Perspektif, Penggolongan dan Assessment Perilaku Abnormal
Perspektif, Penggolongan dan Assessment Perilaku Abnormal
Perspektif Perspektif Dalam pertem
Dalam pertemuan kali uan kali ini ini kita memkita mempelajari perspekpelajari perspektif-perspektif konttif-perspektif kontemporer emporer yang utama tentang perilaku abnormal, yaitu :
yang utama tentang perilaku abnormal, yaitu :
1.
1. PePersrspepektktif if biobiolologisgis, , momodedel l memedidis s memewawakikili li pepersrspepektktif if bibiolologogisis
tteennttaanng g ppeerriillaakku u aabbnnoorrmmaall, , mmeennggaaccu u ppaadda a ppeennddeekkaattaan n yyaanngg me
menenekakanknkan an peperaran n fafaktktor or bibioolologigis s dadalalam m memennjejelalaskskan an peperirilalakuku abnormal dan penerapan penanganan yang berbasis biologis dalam abnormal dan penerapan penanganan yang berbasis biologis dalam menangani gangguan psikologis. Sebagai contoh, pola-pola perilaku menangani gangguan psikologis. Sebagai contoh, pola-pola perilaku ter
tertententu tu (ra(rasa sa malmalu) u) munmungkigkin n mememilmiliki iki komkomponponen en gengenetietis s yanyang g kuakuatt namun tidak dapat dianggap "simtom-simtom" dari "gangguan" yang namun tidak dapat dianggap "simtom-simtom" dari "gangguan" yang mendasarinya.
mendasarinya. Ge
Genenetitis s mememamaininkakan n peperaran n bebesasar r dadalalam m beberbrbagagai ai bebentntuk uk peperirilalakuku abnormal, sebagaimana akan kita lihat dalam keseluruhan teks. Kita abnormal, sebagaimana akan kita lihat dalam keseluruhan teks. Kita j
juguga a memengngetetahahui ui babahwhwa a fafaktktoror-f-fakaktotor r bibiolologogis is lalaininnynya, a, teterurutatamama be
berfrfunungsgsininya ya sisiststemem-s-sisistetem m sasararaf, f, teterlrlibibat at dadalalam m peperkrkemembabangnganan pe
peririlaklaku u ababnonormrmal al (C(Craravcvchihik k & & GoGoldldmaman, n, 20200000). ). KaKarerena na ititu u peperlrluu mempelajari bagaimana sistem saraf tersusun dan bagaimana sel-sel mempelajari bagaimana sistem saraf tersusun dan bagaimana sel-sel saraf saling berkomunikasi satu dengan lainnya.
saraf saling berkomunikasi satu dengan lainnya.
Ketidakteraturan dalam kerja sistem neurotransmiter di otak berkaitan Ketidakteraturan dalam kerja sistem neurotransmiter di otak berkaitan era
erat t dendengan gan popola-pla-pola ola perperilailaku ku abnabnormormal, al, concontohtoh, , depdepresresi i berberkaikaitantan den
dengan gan disdisfunfungsi gsi yanyang g melmelibaibatkatkan n neuneurotrotranransmismiter ter nornorepiepinefnefrin rin dandan se
serorototoninin. n. KeKetitidadaktktereratatururan an fufungngsi si seserorotitin n jujuga ga beberprpenengagaruruh h papadada gangguan makan. Penyakit Alzheimer (Alzheimer's disease), penyakit gangguan makan. Penyakit Alzheimer (Alzheimer's disease), penyakit otak di mana terdapat kehilangan ingatan dan fungsi kognitif secara otak di mana terdapat kehilangan ingatan dan fungsi kognitif secara progresif, karena neurotransmiter asetilkolin di otak. Ketidakteraturan progresif, karena neurotransmiter asetilkolin di otak. Ketidakteraturan yang
yang melibmelibatkaatkan n neuroneurotrantransmitesmiter r dopadopamin min tamptampaknya aknya terlibterlibat at dalamdalam sk
skizizofofrerennia ia OrOraangng-o-oraranng g yayang ng mmenengagalalammi i skskizizofofrerennia ia mmunungkgkinin menggunakan lebih banyak dopamin yang tersedia di otak daripada menggunakan lebih banyak dopamin yang tersedia di otak daripada orang-oranz lain yang tidak mengalami skizofrenia. Hasilnya mungkin orang-oranz lain yang tidak mengalami skizofrenia. Hasilnya mungkin
ada
adalah lah halhalusiusinasnasi, i, pempembicbicaraaraan an yanyang g tidtidak ak kohkohereeren, n, dan dan pempemikiikiranran delus
delusional. ional. ObatObat-obat -obat antipantipsikotsikotik ik yang yang digundigunakan akan untuuntuk k menamenangannganii skizofrenia bekerja dengan memblok reseptor dopamin di
skizofrenia bekerja dengan memblok reseptor dopamin di otak.otak. N
Neeuurroottrraannssmmiitttteerr FuFunnggssii PPeerriillaakkuu A
Asseettiikkoolliin n ((AAcchh)) MeMennggeennddaalliikkaann kontraksi otot dan kontraksi otot dan pembentukan
pembentukan ingatan
ingatan
Bila kurang terjadi Bila kurang terjadi Alzheimer
Alzheimer
D
Dooppaammiinn MMeennggaattuur r kkoonnttrraakkssii otot dan otot dan proses-proses mental proses mental yang meliputi yang meliputi belajar, ingatan, belajar, ingatan, dan emosi dan emosi
Penggunaan berlebih dari Penggunaan berlebih dari dopa min di otak mungkin dopa min di otak mungkin berperan dalam berperan dalam perkembangan perkembangan skizofrenia skizofrenia N
Noorreeppiinneeffrriinn PPrroosseess--pprroosseess mental yang mental yang terlibat dalam terlibat dalam belajar belajar dan ingatan dan ingatan Ketidakseimbangannya Ketidakseimbangannya dikaitkan dengan dikaitkan dengan
gangguan mood seperti gangguan mood seperti depresi depresi Serotonin Serotonin Contohnya: Contohnya: Aprazolam (SANAX) Aprazolam (SANAX) Pengatur kondisi Pengatur kondisi mood, kepuasan, mood, kepuasan, dan tidur dan tidur Semangat, Semangat, motivasi motivasi Ketidakteraturan mungkin Ketidakteraturan mungkin berperan dalam depresi berperan dalam depresi dan gangguan makan dan gangguan makan
Namun demikian, untuk berbagai gangguan lain penyebab yang tepat Namun demikian, untuk berbagai gangguan lain penyebab yang tepat tetap tidak diketahui. Pada kasus-kasus lain, seperti skizofrenia, tetap tidak diketahui. Pada kasus-kasus lain, seperti skizofrenia, faktor-fa
faktktor or bibiolologogisis, , teterurutatama ma gegenenetitis, s, tatampmpakaknynya a beberirintntererakaksi si dedengnganan ffakakttoror-f-faaktktoor r lilinngkgkuungngan an ppemembbuauat t ststreres s ddaalalam m peperkrkemembbanangagann gangguan.
Pengaruh genetis dapat terjadi pada ranah yang luas dari gangguan Pengaruh genetis dapat terjadi pada ranah yang luas dari gangguan psi
psikolkologiogis, s, tertermasmasuk uk skiskizofzofrenrenia, ia, ganganggugguan an bipbipolaolar r (ma(manik nik depdepresresi),i), de
deprpresesi i mamayoyor, r, aalklkohohololisismeme, , auautitismsme, e, dedememensnsia ia akakibibat at pepenynyakakitit Alzheimer, gangguan kecemasan, disleksia, dan gangguan kepribadian Alzheimer, gangguan kecemasan, disleksia, dan gangguan kepribadian an
antitisososiasial. l. KeKetitika ka fafaktktor or gegenenetitis s mememamaininkakan n peperaran, n, fafaktktor or tetersrsebebutut me
meliblibatatkakan n ininteteraraksksi i yayang ng kokompmpleleks ks dadari ri beberbrbagagai ai gegen. n. KiKita ta bebelulumm m
meenenemmukukan an gaganngggguauan n kekesesehahatatan n mmeentntal al spspesesififik ik yayang ng ddapapatat d
dijijeelalaskskan an ooleleh h cacacacat t atatau au vavaririaasi si dadari ri sasattu u gegen n tutungngggal al bbelelumum d
dititememuukakan n bbahahwa wa fafaktktor or gegenenettis is sasaja ja yayanng g mmenenjajaddi i pepenynyeebababb g
ganangggguuan an kekesesehhatatan an mmeentntal al ttererttenentutu. . FFakakttor or lilingngkukungngan an jujuggaa memainkan peran yang penting.
memainkan peran yang penting.
2.
2. PerspPerspektif ektif PsikoPsikologis, modlogis, model-moel-model psikodel psikologis utamlogis utama tentana tentang perilakug perilaku
abn
abnormormal al dipdipengengaruaruhi hi oleoleh h perperspespektiktif f psipsikodkodinainamikmika a menmencercerminminkankan pan
pandandangan gan panpandandangan gan FreFreud ud dan dan parpara a penpengikgikutnutnya, ya, yanyang g meymeyakiakinini bahwa perilaku abnormal berasal dari penyebab-penyebab psikologis bahwa perilaku abnormal berasal dari penyebab-penyebab psikologis berd
berdasarkasarkan an kekuakekuatan-tan-kekuakekuatan tan psikis psikis mendmendasar asar daladalam m kepribkepribadianadian.. Para teoretikus belajar mengemukakan bahwa prinsip-prinsip belajar Para teoretikus belajar mengemukakan bahwa prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku abnormal maupun normal.abnormal maupun normal. Para teoretikus humanistik meyakini bahwa penting untuk memahami Para teoretikus humanistik meyakini bahwa penting untuk memahami ha
hambmbatatanan-ha-hambmbatatan an yayang ng didihahadadapi pi ororanang g keketitika ka memerereka ka beberjrjuauangng unt
untuk uk memempemperolroleh eh aktaktualualisaisasi si dirdiri i dan dan keakeauteutentintikankan. . ParPara a teoteoretretikuikuss kognitif memfokus pada peran dari pikiran-pikiran yang terdistorsi dan kognitif memfokus pada peran dari pikiran-pikiran yang terdistorsi dan menipu diri sendiri dalam
menipu diri sendiri dalam menjelaskan perilaku abnormal.menjelaskan perilaku abnormal.
Dalam teorinya S.Freud menggolongkan kepribadian seseorang dalam Dalam teorinya S.Freud menggolongkan kepribadian seseorang dalam 3 komponen dasar:
3 komponen dasar:
•
• Id, dipengaruhi oleh insting dasar manusia yaitu: seks dan agresi,Id, dipengaruhi oleh insting dasar manusia yaitu: seks dan agresi,
yang menjadi dasar motivasi tindakan dan
yang menjadi dasar motivasi tindakan dan bekerja berdasarkanbekerja berdasarkan prinsip pleasure. Bersifat serakah, menuntut dan
prinsip pleasure. Bersifat serakah, menuntut dan tidak mempunyaitidak mempunyai kontrol diri alamiah.
kontrol diri alamiah.
•
• Ego adalah komponen yang bersifat realistis, Ego adalah komponen yang bersifat realistis, dan komponen inidan komponen ini
memaksimalkan
•
• Superego, berisikan moral dan nilai nilai sosial si Superego, berisikan moral dan nilai nilai sosial si individu, berfungsiindividu, berfungsi
sebagai
sebagai conscience, mconscience, menciptakan peenciptakan perasaan bersarasaan bersalah bila nolah bila normarma norma sosial dilanggar.
norma sosial dilanggar.
Ketiga komponen diatas yang bekerja terus
Ketiga komponen diatas yang bekerja terus menerus mengontrolmenerus mengontrol seseorang, misalnya keinginan seksual berakar di
seseorang, misalnya keinginan seksual berakar di Id, tetapi superegoId, tetapi superego bertugas melakukan gratifikasi moralitas, misalnya perasaan berdosa, bertugas melakukan gratifikasi moralitas, misalnya perasaan berdosa, dan ego mempertimbangkan untung ruginya tindakan. Bila Id
dan ego mempertimbangkan untung ruginya tindakan. Bila Id menjadimenjadi saja yang dominan maka bisa saja terjadi tindakan tindakan asusila, saja yang dominan maka bisa saja terjadi tindakan tindakan asusila, misalnya perkosaan atau tindakan kekerasan yang lain.
misalnya perkosaan atau tindakan kekerasan yang lain.
Menurut Freud bahwa seseorang yang kita kenal, bahkan diri kita, atau Menurut Freud bahwa seseorang yang kita kenal, bahkan diri kita, atau personaliti kita dibentuk oleh masa
personaliti kita dibentuk oleh masa lalu dan dipengaruhi sebagian besar lalu dan dipengaruhi sebagian besar oleh ketidaksada
oleh ketidaksadaran kita. ran kita. Karena itu pKarena itu perlu kita mengeerlu kita mengetahui 5 tahatahui 5 tahapp perkembangan psikologi untuk menganalisa masalah yang ada pada perkembangan psikologi untuk menganalisa masalah yang ada pada seseorang saat ini apakah berkaitan dengan
seseorang saat ini apakah berkaitan dengan masalalunya khususnyamasalalunya khususnya masa ka
masa kanak kanaknnak kanaknya. ya. Kelima Kelima tahapan tahapan itu adalah:itu adalah: 1.
1. Fase Oral, Fase Oral, karakteristiknya karakteristiknya adalah madalah menerima graenerima gratifikasi melaluitifikasi melalui mulut: misalnya mengisap, menangis, atau menyelidiki benda
mulut: misalnya mengisap, menangis, atau menyelidiki benda
memakai mulut. Fase ini pada usia 18 sampai 24 bulan. Pada fase ini memakai mulut. Fase ini pada usia 18 sampai 24 bulan. Pada fase ini hanya
hanya Id Id yang yang berperan. berperan. Fase Fase ini ini dicirikan dicirikan dengan dengan ketidakmampuanketidakmampuan menunda keinginan dan egois dan sifat
menunda keinginan dan egois dan sifat menuntut.menuntut. 2.
2. Fase Anal, padFase Anal, pada usia 42 a usia 42 dan 48 budan 48 bulan, anak analan, anak anak mendapatkank mendapatkan kepuasan dari anal, pada fase ini anak anak belajar mengetahui kepuasan dari anal, pada fase ini anak anak belajar mengetahui bahwa melalui proses toilet
bahwa melalui proses toilet training mereka memberi pengaruh padatraining mereka memberi pengaruh pada orang lain dan
orang lain dan belajar merubah kebiasaannya untuk mendapatkanbelajar merubah kebiasaannya untuk mendapatkan kepuasan dari pujian orang tuanya. Pada fase ini Ego mulai
kepuasan dari pujian orang tuanya. Pada fase ini Ego mulai berkembang untuk menerima realitas.
berkembang untuk menerima realitas. 3.
3. Fase Fase phallic, phallic, usia usia 5-6 5-6 years, years, pada pada fase fase ini suini superego perego mulaimulai
berkembang, dan mereka mendapat pengalaman dari konflik seksual. berkembang, dan mereka mendapat pengalaman dari konflik seksual. Pada fase ini anak laki laki
Pada fase ini anak laki laki punya bersifat incestuous pada ibunyapunya bersifat incestuous pada ibunya yang di dorong oleh Id nya yang disebut Oedipal complex, pada fase yang di dorong oleh Id nya yang disebut Oedipal complex, pada fase
ini Ego mampu memutuskan konsekuensi tindakan apakah akan ini Ego mampu memutuskan konsekuensi tindakan apakah akan mendapatkan
mendapatkan ketidak persetujuaketidak persetujuan dari rivan dari rivalnya yaitu alnya yaitu ayahnya. yahnya. DanDan mulai mengadopsi nilai nilai dan keyakinan yang dilihat pada ayahnya mulai mengadopsi nilai nilai dan keyakinan yang dilihat pada ayahnya dimana Superego mulai dikembangkannya. Begitu pula pada anak dimana Superego mulai dikembangkannya. Begitu pula pada anak wanita pada tahap ini juga timbul Penis Envy, sampai akhirnya
wanita pada tahap ini juga timbul Penis Envy, sampai akhirnya mengadopsi nilai nilai dari
mengadopsi nilai nilai dari ibunya membentuk Superego wanitanyaibunya membentuk Superego wanitanya juga.
juga. 4.
4. Fase latent, Fase latent, dimana inddimana individu menyalurkan ividu menyalurkan kebutuhan kebutuhan seks danseks dan agresinya melalui ketertarikan pada lawan jenisnya, aktivitas olah agresinya melalui ketertarikan pada lawan jenisnya, aktivitas olah raga
raga dan dan hobbi.hobbi.
5.
5. Fase Genital, yang berlangsung mulai awal puber sampai sisaFase Genital, yang berlangsung mulai awal puber sampai sisa
usia, dimana in dividu digerakkan oleh
usia, dimana in dividu digerakkan oleh seks dan agresiseks dan agresi. Bila individu. Bila individu sehat akan disalurkan melalui hubungan sosial
sehat akan disalurkan melalui hubungan sosial misalnya; hubunganmisalnya; hubungan seksual, Ambisi, Karier, dsb. Dan bila tidak tersalurkan akan
seksual, Ambisi, Karier, dsb. Dan bila tidak tersalurkan akan menumpuk sampai akhirnya tak terbendung, sehingga timbul menumpuk sampai akhirnya tak terbendung, sehingga timbul tindakan tidak terkontrol, karena dipengaruhi oleh
tindakan tidak terkontrol, karena dipengaruhi oleh Unconscious.Unconscious. Untukm mencegah tindakan tindakan tak terkontrol individu
Untukm mencegah tindakan tindakan tak terkontrol individu membloknya melalui berbagai macam mekanisme tak sadar membloknya melalui berbagai macam mekanisme tak sadar (unconscious mechanisms).
(unconscious mechanisms).
Untuk menambah pengetahuan tentang gejala gejala dan tanda tanda Untuk menambah pengetahuan tentang gejala gejala dan tanda tanda psikologis yang timbul karena
psikologis yang timbul karena fase fase perkembangan yang tidak sempurnafase fase perkembangan yang tidak sempurna sebagai berikut adalah:
sebagai berikut adalah: 1.
1. Fase Oral, Fase Oral, problemnya problemnya : Depression: Depression, narcissism, , narcissism, dependencedependence
2.
2. Fase Anal, problemnya:Fase Anal, problemnya: Obsessive-compulsive disorder Obsessive-compulsive disorder ,,
sadomasochism sadomasochism 3.
3. Fase Phallic, Fase Phallic, problemnya: problemnya: Gender Gender identity proidentity problems, antblems, antisocialisocial personality
personality 4.
4. Fase Fase LateLatent, pnt, probleroblemnyamnya: : Over Over or laor lack seck self conlf control.trol. 5.
3.
3. Perspektif Sosiokultural, Para teoretikus sosio kultural meyakini bahwaPerspektif Sosiokultural, Para teoretikus sosio kultural meyakini bahwa
ki
kita ta bubututuh h memempmpererluluas as papandndanangagan n kitkita a tetentntanang g peperirilalaku ku ababnonormrmalal deng
dengan mengan mengikutseikutsertakartakan peran n peran dari pedari penyakitnyakit-penya-penyakit sosiakit sosial dalaml dalam m
maassyyaarraakkaatt, , tteerrmmaassuuk k kkeemmiisskkiinnaann, , rraassiissmmee, , ddaan n kkeekkuurraannggaann kesempatan, dalam berkembangnya pola-pola perilaku abnormal.
kesempatan, dalam berkembangnya pola-pola perilaku abnormal. 4.
4.PePersrspepektktif if bibiopopsiksikososososiaial l memencncarari i pepemamahahamaman n peperirilalaku ku ababnonormrmalal ber
berdasdasarkarkan an hubhubungungan an antantara ara fakfaktortor-fa-faktoktor r biobiologlogis, is, psipsikolkologiogis, s, dandan sosiokultural dalam perilaku abnormal.
sosiokultural dalam perilaku abnormal.
Penggolongan perilaku abnormal Penggolongan perilaku abnormal Pe
Pengnggogololongngan an peperirilalaku ku ababnonormrmal al susudadah h adada a sesejajak k dadahuhulu lu kakalala.. Hippocrates menggolongkan perilaku abnormal atas dasar teorinya tentang Hippocrates menggolongkan perilaku abnormal atas dasar teorinya tentang cairan tubuh. Walaupun teorinya terbukti cacat, ia sampai pada sejumlah cairan tubuh. Walaupun teorinya terbukti cacat, ia sampai pada sejumlah kategori diagnostik yang umumnya sesuai dengan yang ada dalam sistem kategori diagnostik yang umumnya sesuai dengan yang ada dalam sistem diagnostik modern. Uraiannya tentang melankolia, sebagai contoh, serupa diagnostik modern. Uraiannya tentang melankolia, sebagai contoh, serupa dengan konsepsi depresi sekarang ini. Sepanjang Abad Pertengahan, pihak dengan konsepsi depresi sekarang ini. Sepanjang Abad Pertengahan, pihak ot
otororititas as atatau au yayang ng beberwrwenenanang g memengnggogololongngkakan n peperirilalaku ku ababnonormrmal al atatasas pe
penynyebebabab: : kakarerena na kekerarasusukakan n sesetatan n dadan n kakarerena na sesebabab-b-sesebabab b alalamamiaiah.h. Psikiater Jerman abad ke-19 Emil Kraepelin adalah orang yang dianggap Psikiater Jerman abad ke-19 Emil Kraepelin adalah orang yang dianggap s
seebbaaggaai i tteeoorreettiikkuus s mmooddeerrn n ppeerrttaamma a yyaanng g mmeennggeemmbbaannggkkaan n mmooddeell pe
pengngggololonongagan n yayang ng kokommprprehehenensisif f bbererddasasararkkan an ppadada a kakararaktkteeririststik ik--karakteristik pembeda, atau simtom, yang dikaitkan dengan pola perilaku karakteristik pembeda, atau simtom, yang dikaitkan dengan pola perilaku abnormal. Sistem klasifikasi yang paling umum digunakan saat ini sebagian abnormal. Sistem klasifikasi yang paling umum digunakan saat ini sebagian besar adalah pengembangan dan perluasan dari karya
besar adalah pengembangan dan perluasan dari karya Kraepelin.Kraepelin. P
Peennggggoololonnggaan n ppeennttining g kkaarreenna a ppeennggggoolloonnggaan n aaddaalalah h inintti i iilmlmuu pengetahuan. Tanpa pemberian label dan pengorganisasian pola perilaku pengetahuan. Tanpa pemberian label dan pengorganisasian pola perilaku abnormal, peneliti tidak bisa mengkomunikasikan penemuan mereka kepada abnormal, peneliti tidak bisa mengkomunikasikan penemuan mereka kepada yang lain, dan kemajuan ke arah pemahaman gangguan akan terhenti. Lebih yang lain, dan kemajuan ke arah pemahaman gangguan akan terhenti. Lebih dari itu, keputusan penting dibuat dengan didasarkan pada penggolongan. dari itu, keputusan penting dibuat dengan didasarkan pada penggolongan. Gangguan psikologis tertentu memberi respons yang lebih baik pada suatu Gangguan psikologis tertentu memberi respons yang lebih baik pada suatu
ter
terapi api dibdibandanding ing padpada a terterapi api lailainnynnya a ataatau u berberespespons ons leblebih ih baibaik k terterhadhadapap suatu pengobatan dibanding pengobatan lainnya.
suatu pengobatan dibanding pengobatan lainnya.
Penggolongan juga membantu klinisi meramalkan perilaku. Beberapa Penggolongan juga membantu klinisi meramalkan perilaku. Beberapa po
pola la peperilrilakaku u ababnonormrmal, al, sesepepertrti i skskizoizofrfreneniaia, , boboleleh h dikdikatatakakan an memengngikuikutiti ra
rangngkakaiaian n peperkrkemembabangngan an yayang ng dadapapat t didiraramamalkalkan. n. PePengnggogolonlongagan n jujugaga me
membmbanantu tu papara ra pepeneneliliti ti memengngididenentitififikakasi si popopupulaslasi i dedengngan an popola la peperirilalakuku abnormal yang serupa. Dengan menggolongkan sekelompok orang sebagai abnormal yang serupa. Dengan menggolongkan sekelompok orang sebagai pen
penderderita ita depdepresresi, i, penpenelieliti ti munmungkigkin n mamampu mpu memengingidendentiftifikaikasi si fakfaktortor-fak-faktor tor umum yang membantu menjelaskan timbulnya
umum yang membantu menjelaskan timbulnya depresidepresi itu.itu. Dia
Diagnognostistic c and and StaStatististictical al ManManual ual of of MenMental tal DisoDisorderders rs (DS(DSM), M), yanyangg diterbitkan oleh American Psychiatric Association. DSM menggolongkan pola diterbitkan oleh American Psychiatric Association. DSM menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spes
yang spesifik. ifik. DSM pertDSM pertama kali dipama kali diperkenerkenalkan paalkan pada tahun 19da tahun 1952. Di dalam52. Di dalam DSM
DSM, , popola la peperirilalaku ku ababnonormrmal al didigogololongngkakan n sesebabagagai i "g"ganangggguauan n mementntalal."." Gangguan mental mencakup distres emosional (secara khusus depresi atau Gangguan mental mencakup distres emosional (secara khusus depresi atau kecemasan) dan/ataupun hendaya (impairment) yang signifikan pada fungsi kecemasan) dan/ataupun hendaya (impairment) yang signifikan pada fungsi ps
psikikoolologigis. s. FuFunngsgsi i yayang ng rurusasak k mmelelibibatatkakan n bbererbbagagai ai kekesusulilitatan n ddalalaamm mem
memenuenuhi hi tantangguggung ng jawjawab ab di di temtempat pat kerkerja, ja, daldalam am kelkeluaruarga, ga, ataatau u daldalamam masyarakat luas. Hal tersebut mencakup pula perilaku yang menempatkan masyarakat luas. Hal tersebut mencakup pula perilaku yang menempatkan seseorang pada risiko mengalami penderitaan pribadi, sakit,
seseorang pada risiko mengalami penderitaan pribadi, sakit, atau kematian.atau kematian. Dia
Diagnognosis sis ganganggugguan an menmental tal daldalam am DSM DSM menmensyasyaratratkan kan bahbahwa wa polpolaa perilaku tersebut tidak mewakili suatu respons yang sesuai secara budaya perilaku tersebut tidak mewakili suatu respons yang sesuai secara budaya ata
atau u yanyang g diddiduga uga munmuncul cul padpada a perperististiwa iwa strstres es berberat, at, sepseperterti i kehkehilanilangangan or
oranang g tetercrcinintata. . OrOranang-og-orarang ng yayang ng memenununjnjukukkakan n tatandnda-a-tatandnda a kekedudukakaanan setelah kematian orang yang dicinta tidak dianggap terganggu, sekalipun setelah kematian orang yang dicinta tidak dianggap terganggu, sekalipun per
perilailaku ku memerekreka a menmengalgalamami i henhendaydaya a secsecara ara sigsignifnifikaikan. n. AkaAkan n tettetapiapi, , jikjikaa perilaku mereka tetap terganggu secara signifikan setelah satu periode waktu perilaku mereka tetap terganggu secara signifikan setelah satu periode waktu yang cukup lama, diagnosis gangguan mental mungkin menjadi
yang cukup lama, diagnosis gangguan mental mungkin menjadi sesuai.sesuai. Kriteria gangguan kecemasan menyeluruh.
Kriteria gangguan kecemasan menyeluruh. 1.
1. TimbuTimbulnya kecemalnya kecemasan yang berlebihsan yang berlebihan dan an dan kekhakekhawatirawatiran pada n pada hamphampir ir setiap hari selama masa enam bulan atau lebih.
2.
2. KecemKecemasan dan kekhaasan dan kekhawatirawatiran tidak terbatn tidak terbatas pada satu atau beberaas pada satu atau beberapapa hal atau peristiwa.
hal atau peristiwa. 3.
3. KesukKesukaran mengaran mengendaendalikan peraslikan perasaan khawataan khawatir.ir. 4.
4. KehaKehadiran sejumdiran sejumlah ciri-ciri yang diasosilah ciri-ciri yang diasosiasikan dengasikan dengan kecemasan kecemasan danan dan kekha
kekhawatirawatiran, n, seperseperti ti beriberikut: kut: mengmengalami alami kegekegelisahalisahan n atau atau peraperasaansaan resah, menjadi mudah lelah,
resah, menjadi mudah lelah, mempunyai kesukaran berkonsentrasi ataumempunyai kesukaran berkonsentrasi atau me
memimilikliki i pipikikiraran n yayang ng kokososongng, , peperarasasaan an mumudadah h mamararah, h, memengngalalamamii ketegangan otot, mengalami kesukaran tidur atau tetap tertidur atau ketegangan otot, mengalami kesukaran tidur atau tetap tertidur atau me
mengngalalamami i titidudur r yayang ng gegelilisasah h dadan n titidudur r yayang ng titidadak k mememumuasaskakan,n, Men
Mengalgalami ami disdistretres s emoemosiosional nal ataatau u henhendaydaya a sossosialial, , pekpekerjerjaanaan, , ataatauu bid
bidangang-bi-bidandang g funfungsi gsi lailain n sebsebagaagai i akiakibat bat keckecememasaasan, n, kekkekhahawatwatirairan,n, atau simtom-simtom fisik yang terkait, Kekhawatiran atau kecemasan ini atau simtom-simtom fisik yang terkait, Kekhawatiran atau kecemasan ini tid
tidak ak berberhubhubungungan an dendengan gan circiri-cii-ciri ri ganganggugguan an lailain. n. GanGanggugguan an bukanbukan merupakan akibat dari suatu penyalahgunaan obat atau suatu kondisi merupakan akibat dari suatu penyalahgunaan obat atau suatu kondisi medis umum dan tidak terjadi
medis umum dan tidak terjadi dalam konteks gangguan lain.dalam konteks gangguan lain.
Ciri-ciri
Ciri-ciriDD SS MM D
DSSM M bersifat deskriptif, namun tidak bersifat menjelaskan.bersifat deskriptif, namun tidak bersifat menjelaskan. DDSSM M menguraikanmenguraikan
cir
ciri-cii-ciri ri diadiagnognostistik-ak-atautau, , dadalam lam ististilailah h medmedis, is, simsimtomtom-sim-simtom tom dardari i perperilailakuku abnormal dan bukan
abnormal dan bukan berusaha menjelaskan penyebabnya.berusaha menjelaskan penyebabnya.
1.
1. Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik.Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik. Klinisi sampai pada suatuKlinisi sampai pada suatu
diagnosis dengan cara mencocokkan perilaku klien dengan kriteria yang diagnosis dengan cara mencocokkan perilaku klien dengan kriteria yang men
menggaggambmbarkarkan an polpola a perperilailaku ku abnabnormormal al ("g("gangangguaguan n mementantal") l") tertertententu.tu. Kategori diagnostik dideskripsikan melalui
Kategori diagnostik dideskripsikan melalui ciri-ciri esensial ciri-ciri esensial (kriteria yang(kriteria yang harus ada supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan
harus ada supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan ciri-ciri asosiatif ciri-ciri asosiatif (kriteria(kriteria yang sering diasosiasikan dengan gangguan tetapi tidak esensial dalam yang sering diasosiasikan dengan gangguan tetapi tidak esensial dalam penegakan diagnosis).
penegakan diagnosis).
2.
2. PPoolla a ppeerriillaakku u aabbnnoorrmmaal l yyaanng g mmeemmppuunnyyaai i cciirrii--cciirri i kklliinniis s ssaammaa
di
menurut ciri-ciri klinis yang sama-sama dimiliki, bukan spekulasi teoretis menurut ciri-ciri klinis yang sama-sama dimiliki, bukan spekulasi teoretis te
tentntanang g pepenynyebebababnynya. a. SeSebabagagai i cocontntohoh, , popola la peperilrilakaku u ababnonormrmal al yayangng te
terurutatama ma ddititanandadai i ololeh eh kekececemamasasan, n, didigogololongngkakan n sesebabagagai i gagangngguguanan kecemasan. Perilaku-perilaku yang terutama ditandai oleh
kecemasan. Perilaku-perilaku yang terutama ditandai oleh gangguangangguan mood mood digolongkan sebagai gangguan
digolongkan sebagai gangguan mood.mood.
3.
3. Sistem bersifat multiaksial. DSM Sistem bersifat multiaksial. DSM memakai suatu sistemmemakai suatu sistem assessment yang assessment yang
multiaksial
multiaksial atau multidimensional yang menyediakan jangkauan informasiatau multidimensional yang menyediakan jangkauan informasi yang luas tentang fungsi individu, tidak hanya suatu diagnosis saja
yang luas tentang fungsi individu, tidak hanya suatu diagnosis saja Sistem ini berisi aksis-aksis berikut:
Sistem ini berisi aksis-aksis berikut:
1.
1. Aksis I meliputi suatu penggolongan Sindrom (syndromes) Klinis, yangAksis I meliputi suatu penggolongan Sindrom (syndromes) Klinis, yang
men
mencakcakup up secsecara ara lualuas s berberbagbagai ai macmacam am kelkelompompok ok diadiagnognostistik. k. Di Di sinsinii te
tercrcakakup up gagangngguguan an kekececemamasasan, n, gagangngguguan an momoodod, , skskizizofofrereninia a dadann gangguan psikotik lainnya, gangguan penyesuaian, dan gangguan yang gangguan psikotik lainnya, gangguan penyesuaian, dan gangguan yang umumnya pertama kali didiagnosis pada masa bayi, masa kanak-kanak, umumnya pertama kali didiagnosis pada masa bayi, masa kanak-kanak, atau masa remaja (kecuali retardasi mental, yang dikodekan pada Aksis atau masa remaja (kecuali retardasi mental, yang dikodekan pada Aksis II). Aksis I juga mencakup penggolongan Kondisi-kondisi Lainnya yang II). Aksis I juga mencakup penggolongan Kondisi-kondisi Lainnya yang Mun
Mungkigkin n MerMerupaupakan kan FokFokus us PePerharhatiatian n KlinKlinis. is. Ini Ini adaadalah lah konkondisdisi-ki-kondondisiisi atau permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, atau permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, seperti problem dalam relasi, problem pekerjaan atau akademik, duka seperti problem dalam relasi, problem pekerjaan atau akademik, duka ci
citata, , tetetatapi pi yayang ng titidadak k dadapapat t jejelalas s dididedefifininisisikakan n sesebabagagai i gagangngguguanan psikologis. Tercakup di sini, suatu kategori dari faktor-faktor psikologis psikologis. Tercakup di sini, suatu kategori dari faktor-faktor psikologis yan
yang g memempempengangaruhruhi i konkondisdisi-koi-kondindisi si memedisdis, , sepseperterti i keckecememasaasan n yanyangg muncul sebagai kondisi asmatik, atau gejala depresi yang memperlambat muncul sebagai kondisi asmatik, atau gejala depresi yang memperlambat kesembuhan setelah operasi.
kesembuhan setelah operasi.
2.
2. AkAksisis s IIII, , GaGangngguguanan-g-ganangggguauan n KeKeprpribibadadiaian, n, memencncakakup up popola la peperirilalakuku
maladatif yang sangat kaku dan bertahan. Biasanya merusak hubungan maladatif yang sangat kaku dan bertahan. Biasanya merusak hubungan an
antatarprpriribabadi di dadan n adadapaptatasi si sososisialal, , tetermrmasasuk uk gagangngguguan an kekeprpribibadadiaiann an
antitisososisialal, , papararanonoidid, , nanarsrsisisisistitik, k, dadan n gagangngguguan an kekeprpribibadadiaian n amambabangng.. Retardasi mental juga dikodekan pada Aksis II.
Retardasi mental juga dikodekan pada Aksis II.
3.
3. Aksis III Kondisi-kondisi Medis Umum, gangguan dan kondisi medis yangAksis III Kondisi-kondisi Medis Umum, gangguan dan kondisi medis yang
mungkin penting bagi pemahaman atau pengobatanan gangguan mental mungkin penting bagi pemahaman atau pengobatanan gangguan mental
ind
individividu. u. MisMisalnalnya, ya, seaseandandainyinya a hiphipotiotiroiroid d (hy(hypotpothyrhyroidoidismism) ) mermerupaupakankan penyebab langsung dari gangguan mood individu (seperti depresi berat), penyebab langsung dari gangguan mood individu (seperti depresi berat), it
itu u akakan an didikokodedekakan n di di AkAksisis s IIIII. I. KoKondndisisi i memedidis s yayang ng mememmpepengngararuhuhii pe
penanangngananan an atatau au pepemamahahamaman n susuatatu u gagangngguguan an mementntal al tetetatapi pi bubukakann penyebab langsung dari gangguan juga dituliskan pada Aksis III. Sebagai penyebab langsung dari gangguan juga dituliskan pada Aksis III. Sebagai co
conntotoh, h, aadadanynya a gagangngguguan an jajanntutung ng mmuungngkikin n mmenenenentutukakan n apapakakaahh ran
rangkagkaian ian terterapi api obaobat t tertertententu tu dapdapat at digdigunaunakan kan padpada a sesseseoreorang ang yanyangg mengalami depresi.
mengalami depresi.
4.
4. Aksis IV, Problem Psikososial dan Lingkungan, daftar problem psikososialAksis IV, Problem Psikososial dan Lingkungan, daftar problem psikososial
dan
dan linlingkugkungangan n yanyang g diydiyakiakini ni memempempengangaruhruhi i diadiagnognosis, sis, penpenanganganaanan,n, atau prognosis suatu gangguan mental.
atau prognosis suatu gangguan mental. Ada
Ada titiga ga pependendekakatatan n ututamama a ununtutuk k memenunnunjujukkkkan an rereliliababililititas as teteknknikik assessment
assessment
1.
1. KKoonnssiisstteennssi i IInntteerrnnaal, l, TeTekknnikik--tteekknnik ik kkoorreellaassiioonnaal l ddigiguunnaakkaan n uunnttuukk
me
menunnunjukjukkan kan apaapakah kah bagbagian ian bagbagian ian ataatauu item-itemitem-item yanyang g berberbedbeda a dardarii suatu instrumen
suatu instrumen assessment,assessment, seperti tes atau skala kepribadian, memberiseperti tes atau skala kepribadian, memberi h
haassiil l yyaanng g kkoonnssisistteen n ssaattu u ssaamma a lalaiin n ddaan n ppaadda a iinnssttrruummeen n sseeccaarraa keseluruhan. Konsistensi internal
keseluruhan. Konsistensi internal (internal consistency)(internal consistency) krusial untuk teskrusial untuk tes yan
yang g berbertujtujuan uan menmengukgukur ur trait trait tutungnggagal l atatau au didimemensnsi i kokonsnstrtrukuk. . KeKetitikaka bagian atau
bagian atau item-itemitem-item individual dari suatu tes memiliki korelasi yang tinggi,individual dari suatu tes memiliki korelasi yang tinggi, kita dapat mengasumsikan bahwa mereka mengukur
kita dapat mengasumsikan bahwa mereka mengukur trait trait atau konstrukatau konstruk yang sama. Misalnya, bila responsrespons terhadap suatu rangkaian
yang sama. Misalnya, bila responsrespons terhadap suatu rangkaian itemitem pada suatu skala depresi tidak mempunyai korelasi yang tinggi satu sama pada suatu skala depresi tidak mempunyai korelasi yang tinggi satu sama lain, tidak ada dasar untuk berasumsi bahwa
lain, tidak ada dasar untuk berasumsi bahwa item-itemitem-item tersebut mengukur tersebut mengukur satu konstruk atau dimensi umum tunggal-dalam hal ini, depresi. Beberapa satu konstruk atau dimensi umum tunggal-dalam hal ini, depresi. Beberapa tes
tes berberisi isi penpenilailaian ian yanyang g mumultiltidimdimensensionional. al. Tes Tes tertersebsebut ut berberisi isi subsubskaskalala atau faktorfaktor yang mengukur dimensi-dimensi konstruk yang berbeda. atau faktorfaktor yang mengukur dimensi-dimensi konstruk yang berbeda. S
Saalalah h ssaattu u ccoonnttooh h ttees s yyaanng g mmuullttiiddeemmeennssiioonnaal l aaddaalalah h MMininnneessoottaa Multiphasic Personality Inventory (MMPI), yang menilai berbagai dimensi Multiphasic Personality Inventory (MMPI), yang menilai berbagai dimensi p
pererililakaku u ababnonormrmalal. . DaDalalam m hahal l sesemmacacaam m inini, i, susubbskskaala la di di dadalalam m tetess di
dimamaksksududkakan n ununtutuk k memengngukukur ur trait trait iinnddiviviidduuaal, l, sseeppeerrtti i ssuub b sskkaallaa hi
kon
konsissistentensi si intinternernal, al, tettetapi api antantara ara subsubskaskala la tidtidak ak perperlu lu berberkorkorelaelasi si satsatuu sama lain, kecuali jika
sama lain, kecuali jika trait trait yang akan diukur memang saling yang akan diukur memang saling berhubungan.berhubungan. 2.Stab
2.Stabilitas Temilitas Temporalporal, , MetoMetode assessmde assessment yang relient yang reliabel juga meabel juga mempunmpunyaiyai stabilitas temporal (temporal stability), yaitu stabilitas dari waktu ke waktu. stabilitas temporal (temporal stability), yaitu stabilitas dari waktu ke waktu. Me
Merereka ka memembmbereri i hahasisil l yayang ng seserurupa pa papada da kekesesempmpatatanan-k-kesesemempapatatann ber
berbedbeda. a. KitKita a tidtidak ak akaakan n memmemperpercaycayai ai timtimbanbangan gan yanyang g memmemberberi i hashasilil ber
berbedbeda a setsetiap iap kalkali i kitkita a memenimnimbanbang g badbadan. an. KecKecualuali i kitkita a makmakan an secsecaraara rakus atau melaparkan diri sebelum menimbang badan lagi. Prinsip yang rakus atau melaparkan diri sebelum menimbang badan lagi. Prinsip yang sa
sama ma beberlrlakaku u babagi gi memetotodede-m-metetodode e asassesessssmement nt pspsikoikolologigis. s. StStababiliilitatass temporal diukur melalui reliabilitas tes tes-ulang (test-retest reliability), yang temporal diukur melalui reliabilitas tes tes-ulang (test-retest reliability), yang memperlihatkan korelasi antara dua administrasi tes yang dipisahkan oleh memperlihatkan korelasi antara dua administrasi tes yang dipisahkan oleh per
periodiode e wakwaktu. tu. MakMakin in tintinggi ggi korkorelaelasi, si, semsemakiakin n besbesar ar stastabilbilitaitas s temtemporporalal reliabilitas tesulang-tes.
reliabilitas tesulang-tes.
3.
3. RelReliabiabilitilitas as AntAntarparpenienilai lai (in(interterratrater er relreliabiabilitility), y), JugJuga a disdisebuebut t intinterjerjudgudgee
rel
reliabiabilitility-biy-biasaasanya nya menmenjadjadi i sansangat gat penpentinting g padpada a pempembuabuatan tan kepkeputuutusansan diagnostik dan untuk peng¬ukuran yang menuntut penilaian atas perilaku. diagnostik dan untuk peng¬ukuran yang menuntut penilaian atas perilaku. Suatu sistem diagnostik tidak dapat dipercaya kecuali jika para ahli penilai Suatu sistem diagnostik tidak dapat dipercaya kecuali jika para ahli penilai mencapai persetujuan dengan diagnosis mereka yang dibuat atas dasar mencapai persetujuan dengan diagnosis mereka yang dibuat atas dasar s
siisstteem m tteerrsseebbuutt. . SSeebbaaggaai i ccoonnttoohh, , dduua a oorraanng g gguurru u ddimimiinntta a uunnttuukk me
mengnggugunanakakan n susuatatu u skskalala a asassesessssmement nt peperirilalaku ku ununtutuk k memengngevevalaluauasisi agresivitas, hiperaktivitas, dan sosiabilitas anak. Tingkat kesesuaian hasil agresivitas, hiperaktivitas, dan sosiabilitas anak. Tingkat kesesuaian hasil antara para penilai akan menjadi sebuah indeks dari skala reliabilitas.
antara para penilai akan menjadi sebuah indeks dari skala reliabilitas.
Validitas Validitas Va
Valilididitatas s dadari ri alalat at ukukur ur atatau au teteknknik ik asassesessssmement nt memengngacacu u papada da sasampmpaiai de
derarajajat t mamana na ininststrurumemen n tetersrsebebut ut memengngukukur ur apapa a yayang ng iningigin n didiukukurur. . AdAdaa berbagai jenis validitas, seperti validitas isi (content), kriteria (criterion), dan berbagai jenis validitas, seperti validitas isi (content), kriteria (criterion), dan konstruk (construct).
konstruk (construct).
•
• Validitas isi (content validity), derajat yang menunjukkan sejauhValiditas isi (content validity), derajat yang menunjukkan sejauh
mana isi suatu tes merupakan suatu sampel yang representatif dari isi mana isi suatu tes merupakan suatu sampel yang representatif dari isi yang dirancang akan diukur oleh
•
• ValValiditiditas permas permukaukaan (face an (face valvaliditidity), deray), derajat yanjat yang menug menunjunjukankan
sejauh mana isi dari suatu tes tampak seperti berhubungan dengan sejauh mana isi dari suatu tes tampak seperti berhubungan dengan menggambarka
menggambarkan konstruk atau trait n konstruk atau trait yang diukur.yang diukur.
•
• Validitas kriteria (criterian validity) menggambarkan derajat sejauhValiditas kriteria (criterian validity) menggambarkan derajat sejauh
mana si teknik assessment berkorelasi dengan suatu kriteria eksternal mana si teknik assessment berkorelasi dengan suatu kriteria eksternal lain yang independen (standar), yang mempunyai tujuan yang sama lain yang independen (standar), yang mempunyai tujuan yang sama dengan instrumen yang dinilai.
dengan instrumen yang dinilai.
•
• VaValidlidititas as kokonknkururen en (c(cononcucurrrrenent t vavalidliditity) y) adadalalah ah dederarajajat t sesejajauhuh
mana respons-respons tes me prediksi skor pada kriteria ukuran yang mana respons-respons tes me prediksi skor pada kriteria ukuran yang d
diiaammbbiil l ppaadda a wwaakkttu u yyaanng g kkiirraa--kkiirra a ssaammaa. . KKeebbaannyyaakkaan n ppssiikkoo beranggapan bahwa inteligensi mempengaruhi keberhasilan akademis. beranggapan bahwa inteligensi mempengaruhi keberhasilan akademis. Validitas kongkuren skor intelegensi dengan demikian sering dipelajari Validitas kongkuren skor intelegensi dengan demikian sering dipelajari dengan mengorelasikan skor tes dengan kriteria sept nilai di sekolah dengan mengorelasikan skor tes dengan kriteria sept nilai di sekolah dan assessment kemampuan oleh guru.
dan assessment kemampuan oleh guru.
•
• Validitas konstruk (construct validity) adalah derajat sejauh manaValiditas konstruk (construct validity) adalah derajat sejauh mana
suatu tes berkorespondensi dengan model teoretis dari konstruk atau suatu tes berkorespondensi dengan model teoretis dari konstruk atau trait yang akan diukur. Perhatikan suatu tes yang bertujuan mengukur trait yang akan diukur. Perhatikan suatu tes yang bertujuan mengukur kecemasan.
kecemasan.
Faktor- Faktor Etnik dan S
Faktor- Faktor Etnik dan S osiokultural dalamosiokultural dalamAssessment PerilAssessment Perilaku aku AbnormalAbnormal Teknik-tekni
Teknik-teknik assessmk assessm ent mungkin valid dan ent mungkin valid dan relireliabel di dalam satu buabel di dalam satu bu dayadaya tetapi ti
tetapi tidak di dalam dak di dalam budaya yabudaya ya ng lain, bahkan ng lain, bahkan bilbila alat ukur tersebut diterjemahka alat ukur tersebut diterjemahk dengan
dengan tepat (Bolttepat (Bolton, 2001; Kleinman, 1987).on, 2001; Kleinman, 1987).
Contohnya; Di dalam suatu studi, Chan (1991) menggunakan
Contohnya; Di dalam suatu studi, Chan (1991) menggunakan versi bahasa Cina dversi bahasa Cina d Beck D
Beck D epression Inventory (BDI)epression Inventory (BDI), suatu inventori depresi yang digunakan secara, suatu inventori depresi yang digunakan secara luas di Amerika Serikat, unt
luas di Amerika Serikat, untuk suatu kelompok uk suatu kelompok mahasiswa Cmahasiswa C ina dan pasien psikiaina dan pasien psikia di Hong
di Hong Kong. BDI Kong. BDI Cina mCina m emenuhi uji reliemenuhi uji reliabiliabilitas, sebagaimana tas, sebagaimana dinildinilai melaluiai melalui konsistensi int
konsistensi internal, dan validiernal, dan validitas. Namutas. Namu n, para penyn, para peny elielidik lain menemdik lain menem ukan baukan bahwhw orang-orang Cina baik di Hong Kong m
orang-orang Cina baik di Hong Kong m aupun di Republik Rakyat Cina cenderungaupun di Republik Rakyat Cina cenderung untuk menca
mensu
mensugestikan rgestikan respons yang menyespons yang meny impang (Cheung, Song, & Butcher, 1991). impang (Cheung, Song, & Butcher, 1991). SkoSko yang lebih ti
yang lebih tinggi inggi ini tampaknya menni tampaknya men cerminkan perbedaan budaycerminkan perbedaan buday a, bukana, bukan psikopatologi
psikopatologi yang lebih parah (Cheung yang lebih parah (Cheung dkk., 1991; Cheung & dkk., 1991; Cheung & Ho, 1997).Ho, 1997).
Metode-Meto
Metode-Metode Assessm
de Assessm ent
ent
Suatu
Suatuassessment assessment yang teliti memberi sangat byang teliti memberi sangat b anyak informasi tentang kepribadiananyak informasi tentang kepribadian
klien dan fungsi kognitif
klien dan fungsi kognitifnya. Informasi ini membnya. Informasi ini memb antu kliniantu klinisi memsi mem peroleh suatuperoleh suatu pema
pemahaman yang lebih luas tentang permasalahan klien mereka danhaman yang lebih luas tentang permasalahan klien mereka dan merekomendasikan bentuk pengobatan yang sesuai.
merekomendasikan bentuk pengobatan yang sesuai.
Wawa
Wawancara Klinincara Kliniss
Wawancara klinis
Wawancara klinis adalah saranaadalah sarana assessment assessment yang paling banyak digunakan.yang paling banyak digunakan. Wa
Wawawancncarara a didigugunanakakan n ololeh eh sesemumua a ahahli li dadan n asasisisteten n ahahli li yayang ng beberprpereranan membantu. Wawancara tersebut biasanya merupakan kontak tatap muka membantu. Wawancara tersebut biasanya merupakan kontak tatap muka pe
pertrtamama a anantatara ra klklieien n dedengngan an klklininisiisi. . KlKlininisisi i seseriring ng kakali li mememumulalai i dedengnganan me
memimintnta a klklieien n ununtutuk k memengngururaikaikan an kekeluluhahan n yayang ng adada a dedengngan an kakatata-k-katataa mereka sendiri. Mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Dapatkah mereka sendiri. Mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Dapatkah An
Anda da mmenenceceriritatakakan n kekepapada da sasaya ya pperermmaasasalalahhan an yayanng g AAndnda a hahaddapapii be
belaklakanangagan n inini?i?" " KeKemumudidian an klklininisisi i bibiasasananya ya bebertrtananya ya lelebibih h memendndalalamam tentang aspek-aspek keluhan, seperti abnormalitas perilaku dan perasaan tentang aspek-aspek keluhan, seperti abnormalitas perilaku dan perasaan ta
tak k nynyamamanan, , peperisristitiwa wa di di sesekikitatar r mumuncncululnynya a mamasasalalah, h, riwriwayayat at pepeririststiwaiwa lampau, dan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi berfungsinya klien lampau, dan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi berfungsinya klien sehari-hari. Klinisi mungkin menjajaki peristiwa yang mungkin menjadi faktor sehari-hari. Klinisi mungkin menjajaki peristiwa yang mungkin menjadi faktor pe
pencncetetusus, , sesepepertrti i peperurubabahahan n kekeadadaaaan n kekehihidudupapan, n, huhububungngan an sososisialal,, pe
pekekerjrjaaaan, n, atatau au pependndididikikanan. . PePewawawawancncarara a mmenendodororonng g kklilien en ununtutukk m
menenguguraraikikan an mmaasasalalah h ddenengagan n kakatta-a-kakatatanynya a sesendndiriri i ddalalam am raranngkgkaa memahaminya dari sudut pandang klien.
memahaminya dari sudut pandang klien.
Walaupun format proses wawancara pertama mungkin berbeda-beda dari Walaupun format proses wawancara pertama mungkin berbeda-beda dari klinisi satu ke klinisi
klinisi satu ke klinisi lain, kebanyakan wawancara meliput topik seperti ini:lain, kebanyakan wawancara meliput topik seperti ini:
1.
1. Data identifikasi.Data identifikasi. Informasi mengenai karakteristik sosio-demografi klien:Informasi mengenai karakteristik sosio-demografi klien:
al
ka
kararaktktererisistitik k raras/s/etetninik, k, agagamama, a, pepekekerjrjaaaan, n, susususunanan n kekeluluarargaga, , dadann seterusnya.
seterusnya.
2.
2. Deskripsi permasalahan (-permasalahan) yang ada.Deskripsi permasalahan (-permasalahan) yang ada. Bagaimana klienBagaimana klien
mempersepsi permasalahan? mempersepsi permasalahan?
Perilaku, pikiran, atau perasaan yang
Perilaku, pikiran, atau perasaan yang menggangu? Bagaimanmenggangu? Bagaimana hal ia hal itutu mempengaruh
mempengaruhi berfungsinya klien? Kapan i berfungsinya klien? Kapan hal itu dimulai?hal itu dimulai?
3.
3. Riwayat psikososial. Informasi tentang riwayat perkembangan klien:Riwayat psikososial. Informasi tentang riwayat perkembangan klien:
bidang pendidikan, sosial, dan riwayat pekerjaan;
bidang pendidikan, sosial, dan riwayat pekerjaan; hubungan keluargahubungan keluarga pada masa kanak-kanak,
pada masa kanak-kanak,
4.
4. Riwayat medis psikiater.Riwayat medis psikiater. Riwayat perawatan psikiater dan medis sertaRiwayat perawatan psikiater dan medis serta
hospitalisasi: hospitalisasi:
Apakah problem saat ini adalah suatu episode terulang dari problem Apakah problem saat ini adalah suatu episode terulang dari problem sebelumnya? Bagaimana ditanganinya di masa lalu?
sebelumnya? Bagaimana ditanganinya di masa lalu? Apakah pengobatanApakah pengobatan berhasil? Mengapa ya, mengapa tidak?
berhasil? Mengapa ya, mengapa tidak?
5.
5. ProbleProblem-prom-problem blem medis medis pengpengobatobatan.an. DesDeskripkripsi si tententantang g proprobleblem m medmedisis
da
dan n pepengngobobatatan an yayang ng adada a sesekakararangng, , tetermrmasasuk uk obobatat-o-obabatntnyaya. . KlKlininisisii wa
waspspadada a tetentntanang g kekemumungngkikinanan n pepengngararuh uh mamasasalah lah memedidis s teterhrhadadapap ma
masasalalah h pspsikoikolologigis s yayang ng sesekakararang ng adada. a. SeSebabagagai i cocontntohoh, , obobat at ununtutukk kon
kondisdisi-koi-kondindisi si memedis dis tertertententu tu dapdapat at memmempenpengargaruhiuhi mood mood dadan n lelevevell umum dari keterangsangan seseorang.
umum dari keterangsangan seseorang.
Bentuk-Bentuk Wawancara Bentuk-Bentuk Wawancara
Ada tiga jenis umum dari wawancara klinis: Ada tiga jenis umum dari wawancara klinis:
1.
1. Wawancara tidak terstruktur (bebas),Wawancara tidak terstruktur (bebas), 2.
2. Wawancara semiterstruktur, danWawancara semiterstruktur, dan 3.
3. Wawancara terstruktur.Wawancara terstruktur.
Pada wawancara tidak terstruktur (unstructured interview), klinisi
Pada wawancara tidak terstruktur (unstructured interview), klinisi mengadopsimengadopsi gay
gaya a berbertantanya ya sensendirdiri, i, tidtidak ak memengingikutkuti i benbentuk tuk stastandandar. r. PadPada a wawwawancancaraara sem
bes
besar ar perpertantanyaayaan n umumum um yanyang g dirdirancancang ang untuntuk uk memengungumpmpulkulkan an infinformormasiasi penting tetapi bebas untuk bertanya dengan urutan apa saja dan pindah ke penting tetapi bebas untuk bertanya dengan urutan apa saja dan pindah ke arah lain dalam rangka mengikuti informasi yang penting secara klinis. Pada arah lain dalam rangka mengikuti informasi yang penting secara klinis. Pada sua
suatu tu wawwawancancara ara terterstrstruktuktur ur (st(strucructurtured ed intinterverviewiew), ), wawawawancancara ra memengingikutkutii se
serarangngkakaiaian n pepertrtananyayaan an yayang ng diditetetatapkpkan an lelebibih h dudulu lu dadan n dedengngan an ururututanan tertentu.
tertentu.
Jenis Jenis Test Yang Dipakai
Jenis Jenis Test Yang Dipakai
Self-report Self-report Di
Di daldalam am tes tes kepkepribaribadiadian n seself-rlf-repoeport rt (se(self-lf-repreport ort perpersonsonalitality y testest), t), indindiviividudu ind
individividu u memembemberi ri resresponpons s terterhadhadap ap seksekumpumpulaulan n iteitem m tententantang g perperasaasaan,an, pikiran, pertimbangan, sikap, minat, keyakinan mereka, dan semacamnya
pikiran, pertimbangan, sikap, minat, keyakinan mereka, dan semacamnya
•
• Beck Depression Inventori (BDI)Beck Depression Inventori (BDI) •
• Minnesota Multiphasic Personaliry Inventory (MMPI)Minnesota Multiphasic Personaliry Inventory (MMPI) •
• Millon Clinical Multi axial Inventory (MCMI)Millon Clinical Multi axial Inventory (MCMI)
Tes-tes Proyeks
Tes-tes Proyeks i (projectii (projective tests)ve tests) Berbeda d
Berbeda dengan tes-tes objektiengan tes-tes objektif, tif, tidak mdak m enawarkan enawarkan pilpilihan respons yang ihan respons yang jelas. Kljelas. Klii dihadapkan pada
dihadapkan pada stistimuli yang ammuli yang am bigu, seperti bigu, seperti noda tinta atau gambar samnoda tinta atau gambar sam ar-samar-sam dan d
dan diminta untuk mendiminta untuk mend eskripsieskripsikan stimuli itu kelikan stimuli itu kelihatannya seperti apa hatannya seperti apa atauatau mem
mem buat ceritbuat cerita tentang objek.a tentang objek.
•
• Tes Rorschach, berupaya mTes Rorschach, berupaya m enggali respons seseorang terhadap noda tintaenggali respons seseorang terhadap noda tinta
untuk mengungkapkan aspek kepribadiannya, untuk mengungkapkan aspek kepribadiannya, dikembangkan
dikembangkan oleh seorang psikiater oleh seorang psikiater Swiss, HermannSwiss, Hermann Rorsch¬ach (1884-1922).
•
• ThematiThematic c AppercepApperceptition on Test (TAT) dikembangkan Test (TAT) dikembangkan oleh psikololeh psikolog og Henry MHenry M ur ur
(1
(1943943) ) di di HarHarvavard rd UniUniverversisity ty padpada a sesekikitatar r tatahun hun 1931930-0-aa A p
A pppeerrcceeppttiioon n aaddaallaah h ssuuaattu u kkaatta a PPrraanncciis s yyaanng g ddaapp di
diterterjejemahkan mahkan sebasebagai gai "i"intnterperpretretasi asi (i(ide de atatau au imprimpresi esi bar bar ber
berdasadasarkarkan n idide-ie-ide de yang yang sudsudah ah ada ada (s(strtruktuktur ur kognkogniititif) f) dada pengalaman masa lalu." TAT terdiri dari serangkaian kart pengalaman masa lalu." TAT terdiri dari serangkaian kart se
sepeperrtti i iitu tu yayang ng didittununjjukukkakan n papada da GambGambar ar 3.3.5, 5, masmasiinn masi
masingnyngnya a melumelukikiskan skan suatsuatu u perperisistitiwa wa ambiambigu. gu. RespoRespondende di
diminminta ta ununtutuk k mengmengararang ang ceceririta ta ttententang ang karkartu tu iitutu. . DiDiasuasumsimsikan kan ceceririta ta mer mer mer
merefefllekeksisikakan n pepengngalalamaaman n dadan n papandndanangagan n mermerekeka a ttenenttanang g kekehihidudupapan-n-dd barangkal
barangkali, juga memi, juga mem beri penjelberi penjelasan masan m engenai konflengenai konflik dan ik dan kebutukebutuhan han mereka ymereka y paling mendalam.
paling mendalam.
Assessment
Assessment neuropsikologisneuropsikologis (neuropsychological)(neuropsychological) Te
Tehnhnik ik didigugunanakakan n ununtutuk k memengngevevalaluauasi si apapakakah ah prproboblelem m pspsikikoloologigiss mer
merefleflekseksikaikan n kerkerusausakan kan neuneurolrologiogis s ataatau u defdefek ek otaotak k yanyang g menmendasdasariarinyanya.. Ke
Ketitika ka dididuduga ga adadananya ya hehendndayaya a neneururolologogisis, , susuatatu u evevalaluauasi si neneururolologogisis m
muunnggkkiin n ddiiaajjuukkaan n oolleeh h seseoorraanngg neurolog-seorang neurolog-seorang dodokktteer r yyaanngg m
menengkgkhhususuuskskan an gganangggguauann-g-gaangngguguan an ppadada a sisiststem em sasararaf. f. SeSeooraranngg neuropsikolog
neuropsikolog kklliinniis s mmuunnggkkiin n ppuulla a ddiimmiinnttaai i kkoonnssuullttaassi i uunnttuukk mengadministrasikan teknik
mengadministrasikan teknik assessment assessment neuropsikologis, seperti observasineuropsikologis, seperti observasi perilaku dan tes
perilaku dan tes psikologis, untuk mengungkapkan tanda-tanda kemungkinanpsikologis, untuk mengungkapkan tanda-tanda kemungkinan ada
adanya nya kerkerusausakan kan ototak. ak. PenPengujgujian ian neuneuropropsiksikoloologis gis munmungkigkin n digdigunaunakankan bersama-sama dengan teknik foto jaringan otak seperti MRI dan CT untuk bersama-sama dengan teknik foto jaringan otak seperti MRI dan CT untuk m
meennjejellaasskkaan n hhuubbuunnggaan n aannttaarra a ffuunnggssi i oottaak k ddaan n aabbnnoorrmmaallititaas s yyaanngg men
mendasdasariarinya nya (Fie(Fiez, z, 2002001). 1). HasHasil il penpengujgujian ian neuneuropropsiksikoloologis gis selselain ain dapdapatat m
meennuunnjujukkkkaan n bbaahhwwa a ppaassieien n mmeennddeerriitta a kkeerruussaakkaan n oottaak k ddaappaat t jjuuggaa menunjukkan bagian-bagian dari otak yang terkena.
menunjukkan bagian-bagian dari otak yang terkena.
•
• BeBendender r ViVisusual al MotMotor or GesGesttalalt t TeTestst, , ttererdidirri i dadari ri ffiigugur r gegeomeomettriris s yayangng
men
menggggambambararkakan n beberbrbagagai ai prpriinsnsiip p peperrsesepspsi i GesGesttalalt. t. KlKliien en didimimintnta a unun me
kerusakan otak mencakup rotasi gambar, distorsi bentuk dan ketidaktepa kerusakan otak mencakup rotasi gambar, distorsi bentuk dan ketidaktepa dala
dalam m menilmenilai ukuran gambar dalam ai ukuran gambar dalam hubungannya satu sama hubungannya satu sama lailain. Pemerin. Pemeri ke
kemudmudiian an memimemintnta a klkliien en ununttuk uk menmengagambambar r kekembamballi i dedesasaiin n beberdrdasasar ar ingatannya, sebab kerusakan neurologis dapat merusak fungsi mem
ingatannya, sebab kerusakan neurologis dapat merusak fungsi mem ori.ori.
•
• The HolsteThe Holstead-Reitad-Reitan an NeuropsychologNeuropsychological ical BattBatteryPsikoleryPsikolog og RalRalph ph ReiReitantan
mengemban
mengembangkan gkan batbattetery ry tetersersebut but dengadengan n mengadamengadaptptasiasikan kan tetes s yang yang didigunaguna oleh mentornya, Ward Halstead, seorang psikolog eksperimen, untuk mempela oleh mentornya, Ward Halstead, seorang psikolog eksperimen, untuk mempela hubungan otak-perilaku pada individu yang mempunyai kerusakan organik. Batt hubungan otak-perilaku pada individu yang mempunyai kerusakan organik. Batt tersebut berisi tes yang mengukur fungsi perseptual, intelektual, dan keterampi tersebut berisi tes yang mengukur fungsi perseptual, intelektual, dan keterampi motorik, serta kinerja (performance).
motorik, serta kinerja (performance).
•
• Luria Nebraska Test BLuria Nebraska Test B attery,attery,didasarkan pada karya neuropsikolog Rusiadidasarkan pada karya neuropsikolog Rusia
A.
A.R. R. LuLuriria a ddan an ddikikeemmbabanngkgkaan n ooleleh h papara ra ppsisikokololog g di di UnUniviveersrsititasas Nebraska (C]. Golden, Hammeke,
Nebraska (C]. Golden, Hammeke, && Purisch, 1980). Seperti Halstead-Purisch, 1980). Seperti
Halstead-Reitan, Luria Nebraska mengungkapkan pola defisit keterampilan yang Reitan, Luria Nebraska mengungkapkan pola defisit keterampilan yang dapat memberi petunjuk adanya lokasi tertentu dari kerusakan otak. dapat memberi petunjuk adanya lokasi tertentu dari kerusakan otak. Luria Nebraska lebih efisien dalam administrasinya dibanding Luria Nebraska lebih efisien dalam administrasinya dibanding Halstead-Re
Reititanan, , kakarerena na hahanynya a memenununtntut ut sesekikitatar r sesepepertrtigiga a wawaktktununya ya ununtutukk m
meenynyeelelesasaikikanan. . TTes es inini i mmenenililaai i beberbrbaagagai i mmaacacam m keketeterarammppililanan.. Me
Mengngukukur ur keketeterarampmpilailan n tataktktil, il, kikineneststetetik ik dadan n spspasasiaial; l; keketeterarampmpilailann motorik yang kompleks; keterampilan auditori; keterampilan menangkap motorik yang kompleks; keterampilan auditori; keterampilan menangkap dan
dan mengmengeksprekspresikaesikan n pembpembicaraaicaraan; n; keteketeramprampilan ilan memmembaca, baca, menumenulislis dan berhitung; dan fungsi inteligensi umum dan
dan berhitung; dan fungsi inteligensi umum dan memorimemori
Behavioral Assessment Behavioral Assessment
Model penilaian tradisional yaitu,
Model penilaian tradisional yaitu, pendekatan psikometrik (psychometric pendekatan psikometrik (psychometric approach),
approach), menyatakan bahwa tes psikologis mengungkapkan tanda-tandamenyatakan bahwa tes psikologis mengungkapkan tanda-tanda dari
dari trait trait atatau au didispspososisisi i yayang ng rerelalatitif f ststababil il yayang ng beberprpereran an bebesasar r dadalalamm me
menenentntukukan an peperirilalaku ku ororanang. g. PePendndekekatatan an pspsikikomometetririk k bebertrtujujuauan n ununtutukk meng
menggolongolongkan gkan oranorang g berdaberdasarkasarkan n tipe tipe keprkepribadiaibadian n menumenurutrut trait trait sepertiseperti kecemasan, introver-ekstraver, obsesif,
kecemasan, introver-ekstraver, obsesif, hostile,hostile, impulsif, dan agresif. Modelimpulsif, dan agresif. Model ini mengilhami pengembangan tes-tes berdasar
dan MMPI. dan MMPI. Sebu
Sebuah ah modemodel l alteralternatifnatif, , behabehavioravioral l assesassessmensment, t, mengmenggunagunakan kan hasilhasil tes sebagai sampel perilaku yang terjadi pada situasi spesifik dan bukan tes sebagai sampel perilaku yang terjadi pada situasi spesifik dan bukan seb
sebagaagai i tantanda-da-tantanda da dardari i tiptipe e ataatau u tratrait it kepkepribribadiadian an yanyang g memendandasarsarinyinya.a. Menurut pendekatan behavioral, perilaku terutama ditentukan oleh Menurut pendekatan behavioral, perilaku terutama ditentukan oleh faktor-fa
faktktor or sisitutuasasioionanal l atatau au lilingngkukungnganan, , sesepepertrti i pepengnguauatatan n dadan n sinsinyayal-sl-sininyayall stimulus (stimulus cues).
stimulus (stimulus cues).
Model behavioral telah mengilhami pengembangan teknik-teknik yang Model behavioral telah mengilhami pengembangan teknik-teknik yang ber
bertutujuajuan n untuntuk uk menmenelieliti ti perperilakilaku u indindividividu u dadalamlam setting setting semirsemirip ip mungmungkinkin dengan situasi nyata, sehingga memaksimalkan hubungan antara situasi tes dengan situasi nyata, sehingga memaksimalkan hubungan antara situasi tes dan kriteria nyata. Perilaku mungkin diamati dan diukur dalam
dan kriteria nyata. Perilaku mungkin diamati dan diukur dalam setting setting sepertiseperti rumah, sekolah, atau lingkungan kerja. Pemeriksa bisa juga mencoba untuk rumah, sekolah, atau lingkungan kerja. Pemeriksa bisa juga mencoba untuk memb
membuat uat simulsimulasi asi situasituasi si di di dalam klinik atau dalam klinik atau laborlaboratoriatorium um yang merupakyang merupakanan sit
situasuasi i yanyang g anaanaloglog (analogues)(analogues) dendengan gan proprobleblem m yanyang g dihdihadaadapi pi indindividividuu dalam kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari.
Self-Monitoring Self-Monitoring
Melatih klien untuk mencatat atau memonitor perilaku bermasalah di dalam Melatih klien untuk mencatat atau memonitor perilaku bermasalah di dalam keh
kehiduidupan pan mermereka eka sehsehariari-ha-hari ri adaadalah lah metmetode ode lailain n untuntuk uk menmenghughubunbungkagkann perilaku bermasalah dengan setting di mana perilaku itu terjadi (Cone, 1999; perilaku bermasalah dengan setting di mana perilaku itu terjadi (Cone, 1999; Kor
Korotiotirscrsch h & & NelNelsonson-Gr-Gray, ay, 1991999). 9). DalDalam am se/se/fmofmonitnitorioring, ng, kliklien en menmengamgambilbil tanggung jawab untuk menilai perilaku bermasalah tersebut di dalam setting tanggung jawab untuk menilai perilaku bermasalah tersebut di dalam setting alamiah di mana perilaku itu terjadi.
alamiah di mana perilaku itu terjadi. Self-m
Self-monitoonitoring ring memumemungkinngkinkan kan pengpengukuraukuran n secarsecara a langlangsung sung dari dari perilperilakuaku bermasalah pada saat dan di tempat di mana perilaku itu terjadi. Perilaku bermasalah pada saat dan di tempat di mana perilaku itu terjadi. Perilaku ya
yang ng dadapapat t dedengngan an mumudadah h didihihitutungng, , sesepepertrti i mememamasusukkkkan an mamakakananan,n, me
merorokokok, k, memengnggigigigit t kukukuku, , memenanarikrik-n-nararik ik rarambmbutut, , peperioriode de bebelalajajar, r, atatauau aktivitas sosial adalah sangat cocok untuk self-monitoring. Pada umumnya aktivitas sosial adalah sangat cocok untuk self-monitoring. Pada umumnya kl
klieien n sasangngat at memenynyadadarari i frfrekekueuensnsi i teterjrjadadininya ya peperirilalaku ku inini i dadan n kokontntekekss situasionalnya. Self-monitoring juga dapat menghasilkan pengukuran yang situasionalnya. Self-monitoring juga dapat menghasilkan pengukuran yang sangat akurat, sebab perilaku tersebut dicatat ketika hal itu terjadi, bukan sangat akurat, sebab perilaku tersebut dicatat ketika hal itu terjadi, bukan
hasil rekonstruksi dari
hasil rekonstruksi dari memonitoring.memonitoring.
Pengukuran AnaLog Pengukuran AnaLog
Pengukuran analog (Analog Measures) merupakan simulasi dari setting Pengukuran analog (Analog Measures) merupakan simulasi dari setting alamiah di mana perilaku berlangsung, tetapi dilaksanakan di laboratorium alamiah di mana perilaku berlangsung, tetapi dilaksanakan di laboratorium atau setting terkontrol. Latihan-latihan bermain peran adalah sarana analog atau setting terkontrol. Latihan-latihan bermain peran adalah sarana analog ya
yanng g umumuumm. . KlKlininisisi i titidadak k bbisisa a sesepapanjnjanang g hharari i mmeengngikikuuti ti klklieien n yayangng mem
mempunpunyai yai keskesuliulitan tan untuntuk uk menmengungungkagkapkapkan n ketketidaidakpukpuasaasannynnya a terterhadhadapap fi
figugur r ototororititasas. . SeSebabagagai i gagantntininyaya, , klklininisisi i mumungngkin kin bebertrtumumpu pu papada da lalatitihahann be
bermrmain ain peperaran, n, mimisasalnlnya ya mememimintnta a klklieien n memememeraranknkan an seseseseororanang g yayangng s
seeddaanng g mmeemmppeerr--ttaannyyaakkaan n nniillaai i yyaanng g kkuurraanng g aaddiill. . SSuuaattu u aaddeeggaann did
dideskeskripsripsikaikan n kepkepada ada kliklien, en, mismisalnalnya: ya: "An"Anda da teltelah ah bekbekerjerja a sansangat gat kerkerasas menulis makalah dan mendapat nilai yang sangat rendah, misalnya D atau F menulis makalah dan mendapat nilai yang sangat rendah, misalnya D atau F .. An
Anda da memendndekekatati i sasang ng dodosesen, n, yayang ng kekemumudidian an bebertrtananyaya, , 'A'Apapakakah h adadaa ma
masasalahlah?' ?' ApApa a yayang ng AnAnda da lalakukukakan n sesekakararangng?" ?" CaCara ra klklien ien memememeraranknkanan ade
adegan gan tertersebsebut ut mumungkngkin in menmengungungkagkapkapkan n defdefisit isit dadalam lam selself-ef-exprxpressessionion yang dapat dibicarakan dalam terapi atau
yang dapat dibicarakan dalam terapi atau pelatihan asertivitas.pelatihan asertivitas. Be
Behahaviviororal al ApApprproaoach ch TaTask sk (B(BATAT) ) (L(Lanang g & & LaLazozovikvik, , 19196363), ), adadalalah ah susuatatuu sarana analog populer yang dipakai sebagai pendekatan untuk orang yang sarana analog populer yang dipakai sebagai pendekatan untuk orang yang fo
fobibia a kekepapada da susuatatu u obobjejek k yayang ng diditatakukutiti, , sesepepertrti i seseekekor or ulularar. . PePeririlalakuku pendekatan dipecah ke dalam tingkatan-tingkatan respons, seperti melihat pendekatan dipecah ke dalam tingkatan-tingkatan respons, seperti melihat ke arah ular dari sekitar 20 kaki, menyentuh kotak penyimpanan ular, dan ke arah ular dari sekitar 20 kaki, menyentuh kotak penyimpanan ular, dan me
menynyenentutuh h ulular ar ititu. u. BABAT T memenynyedediaiakakan n pepengngukukururan an lalangngsusung ng dadari ri susuatatuu respons kepada suatu stimulus dalam suatu situasi yang terkontrol. Perilaku respons kepada suatu stimulus dalam suatu situasi yang terkontrol. Perilaku pendekatan subjek dapat dikuantifikasi dengan menetapkan suatu skor bagi pendekatan subjek dapat dikuantifikasi dengan menetapkan suatu skor bagi masing-masing tingkatan pendekatan.
masing-masing tingkatan pendekatan.
SkaLa Penilaian PeriLaku SkaLa Penilaian PeriLaku
Suatu skala penilaian perilaku (behavioral rating scale) adalah suatu daftar Suatu skala penilaian perilaku (behavioral rating scale) adalah suatu daftar che
checklcklist ist yanyang g menmenyedyediakiakan an infinformormasi asi tententantang g frefrekuekuensinsi, , intintensensitaitas, s, dandan re
inventori kepribadian self-report, di mana Item-item dalam skala penilaian inventori kepribadian self-report, di mana Item-item dalam skala penilaian pe
perilrilakaku u memeninilalai i peperirilaklaku u spspesesififik ik dadan n bubukakan n kakararaktktererisistitik-kk-kararakakteterisristitikk kepribadian, minat, atau sikap.
kepribadian, minat, atau sikap. Ska
Skala la penpenilailaian ian perperilakilaku u sersering ing kalkali i digdigunaunakan kan oleoleh h oraorang ng tua tua untuntukuk menilai perilaku bermasalah anak-anak. Child Behavior Problem Checklist menilai perilaku bermasalah anak-anak. Child Behavior Problem Checklist (CB
(CBCLCL) ) (A(Achchenenbabachch, , 19197878; ; AcAchehenbnbacach h & & EdEdelelbrbrocock, k, 19197979), ), mimisasalnylnya,a, mem
memintinta a oraorangtngtua ua untuntuk uk memenilnilai ai anaanak-ak-anak nak memerekreka a padpada a leblebih ih dardari i 100100 perilaku bermasalah yang spesifik.
perilaku bermasalah yang spesifik.
Assessment Kognitif Assessment Kognitif As
Assesessssmmeent nt kokogngnititif if mmeencncaakukup p pengpengukukuuraran n kokoggnnisisi-i-pipikkiriraan-n-ppikikiriraan,n, ke
keyayakinkinanan-k-keyeyakakininanan, , dadan n siksikap ap siksikapap. . TeTerarapipis s kokogngnititif if pepercrcayaya a babahwhwaa orang-orang yang mempunyai kognisi diri-self-defiating atau disfungsional, orang-orang yang mempunyai kognisi diri-self-defiating atau disfungsional, ber
berisikisiko o leblebih ih besbesar ar untuntuk uk menmengemgembanbangkagkan n proprobleblem m ememosiosionaonal, l, sepsepertertii de
deprpresesi i bibila la beberhrhadadapapan an dedengngan an pepengngaiaimaman n hihidudup p yayang ng memenenekakan n atatauau mengecewakan. Terapis kognitif membantu klien menggantikan pola berpikir mengecewakan. Terapis kognitif membantu klien menggantikan pola berpikir di
disfsfunungsgsioionanal l dedengngan an popola la beberprpikikir ir seselflf-e-enhnhanancicingng, , popola la beberprpikikir ir yayangng rasional.
rasional.
Pengukuran Fisiologis Pengukuran Fisiologis
Kita dapat juga belajar tentang perilaku abnormal dengan mempelajari Kita dapat juga belajar tentang perilaku abnormal dengan mempelajari re
respsponons s fifisisiolologogis is ororanang. g. KeKececemamasasan, n, mimisasalnlnyaya, , didiasasososiaiasiksikan an dedengnganan ba
bangngkikitntnya ya sasararaf f sisimpmpatatis is dadari ri sissistetem m sasararaf f ototononomom. . OrOranang-g-ororanang g yayangng cemas menunjukkan peningkatan tekanan darah dan degup jantung, yang cemas menunjukkan peningkatan tekanan darah dan degup jantung, yang dapat diukur secara langsung melalui denyut nadi dan alat ukur tekanan dapat diukur secara langsung melalui denyut nadi dan alat ukur tekanan darah. Orang-orang juga berkeringat lebih banyak ketika mereka cemas. Bila darah. Orang-orang juga berkeringat lebih banyak ketika mereka cemas. Bila kit
kita a berberkerkeringingat, at, kulkulit it kitkita a menmenjadjadi i basbasah, ah, memeninningkagkatkatkan n kemkemampampuanuannyanya u
unnttuuk k mmeennimimbbuullkkaan n lliissttrrikik. . KKeerrininggaat t ddaappaat t ddiuiukkuur r mmeelalalluui i rreessppoonnss ele
elektrktrodeodermarmal l ataatau u galgalvanvanic ic skiskin n resresponponse se (GS(GSR). R). (Ga(Galvalvanic nic berberasaasal l dardarii nama dokter dan ahli fisika Italia, Luigi Galvani, seorang pelopor di dalam nama dokter dan ahli fisika Italia, Luigi Galvani, seorang pelopor di dalam riset tentang listrik.) Hasil pengukuran GSR menilai j