• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMAKAIAN HIGH HEELS DENGAN PERUBAHAN POSTUR VERTEBRAE LUMBAL PADA SALES PROMOTION GIRLS MATAHARI HARTONO MALL NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PEMAKAIAN HIGH HEELS DENGAN PERUBAHAN POSTUR VERTEBRAE LUMBAL PADA SALES PROMOTION GIRLS MATAHARI HARTONO MALL NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMAKAIANHIGH HEELSDENGAN PERUBAHAN POSTURVERTEBRAELUMBAL PADASALES PROMOTION GIRLS

MATAHARI HARTONO MALL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

FITRIYANTI

J 120 111 042

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

(2)
(3)

ABSTRAK ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI,19 juli 2013 FITRIYANTI, AMF / J120111042

“HUBUNGAN PEMAKIAN HIGH HEELS DENGAN PERUBAHAN POSTUR VERTEBRAE LUMBAL PADA SALES PROMOTION GIRLS MATAHARI HARTONO MALL”

V BAB, 23 Halaman, 5 Gambar, 7 Tabel.

(Dibimbing Oleh : Dwi Rosella K, SST.FT.,M.Fis dan Wahyuni, SST.FT.,SKM., M.Kes)

Latar belakang : Pemakaian sepatu high heels menyebabkan lordosis lumbal meningkat dan menjadi sumber rasa sakit. Berjalan dengan high heels memaksa vertebrae lumbal untuk lebih lengkung kedalam, dada condong ke depan dan menyebabkan leher kembali kehyperextend.

Efek dari pemakaian sepatu high heelsmemberikan perubahan garis beban tubuh menjadi lebih kedepan, hal ini memberikan efek untuk vertebrae lumbal lebih lordosis untuk menyeimbangkan garis beban tubuh, posisi mempertahankan garis beban tubuh ini dalam waktu lama akan mengakibatkan kelainan perubahan postur darivertebrae lumbal.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan pemakaian high heels dengan perubahan postur vertebrae lumbal padaSales Promotion Girls Matahari Hartono Mall.

Manfaat penelitian: Memberikan informasi bagaimana hubungan pemakaian high heels dengan perubahan postur vertebrae luumbal pada Sales Promotion GirlsMatahari Hartono Mall ditinjau dar ilmu kesehatan.

Metode Penelitian: penelitian korelatif, dengan menggunakan pendekatan penelitian analisis. penelitian adalah observasional, dengan metode analitik case control. Penelitian dilaksanakan di Matahari Hartono Mall Solo Baru. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013. Dengan jumlah sampel berjumlah 26 orang diambil melalui metode Purposive sampling. Kelompok sampel tersebut diukur lingkup gerak sendi menggunakan Plumb Line kemudian dianalisa dengan uji statistik.

Hasil Penelitian:Uji normalitasShapiro-Wilkuntuk perubahan posturvertebrae. Kemudian uji analisis data menggunakan uji korelatif Pearson. Dari hasil uji tersebut menunjukkan adanya korelasi antara dengan mendapatkan nilai p<0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan pemakaianhigh heelsdengan perubahan postur vertebraeluumbal padaSales Promotion GirlsMatahari Hartono Mall.

(4)

PENDAHULUAN

Kehadiran sepatu berhak tinggi atau high heels pada tahun1500-an telah menjadi salah satu pilar dari perubahan gaya dan kesehatan seorang wanita. Sebagai sepatu, hak tinggi selalu laris dalam perbincangan tentang fashion untuk wanita meskipun pemakaian high heels mempengaruhi pada garis sudut keseimbangan tubuh pemakainya (Panell, 2012).

Pemakaian high heels menurut Kinandana (2012) dapat menyebabkan 1) Pinggul dan tulang belakang tak sejajar lagi karena perubahan sudut kemiringan pada tulang belakang sehingga mengakibatkan perubahan masa tubuh yang lebih dominan kedepan, 2) Terjadinya penekanan yang berlebihan terhadap jari kaki, sehingga kemungkinan otot-otot pada jari kaki lebih cepat merasa lelah, 3) Posisi kaki lebih sering menjinjit menyebabkan sendi pada pergelangan kaki menjadi tidak fleksibel dan membuat otot gastrocnemius terus berkontraksi menjadikan otot menjadi lebih pendek dan tegang, 4) High heels menambah tinggi pemakainya yang berakibat menambah gaya potensial, sehingga tekanan ke bawah atau gaya gravitasi yang diciptakan akan lebih besar.

Pada daerah lumbal paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stress mekanikal paling besar sepanjang vertebrae. Menurut Freivalds dkk (2001), daerah lumbal merupakan daerah vertebrae yang sangat peka terhadap terjadinya nyeri pinggang karena daerah lumbal paling besar menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpuh berat badan. Efek dari pemakaian sepatuhigh heelspada pemakaianya memberikan efek terhadap pinggul dan tulang belakang tidak normal karena perubahan garis beban tubuh menjadi lebih kedepan, hal ini memberikan efek untukvertebrae lumbal lebih lordosis untuk menyeimbangkan garis beban tubuh, posisi mempertahankan garis beban tubuh ini dalam waktu lama akan mengakibatkan kelainan perubahan postur darivertebrae lumbal (Navarro, 1998).

Pada Sales Promotion Girls lama pemakaian high heels yaitu selama 48 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja, tinggi hells 7-12cm dan jenis high heels yang dipakai adalahstiletto (Salgado et al., 2008). Menurut penelitian dari

(5)

Reynold (2013) mendapatkan hasil bahwa perubahan postur permanent pada penggunahigh heels setelah pemakaian selama 2 tahun dengan pemakaian lebih dari 40 jam dalam satu minggu.

Melihat latar belakang tersebut diatas, peneliti mengambil judul hubungan pemakaian high heels dengan perubahan postur vertebrae lumbal pada Sales Promotion Girls Matahari Hartono Mall, Sales Promotion Girls. merupakan bagian dari sistem pemasaran untuk mampu menarik konsumen untuk membeli, Sales Promotion Girls.bertugas dengan memakai heels dan bekerja dengan pembagian shift pagi dan siang, berangkat dari permasalahan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, dimana dalam survei awal penelitian mendapatkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 26 orang dari jumlah Sales Promotion Girls.

LANDASAN TEORI

Secara pengertian high heels atau sepatu hak tinggi merupakan sepatu yang menaikan tumit penggunanya jauh lebih tinggi dari ujung jarinya. Sepatu yang tergolong high heels merupakan sepatu yang memiliki ketinggian antara 2 sampai dengan 5 inchi, jadi sepatu denganlow heels dan mid heels juga termasuk dalamhigh heels. Selainhigh heels pada umumnya, terdapat bentuk lain dari sepatu diantaranya adalah Kitten Heels dengan tinggi heels 5 cm, Stiletto Heels dengan tinggi heels 7-12 cm, Chunky Heels dengan tinggi heels 5-7 cm, Spool Heels dengan tinggi heels 5 cm danPlatform Heels dengan tinggi heels 3-7 cm (Panell, 2012).

Pada umumnya gambaran klinis pemakaianhigh heelsmenurut Bailey dan Taylor Sclotman bahwa pemakaianhigh heels memberikan efek pada perubahan garis beban tubuh menjadi lebih kedepan, menegakkan vertebrae lumbal atau lordosis. Sedangkan menurut penelitian dari Reynold (2013) mendapatkan hasil bahwa perubahan postur permanent pada penggunahigh heels setelah pemakaian selama 2 tahun dengan pemakaian lebih dari 40 jam dalam satu minggu.

Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5 – S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stress mekanikal paling besar sepanjangvertebrae. Menurut Freivalds dkk (2001),

(6)

daerah lumbal merupakan daerahvertebrae yang sangat peka terhadap terjadinya nyeri pinggang karena daerah lumbal paling besar menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpu berat badan.

Dalam posisi standar, tulang belakang membentuk sudut normal tulang-tulang ekstremitas bawah sehingga berada dalam keselarasan ideal untuk menahan beban tubuh. Vertebrae dada dan punggung atas berada dalam posisi yang menguntungkan fungsi yang optimal dari organ pernapasan. Sedangkan posisi kepala tegak dan seimbang, meminimalkan rasa lelah pada otot-otot leher, efek dari pemakaian sepatu high heels pada pemakaianya memberikan efek terhadap pinggul dan tulang belakang sehingga tidak sejajar lagi karena perubahan sudut kemiringan pada tulang belakang yang mengakibatkan perubahan masa tubuh yang lebih dominan ke depan.

Perubahan postur pada pemakaian high heels mengakibatkan adanya perubahan garis keseimbangan tubuh lebih condong kedepan, dimana arah berat tubuh berubah karena diakibatkan oleh tinggi heels yang berada pada tumit, perubahan garis tubuh ini direspon oleh tubuh untuk tetap menjaga keseimbangannya dengan cara menarik tubuh kebelakang, pada proses ini bagian tubuh pada manusia yang paling besar berpengaruh adalahvertebrae dimana letak dan anatomis vertebrae yang berada diatas pelvis dan tersusun dari bentuk ruas-ruas menjadikan vertebrae harus bekerja lebih dibandingkan dengan sumbu keseimbangan lain seperti tulang ekstremitas bawah (Navarro, 1998).

Posisi lengkungvertebrae jika terprovokasi untuk menjaga keseimbangan garis tubuh adalah dengan bertambahnya bentuk lengkung yang ada sebelumnya, dimana padavertebrae lumbal memiliki lengkung lordosis karena letaknya yang bersumbu pada pelvis menjadikan sebagai titik awal untuk menegakkan tubuh dari arah jatuh kedepan, perbedaan tinggi darihigh heelsmempengaruhi sudut postur yang dihasilkan oleh adanya perubahan garis keseimbangan tubuh, tinggi heels dengan ketinggian 1inch akan menyebabakan bertambahnya beban postural 22%, 2inch akan menyebabakan bertambahnya beban postural 57% sedangkan 3inch beban postural akan bertambah 76% (Navarro, 1998).

(7)

PadaSales Promotion Girls Matahari Hartono Mall, lama pemakaianhigh heels yaitu selama 48 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Mereka bertugas berdiri dengan jam kerja yang terbagi menjadi dua shift, yaitu shift pagi dan shift siang dimana jam kerja shift pagi yaitu jam 09.00 sampai jam 17.00 sedangkan shift siang antara jam 13.30 sampai jam 21.30. Saat bekerja mereka dituntut untuk memakai high heels, jenis high heels yang dipakai yaitu jenis stiletto yang merupakan jenis sepatuhigh heels yang memiliki bentuk ujung hak lancip dengan ketinggian heels 7-12cm. Bentuk ujung heels yang lancip ini menambah tingkat kesulitan dalam menjaga keseimbangan secara statis ataupun dinamis pada pemakainya. Dengan ujungheelsyang lancip dan tinggi high heels yang dipakai, memacu perubahan sudut kemiringan yang berbeda-beda. Semakin tinggiheels membuat sudut kemiringan garis tubuh semakin kecil, perubahan ini direspon oleh extensor dari ototvertebrae dan pelvis dengan berkontraksi menarik tubuh lebih ke belakang, hal ini bertujuan untuk membentuk garis beban tubuh yang lurus sehingga dapat mengakibatkan perubahan postural (Marchewkaet al, 2009).

Kondisi vertebrae ini ditambah oleh adanya penekanan dari beban tubuh yang disebabkan pemakaian heels yang tinggi pada stiletto dan beban postural meningkat menjadi 76%. Pada keadaan pembebanan yang dipertahankan seperti ini selama lebih dari 40 jam dalam satu minggu menurut Reynold (2013) akan terjadi kekakuan otot dengan postural yang salah.

Dalam penelitian ini pengukuran terjadinya perubahan postur vertebrae lumbal menggunakan alat ukur metode plumb line untuk mengukur kurva lumbal. Adapun prosedur pelaksanaan teknikplumb linesebagai berikut :

Sample berdiri tegak dengan menanggalkan pakaian, plumb line diletakkan tegak lurus melewati dan menempel pada occiput punggung, saccrum. Kemudian pada puncak kurva (L3) diukur dengan menggunakan penggaris tegak lurus denganplumb line. Kemudian dicatat hasilnya. Jika pada L3 nilai lebih dari 2cm sudah termasuk lordosis (Shaffrey,2003).

(8)

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana tergolong dalam penelitian analisis. penelitian adalah survei / observasional, dengan metode analitik case control, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara faktor-faktor resiko dan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat dengan mengumpulkan dua kelompok sampel untuk dikorelasikan, Desain penelitian ini adalah Point Time Approach artinya tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian di amati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002).

Tempat penelitian dilaksanakan di Matahari Hartono Mall Solo Baru. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013.Populasi dalam penelitian ini adalah Sales Promotion Girl Matahari Hartono Mall Solo. Dengan jumlah populasi sebanyak 52 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metodepurposive sampling. Dalam penelitian ini mendapatkan jumlah sampel sebanyak 26 responden berdasarkan pemenuhan kriteria inklusi dan ekslusi.

Analisa data diawali dengan penentuan jenis hipotesis, dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah uji hipotesis korelatif, uji korelasi yang akan digunakan adalah uji pearson, karena kedudukan dua variabel adalah numerik, uji korelasi ini untuk melihat korelasi dari lama pemakaian high heels,tinggiheelsdan jenis high heelsyang dipakai terhadap terjadinya perubahan posturvertebrae.

Pengambilan hasil keputusan berdasarkan dari hasil intepretasi nilai signifikansi, jika p < 0,05 maka korelasinya adalah bermakna, dan p > 0,05 korelasinya adalah tidak bermakna. Koefisien korelasi (r) akan menunjukkan kekuatan korelasinya, dimana interval koefiesiennya dapat dilihat dari tabel yang sudah diklasifikasikan.

(9)

Tehnik analisa data untuk mencari korelasi dari dua kelompok sampel akan menggunakan aplikasi software SPSS for Windows, dengan mencari korelasi melalui ujiPearson, interpretasinya akan membuktikan hipotesis dari penelitian ini adakah hubungan antara pemakaian high heels dengan perubahan posturvertebrae lumbal pada SPG Hartono Mall.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pemakaian high heels dengan perubahan posturvertebrae lumbal padaSales Promotion Girls Matahari Hartono Mall. Data hasil pengamatan terhadap perubahan postural lumbal di ukur dengan menggunakan Plumb line. Penelitian ini mendapatkan jumlah sampel sebanyak 26 responden diSales Promotion GirlsMatahari Hartono Mall.

Dari data distribusi responden berdasarkan umur terlihat bahwa responden terbanyak adalah umur 24-25 tahun sebanyak 13 responden (50%), responden terbanyak kedua berusia 20-21 tahun dengan jumlah sebanyak 7 responden (26,9%) dan terakhir adalah usia 22-23 tahun sebanyak 6 responden (23,1 %). Hubungan antara umur dengan terjadinya perubahan lengkung vertebrae ini disebabkan oleh adanya perubahan fleksibilitas akan menurun dengan bertambahnya usia

Dari data distribusi responden berdasarkan tinggi heels bahwa responden memakai heels dengan ketinggian 7cm sebanyak 18 responden (69,2%), heels 10cm sebanyak 8 responden (30,8%), untuk heels 12cm tidak ditemukan (0%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi heels maka akan semakin kecil sudut garis keseimbangan tubuh yang berarti akan adanya tenaga yang lebih besar yang dikeluarkan oleh otot ekstensor vertebra untuk mengembalikan kedalam garis keseimbangan baru., tinggi heels dengan ketinggian 3inch beban postural akan bertambah 76%. Semakin tinggihigh heels akan menambah tingkat kesulitan dalam menjaga keseimbangan secara statis ataupun dinamis pada pemakainya dengan efek bahwa semakin tinggi heels membuat sudut kemiringan garis tubuh semakin kecil. Di mana perubahan sudut ini direspon oleh extensor dari otot vertebrae dan pelvis dengan berkontraksi

(10)

menarik tubuh lebih ke belakang, semakin kecil sudut yang dihasilkan semakin besar tenaga yang dikeluarkan untuk meluruskan tubuh dalam garis keseimbangan baru (Marchewkaet al,2009).

Dari data responden berdasarkan lama pemakaian high heels bahwa responden memakaihigh heelsdengan lama waktu antara 2-3 tahun sebanyak 18 responden (69,2%), waktu 3,1-4 tahun sebanyak 5 responden (19,2%) sedangkan sisanya 4,1-5 tahun sebanyak 3 responden (11,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian menurut Reynold (2013) penggunaan high heels selama 2 tahun atau lebih dengan pemakaian lebih dari 40 jam dalam satu minggu akan mengakibatkan perubahan postur permanent pada vertebrae lumbal dan akan terjadi kekakuan otot dengan postural yang salah. Kontraksi otot dalam mempertahankan bentuk postural baru yang terus menerus terjadi pada akhirnya menyebabkan terjadinya pemendekan dan kekakuan otot (spasme). Jika dalam waktu yang lama hal ini bukan saja berakibat kepada adanya gangguan otot tetapi juga akan mengganggu dari fleksibilitas dari ligament yang melekat pada ruas-rusa vertebrae. Hal inilah yang menyebabkan kenapa terjadi perubahan postur vertebrae lumbal (Ansyari, 2007).

Dari data responden menurut tinggiheelsdan lama pemakaian high heels terhadap lengkung vertebraelumbal atas terlihat bahwa responden yang memakai high heelsdengan tinggi 7 cm memiliki nilai lengkung vertebraterbanyak adalah sebesar > 2cm. Dan pada tinggiheels 10cm memiliki lengkung vertebra terbanyak > 3cm.

Dari data responden berdasarkan lama pemakaian terhadap lengkung lumbal bahwa responden yang memakai high heels selama 2-3 tahun memiliki nilai lengkung vertebra terbanyak adalah sebesar > 2cm dengan jumlah 10 responden. Sedangkan pada pemakai high heels dengan lama 3,1-4 tahun memiliki lengkung vertebra terbanyak sebesar >3cm dengan jumlah 3 responden dan lama pemakaian 4,1-5 tahun terbanyak sebesar >3cm dengan jumlah 2 responden.

(11)

Berasarkan analisis data mengunakan uji pearson hasil pada pengujian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara lama pemakaian high heels, tinggi high heels terhadap terjadinya perubahan postur vertebrae lumbal pada Sales Promotion Girls Matahari Hartono Mall. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi p < 0,05.

Dalam penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti tidak bisa mengontrol aktivitas responden di luar jam kerja apakah selama di luar jam kerja masih memakaihigh heels atau tidak.

2. Peneliti tidak dapat melihat dan mengontrol apakah responden melakukan olahraga secara teratur atau tidak dalam kesehariannya.

3. Peneliti tidak dapat melihat dan mengontrol apakah selama penelitian responden memakai korset dalam kesehariannya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

Ada hubungan pemakaianhigh heels dengan perubahan postur vertebrae lumbal

padaSales Promotion GirlsMatahari Hartono Mall.

Saran

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, tentu saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lebih memperinci setiap permasalahan yang menjadi faktor-faktor risiko dalam terjadinya perubahan lengkung vertebra. Dan bisa dilakukan dengan menambah jumlah responden dan memperpanjang waktu penelitian atau menambah variabel-variabel penunjang. Hal lain yang berperan penting dalam kemajuan suatu penelitian adalah kerjasama baik secara komunikasi antara responden dan peneliti.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ansyari , Muhammad. 2007. Penerapan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Berupa Alat Bantu Kerja Kereta Beroda Sederhana Terhadap Gangguan Musculoskeletal Berupa Rasa Sakit (Nyeri Dan Pegal) Pada Pekerja Pencetak Batu Bata Di Desa Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagaeng. Universitas Sumatra Utara.

Bailey dan Taylor Sclotman. 2002. Hazrdous Heels: The Efect Of High Heeled Shes On Gait.

Freivalds, Andris, Chang Min Lee dan Eun Hee Jeong. 2001. Biomechanical of Wearing High Heels Shoes. Departement of Industrial Engineering, Dongeui University, Pusan, South Korea.

Labsky. 2012. I Don't Know Who Invented High Heels But Every Women Owe Him A Lot Marylin Monroe. Dikutip dari http:// sejarah. kompasiana.

com/2012 /03/02/sekilas-sejarah-stiletto-high-heel-to-kill/.

Notoatmojo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan ( edisi revisi ). Rineka Cipta. Jakarta.

Kadir, Subhan, 2007; Ageing; Diakses pada tanggal 6/12/09, dari http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/9/#more-9.

Kinandana, Partha. 2012. Pengaruh Sandal Hak Tinggi dan Wedges Terhadap Postur Tubuh dan Gerak Tubuh. diakses dari http:// medicalera.com /3/16660/pengaruh-sandal-hak-tinggi-dan-wedges-terhadap-postur-tubuh-dan-gerak-tubuh pada 13 Maret 2013.

Marchewka, Anna Mika, ukasz Oleksy, Edyta Miko ajczyk. 2009.Evaluation Of The Influence Of Low And High Heel Shoes On Erector Spine Muscle Bioelectrical Activity Assessed At Baseline And During Movement. Medical Rehabilitation 2009, 13 (3), 1-10. Department of Clinical Rehabilitation, University School of Physical Education in Cracow, Poland.

Muryono S. Anatomi Fungsional Sistem Lokomasi (Pengantar Kinesiologi). Semarang: Bag. Anatomi FK Undip; 2001: 296.

Panell, Shavonda L. 2012. The Postural and Biomechanical Effects of High Heel Shoes: A Literature Review. The Postural and Biomechanical Effects of High Heel Shoes: A Literature Review. A Senior Research Project Submitted in Partial Requirement for the Degree of Doctor of Chiropractic.

(13)

Rodgers, Sean S. D. Robert Kuhn, DC, Terry R. Yochum, DC, Anton R. Cherry, 2011. Improved Knee Alignment. Immediate Changes In The Quadriceps Femoris Angle After Insertion Of An Orthotic Device. http:// www.

fliresources.com/index. php? view =

article&catid=54%3afull-study&id=94%3a... 7/28/2011.

Rusell, Brent, Kimberly Muhlenkamp, and Kathryn Hoiriis. 2012. Evaluation Of Lumbar Lordosis With And Without High-Heeled Shoes. Life University, College of Chiropractic, 2 Georgia State University. email: brussell @life.edu, web: http://www.life.edu

Reynold, Snow RE, Williams KR, Holmes GB Jr. 2013. The Effects Of Wearing High Heeled Shoes On Pedal Pressure In Women. Foot Ankle. Edisi 1992;13:85–92.

Salgado, Lunes DH, Monte Raso VV, Santos CBA dan Castro FA. 2008.Postural Influence of High Heels among adult women : Analysis by computerized photogrammetry. Department of Biomechanics, Medicine and Rehabilitation of the Locomotor Apparatus, Faculdade de Medicina de Ribeirão Preto da Universidade de São Paulo (FMRP-USP), Ribeirão Preto (SP), Brazil.

Springer. 2013. Images Detail. Diakses dari http:// www. springerimages. com/ Images. Pada 9 Juni 2013.

Suharto, Edi. 2009. Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung : PT Refika Aditama.www.google.com

Navarro, Vicentte. 1998. A History Of Medical Scientists On High Heels. International Journal Of health Services health And Social Policy political Economy And Sociology history And PhilosophyJ F Ethics And Law. V o lum e 28, N um b e r 2— 1998.

Nitisemito. 2001. dalam Ahmad Habibi Kurniawan. Diakses dari

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/06610092-ahmad-habibi-kurniawan.ps pada

pada 29 Maret 2013.

Raharti. 2001. Apa itu SPG dan Apa Saja Tugas Seorang SPG? Diakses dari

http://www.jadimodel.com/spg.htm pada 29 Maret 2013.

Widodo dan Wahyuni. 2008. Korelasi Antara Kegemukan Dengan Peningkatan Kurva Lumbal Bidang Sagital. Rsud Panembahan Senopati Bantul Program Studi Fisioterapi FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

We identified user personality using Big Five Factor (BFF) personality traits [7], the personality classified into five personality types: neuroticism, extraversion,

ulang yang terdapat dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya

Voltama Vista Megah Electric Industry adalah adanya ditemukan stasiun kerja – stasiun kerja yang memiliki urutan aliran bahan yang berhubungan erat namun ditempatkan

Tad šio straipsnio tikslas yra užpildyti Lietuvos baudžiamosios teisės doktrinos ir teisminio aiškinimo spragą: atskleisti kaltininko abejonės dėl nu- sikalstamos veikos

Kecuali ditenmkan lain, maka biaya arbitrase akan dibebankan kepada pihak yang kalah, dan jika tuntutan hanya dikabulkan sebagian, maka biaya arbitrase tersebut akan dibebankan

2) Banyaknya pendanaan dari pemerintah dan asing untuk pembinaan dan peningkatan pendidikan dosen. 3) Kerjasama dengan instansi/lembaga yang terkait dengan disiplin

Alhamdulillahhirabbilal'amin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi

Pengaruh langsung variabel individu yang dicer- minkan oleh tiga indikator yaitu kemampuan komuni- kasi, kemampuan adaptasi dan keterampilan/pengeta- huan pegawai terhadap