Seminar Nasional
PERDAMAIAN BERKELANJUTAN
DAN PEMBANGUNAN DI
INDONESIA
Membangun Sentra Baru bagi Pertumbuhan yang
“Menarik-Minat” Sektor Swasta
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Direktorat Pegembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal
Adanya Kegiatan Usaha
• Adanya permintaan
• Adanya Penyedia ‘penjaja’
• Adanya Kepastian Aturan Usaha (Kepastian
Hukum)
• Adanya Keamanan
• Adanya Ketertipan
• Adanya alat transaksi
Sentra baru lokasi bagi
pertumbuhan
• Dapat tumbuh oleh inisiatif masyarakat
dengan memanfaatkan kearifan-lokal
(Social Capital), kebersamaan melalui,
proses pemahaman untuk memenuhi
harapan agar memdapatkan nilai-nilai
lebih (Keuntungan) dari kegiatan itu.
• Seperti: Pasar Baku-bae di Kota Ambon
paska krisis, Pasar Kaget di Kota TUAL,
Pulau KAI Kecil dll.
Sentra Baru yang timbul
• Bagi sentra-sentra kegiatan ekonomi seperti ini,
menjadi pertanda bahwa kegiatan usaha telah
mulai bergerak dan selanjutnya menjadi tugas
pemerintah untuk menfasilitasi dan medukung
pertumbuhannya sesuai dengan peraturan yang
ada agar supaya dapat dilengkapi dengan
manajemen pasar yang baik, kebersihan dan
mengamankan lingkungan dari pencemaran
yang akan terjadi serta menyediakan berbagai
sarana dan prasarana yang diperlukan.
Menarik Minat sektor swasta
• Pelaku usaha selalu memperhatikan
perkembangan pasar disuatu daerah dan
menentukan minatnya sesuai dengan
peluang dan dinamika masyarakat yang
sedang berlangsung, tumbuh dan
berkembangnya permintaan dan kuatnya
daya beli masyarakat terhadap produk
tertentu. (Pasar sayur, pasar mebel, pasar
buah, pasar elektronik, pasar bahan
bangunan dll).
Faktor lain yang menentukan
pertumbuhan
• Lokasi dan kondisi masyarakat disekitarnya
(Pasar Cipulir oleh PD Pasar Jaya semula
diperuntukan bagi penampungan (Semi
permanen) pedagang sayur dan Ikan,
selanjutnya berkembang menjadi salah satu
Pasar (permanen dan bertingkat dan AC)
Garmen dan Tekstil yang besar di Jakarta.
• Pedagang di Pasar Cipulir telah menarik minat
Pasar AMUR di BukitTinggi
(Sumbar)
• 4 tahun yang lalu direncanakn dan dibangun pasar
dengan kurang lebih 2,000 kios untuk dijadikan
Sentra baru untuk pedaganag garmen dan tekstil.
• Dalam perkembangannya saat ini pasar tersebut
lebih sesuai untuk menjadi sentra untuk
perdagangan Sayur mayur segar, untuk di jual antar
propinsi dan antar kota di sumatera-Barat.
Membangun sentra baru bagi
pertumbuhan ekonomi di daerah pra
konflik
• Terjadinya konflik (Fisik/Politik) akan menyebabkan
kepastian dan keamanan berusaha dan kepastian
hukum menjadi terganggu, dan hal ini akan
menyebabkan terjadinya perpindahan para pelaku
kegiatan usaha untuk memindahkan usaha beserta
modalnya ketempat yang lebih memberikan kepastian
berusaha.
• Hal ini telah menyebabkan terjadinya kekosongan
institusi usaha(P.T, eksportir dan Importir), pelaku usaha
yang tertinggal umumnya adalah pengusaha spekulan
Perlunya membangun kembali
(Institusi) Usaha-Formal
• Untuk daerah paska konflik dibutuhkan
keberadaan pelaku usaha dan badan-badan
usaha (Institusi usaha), yang akan bekerja
menggerakan roda perekonomian setempat
(lokal ekonomi)
• Melalui pendekatan berbasis kemitraan dan
menggunakan pola pendekatan yang fokus
pada pemanfaatan dan optimalisasi sumber
daya dan dana dan kompetensi lokal.
PENDEKATAN KPEL ?
Suatu pendekatan untuk merangsang dan
mendorong pengembangan ekonomi lokal
yang bertujuan untuk mengintegrasikan
daerah kurang berkembang dengan pusat
perekonomian melalui penguatan
keterkaitan antara produsen dengan pasar
di tingkat lokal, nasional, dan internasional
1. Pembangunan selama ini dirumuskan
secara sentralistik
2. Kurangnya dialog di antara stakeholder
dalam memecahkan persoalan lokal – ego
sektoral
3. Pembangunan sering mengabaikan dan
tidak mampu mendayagunakan potensi
dan kompetensi lokal
4. Adanya kesenjangan antar sektor dan
daerah dalam pembangunan
5. Otonomi daerah
1. Wadah bagi partisipasi masyarakat
2. Metodologi yang menunjang
transparansi dan akuntabilitas
3. Pengembangan kegiatan usaha
4. Pemberdayaan produsen dan
masyarakat
5. Pengentasan Kemiskinan
6. Kerjasama lintas sektoral dan daerah
MANFAAT KPEL ?
1. Wadah bagi partisipasi masyarakat
o Sebagai wadah bagi terjadinya dialog
antara pemerintah dan sektor swasta
serta mendorong partisipasi
masyarakat dalam proses
perencanaan, pengambilan keputusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang
ekonomi
2. Mendorong terjadinya transparansi dan
akuntabilitas
o Melalui forum kemitraan dan dialog,
pendekatan KPEL menunjang
terjadinya transparansi melalui
penyebarluasan informasi dan
memungkinkan terjadinya
akuntabilitas atau permintaan
pertanggunggugatan terhadap semua
‘stakeholder’
MANFAAT KPEL ?
3.
Pengembangan Kegiatan Usaha, melalui :
o peningkatan ketrampilan, teknologi
dan produktifitas
o Peningkatan nilai tambah
o penyediaan informasi pasar
o fasilitasi kemitraan antara usaha besar
dan usaha kecil
o menciptakan iklim usaha yang kondusif
o kemudahan akses terhadap modal
4.
Pemberdayaan Produsen
o Dalam memberdayakan produsen, KPEL
diantaranya mengembangkan dan
memperkuat
organisasi
produsen agar
dapat melakukan perdagangan secara
kolektif sehingga posisi tawar meningkat.
MANFAAT KPEL ?
5. Pengentasan Kemiskinan
o Meningkatkan pendapatan dan
menciptakan kesempatan kerja
produktif pada rumahtangga miskin di
dalam wilayah yang relatif belum
berkembang
6. Kerjasama Lintas Sektoral dan Daerah
o Menciptakan koordinasi dan
kerjasama antar sektor dan antar
daerah, terutama dengan daerah
sekitar yang memiliki keterkaitan
kepentingan dalam pembangunan
ekonomi
MANFAAT KPEL ?
JADI, BAGAIMANA KPEL MEMACU PEL?
o Jaringan kerjasama semua komponen
masyarakat (multi stakeholder) dalam
wadah kemitraan lokal
o Pemanfaatan sumber daya lokal secara
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 1.
Sosialisasi KPEL
Tujuan
membuat orang memahami
pendekatan dan manfaat
KPEL
Siapa yang melakukan?
pemerintah, individu, atau
organisasi yang memiliki visi,
energi dan jaringan dengan
stakeholder lain
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 1.
Sosialisasi KPEL
Apa yang dilakukan
a) mengumpulkan informasi
tentang KPEL
b) mencari orang-orang untuk
dijadikan kader atau
fasilitator
c)
membuat orang mengenal
dan memahami KPEL
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 2.
Memilih Kader PEL
Tujuan
memilih seorang kader
untuk memfasilitasi
persiapan dan pelaksanaan
KPEL di suatu
Kabupaten/Kota
Siapa yang memilih kader?
individu atau organisasi yang
mensosialisasikan KPEL
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 2.
Memilih Seorang Kader
PEL
Apa yang dilakukan?
1.
menyeleksi dan memilih
kader PEL
2.
mencari sumberdana untuk
biaya operasional dan
pelatihan untuk kader PEL
3.
Menyepakati TOR untuk
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 3.
Identifikasi dan
Pemilihan Klaster
Tujuan
mengidentifikasi dan
memilih klaster sebagai
fokus kegiatan kemitraan
Siapa yang melakukan?
Stakeholder lokal yang
terkait
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 3.
Identifikasi dan
Pemilihan Klaster
Apa yang dilakukan?
a) mengidentifikasi klaster
b) memilih dan menetapkan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 4.
Mendirikan kemitraan
lokal di tingkat kota
Tujuan
mendirikan kemitraan di
tingkat kabupaten/kota
sebagai suatu forum untuk
dialog, perencanaan,
penyusunan strategi dan
pengambilan keputusan
sekitar
masalah pembangunan kota
Siapa yang melakukan?
Kader PEL dengan dukungan
stakeholder setempat
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 4.
Mendirikan kemitraan
lokal di tingkat kota
Apa yang dilakukan ?
mendirikan kemitraan
termasuk merumuskan tugas
dan fungsi kemitraan
membuat rencana kerja
strategi pengembangan
ekonomi kabupaten/kota
melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 5.
Melaksanakan
studi/penelitian
Tujuan
menyediakan informasi
yang berguna bagi forum
kemitraan dalam menyusun
strategi pengembangan
klaster dan perekonomian
kabupaten/Kota
Siapa yang melakukan?
Anggota forum kemitraan
atau konsultan independen
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 5. Melaksanakan studi/penelitian Apa yang dilakukan?
• Melakukan studi pustaka terhadap sejumlah penelitian yang
sudah dilakukan oleh lembaga lain berkaitan dengan klaster terpilih
• melakukan evaluasi klaster dengan menggunakan informasi
yang dimiliki oleh kader, anggota kemitraan atau lembaga pemerintah
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 6. Memberdayakan produsen dan organisasinya Tujuan meningkatkan kapasitas produsen & kelompok produsen agar dapat setara berpartisipasi dalam forum kemitraan & pengembangan ekonomi lokalSiapa yang melakukan? Dinas pemerintah, lembaga penelitian, universitas, LSM, swasta, anggota kemitraan lainnya atau tenaga ahli independen.
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 6. Memberdayakan produsen dan organisasinya Apa yang dilakukan?
• Menyelenggarakan pelatihan bagi produsen (penguatan
kelompok, ketrampilan teknis, manajemen usaha, teknik negosiasi, pemasaran)
• Menyelenggarakan ‘on the job coaching’ untuk menumbuhkan
minat belajar
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 7. Memberikan dukungan teknis Tujuan mengidentifikasi dan memberikan bantuan teknis dan pelatihan yangdibutuhkan untuk meningkatkan produksi, pemasaran dan
pengembagan klaster Siapa yang melakukan?
Dinas pemerintah, lembaga penelitian, universitas, LSM, swasta, anggota kemitraan lainnya atau tenaga ahli independen.
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 7. Memberikan dukungan teknis Apa yang dilakukan?
• Mengidentifikasi apa yang
dibutuhkan oleh anggota kemitraan
• Mencari tenaga ahli atau
sumber yang dapat
menyediakan bantuan teknis
• Menggalang sumberdaya dan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 8. Menyebarluaskan informasi pasar
Tujuan
mengupayakan semua anggota kemitraan, terutama kelompok produsen, memiliki akses yang sama terhadap informasi tentang pasar, stakeholder dan klaster
Siapa yang melakukan? Forum Kemitraan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 8. Menyebarluaskan informasi pasar Apa yang dilakukan?
• Mengidentifikasi kebutuhan
terhadap informasi
• Mencari sumber-sumber
informasi dari berbagai pihak dan lembaga
• Menyepakati media yang
akan digunakan untuk menyebarluaskan informasi
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 9. Memberikan masukan untuk
perencanaan dan kebijakan Tujuan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan proses pengambilan kebijakan yang didasarkan pada kebutuhan dan pengalaman. Siapa yang melakukan?
Forum Kemitraan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 9. Memberikan masukan untuk
perencanaan dan kebijakan Apa yang dilakukan?
• Mengidentifikasi masalah • Memformulasikan alternatif
pemecahan masalah
• Melakukan lobi terhadap
pemerintah
• Mengikuti dan mengawasi
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 10. Menggalang sumberdaya dan dana Tujuan
memastikan terjadinya keberlanjutan KPEL dengan menggalang sumberdaya dan dana
Siapa yang melakukan? Kader PEL, Forum Kemitraan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 10. Menggalang sumberdaya dan dana Apa yang dilakukan
• Melakukan sinergi dengan
program lain
• Menggalang ‘fee’ dari
anggota kemitraan dan sejumlah pihak yang menerima manfaat dari KPEL
• Menggalang dana dari
pihak luar dan lembaga donor baik domestik maupun internasional
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 11. Pemasaran
Tujuan
Menyediakan metoda untuk melakukan pemasaran produk dan
menggunakannya untuk memacu pangsa pasar dan pendapatan produsen dan pedagang
Siapa yang melakukan? Forum kemitraan lokal, pemerintah dan forum kemitraan di tingkat nasional
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 11. Pemasaran
Apa yang dilakukan?
• Melakukan promosi
komoditi klaaster
• Mendukung perluasan pasar
dengan menyelenggarakan kegiatan berkaitan dengan upaya promosi
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 12. Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi Tujuan Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi dengan tujuan merangsang pertumbuhan ekonomi regional danmengkoordinasikan forum kemitraan kota
Siapa yang melakukan? Kader PEL, pemerintah dan pihak yang terkait dalam kegiatan ekonomi di propinsi
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 12. Mendirikan kemitraan di tingkat propinsi
Apa yang dilakukan?
• Mendirikan kemitraan
termasuk merumuskan tugas dan fungsi kemitraan
• membuat rencana kerja
strategi pengembangan ekonomi
• melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan
• mendapatkan surat
pengakuan kemitraan dari gubernur
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 13. Melembagakan KPEL Tujuan Menjamin terjadinya keberlanjutan pendekatan KPEL melalui suatu kerangka kelembagaan formal jangka panjang Siapa yang melakukan?Kader PEL dan forum kemitraan
ADAPTASI PENDEKATAN KPEL :
METODOLOGI 13 LANGKAH
Langkah 13. Melembagakan KPEL Apa yang dilakukan?
• Melembagakan KPEL ke
dalam pemerintah, atau
• Membentuk badan hukum
Profil Daerah
Dukungan geografis dan fisik terhadap komoditas/
klaster unggulan (mendukung/tidak; klasifikasikan)
Dukungan infrastruktur terhadap komoditas/klaster
unggulan (mendukung/tidak; klasifikasikan)
Kondisi sosiali ekonomi mendukung terhadap
komoditas/klaster unggulan (ada/tidaknya) hambatan
sosial dan ekonomi.
Ketrampilan sumberdaya dalam menangani
komoditas/klaster unggulan (tersedia/tidak tersedia;
klasifikasikan)
Kapasitas manajemen dalam lingkungan komoditas/
klaster unggulan (memenuhi/tidak memenuhi)
Profil Ekonomi
Apakah komoditas/klaster unggulan masuk dalam
trend
yang sedang berlangsung ? (Ya/Tidak); klasifikasikan
Gambarkan peluang dan ancaman terhadap komoditas/
klaster unggulan! (Apa peluangnya dan apa
kendalanya/ancamannya); bandingkan antara nilai
keduanya
Bagaimana kontribusinya terhadap PDRB? (besar/kecil,
berapa?); klasifikasikan
Bagaimana peluangnya untuk memberikan kesempatan
kerja? (besar/kecil, berapa?); klasifikasikan
Bagaimana rincian pendapatan rumah tangga di bawah
50 dollar AS per bulan? (Sebutkan sektor dan
produknya?); Sektor mana yang mayoritas ? Apakah
sektor usaha?, Pertanian?, Jasa?
Info Kandidat Klaster Potensial
a) Bagaimana kontribusi terhadap PDRB, (besar/kecil, berapa?). Untuk masing – masing calon klaster potensial; bandingkan?
b) Jumlah pekerja dan ketrampilan yang dimiliki pada masing – masing klaster prioritas (banyak/sedikit, berapa?); Bandingkan?
c) Produk turunan dari masing – masing klaster potensial (berapa?); bandingkan?
d) Jumlah produsen yang melakukan export dan kemana (ada/tidak?, Berapa?) Bandingkan untuk masing – masing klaster potensial
e) Invesatsi dalam sektor usaha yang bersangkutan
(ada/tidak, berapa?) Bandingkan untuk masing – masing klaster potensial
f) Stakeholder yang terlibat (siapa?, berapa?), Serta lembaga pendukungnya (apa, berapa?); Simpulkan untuk masing – masing klaster potensial
Evaluasi Masing – Masing Kandidat
Klaster Potensial
a) Permintaan Pasar Riil Dan Potensial
Analisa perubahan produk domestik regional bruto
(fluktuasinya, jumlah, keberlanjutannya) bandingkan masing – masing klaster potensial
Analisa perubahan ketenagakerjaan (naik, stabil, menurun,
fluktuatif)
Perubahan harga dari waktu ke waktu (stabil, fluktuatif, naik, menurun)
Persentase pasokan ke pasar lokal, nasional maupun export
dibanding daerah lain (%)
Evaluasi Masing – Masing Kandidat
Klaster Potensial
b) Potensial Dalam Memberikan Dampak Terhadap Perekonomian
Apakah klaster tersebut sejalan dengan strategi
pengembangan ekonomi lokal? (ya/tidak; klasifikasikan).
Besaran/cakupan klaster (berapa,%), bandingkan diantara klaster
Potensi untuk memberikan nilai tambah (ya/tidak, %),
kualitas, kuantitas, produk turunan, tenaga kerja
Persaingan produk dengan daerah lain (ya/tidak, tinggi,
sedang, rendah).
Keberadaan sumberdaya lain yang dapat dimasukkan ke
dalam klaster (ada/tidak, apa?; besar; kecil); klasifikasikan
Kapasitas Pemda setempat (ya/tidak)
Evaluasi Masing – Masing Kandidat
Klaster Potensial
c)
Potensial dalam Mengembangkan Kemitraan
Minat dan dukungan setempat (Pernyataan
Stakeholder/ % yang berminat)
Bagaimana dukungan lingkungan kebijakan
(ada/tidak; pernyataan stakeholder/pemerintah
setempat)
Jangka waktu diperolehnya hasil dari
pengembangan klaster (berapa? bulan, tahun),
bandingkan untuk masing – masing klaster
Evaluasi Masing – Masing Kandidat
Klaster Potensial
d) Potensial dalam Memberikan Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin
Jumlah orang yang memperoleh pendapatan dari klaster
(kualitatif)
Profil pendapatan yang diperoleh dan tingkat ketrampilan
yang diperlukan (gambarkan variasinya)
Jumlah perempuan yang terlibat dalam sektor tersebut
(kualitatif, klasifikasikan)
Potensial terciptanya lapangan kerja baru,
keterkaitannya kedepan dan kebelakang (sektor, jenis usaha, besar/kecil) analisis data
Evaluasi Masing – Masing Kandidat
Klaster Potensial
e)
Potensial dalam Menimbulkan Dampak Berganda
Terhadap Perekonomian
Persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk
memenuhi kebutuhan harian (% pendapatan)
Potensial meningkatkan kegiatan hilir dan hulu di
daerah tersebut (infrastruktur, nilai ekonomis, tenaga
kerja, pasar) analisis data;
Evaluasi untaian klaster serta identifikasi produk
Cara Memperoleh Data
Data Primer : diperoleh langsung dengan
melakukan survey lapangan
Data Sekunder : diperoleh dari Dinas/Instansi,
LSM, Perguruan Tinggi, Sektor Swasta, terutama
pada Kantor Bappeda/Bappekot, Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan, Perikanan dan
Kelautan, Kependudukan, Perindustrian dan
Perdagangan, Perusahaan yang terkait dengan
Komoditas / Sektor Usaha Unggulan, Dinas
Tenaga Kerja, Dinas Pendapatan Daerah; dari
Pemerintah Setempat
Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL
di Beberapa Daerah
Ternyata sebuah klaster komoditas
merupakan gambaran sebuah identitas
bersama dan pandangan ke depan daerah
tersebut
Dalam sebuah klaster, sebuah atau
beberapa usaha dapat melakukan sinergi
dan atau memulai suatu usaha bersama
dan atau bahkan bersaing satu sama lain
Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL
di Beberapa Daerah
Klaster juga merupakan arena yang cukup kompleks
untuk perubahan keterkaitan input – output, rantai
supply dan jaringan kerja inter – usaha
Melalui kelembagaan forum kemitraan KPEL,
keberadaan pihak Pemerintah Daerah sebagai
penyedia pelayanan publik, sangat membantu pihak
swasta dan masyarakat serta produsen dalam
melakukan
lobby
Pengalaman Pelaksanaan Pilot KPEL
di Beberapa Daerah