Dosen:
Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT.
Dr. Ir. Yosaphat Sumantri, MT.
Ir. Sunindyo, MT.
Ratna Widiyaningsih, ST, MSc.
Endah Widiyaningsih, ST, MT.
Deskripsi Mata Kuliah
Memahami konsep teknik reservoir, meliputi: - wadah,
- isi dan kondisi,
- jenis mekanisme pendorong yang menggerakkan sistem fluida di dalam reservoir,
- kandungan hidrokarbon mula-mula, - cadangan (reserves),
- ultimate recovery, - recovery factor,
- kesetimbangan materi di dalam reservoir, dan
Kompetensi Mata Kuliah:
1. Mampu menjelaskan reservoir hidrokarbon yang terdiri dari komponen: wadah, isi dan kondisi.
2. Memahami dan mendeskripsikan jenis mekanisme pendorong reservoir.
3. Mampu melakukan perhitungan kandungan mula-mula dan perkiraan cadangan hidrokarbon secara volumetris, baik untuk reservoir yang homogen maupun heterogen.
4. Mampu mengklasifikasikan dan memperkirakan cadangan hidrokarbon.
5. Mampu memahami konsep kesetimbangan materi dari sistem eksploitasi reservoir hidrokarbon.
6. Mampu melakukan perhitungan perkiraan kandungan hidrokarbon mula-mula berdasarkan konsep kesetimbangan materi (material
balance).
7. Mampu melakukan penyederhanaan bentuk persamaan kesetimbangan materi dalam bentuk linier.
8. Mampu melakukan perhitungan perkiraan cadangan sisa reservoir hidrokarbon berdasarkan data penurunan produksi (decline curve).
Literatur Wajib:
1. Craft , B.C. dan Hawkins, M.F., “Applied Petroleum Reservoir Engineering”, Second Ed., Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1991.
2. Dake L.P.,“Fundamentals of Reservoir Engineering”, Development in Petroleum Science 8, Elsevier Scientific
Publishing Company, Amsterdam – Oxford - New York, 1978.
3. Ahmed Tarek, “Reservoir Engineering Handbook”, 2nd Ed., Gulf Publishing
Company, Boston, London, Auckland, Johannesbourg, Melbourne, New Delhi, 2001.
1. Clark Norman J., ”Element of Petroleum Reservoir”, Henry L. Doherty Service, Revised Edition, AIME Inc, Dallas.
2. Cole , F.W., “Reservoir Engineering Manual”, Gulf Publishing Company, Houston Texas, 1961.
3. Ahmed Tarek dan Mc Kinney, P.D.,”Advanced Reservoir Engineering”, Gulf Professional Publishing, Burlington, Linacre House, 2005.
4. Satter A., Ph.D dan Thakur G.C., Ph.D, “Integrated Petroleum Resevoir Management: A Team Approach”, PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1994.
PENILAIAN
1 Kehadiran 10 %
2 Keaktifan di kelas 10 %
3 Tugas/Presentasi 20 %
4 Ujian Tengah Semester 30 %
5 Ujian Akhir Semester 30 %
Aturan Perkuliahan
Keterlambatan datang dikelas:
•Toleransi 10 menit
Sikap dan Etika di kelas:
•Sopan
•Berpakaian rapi
•No food and drink
•Tidak merokok
•Shoes on feet
•No sleepy face
Strongly Recommended:
1.Sebelum dan sesudah mengikuti
kuliah/presentasi:
• Membaca modul, textbooks, catatan
sendiri (jika ada)
• Mengerjakan PR dan tugas sendiri (salah
benar bukan kriteria, tapi yang penting
understanding)
• Diskusi dengan classmates
• Bertanya kepada dosen/asisten.
2.
Saat mengikuti kuliah/presentasi:
• Mencatat seperlunya (TIDAK MENYALIN)
• Bertanya.
PEMBAGIAN TUGAS
• Kelas dibagi ke dalam 6 kelompok
• Masing-masing kelompok bertugas mempelajari dan mempresentasikan 1 pokok bahasan (akan diundi).
• Anggota kelompok lain bertugas bertanya pada saat suatu kelompok presentasi.
• Bagi anggota kelompok penyaji, penilaian di dasarkan atas kualitas presentasi dan jawaban terhadap pertanyaan dari kelompok lain.
• Masing-masing anggota kelompok penyaji harus melakukan
presentasi dengan sebaik-baiknya (pembagian materi presentasi didasarkan kesepakatan kelompok ybs.).
• Bagi anggota kelompok bukan-penyaji, penilaian di dasarkan atas keaktifan dan kualitas pertanyaan yang diajukan.
• Bahan presentasi didasarkan pada modul kuliah dan bisa ditambah dari sumber lain yang relevan.
TABEL BAHAN KAJIAN sd. UTS
• Kelompok-1: : Wadah, isi dan kondisi reservoir dan jenis reservoir berdasarkan perangkapnya.
• Kelompok-2: Jenis eservoir berdasarkan fasa fluida dan mekanisme pendorongnya.
• Kelompok-3: Review sifat-sifat fisik batuan reservoir.
• Kelompok-4: Review sifat-sifat fisik fluida reservoir.
• Kelompok-5: Klasifikasi cadangan hidrokarbon.
DEFINISI RESERVOIR
Reservoir adalah batuan yang
porous
dan
permeable
yang menjadi tempat terakumulasinya fluida
hidrokarbon (minyak dan/atau gas) di bawah
permukaan tanah, yang memiliki suatu sistem tekanan
yang tunggal.
porous (berpori)
berkaitan dgn
storativity
permeable (lolos air) berkaitan dgn
productivity
Wadah: Batuan Reservoir
Lapisan tudung (cap rock) Perangkap (trap)
KOMPONEN
RESERVOIR Isi: (hidrokarbon, air formasi)Fluida Reservoir
Kondisi: P dan T
GENERATION, MIGRATION, AND TRAPPING OF HYDROCARBONS Reservoir rock Seal Migration route HC-water contact (HCWC) Hydrocarbon accumulation in the reservoir rock Top of maturity Source rock Fault (impermeable)
Seal
A. Wadah (Batuan Reservoir)
• Batupasir:
- Orthoquartzite
- Graywacke
- Arkose
(ketiga macam batupasir tersebut mempunyai komposisi
kimia yang berbeda-beda sesuai dengan sumber dan proses
sedimentasinya).
• Batuan Karbonat
• Shale
Sifat Fisik Batuan Reservoir
Porositas Kompresibilitas Permeabilitas absolut Saturasi fluida Wetabilitas Tekanan Kapiler Permeabilitas Efektif dan Relatif Sifat Kelistrikan
B. Isi (Minyak, Gas, dan Air Formasi)
Sifat fisik minyak:- Densitas minyak - Viskositas minyak
- Kelarutas gas dalam minyak - Faktor volume formasi minyak - Koefisien kompresibilitas minyak. Sifat fisik gas:
- Densitas gas - Viskositas gas
- Faktor kompresibilitas gas - Faktor volume formasi gas - Koefisien Kompresibilitas gas. Sifat fisik air formasi:
- Densitas air formasi - Viskositas air formasi
- Kelarutan gas dalam air formasi - Faktor volume formasi air
C. Kondisi Reservoir
• Kondisi reservoir meliputi tekanan reservoir dan temperatur reservoir. • Kondisi reservoir sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan maupun
fluida reservoir (minyak, gas dan air formasi).
• Kondisi reservoir berhubungan dengan kedalamaan reservoir. Reservoir yang kedalamannya berbeda, tekanan dan temperaturnya juga berbeda .
C.1. Tekanan Reservoir
• Tekanan reservoir adalah tekanan fluida yang ada di dalam pori-pori batuan reservoir.
• Tekanan reservoir menyebabkan terjadinya aliran fluida di dalam
reservoir ke dalam lubang sumur yang mempunyai tekanan relatif lebih rendah.
• Tekanan reservoir akan berkurang (turun) sejalan dengan lama waktu produksi (banyaknya fluida reservoir yang terproduksi).
Tekanan yang bekerja di dalam reservoir pada dasarnya
disebabkan oleh :
1. Ekspansi gas (tudung gas) pada gas cap drive reservoir, tenaga ini disebut dengan body force. Karena pengaruh gravitasi akibat
perbedaan densitas antara minyak dan gas maka gas yang terpisah dari minyak akan terakumulasi pada puncak reservoir menjadi tudung gas. Pengembangan tudung gas ini dapat mendorong minyak mengalir kedalam sumur produksi.
2. Pendesakan oleh air formasi yang diakibatkan adanya tekanan hidrostatik dan/atau beban formasi di atasnya (overburden). 3. Pengembangan gas yang semula terlarut di dalam minyak pada
reservoir solution gas drive. Perbedaannya dengan reservoir gas cap drive adalah bahwa gas yang terjadi (terbebaskan dari minyak) tidak terperangkap di dalam pori-pori batuan tetapi mengalir bersama minyak ke dalam sumur produksi.
4. Tekanan akibat adanya gaya kapiler yang besarnya dipengaruhi oleh tegangan permukaan dan sifat kebasahan batuan.
Pc or h ei g h t 0,20 1,00 Zona Transisi Zona Non-Wetting
Free Water Level h = Pc / ∆f .g P90
P50
C.2. Temperatur Reservoir
• Keadaan batuan kulit bumi, makin kedalam temperaturnya
makin tinggi. Dengan anggapan ini, maka temperatur
batuan formasi atau reservoir akan bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.
• T
d= T
a+ G
tD
dimana :
T
d: Temperatur formasi pada kedalaman D ft,
oF
T
a: Temperatur permukaan rata-rata,
oF
G
t: Gradien temperatur,
oF/100 ft
D : Kedalaman, ratusan ft.
Dasar-Dasar
Klasifikasi Reservoir
Dasar
Jenis-jenis Reservoir
Komposisi Batuan
Sandstone (batupasir), carbonate, shaly sand, fractured shaleSementasi Butiran
Friable, unconsolidated, consolidatedSistem Porositas
Single porosity, dual porosityJenis Perangkap
Struktur, stratigrafi, kombinasiSistem Hidrokarbon
Heavy oil, light oil, condensate, wet gas, dry gasMekanisme Pendorong
Gas cap, solution gas, water aquifer, gravity drainageJENIS-JENIS RESERVOIR
1. Berdasarkan Perangkap
2. Berdasarkan Fasa Fluida Reservoir 3. Berdasarkan Mekanisme Pendorong
1. Berdasarkan Perangkap
25
a. Perangkap Struktur
b. Perangkap Stratigrafi
a. Perangkap Struktur
Perangkap yang terbentuk akibat adanya gejala-gejala tektonik
atau struktur, seperti perlipatan dan patahan.
b. Perangkap Stratigrafi
Terbentuk karena perubahan lithologi batuan, seperti batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi batuan lain, atau batuan yang karakteristik reservoirnya menghilang sehingga menjadi penghalang
Perangkap Stratigrafi
c. Perangkap Kombinasi
Perangkap yang terbentuk karena kombinasi antara perangkap
struktur dan perangkap stratigrafi.
Interseksi suatu
patahan dengan
suatu bagian ujung
pengendapan porous
dan permeabel
Perangkap Kombinasi
Perlipatan suatu
bagian reservoir dan
pembajian
2. Berdasarkan Fasa Fluida
• Reservoir Minyak
• Reservoir Gas Kondensat • Reservoir Gas
Diagram Fasa Suatu Fluida Reservoir
(Craft dan Hawkins, “Applied Petroleum Reservoir Engineering”, 1991)
Diagram Fasa Suatu Fluida Reservoir
(Craft dan Hawkins, “Applied Petroleum Reservoir Engineering”, 1991)
A. Reservoir Minyak
• Reservoir Minyak Tak-Jenuh (Under -saturated) Tekanan reservoir > tekanan gelembung.
Fluida reservoir hanya terdiri dari satu fasa yaitu fasa cair, karena seluruh fasa gas terlarut dalam fasa minyak.
35
Reservoir Minyak Jenuh (Saturated)
P dan T terletak di dalam daerah dua fasa.
Tekanan reservoir ≤ tekanan jenuh (Pb).
Ada dua fasa fluida di reservoir, dimana zona cair
(minyak) yang berada di bawah zona gas (tudung
gas atau gas cap).
Under-saturated dan Saturated Reservoir
(Ahmed, T., “Hydrocarbon Phase Behavior”, 1989)
B. Reservoir Gas Kondensat
Temperatur reservoir terletak antara temperatur kritis dan krikondenterm.
Tekanan reservoir terletak di atas tekanan upper dew point (titik embun atas).
Saat tek. reservoir turun mencapai tek. upper dew point (titik 2) maka sebagian gas mulai mencair, dan cairan mencapai maksimum saat tek. reservoir turun mencapai batas bawah daerah retrograd (titik 3).
Penurunan tekanan lebih lanjut (titik 4) tidak akan menambah cairan tetapi sebaliknya justru menyebabkan penguapan kembali dari cairan yang telah terbentuk (peristiwa retrograde).
Reservoir Gas Kondensat
(Ahmed, T., “Hydrocarbon Phase Behavior”, 1989)
C. Reservoir Gas
•
Reservoir Gas Basah
Mengandung fraksi berat yang lebih banyak daripada gas kering.
Fluida hidrokarbon di dalam reservoir berupa gas secara keseluruhan, akan tetapi dalam proses produksinya sebagian gas berubah menjadi cairan (kondensat) pada kondisi permukaan.
40
Reservoir Gas Kering
Kandungan utamanya adalah fraksi ringan seperti
methana dan ethana.
Kondisi reservoir maupun separator untuk reservoir
ini terletak di luar daerah dua fasa (daerah gas),
Reservoir Gas Basah
(Ahmed, T., “Hydrocarbon Phase Behavior”, 1989)
41
Reservoir Gas Kering
3. Berdasarkan Tenaga
Pendorong
• Tenaga pendorong reservoir adalah tenaga alamiah
yang dapat menggerakkan minyak di dalam reservoir
menuju ke dalam sumur.
• Dapat berupa:
1. Rock and Liquid Expansion,
2. Depletion (Solution Gas) Drive,
3. Gas Cap Drive,
4. Water Drive,
5. Segregation (Gravity Drainage) Drive,
6. Combination Drive.
1. Rock and Liquid Expansion
Drive Reservoir
• Pada tekanan (res. maupun dasar sumur) di atas bubble-point, hanya
ada minyak, air-konat (interstitial), dan batuan reservoir di dalam
reservoir.
• Sejalan dengan penurunan tek. reservoir akibat produksi minyak
maka batuan, air konat, dan minyak memuai sesuai dengan
kompresibilitas masing-masing. Akibatnya, volume pori batuan
reservoir mengecil dan volume fluida bertambah sehingga air dan
minyak terdorong keluar dari pori-pori batuan menuju ke lubang
sumur.
• Karena kompresibilitas batuan, air konat, dan minyak relatif kecil
maka mekanisme dorong ini termasuk mekanisme pendorong yang
paling tidak efisien dan hanya menghasilkan produksi minyak yang
relatif sedikit.
• Tenaga dorong ini dicirikan oleh tekanan reservoir yang cepat turun
dan gas oil ratio (GOR) yang konstan.
2. Depletion (Solution Gas)
Drive Reservoir
•
Tenaga pendorong solution gas (depletion gas) drive,
berasal dari pengembangan gas yang terbebaskan dari
minyak sebagai akibat penurunan tekanan selama
proses produksi.
•
Gas yang terbebaskan dari minyak membentuk
gelembung-gelembung gas, dan bersama minyak
membentuk aliran dua fasa menuju sumur.
•
Reservoir depletion gas drive dapat memproduksikan
minyak karena pengembangan gas, jika gas yang
terbebaskan dari cairan tidak membentuk gas cap.
Ciri-ciri DepletionDrive Reservoir
45
P > Pb
P ≤ Pb
Kondisi awal adalah reservoir tak-jenuh
Tek. reservoir dipertahankan oleh keluarnya
gas dari cairan
Tek. reservoir turun cepat dan kontinyu Producing GOR konstan pada P > Pb, kmd.
naik ke suatu harga maksimum, selanjutnya turun dengan cepat
Perlu cara prod. artificial lift lebih awal Recovery factor antara 5-30%
3. Gas Cap Drive Reservoir
•
Apabila tekanan reservoir berada di bawah tekanan
gelembung (tek. saturasi) minyak, maka fraksi ringan
akan terbebaskan dari minyak dan membentuk fasa gas
yang kemudian terakumulasi di bagian atas zona
minyak membentuk tudung gas (gas cap).
•
Bila terjadi penurunan tekanan akibat
diproduksikannya minyak, maka gas cap yang memiliki
kompresibilitas tinggi akan mengembang dan menekan
zona minyak di bawahnya.
Ciri-ciri Gas Cap Drive Reservoir
P < Pb
Tek. reservoir turun perlahan dan
kontinyu
Producing GOR meningkat secara
kontinyu di sumur-sumur pada struktur atas (akibat coning)
Sumur-sumur bisa berproduksi secara
natural flow dalam waktu lama bila
volume gas cap besar
4. Water Drive Reservoir
•
Bila suatu reservoir berhubungan dengan aquifer yang
besar, maka selama proses produksi berlangsung, air
akan masuk ke dalam reservoir mendesak minyak dan
mengisi pori-pori batuan yang telah ditinggalkan oleh
minyak yang terproduksi.
•
Proses ini terjadi akibat pengembangan volume air di
dalam aquiver dan penyusutan pori-pori batuan yang
disebabkan oleh penurunan tekanan reservoir.
•
Masuknya air ke dalam zona minyak menyerupai
proses pendorongan, dimana air berfungsi sebagai
fluida pendorong dan minyak sebagai fluida yang
didorong.
•
Mekanisme ini merupakan mekanisme pendorong yang
paling efisien.
Ciri-ciri Water Drive Reservoir
P > Pb
Tekanan reservoir tetap tinggi Producing GOR tetap rendah Produksi air ada sejak awal dan
semakin lama semakin tinggi
Sumur-sumur berproduksi secara
sembur alam sampai produksi air menjadi berlebihan
5. Segregation (Gravity) Drive
Reservoir
P ≤ Pb
Reservoir dengan kemiringan (dip) tinggi Permeabilitas batuan tinggi dalam arah dip
(kemiringan lapisan)
Gas cenderung migrasi ke updip, minyak
migrasi ke downdip ke arah sumur, sehingga energi gas terperangkap secara alamiah
Recovery factor tinggi, mirip water drive
6. Combination Drive Reservoir
•
Pada suatu reservoir
umumnya dijumpai dua
atau lebih mekanisme
pendorong yang bekerja
bersama-sama, dalam
keadaan tersebut
reservoirnya disebut
dengan combination
Ciri-ciri Combination Drive
Reservoir
•
Penurunan tekanan
relatif cukup cepat secara
teratur
•
Laju pengurasan naik
secara perlahan
•
Apabila terdapat gas cap,
maka pada sumur-sumur
yang terletak di bagian
atas reservoir akan
menghasilkan GOR yang
cukup besar.
•
Faktor perolehan lebih besar dibanding dengan
solution gas drive tetapi lebih kecil jika dibandingkan
TUGAS:
55
REVIEW
Sifat-Sifat Fisik
Batuan Reservoir:
1. Porositas 2. Kompresibilitas 3. Saturasi Fluida 4. Wetabilitas 5. Tekanan Kapiler 6. Permeabilitas57
Porositas adalah perbandingan antara volume
ruang pori terhadap volume bulk batuan.
Vb
Vp
Vb
Vs
Vb
Vb : vol. bulk batuan.
Vs : vol. padatan (grain).
Vp : vol. ruang pori.
1. Porositas Batuan
•
Porositas menentukan volume fluida yang bisa
terkandung di dalam batuan (storage capacity).
58
• Porositas Absolut:
Perbandingan antara volume pori total (saling berhub. maupun
tidak) thd. volume bulk batuan.
• Porositas Efektif:
Perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan
terhadap volume bulk batuan.
A. Berdasarkan hubungan antar porinya:
B. Berdasarkan waktu terjadinya:
Porositas Primer:
Terbentuk bersamaan proses pengendapan.
Porositas Sekunder:
Terbentuk setelah proses pengendapan sebagai hasil dari proses
pelarutan, kekar, dolomitisasi, dsb.
59
1. Tipe kemasan (packing).
2. Bentuk butiran (roundness atau angularity).
3. Pemilahan butir (sorting).
4. Kompaksi.
5. Faktor sementasi.
60
Cubic
V
b= (2r)
3= 8r
3V
s= (4/3)
p
r
3Porosity = 47,6%
Rhombohedral
Porosity = 25,96%
61
• Tipikal porositas beberapa batuan sedimen:
- Soil: 55%
- Gravel & pasir: 20-50%
- Lempung (clay): 50-70%
- Batupasir: 5-30%
- Batu gamping (limestone): 10-30%
- Batubeku yang rekah-rekah: 10-40%
• Klasifikasi harga porositas batuan reservoir:
- insignificant : 0% - 5%
- poor
: 5% - 10%
- fair
: 10% - 15%
- good
: 15% - 20%
62
Pada keadaan statis, gaya (beban) overburden harus diimbangi oleh gaya ke atas dari matriks batuan dan fluida di dalam pori-pori.
2. Jadi:
4.
1.
Ketika fluida diproduksikan dari reservoir, maka tekanan fluida (P) turun sementara tekanan overburden konstan, dan:
(a) gaya terhadap matriks naik ( “net compaction pressure”, Pr=Po-P) (b) bulk volume mengecil (turun), dan
(c) volume pori mengecil (turun).
3. Gradien tekanan normal:
dpo/dZ = 1.0 psi/ft dan dp/dZ = 0.465 psi/ft
Fo Fr Ff Fo = Fr + Ff dan Po = Pr + P
2. Kopresibilitas Batuan
r b b p b b bC
C
C
C
dP
dV
V
C
1
* 63
dP
dV
V
C
r r r1
1
*dP
dV
V
C
p p pCr : kompressibilitas matriks batuan, tekanan-1
(biasanya Cr 0)
Cp: kompressibilitas pori, tekanan-1
Cb: kompressibilitas bulk, tekanan-1 Vr : volume padatan (matriks)
Vp: volume pori
Vb: volume bulk batuan
P : tekanan hidrostatik fluida (pori) P* : tekanan luar (overburden)
• Kompresibilitas pori (C
p) sering disebut juga sebagai
kompresibilitas formasi (C
f) (Tiab, 2004).
• Hall (1953) meneliti hubungan kompresibilitas formasi
dengan porositas dan mendapatkan:
64
C
f: kompresibilitas formasi (pori), psi
-1
: porositas, fraksi.
415 . 0 6x
10
87
.
1
fC
f w w g g o o t
C
S
C
S
C
S
C
C
65 Kompresibilitas total formasi dan fluida didefinisikan sebagai:
Bila kompresibilitas total formasi diabaikan, maka OOIP (metoda Material Balance) bisa 30% sd. 100% lebih besar dari harga sebenarnya (Hall, 1953).
Ct: Kompressibilitas total formasi, tekanan-1
Co: Kompressibilitas minyak, tekanan-1
Cg: Kompressibilitas gas, tekanan-1
Cw: Kompresibilitas air, tekanan-1
Cf : Kompresibilitas formasi, tekanan-1
So : Saturasi minyak, fraksi
Sg : Saturasi gas, fraksi
66
3. Saturasi Fluida
volume pori yang diisi oleh minyak So =
volume pori yang saling berhubungan volume pori yang diisi oleh air Sw =
volume pori yang saling berhubungan volume pori yang diisi oleh gas Sg =
volume pori yang saling berhubungan
Perbandingan antara volume pori batuan yang
ditempati oleh fluida dengan volume pori efektif
(saling berhubungan) batuan.
67
Hal-Hal Penting Mengenai Saturasi:
•
Sg + So + Sw = 1
•
So
Vb + Sg
Vb =
(1 – Sw
)
Vb
68
4. Wetabilitas (Wettability)
• Bila gaya “kohesi” antar molekul-molekul suatu fluida lebih
kecil daripada gaya “adhesi” antara molekul fluida dengan
permukaan padatan, maka dikatakan fluida tersebut
bersifat “membasahi” padatan.
• Air membasahi permukaan kaca.
• Air-raksa (
mercury
) tidak membasahi permukaan kaca.
• Wetabilitas atau tingkat kebasahan adalah kemampuan
fluida untuk membasahi padatan.
• Wetabilitas suatu fluida dinyatakan dengan sudut kontak
(
contact-angle
=
q
).
•
q
< 90
oberarti fluida membasahi padatan (batuan),
q
> 90
oberarti fluida tidak membasahi padatan.
• Faktor yang mempengaruhi:
• komposisi kimia fluida,
• komposisi kimia (mineral) padatan, dan • temperatur.
5. Tekanan Kapiler
• Tekanan kapiler didefinisikan sebagai perbedaan
tekanan antara permukaan dua fluida yang tidak
saling-campur (immiscible) sebagai akibat terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
• Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida “non-wetting phase” dengan
fluida “wetting phase”, atau :
P
c=
Pnw- P
w• Tekanan kapiler dalam pipa kapiler tergantung pada jari-jari pipa dan jenis fluida yang ada.
• Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan sebagai berikut:
dimana :
Pc = tekanan kapiler
= tegangan antar-muka antara dua fluida
q
= sudut kontak fluida pembasah
r = jari-jari pipa kapiler
= perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kenaikan fluida pembasah dalam pipa kapiler.
71P
r
g h
c
2. .cos
. .
q
Untuk sistem butiran yang teratur dan
seragam, “Plateau” mengemukakan pers. tekanan kapiler sbb.:
R1 dan R2 = jari-jari prinsipal lengkungan bidang antar-muka dari sistem fluida dalam pori-pori batuan. Rm = jari-jari rata-rata (mean)
wnw = tegangan antar-muka fluida
Sw Pc or h ei g h t 0,20 1,00 Zona Transisi Zona Non-Wetting
Free Water Level h = Pc / ∆f .g P90
P50
Kurva Tekanan Kapiler dan Ketinggian vs Sw
6. Permeabilitas
•
Kemampuan suatu batuan (media berpori) untuk
meloloskan fluida yang ada di dalam pori-porinya.
• Permeabilitas absolut; bila fluida yang mengisi ruang pori
dan mengalir di dalam media berpori hanya satu fasa.
• Permeabilitas efektif; bila fluida yang mengisi ruang pori
lebih dari satu fasa.
• Permeabilitas relatif; perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas dasar (base permeability).
Base permeability bisa berupa k absolut atau k
nwpada saat
h1-h2
h1
h2 (Panjang kolom pasir) L
q
A
q A
•Aliran Laminer Steady State •Q = KA (h1-h2)/L
•K = konstanta proporsionalitas •h1>h2 untuk aliran downward
• Konstanta Darcy “K” kemudian diketahui merupakan
kombinasi dari:
k (permeabilitas media pori), dan (viscositas cairan).K = (k/
)
• Untuk aliran linier horizontal, pers. Darcy menjadi:
atau
L
P
P
kA
Q
1 2
L
ΔP
kA
Q
Q
= laju alir (cc/detik)
P
= tekanan (atm),
A
= luas penampang media pori (cm
2),
L
= panjang media pori (cm)
= viskositas fluida (centipoise),
Faktor yang menentukan permeabilitas
absolut :
Porositas
Bentuk dan ukuran pori-pori
• Bila di dalam media berpori terdapat lebih dari satu fluida
(misal: minyak dan air, atau gas dan air, atau minyak, gas, dan
air) maka pers. Darcy perlu di-generalisir dengan memasukkan
konsep “permeabilitas efektif”.
• Permeabilitas efektif adalah tingkat kemampuan media berpori
untuk mengalirkan suatu fasa fluida bila di dalam media
berpori terdapat lebih dari satu fluida.
• Anggapan dalam konsep permeabilitas efektif adalah
masing-masing fluida tidak saling-campur (immiscible), sehingga pers.
Darcy dapat diberlakukan kepada masing-masing fluida.
• Oil: • Water: • Gas:
L
P
A
k
q
o o o o
L
P
A
k
q
w w w w
L
P
A
k
q
g g g g
Pers. Aliran steady state, 1-D, linier horizontal (satuan Darcy):
qn = laju alir volumetrik untuk fasa, n
A = luas penampang aliran
Pn = penurunan tekanan alir untuk fasa-n
n = viscositas fluida untuk fasa-n
L = panjang aliran.
0.40
0 0.20
0.40
0 0.20 0.60 0.80 1.00
Water Saturation (fraction)
Re lativ e Perm eabil ity (f racti on) 1.00 0.60 0.80 Water krw @ Sor Oil Two-Phase Flow Region
kro @ Swirr • Sifat kebasahan batuan dan
arah perubahan saturasi perlu dipertimbangkan
• Drainage (pengurangan
saturasi fluida pembasah)
• Imbibition (penambahan
saturasi fluida pembasah).
• Harga permeabilitas dasar
(base) yang digunakan untuk menormalisasi kurva
permeabilitas relatif ini adalah
kro @ Swirr
• Bila Sw naik, kro turun dan krw naik sampai mencapai saturasi minyak residual
Modified from NExT, 1999
•Saturasi fluida
•Geometri pori-pori dan distribusi ukuran pori-pori
•Sifat kebasahan (wettability)
0.4 0 0.2 40 0 20 60 80 100 Water Saturation (% PV) Relat iv e Permeab ilit y, Fract io n 1.0 0.6 0.8 Water Oil
Strongly Water-Wet Rock
Relativ e Per meability , Fractio n 0.4 0 0.2 40 0 20 60 80 100 Water Saturation (% PV) 1.0 0.6 0.8 Water Oil
Strongly Oil-Wet Rock
• Air mengalir secara lebih bebas • Saturasi minyak residual tinggi
• Untuk sistem 2-fasa minyak-air
• Bila batuan basah-air (
water wet
):
• Saturasi air irreducible, 0 Swirr0.25• Perpotongan kurva pada Sw> 0.5
• Harga krwpada Sorbiasanya 0.3
• Bila batuan basah-minyak (
oil wet
):
• Saturasi air irreducible, 0.1 Swirr 0.15• Perpotongan kurva pada Sw< 0.5
YS 15/9/08
•
Fluida hidrokarbon yang dimaksud adalah minyak dan gas bumi.
•Gas dan minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang
memiliki struktur dan berat molekul yang bervariasi.
• Apabila campuran tersebut terdiri dari molekul-molekul ringan,
maka pada temperatur dan tekanan permukaan akan berbentuk gas, dan dikenal sebagai “gas alam” (natural gas) atau “gas bumi”.
• Apabila campuran tersebut terdiri dari molekul-molekul berat, maka
pada temperatur dan tekanan normal akan akan berbentuk cairan, dan dikenal sebagai ”minyak mentah” (crude oil) atau “minyak bumi”.
• Sifat-sifat fisik fluida hidrokarbon yg diperlukan dalam perhitungan
reservoir antara lain: faktor Z gas, kompresibilitas (C) gas dan
minyak, kelarutan gas dalam cairan (Rs), faktor volume formasi (FVF) gas dan minyak, dan faktor volume formasi total.
Komponen Penyususun Gas dari Sumur Gas (Non-asociated Gas) Komponen % mol Hidrokarbon: Methane Ethane Prophane Butane Pentane Hexane Heptane Non Hidrokarbon: Nitrogen Carbon dioxide Hidrogen Sulfide Helium 50 – 92 % 5 – 15 % 2 – 14 % 1 – 10 % trace – 5 % trace – 2 % s/d – 1.5% trace – 10 % trace – 4 % trace – 6 % tidak ada YS 15/9/08 Komponen % mol Hidrokarbon: Methane Ethane Prophane Butane Pentane Hexane Heptane Non Hidrokarbon: Nitrogen Carbon dioxide Hidrogen sulfide Helium 70 – 98 % 1 – 10 % trace – 5 % trace – 2 % trace – 1 % trace – 0.5 % kecil (biasanya tidak ada) Trace – 15 % Trace – 1 % Kadang-kadang s/d 5 %
Komponen Penyusun Gas dari Sumur Minyak
Komponen Pembentuk Crude Oil
Elemen (Unsur)
% Berat
Carbon
Hidrogen
Sulfur
Nitrogen
Oksigen
84 – 87
11 – 14
0,06 – 2,0
0,1 – 2,0
0,1 – 2,0
YS 15/9/08YS 15/9/08
YS 15/9/08
Persamaan gas nyata:
PV = Z m RT/M atau PV = Z n RT Harga faktor Z dapat ditentukan dengan:
• Korelasi Standing dan Katz,
• Pers. keadaan (EOS), misal: Pers. Soave-Redlich-Kwong (SRK) Penentuan harga Z gas alam dengan korelasi Standing dan Katz dan persamaan keadaan (EOS) memerlukan harga tekanan tereduksi
semu (Ppr) dan temperatur tereduksi semu (Tpr). Tekanan tereduksi: Ppr=P/Ppc
Temperatur tereduksi: Tpr=T/Tpc
dimana: Ppc = yi Pci Tpc = yi Tci
yi = fraksi mol komponen (gas murni) ke-i didalam sistem,
Pci= tekanan kritis komponen ke-i (dari tabel),
Tci = temperatur kritis komponen ke-i.(dari tabel).
Tabel 5.1 Konstanta Fisik Beberapa Senyawa HK dan Impurities
Tabel 5.1a
Generalized Physycal Properties of C
6to C
45Tabel 5.1a
Generalized Physycal Properties of C
6to C
45 (lanjutan)YS 15/9/08
Ppc dan Tpc campuran gas hidrokarbon (di permukaan) dapat juga ditentukan dengan grafik (Gambar 4.1) atau persamaan
Standing:
Tc = 168 + 325 (gg) - 12,5 (gg)2
Pc = 677 + 15 (gg) - 37,5 (gg)2
dimana: gg adalah specific gravity gas atau campuran gas.
Gb. 4.1
Pseudo-critical properties of natural gases.
YS 15/9/08
Harga Ppr dan Tpr ditentukan, kemudian harga faktor Z campuran gas ditentukan dengan menggunakan grafik Gambar 4.2, Gambar
4.3, atau Gambar 4.4 (sesuai dengan tinggi rendahnya harga Ppr). Bila gas alam mengandung impurities, seperti CO2, H2S, N2, maka penentuan faktor Z perlu dikoreksi dengan berbagai cara, al:
a. Cara Eilerts, Sage, dan Lacey (CO2, H2S, dan N2) b. Koreksi Cara Wichert dan Aziz (CO2 dan H2S)
c. Cara Carr, Kobayashi dan Burrows (CO2, H2S, dan N2) Faktor Koreksi Terhadap Pc dan Tc Untuk Setiap 1 % mol Impuritis
(Carr, Kobayashi dan Burrows)
Impurities Koreksi Tc, oR Koreksi Pc, psia
CO2 - 0,8 + 4,4
H2S + 1,3 + 6,0
N2 - 2,5 - 1,7
YS 15/9/08 Gb. 4.3 Grafik faktor Z untuk harga Ppr ≤ 1,5 Gb. 4.2 Grafik faktor Z untuk harga Ppr ≤ 0,07
YS 15/9/08
Gb. 4.4 Grafik faktor Z untuk harga Ppr > 1,5
YS 1/12/08
98
Contoh soal:
Diketahui: gas dengan komposisi sebagai berikut: Komponen Fraksi,Mol CH4 0,60 C2H6 0,05 CO2 0,10 H2S 0,20 N2 0,05 Ditanyakan :
a) Harga faktor kompresibilitas gas pada temperatur 200 oF dan tekanan 1500 psia, bila dihitung dengan metode Standing dan Katz dan koreksi Carr et.al.
YS 1/12/08
99
Penyelesaian:
a)Dengan metode Standing & Katz. Komponen Fraksi Mol Pc(Psia) Tabel 5.1 Tc (oR) Tabel 5.1 yiPc yiTc CH4 0,60 673,10 343,30 403,86 205,98 C2H6 0,05 708,30 549,00 35,41 27,88 CO2 0,10 1073,00 548,00 107,30 54,80 H2S 0,20 1306,00 672,70 261,20 134,54 N2 0,05 492,00 227,20 24,60 11,36 1,00 832,37 434,56
Dari perhitungan diatas diperoleh : Ppc = 832,37 psia. Tpc = 434,56 oR.
YS 1/12/08 100
52
,
1
87
,
987
1500
prP
50 , 1 06 , 440 200 460 pr TDengan metode Carr et.al., maka Ppc dan Tpc perlu dikoreksi terhadap impurities (lihat Tabel 5.2), sebagai berikut:
Tpc kor = Tpc – 0,8 x 10 + 1,3 x 20 – 2,5 x 5
= 434,56 – 8,00 + 26,00 – 12,50 = 440,06 oR.
Ppc kor = Ppc + 4,4 x 10 + 6,0 x 20 – 1,70 x 5
= 832,37 + 44,0 + 120 – 8,50 = 987,87 psia.
Dari grafik Gambar 5.4 diperoleh Z = 0,86.
Kerjakan sendiri jawaban untuk pertanyaan b) dan c).
Impurities Koreksi Tc, oR Koreksi Pc, psia
CO2 - 0,8 + 4,4 H2S + 1,3 + 6,0 N2 - 2,5 - 1,7
YS 1/12/08 101
Redlich dan Kwong mengusulkan suatu persamaan keadaan yang memperhitungkan pengaruh temperatur terhadap gaya tarik-menarik molekuler sbb.: .. (3-24) RT b V b V V T a p M M M ( ) ) ( 2 / 1 RT b V b V V a p M M M T ( ) ) (
Perhitungan Z dengan Persamaan Soave-Redlich-Kwong
Soave kemudian memodifikasi Pers. (3-24) dengan mengganti a/T1/2 dengan suatu besaran a
T yang merupakan fungsi
temperatur sehingga menjadi:
.. (3-25)
Pers. (3-25) kemudian dikenal sebagai persamaan
Soave-Redlich-Kwong (SRK).
VM dicari secara coba-coba sehingga harga ruas kiri pers. sama dengan ruas kanan. Z factor bisa dihitung dng pers Z = VM/(RT).
dimana: aT = aC a b = 0,08664 aC = 0,42747 a = {1 + m(1 – Tr1/2)}2 m = 0,480 + 1,574w – 0,176w2 w = -(log Pvr + 1) pada Tr = 0,7
Pvr = tekanan uap tereduksi
Tr = temperature tereduksi
VM = volume molar = volume setiap lb-mole gas.
YS 1/12/08 102 c c
P
T
R
2 2 c cP
RT
YS 1/12/08
103
Contoh soal:
Diketahui: gas dengan komposisi sebagai berikut: Komponen Fraksi,Mol CH4 0,60 C2H6 0,05 CO2 0,10 H2S 0,20 N2 0,05
Hitung volume 20 lb-mol gas pada T = 200 oF dan P = 1500 psia
YS 1/12/08 104 Komponen yi Pc(Psia) Tc (oR) y iPc yiTc wi (Tabel 5.1) yi wi CH4 0,60 673,10 343,30 403,86 205,98 0,013 0,0078 C2H6 0,05 708,30 549,00 35,41 27,88 0,015 0,0008 CO2 0,10 1073,00 548,00 107,30 54,80 0,225 0,0225 H2S 0,20 1306,00 672,70 261,20 134,54 0,106 0,0212 N2 0,05 492,00 227,20 24,60 11,36 0.035 0,0018 1,00 832,37 434,56 0,0541 Jawab:
• Menghitung Pc, Tc, w dan Tr campuran gas.
Pc = 832,37 psia, Tc = 434,56 oR dan w = 0,0541
YS 1/12/08 105 m = 0,480 + 1,574w – 0,176w2 = 0,480 + 1,574 x 0,0541 – 0,176 x (0,0541)2 = 0,5646 a = {1 + m(1 – Tr1/2)}2 = {1 + 0,5646 (1 – 1,519½)2 = 0,7548 aC = 0,42747 (R2Tc2/Pc) = 0,42747 (10,732 x 434,562/832,37) = 11165,756 aT = aCa = 11165,756 x 0,7548 = 8428 b = 0,08664 (RTc/Pc) = 0,8664 (10,73 x 434,56/832,37) = 0,4853
YS 1/12/08 106 Misalkan VM = 3 cuft/lb-mole maka: = 2306,052 x 2,5147 – 7081,80 = - 1282,80 Misal VM = 5 cuft/lb-mole Maka: = 1077,60
RT
b
V
b
V
V
a
p
M M M T
(
)
)
(
660
73
,
10
)
4853
,
0
3
(
)
4853
,
0
3
(
3
8428
1500
x
RT
b
V
b
V
V
a
p
M M M T
(
)
)
(
660
73
,
10
)
4853
,
0
5
(
)
4853
,
0
5
(
5
8428
1500
x
RT
b
V
b
V
V
a
p
M M M T
(
)
)
(
660 73 , 10 ) 4853 , 0 087 , 4 ( ) 4853 , 0 087 , 4 ( 087 , 4 8428 1500 x YS 1/12/08 107 misal VM = 3 + 2 {1282,8/(1282,8+1077,7)} = 3 + 1,087 = 4,087 cuft/lb-mole Maka = 7026,9 + 7081,8 = - 54,88YS 1/12/08 108 misal VM = 4,087 + 0,913 {54,88/(54,88+1077,7)} = 4,1312 cuft/lb-mole Maka = - 1,7843 misal VM = 4,1312 + 0,8688 {1,7843/(1,7843+1077,7)} = 4,1327 cuft/lb-mole
660
73
,
10
)
4853
1312
,
4
(
)
4853
,
0
1312
,
4
(
1312
,
4
8428
1500
x
RT
b
V
b
V
V
a
p
M M M T
(
)
)
(
YS 1/12/08 109 Z = Vaktual/Videal Videal = nRT/P = (20)(10,732)(660)/1500 = 94,442 cuft. Z = 82,654/94,442 = 0,87518.
Catatan : Metode Carr et.al. menghasilkan Z = 0,876.
[1500+8428/{4,1327 (4,1327 + 0,4853)}] (4,1327 - 0,4853) – 10.73x660 = 0,0202 mendekati nol, pemisalan dianggap benar.
Jadi vol 20 lb-mole gas = 20 x 4,1327 = 82,654 cuft.
RT
b
V
b
V
V
a
p
M M M T
(
)
)
(
Persamaan Peng-Robinson
Peng dan Robinson mengusulkan suatu persamaan sbb.:
……. (3-26) dimana: aT = aC a b = 0,07880 aC = 0,45724 a = {1 + m(1 – Tr1/2)}2 m = 0,37464 + 1,5422w – 0,2699w2
w = acentric factor (Tabel 5.1) VM = volume molar = v/m.
Seperti metode SRK, VM dicari secara coba-coba sehingga harga ruas kiri pers. sama dengan ruas kanan. Z factor bisa dihitung dng pers Z = VM/(RT).
c c P RT c c P T R2 2 YS 1/12/08 110
RT
b
V
b
V
b
b
V
V
a
p
M M M M T
(
)
)
(
)
(
2. Koefisien Kompresibilitas Gas (C
g
)
• Koefisien kompresibilitas gas didefinisikan sebagai fraksi perubahan volume gas terhadap perubahan tekanan pada temperatur konstan.
T M M T P V V Cg P V V Cg 1 atau 1 Gb. 4.5 Grafik Cg vs P
• Satu cubic-foot gas di dalam reservoir, bila dibawa ke permukaan volumenya tidak akan tetap 1 cuft, melainkan bertambah besar karena pemuaian.
• Perbandingan volume gas pada kondisi reservoir dengan kondisi standar disebut “Faktor Volume Formasi Gas”:
sc res g
V
V
B
Bila standard condition (sc) adalah P = 14,7 psia dan T = 520 oR, dan Z
sc = 1,00 maka: res res res P nR nRT Z Bg ) 520 ( ) 00 , 1 ( ) 7 , 14 ( res res res
P
T
Z
Bg
0
,
0282
cuft/scf cuft/scf , atau: res res resP
T
Z
Bg
0
,
00502
bbl/scf .YS 15/9/08
• Kelarutan (solubility) gas adalah volume gas yang
terbebaskan dari cairan sewaktu cairan (minyak bumi)
berubah dari kondisi reservoir menjadi kondisi permukaan. • Faktor yang mempengaruhi:
• Tekanan,
• Temperatur,
• Komposisi total fluida,
• Proses pembebasan gas (flash atau differential
liberation).
Gambar 4.10
Hubungan Rs dan P pada T konstan. Gambar. 4.11 Pengaruh proses pembebasan gas terhadap harga kelarutan gas.
YS 15/9/08
Gambar. 4.12. Hubungan Rs, Oil API Gravity, Temperatur, Gas Gravity dan Tekanan Saturasi (Lasater).
YS 15/9/08
2. Koefisien Kompresibilitas Minyak (C
o
)
• Pada tekanan di atas tekanan gelembung (bubble point
pressure) koefisien kompresibilitas minyak didefinisikan
seperti untuk gas.
T M M T P V V Co P V V Co 1 atau 1
• Pada tekanan di bawah tekanan gelembung, koefisien kompresibilitas minyak dipengaruhi oleh perubahan volume cairan dan perubahan jumlah gas yang terlarut.
T P Bo Bo Co 1 T T P Rs Bg P Bo Bo Co 1
YS 15/9/08
Gambar. 4.13. Tipikal Hubungan
Co dan Tekanan pada P > Pb
Gambar. 4.14. Tipikal Hubungan
Co dan Tekanan pada temperatur konstan
Gambar 4.15 Hubungan Tekanan Reservoir dengan Bo. Gambar 4.16 Pengaruh Proses Pembebasan Gas Terhadap Bo.
Gambar 4.17. Faktor Volume Formasi Cairan Hidrokarbon Jenuh.
YS 15/9/08
KLASIFIKASI CADANGAN
• Definisi Cadangan:
Cadangan (reserves) adalah jumlah hidrokarbon (crude oil
atau natural gas) yang diperkirakan akan dapat diproduksikan
ke permukaan secara komersial pada waktu mendatang dari
akumulasi hidrokarbon yang telah diketahui.
• Cadangan merupakan bagian dari sumberdaya (recources) yang
telah ditemukan, yang memiliki kelayakan tinggi untuk
diproduksikan secara ekonomis.
128
• Cadangan diklasifikasikan berdasarkan derajat kepastiannya
untuk bisa diperoleh di permukaan secara komersial.
• Klasifikasi cadangan didasarkan pada hasil evaluasi data:
– geologi dan geofisik,
– keteknikan (engineering), – keekonomian,
– data sumuran yang meliputi: data produksi, tekanan, sifat fisik
Project Status and Recources Classification
(After SPE 2007) Total Hydrocarbon Initially -In -Place (IIP) Discovered IIP Undiscovered IIP Co mm erc ia l S ub -Co mm erc ia lPRODUCTION PROJECT STATUS
RESERVES
Proved Probable Possible
CONTINGENT RESOURCES
Meassured Indicated Inferred
UNRECOVERABLE
PROSPECTIVE RESOURCES
Low
Estimate EstimateBest HighEst.
UNRECOVERABLE
On Production Under Development Planned for Development
Development Pending Development on Hold Development not Viable
Proj ec t M at urity Poten tial ly Co mm erc ia l Play Highe r Rs k Lower Rs k
Range of Technical Uncertainty
In cre asin g Ec on omi cal Ce rt ainmty 1P 2P 3P 1C 2C 3C P10 P50 P90 Lead Prospect
Cadangan diklasifikaskan menjadi:
A. Cadangan Terbukti (Proved Reserves)
B. Cadangan Potensial (Unproved Reserves):
Cadangan Mungkin (Probable) Cadangan Harapan (Possible).
130
• 1P = Proved.
• 2P = Proved + Probable.
• 3P = Proved + Probable + Possible.
Proved
Probable
A. Cadangan Terbukti (Proved Reserves)
Definisi:
Adalah jumlah hidrokarbon, yang berdasarkan analisis data geologi dan/atau keteknikan, dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian tinggi ( ≥ 90%), akan dapat diperoleh secara ekonomis pada waktu mendatang dengan kondisi ekonomi, metode operasi, maupun peraturan pemerintah yang ada.
131
Kriteria:
Telah memiliki data tes sumur (DST) dan/atau data performance (perilaku) hasil produksi yang telah dikorelasi dengan data log.
Daerah reservoir yang dikategorikan sbg terbukti (proved) meliputi: 1) Daerah yang telah di-deliniasi dan telah didefinisikan dengan
kontak fluida hidrokarbon dengan air (WOC atau WGC). 2) Daerah-daerah reservoir yang belum dibor tetapi dapat
ditentukan sebagai daerah komersial untuk diproduksikan, berdasarkan data geologi dan keteknikan.
Besar cadangan dapat mengalami perubahan dgn
pertambahan waktu, al. disebabkan oleh :
• Perubahan status suatu lapangan, dengan telah dimulainya
produksi pada lapangan tersebut.
• Adanya perhitungan ulang dengan adanya
pengeboran-pengeboran baru, ataupun oleh adanya data penunjang
baru yang lain.
• Diketemukannya lapangan-lapangan
baru/lapangan-lapangan yang baru dilaporkan.
• Adanya studi-studi atau analisa-analisa baru yang
dilakukan.
B. Cadangan Potensial
(Unproved Reserves)
Adalah jumlah hidrokarbon (minyak dan/atau
gas) yang berdasarkan pada data geologi
dan keteknikan, jumlahnya masih harus
dibuktikan dengan pemboran dan pengujian
lebih lanjut.
Cadangan Potensial mempunyai derajat
kepastian yg relatif rendah.
134
Definisi : Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) yang terdapat didalam reservoir yang mungkin dapat diproduksikan.
Tingkat kepastian: minimal 50 % dari jumlah cadangan terbukti
+ cadangan mungkin bisa diperoleh di permukaan (bisa diproduksikan).
Kriteria: Hanya memiliki data sumur dan log tetapi belum pernah ada tes sumur (DST) dan/atau data perfomance hasil produksi.
B.1. Cadangan Mungkin (Probable Reserves)
Cadangan mungkin bisa berupa:
• Cadangan dimana data sub-surface tidak mencukupi untuk
mengklasifikasikan cadangan ini sebagai cadangan terbukti , tetapi bisa menjadi terbukti (proved) bila dilakukan ”step-out drilling” normal.
• Cadangan yang terdapat pada formasi yang mungkin produktif
berdasarkan data log tetapi belum ada data core ataupun uji sumur.
• Tambahan cadangan yang mungkin bisa diperoleh dari infill-drilling
(mestinya bisa menjadi cadangan terbukti bila spasi sumur dibuat lebih rapat).
135 Definisi : Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) yang terdapat didalam
reservoir yang diharapkan dapat diproduksikan.
Tingkat kepastian: minimal 10% dari jumlah cadangan terbukti + cadangan mungkin + cadangan harapan bisa diperoleh di
permukaan (bisa diproduksikan).
Kriteria: Zona reservoir penghasil hidrokarbon yang diperoleh dari korelasi geologi dan geofisika dan/atau di luar daerah investigasi uji sumur (DST = drillstem test).
B.2. Cadangan Harapan (Possible Reserves)
Cadangan mungkin bisa berupa:
• Cadangan yang berdasarkan interpretasi geologi bisa jadi terdapat di luar
daerah yang dikilasifikasikan sebagai daerah mungkin.
• Cadangan yang terdapat pada formasi yang memperlihatkan tanda
sebagai ”petroleum bearing” berdasarkan analisis core dan log tetapi tidak bisa diproduksikan pada laju produksi komersial.
• Tambahan cadangan yang mungkin bisa diperoleh dari infill-drilling tetapi
• Didefinikan sebagai:
Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) mula–mula
yang terkandung di dalam suatu reservoir.
• OOIP tidak ada kaitannya dengan atau tidak dipengaruhi
oleh kelakuan reservoir.
136
Kandungan Minyak Mula-mula
• Ultimate Recovery (UR):
Adalah maksimum cadangan hidrokarbon (minyak dan atau gas)
yang dapat diambil secara komersial pada tahap produksi primer
(primary recovery), yi. tahap produksi dengan menggunakan
tenaga alamiah reservoir.
• Recovery Factor (RF):
Perbandingan antara Ultimate Recovery dengan Original Oil In
Place atau Initial Gas In Place.
137