Terjemahnya:
Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. 67
65Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 44.
66Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, h. 11.
67Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 78.
Pada ayat ini Allah memerintahkan manusia jangan sampai meninggalkan keturunan yang lemah sepeninggal kita, baik lemah moril utamanya maupun lemah materiil. Ayat ini biasanya sering dikhotbahkan oleh para penganjur KB (Keluarga Berencana). Sebenarnya ayat ini secara eksplisit menganjurkan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi umat dengan cara mempersiapkan sarana kearah menuju sejahtera, yang salah satunya dengan melakukan kegiatan investasi dalam beragam bentuknya. Lewat lembaga perbankan maupun dengan caranya sendiri, yang dirasa lebih untung dan lebih bermanfaat.
Islam memberikan panduan dan batasan yang jelas mengenai sektor mana saja yang boleh dan tidak boleh dimasuki investasi. Tidak semua investasi yang diakui hukum positif, diakui pula oleh syariat Islam. Karena itu, agar investasi tersebut tidak bertentangan maka harus memperlihatkan dan memperhitungkan berbagai aspek, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan prinsip syariah menurut Chair,68 ada beberapa aspek yang harus dimiliki dalam berinvestasi menurut perspektif Islam. Pertama, aspek materiil (finansial), yaitu suatu bentuk investasi hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya. Kedua, aspek kehalalan, yaitu suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang maupun prosedur yang haram. Suatu bentuk investasi yang tidak halal akan membawa pelakunya pada kesesatan serta sikap yang darurah secara individu maupun sosial. Ketiga, aspek sosial dan lingkungan, yaitu suatu bentuk investasi hendaknya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun saat ini maupun yang
68Chair, W., Manajemen Investasi di Bank Syariah, Iqtishadia: Jurnal Ekonomi &
Perbankan Syariah 2, no. 2 (2015), h. 203.
akan datang. Keempat, aspek pengharapan kepada Ridho Allah, yaitu suatu bentuk investasi tertentu dipilih adalah dalam rangka mencapai atau mencari Ridho Allah.
Menurut Hayati,69 setiap orang yang berinvestasi pasti mengharapkan keuntungan yang sangat besar dan nilai modalnya bertambah, inilah yang mendorong hasrat seseorang untuk berinvestasi. Walaupun apa yang diharapkan tidak selamanya sesuai dan menjadi kenyataan, sehingga konsep time value of money dalam Islam tidak berlaku karena yang namanya investasi/usaha adakalanya bisa mendapatkan keuntungan bisa juga mengalami kerugian dalam suatu periode usaha. Untuk itu, sebelum melakukan investasi hendaknya seseorang terlebih dahulu mengenal akan kebutuhan dan alasan berinvestasi sehingga tidak tergiur dengan iming-iming keuntungan besar yang ditawarkan. Sehingga ia tidak akan terjerumus kepada apa yang dinamakan investasi bodong. Jika hal ini dapat diminimalisir atau dihindari oleh seseorang maka akan mendapatkan keuntungan atau laba yang besar sesuai dengan apa yang diharapkan jika investasi dilakukan secara tepat, benar dan sesuai dengan yang dianjurkan oleh Undang-Undang Perbankan Syariah.
C. Saham Syariah
1. Pengertian Saham Syariah
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.70 Saham syariah dimasukan dalam perhitungan Jakarta Islamic
69Hayati, M., Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam, Journal of Islamic Economics and Business 1, no. 1 (2016), h. 74.
70Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, h. 71.
Index yang merupakan index yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari Index Harga Saham Gabungan.
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN), saham adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Bagi perusahaaan yang modalnya diperoleh dari saham merupakan modal sendiri. Dalam struktur permodalan khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), pembagian modal menurut undang-undang terdiri:
a. Modal dasar, yaitu modal pertama sekali perusahaan didirikan.
b. Modal ditempatkan, maksudnya modal yang sudah dijual dan besarnya 25%
dari modal dasar.
c. Modal disetor, merupakan modal yang benar-benar telah disetor yaitu sebesar 50% dari modal yang telah ditempatkan.
d. Saham dalam portepel yaitu modal yang masih dalam bentuk saham yang belum dijual atau modal dasar dikurangi modal ditempatkan.
2. Landasan Hukum Saham Syariah
Menurut Wahbah al-Zuhaili, bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya. Pendapat para ulama yang memperbolehkan jual beli saham serta pengalihan kepemilikan porsi suatu surat berharga berdasarkan pada ketentuan bahwa semua itu disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga.
Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah juga menyatakan bahwa boleh menjual dan menjaminkan saham dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.71 Fatwa Dewan Syariah Nasional Indonesia, dalam Fatwa DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, telah disebutkan pada transaksi yang tidak boleh dilakukan adalah transaksi yang bersifat spekulasi dan manipulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba’, maysir, risywah, maksiat dan kedzaliman, diantaranya, yaitu seperti melakukan penawaran palsu, transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider trading), menjual saham yang belum dimiliki dan membelinya belakangan (short selling).72 Hal ini sesuai dengan ayat dalam QS. Al-Baqarah/2 : 275 yang men- jelaskan bahwa jual beli adalah halal dan riba adalah haram:
َّلَحَأ َو … َُّللّ ٱ َعۡيَبۡل ٱ َم َّرَح َو هْا وَب ِ رل ٱ
…
Terjemahnya:Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.73 Dari sudut pandang fiqh, pada dasarnya saham adalah efek syariah. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa control yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usahanya, sedangkan saham konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku (legal).
Saham dikategorikan menjadi dua yaitu saham syariah dan saham non syariah. Perbedaan ini terletak pada kegiatan usaha dan tujuannya. Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang
71Rivai, Z., & dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek (Depok: PT Raja Grafindo, 2014), h. 274.
72Umam, K., Pasar Modal Syariah & Praktik Pasar Modal Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 128.
73Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 47.
diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa yang ditetapkan dalam peraturan BAPEPAM dan LK jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain:74
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang- barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang termasuk kategori syariah antara lain:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana diuraikan diatas.
b. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.
c. Tidak melebihi rasio keuangan.
D. Harga Saham
1. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan
74Rifqi M., Akuntansi Keuangan Syariah (Yogyakarta: P3PI, 2010), h. 61.
permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai dari harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya.
Bursa saham merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara maka diperlukan suatu perhitungan tentang transaksi yang terjadi dalam bursa sepanjang periode tertentu. Perhitungan ini akan digunakan sebagai tolak ukur kondisi perekonomian suatu negara. Untuk di negara di Indonesia, perhitungan tersebut adalah perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Harga saham berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi dan informasi baru yang diperoleh investor tentang prospek perusahaan.
Keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan laba perusahaan dan arus kas investor di masa depan. Beberapa proyek perusahaan relatif sederhana dan mudah dievaluasi sehingga tidak terlalu berisiko. Para manajer juga harus memperhatikan kemungkinan munculnya dampak proyek terhadap profit-abilitas dan harga saham. Pemegang saham harus bisa meramalkan berhasil tidaknya perusahaan nanti, dan harga saham saat ini mencerminkan penilaian investor terhadap keberhasilan perusahaan di masa depan.75
Harga saham didasarkan pada arus kas yang diharapkan pada tahun mendatang, bukan hanya di tahun berjalan. Jadi, maksimalisasi harga saham meminta agar melihat operasi secara jangka panjang. Kalangan akademisi selalu berasumsi bahwa manajer mematuhi fokus jangka panjang ini, tetapi fokus untuk banyak perusahaan telah bergeser ke jangka pendek selama akhir abad ke-20. Untuk
75Houston Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 9.
memberikan insentif kepada manajer agar memusatkan perhatiannya pada harga saham, pemegang saham (yang bertindak melalui dewan direksi) memberikan opsi saham kepada para eksekutif yang dapat dilaksanakan pada tanggal tertentu di masa depan.
Seorang eksekutif dapat melaksanakan opsi pada tanggal tersebut, mendapatkan saham, dan segera menjualnya kembali sehingga mendapat keuntungan. Ini menyebabkan banyak manajer mencoba untuk memaksimalkan harga saham pada tanggal pelaksanaan opsi, dan bukan jangka panjang. Akibatnya, ini akan menimbulkan penyelewengan yang sangat buruk. Proyek-proyek yang terlihat bagus dalam jangka panjang ditolak karena akan mengurangi laba dalam jangka pendek dan selanjutnya harga saham pada hari pelaksanaan opsi.
Lebih buruk lagi, beberapa manajer sengaja melaporkan lebih saji sehingga mengangkat harga saham untuk sementara. Kemudian, eksekutif ini melaksanakan opsi mereka, menjual saham yang nilainya digelembungkan, dan meninggalkan para pemegang saham menanggung akibatnya ketika situasi yang sebenarnya telah terungkap.76
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Alwi memaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:77
76Houston Brigham, Dasar-Daar Manajemen Keuangan, h. 9.
77Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham. http://sahamidx.blogdetik.com/2012/
08/30/13, diakses pada tanggal 3 Januari 2022.
a. Faktor Internal (Lingkungan Mikro)
1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
2) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi, dan lainnya.
5) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lain.
6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
b. Faktor eksternal (Lingkungan Makro) diantaranya adalah:
1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan (penundaaan) trading.
4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.
5) Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
E. Pandemi COVID-19
Penyakit tak terduga bernama penyakit corona virus 2019 (COVID-19) telah menyebar ke seluruh dunia sejak akhir 2019. Desember 2019, Wuhan, sebuah kota pusat di China, melaporkan kasus pertama COVID-19. 3 Januari 2020, Komite Kesehatan Wuhan melaporkan 44 kasus pneumonia virus yang tidak diketahui penyebabnya. Karena migrasi massal selama Tahun Baru Imlek dan lokasi geografis Wuhan sebagai pusat transportasi penting di Tiongkok, penyakit ini telah menyebar secara diam-diam ke provinsi lain di Tiongkok sejak awal Januari 2020.
19 Januari, tiga kasus pertama yang dikonfirmasi di luar Wuhan adalah melaporkan, satu di Guangdong dan dua di Beijing. Sejak jam 10 pagi pada tanggal 11-23 Januari, bus, metro, feri dan angkutan penumpang jarak jauh di Wuhan telah ditunda. Sebagai tindakan pencegahan lebih lanjut, semua kereta dan penerbangan keluar dihentikan. Pemerintah China terus mengadopsi berbagai kebijakan kesehatan masyarakat, seperti pembatasan perjalanan, jam malam dan penutupan sekolah untuk mencegah penyebaran epidemi.
30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan global pertamanya terkait COVID-19. Ketika jumlah kasus yang dikonfirmasi melonjak di seluruh dunia, WHO mengumumkan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Sejauh ini, negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbesar di dunia termasuk Republik Rakyat Tiongkok, Italia, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat. Pusat wabah telah bergeser secara bertahap dari Cina ke Eropa dan Amerika Serikat.
Maret 2020, beberapa peneliti dan media melaporkan bagaimana penyakit mengerikan ini akan memengaruhi perekonomian negara-negara yang terkena dampak. 30 Januari 2020, terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman.78 Di Indonesia, kejadian pertama COVID-19 dilaporkan 2 pasien dan terjadi di 2 Maret 2020.
78Susilo, A, dkk., Corona Virus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019 , Review of Current Literatures 7, no.1 (2020), h. 45.
31 Maret 2020 data memperlihatkan konfirmasi COVID 19 terdapat 1.528 kasus dengan 136 kematian. Indonesia merupakan negara dengan tingkat mortalitas 8,9% yang juga paling tinggi tingkat mortalitas COVID-19 di Asia Tenggara. Di Dunia pada 30 Maret 2020, kasus yang tercatat ada 693.224 kasus dengan jumlah kasus kematian 33.106. Pusat Pandemi Covid-19 terjadi di Eropa dan Amerika Utara yang sudah melalui China, dengan kasus dan kematian tertinggi. Tanggal 30 Maret 2020, peringkat pertama adalah Amerika Serikat dengan bertambanya kasus COVID-19 terbanyak dengan 19.332 kejadian kemudian Spanyol kasus baru COVID-19 berjumlah 6.549. Di dunia peringkat tertinggi mortalitas, adalah Italia dengan 11,3 persen.79
F. Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index atau JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara pasar modal indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). Pada 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang diluncurkan berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index.80 Jakarta Islamic Index ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (Benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis
79Cipto, R., Corona Virus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019 (2020), h. 67
80Musdalifah Azis, Sri Mintarti, dan Maryam Nadir, Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham, 1st ed. (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2015), h. 345.
syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah.81
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk pada kriteria syariah melibatkan Pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam peraturan Bapepam-LK Nomor II.K.I tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah. Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index.
Penerbitan efek syariah telah diatur pada Nomor IX.A.13 berdasarkan arahan dari Dewan Syariah Nasional dan Bapepam-LK, badan usaha yang jenis kegiatan utamanya dinilai tidak memenuhi syariat Islam adalah sebagai berikut:82
1. Menyelenggarakan jasa keuangan yang berdasarkan konsep ribawi, Masyir dan jual beli resiko yang mengandung gharar;
2. Usaha perdagangan yang dilarang atau permainan yang tergolong judi;
3. Investasi pada Corperate yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan pada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari Capitalnya, kecuali investasi itu telah dinyatakan kesyariahannya dari DSN- MUI.
4. Memproduksi, menyalurkan, memperjualbelikan dan atau menyediakan:
81Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, h. 141.
82Musdalifah, Sri, dan Maryam, Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham, h. 347.
a. Barang atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi).
b. Barang atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang telah diatur oleh DSN-UI, dan
c. Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Sedangkan persyaratan pada saham yang masuk ke dalam kategori syariah adalah:
1) Tidak melakukan aktifitas usaha sebagaimana yang diuraikan diatas.
2) Tidak melakukan aktifitas jual-beli yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.
3) Tidak melebihi resiko keuangan sebagai berikut: a) Jumlah hutang berbasis bunga jika dibandingkan dengan jumlah modal tidak lebih dari 82% (hutang berbasis bunga dibandingkan dengan jumlah modal tidak lebih dari 45%: 55%); dan b) Jumlah pendapatan bunga dan pendapatan Non halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) halal tidak lebih dari 10% Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan kriteria saham-saham emiten yang menjadi komponen daripada Jakarta Islamic Index tersebut adalah: (1) Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK; (2) Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir; dan (3) Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar regular selama satu tahun terakhir.
G. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah atau sering disebut kurs adalah selisih nilai harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara dimana masing- masing negara menpunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka pebandingan antara nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya atau yang disebut dengan kurs valuta asing.83
Kurs valuta asing dapat diukur dengan dua cara, cara yang pertama adalah indirect quote. Fungsinya ialah untuk menunjukkan jumlah mata uang luar negri yang dibutuhkan untuk membeli (menukarkan) satuan mata uang dalam negeri. Dan cara kedua adalah direct quote yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli (menukarkan) kedalam satuan mata uang luar negeri. Teori-teori yang berhubungan dengan kurs valuta asing:84
1. Balance of Payment Approach
Pendekatan ini didasari pada pendapat bahwasanya kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permitaan terhadap valuta tersebut, adapun alat yang digunakan untuk mengukur kekuataan penawaran dan permintaan tersebut adalah Balance of payment. Apabila Balance of Payment suatu negara mengalami defisit maka dapat diartikan bahwa penghasilan dalam negara tersebut lebih kecil daripada pengeluaran, maka permintaan valuta asing akan bertambah guna membayar defisit tersebut, nilai tukar tersebut akan cenderung mengalami penurunan begitu juga sebaliknya.
83Salvatore, Theory and Problem of Micro Economic Theory in Dominick (Jakarta:
Erlangga, 2008), h. 35.
84Berlianta, Mengenal Valuta Asing in H. Charisma (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 36.
2. Purchasing Power Parity
Teori ini berusaha untuk menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta suatu negara terhadap barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan Low of One Price sebagai dasar. Dalam Low of One Price disebutkan bahwa dua barang yang identik (sama) harusnya memiliki harga yang sama pula.
3. Fisher Effect
Menyatakan bahwa tingkat suku bunga dalam suatu negara akan sama dengan tingkat suku bunga riil ditambah tingkat inflasi dalam negara tesebut.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa tingkat suku bunga di satu negara dengan negara lainnya dapat berbeda karena tingkat inflasi mereka berbeda.
4. International Fisher Effect
Asumsi ini didasari oleh Fisher Effect, yang menyatakan bahwa pergerakan nilai mata uang dalam suatu negara dibanding dengan negara lain (pergerakan kurs) diakibatkan oleh suku bunga nominal dalam negara tersebut. Penggunaan International Fisher Effect seperti seseorang tidak bisa menikmati keuntungan yang lebih tinggi hanya dengan menanamkan dananya pada suatu negara yang memiliki suku bunga yang tinggi dikarenakan nilai mata uang yang mengalami suku bunga yang tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun nilainya) sebesar selisih nominal dengan negara yang memiliki suku bunga yang rendah.
Kurs dapat ditentukan oleh pemerintah seperti pada negara yang memakai sistem fixed exchange rates atau ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan pasar yang saling berinteraksi serta kebijakan pemerintah seperti pada negara yang