• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOKALISASI ORE. Lucia Ratnasari Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LOKALISASI ORE. Lucia Ratnasari Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Lucia Ratnasari

Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

Abstract. Let R be a noncommutative ring and S be a multiplicative subset of R. The right (left) ring of quotients does not exist for everyS. A necessary condition of existence right (left) ring of quotients is S right (left) permutable and right (left) reversible. A multiplication subset S is called a right (left) denominator if it is right (left) permutable and right (left) reversible. The ring R has a right (left) ring of quotients with respect to S if and only if S is a right (left) denominator set. We can construct right (left) ring of quotients by using Ore localizations.

Keywords: ring of quotients, permutable, reversible, denominator, Ore localization.

1. PENDAHULUAN

Jika R ring komutatif dan S him-punan bagian multiplikatif dari R dengan

S

e∈ ,0∉S maka lokalisasi dari R ter-hadap S menghasilkan suatu ring komu-tatif R dan suatu homomorfisma ring S

S

R

R

:

ϕ

, sehingga untuk setiap sS, )

(s

ϕ unit di R . Ring komutatif S R dise-S

but ring hasil bagi dari R [2]. Jadi pro-sedur lokalisasi dari R terhadap S meng-hasilkan ring hasil bagi R dan S R memu-S

at R .

Dalam penulisan ini dipelajari hal yang sama untuk ring nonkomutatif. Ore menemukan syarat perlu dan cukup untuk eksistensi ring hasil bagi untuk ring non-komutatif. Pengkonstruksian ring hasil ba-gi untuk ring nonkomutatif dilakukan me-lalui proses lokalisasi Ore [3].

2. LOKALISASI ORE

Suatu homomorfisma α:RR'

disebut Sinverting jika ( ) ( ')

R U S ⊆ α dengan ( ') R

U himpunan unit dalam '

R .

Definisi 2.1. [3]

R’ disebut ring hasil bagi kanan (terhadap R

S) jika ada homomorfisma ring '

:RR

ϕ sedemikian sehingga :

a) ϕ adalah S – inverting.

b)Setiap elemen dari R’ mempunyai ben-tuk ϕ(a)ϕ(s)−1dengan aR dan sS. c) Ker ϕ={rR:rs=0untuk suatu sS}

Disini '

R tidak selalu ada. Jika 'R ada

ma-ka dapat disimpulma-kan dua syarat perlu pada

S . Dua syarat perlu yang ditambahkan

pa-da S ditemukan oleh Ore adalah sebagai

berikut. Sifat 2.2. [3]

Jika R ada maka ' (∀aR) (∀sS) φ

≠ ∩sR

aS .

Bukti.

Jika R ada maka ' ϕ(s)−1,ϕ(a)R' se-hingga ϕ(s)−1ϕ(a)∈R'. Dari Definisi 2.1.b. maka ϕ(s)−1ϕ(a) dapat ditulis da-lam bentuk ϕ(r)ϕ(s')−1 dengan rR dan

S

s'∈ , dan diperoleh ϕ(as')=ϕ(sr), jadi 0

) (as'−sr =

ϕ . Dengan Definisi 2.1.c. maka (as'−sr)s" =0 untuk suatu s"∈S. Akibatnya akan diperoleh as's" =srs".

sR aS

(2)

sebut permutable kanan atau himpunan Ore kanan .

Sifat 2.3. [3]

Jika R ada maka untuk ' aR berlaku jika 0

' =

a

s untuk suatu s'∈S maka as=0 untuk suatu sS. Bukti. Diketahui s'a=0 sehingga ) a ' s ( ϕ =ϕ(s' )ϕ(a)=0.

Karena R ada maka ' ϕ Sinverting se-hingga ϕ(a)=0 dan dari Definisi 2.1.c diperoleh as=0 untuk suatu sS. Himpunan S yang mempunyai sifat ini

disebut reversible kanan.

Jadi jika R ada, maka S permutable ka-' nan dan reversible kanan.

Definisi 2.4. [3]

Jika S adalah permutable kanan dan reversible kanan maka S disebut himpunan denominator kanan.

Selanjutnya diperoleh syarat perlu dan cu-kup untuk eksistensi ring hasil bagi kanan untuk ring nonkomutatif.

Teorema 2.5. [3]

Ring R mempunyai ring hasil bagi kanan terhadap SR jika dan hanya jika S him-punan denominator kanan.

Bukti.

(⇒) Karena R mempunyai ring hasil bagi kanan maka S adalah permutable kanan dan reversible kanan. Dari Definisi 2.4. diperoleh S adalah himpunan denominator kanan.

(⇐) Ring hasil bagi kanan dinotasikan de-ngan RS karena elemen dari −1 RS akan −1

merupakan pembagi kanan dengan bentuk 1

as (aR dan sS) maka konstruk-sinya dimulai dengan membentuk RxS . Didefinisikan suatu relasi ~ pada RxS se-bagai berikut. Jika (a,s),(a',s')∈RxS, maka ) , ( ~ ) , (a s a' s' ⇔ ada b,b'∈R sedemikian sehingga sb=s'b'∈S dan ab=a'b'∈R . (2.1) Akan dibuktikan bahwa ~ adalah relasi ekuivalensi

i.Refleksif.

Karena untuk setiap b=b'∈R berlaku

S sb

sb= '∈ dan ab=ab'∈R menurut (2.1) maka (a,s)~(a,s).

ii.Simetris

Jika (a,s)~(a',s') maka ada b,b'R

sehinggasb=s'b'∈S dan ab=a'b'∈R

atau ada b b'∈R

, sehingga s'b'=sbS

dan a'b'=abR. Jadi ada c=b',

R b c' = ∈ sehingga s'c=sc'∈S dan R ac c a' = '∈ , dari (2.1) diperoleh ) s , a ( ' ' ~(a,s). iii.Transitif.

Diketahui (a,s)~(a',s') maka ada

R b a ab sehingga R b b, '∈ = ' '∈ dan sb S ' b ' s

= . Juga (a',s')~(a'',s'') maka ada

R c c, '∈ sehingga a'c=a''c'∈R dan s'c S ' c ' ' s

= . Karena S permutable kanan, dari (s'c)S∩(s'b')R

φ

maka ada rR

dan tS sehingga s'b'r =s'ctS. Dengan menggunakan reversible kanan akan diperoleh b'rt' =ctt' untuk su-atu t'∈S. Sekarang sbr=s'b'r=s'ct=s''c'tS sehingga s

( )

brt' =s''

( )

c'tt' ∈S

( )

brt' a'b'rt' a'ctt' a''

( )

c'tt' a = = =

( )

brt a

( )

ctt R a ' = '' ' ' ∈ .

Jadi ada d =brt',d'=c'tt'∈R sehingga

S d s sd = '' '∈ dan ad =a''d'∈R. Terbukti jika (a,s)~(a',s') dan (a',s')~(a'',s'') maka (a,s)~(a'',s'').

Dari (2.1), jika diambil b'=1 akan terlihat bahwa (a,s)~(ab,sb) asalkan sbS.

Notasi untuk kelas ekuivalensi dari )

,

(a s ditulis

s a

atau as . Himpunan dari −1

semua kelas-kelas ekuivalensi dinotasikan dengan RS . −1

(3)

Untuk mendefinisikan penjumlahan dalam −1

RS akan diselidiki bahwa setiap dua pecahan 2 2 1 1 , s a s a

dapat disamakan pe-nyebutnya. Karena S permutable kanan maka s1Ss2R

φ

jadi ada rR dan

S s∈ sedemikian sehingga s2r =s1sS. Selanjutnya dari s s s a s a 1 1 1 1 = dan r s r a s a 2 2 2 2 = didefinisikan t r a s a s a s a 1 2 2 2 1 1 + = + dengan r s s s t= 1 = 2 . (2.2)

Operasi penjumlahan diatas adalah well

defined dan selanjutnya dapat dibuktikan

bahwa ( −1,+)

RS merupakan grup abelian.

Didefinisikan 1 :RRS

ϕ

de-ngan

( )

e a a =

ϕ . Akan ditunjukkan bahwa ϕ merupakan homomorfisma grup yaitu,

) ( ) ( ) ( a b e b e a e b a b a ϕ ϕ ϕ + = + = + = +       = ∈ = a R (a) 0RS−1 Kerϕ ϕ

{

aRas= sS

}

= 0untuk suatu

Selanjutnya akan didefinisikan perkalian pada RS . Untuk mengalikan −1

1 1 s a dengan 2 2 s a digunakan s1Ra2S

φ

maka terdapat rR dan sS sedemikian sehingga s1r=a2s atau 1 2 1 1 − − = rs a s . Diperoleh definisi s s r a s a s a 2 1 2 2 1 1 ⋅ = . (2.3) Perlu diingat (a1s1−1)(a2s2−1) akan menjadi

1 2 1 1 1 2 2 1 1 1( ) ( ) − − − − = s rs a s a s a 1

( )

2 1 − =a r s s . Operasi perkalian diatas adalah well defined dan selanjutnya dapat dibuktikan bahwa (RS−1,+,•) adalah ring .

Akan ditunjukkan

e e

adalah identitas per-kalian dalam RS−1. Ambil 1 1 1 ∈ − RS s a , maka             e e s a 1 1 es r a1 = s r a1 = 1 1 . − =ars =a1s1−1 . 1 1 s a = Pemetaan ϕ:RRS−1 didefinisi-kan e a a)= ( ϕ , sehingga e ab ) ab ( = ϕ e b e a = =ϕ(a)ϕ(b) Karena ϕ(a+b)=ϕ(a)+ϕ(b) dan ϕ(ab) ) b ( ) a ( ϕ ϕ

= maka ϕ merupakan homo-morfisma ring. Juga diperoleh (s S) s e adalah invers dari e s s)= ( ϕ . Jadi: a) ϕ adalah S – inverting. b) = (a) (s)−1 s a ϕ ϕ .

c) Kerϕ ={aR:as=0untuk suatu sS}.

1

RS adalah ring hasil bagi kanan dari R

terhadap S. Akibat (Ranicki).

Jika S adalah himpunan denominator ka-nan maka ϕ:RRS−1 adalah homomor-fisma S – inverting universal.

Khususnya ada isomorfisma tunggal 1 − →RS Rs : g sehingga gε =ϕ de-ngan ε:RRs. Contoh 1. Misal:      = Z Z Z R 0 dan S ={n.I : } Z n∈ ≠ 0

S permutable kanan jika (∀aR)

) S s

(4)

Ambil sebarang R z z z a ∈      = 3 2 1 0 , Z z z z1, 2, 3S n n I n s ∈      = = 1 1 1 0 0 Z n ∈ ≠ 1 0 maka                   = 4 2 1 1 1 0 0 0 z z z n n sR             = 3 1 2 1 1 1 0 n z z n z n dengan n1z1,n1z2,n1z3∈Z dan                   = n n z z z aS 0 0 0 3 2 1             = n z n z n z 3 2 1 0 dengan z1n,z2n,z3nZ. Terlihat bahwa ) (∀aR (∀sS) aSsR≠φ. Jadi S permutable kanan.

Untuk R z z z a ∈      = 3 2 1 0 dengan Z z , z , z1 2 3∈ jika       =             0 0 0 0 0 0 0 3 2 1 1 1 z z z n n untuk su-atu S n n ∈       1 1 0 0 maka       =             0 0 0 0 0 0 0 2 2 3 2 1 n n z z z untuk su-atu S n n ∈       2 2 0 0 . Jadi S reversible kanan.

Karena S permutable kanan dan re-versible kanan maka RS−1 ada.

Dengan menggunakan homomorfisma →

R

:

ϕ −1

RS yang didefinisikan de-ngan

ϕ

(r)=rI−1 diperoleh:

1. Untuk n.IS maka (n.I)−1 adalah invers dari

ϕ

( In. ).

2. Setiap elemen dalam RS ber-−1

bentuk

ϕ

(r)

ϕ

(n.I)−1 dengan rR dan n.IS. Jadi = −1 RS                             −1 3 2 1 1 0 0 1 0 z n z z =                         n z n z n z 3 2 1 0 =      Q Q Q 0 . Z n , z , z , z n≠0 dan 1 2 3 ∈ dengan 3. R: z z z r Ker    ∈       = = ϕ 3 2 1 0           =               ϕ 0 0 0 0 0 3 2 1 z z z 4. 0 3 2 1    ∈       = = ϕ R: z z z r Ker          =             0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 2 1 n n z z z S n n ∈       1 1 0 0 suatu untuk Jadi RS =−1      Q Q Q 0 , dan R termuat dalam RS . −1

Dengan cara yang sama dapat di-konstruksikan ring hasil bagi kiri jika S permutable dan reversible kiri.

3. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpul-kan bahwa

1. Syarat perlu dan cukup untuk eksis-tensi ring hasil bagi kanan (kiri) pada ring nonkomutatif R adalah S mem-punyai sifat permutable dan reversible kanan (kiri).

2. Jika S mempunyai sifat permutable kanan (kiri) dan reversible kanan (kiri) maka dapat dikonstruksikan ring hasil bagi kanan RS (ring hasil bagi kiri −1

R S−1 ).

(5)

4. DAFTAR PUSTAKA

[1] Adkins, A, W Weintraub, H,S. (1992) ,Algebra An Approach via Module

Theory, Springer–Verlag, New York.

[2] Hungerford, W, T. (1984), Algebra, Graduate Texts in Mathematics, Spri- nger–Verlag, New York.

[3] Lam, Y, T. (1998), Lectures on

Mo-dules and Rings, Graduate Texts in

Mathematics, Springer–Verlag, New York.

[4] Ranicki, A. (2005), Noncommutative

Localization in Algebra and Topology,

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Produksi Minyak Bumi... Peraturan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Produksi

Topik penelitian dalam edisi ini diantaranya adalah tentang analisis kerentanan sosial terhadap bahya banjir di bantaran sungai, pemanfaatan Citra Satelit Landsat 8

Virtual reality (VR) adalah salah satu aplikasi dari teknologi multimedia memiliki kelebihan dalam mendeskripsikan sebuah keadaan atau sebuah obyek dimana

Praktikum pengukuran beban kerja dibutuhkan agar mahasisa memahami cara mengukur beban kerja baik secara (isik berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi&

Tahar (2006, hlm 92) dalam jurnalnya menyatakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif

Bagi peneliti lanjutan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Perusahaan tentang bagaimana Strategi Public Relations dalam mengelola citra Mal Kelapa Gading (PT

Tugas Akhir ini merancang jaringan backhaul fiber optik yang terdiri dari jaringan backbone, akses, dan Evolved Packet Core (EPC) untuk penumpang kereta dengan