• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adanya Kegiatan Usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Adanya Kegiatan Usaha"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional

PERDAMAIAN BERKELANJUTAN

DAN PEMBANGUNAN DI

INDONESIA

Membangun Sentra Baru bagi Pertumbuhan yang

“Menarik-Minat” Sektor Swasta

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Direktorat Pegembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal

Adanya Kegiatan Usaha

• Adanya permintaan

• Adanya Penyedia ‘penjaja’

• Adanya Kepastian Aturan Usaha (Kepastian

Hukum)

• Adanya Keamanan

• Adanya Ketertipan

• Adanya alat transaksi

(2)

Sentra baru lokasi bagi

pertumbuhan

• Dapat tumbuh oleh inisiatif masyarakat

dengan memanfaatkan kearifan-lokal

(Social Capital), kebersamaan melalui,

proses pemahaman untuk memenuhi

harapan agar memdapatkan nilai-nilai

lebih (Keuntungan) dari kegiatan itu.

• Seperti: Pasar Baku-bae di Kota Ambon

paska krisis, Pasar Kaget di Kota TUAL,

Pulau KAI Kecil dll.

Sentra Baru yang timbul

• Bagi sentra-sentra kegiatan ekonomi seperti ini,

menjadi pertanda bahwa kegiatan usaha telah

mulai bergerak dan selanjutnya menjadi tugas

pemerintah untuk menfasilitasi dan medukung

pertumbuhannya sesuai dengan peraturan yang

ada agar supaya dapat dilengkapi dengan

manajemen pasar yang baik, kebersihan dan

mengamankan lingkungan dari pencemaran

yang akan terjadi serta menyediakan berbagai

sarana dan prasarana yang diperlukan.

(3)

Menarik Minat sektor swasta

• Pelaku usaha selalu memperhatikan

perkembangan pasar disuatu daerah dan

menentukan minatnya sesuai dengan

peluang dan dinamika masyarakat yang

sedang berlangsung, tumbuh dan

berkembangnya permintaan dan kuatnya

daya beli masyarakat terhadap produk

tertentu. (Pasar sayur, pasar mebel, pasar

buah, pasar elektronik, pasar bahan

bangunan dll).

Faktor lain yang menentukan

pertumbuhan

• Lokasi dan kondisi masyarakat disekitarnya

(Pasar Cipulir oleh PD Pasar Jaya semula

diperuntukan bagi penampungan (Semi

permanen) pedagang sayur dan Ikan,

selanjutnya berkembang menjadi salah satu

Pasar (permanen dan bertingkat dan AC)

Garmen dan Tekstil yang besar di Jakarta.

• Pedagang di Pasar Cipulir telah menarik minat

(4)

Pasar AMUR di BukitTinggi

(Sumbar)

• 4 tahun yang lalu direncanakn dan dibangun pasar

dengan kurang lebih 2,000 kios untuk dijadikan

Sentra baru untuk pedaganag garmen dan tekstil.

• Dalam perkembangannya saat ini pasar tersebut

lebih sesuai untuk menjadi sentra untuk

perdagangan Sayur mayur segar, untuk di jual antar

propinsi dan antar kota di sumatera-Barat.

Membangun sentra baru bagi

pertumbuhan ekonomi di daerah pra

konflik

• Terjadinya konflik (Fisik/Politik) akan menyebabkan

kepastian dan keamanan berusaha dan kepastian

hukum menjadi terganggu, dan hal ini akan

menyebabkan terjadinya perpindahan para pelaku

kegiatan usaha untuk memindahkan usaha beserta

modalnya ketempat yang lebih memberikan kepastian

berusaha.

• Hal ini telah menyebabkan terjadinya kekosongan

institusi usaha(P.T, eksportir dan Importir), pelaku usaha

yang tertinggal umumnya adalah pengusaha spekulan

(5)

Perlunya membangun kembali

(Institusi) Usaha-Formal

• Untuk daerah paska konflik dibutuhkan

keberadaan pelaku usaha dan badan-badan

usaha (Institusi usaha), yang akan bekerja

menggerakan roda perekonomian setempat

(lokal ekonomi)

• Melalui pendekatan berbasis kemitraan dan

menggunakan pola pendekatan yang fokus

pada pemanfaatan dan optimalisasi sumber

daya dan dana dan kompetensi lokal.

(6)

PENDEKATAN KPEL ?

Suatu pendekatan untuk merangsang dan

mendorong pengembangan ekonomi lokal

yang bertujuan untuk mengintegrasikan

daerah kurang berkembang dengan pusat

perekonomian melalui penguatan

keterkaitan antara produsen dengan pasar

di tingkat lokal, nasional, dan internasional

1. Pembangunan selama ini dirumuskan

secara sentralistik

2. Kurangnya dialog di antara stakeholder

dalam memecahkan persoalan lokal – ego

sektoral

3. Pembangunan sering mengabaikan dan

tidak mampu mendayagunakan potensi

dan kompetensi lokal

4. Adanya kesenjangan antar sektor dan

daerah dalam pembangunan

5. Otonomi daerah

(7)

1. Wadah bagi partisipasi masyarakat

2. Metodologi yang menunjang

transparansi dan akuntabilitas

3. Pengembangan kegiatan usaha

4. Pemberdayaan produsen dan

masyarakat

5. Pengentasan Kemiskinan

6. Kerjasama lintas sektoral dan daerah

MANFAAT KPEL ?

1. Wadah bagi partisipasi masyarakat

o Sebagai wadah bagi terjadinya dialog

antara pemerintah dan sektor swasta

serta mendorong partisipasi

masyarakat dalam proses

perencanaan, pengambilan keputusan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang

ekonomi

(8)

2. Mendorong terjadinya transparansi dan

akuntabilitas

o Melalui forum kemitraan dan dialog,

pendekatan KPEL menunjang

terjadinya transparansi melalui

penyebarluasan informasi dan

memungkinkan terjadinya

akuntabilitas atau permintaan

pertanggunggugatan terhadap semua

‘stakeholder’

MANFAAT KPEL ?

3.

Pengembangan Kegiatan Usaha, melalui :

o peningkatan ketrampilan, teknologi

dan produktifitas

o Peningkatan nilai tambah

o penyediaan informasi pasar

o fasilitasi kemitraan antara usaha besar

dan usaha kecil

o menciptakan iklim usaha yang kondusif

o kemudahan akses terhadap modal

(9)

4.

Pemberdayaan Produsen

o Dalam memberdayakan produsen, KPEL

diantaranya mengembangkan dan

memperkuat

organisasi

produsen agar

dapat melakukan perdagangan secara

kolektif sehingga posisi tawar meningkat.

MANFAAT KPEL ?

5. Pengentasan Kemiskinan

o Meningkatkan pendapatan dan

menciptakan kesempatan kerja

produktif pada rumahtangga miskin di

dalam wilayah yang relatif belum

berkembang

(10)

6. Kerjasama Lintas Sektoral dan Daerah

o Menciptakan koordinasi dan

kerjasama antar sektor dan antar

daerah, terutama dengan daerah

sekitar yang memiliki keterkaitan

kepentingan dalam pembangunan

ekonomi

MANFAAT KPEL ?

JADI, BAGAIMANA KPEL MEMACU PEL?

o Jaringan kerjasama semua komponen

masyarakat (multi stakeholder) dalam

wadah kemitraan lokal

o Pemanfaatan sumber daya lokal secara

(11)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 1.

Sosialisasi KPEL

Tujuan

membuat orang memahami

pendekatan dan manfaat

KPEL

Siapa yang melakukan?

pemerintah, individu, atau

organisasi yang memiliki visi,

energi dan jaringan dengan

stakeholder lain

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 1.

Sosialisasi KPEL

Apa yang dilakukan

a) mengumpulkan informasi

tentang KPEL

b) mencari orang-orang untuk

dijadikan kader atau

fasilitator

c)

membuat orang mengenal

dan memahami KPEL

(12)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 2.

Memilih Kader PEL

Tujuan

memilih seorang kader

untuk memfasilitasi

persiapan dan pelaksanaan

KPEL di suatu

Kabupaten/Kota

Siapa yang memilih kader?

individu atau organisasi yang

mensosialisasikan KPEL

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 2.

Memilih Seorang Kader

PEL

Apa yang dilakukan?

1.

menyeleksi dan memilih

kader PEL

2.

mencari sumberdana untuk

biaya operasional dan

pelatihan untuk kader PEL

3.

Menyepakati TOR untuk

(13)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 3.

Identifikasi dan

Pemilihan Klaster

Tujuan

mengidentifikasi dan

memilih klaster sebagai

fokus kegiatan kemitraan

Siapa yang melakukan?

Stakeholder lokal yang

terkait

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 3.

Identifikasi dan

Pemilihan Klaster

Apa yang dilakukan?

a) mengidentifikasi klaster

b) memilih dan menetapkan

(14)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 4.

Mendirikan kemitraan

lokal di tingkat kota

Tujuan

mendirikan kemitraan di

tingkat kabupaten/kota

sebagai suatu forum untuk

dialog, perencanaan,

penyusunan strategi dan

pengambilan keputusan

sekitar

masalah pembangunan kota

Siapa yang melakukan?

Kader PEL dengan dukungan

stakeholder setempat

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 4.

Mendirikan kemitraan

lokal di tingkat kota

Apa yang dilakukan ?

ƒ mendirikan kemitraan

termasuk merumuskan tugas

dan fungsi kemitraan

ƒ membuat rencana kerja

strategi pengembangan

ekonomi kabupaten/kota

ƒ melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan

(15)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 5.

Melaksanakan

studi/penelitian

Tujuan

menyediakan informasi

yang berguna bagi forum

kemitraan dalam menyusun

strategi pengembangan

klaster dan perekonomian

kabupaten/Kota

Siapa yang melakukan?

Anggota forum kemitraan

atau konsultan independen

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 5. Melaksanakan studi/penelitian Apa yang dilakukan?

• Melakukan studi pustaka terhadap sejumlah penelitian yang

sudah dilakukan oleh lembaga lain berkaitan dengan klaster terpilih

• melakukan evaluasi klaster dengan menggunakan informasi

yang dimiliki oleh kader, anggota kemitraan atau lembaga pemerintah

(16)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 6. Memberdayakan produsen dan organisasinya Tujuan meningkatkan kapasitas produsen & kelompok produsen agar dapat setara berpartisipasi dalam forum kemitraan & pengembangan ekonomi lokal

Siapa yang melakukan? Dinas pemerintah, lembaga penelitian, universitas, LSM, swasta, anggota kemitraan lainnya atau tenaga ahli independen.

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 6. Memberdayakan produsen dan organisasinya Apa yang dilakukan?

• Menyelenggarakan pelatihan bagi produsen (penguatan

kelompok, ketrampilan teknis, manajemen usaha, teknik negosiasi, pemasaran)

• Menyelenggarakan ‘on the job coaching’ untuk menumbuhkan

minat belajar

(17)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 7. Memberikan dukungan teknis Tujuan mengidentifikasi dan memberikan bantuan teknis dan pelatihan yang

dibutuhkan untuk meningkatkan produksi, pemasaran dan

pengembagan klaster Siapa yang melakukan?

Dinas pemerintah, lembaga penelitian, universitas, LSM, swasta, anggota kemitraan lainnya atau tenaga ahli independen.

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 7. Memberikan dukungan teknis Apa yang dilakukan?

• Mengidentifikasi apa yang

dibutuhkan oleh anggota kemitraan

• Mencari tenaga ahli atau

sumber yang dapat

menyediakan bantuan teknis

• Menggalang sumberdaya dan

(18)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 8. Menyebarluaskan informasi pasar

Tujuan

mengupayakan semua anggota kemitraan, terutama kelompok produsen, memiliki akses yang sama terhadap informasi tentang pasar, stakeholder dan klaster

Siapa yang melakukan? Forum Kemitraan

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 8. Menyebarluaskan informasi pasar Apa yang dilakukan?

• Mengidentifikasi kebutuhan

terhadap informasi

• Mencari sumber-sumber

informasi dari berbagai pihak dan lembaga

• Menyepakati media yang

akan digunakan untuk menyebarluaskan informasi

(19)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 9. Memberikan masukan untuk

perencanaan dan kebijakan Tujuan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan proses pengambilan kebijakan yang didasarkan pada kebutuhan dan pengalaman. Siapa yang melakukan?

Forum Kemitraan

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 9. Memberikan masukan untuk

perencanaan dan kebijakan Apa yang dilakukan?

• Mengidentifikasi masalah • Memformulasikan alternatif

pemecahan masalah

• Melakukan lobi terhadap

pemerintah

• Mengikuti dan mengawasi

(20)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 10. Menggalang sumberdaya dan dana Tujuan

memastikan terjadinya keberlanjutan KPEL dengan menggalang sumberdaya dan dana

Siapa yang melakukan? Kader PEL, Forum Kemitraan

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 10. Menggalang sumberdaya dan dana Apa yang dilakukan

• Melakukan sinergi dengan

program lain

• Menggalang ‘fee’ dari

anggota kemitraan dan sejumlah pihak yang menerima manfaat dari KPEL

• Menggalang dana dari

pihak luar dan lembaga donor baik domestik maupun internasional

(21)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 11. Pemasaran

Tujuan

Menyediakan metoda untuk melakukan pemasaran produk dan

menggunakannya untuk memacu pangsa pasar dan pendapatan produsen dan pedagang

Siapa yang melakukan? Forum kemitraan lokal, pemerintah dan forum kemitraan di tingkat nasional

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 11. Pemasaran

Apa yang dilakukan?

• Melakukan promosi

komoditi klaaster

• Mendukung perluasan pasar

dengan menyelenggarakan kegiatan berkaitan dengan upaya promosi

(22)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 12. Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi Tujuan Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi dengan tujuan merangsang pertumbuhan ekonomi regional dan

mengkoordinasikan forum kemitraan kota

Siapa yang melakukan? Kader PEL, pemerintah dan pihak yang terkait dalam kegiatan ekonomi di propinsi

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 12. Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi

Apa yang dilakukan?

• Mendirikan kemitraan

termasuk merumuskan tugas dan fungsi kemitraan

• membuat rencana kerja

strategi pengembangan ekonomi

• melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan

• mendapatkan surat

pengakuan kemitraan dari gubernur

(23)

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 13. Melembagakan KPEL Tujuan Menjamin terjadinya keberlanjutan pendekatan KPEL melalui suatu kerangka kelembagaan formal jangka panjang Siapa yang melakukan?

Kader PEL dan forum kemitraan

ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :

METODOLOGI 13 LANGKAH

Langkah 13. Melembagakan KPEL Apa yang dilakukan?

• Melembagakan KPEL ke

dalam pemerintah, atau

• Membentuk badan hukum

(24)

Profil Daerah

‰

Dukungan geografis dan fisik terhadap komoditas/

klaster unggulan (mendukung/tidak; klasifikasikan)

‰

Dukungan infrastruktur terhadap komoditas/klaster

unggulan (mendukung/tidak; klasifikasikan)

‰

Kondisi sosiali ekonomi mendukung terhadap

komoditas/klaster unggulan (ada/tidaknya) hambatan

sosial dan ekonomi.

‰

Ketrampilan sumberdaya dalam menangani

komoditas/klaster unggulan (tersedia/tidak tersedia;

klasifikasikan)

‰

Kapasitas manajemen dalam lingkungan komoditas/

klaster unggulan (memenuhi/tidak memenuhi)

Profil Ekonomi

‰

Apakah komoditas/klaster unggulan masuk dalam

trend

yang sedang berlangsung ? (Ya/Tidak); klasifikasikan

‰

Gambarkan peluang dan ancaman terhadap komoditas/

klaster unggulan! (Apa peluangnya dan apa

kendalanya/ancamannya); bandingkan antara nilai

keduanya

‰

Bagaimana kontribusinya terhadap PDRB? (besar/kecil,

berapa?); klasifikasikan

‰

Bagaimana peluangnya untuk memberikan kesempatan

kerja? (besar/kecil, berapa?); klasifikasikan

‰

Bagaimana rincian pendapatan rumah tangga di bawah

50 dollar AS per bulan? (Sebutkan sektor dan

produknya?); Sektor mana yang mayoritas ? Apakah

sektor usaha?, Pertanian?, Jasa?

(25)

Info Kandidat Klaster Potensial

a) Bagaimana kontribusi terhadap PDRB, (besar/kecil, berapa?). Untuk masing – masing calon klaster potensial; bandingkan?

b) Jumlah pekerja dan ketrampilan yang dimiliki pada masing – masing klaster prioritas (banyak/sedikit, berapa?); Bandingkan?

c) Produk turunan dari masing – masing klaster potensial (berapa?); bandingkan?

d) Jumlah produsen yang melakukan export dan kemana (ada/tidak?, Berapa?) Bandingkan untuk masing – masing klaster potensial

e) Invesatsi dalam sektor usaha yang bersangkutan

(ada/tidak, berapa?) Bandingkan untuk masing – masing klaster potensial

f) Stakeholder yang terlibat (siapa?, berapa?), Serta lembaga pendukungnya (apa, berapa?); Simpulkan untuk masing – masing klaster potensial

Evaluasi Masing – Masing Kandidat

Klaster Potensial

a) Permintaan Pasar Riil Dan Potensial

‰ Analisa perubahan produk domestik regional bruto

(fluktuasinya, jumlah, keberlanjutannya) bandingkan masing – masing klaster potensial

‰ Analisa perubahan ketenagakerjaan (naik, stabil, menurun,

fluktuatif)

‰ Perubahan harga dari waktu ke waktu (stabil, fluktuatif, naik, menurun)

‰ Persentase pasokan ke pasar lokal, nasional maupun export

dibanding daerah lain (%)

(26)

Evaluasi Masing – Masing Kandidat

Klaster Potensial

b) Potensial Dalam Memberikan Dampak Terhadap Perekonomian

‰ Apakah klaster tersebut sejalan dengan strategi

pengembangan ekonomi lokal? (ya/tidak; klasifikasikan).

‰ Besaran/cakupan klaster (berapa,%), bandingkan diantara klaster

‰ Potensi untuk memberikan nilai tambah (ya/tidak, %),

kualitas, kuantitas, produk turunan, tenaga kerja

‰ Persaingan produk dengan daerah lain (ya/tidak, tinggi,

sedang, rendah).

‰ Keberadaan sumberdaya lain yang dapat dimasukkan ke

dalam klaster (ada/tidak, apa?; besar; kecil); klasifikasikan

‰ Kapasitas Pemda setempat (ya/tidak)

Evaluasi Masing – Masing Kandidat

Klaster Potensial

c)

Potensial dalam Mengembangkan Kemitraan

‰

Minat dan dukungan setempat (Pernyataan

Stakeholder/ % yang berminat)

‰

Bagaimana dukungan lingkungan kebijakan

(ada/tidak; pernyataan stakeholder/pemerintah

setempat)

‰

Jangka waktu diperolehnya hasil dari

pengembangan klaster (berapa? bulan, tahun),

bandingkan untuk masing – masing klaster

(27)

Evaluasi Masing – Masing Kandidat

Klaster Potensial

d) Potensial dalam Memberikan Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin

‰ Jumlah orang yang memperoleh pendapatan dari klaster

(kualitatif)

‰ Profil pendapatan yang diperoleh dan tingkat ketrampilan

yang diperlukan (gambarkan variasinya)

‰ Jumlah perempuan yang terlibat dalam sektor tersebut

(kualitatif, klasifikasikan)

‰ Potensial terciptanya lapangan kerja baru,

keterkaitannya kedepan dan kebelakang (sektor, jenis usaha, besar/kecil) analisis data

Evaluasi Masing – Masing Kandidat

Klaster Potensial

e)

Potensial dalam Menimbulkan Dampak Berganda

Terhadap Perekonomian

‰

Persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk

memenuhi kebutuhan harian (% pendapatan)

‰

Potensial meningkatkan kegiatan hilir dan hulu di

daerah tersebut (infrastruktur, nilai ekonomis, tenaga

kerja, pasar) analisis data;

‰

Evaluasi untaian klaster serta identifikasi produk

(28)

Cara Memperoleh Data

‰

Data Primer : diperoleh langsung dengan

melakukan survey lapangan

‰

Data Sekunder : diperoleh dari Dinas/Instansi,

LSM, Perguruan Tinggi, Sektor Swasta, terutama

pada Kantor Bappeda/Bappekot, Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan, Perikanan dan

Kelautan, Kependudukan, Perindustrian dan

Perdagangan, Perusahaan yang terkait dengan

Komoditas / Sektor Usaha Unggulan, Dinas

Tenaga Kerja, Dinas Pendapatan Daerah; dari

Pemerintah Setempat

Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL

di Beberapa Daerah

‰

Ternyata sebuah klaster komoditas

merupakan gambaran sebuah identitas

bersama dan pandangan ke depan daerah

tersebut

‰

Dalam sebuah klaster, sebuah atau

beberapa usaha dapat melakukan sinergi

dan atau memulai suatu usaha bersama

dan atau bahkan bersaing satu sama lain

(29)

Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL

di Beberapa Daerah

‰

Klaster juga merupakan arena yang cukup kompleks

untuk perubahan keterkaitan input – output, rantai

supply dan jaringan kerja inter – usaha

‰

Melalui kelembagaan forum kemitraan KPEL,

keberadaan pihak Pemerintah Daerah sebagai

penyedia pelayanan publik, sangat membantu pihak

swasta dan masyarakat serta produsen dalam

melakukan

lobby

Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL

di Beberapa Daerah

‰

Juga, dengan adanya keberadaan Pemerintah Daerah

dalam kelembagaan forum kemitraan KPEL, maka sudah

menjadi kewajiban merekalah untuk membangun dan

mengembangkan kebijakan yang kondusif bagi

pelaksanaan perencanaan strategi pengembangan klaster,

khususnya ketika adanya ketidak-seimbangan atau distorsi

dalam pasar

Referensi

Dokumen terkait

Sumber itu asli atau salinan dan sudah dirubah (Ismaun, 2005, hlm. Kritik internal atau kritik dalam, yakni untuk menilai kredibilitas sumber terhadap aspek dari dalam

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city

Primer:  Memproduksi kerajinan  Workshop pengrajin dan pengunjung  Seminar pengrajin Interaksi antara pengrajin dengan konsumen yang ingin terlibat dalam proses

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Metodologi yang digunakan dalam identifikasi penyebab, dampak dan penanganan penurunan muka tanah di DKI Jakarta adalah melakukan studi literatur dan menggunakan data sekunder

Harmer (2003) notes that all four basic language skills are listening, speaking, reading and writing. These four skills should include the teacher in the teaching and