78 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Fungsi
Pada perancangan objek Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi yang diklasifikasikan berdasarkan prioritasnya. Sama dengan perancangan yang lain, fungsi Sentral Wisata Kerajinan Rakyat juga dibedakan atas tiga fungsi yaitu: fungsi primer, sekunder dan penunjang. Fungsi primer merupakan fungsi utama atas sebuah objek perancangan. Fungsi sekunder merupakan fungsi pokok yang menjadi tambahan fungsi utama. Fungsi penunjang merupakan fungsi pendukung atas fungsi-fungsi yang lain.
Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi primer sebagai ruang produksi dan workshop kerajinan rakyat. Sentral ini merupakan wadah bagi para pengrajin sehingga membentuk komunitas yang dapat semakin mengembangkan potensi dari setiap kerajinan. Fungsi workshop yaitu sebagi tempat masyarakat umum khususnya bagi para konsumen barang-barang kerajinan agar dapat mencoba dan menghasilkan kerajinan sesuai dengan kegemaran masing-masing. Fungsi tersebut juga dapat memperat hubungan antara pengrajin dan konsumen.
Fungsi sekunder merupakan fungsi pokok yang menjadi pendukung fungsi primer, pada Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah sebagai sentral jual beli kerajinan hasil produksi sentral tersebut. Selain itu, galeri dan ruang pamer menjadi pendukung dari fungsi primer dan sekunder.
Fungsi penunjang dalam sentral wisata ini diantaranya fasilitas-fasilitas pendukung adanya fungsi primer dan sekunder. Pengelola yang melayani
79 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 pengunjung dengan menjelaskan kerajinan di setiap prosesnya akan memudahkan pengunjung mengenal tiap bagian dari sentral wisata Kerajinan Rakyat tersebut.
Secara garis besar, beberapa fungsi dari Sentral Wisata Kerajinan Rakyat sesuai dengan batasan perancangan dapat digambarkan sebagai berikut:
Jenis Fungsi Sosialisasi Apresiatif Edukatif Rekreatif
Primer: Memproduksi kerajinan Workshop pengrajin dan pengunjung Seminar pengrajin Interaksi antara pengrajin dengan konsumen yang ingin terlibat dalam proses pembuatan kerajinan Mengembangkan kreatifitas bagi para pengrajin Wadah pembelajaran tentang kerajinan khususnya Area rekreatif yang melibatkan pengunjung dengan aktivitas pelaku aktivitas Sekunder: Pameran Jual-beli kerajinan Ruang bersama / ruang komunal dari berbagai pelaku aktivitas dan pengunjung. Memperkenalkan variasi kerajinan pada masyarakat Masyarakat dapat mempelajari sejarah, seluk beluk dan proses dari kerajinan Menambah wawasan kerajinan dengan sarana wisata Tersier: Mengelola objek dan aktivitasnya Penyimpanan
barang baku dan barang jadi Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder
Tabel 4.1 Fungsi Primer, Sekunder dan Tersier
(Sumber: Analisis)
4.2 Analisis Aktivitas
Dari penerapan beberapa fungsi, akan menciptakan aktivitas dan kegiatan dalam Sentral Wisata Kerajinan Rakyat. Sebagai pusat ruang produksi, aktivitas utama dalam sentral ini adalah memproduksi kerajinan. Aktivitas yang terbentuk dari penjabaran beberapa fungsi dapat digambarkan sebagai berikut:
80 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
Klasifikasi
Fungsi Jenis Aktivitas Uraian Aktivitas Sifat Aktivitas
Aktivitas Produksi dan Workshop Kerajinan Penyimpanan bahan mentah kerajinan Penyimpanan bahan kayu, rotan dan bahan-kerajinan lain sebelum
diproduksi Rutin,waktu tertentu Proses pengerjaan bahan mentah Proses produksi kerajinan, memahat, menganyam, mengukir, mengecat, dll.
Rutin, waktu tertentu
Proses finishing hasil kerajinan
Penjemuran, pemasakan, pematangan, dll
Tidak rutin, waktu tertentu Melibatkan pengunjung dengan proses kerajinan Produksi kerajinan,
proses belajar, Rutin, waktu tertentu
Pusat Jual-beli Kerajinan
Proses jual hasil kerajinan
Kerajinan siap pakai dapat dijual untuk
publik
Rutin, waktu tidak tertentu Proses beli
produk kerajinan
Interaksi pembeli dengan penjual
Tidak rutin, waktu tidak tertentu Pameran Hasil Kerajinan Pameran hasil kerajinan, ruang museum Produk kerajinan dipamerkan untuk pengunjung
Rutin, waktu tertentu Penyajian Galeri sejarah kerajinan Ruang baca, ruang belajar Pembelajaran,
pameran Rutin, waktu tertentu
Pengelolaan Wisata/ Guide Melayani pengunjung Mendampingi pengunjung berkeliling dengan menjelaskan tiap bagian Sentral Wisata
Tidak rutin, waktu tertentu
Tabel 4.2 Penjabaran Aktivitas
(Sumber: Hasil Analisis, 2014)
4.3 Analisis Pengguna
Dari beberapa analisis aktivitas yang terbentuk, dapat digambarkan bebrapa pengguna dari masing-masing aktivitas. Jumlah pengunjung pada Sentral Wisata tidak tetap, sehingga perancangan Sentral ini dengan kapasitas pengunjung 5000
81 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 orang dengan jumlah pengrajin 250 orang, penjual dan staff pengelola termasuk keamanan berjumlah 150 orang.
Klasifikasi
Fungsi Jenis Aktivitas
Klasifikasi Pengguna Jumlah Pengguna Rentang Waktu Pengguna Aktivitas Produksi dan Workshop Kerajinan Penyimpanan bahan mentah kerajinan Pengrajin + Staff 50 orang 1-2 jam Keamanan 3 orang 24 jam Proses pengerjaan
bahan mentah
Pengrajin 250 orang 1-5 jam Pengunjung 100 orang 1-5 jam Proses finishing
hasil kerajinan
Pengrajin 250 orang 1-8 jam Pengunjung 100 orang 1-8 jam Melibatkan
pengunjung dengan proses
kerajinan
Pengrajin 100 orang 1-12 jam Pengunjung 100-200 orang Pusat Jual-beli Kerajinan Proses jual produk kerajinan
Penjual 150 orang 24 jam Pengunjung 200 orang 24 jam Proses beli
produk kerajinan
Penjual 150 orang 24 jam Pengunjung 200 orang 24 jam Pameran
Hasil Kerajinan
Pameran hasil kerajinan
Pengunjung 5000 orang 12 jam Staff 100 orang 15 jam Penyajian Galeri sejarah kerajinan Ruang baca, ruang belajar
Pengunjung 100 orang 1-8 jam Staff 1-20 orang Pengelolaan Wisata/ Guide Mendampingi Pengunjung
Pengunjung 50 orang 1-3 jam Pengelola/ staff 2 orang
Tabel 4.3 Klasifikasi Pengguna
82 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Pola sirkulasi Pengguna (Pengunjung) menuju Sentral Wisata Kerajinan
Pola sirkulasi Pengrajin dalam Sentral Wisata Kerajinan
Pola Sirkulasi Pengelola dalam Sentral Wisata Kerajinan
Gambar 4.1 Skema pola sirkulasi
(Sumber: Hasil analisis, 2014)
Pengunjung Masuk Parkir Informasi Workshop pembuatan kerajinan Galeri & pameran Stand penjualan kerajinan Toilet Foodcourt Pulang Pengrajin Masuk Parkir Workshop pembuatan kerajinan Galeri & pameran Stand penjualan kerajinan Toilet Foodcourt Pulang Pengelola Masuk Parkir R.Informasi Workshop pembuatan kerajinan Galeri & pameran Stand penjualan kerajinan Toilet Foodcourt Pulang R.Pengelola Berkeliling
83 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
4.4 Analisis Ruang
Analisis ruang meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang dan persyaratan ruang. Kebutuhan ruang dapat ditentukan berdasarkan pengguna dan aktivitasnya, kemudian dapat ditentukan kebutuhan ruang yang dibutuhkan.
4.4.1 Kebutuhan Ruang
Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang (Sumber: Hasil Analisis, 2014)
Besaran ruang dihitung berdasarkan standar-standar perancangan, disesuaikan dengan jumlah pemakai ruang, kebutuhan ruang dari tiap pengguna, fasilitas dan perabot yang ada pada ruangan tersebut.
Jenis aktivitas Jenis ruang
Primer
Workshop/ ruang produksi Kerajinan
Ruang penyimpanan Ruang produksi Gudang
Ruang pengrajin
Ruang display hasil kerajinan Sekunder
Jual-beli Kerajinan Retail (shop) Ruang penjual
Galeri dan Ruang Pamer Area pameran (Exhibition hall) Panggung musik
Galeri sejarah kerajinan Ruang pustaka sejarah kerajinan Museum kerajinan
Penunjang
Pengelola/ Guide Ruang pengelola/ staff guide Parkir kendaraan Parkir
Sholat Mushola
Informasi Ruang informasi Pelayanan ATM Penjagaan Keamanan Pos keamanan
Buang air Toilet umum Servis / ME Ruang servis
84 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.4.2 Besaran Ruang
Jenis ruang Jumlah ruang
Kapasitas Dimensi ruang Standar Luas total Ruang penyimpan an Ruang Perkakas 16m2 16m2 x 1 A 16m2 Ruang bahan mentah kerajinan 1-10 orang 10x (0,6 mx1,2m) Manusia 2x (1,4mx0,7m) Meja 10x (0,3mx0,7) Kursi 5x (1mx0,30m) Rak Buku 30 % Sirkulasi NAD 20m2 Ruang produksi Lobby 0,65m2 / orang 0,65 X 100 NAD 65m2 Ruang pengerjaan / workshop 1,3m2 / orang 1,3 x 500 NAD 650m2 Ruang perkakas 6m2 6m2 x 2 NAD 12m2 Ruang Pengrajin Ruang istirahat 0,65m2 / orang 0,65 X 100 NAD 65m2 Ruang berkas-berkas 1,3m2 / orang 1,3 x 500 NAD 650m2 Toilet 1-10 orang 10x(2mx1,5m) Toilet 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urinoir 30% Sirkulasi NAD 15m2 Workshop pengunjung Ruang pengerjaan / workshop 1,3m2 / orang 1,3 x 500 NAD 650m2 Ruang perkakas 6m2 6m2 x 2 NAD 12m2 Ruang pustaka Ruang baca 1,3m2 / orang 1,3 x 500 NAD 650m2 Museum (skala kecil) 100 orang 100x (0,6 mx1,2m) Manusia 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m2 Asumsi Ruang Pameran 30 % Sirkulasi NAD / A 250m2 Ruang display kerajinan Ruang display 60m2 - A 60m2 Gudang Gudang 60m2 - A 60m2
85 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Retail (shop) 20 Stand pertokoan 25m2 - A 25m2 Ruang penjual Area pameran (Exhibition hall) Ruang Pameran 100 orang 100x (0,6 mx1,2m) Manusia 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m2 Asumsi Ruang Pameran 30 % Sirkulasi NAD / A 250m2 Ruang servis 1-5 orang 5x (0,6 mx1,2m) Manusia 1x(2mx0,3m) Rak 30 % Sirkulasi NAD 10m2 Toilet 1-10 orang 10x(2mx1,5m) Toilet 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urinoir 30% Sirkulasi NAD 15m2 Ruang Pameran 100 orang 100x (0,6 mx1,2m) Manusia 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m2 Asumsi Ruang Pameran 30 % Sirkulasi NAD / A 250m2 Panggung musik Lobby 0,65m2 / orang 0,65 x 250 NAD 163m2 Ruang peralatan 4m2 4m2 x 3 m A 12m2 Ruang pengelola 0,65m2/ orang 0,65 x 6 NAD 3,9m2 Tempat duduk 0,65m2/ orang 0,65 x 1000 NAD 650m2 Panggung 6 x 10 A 60m2 Ruangcontr ol 6m2 6 x 2 A 12m2 Ruang teknisi 9,3m2 / orang 9,3 x 4 NAD 37,2m2 Ruang pengelola Ruang direktur 6m2 - A 12m2 Ruang kerja 4m2 / orang 4m2 x 10 A 40m2 Ruang karyawan / staff 4m2 / orang 4m2 x 10 A 40m2 Ruang tamu 6m2 - A 6m2 Ruang rapat - 5 x 5 A 25m2
86 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Ruang dokumenta si 6m2 - A 6m2 Ruang arsip 6m2 - A 6m2
Toilet 2,52m2 2,52 x 4 unit NAD 10,08m2
pantry 4m2 - A 4m2
Parkir Mobil 15m2 15m2 x 15 NAD 225m2
Sepeda motor 2.25m2 2.25m2 x 30 NAD 67,5m2 Sepeda 1.02m2 1.02m2 x 10 NAD 10,2m2 Bus 30m2 30m2 x 5 NAD 150m2 Foodcourt Dapur dan Pantry 1-20 orang 20x (0,6 mx1,2m) Manusia 2x (1,0mx0,5m) Meja Potong 20x (0,3mx0,7) Kursi 6x (1,2mx0,4m) Rak barang 2x(15mx 7m)Peralatan dapur 30 % Sirkulasi NAD 250m2 Ruang makan 1-90 orang 350 m2 Asumsi tempat pengunjung 30% Sirkulasi A 2300m2 Kasir 1-5 orang 5x (0,6 mx1,2m) Manusia 5x (1,4mx0,7m) Meja 5x (0,3mx0,7) Kursi 30 % Sirkulasi NAD 15m2 Toilet 1-10 orang 10x(2mx1,5m) Toilet 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urinoir 30% Sirkulasi NAD 15m2 Mushola Ruang sholat putra 70 orang 70 x (0,8 mx1,2m) sajadah NAD 67,2m2 Ruang sholat putri 50 orang 50 x (0,8 mx1,2m) Sajadah NAD 48m2 Ruang wudlu 100 orang 100 x (0,6 mx1,2m) Manusia 10x(2mx1,5m) Toilet 100m2Asumsi Ruang Wudlu NAD / A 201m2
87 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Ruang informasi Ruang operator 0,65m2 / orang 0,65m2 x 3 NAD 1,95m2 Ruang peralatan 0,65m2 / orang 0,65m2 x 2 NAD 1,3m2 Ruang teknisi 0,65m2 / orang 0,65m2 x 4 NAD 2,6m2 Pelayanan ATM Ruang ATM 2,25m2 / unit 2,25m2 x 5 NAD 11,25m2 Pos keamanan Ruang pengawasa n security 9m2 9m2 x 4 A 36m2 Toilet / KM 2,25m2 2,25m2 x 4 NAD 9m2 Toilet umum Pr / Lk 1-10 orang x 6 unit 10x(2mx1,5m) Toilet 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urinoir 30% Sirkulasi NAD 90m2 Ruang servis / ME Ruang genset dan travo - 10m x 4m A 40m2 Ruang mesin - 10m x 3m A 30m2 Ruang pompa - 10m x 3m A 30m2 Ruang panel - 4m x 4m A 16m2 Jumlah 9934,79 Sirkulasi 30 % 30 % x 2980,437 Jumlah total 12915,227m2
Tabel 4.5 Kebutuhan dan Luasan Ruang
(Sumber: Hasil Analisis, 2014)
Untuk persyaratan ruang, mencakup kebutuhan yang diperlukan di setiap ruangnya dengan mengacu pada aktivitas beserta penggunanya. Mencakup di dalamnya persyaratan yang memungkinkan kealamian dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya buatan.
88 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.4.3 Persyaratan Ruang
Kebutuhan
Ruang Akses View
Pencahayaan Penghawaan Kete- nangan
Keber- sihan Alami Buatan Alami Buatan
Ruang Penyimpanan +++ ++ +++ ++ +++ ++ +++ +++ Ruang produksi +++ ++ +++ ++ +++ ++ ++ +++ Workshop +++ + +++ + +++ - - +++ Ruang Pengrajin +++ +++ +++ ++ +++ ++ ++ +++ Ruang display kerajinan ++ + +++ ++ ++ - - ++ Ruang Pustaka +++ ++ +++ + +++ + +++ +++ Museum +++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ +++ Gudang ++ +++ +++ ++ +++ - - ++ Retail (shop) ++ ++ +++ ++ +++ - + ++ Area pameran (Exhibition hall) +++ +++ +++ ++ +++ ++ + +++ Panggung music ++ ++ +++ ++ +++ - - ++ Ruang pengelola ++ + +++ ++ +++ + +++ +++ Parkir ++ + +++ ++ ++ - - ++ Foodcourt ++ ++ ++ ++ +++ - + ++ Mushola +++ ++ +++ ++ +++ + +++ +++ Ruang informasi ++ ++ ++ ++ +++ + + +++ Pelayanan ATM + - + ++ + + + ++ Pos keamanan ++ +++ +++ ++ +++ + ++ +++ Toilet umum ++ - ++ ++ +++ - +++ +++ Ruang servis ++ + ++ ++ +++ - + +++
Tabel 4.6 Persyaratan Ruang
89 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
4.4.4 Hubungan Antar Ruang
Gambar 4.2 Diagram Matriks
(Sumber: Analisis, 2014)
Ruang Penyimpanan Ruang produksi Workshop Ruang Pengrajin
Ruang display kerajinan Ruang Pustaka
Museum Gudang Retail (shop)
Area pameran (Exhibition hall) Panggung music Ruang pengelola Parkir Foodcourt Mushola Ruang informasi Pelayanan ATM Pos keamanan Toilet umum Ruang servis berdekatan bersebelahan berjauhan Keterangan:
90 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Gambar 4.3 Bubble diagram
(Sumber: Analisis, 2014) berdekatan bersebelahan berjauhan R. Produksi R. Penyimpanan Workshop R. Pengrajin R. Pustaka R. Display R. Pengelola Exhibition Hall Toilet Musholla Parkir Museum Gudang R. Informasi Retail / shop Panggung Musik Foodcourt Pelayanan ATM Servis Pos Keamanan
91 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
4.5 Analisis Tapak
Analisis tapak yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui segala sesuatu yang ada pada lokasi. Dari analisis tapak ini akan diperoleh kelebihan dan kekurangan pada tapak dan kemudian akan digunakan untuk mencari alternatif rancangan bangunan yang sesuai dengan kondisi site. Pada proses ini, setiap alternatif akan menyesuaikan dengan objek, tema rancangan dan site.
4.5.1 Bentuk dan Dimensi Tapak
Lokasi tapak berada di Kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya di jalan Kendedes dan berada di kawasan wisata sejarah Candi Tumapel, Arca Dwarapala dan pemandian Ken Dedes. Akses menuju tapak juga dapat dicapai melalui jalur utama Malang-Surabaya.
Secara umum, kondisi lokasi cukup memenuhi syarat sebagai Wisata Kerajinan Rakyat, terutama untuk tema Historicism yang lokasinya mengambil area wisata sejarah. Disamping itu, perancangan wisata kerajinan rakyat tidak begitu menghasilkan limbah yang berbahaya sehingga pembuangan lokasi di area persawahan dapat diminimalisir.
Kondisi eksisting tapak berbentuk cukup beraturan menyesuaikan dengan pemetaan sawah pada wilayah tersebut. Bentuk menyesuaikan kondisi alam dan tidak berkontur. Luas total tapak sekitar 36.785 m2 atau sekitar 3,7 ha. Dimensi dan ukuran tapak sebagai berikut:
92 Iffatuz Zuhdah -- 10660044
Gambar 4.4 Dimensi dan Bentuk Tapak
(Sumber: Analisis, 2014)
4.5.2 Analisis Tema
Analisis tema dengan penerapan tiga pembabakan Sejarah Singosari pada tema Historicism menjadi batasan yang mengarahkan perancangan untuk menampilkan kembali nilai-nilai kesejarahan pada masa lalu, sehingga menjadi dasar perancangan objek yang menentukan pembagian ruang dan mengklasifikasikan aktivitas di dalamnya. Pembagian ruang mengadaptasi alur denah candi Singosari sebagai peninggalan sejarah Singosari.
Penerapan Sejarah Kerajaan Singosari Prinsip Tema Historicism yang diambil Aplikasi arsitektural Era Konflik Perebutan kekuasaan dengan latar belakang balas dendam
Menampilkan bentuk lama dengan bentuk dan ukuran berbeda, dengan
penyelesaian modern
Bentuk dan tampilan yang saling bertabrakan dan kontras
Puncak candi Empat bagian pada badan candi
93 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Era Rekonsiliasi Penyelesaian knflik dengan kerjasama antar penerus kerajaan Mengambil nilai sejarah
Menampilkan bentuk yang mulai beratur dari zona sebelumnya, zona konflik
Mulai menampilkan sedikit ornamentasi Era Pemersatuan Nusantara Ekspedisi Pamalayu, bersatu dengan Melayu Mengambil bentukan dan tampilan khas dari Negara masing-masing
menampilkan perpaduan karakteristik dan ornamentasi
selembayung, hiasan pada atap rumah Melayu ornamentasi pada bagian bangunan Melayu
Alternatif bentuk
Zonase objek dengan pembagian alur pembabakan dapat mendukung alur cerita yang disampaikan. Pada objek Wisata Kerajinan Rakyat dengan tema
Historicism, pembagian zonase sejarah, fungsi dan ruangnya sebagai berikut:
Ruang primer
Menampilkan bentuk yang menceritakan tindakan saling serang
dengan denah yang mengadaptasi bangunan
utama candi
aktivitas yang cukup ramai dengan tingkat kebisingan
yang cukup tinggi
94 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 Ruang tersier
Sebagai zona yang menjadi antara menuju
kejayaan pemersatuan nusantara
Fungsi ruang yang melibatkan interaksi antar pengguna.
Menciptakan ruang bersama Suasana bentuk yang
mengarahkan Zona Rekonsiliasi Ruang sekunder Memberikan tangga menuju bangunan Fungsi sekunder
dengan ruang yang melibatkan pengguna dalam
jumlah yang cukup besar. Menciptakan ruang bersama
95 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.3 Analisis Bentuk Tapak
Bentuk tapak yang menyerupai persegi dengan luas
3.7 hektar batas tapak cukup jelas. Bentuk menyesuaikan kondisi
pemetaan sawah di lokasi tersebut dan lahan tersebut
tidak berkontur.
Dari bentuk dan ukuran tapak tersebut, selanjutnya dapat menentukan bentuk pola dan
tatanan massa pada perancangan
Tatanan massa dengan pola memusat. Selain itu alur sirkulasi lebih dinamis dengan bentuk lengkung.
Pembagian zona pada bangunan dengan tampilan pada dinding dan perbedaan level elevasi tanah. Tatanan massa dengan pola menyebar, pembagian tiga zona dengan memberikan jarak antar
bangunan untuk memisahkan zona awal menuju zona selanjutnya.
Memberikan exhibition area pada center objek untuk akses dari setiap zona. Zona Konflik Zona Rekonsiliasi Zona Nusantara Zona Konflik Zona Rekonsiliasi Zona Nusantara
Tatanan massa dengan pola menyebar, pembagian tiga zona dengan memberikan jarak antar
bangunan untuk memisahkan zona awal menuju zona selanjutnya.
Alur bangunan linier untuk memberikan ruang komunal pada zona Nusantara sebagai zona akhir
Zona Konflik Zona Rekonsiliasi Zona Nusantara
Gambar 4.5 Analisis Bentuk Tapak
96 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.4 Analisis Batas Tapak
Batas-batas di sekitar tapak diantaranya: Utara : Permukiman
Timur : Persawahan Selatan : Tanah kosong, persawahan
Barat : Permukiman, jalan
Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas.
Batas dengan memberikan elemen air untuk mengimbangi kondisi sekitar tapak yang berupa persawahan.
Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas.
Batas dengan memberikan perkerasan untuk membedakan area tapak dengan area sekitar. Memberikan kesan pada objek terbuka dan menyatu dengan lingkungan sekitar.
Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas.
Batas dengan memberikan tinggi yang berbeda dengan lingkungan sekitar. Elemen air
Perkerasan sebagai batas terluar tapak Sawah, bagian luar tapak Sawah, bagian luar tapak
Gambar 4.6 Analisis Batas Tapak
97 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.5 Analisis Aksesibilitas/Sirkulasi
Askesibilitas dan sirkulasi menuju tapak dapat dicapai dari satu jalan yang berada di sebelah
selatan tapak.
Jalur kendaraan, langsung diarahkan menuju basement
Jalur pedestrian, dibedakan dengan memberikan tangga pada entrance.
Jalur pedestrian yang menjadi akses utama di dalam bangunan didesain luas dan memberikan banyak penghijauan untuk mengurangi rasa cepat lelah.
Jalur kendaraan, diarahkan pada satu sisi tapak saja untuk memudahkan akses dan menambah faktor keamanan bagi pejalan kaki. Jalur sirkulasi pedestrian diarahkan berbeda dengan jalur kendaraan
Gambar 4.7 Analisis Aksesibilitas/Sirkulasi
98 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.6 Analisis Angin dan Penghawaan
Pada tapak, angin cenderung berhembus dari arah timur menuju barat yang
berasal dari persawahan.
Untuk memasukkan penghawaan alami dari angun menuju dalam bangunan, pemberian
kisi-kisi dengan bukaan kecil pada secondary skin yang menghadap pada arah datang angin.
Pemberian area terbuka dengan banyak elemen alami seperti elemen air untuk menambah suasana sejuk.
pemberian vegetasi pengarah (semak: bougenville) dan pohon-pohon peneduh (kiara payung) pada sepanjang jalur sirkulasi, terutama pedestrian. Pembereian banyak bukaan
pada bangunan
Gambar 4.8 Analisis Angin dan Penghawaan
99 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.7 Analisis Kebisingan
Tingkat kebisingan pada tapak cenderung berasal dari permukiman pada barat tapak
dan jalur utama sebelah selatan tapak.
Kebisingan dari objek disebabkan dari kegiatan dan aktivitas di dalamnya, memberikan pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan semak teh-tehan pangkas) di sekeliling tapak untuk mengurangi kebisingan ke sekitar tapak.
Pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan cemara) juga diperbanyak untuk mengurangi kebisingan dari ruang produksi.
Pohon-pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan cemara diletakkan disekeliling tapak untuk mengurangi kebisingan dari tapak dan dari sekitar tapak.
Kebisingan dapat dihindari dengan meninggikan level bangunan dan memberikan pohon-pohon penyerap kebisingan (kiara payung) disekitar bangunan. Kebisingan pada bagian dalam bangunan dapat
dikurangi dengan ruangan yang tinggi dan memberikan kisi-kisi pada bagian atap.
Jalur kendaraan diletakkan pada elevasi tanah bagian bawah untuk mengurangi kebisingan dan memberikan kenyamanan pada aktivitas di dalam bangunan
Gambar 4.9 Analisis Kebisingan
100 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.8 Analisis Matahari dan Pencahayaan
Untuk mengurangi sinar matahari pada tapak, pemberian pohon peneduh (pohon tanjung) pada beberapa area termasuk pada area komunal yang berfungsi sebagai outdoor exhibition.
Memberikan ornamen khas melayu sebagai bukaan pada fasad bangunan
Memberikan
secondary skin
dengan ornamen khas daerah melayu untuk mengurangi sinar matahari. Mengurangi sinar matahari dengan pohon-pohon peneduh (pohon tanjung) pada jalur sirkulasi pedestrian sekitar bangunan. Detil secondary skin, untuk
mengurangi sinar matahari siang-sore pada bangunan
Bukaan jendela dengan permainan maju mundur bangunan untuk mengurangi sinar matahari yang masuk.
Arah sinar matahari dari timur menuju barat pada tapak tidak terhalang apapun, sehingga sinar
matahari mulai matahari terbit hingga terbenam dapat diterima
dengan sempurna pada tapak.
Gambar 4.10 Analisis Matahari dan Pencahayaan
101 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.9 Analisis Struktur
Bentuk tapak yang menyerupai persegi dengan luas
3.7 hektar batas tapak cukup jelas. Bentuk menyesuaikan kondisi
pemetaan sawah di lokasi tersebut dan lahan tersebut
tidak berkontur.
Penggunaan struktur baja ruang pada rangka bangunan. Baja ruang dapat membentuk bangunan lebih bervariatif, selain itu dapat dikombinasikan dengan berbagai macam jenis struktur lain
Selain baja ruang, mengkombinasikan struktur beton untuk membentuk berbagai macam bentuk bangunan yang sesuai dengan beberapa analisis sebelumnya
Gambar 4.11 Analisis Struktur
102 Iffatuz Zuhdah -- 10660044 4.5.10 Analisis Utilitas
Kondisi eksisting tapak dengan aliran sungai yang digunakan sebagai pengairan
sawah disepanjang jalur sawah.
Pada perancangan ruang produksi kerajinan, akan menghasilkan banyak limbah kering, sehingga diberikan area untuk pembakaran sampah kering
Jalur kendaraan diletakkan pada elevasi tanah bagian bawah untuk mengurangi kebisingan dan memberikan kenyamanan pada aktivitas di dalam bangunan
Air hujan dan limbah yang berasal dai objek tidak dibuang ke luar
tapak agar tidak menambah debet pembuangan sekitar
tapak.
Gambar 4.12 Analisis Utilitas