• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 24 April 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 24 April 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Perspektif teknikal, koreksi IHSG yang terjadi sepanjang pekan lalu telah terefleksikan dari sejumlah indikator yang mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG. Namun, sinyalemen candle mengkonfirmasikan bahwa tekanan bagi IHSG relatif berkurang di akhir pekan lalu. Konfirmasi ini mulai memberikan sinyal positif bagi IHSG. Konfirmasi negatif

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5436.209 -0.910 7,308.14 6,083.47

LQ-45 948.842 0.781 1,303.98 4,070.94

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Kamis (23/04) IHSG ditutup turun tipis sebesar 0,91 poin (0,02%) dari level 5.437,12 ke level 5.436,21 dipengaruhi oleh tingginya aksi jual investor asing. Adapun sektor industri dasar dan pertambangan melemah paling tajam, dengan penurunan masing-masing sebesar 1,27% dan 1,03%. Dari pasar global, penjualan rumah AS di pasar sekunder di bulan Maret melonjak ke level tertinggi dalam 18 bulan dikarenakan semakin banyaknya pasokan rumah di pasar. Penjualan rumah bekas AS naik 6,1% YoY menjadi 5,19 juta unit di bulan Maret dari 4,89 juta unit di bulan Februari. Sebelumnya, penjualan rumah telah dibatasi oleh kurangnya pasokan properti di pasar, yang telah mendorong kenaikan harga rumah. Pada bulan Maret, persediaan rumah di pasar meningkat 5,3% MoM menjadi 2 juta unit, level tertinggi sejak November lalu.. Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 melanjutkan penguatan sebesar 53,75 poin (0,27%) dari level 20.133,90 ke level 20.187,65, didukung oleh pembelian investor akan saham-saham berkapitalisasi besar dan saham perusahaan-perusahaan sekuritas yang dinilai undervalued dan menunjukkan prospek pendapatan yang kuat. Sementara itu, indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis sebesar 16,01 poin (0,36%) dari level 4.398,50 ke level 4.414,51, level tertinggi sejak 2008, ditengah lemahnya data manufaktur Tiongkok. Indeks manufaktur Tiongkok turun ke 49,2 di bulan Maret dari 49,6 di bulan Februari, lebih rendah dari konsensus pada 49,5. Level indeks dibawah 50,0 mengindikasikan kontraksi industri. Mengikuti penguatan bursa Shanghai, indeks Hang Seng menguat 106,15 poin (0,38%) dari level 27.933,85 ke level 27.827,70 didukung oleh sentimen positif dari penguatan indeks Wall Street, sementara lemahnya data manufaktur Tiongkok meningkatkan harapan akan tambahan stimulus dari pemerintah. Dari Eropa, saham-saham di bursa Eropa tentatif melemah di awal perdagangan ditengah lemahnya data industri Eropa. Indeks manufaktur Perancis turun ke 48,4 di bulan Maret dari 48,8 di bulan Februari, sedangkan indeks manufaktur Jerman turun menjadi 51,9 di bulan Maret dari 52,8 di bulan Februari. Secara keseluruhan, indeks manufaktur zona Eropa turun menjadi 51,9 di bulan Maret dari 52,2 di bulan Februari. Selain itu, penjualan ritel Inggris secara tak terduga turun sebesar 0,5% MoM di bulan Maret setelah bulan sebelumnya naik 0,6% MoM.

Kendati pasar regional Eropa saat ini masih terfokus pada laporan laba perusahaan, bagaimanapun Yunani masih menjadi fokus sebagian besar pelaku pasar. Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis beberapa hari lalu menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan dengan kreditur internasional akan dapat tercapai, meskipun hal itu tidak mungkin terjadi dalam pertemuan menteri keuangan blok Euro pada 24 April mendatang. Kaba lainnya, European Central Bank (ECB) pada hari Rabu meningkatkan jumlah dana yang dapat dipinjam bank-bank Yunani di bawah program pinjaman darurat, yang akan membantu memperpanjang kelangsungan operasional bank-bank negara itu di tengah ketatnya negosiasi bailout antara pemerintah dengan kreditur internasional. ECB menaikkan jumlah maksimal pinjaman yang dapat dikucurkan bank sentral Yunani kepada bank-bank menjadi 75,5 miliar Euro dari 74 miliar Euro pada minggu sebelumnya. Di bawah program Emergency-Liquidity Assistance ECB, bank sentral Yunani dapat meminjamkan uang kepada sektor perbankan di negaranya. Namun pinjaman tersebut diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan standar pinjaman ECB, sehingga membuat resiko kredit tetap menghantui Yunani. Bank-bank Yunani terpaksa menggunakan ELA pada bulan Februari lalu setelah ECB menangguhkan pengecualian yang memungkinkan bank untuk menggunakan obligasi pemerintah Yunani mendapatkan rating junk sebagai jaminan atas pinjaman reguler ECB. Kondisi dari Yunani yang penuh dengan ketidakpastian, sementara ini sedikit dapat terabaikan, karena saat ini pelaku pasar lebih terkonsentrasi pada laporan laba perusahaan. Demikian halnya dengan bursa saham AS, diperkirakan laba perusahaan juga menjadi perhatian pelaku pasar bursa setempat. Hasil laporan laba dari perusahaan sebagian besar memperlihatkan kondisi lebih baik dari perkiraan mengangkat bursa saham AS kembali ke zona positif pada Kamis, investor menyambut baik laporan keuangan perusahaan. Nasdaq ditutup menguat 20.89 poin (0.4%) ke posisi 5,056.06. S&P ditutup menguat tipis 4.97 poin (0.2%) ke level 2,112.93 dan Indeks Dow Jones berkahir menguat 20.42 poin (0.1%) menjadi 18,058.69. Sementara itu dari internal belum muncul faktor yang dapat menjadi katalis bagi pasar, di tengah berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika, akibatnya faktor ekternal ini akan kembali menjadi salah satu dukungan bagi pergerakan IHSG yang diperkirakan bergerak mixed berpeluang menguat terbatas hari ini.

DAILY REPORT

24 April 2015

• ADRO bagi dividen final USD 0.00142/saham

• PTBA akan akuisisi 15%-30% Ignite Resouces Energy Ltd Australia • PTBA akan bangun PLTU 4400 MW

• Penjualan TINS di 1Q 2015 turun 0,2% YoY

• TINS anggarakan capex tahun 2015 sebesar Rp 1,2 triliun • TINS ekspansi rumah sakit Rp 200 miliar

• ADHI targetkan laba tahun 2015 sebesar Rp 440,1 miliar • TLKM hampir selesaikan pembangunan jaringan kabel serat optik • JSMR peroleh pinjaman Rp 1,6 triliun

• WTON siap naikkan capex tahun 2015 dari semula Rp 550 miliar • WTON peroleh kontrak Rp 250 miliar hingga April 2015

• RUPS TCID setujui dividen tahun 2014 sebesar Rp 390 per saham • ROTI bidik kenaikan penjualan 20%, anggarkan capex Rp 350 miliar • ALTO mencatatkan rugi bersih 2014 sebesar Rp10.08 miliar • MLBI kaji ulang investasi Rp 554 miliar

• AMRT galang dana Rp 2,5 triliun, akan terbitkan obligasi Rp 1 triliun • SSMS anggarkan capex tahun 2015 sebesar USD 45 juta

• MBSS akan beli 2 kapal • BTPN targetkan jadi bank devisa

• BBNI akan jaga NIM di level 6% di tahun akhir 2015

• Laba bersih BBNI 1Q 2015 naik 17,7% YoY menjadi Rp 2,82 triliun • Laba BNGA di 1Q 2015 turun 92,4% YoY menjadi Rp 83 miliar • Pembiayaan WOMF mencapai Rp 1,5 triliun

• Marketing sales KIJA tumbuh 66,6%

• PP Properti dirikan rusunami Gunung Putri Square, di Bogor 2,1 ha

Support Level 5423/5410/5389

Resistance Level 5457/5478/5491

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

24 April 2015

24 April 2015

Adaro Energy (ADRO) menyepakati penggunaan laba bersih sebesar USD 75,49 juta untuk pembayaran dividen tahun buku 2014. Dividen tersebut sebesar 42% dari laba bersih tahun lalu yang senilai USD 178,1 juta. Dividen tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar USD 30,07 juta yang dibayar pada 16 Januari 2015, sedangkan sisanya sebesar USD 45,42 juta atau USD 0.00142/saham akan dibagikan sebagai dividen final. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menyiapkan dana USD 30 juta untuk mengakuisisi 15%-30% saham Ignite Resouces Energy Ltd Australia tahun ini. Rencananya perseroan akan menggunakan kas internal untuk dana akuisisi tersebut. Tujuan akuisisi tersebut untuk menguasai teknologi konversi batubara kalori rendah menjadi minyak mentah dan batubara kalori tinggi milik perusahaan tersebut yang kelak akan dipakai oleh PTBA.

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) berkomitmen membantu pemerintah dalam program listrik 35.000 MW. PTBA akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 4.400 megawatt (MW), di luar pembangkit 2x100 MW dan Sumsel 8. Pembangkit tersebut nantinya mayoritas dibangun di dekat mulut tambang batu bara. Dari 4.400 MW kapasitas pembangkit baru, kebutuhan dana berkisar USD 1 juta - USD 1,3 juta untuk membangun setiap 1 MW pembangkit. Dana tersebut diperoleh dari pinjaman dan modal sendiri. PTBA berencana menggandeng mitra untuk pembangunan pembangkit 4.400 MW tersebut. Pembangunan sebesar 4.400 MW dilakukan hingga 5 tahun ke depan.

Sepanjang kuartal I 2015 Timah (TINS) membukukan penjualan USD 100,43 juta dari bisnis timahnya, atau turun 0,2% dari USD 100,64 juta kuartal I 2014. Pada periode Januari-Maret, TINS tercatat menjual timah 5.304 ton dengan rata-rata harga jual USD 18.936 per ton dibandingkan kuartal I 2014 USD 23.302 per ton sebanyak 4.319 ton timah. Produksi bijih timah TINS naik 7,08% dari 6.213 ton menjadi 6.653 ton, produksi logam timah meningkat 37,08% dari 5.148 ton ke posisi 7.057 ton. TINS berusaha mengerem penjualan dan produksi timahnya karena harga komoditas yang tengah melemah.

Timah (TINS) menargetkan penurunan harga pokok produksi menjadi USD 15.000 per ton. TINS telah berupaya menurunkan harga pokok produksi sejak semester II 2014, sehingga kini harga pokok produksinya berada di bawah USD 18.000 per ton. Situasi global industri timah tengah terpuruk karena turunnya harga komoditas. Bahkan di kuartal I harga timah sempat menyentuh USD 13.600 per ton, terendah harga timah dalam 10 tahun terakhir. Saat ini harga timah mulai naik dan mencapai USD 15.500 per ton. Stok timah dunia perlahan menurun, apalagi dengan adanya pembatasan ekspor bisa semakin membuat penurunan stok timah dunia dan memberantas penambangan ilegal. Kondisi ini akan meningkatkan harga komoditas timah. Manajemen memproyeksikan harga timah di semester II bisa naik ke USD 23.000 - USD 24.000 per ton. Timah (TINS) menganggarkan belanja modal atau capital

expenditure (capex) tahun 2015 sebesar Rp 1,2 triliun.

Penyerapan capex di kuartal I 2015 masih rendah. Sampai akhir tahun, manajemen memproyeksikan penyerapan capex melebihi 70%. TINS akan mencari pendanaan eksternal melalui perbankan untuk investasi. TINS pun telah melakukan pembicaraan dengan beberapa bank.

Timah (TINS) menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk mengembangkan bisnis rumah sakit (RS). Perseroan akan menggandeng Pertamina Bina Medika. Tahun ini, perseroan

memproyeksikan laba bersih dari bisnis rumah sakit sebesar Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar. Sementara itu, TINS juga akan meningkatkan kepemilikan saham atas anak usahanya yang baru di sektor properti menjadi sebesar 51%.

Hingga akhir Maret 2015 Adhi Karya (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru mencapai Rp 2,5 triliun. Kontrak ini diperoleh melalui beberapa proyek mayoritas yang terbagi atas proyek-proyek yang berasal dari lini konstruksi bisnis sebesar 89%, sisanya merupakan proyek dari lini bisnis lainnya. Realisasi kontrak baru tersebut mayoritas terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 56%, dari APBN/BD sebanyak 28%, BUMN sebesar 16%. Perseroan menargetkan kontrak baru tahun 2015 sebesar Rp 15,2 triliun dengan lini bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,5 triliun, lini bisnis Engineering Procurement dan Construction (EPC) Rp 460,1 miliar, lini bisnis properti realti Rp 1,7 triliun, dan bisnis precast concrete Rp 479 miliar. Sedangkan dari jenis pekerjaan, proyek gedung diperkirakan sebanyak 39%, jalan dan jembatan sebesar 31%, dan sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya.

Adhi Karya (ADHI) masih mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi keluar negeri karena ekonomi global yang tengah bergejolak, seperti perlambatan ekonomi di Tiongkok dan The Fed yang kini belum memutuskan kenaikan suku bunga. Tahun 2015 perseroan masih mengandalkan kontraktor sebagai pengendali utama bisnis. Dengan adanya alokasi dana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke infrastruktur, bisa mendorong bisnis semakin berkembang.

Adhi Karya (ADHI) menargetkan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 440,1 miliar pendapatan sebesar Rp 13,2 triliun. Target tersebut akan ditopang dari kontribusi anak usaha, yaitu PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realti sebesar 66,6% melalui pengembangan bisnis properti. Target perolehan kontrak baru tahun 2015 sebesar Rp 15,2 triliun. Lini bisnis jasa konstruksi ditargetkan Rp 12,5 triliun, lini bisnis EPC Rp 460,1 miliar, lini bisnis properti Rp 1,7 triliun, dan lini bisnis precast concrete Rp 479,6 miliar. Sedangkan dari jenis pekerjaan, proyek gedung diperkirakan 39%, jalan dan jembatan 31%, dan sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya. Pencapaian kontrak baru perseroan hingga akhir Maret 2015 adalah Rp 2,5 triliun. Realisasi tersebut diraih melalui perolehan beberapa proyek, yang mayoritas terbagi atas proyek-proyek dari lini bisnis konstruksi 89%, sedangkan sisanya 9% merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya. Realisasi kontrak baru itu terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 56%, APBN/APBD sebesar 28%, sementara BUMN 16%. Capex di 2015 direncanakan Rp 824,7 miliar, yang terdiri atas investasi pengembangan bisnis properti hotel Rp 566,1 miliar, penyertaan proyek investasi Rp 202,8 miliar, dan pembelian aset tetap Rp 68,387 miliar. Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari sisa dana hasil penerbitan obligasi yang lalu dan kredit perbankan serta kas internal perseroan.

Adhi Karya (ADHI) akan membangun pembangkit listrik dengan menggandeng Timah (TINS) di mulut tambang Timah berkapasitas 2x150 MW di Sumatera Selatan. Saat ini proses kerja sama tersebut masih dalam proses. Rencananya proyek tersebut akan berjalan dalam waktu 3 tahun ke depan dan diperkirakan pada tahun 2019 beroperasi. Timah nantinya akan tetap jadi mayoritas dengan kepemilikan 51% dan ADHI 49%. ADHI juga berencana ekspansi bisnis ke Timor Leste dengan membangun jembatan, dekat dengan perbatasan Indonesia.

Adhi Karya (ADHI) tengah mencari pinjaman sedikitnya Rp 7 triliun untuk mengembangkan dan membangun moda transportasi massal jenis Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan sepanjang

(3)

     

           

 

 

24 April 2015

24 April 2015

30 km. Rencananya pada semester II 2015 proyek dengan ini akan mulai dibangun. Proyek transportasi massal LRT yang menghubungkan Cibubur-Kuningan-Dukuh Atas ini akan diselesaikan dalam 3 tahap. LRT akan mulai di semester akhir. Tahap awal dari Cibubur ke Cawang, dari Cawang ke Kuningan dan naik ke Dukuh Atas. Secara total perseroan membutuhkan pendanaan sebesar Rp 9,9 triliun-Rp 10 triliun. Pendanaan akan dilakukan dengan menerbitkan saham baru atau rights issue sebesar Rp 2,74 triliun - Rp 3 triliun yang rencananya akan diterbitkan pada Juni 2015. Penerbitan rights issue tersebut akan diserap pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun, kemudian perolehan dana dari publik sekitar Rp 1,345 triliun. Kepemilikan Pemerintah akan tetap 51%. Untuk menutup kekurangan pendanaan, perseroan tengah mencari pendanaan dari beberapa perbankan asing maupun lokal untuk mendapatkan sedikitnya Rp 7 triliun. Pendanaan LRT yang sekitar Rp 9,9 triliun-Rp 10 triliun berasal dari ekuitas Rp 3,75 triliun dan sisanya debt. Sebesar Rp 6,7-Rp 6,8 triliun dana untuk transportasi dan Rp 3 triliun untuk properti.

Adhi Karya (ADHI) menargetkan kontrak dari proyek engineering procurement and construction (EPC) tahun 2015 sebesar Rp 2,8 triliun. Target tersebut lebih tinggi 86,6% jika dibanding dengan kontrak yang sama tahun 2014 yakni sebesar Rp 1,5 triliun. Sekitar 89% dari perolehan kontrak baru ADHI itu berasal dari proyek konstruksi. Tahun 2015 ADHI menargetkan perolehan kontrak baru lebih tinggi, yaitu mencapai 15,2 triliun.

Jasa Marga (JSMR) berkomitmen untuk mempercepat proses konstruksi ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi setelah memperoleh pinjaman perbankan sebesar Rp 1,6 triliun. Pinjaman tersebut diperoleh konsorsium perbankan yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI.

Wijaya Karya Beton (WTON) siap meningkatkan belanja modal (capex) untuk mendorong produksi. WTON menganggarkan capex tahun 2015 sebesar Rp 550 miliar. Hal ini akan dilakukan jika perseroan memperoleh proyek-proyek besar, salah satunya jika sudah ada kepastian pengerjaaan proyek PT OKI Pulp & Paper Mills milik Grup Sinarmas. Capex tambahan itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik di Lampung.

Wijaya Karya Beton (WTON) membidik sejumlah proyek, salah satunya proyek milik Grup Sinar Mas, yakni PT OKI Pulp & Paper Mills. WTON masih bernegosiasi dalam pengerjaan lebih lanjut pembangunan pabrik kertas dan bubur kertas di Palembang, Sumatera Selatan tersebut. WTON menyediakan kebutuhan pre cast (beton pra cetak) pabrik kertas itu. WTON merupakan pihak yang ditunjuk oleh pihak Sinarmas untuk memenuhi kebutuhan beton pra cetak. Total nilai investasi pabrik tersebut mencapai USD 3 miliar. Namun manajemen WTON memperkirakan potensi kontrak yang diperoleh dari proyek Sinarmas ini sekitar Rp 100 miliar. Jika WTON sudah mendapat mandat dari Grup milik Eka Tjipta Widjaja ini, maka perseroan akan segera menambah kapasitas produksi. Saat ini kapasitas produksi WTON sebesar 2,2 juta ton per tahun. Perseroan menargetkan tahun 2015 produksi bisa mencapai Rp 2,3 juta ton, atau meningkat 100.000 ton.

Wijaya Karya Beton ((WTON) pada bulan April 2015 memperoleh kontrak senilai Rp 250 miliar. Proyek ini didapat melalui swasta yang diantaranya proyek dari Osaka Steel proyek Asahimas dari Jepang. Portofolio kontrak di kuartal I banyak dari swasta dan BUMN, yaitu industrial plant dan oil chemical. Perolehan pada kuartal I 2015 di bawah kuartal I 2014 yang sebesar Rp 650 miliar, karena banyak proyek yang belum jalan. Pada semester II akan

bergerak penuh. Dengan bertambahnya nilai proyek tersebut, total kontrak on hand yang diperoleh perseroan hingga saat ini mencapai Rp 750 miliar, serta ditambah carry over dari tahun 2014 sebesar Rp 1 triliun. Omzet hingga minggu lalu Rp 1,75 triliun, dari rencana carry over Rp 1 triliun ditambah kontrak baru Rp 400 miliar dan Rp 350 miliar.

Wijaya Karya Beton (WTON) akan melakukan pembukaan tambang terbuka (quarry) batu-batuan (split) di Bakauheni Lampung Selatan dan Palu Sulawesi Tengah, berdekatan dengan pabrik perseroan, untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari luar. Kapasitas produksi untuk quarry di Lampung Selatan sebanyak 35 ton split per jam, sama seperti quarry yang berlokasi di Cigudeg, Bogor, Jawa Barat. Sedang quaryy Palu tidak sebanyak di Lampung dan Cigudeg. Pengoperasian kedua quarry pada kuartal II 2015.

Wijaya Karya Beton (WTON) menyatakan hingga kuartal I 2015 dana infrastruktur Rp 118 triliun yang dikeluarkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) baru dapat terserap 2,5% oleh seluruh kontraktor BUMN. Hal itu mengakibatkan perseroan belum melakukan apa-apa dalam mendorong pembangunan pada awal tahun 2015. Pada kuartal I WTON lebih banyak mengambil proyek dari swasta. Dari proyek BUMN, perseroan menjalankan proyek dari Mass Rapid Transportation (MRT). WTON akan membuat beton di dalam tunnel dari proyek tersebut.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) hampir menyelesaikan pembangunan jaringan kabel serat optik Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) sepanjang 8.000 km. Proyek senilai Rp 3,6 triliun tersebut akan menyambungkan backbone telekomunikasi Indonesia bagian Barat dan Timur.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Mandom Indonesia (TCID) memutuskan untuk membagikan dividen tahun buku 2014 total sebesar Rp 78,4 miliar atau Rp 390 per saham.

Tri Banyan Tirta (ALTO) mencatatkan rugi bersih 2014 sebesar Rp10.08 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp12.04 miliar. Penurunan laba tersebut akibat naiknya beban usaha sebesar 14.8% sementara pendapatan selama 2014 tercatat turun 31.77% YoY menjadi Rp332.4 miliar. Di sisi lain nilai aset ALTO berkurang dari Rp1.5 triliun menjadi Rp1.23 triliun. Multi Bintang Indonesia (MLBI) mengkaji ulang rencana investasi senilai USD 43 juta (Rp 554 miliar), menyusul dikeluarkannya aturan pelarangan penjualan minuman beralkohol di seluruh minimarket di Indonesia.

Nippon Indosari Corpindo (ROTI) menargetkan peningkatan penjualan sebesar 20% menjadi Rp 2,25 triliun tahun ini. Peningkatan didukung peningkatan permintaan pasar dan kehadiran produk roti baru.

Nippon Indosari Corpindo (ROTI) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2015 sebesar Rp 350 miliar untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Dana capex berasal dari surat utang atau obligasi Rp 160 miliar dan sisanya dana internal perusahaan. Perseroan belum akan menambah pabrik lagi karena saat ini sudah ada 10 pabrik berkapasitas sekitar 4 juta roti per hari.

Nippon Indosari Corpindo (ROTI) akan mempertahankan harga jual produknya di tahun 2015, meski ada pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kenaikan harga tidak langsung terjadi jika ada tekanan terhadap biaya produksi

(4)

     

           

 

 

24 April 2015

24 April 2015

perseroan. Sementara pelemahan rupiah saat ini tidak berdampak besar ke perseroan. Hal ini dikarenakan impor gandum untuk bahan baku roti dilakukan oleh supplier dan telah dikontrak selama beberapa bulan ke depan.

Rapat Umum Pemegang Saham Global Teleshop (GLOB)

memutuskan tak membagikan dividen karena perseroan

membutuhkan dana untuk memperkuat struktur modal kerja. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) tengah menggalang dana hingga sebesar USD 2,5 juta untuk membayar utang. Sesuai rencana, perseroan akan melakukan penambahan modal tanpa HMETD senilai Rp 1,5 triliun. AMRT juga akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun. Perseroan akan menerbitkan sebanyak 2,91 miliar saham baru non-HMETD atau setara 7,5% dengan harga pelaksanaan Rp 510 per saham.

Sumber Alfaria (AMRT) akan melakukan Penerbitan dan Penawaran Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 dengan jumlah pokok Rp 1 triliun. Obligasi ini terdiri dari dua seri yakni seri A dengan jangka waktu 3 tahun senilai Rp 600 miliar dan bunga 9,7% per tahun. Seri B berjangka waktu 5 tahun senilai Rp 400 miliar dengan bunga 10% per tahun. Fitch Ratings memberikan peringkat AA- untuk obligasi ini. BCA Sekuritas, HSBC Securities Indonesia, Mandiri Sekuritas menjadi penjamin pelaksan emisi obligasi dan BRI sebagai wali amanat. Masa penawaran pada 4-5 Mei 2015 dan pencatatan 11 Mei 2015.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) menganggarkan belanja modal (capex) tahun 2015 sebesar USD 45 juta (Rp 585 miliar). Dana capex akan digunakan untuk membuka lahan baru. SSMS akan menggunakan USD 30 juta untuk penanaman baru di cadangan lahan, USD 15 juta untuk perawatan tanaman, sekitar USD 10 juta - USD$ 15 juta diperuntukkan bagi perawatan tanaman. SSMS berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan lahan yang siap ditanam, dengan menargetkan penambahan lahan tertanam sekitar 5.000 - 6.000 hektar setiap tahun.

Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) menyiapkan belanja modal tahun ini sebesar USD 5 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli 2 kapal. Kapal yang akan dibeli memiliki kapasitas sebesar 2400 HP. Perseroan akan menjalankan strategi fleet conversion ke ukuran kapal yang lebih besar. Dengan demikian, tarif atau harga pengangkutan dapat lebih kompetitif. Tahun ini, MBSS berencana membagikan dividen final sebesar USD 16,1 juta atau USD 0,0092 per saham.

Bank Negara Indonesia (BBNI) akan menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) di kisaran 6% hingga akhir tahun 2015. Pada kuartal I 2015, NIM BNI mengalami peningkatan dari 6,1% pada kuartal I 2014 menjadi 6,5%. Peningkatan pendapatan non bunga sebesar 23,8% dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,94 triliun. Penyaluran kredit kuartal I 2015 tumbuh 9,1% dari Rp 247,12 triliun menjadi Rp 269,51 triliun. DPK mencapai Rp 305,15 triliun atau tumbuh 11,4% YoY. DPK masih didominasi komponen dana murah (CASA) sebesar 63%.

Bank Negara Indonesia (BBNI) membukukan laba bersih pada kuartal I 2015 sebesar Rp 2,82 triliun, tumbuh 17,7% YoY dari sebelumnya Rp 2,39 triliun. Pendapatan bunga bersih BNI pada kuartal I 2015 tumbuh 15,3% dari Rp 5,29 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Sementara pendapatan non bunga tumbuh 23,8% dari Rp 2,37 triliun menjadi Rp 2,94 triliun. Pendapatan non bunga didukung oleh kenaikan fee based income (pendapatan jasa) yang disumbang dari pendapatan premi asuransi, transaksi ATM, dana pensiun, bill payment & PPOB (payment point online bank), bancassurance dan bisnis kartu.

Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatat ada permohonan kredit sindikasi sebesar Rp 20 triliun untuk tahun 2015. Sindikasi kredit itu untuk perusahaan BUMN di sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan pelabuhan. Khusus kredit infrastruktur, BNI telah menyalurkan pembiayaan infrastruktur sebesar Rp 48,5 triliun per kuartal I 2015 yang disalurkan untuk proyek infrastruktur telekomunikasi, jalan tol dan konstruksi, kelistrikan, transportasi, serta minyak dan gas.

Bank CIMB Niaga (BNGA) mencatat penurunan laba bersih di kuartal I 2015 sebesar 92,4% YoY menjadi Rp 83 miliar dari sebelumnya Rp 1,48 triliun. Penurunan laba karena kenaikan biaya provisi kredit sebesar 80,6% menjadi Rp 7,37 triliun per kuartal I 2015, dibandingkan posisi Rp 4,08 triliun. Secara QoQ provisi kredit naik 20,6% karena kenaikan kredit bermasalah (NPL) gross menjadi 4,07% per kuartal I 2015 dari 2,57% per kuartal I 2014. Rasio NPL net menjadi 1,81% per kuartal I 2015 dari posisi 1,39% per kuartal I2014. Pertumbuhan kredit sebesar 9,6% menjadi Rp 176,47 triliun dibandingkan Rp 160,96 triliun per kuartal I2014. Penopang pertumbuhan kredit adalah segmen korporasi dengan pertumbuhan 16,3%.

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) menargetkan menjadi bank devisa atau bank yagn bisa memberikan layanan mata uang asing. Perseroan berharap rencana tersebut terealisasi tahun ini. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) memprediksi marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) di tahun 2015 sama dengan posisi NIM tahun 2014 di kisaran 11,4%.

Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) menargetkan penyaluran pembiayaan tahun ini mencapai Rp 6,6 triliun dengan jumlah motor yang dibiayai sekitar 623 ribu unit. Hingga kuartal I-2015, pembiayaan perseroan mencapai Rp 1,5 triliun dengan jumlah motor yang dibiayai sekitar 140 ribu unit.

Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) berencana menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan II sekitar Rp 4 triliun - Rp 5 triliun di semester II 2015, lebih tinggi dari PUB I. Perseroan berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp 600 miliar di semester II 2015. Nilai tersebut merupakan sisa plafon dari PUB I perseroan senilai Rp 3 triliun. Sejauh ini WOMF telah meluncurkan Rp 2,4 triliun dari plafon tersebut.

Kawasan Industri Jababeka (KIJA) membukukan peningkatan marketing sales unit properti sebesar 66,67% menjadi Rp 300 miliar pada kuartal I-2015. Angka ini mencerminkan pencapaian sebesar 25% dari target tahun ini Rp 1,2 triliun. Marketing sales tersebut disumbangkan penjualan properti residensial dan kawasan industri dengan rasio masing-masing sekitar 50:50. Terkait kinerja keuangan, perseroan membidik peningkatan sebesar 11% menjadi Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini.

PT PP Properti, anak usaha Perusahaan Pembangunan (PTPP), mendirikan rumah susun sederhana milik (rusunami) Gunung Putri Square di Bogor. Peletakan batu pertama proyek pada 29 April 2015. Gunung Putri Square terdiri dari dua menara yang terdiri dari 1.736 unit rusunami di atas lahan seluas 2,1 ha. Rusunami dilengkapi dengan fasilitas komersial kios, rumah toko (ruko), hingga pasar. Sejak diluncurkan akhir 2014, saat ini sebanyak 83% unit Gunung Putri Square sudah laku terjual. Pembeli didominasi oleh investor sebanyak 75% dan sisanya pekerja di Gunung Putri. Sebanyak 70% pembeli juga memanfaatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

(5)

      

 

 

 

 

 

24 April 2015

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 57,46 -0,28 TLKM (US) 44 14.327 230

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,55 0,01 ANTM (GR) 0,05 728 0

Gold (US$)/Ounce 1193,30 -0,72

Nickel (US$)/MT 12705,00 30,00

Tin (US$)/MT 15475,00 -80,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 58,40 -4,00

Coal (RB) (US$)/MT* 59,10 -4,26

CPO (ROTH) (US$)/MT 677,50 27,50

CPO (MYR)/MT 2170,00 -21,00

Rubber (MYR/Kg) 652,50 1,50

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 765,92 0,41

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 18058,69 0,11 1,32 16,28 14,87 3,03 2,85 5.535,3

USA NASDAQ COMPOSITE 5056,06 0,41 6,76 22,24 19,11 3,61 3,27 8.052,1

ENGLAND FTSE 100 INDEX 7053,67 0,36 7,43 16,75 14,74 1,94 1,83 1.789,8

CHINA SHANGHAI SE A SH 4625,56 0,36 36,47 17,86 15,71 2,22 2,00 5.552,6

CHINA SHENZHEN SE A SH 2360,41 1,01 59,65 33,68 26,83 4,28 3,77 3.431,9

HONG KONG HANG SENG INDEX 27827,70 -0,38 17,89 13,33 12,04 1,44 1,34 2.223,8

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5436,21 -0,02 4,00 16,24 13,76 2,71 2,39 3.490,7

JAPAN NIKKEI 225 20187,65 0,27 15,68 19,29 17,49 1,80 1,67 3.125,3

MALAYSIA KLCI 1846,08 -0,47 4,82 16,89 15,59 2,00 1,88 294,5

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3502,75 0,19 4,09 14,33 13,06 1,31 1,25 427,5

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 12.954,00 58,00 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0003

EUR/IDR 14.001,20 107,94 EUR / USD 1,08 -0,0016

JPY/IDR 108,31 0,34 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.656,14 36,40 SGD / USD 0,75 0,0001

AUD/IDR 10.071,09 50,51 AUD / USD 0,78 -0,0004

GBP/IDR 19.489,42 71,26 GBP / USD 1,50 -0,0012

CNY/IDR 2.090,06 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0001

MYR/IDR 3.593,09 18,09 MYR / USD 0,28 0,0014

KRW/IDR 12,01 0,04 100 KRW / USD 0,09 0,0003

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.54

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

24 April 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description Mar’15 Feb’15 Description Rate (%)

Inflation YTD % -0.44 -0.61 SBI (9M) 6,65157

Inflation YOY % 6.38 6.29 SBIS (9M) 6,65157

Inflation MOM % 0.17 -0.36

Foreign Reserve (USD) 111.60 Mn 115.53 Mn

GDP (IDR Bn) 2,690,240.90 2,690,240.90

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

24 Apr US Durable Goods Order Naik menjadi 0.6% dari -1.4%

27 Apr Indonesia Money Supply M1 YoY --

27 Apr Indonesia Money Supply M2 YoY --

28 Apr US Consumer Confidence Index Naik menjadi 102.5 dari 101.3

29 Apr US GDP Annualized QoQ Turun menjadi 1.0% dari 2.2%

29 Apr US Personal Consumption Turun menjadi 1.7% dari 4.4%

29 Apr US GDP Price Index Naik menjadi 0.5% dari 0.1%

29 Apr US Pending Home Sales MoM Turun menjadi 1.0% dari 3.1%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

UNVR IJ 41750 3.47 11.33 BBRI IJ 13050 -0.95 -3.24 TLKM IJ 2855 0.88 2.67 BDMN IJ 4550 -3.70 -1.76 PLIN IJ 3495 16.50 1.86 LPPF IJ 18200 -2.67 -1.55 MYOR IJ 25900 4.33 1.02 BSWD IJ 4480 -20.00 -1.23 BBCA IJ 14900 0.17 0.65 MLBI IJ 9600 -4.95 -1.12 LINK IJ 5800 3.57 0.65 ITMG IJ 14575 -5.36 -0.99 PGAS IJ 4700 0.53 0.64 SMGR IJ 13550 -1.09 -0.94 PNBN IJ 1300 1.96 0.63 ICBP IJ 14100 -1.05 -0.93 NISP IJ 1395 3.72 0.60 ARNA IJ 660 -14.84 -0.90 UNTR IJ 22975 0.66 0.59 INTP IJ 23200 -0.96 -0.88 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PP Properti Property & Real Estate

185-320 4912.35 11-13 Mei 2015 19 Mei 2015 CIMB Niaga, Danareksa, Mandiri, Bahana, CLSA

(7)

      

 

 

 

 

 

 

24 April 2015

24 April 2015 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

ASGR 52.00 Cash Dividend

 

23 Apr-15 24 Apr-15 28 Apr-15 20 May-15

TOBA $0.00169 Cash Dividend

 

23 Apr-15 24 Apr-15 28 Apr-15 20 May-15

SMGR 375.34 Cash Dividend

 

23 Apr-15 24 Apr-15 28 Apr-15 20 May-15

TLKM 89.46 Cash Dividend

 

24 Apr-15 27 Apr-15 29 Apr-15 21 May-15

SSMS 22.65 Cash Dividend

 

24 Apr-15 27 Apr-15 29 Apr-15 21 May-15

MDIA 10.00 Cash Dividend

 

24 Apr-15 27 Apr-15 29 Apr-15 21 May-15

AUTO 48.00 Cash Dividend

 

27 Apr-15 28 Apr-15 30 Apr-15 22 May-15

TRIS 9.50 Cash Dividend

 

27 Apr-15 28 Apr-15 30 Apr-15 22 May-15

MEDC $0.0012 Cash Dividend

 

27 Apr-15 28 Apr-15 30 Apr-15 22 May-15

PTRO $0.0017 Cash Dividend

 

27 Apr-15 28 Apr-15 30 Apr-15 22 May-15

CINT 6.00 Cash Dividend

 

27 Apr-15 28 Apr-15 30 Apr-15 22 May-15

SCMA 70.00 Cash Dividend

 

28 Apr-15 29 Apr-15 04 May-15 21 May-15

UNTR 545.00 Cash Dividend

 

28 Apr-15 29 Apr-15 04 May-15 22 May-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

RELI Rights Issue 1:1 TBA TBA TBA TBA

INPP Rights Issue 100:337 325.00 28 May-15 29 May-15

 

05 Jun - 18 Jun’15

 

LEAD Stock split 1:4 -- -- TBA TBA

ITMA Stock split 1:20 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

WSKT RUPST 24-Apr-15

VRNA RUPST 24-Apr-15

TRIO RUPST 24-Apr-15

BNLI RUPST/LB 24-Apr-15

ASMI RUPST/LB 24-Apr-15

BNII RUPST 24-Apr-15

PNBN RUPST 24-Apr-15

PNBS RUPST 24-Apr-15

ABDA RUPST/LB 27-Apr-15

HMSP RUPST 27-Apr-15

BABP RUPST 28-Apr-15

NRCA RUPST 28-Apr-15

ASII RUPST 28-Apr-15

INDY RUPST 29-Apr-15

RAJA RUPST 29-Apr-15

ELSA RUPST 29-Apr-15

TOTL RUPST/LB 30-Apr-15

BPFI RUPST/LB 30-Apr-15

BPII RUPST/LB 30-Apr-15

BRAU RUPSLB 30-Apr-15

(8)

      

 

 

 

 

 

24 April 2015

24 April 2015

TLKM

TRADING BUY

S1 2835 R1 2885 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 2790 R2 2930

Closing

Price 2855

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2835-Rp 2885

• Entry Rp 2855, take Profit Rp 2885

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 66.02 Positif

MACD 10.07 Negatif

True Strength Index (TSI) 38.95 Positif

Bollinger Band (Mid) 22455 Negatif

MA5 2832 Positif 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100

October November December 2015 February March April

TLKM Wedge 2,855 2,855 2,855 2,832 2,830.75 2,821.25 2,795 2,870 2,912 2,912 2,942.13 2,964.05 2,964.05 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 86.67, Stochastic %K = 87.27, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

86.6667 80 20 86.6667 87.2727 87.2727 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -6.52, Signal() = -4.54 -6.51964 -4.54163 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 38.95 24.5965 0.00000 38.9531 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TLKM - William's % R(14) = -17.65, Volume() = 132,575,296.00 -17.6471132,575,29

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PGAS

TRADING BUY

S1 4600 R1 4800 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 4515 R2 4885

Closing

Price 4700

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 4665-Rp 4800

• Entry Rp 4700, take Profit Rp 4800

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 10.13 Positif

MACD -5.01 Positif

True Strength Index (TSI) 14.47 Positif

Bollinger Band (Mid) 924 Positif

MA5 4623 Positif 4,400 4,800 5,200 5,600 6,000

October November December 2015 February March April

PGAS Downward Sloping Channel

4,628.57 4,628.57 4,623 4,558.13 4,310 4,213.33 4,213.33 4,696 4,700 4,700 4,700 4,830 5,129.12 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PGAS - Stochastic %D(6,3,3) = 75.68, Stochastic %K = 92.28, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

75.6833 75.6833 20 80 92.2845 92.2845 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 PGAS - MACD (5,3) = -26.41, Signal() = -16.09

-26.4123 -16.0891 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PGAS - TSI(3,5,3) = 14.47 1.4732 0.00000 14.4718 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 PGAS - William's % R(14) = -32.76, Volume() = 33,042,800.00

-32.7586 33,042,800

(9)

      

 

 

 

 

 

24 April 2015

24 April 2015

ASRI

TRADING BUY

S1 655 R1 700 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 630 R2 725

Closing

Price 670

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 655-Rp 700

• Entry Rp 670, take Profit Rp 700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 77.97 Positif

MACD 5.90 Positif

True Strength Index (TSI) 43.32 Positif

Bollinger Band (Mid) 618 Positif

MA5 651 Positif 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0

October November December 2015 February March April

ASRI Downward Sloping Channel

625 617.5 550.151 472.222 455 455 455 649.375 651 665 670 670 670 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASRI - Stochastic %D(6,3,3) = 63.12, Stochastic %K = 75.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

63.1173 63.1173 20 75 75 80 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 0.0 ASRI - MACD (5,3) = -4.80, Signal() = -3.45

-4.79656 -3.452 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASRI - TSI(3,5,3) = 43.32 36.769 0.00000 43.3166 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ASRI - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 109,200,400.00 0.00000

109,200,40

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

ACST

TRADING BUY

S1 4895 R1 5150 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 4745 R2 5300

Closing

Price 4990

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 4895-Rp 5150

• Entry Rp 4990, take Profit Rp 5150

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 9.98 Positif

MACD -47.12 Positif

True Strength Index (TSI) -42.42 Positif

Bollinger Band (Mid) 5207 Negatif

MA5 4951 Positif 3,000 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000

October November December 2015 February March April

ACST Upward Sloping Channel

5,206.5 4,997.5 4,995 4,990 4,990 4,990 4,951 5,281.25 5,281.25 5,450 5,931.99 6,250 6,250 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ACST - Stochastic %D(6,3,3) = 11.07, Stochastic %K = 19.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

19.9769 11.0694 11.0694 19.9769 20 80 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0 ACST - MACD (5,3) = 22.22, Signal() = 36.53

22.2179 36.5252 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ACST - TSI(3,5,3) = -42.42 -42.4193 -49.3329 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ACST - William's % R(14) = -70.77, Volume() = 2,213,600.00

-70.7692 2,213,600

(10)

      

 

 

 

 

 

24 April 2015

24 April 2015

KRAH

TRADING BUY

S1 1045 R1 1130 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 1000 R2 1175

Closing

Price 1080

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 1045-Rp 1130 • Entry Rp 1080, take Profit Rp 1130

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 46.91 Positif

MACD 6.99 Positif

True Strength Index (TSI) 76.05 Positif

Bollinger Band (Mid) 1011 Positif

MA5 1028 Positif 400 500 600 700 800 900 1,000 1,100 1,200

October November December 2015 February March April

KRAH Downward Sloping Channel

1,018.13 1,010.75 1,004.74 1,004.74 985 966.97 966.97 1,028 1,030 1,080 1,080 1,080 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KRAH - Stochastic %D(6,3,3) = 69.75, Stochastic %K = 84.72, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

69.7531 69.7531 20 80 84.7222 84.7222 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0 KRAH - MACD (5,3) = -12.44, Signal() = -7.24

-12.4352 -7.23669 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 KRAH - TSI(3,5,3) = 76.05 49.4301 0.00000 76.053 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 KRAH - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 6,559,300.00 0.00000

6,559,300

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

SILO

TRADING BUY

S1 13325 R1 13700 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 12975 R2 13950

Closing

Price 13525

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 13325-Rp 13700 • Entry Rp 13525, take Profit Rp 13700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 66.60 Positif

MACD 90.80 Positif

True Strength Index (TSI) 40.11 Positif

Bollinger Band (Mid) 13020 Positif

MA5 13170 Positif 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000

October November December 2015 February March April

SILO Broadening Wedge

13,525 13,170 13,020 12,765.6 11,775 11,761.4 11,761.4 13,525 13,525 13,550 13,633.3 14,331 14,331 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SILO - Stochastic %D(6,3,3) = 85.57, Stochastic %K = 85.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 85.4393

80 20 85.4393 85.5675 85.5675 -200 -100 0 100 200 0 SILO - MACD (5,3) = -160.33, Signal() = -133.83

-160.332 -133.831 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 SILO - TSI(3,5,3) = 40.11 26.565 0.00000 40.1105 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SILO - William's % R(14) = -1.41, Volume() = 7,190,700.00 -1.40845

7,190,700

(11)

      

 

 

 

 

 

 

24 April 2015

24 April 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

23-04-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 23100 23100 22900 22325 22900 23475 24050 Positif Negatif Positif 26525 22575

LSIP Trading Sell 1530 1545 1515 1485 1515 1545 1575 Positif Negatif Negatif 1930 1485

SGRO Trading Sell 1875 1875 1840 1840 1865 1890 1915 Negatif Negatif Negatif 2075 1805

Mining

BUMI Trading Sell 77 80 75 70 75 80 85 Negatif Negatif Negatif 93 74

PTBA Trading Sell 10400 10400 10275 9925 10275 10625 10975 Negatif Negatif Negatif 11175 10150

ADRO Trading Buy 980 970 990 955 970 990 1005 Positif Positif Positif 995 935

MEDC Trading Sell 3090 3100 3060 3060 3080 3100 3120 Negatif Negatif Negatif 3245 2575

INCO Trading Sell 2685 2685 2650 2550 2650 2750 2850 Negatif Negatif Negatif 3450 2745

ANTM Trading Sell 870 875 845 845 860 875 890 Negatif Positif Negatif 990 850

TINS Trading Buy 895 880 910 850 880 910 940 Positif Positif Negatif 1005 885

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Sell 13550 13550 13200 13200 13450 13700 13950 Negatif Negatif Negatif 14675 12525

INTP Trading Buy 23200 23075 23400 22750 23075 23400 23725 Positif Negatif Positif 23700 20475

SMCB Trading Sell 1550 1565 1540 1515 1540 1565 1590 Negatif Negatif Negatif 1765 1425

Miscellaneous Industry

ASII Trading Buy 7900 7850 8000 7750 7850 8000 8100 Positif Positif Positif 8575 7650

GJTL Trading Sell 1235 1240 1225 1210 1225 1240 1255 Negatif Negatif Negatif 1350 1225

Consumer Goods Industry

INDF Trading Sell 7400 7425 7325 7325 7375 7425 7475 Negatif Negatif Negatif 7550 7300

GGRM Trading Buy 53100 53100 53925 50575 52250 53925 55600 Positif Negatif Positif 54650 47525

UNVR Trading Buy 41750 41750 44725 38575 40625 42675 44725 Positif Negatif Positif 41075 37100

KLBF Trading Buy 1890 1880 1905 1855 1880 1905 1930 Positif Negatif Positif 1910 1775

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 2125 2115 2145 2085 2115 2145 2175 Positif Negatif Positif 2210 1995

PTPP Trading Sell 4020 4020 3970 3855 3970 4085 4200 Negatif Negatif Negatif 4090 3600

WIKA Trading Sell 3530 3530 3500 3425 3500 3575 3650 Negatif Negatif Negatif 3630 3310

ADHI Trading Sell 3040 3040 3010 2925 3010 3095 3180 Negatif Negatif Negatif 3315 2870

WSKT Trading Sell 1790 1810 1780 1750 1780 1810 1840 Negatif Negatif Positif 1805 1550

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 4700 4700 4800 4515 4600 4800 4885 Positif Positif Positif 5275 4310

JSMR Trading Buy 6900 6850 6975 6725 6850 6975 7100 Positif Negatif Negatif 7200 6775

ISAT Trading Sell 4085 4085 4050 4050 4075 4100 4125 Positif Negatif Negatif 4425 4045

TLKM Trading Buy 2855 2855 2885 2790 2835 2885 2930 Positif Positif Positif 2995 2770

Finance

BMRI Trading Sell 12000 12050 11850 11850 11950 12050 12150 Negatif Negatif Negatif 12550 11775

BBRI Trading Sell 13050 13050 12875 12875 13000 13125 13250 Negatif Negatif Negatif 13450 12600

BBNI Trading Sell 7125 7175 7025 7025 7100 7175 7250 Negatif Negatif Negatif 7275 6675

BBCA Trading Buy 14900 14850 15100 14725 14850 14975 15100 Positif Positif Positif 15600 14025

BBTN Trading Sell 1155 1165 1145 1125 1145 1165 1185 Negatif Negatif Negatif 1270 1100

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 22975 22975 23225 22700 22875 23050 23225 Negatif Positif Positif 23400 20450

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengetahui tingkat efisiensi antar kantor cabang sehingga bisa menjadi evaluasi perusahaan dalam pengembangan dan perluasan

Dari ketiga metode pier head pada pembangunan jembatan layang Tol Jakarta – Cikampek II Elevated, metode sosrobahu lebih efektivitas dari panjang antrian dan waktu tunda

Kakék juga berpesan, “Kalau Ujang dan Buyung ingin berburu, jangan suka pergi ke hutan yang luar dari hutan kita ini.. Sebab kalau meréka pergi ke hutan lain, nanti

Adanya profil / kamus indikator Terlaksananya indikator area manjemen mulai Mei 2013 Tim PMKP Sudah terlaksana EP 5 Data penilaian manajemen dipergunakan untuk

Bab IV berisi kualitas tes UAMBN Bahasa Arab dan prestasi belajar peserta didik di Kabupaten Bantul yang berisi deskripsi data analisis butir soal secara

Ada beberapa faktor perkawinan Batak Simalungun tidak dilaksanakan oleh masyarakat Batak Simalungun yaitu Rata-rata diantara mereka yang sudah lahir dan dibesarkan

Giro wadi'ah pada Bank Syari'ah Mandiri lebih dikenal dengan sebutan Giro Syari'ah Mandiri, namun pada dasarnya mempunyai arti dan maksud yang sama yaitu, sarana penyimpanan

AK: Saya sebagai [seorang] guru dan ibunye [ibunya] guru juge [juga], jadi memang disamping tugas di sekolah, kite [kita] memang tau [mengetahui] ape [apa] yang perlu