........................................................................................33. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Hipotesis ........................................................................................................34 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................35 A. Jenis Penelitian ...............................................................................................35 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................36 1. Waktu Penelitian ........................................................................................36 2. Tempat Penelitian .......................................................................................37 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................37 1. Populasi ......................................................................................................37 2. Sampel ........................................................................................................39 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................42 E. Instrumen Penelitian .......................................................................................43 1. Instrumen Tes .............................................................................................44 2. Instrumen Non Tes .....................................................................................45 F. Teknik Pengujian Instrumen ...........................................................................46 1. Validitas Isi.................................................................................................46 2. Validitas Muka ...........................................................................................49 3. Validitas Konstruk ......................................................................................50 4. Reliabilitas ..................................................................................................53 G. Teknik Analisis Data ......................................................................................54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................57 A. Hasil Penelitian ..............................................................................................57 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................................57 2. Deskripsi Responden Penelitian ...................................................................59 3. Deskripsi Data Miskonsepsi Kecamatan Minggir ........................................60 a. Deskripsi Soal Pilihan Ganda .....................................................................60 1) Kompetensi Dasar 5.1 ..............................................................................63 2) Kompetensi Dasar 5.2 .............................................................................66 3) Kompetensi Dasar 6.1 ..............................................................................73 4) Kompetensi Dasar 6.2 ..............................................................................78 5) Kompetensi Dasar 7.1 ..............................................................................80 6) Kompetensi Dasar 7.3 .............................................................................84 b. Deskripsi Soal Essai ..................................................................................85 1) Kompetensi Dasar 5.2 Soal Aitem 1 ......................................................87 2) Kompetensi Dasar 5.1 Soal Aitem 2 ......................................................89 3) Kompetensi Dasar 6.1 Soal Aitem 3 dan 4 ..............................................90 4) Kompetensi Dasar 7.1 Soal Aitem 5 ......................................................94 B. Pembahasan ...................................................................................................96. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V PENUTUP .............................................................................................102 A. Kesimpulan ....................................................................................................102 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................103 C. Saran ...............................................................................................................103 DAFTAR REFERENSI ....................................................................................104 LAMPIRAN .......................................................................................................107. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...............................................................................36 Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa SD kelas V di Kecamatan Minggir....................38 Tabel 3.3 Tabel Krejcie dan Morgan ................................................................39 Tabel 3.4 Tabel Perhitungan Sampel Penelitian Setiap Sekolah .....................40 Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes ..............................................................................43 Tabel 3.6 Pedoman Wawancara ........................................................................46 Tabel 3.7 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .........................................48 Tabel 3.8 Hasil Validitas Muka .......................................................................49 Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ..................................................50 Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Essai ................................................................52 Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas .......................................................................53 Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ..............................................54 Tabel 3.13 Hasil Reliabilitas Soal Essai ............................................................54 Tabel 4.1 Daftar SD yang Diteliti ....................................................................57 Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda ...........................................61 Tabel 4.3 Kisi-kisi Instrumen Soal Essai .........................................................85 Tabel 4.4 Kompetensi Dasar 5.2 Aitem 1 ........................................................87 Tabel 4.5 Kompetensi Dasar 5.1 Aitem 2 ........................................................89 Tabel 4.6 Kompetensi Dasar 6.1 Aitem 3 dan 4 ..............................................91 Tabel 4.7 Kompetensi Dasar 7.1 Aitem 5 ........................................................94. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Bentuk Magnet ...............................................................................22 Gambar 2.2 Katrol ..............................................................................................25 Gambar 2.3 Sepeda Beroda ................................................................................25 Gambar 4.1 Grafik Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda ......................62 Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 1 ....................63 Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 2 ....................64 Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 3 ....................65 Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 4 ....................67 Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 5 ...................68 Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 6 ....................69 Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 7 ....................70 Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 8 ....................71 Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 9 ...................72 Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 10 .................73 Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 11 .................74 Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 12 .................75 Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 13 ................76 Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 14 .................77 Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 15 .................78 Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 16 .................79 Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 17 ................81 Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 18 .................82 Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 19 .................83 Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi Soal Pilihan Ganda Aitem 20 .................84 Gambar 4.22 Grafik Persentase Miskonsepsi Soal Essai ...................................86. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Lampiran 1.1 Lampiran 1.2 Lampiran 1.3 Lampiran 1.4. Surat-surat ...................................................................................107 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma................108 Surat Rekomendasi Izin Kesatuan Bangsa .................................109 Surat Izin Penelitian BAPEDA Kabupaten Sleman ...................110 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian UPTD Kecamatan Minggir ........................................................111 Lampiran 2 Data Penelitian............................................................................112 Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Minggir .....................113 Lampiran 2.2 Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa......................................114 Lampiran 2.3 Hasil Validitas isi Instrumen Pilihan Ganda dan Essai .............119 Lampiran 2.4 Rekap Data Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda ...................127 Lampiran 2.5 Rekap Data Miskonsepsi Instrumen Essai..................................139 Lampiran 3 Instrumen Penelitian ...................................................................145 Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda Untuk Expert Judgment ..............................................................146 Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Essai untuk Expert Judgment .............169 Lampiran 3.3 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden .....................180 Lampiran 3.4 Prosedur Pengerjaan Soal ..........................................................181 Lampiran 3.5 Soal Pilihan Ganda Penelitian ....................................................181 Lampiran 3.6 Soal Essai Penelitian ...................................................................188 Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli .....................................................................190 Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli ..................................................191 Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Pilihan Ganda....................192 Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Soal Essai ..........................203 Lampiran 5 Hasil Validitas dan Reliabilitas .................................................206 Lampiran 5.1 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .........................207 Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .........................................210 Lampiran 5.3 Hasil Validitas Soal Essai Uji Empiris .......................................211 Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Essai ......................................212 Lampiran 5.4 Dokumentasi Penelitian ..............................................................213 Biodata Peneliti ...................................................................................................214. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini akan diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan meliputi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.. A. Latar Belakang Masalah Pada era global saat ini setiap negara berusaha untuk mengembangkan negaranya menjadi negara yang maju, hal pertama yang berpengaruh adalah pendidikan dalam negara tersebut. Pendidikan akan menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu bersaing di era global dan mampu mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada termasuk kualitas sumber daya manusia. Definisi pendidikan menurut Mudyahardjo (dalam Ahmadi, 2014: 36-37) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang akan mempengaruhi pertumbuhan individu. Karena pentingnya pendidikan maka di Indonesia peraturan mengenai pendidikan juga tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Hak warga negara memperoleh pendidikan yang bermutu, Pemerintah telah melaksanakan pembangunan di segala bidang termasuk dunia pendidikan.. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pemerintah telah melakukan sistem pendidikan nasional yang telah diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Siswoyo, dkk, 2012 : 25). Saat ini ada 2 kurikulum yang berlaku di Indonesia, yakni kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum 2013. Seluruh SDN di Kecamatan Minggir yang diteliti oleh peneliti semua menggunakan Kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai berlaku sejak tahun 2006. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar. dan. menengah. meliputi;. Pendidikan. Agama,. Pendidikan. Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, Keterampilan/ Kejujuran, dan Muatan Lokal. Salah satu mata pelajaran yang tertulis dalam isi kurikulum pendidikan dasar di Indonesia yaitu Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini sifatnya lebih pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur, (Wonorahardjo, 2010: 11). Sedangkan menurut Fisher seperti dikutip oleh Amien (1990: 4) IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA dikehendaki adanya keterlibatan langsung antara anak dengan objek yang sedang dipelajari..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Ilmu Pengetahuan Alam bersifat pasti sehingga di dalam IPA memuat banyak konsep sehingga tidak boleh terjadi miskonsepsi karena konsep yang salah berbahaya untuk ke depannya. Anak yang belajar IPA menemui kesulitan sehingga membuat anak menjadi bingung, karena faktor dari anak tersebut yang tidak berani bertanya atau guru yang kurang peka sehingga anak dapat salah menangkap konsep (miskonsepsi) yang disampaikan oleh guru. Hal ini membuat prestasi pembelajaran IPA di Indonesia masih rendah. Faktanya prestasi pembelajaran IPA di Indonesia masih rendah dapat dilihat berdasarkan studi Programme for International Student Assesment (PISA) yaitu sebuah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Studi PISA tahun 2003 menempatkan Indonesia berada di urutan 39 dari 41 negara untuk Matematika dan IPA (Kompas, 28 Oktober 2009). Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SD Negeri se-Kecamatan Minggir. Peneliti memilih Kecamatan Minggir karena belum ada penelitian kuantitatif survei mengenai miskonsepsi IPA Fisika SD yang dilakukan di Kecamatan Minggir. Berdasarkan observasi dan wawancara lisan dengan dua orang guru kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Minggir bahwa disana masih banyak ditemui siswa yang sulit memahami konsep-konsep yang ada pada mata pelajaran IPA. Kedua guru kelas V yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa 75% siswa yang miskonsepsi dalam mata pelajaran IPA khususnya Fisika terutama pada memahami hubungan antara gaya, cahaya, pesawat sederhana serta lapisan penyusun bumi..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Miskonsepsi sangat dihindari karena apabila sejak awal masa sekolah dasar telah salah konsep maka ditingkat selanjutnya juga akan salah. Menurut Suparno (2005: 55) secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah: 1) mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa 2) mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut 3) mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasinya. Beberapa sarana untuk menyelesaikan miskonsepsi tidak sesuai atau tidak berhasil karena pendidik tidak tahu persis penyebab miskonsepsi tersebut, sehingga cara yang ditempuh tidak tepat. Berdasarkan fakta yang peneliti dapatkan maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015”.. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya pembelajaran IPA berdasarkan studi. Programme for. International Student Assesment (PISA). 2. Prestasi belajar IPA siswa di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Minggir yang masih rendah. 3. Penguasaan konsep IPA Fisika di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Minggir yang rendah sehingga menyebabkan terjadinya miskonsepsi..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. C. Batasan Masalah Agar penelitian lebih tidak terlalu luas maka masalah yang diteliti akan dibatasi sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Minggir Kabupaten Sleman. 2. Fokus penelitian pada miskonsepsi IPA Fisika. 3. Supaya materi tidak terlalu luas maka peneliti menggunakan SK dan KD sebagai berikut : Standar Kompetensi: 5.. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.. 6.. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.. 7.. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun 2015 ?. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.. Mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun 2015.. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.. Bagi siswa Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalammengerjakan soal IPA Fisika mengenai materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan susunan bumi.. 2.. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi guru mengenai konsep mana saja yang mengalami miskonsepsi pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Minggir sehingga dapat mengurangi terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada anak..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 3.. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga anak menjadi generasi muda yang dapat diandalkan bagi negara.. 4.. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses dalam penelitian. Penelitian ini juga untuk mengetahui konsep mana saja yang banyak mengalami miskonsepsi pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Minggir.. G. Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Miskonsepsi atau yang disebut juga salah konsep adalah pengertian ilmiah yang tidak dapat diterima oleh pakar bidang itu. Miskonsepsi siswa dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab salah tetapi siswa meyakini bahwa jawaban itu benar pada suatu soal. 2. Miskonsepsi IPA adalah salah konsep atau disebut juga konsep IPA yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau tidak diterima oleh pakar bidang IPA..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 3. Siswa Kelas V SD adalah sejumlah siswa yang berada pada tingkat kelas V Sekolah Dasar dengan rata-rata umur 10-11 tahun. 4. Kecamatan Minggir adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini terletak di ujung barat dari Kabupaten Sleman yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan disajikan mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut. 1. Konsep Konsep adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia yang memungkinkan manusia untuk berpikir (Berg, 1991: 8). Sedangkan menurut Dahar (2006: 62) berpendapat bahwa belum ada definisi yang tepat mengenai konsep, karena konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus, konsep tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku. Kemudian Roser (dalam Dahar, 2006:63) mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas obyek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Karena orang mengalami stimulus yang berbeda-beda, maka orang akan membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Pendapat di atas kemudian dapat disimpulkan bahwa konsep adalah abstraksi dari stimulus-stimulus yang diterima, dan itu dapat membentuk konsep yang berbeda karena cara menerima stimulus yang berbeda. 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. a. Dimensi Konsep Flavell dalam Dahar (2006: 62-63) menyarankan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi. Tujuh dimensi tersebut meliputi : 1) Atribut. Setiap konsep harus mempunyai atribut yang relevan dan juga atribut yang tidak relevan. Contohnya konsep meja harus memiliki permukaan yang datar. 2) Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atributatribut itu. Berikut tiga macam struktur yang dikenal: a) Konsep konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya terdapat dua atau lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai konsep. b) Konsep konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya satu atau dari dua atau lebih sifat harus ada. c) Konsep relasional menyatakan hubungan tertentu antara atribut konsep. Kelas sosial adalah salah satu konsep relasional. 3) Keabstrakan. Konsep-konsep yang dapat dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri atas konsep-konsep lain. 4) Keinklusifan. Ini ditunjukkan pada jumlah contoh yang terlihat dalam konsep itu. 5) Generalitas atau keumuman. Dicontohkan dengan sebuah konsep wortel adalah subordinat dari konsep sayuran, selanjutnya konsep sayuran subordinat dari konsp tanaman yang dapat dimakan. Makin umum suatu konsep makin banyak asosiasi yang dapat dibuat dengan konsep lain. 6) Ketepatan. Ketepatan suatu konsep adalah menyangkut ada aturan yang membedakan contoh dengan mencontoh konsep..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 7) Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting. 2.. Konsepsi Kehidupan sehari-hari sudah banyak memberikan siswa konsep, baik. didapat di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Berg dalam Ramadhani (2015: 32) menyatakan konsepsi adalah tafsiran perorangan atau individu terhadap suatu konsep. Sementara hal yang sama disampaikan oleh Budi (1992: 114-115) menyatakan bahwa konsepsi adalah sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan. Jika beberapa potong es batu dimasukkan ke dalam sebuah gelas yang kering maka setelah beberapa saat kemudian akan ditemukan titik-titik air yang menempel di permukaan luar gelas. Ilmuwan mempunyai pemikiran bahwa munculnya titik-titik air yang menempel di permukaan gelas tersebut berasal dari uap air berada di udara sekitar gelas. Ketika udara yang mengandung air tersebut menyentuh permukaan gelas yang dingin, maka uap air akan mengembun dan menempel pada permukaan gelas. Peristiwa tersebut tentu akan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan mempunyai pemahaman yang berbeda dengan siswa lain tentang satu sama lain tentang konsep yang disebut dengan konsepsi (Van dan Breg, 1991). Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah kemampuan suatu individu untuk menafsirkan atau memahami suatu konsep yang diperoleh dari lingkungan sekitar..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 3.. Miskonsepsi Budi (1992: 114-115) mengungkapkan bahwa kesalahan konsep atau. miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan yang lain dalam mempelajari konsep untuk menangkap makna konsep melalui proses persepsi melalui tahap-tahap perekaman informasi. Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Senada dengan pendapat di atas, Suparno (2005: 4) mengatakan bahwa miskonsepsi adalah konsep awal yang dibawa siswa kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu. Secara garis besar, miskonsepsi adalah ketidaksesuaian pemahaman siswa dengan pengertian ilmiah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah ketidaksesuaian atau bahkan bertentangan dengan pemahaman konsep-konsep awal dengan konsep yang diterima oleh para ahli atau pakar dalam bidang itu. a.. Penyebab Miskonsepsi Suparno (2005: 29) menyatakan bahwa penyebab miskonsepsi adalah. siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 1) Siswa Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain: a). Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi. Salah konsep awal ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti pelajaran fisika berikutnya, sampai kesalahan itu diperbaki. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orang tua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. Jelas sekali bahwa orang tua mempengaruhi prakonsepi siswa. Suparno (2005: 35) juga menegaskan bahwa miskonsepsi akan lebih banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada anak tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orang tua, tetangga, dan lain-lain.. b) Pemikiran Asosiatif Siswa Marshall dan Gilmour (dalam Suparno, 2005: 36) menjelaskan bahwa pengertian yang berbeda dari kata-kata antar siswa dan guru juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Kata atau istilah yang digunalan oleh guru dalam proses pembelajaran diasosiasikan lain oleh siswa, karena pada kehidupan sehari-hari mereka menggunakan istilah lain c). Pemikiran humanistik Osborne, dkk (dalam Suparno 2005: 36) siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi. Benda-benda dipikirkan dalam.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. proses pengalaman orang dan secara manusiawi. Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup sehingga tidak cocok. d) Reasoning (penalaran) yang tidak lengkap /salah Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap disebabkan karena informasi yang didapatkan juga tiak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan secara salah dan ini yang menyebakan miskonsepsi siswa. e). Intuisi yang salah Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti. Contoh siswa kadang-kadang mempunyai intuisi bahwa benda yang besar akan jatuh bebas lebih cepat daripada benda yang kecil. Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi.. f). Tahap perkembangan kognitif siswa Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang masih dalam tahap operational concrete bila mempelajari sesuatu bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep tersebut..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. g) Kemampuan siswa Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada miskonsepsi siswa. Siswa yang kurang berbakat fisika atau kurang mampu dalam mempelajari fisika, sering mengalami kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar. h) Minat belajar siswa Berbagai studi menunjukkan bahwa minat siswa terhadap fisika juga berpengaruh pada miskonsepsi. Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika. 2) Guru Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar, akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi (Suparno, 2005: 42). 3) Buku Buku terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis buku menurut Suparno (2005: 44-47) dijelaskan sebagai berikut : a). Buku Teks Buku teks juga menyebabkan miskonsepsi. Entah karena bahasanya sulit dimengerti atau karena penjelasannya tidak benar, miskonsepsi tetap diteruskan. Para peneliti menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona dalam Suparno, 2005: 44)..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. b) Buku Fiksi Sains (Science Fiction) Seringkali pengarang membuat gagasan fisika kurang berdasarkan kaidah ilmu yang sesungguhnya. Misalnya gerak-gerakan tokoh fiksi di udara bebas yang kadang-kadang tidak mengindahkan hukum fisika. Akibatnya, dalam diri anak tertanam nilai dan pengertian yang tidak benar. c). Kartun (Cartoon) Gambar-gambar. kartun. dalam. majalah. sains. sering. kali. dapat. memunculkan dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa bila tidak mengindahkan hukum dan teori fisika yang berlaku. 4) Konteks Konteks terdiri dari lima jenis. Kelima jenis tersebut yaitu pengalaman, bahasa sehari-hari, teman lain, keyakinan dan ajaran agama, dan metode mengajar. Peneliti menjabarkan kelima jenis konteks menurut Suparno (2005: 29) yang dijelaskan sebagai berikut. a). Pengalaman Pengalaman. siswa. dapat. menyebabkan. miskonsepsi.. Kita. dapat. melihatnya dalam kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengalami, bahwa mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras. Motor akan kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan bahan bakarnya tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian luas (Stavy dalam Suparno, 2005: 47)..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. b) Bahasa Sehari-hari Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang mempunyai arti lain dengan fisika (Gilbert dalam Suparno, 2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan menggunakan istilah berat dan kg. Tetapi dalam fisika, berat adalah suatu gaya, dan unitnya adalah Newton. c). Teman Lain Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok bersama teman-teman kelompoknya. Kelompok sering didominasi oleh beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa yang dominan atau vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka dapat mempengaruhi siswa lain dalam hal miskonsepsi.. d) Keyakinan dan Ajaran Agama Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab miskonsepsi dalam bidang fisika (Commins dalam Suparno, 2005: 49). Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan. e). Metode Mengajar Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.. b. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi Suparno (1998: 121-128) mengungkapkan cara bagi seorang peneliti atau seorang guru mendeteksi miskonsepsi siswa, yaitu melalui :.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 1) Peta Konsep Peta konsep dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa dalam bidang fisika. Peta konsep yang mengungkapkan hubungan berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok, yang disusun hirarkis, dengan jelas dapat mengungkap miskonsepsi siswa digambarkan dalam peta konsep tersebut. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan lengkap antar konsep (Nova dalam Suparno, : 121). 2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka Beberapa peneliti menggunakan pertanyaan pilihan ganda digabungkan dengan alasan yang sudah tertentu. Jadi alasan-alasannya sudah dipilihkan. Model ini dipilih, biasanya dengan alasan untuk lebih memudahkan menganalisis. Kelemahan model ini adalah alasan siswa yang tidak tercantum dalam pilihan itu, tidak terungkap. 3) Tes Esai Tertulis Tes tersebut dapat digunakan untuk mengetahui miskonsepsi yang dibawa siswa pada suatu bidang. Setelah ditemukan miskonsepsinya, peneliti dapat melakukan wawancarai pada beberapa siswa untuk lebih mendalami gagasan mereka. 4) Wawancara Diagnosis Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara bebas, guru atau peneliti memang bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat dengan bebas menjawab. Sedangkan dalam wawancara terstruktur,.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya pun secara garis besar sudah disusun, sehingga memudahkan dalam praktiknya. 5) Diskusi dalam Kelas Siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak diajarkan. Berdasarkan kegiatan diskusi di kelas tersebut dapat diketahui tepat atau tidak gagasan yang disampaikan oleh siswa tersebut. 6) Praktikum dengan Tanya Jawab Praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa yang melakukan praktikum juga dapat digunakan untuk mendeteksi apakah siswa mempunyai miskonsepsi tentang konsep pada praktikum itu atau tidak. Selama praktikum, guru selalu bertanya bagaimana konsep siswa dan bagaimana siswa menjelaskan persoalan-persoalan dalam praktikum tersebut. 4.. Hakikat Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmih pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Depdikbud, 1994: 81)..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Kemudian Samatowa (2011: 3) dalam bukunya menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam. IPA ini membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran IPA adalah ilmu yamg membahas mengenai gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar manusia yang kemudian disusun secara sistematis dari hasil percobaan dan pengamatan. a.. Fungsi mata pelajaran IPA Depdikbud (1994: 97) menjabarkan ada 5 fungsi dari mata pelajaran IPA.. Ketujuh fungsi mata pelajaran IPA tersebut meliputi : 1). Memberikan pengetahuan tentang pelbagai jenis dan perangai lingkugan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.. 2). Mengembangkan keterampilan proses.. 3). Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. 4). Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.. 5). Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. b. Tujuan pengajaran IPA Depdikbud (1994: 81) menyatakan 6 tujuan pengajaran siswa. Tujuan pengajaran IPA tersebut meliputi : 1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan seharihari. 2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar 3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. 4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri. 5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA unuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan dalam kehidupan sehari-hari. 6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 5.. Pembelajaran IPA di SD kelas V Semester 2 Penelitian ini membahas mengenai materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, dan susunan dalam bumi. a. Gaya Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak,.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. berubah bentuk, dan berubah arah (Sulistyanto, 2008: 89). Secara sadar atau tidak kita sering melakukan aktivitas yang memerlukan gaya. Tetapi jenis gaya tidak hanya yang kita keluarkan. Winarti, dkk (2009: 61) menjelaskan berikut ini adalah jenis-jenis gaya: 1) Gaya magnet Gaya magnet adalah kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda logam lainnya yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan selatan. Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum, ada yang berbentuk huruf “U”, berbentuk silinder, berbentuk lingkaran dan ada yang berbentuk batang.. Gambar 2.1 Bentuk Magnet Sumber: Winarti (2009: 63) 2) Gaya listrik statis Gaya listrik statis adalah kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik untuk menarik benda-benda disekitarnya. Untuk melihat adanya gaya listrik statis, bisa dicoba dengan mengosok-gosok penggaris pada rambut kering kita, kemudian dekatkan pada sobekan kertas, maka sobekan kertas tersebut akan menempel pada penggaris. Penggaris bisa menarik potongan kertas dengan gaya listrik statis..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 3) Gaya gravitasi bumi Gaya gravitasi bumi adalah kekuatan bumi untuk menarik benda lain ke bawah. Bila kita melempar benda ke atas, baik dari kertas, pensil atau benda lain maka semua benda itu akan jatuh ke bawah. Berbeda bila di luar angkasa para astronot tidak merasakan gaya gravitasi, akibatnya mereka akan melayang-layang bila berada di luar angkasa. 4) Gaya Gesekan Gaya gesek adalah gaya yang terjadi ketika dua benda yang bergesekan satu sama lain. Gaya gesek bisa menguntungkan dan merugikan. Bila kita berjalan di jalan yang kering, antara sepatu dan jalan akan muncul gaya gesek. Gaya gesek ini membantu kita untuk bisa berjalan. Bayangkan bila jalanan licin, maka gaya geseknya akan kecil dan kita akan kesulitan untuk berjalan. b. Pesawat Sederhana Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alatalat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana (Sulistyanto, 2008: 109). Winarti (2009: 66-77) menjelaskan bahwa pesawat sederhana dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu : 1. Tuas Tuas atau pengungkit adalah salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk mengubah hasil dari suatu gaya. Tuas terdapat tiga bagian yaitu titik beban, titik kuasa dan juga titik tumpu. Tuas dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. a) Tuas kelas pertama Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan tang. b) Tuas kelas kedua Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada di antara titik kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsip tuas kelas kedua antara lain : Gerobak dorong, pembuka botol, dan pemecah biji. c) Tuas kelas ketiga Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B contohnya: penjepit, pinset, tangan memegang beban, dsb. 2. Bidang Miring Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita keluarkan. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip bidang miring digunakan untuk alat bantu kerja misalnya baji dan sekrup :.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 3. Katrol Salah satu jenis katrol adalah kerekan. Kerekan umumnya digunakan untuk mengubah gaya dari gaya angkat menjadi gaya tarik.. Gambar 2.2 Katrol Sumber: Winarti (2009: 75) Gambar 2.1 di atas adalah contoh dari katrol bebas, katrol ganda, dan juga katrol tetap. 4. Roda Berporos Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Contohnya yaitu roda sepeda, kursi roda, roda gerobak, dan lain sebagainya.. Gambar 2.3 Sepeda Beroda Sumber: Winarti (2009: 77) Gambar 2.2 merupakan contoh roda berporos yaitu roda pada sepeda. Kedua roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. c.. Sifat-sifat Cahaya Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat diuraikan, dan cahaya dapat dibiaskan. (Sulistyanto, 2008: 125). d.. Periskop Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut. Periskop dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di atas batas pandang (Sulistyanto, 2008: 136).. e.. Proses terbentuknya tanah Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini bertambah. banyak. dan. terbentuklah. tanah. (Azmiyawati,. 2008:124).. Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses terbentuknya yaitu : 1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. 2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen) Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 3) Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. 4) Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. f.. Susunan Bumi Peneliti akan menjabarkan dua hal mengenai susunan bumi. Hal tersebut mengenai selimut bumi dan lapisan penyusun bumi. 1). Selimut Bumi (atmosfer) Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung udara yang menyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer. Azmiyawati (2008:139-140) mengungkapkan bahwa atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang mempengaruhi cuaca. Setelah lapisan troposfer,.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. terdapat lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi. Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar. (Azmiyawati, 2008:139-140) 2) Lapisan Penyusun Bumi Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan penyusun bumi yaitu : a) Kerak Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km. b) Selubung atau Mantel Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. c) Inti Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer, sedangkan lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian Suryanto dan Hewindati (2002) berjudul Pemahaman Murid Sekolah Dasar (SD) terhadap Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemahaman murid sekolah. dasar. terhadap. konsep-konsep. IPA. berbasis. biologi,. (2). mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan (3) mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75% sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan suatu konsep yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid. Penelitian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi mengenai masalah miskonsepsi yang terjadi dalam kosep-konsep ilmu pengetahuan alam (IPA). Pembedanya adalah pada penelitian di atas dilakukan untuk konsep IPA Biologi di sekolah dasar, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk konsep IPA Fisika di sekolah dasar. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ramadhani (2015) dengan judul “Miskonsepsi yang Terjadi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Limas Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas VI Sekolah Dasar serta faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya miskonsepsi. klasifikasional. dan. miskonsepsi. teoritik.. Miskonsepsi. klasifikasional terjadi pada kesalahan siswa mengklasifikasikan contoh limas dan juga jenis-jenis limas. Miskonsepsi teoritik terjadi pada kesalahan siswa menjelaskan mengenai konsep teori bangun ruang limas. Penelitian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa Sekolah Dasar. Perbedaannya terletak pada pembelajaran yang diambil, pada penelitian di atas menggunakan materi Matematika sedangkan peneliti mengambil materi IPA Fisika SD. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Norika (2014) yang berjudul “Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat SMA Swasta di Yogyakarta”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan juga deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa diempat SMA swasta yang ada di Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan siswa diempat SMA swasta di Yogyakarta kurang memahami secara keseluruhan mengenai konsep gaya. Konsep yang paling dipahami mengenai konsep Hukum Newton II dan konsep yang paling tidak dipahami adalah konsep superposisi. Miskonsepsi yang banyak dijumpai pada siswa di empat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gaya akhir untuk menentukan/ menetapkan penentuan gerak, tidak dapat membedakan antara kecepatan dengan percepatan, dengan menghilangnya dorongan, kehilangan/ menerima dorongan aslinya, hanya perantara/peralatan yang aktif yang menyebabkan gaya lebih besar, gabungan gaya menentukan arah, gerakan yang.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda, ada hambatan, dan gaya dorong oleh pukulan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi pada materi IPA. Pembedanya adalah penelitian di atas dilakukan pada IPA Fisika khususnya materi gaya dan hukum Newton II untuk siswa Sekolah Menengah Atas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada IPA Fisika untuk siswa Sekolah Dasar. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Kusuma (2014) yang berjudul “Miskonsepsi tentang Fotosintesis pada Siswa Kelas V SDN 4 Trebungan Situbondo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mendeskripsikan tingkat miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebungan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. Kedua, mendeskripsikan faktor penyebab miskonsepsi. tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebungan. Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa miskonsepsi pada siswa SDN 4 Trebungan tentang materi fotosintesis terjadi pada setiap soal yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep hasil fotosintesis dengan persentase 62%, sedangkan persentase miskonsepsi terendah terdapat pada konsep tempat terjadinya fotosintesis dan penerapan fotosintesis dengan persentase 15%. Persentase miskonsepsi siswa pada konsep pengertian fotosintesis dan reaksi fotosintesis sebesar 46%, konsep peran klorofil sebanyak 38%, konsep bahan fotosintesis sebesar 31%, konsep.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. pernyataan tentang fotosintesis, percobaan fotosintesis dan waktu terjadinya fotosintesis sebanyak 23%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa SDN 4 Trebungan dan penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa SDN 4 Trebungan bersumber dari siswa 62%, guru dan siswa 23%, guru 15%, maupun buku 7%. Penelitian yang dilakukan Kusuma (2014) di atas mendukung penelitian ini karena dilaksanakan pada siswa sekolah dasar kelas V dan menggunakan materi IPA. Perbedaannya penelitian di atas hanya meneliti miskonsepsi IPA di satu SD saja menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian yang kelima dilakukan oleh Siwi (2013) yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VII pada Konsep Sistem Pencernaan dan Pernapasan (Penelitian Deskriptif di MTsN 1 Kota Bekasi)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas VII MTsN 1 Kota Bekasi pada konsep sistem pencernaan dan pernapasan. Berdasarkan hasil penelitian miskonsepsi secara keseluruhan didapat untuk konsep pencernaan sebesar 16,5% dan konsep pernapasan sebanyak 21,9%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab miskonsepsi pada siswa berasal ddari pemahaman siswa, metode pembelajaran, guru serta buku referensi. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi pada materi IPA. Pembedanya adalah penelitian di atas dilakukan pada siswa kelas VII MTsN, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada IPA Fisika untuk siswa Sekolah Dasar. Kelima penelitian di atas relevan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. peneliti yang berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015. C. Kerangka Berpikir Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia sehingga IPA merupakan ilmu yang pasti. Berdasarkan hal tersebut setiap konsep dalam IPA harus dipelajari dengan tepat, konsep sendiri merupakan abstraksi dari stimulus-stimulus yang diterima, dan itu dapat membentuk konsep yang berbeda karena cara menerima stimulus yang berbeda. Akibat cara menerima stimulus yang berbeda itu sehingga dapat terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi adalah konsep awal yang dibawa siswa kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan dengan konsep yang diterima para ahli. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi sangat dihindari karena apabila sejak awal masa sekolah dasar telah salah konsep maka ditingkat selanjutnya juga akan salah. Menurut Suparno (2005: 55) secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah: 1) mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa 2) mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut 3) mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasinya. Beberapa sarana untuk menyelesaikan miskonsepsi tidak sesuai atau tidak berhasil karena pendidik tidak tahu persis penyebab miskonsepsi tersebut, sehingga cara yang ditempuh tidak tepat..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya. miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-. Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun 2015 terutama mengenai materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena pelapukan batuan, dan lapisan susunan bumi. Peneliti melakukan penelitian ini dengan harapan penelitian ini dapat dijadikan sumber pembelajaran di lingkungan pendidikan Indonesia khususnya.. D. Hipotesis Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.. Miskonsepsi terjadi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Minggir khususnya pada konsep gaya, cahaya, pesawat sederhana, proses terbentuknya tanah serta lapisan penyusun bumi..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang terakhir teknik analisis data.. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104). Penelitian survei biasanya dibatasi pada penelitian dengan data yang dikumpulkan dari sampel untuk mewakili suatu populasi (Effendi, 2012: 3). Sukmadinata (2008: 82) menjelaskan survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel kecil. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi . Penelitian survei ini dapat disimpulkan sebagai penelitian yang berorientasi pada data-data angka atau fakta yang dapat dihitung. Penelitian ini akan mengambil data atau informasi tentang suatu populasi menggunakan sampel kecil untuk memperoleh gambaran umum dari suatu populasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V sekolah dasar negeri semester 2 se-Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun 2015. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2015 sampai dengan Maret 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi wawancara dengan kepala sekolah dan guru pengampu kelas V SD N se-Kecamatan Minggir. Jadwal penelitan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Jadwal penelitian N o. Kegiatan Mar. 1. Penyusunan Proposal. 2. Mengurus Perijinan Penyusunsan Instrumen Penilaian Validasi instrumen dan revisi Ujicoba Instrumen Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Revisi. 3. 4. 5 6 7 8 9. Apr. Mei. Jun. Jul. Bulan 2015 Agt Sept Okt. Nov. Des. Jan. 2016 Feb Mar. Tabel 3.1 merupakan jadwal kegiatan peneliti yang dimulai pada bulan Maret 2015 mengenai penyusunan proposal, kemudian pada bulan April dengan kegiatan mengurus perijinan yang dilakukan di instansi-instansi terkait. Peneliti kemudian meminta ijin pada masing-masing SD seKecamatan Minggir, dan kegiatan penyusunan instrumen penilaian. Pada bulan Mei kegiatan yang peneliti lakukan adalah memvalidasi instrumen.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. kepada para ahli dan merevisinya, kegiatan yang kedua adalah menguji coba instrumen tersebut ke seluruh SD Negeri se-Kecamatan. Pengumpulan seluruh data yang sudah dilakukan uji coba dilaksanakan pada awal bulan Juni. Data yang sudah didapatkan kemudian diolah oleh peneliti pada bulan Juli sampai Agustus. Pada bulan September sampai dengan bulan Desember peneliti menyusun laporan skripsi. Setelah disusun kemudian laporan direvisi kembali oleh peneliti pada bulan Januari 2016. 2. Tempat Penelitian Penelitian survei ini dilakukan di seluruh SD Negeri se Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman dengan melihat miskonsepsi IPA yang ada pada materi. Pemilihan tempat di SD Negeri se Kecamatan Minggir karena berdasar wawancara. pra survei. ditemukan. permasalahan mengenai. miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V di seluruh Kecamatan Minggir. Terdapat 13 Sekolah Dasar Negeri yang ada di seluruh Kecamatan Minggir, yang semuanya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Rincian selebihnya dapat dilihat di tabel 3.2.. C.. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek peneliti dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, dan fenomena (Kountur, 2003: 137). Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun subyek yang mempunyai kualitas dan.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Minggir yang seluruhnya berjumlah 207 siswa. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Data jumlah siswa SD kelas V di Kecamatan Minggir. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13. Nama SD. Alamat. Jumlah siswa. Jumlah kelas. 7. 1. 12. 1. 33. 1. 16. 1. 28. 1. 24. 1. 7. 1. SD N Nglengking. Jonggrangan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman Kwayuhan, Sedangmulyo, Minggir, Sleman Kreo Pojok, Sendangagung, Minggir, Sleman Nanggulan, Sendangagung, Minggir, Sleman Sidorejo, Sendangrejo, Minggir, Sleman Kebonagung, Sendangrejo, Minggir, Sleman Nglengking, Sendangharjo, Minggir, Sleman. SD N Sendangharjo. Padon, Sendangrejo, Minggir,Sleman. 16. 1. SD N Dalangan 1. Parakan, Sendangsari, Minggir, Sleman. 15. 1. SD N Dalangan 2. Senden, Sendangsari, Minggir, Sleman Daratan, Sendangarum, Minggir, Sleman. 12. 1. 15. 1. Sutan, Sendangsari, Minggir, Sleman Jarakan, Sendangrejoo, Minggir, Sleman. 15. 1. 7. 1. 207. 13. SD N Jonggrangan SD N Kwayuhan SD N Kebonagung SD N Sendangagung SD N Balangan 1 SD N Balangan 2. SD N Daratan SD N Sutan SD N Jarakan. Jumlah. Tabel di atas menunjukan data mengenai jumlah siswa dan juga alamat setiap SD Negeri yang tersebar di Kecamatan Minggir. Seluruh SD Negeri di Kecamatan Minggir berjumlah 13 SD Negeri dengan jumlah total seluruh.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. populasi siswa kelas V sebanyak 207 siswa. Setiap SD Negeri memiliki jumlah siswa yang bervariasi dari yang paling sedikit 7 siswa sampai yang paling banyak 33 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel karena sampel dapat digeneralisasikan sebagai hasil penelitian dan mengangkat kesimpulan penelitain sebagai wakil suatu yang berlaku bagi populasi (Sangadji, dkk, 2010: 177). Senada dengan hal tersebut menurut Sugiyono (2011: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Menurut Fenandez dalam Sumanto (2014: 210) untuk menentukan besar sampel Krejcie dan Morgan, aturan paktis dapat dilihat dalam bentuk tabel 3.3. Tabel Krejcie dan Morgan. Tabel 3.3 Krejcie dan Morgan N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80. S 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66. N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420. S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201. N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500. S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346.

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk Magnet  Sumber: Winarti (2009: 63)  2) Gaya listrik statis
Tabel 3.3 Krejcie dan Morgan
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebangkitan realita Arab dari segi sebab turunnya wahyu dengan peran sebagai buku catatan interpretatif terhadap Al- Qur’an dan lokasi dimulainya dakwah di jazirah Arab sebagai

In terms of influencing factors, members of cluster 2 show no significant factors that influence them to watch art performances. However, they tend to be more influenced by the

Pndiio hi etuj@.

Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini telah berkembang begitu pesat dalam segala aspek kehidupan, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Salah satunya

[r]

sMdsu@gedld tumfdin!.

yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan dalam kesekretariatan.. Di dalam lingkup aktivitasnya, unit sekretariat diharuskan untuk

EKONOMICS FACULTY ANDALAS UNIVERSITV. OTVNERSHIP CONCENTL{TION AND DIVIDEND