SAHAM SYARIAH PADA MASA COVID-19 DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(KASUS JAKARTA ISLAMIC INDEX)
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melakukan Penelitian dalam Rangka Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Ilmu Ekonomi Islam
pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Oleh:
ABDUL RACHMAN SAHRANI NIM: 80500220016
PASCASARJANA
UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN M A K A S S A R
2 0 2 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Abdul Rachman Sahrani
NIM : 80500220016
Tempat/Tgl. Lahir : Ujung Pandang, 17 November 1995 Prodi/Konsentrasi : Ekonomi Syariah
Program : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Alamat : Jl. Pembangunan Berlanjut Komp NSD Polewali
Judul : Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas Dunia Terhadap Harga Saham Syariah pada Masa Covid-19 dengan Inflasi sebagai Variabel Intervening (Kasus Jakarta Islamic Index)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 25 Agustus 2022 Penyusun,
Abdul Rachman Sahrani NIM: 80500220016
iii
PERSETUJUAN PROMOTOR
Tesis Yang Berjudul: Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Terhadap Harag Saham Syariah pada Masa Covid-19 dengan Inflasi Sebagai Variabel Intervening (Kasus Jakarta Islamic Indeks), yang disusun oleh Abdul Rahman Sahrani, NIM: 80500220016 mahasiswa/i Program Studi Ekonomi Syariah pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, memandang bahwa tesis tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk menempuh Ujian Kualifikasi Tesis Penelitian.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.
PROMOTOR/KOPROMOTOR:
1. Dr. Siradjuddin, SE., M.Si. (………)
2. Dr. Syahruddin, M.Si. (………)
Makassar, Juli 2022 Diketahui:
Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar,
Prof. Dr. H. M. Ghalib M., M.A.
NIP. 195612311987031022
iv KATA PENGANTAR
ىلع ملاسلاو ةلاصلاو نيدلاو ايندلا رومأ ىلع نيعتسن هبو نيمـلاعلا بر لله دمحلا .نيعمـجأ هبحصو هلا ىلعو دمحم انديس نيلسرمـلاو ءآيبنلأا فرشأ
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas anugerah yang tiada terkira berupa kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuangkan sebuah karya berjudul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas terhadap Harga Saham Syariah pada Masa Covid-19 dengan Inflasi sebagai Variabel Intervening (Kasus Jakarta Islamic Index)” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan tesis ini, namun berkat bantuan Allah serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu suatu kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan ikhlas, serta penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama kepada:
1. Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Dr. Mardan, M.Ag. selaku Wakil Rektor I. Dr.
Wahyuddin, M.Hum. selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam, M.Ag. selaku Wakil Rektor III dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag.
selaku Wakil Rektor IV yang telah membantu dan melancarkan proses penyelesaian studi dengan berbagai fasilitas yang memadai di UIN Alauddin Makassar.
v
2. Prof. Dr. H. M. Ghalib M, M.A., selaku Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar beserta wakil direktur Dr. H. Andi Aderus, Lc., MA.
Beserta para stafnya yang telah membantu dan melancarkan penyelesaian studi dengan berbagai fasilitas yang memadai.
3. Dr. H. Abdul Wahid Haddade, Lc., M.H.I selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menyelesaikan studi ini serta staf prodi Ian Safutra, S.HI. yang telah banyak membantu dalam proses pengurusan berkas akademik.
4. Dr. Siradjuddin, S.E., M.Si dan Dr. Syahruddin, S.E, M.Si selaku promotor dan kopromotor yang secara ikhlas telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran berharga dalam penyelesaian tesis ini.
5. Dr. H. Abdul Wahab, S.E., M.Si dan Dr. H. Rahman Ambo Masse, Lc., M.A selaku penguji utama I dan II yang telah memberikan pengarahan, serta banyak memberikan masukan baik kritik yang membangun dan berbagai solusi dalam perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.
6. Para Guru Besar dan dosen Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang tidak dapat disebut namanya, khususnya pada Prodi Ekonomi Syariah yang telah banyak memberikan konstribusi ilmiah sehingga dapat membuka cakrawala berpikir selama masa studi.
7. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat memanfaatkan secara maksimal demi penyelesaian tesis ini.
vi
8. Pemerintah Kota Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini serta Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan izin dan membantu dalam memberikan informasi kepada penulis.
9. Penghargaan setinggi-tingginya dan rasa hormat yang mendalam kepada kedua orang tua saya untuk cinta tulus serta keikhlasannya dalam segala doa, perhatian, kasih sayang, dan dorongan baik moril maupun materil selama penulis menempuh masa pendidikan.
10. Para keluarga, sahabat, saudara, rekan mahasiswa terkhusus Nurlathifah Thulfitrah B., S.Pd., M.Pd., Muh Arfah Basri, S.Pd., Puspa Permatasari, S.E dan teman seperjuangan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Angkatan 2020 khususnya pada kelas Reguler Ekonomi Syariah. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan tesis ini baik secara materil maupun formil.
Akhirnya, penulis mohon maaf dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan hanya Allah-lah yang mengetahui nilai, ketulusan, keikhlasan budi dan segala apa yang diperbuat oleh hambaNya. Karena itu, penulis hanya mampu berdoa semoga segala dedikasi dan apresiasi dari semua pihak yang telah kami terima mendapatkan imbalan pahala yang setimpal dari Allah swt. Aamiin
Makassar, 25 Agustus 2022 Penulis,
Abdul Rachman Sahrani NIM: 80500220016
vii DAFTAR ISI
JUDUL TESIS i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ii
PERSETUJUAN PROMOTOR iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
ABSTRAK xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Hipotesis 11
D. Definisi Operasional 19
E. Kajian Pustaka dan Penelitian Terdahulu 22
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 26
A. Portofolio 26
B. Investasi dalam Islam 27
C. Saham Syariah 32
D. Harga Saham 35
E. Pandemi Covid-19 39
F. Jakarta Islamic Index 41
G. Nilai Tukar Rupiah 44
H. Harga Minyak Dunia 46
I. Harga Emas Dunia 49
J. Inflasi 51
K. Hubungan Antar Variabel dan Kerangka Pikir 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62
A. Jenis dan Lokasi Penelitian 62
B. Pendekatan Penelitian 62
viii
C. Populasi dan Sampel 63
D. Teknik Pengumpulan Data 65
E. Instrumen Penelitian 65
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 73
A. Gambaran Umum Objek 73
B. Deskripsi Umum Perusahaan 76
C. Statistik Deskriptif 83
D. Analisis Data 85
E. Pembahasan Hasil Penelitian 95
BAB V PENUTUP 107
A. Kesimpulan 107
B. Implikasi 108
DAFTAR PUSTAKA 110
LAMPIRAN 117
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1.1 Data Harga Saham Jakarta Islamic Index Tahun 2015-2019 4
1.2 Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu 22
3.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang
memenuhi kriteria sampel 64
4.1 Statistik Deskriptif 84
4.2 Hasil Uji Normalitas 85
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas 86
4.4 Hasil Uji Autokorelasi 86
4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas 87
4.6 Hasil Uji Statistik t Model Y1 88
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinan Model Y1 89
4.8 Hasil Uji Statistik t Model Y2 90
4.9 Hasil Uji Koefisien Determinan Model Y2 91
4.10 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga
Emas terhadap Harga Saham Saham Syariah melalui Inflasi 92
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
2.1 Kerangka Pikir 61
4.1 Diagram Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi 94
xi ABSTRAK Nama : Abdul Rachman Sahrani
NIM : 80500220016 Prodi : Ekonomi Syariah
Judul : Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia Terhadap Harga Saham Syariah pada Masa Covid-19 dengan Inflasi Sebagai Variabel Intervening (Kasus Jakarta Islamic Index)
Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia yang juga merupakan pasar yang besar untuk mengembangkan industri keuangan syariah, terutama saham syariah. Investasi Syariah di pasar saham memiliki peranan untuk mengembangkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham syariah melalui inflasi.
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan adapun sumber data dari penelitian ini berasal dari data Sekunder yaitu: Data dari Bursa Efek Indonesia.
Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan dengan melakukan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini melalui tiga tahapan yaitu uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis jalur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh dan signifikan terhadap inflasi dan harga saham syariah. Harga minyak dunia berpengaruh terhadap inflasi dan tidak berpengaruh terhadap harga saham syariah.
Harga emas berpengaruh terhadap inflasi dan tidak berpengaruh terhadap harga saham syariah. Inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham syariah. Inflasi mampu memediasi nilai tukar rupiah, harga minyak dunia, dan harga emas terhadap harga saham syariah
Implikasi penelitian ini adalah: 1) Bagi investor. Untuk dapat mempertimbangkan informasi mengenai saham seperti mengenai risiko sistematik eksternal yang dapat dilihat dari kondisi makroekonomi seperti suku bunga, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah, inflasi dan lain-lain dan juga dalam kondisi global, seperti indeks saham syariah dunia 2) Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi: Sebaiknya untuk peneliti yang akan datang lebih memaksimalkan dan dapat menambah data dan atau menggabungkan variasi dari variabel lain.
Kata Kunci: Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Inflasi, Harga Saham Syariah
xii ABSTRACT Name : Abdul Rachman Sahrani
ID : 80500220016 Major : Ekonomi Syariah
Title : Rupiah Exchange Rate, World Oil Price and World Gold Price Against Sharia Stock Prices during the Covid-19 Period with Inflation as an Intervening Variable (Case of Jakarta Islamic Index)
Indonesia is one of the largest Muslim countries in the world which is also a large market for developing the Islamic financial industry, especially Islamic stocks. Sharia investment in the stock market has a role to develop market share of the Islamic financial industry in Indonesia. This study aims to analyze the factors that affect Islamic stock prices through inflation.
This research employed a quantitative methodology, and its data source was secondary data, particularly data from the Indonesia Stock Exchange. In addition, documentation was used as the technique of data collecting. In this study, there were three steps of data analysis: the classical assumption test, the hypothesis test, and the path analysis.
The results of this study suggested that the rupiah exchange rate had a considerable impact on inflation and the pricing of sharia-compliant stocks.
Inflation was affected by global oil prices, but Islamic stock values are unaffected.
The price of gold affected inflation, but had little effect on Islamic stock values.
Inflation had little effect on the values of Islamic stocks. Inflation acted as a mediator between the rupiah exchange rate, world oil prices, and gold prices and sharia stock prices.
The consequences of this study were as follows: 1) In the interest of investors. To be able to examine information regarding stocks, such as external system hazards that might be seen from macroeconomic conditions such as interest rates, rupiah currency rates, crude oil prices, inflation, and others, as well as in global conditions, such as the world sharia stock index. 2) For future researchers and academics: It is best for future researchers to maximize and be able to add data and or combine variations from other variables.
Keywords: Rupiah Exchange Rate, World Oil Price, World Gold Price, Inflation, Sharia Stock Price
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Investasi ialah kegiatan yang sering dilakukan pada zaman sekarang ini.
Investasi hakekatnya yakni pengumpulan modal atau uang yang digunakan dan disimpan untuk depan.1 Pertumbuhan aktivitas investasi pada zaman sekarang ini sudah mengalami kemajuan, ini terjadi bersamaan dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat atas bagaimana aplikasi investasi secara maksimal dan didukung dengan keadaan perekonomian dalam suatu negeri. Investasi dipilih oleh masyarakat karena memiliki banyak kelebihan yakni investasi bisa diaplikasikan oleh siapa saja, aman, dimana saja, mudah, menyiasati inflasi, mengejar keuntungan, serta tanggungan buat masa yang akan datang.2
Salah satu jenis investasi yang menarik perhatian yakni investasi aset finansial sesuai syariat Islam. Dalam Islam juga menganjurkan pemeluknya untuk berinvestasi sebab: 1) Harta itu wajib berputar atau tidak boleh hanya diam, 2) Semakin harta bergerak maka harta itu akan semakin terus berkembang, 3) Masa depan tidak pasti hasilnya, dalam bisnis bisa menghasilkan kerugian, keuntungan, atau impas, 4) Usaha atau bisnis untuk masa yang akan datang dapat diproyeksikan,
1Fadilla, Pasar Modal Syariah dan Konvensional, Islamic Banking: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Perbankan Syariah 3, no. 2 (2018), h. 46.
2Utami, A. T., & Herlambang, L, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode Januari 2010 Hingga November 2015, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 3, no.1 (2016), h. 70.
dan 5) Hasil yang sesungguhnya tidak selamanya sesuai dengan yang diproyeksikan.3
Banyak metode yang bisa dilakukan untuk bisa berinvestasi, salah satunya ialah berinvestasi di saham. Saham sendiri berasal dari bahasa arab, Sahmun yang artinya peran atau andil serta berserikat. Sedangkan menurut istilah, saham merupakan pembukaan atau satuan nilai dalam beragam instrumen keuangan yang menunjuk pada bagian dari kepemilikan di sebuah perusahaan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham adalah pemilik dari sebagian perusahaan tersebut, selembar saham mempunyai nilai atau harga.4
Saham syariah adalah salah satu instrumen investasi yang terdapat dalam pasar modal syariah yang merupakan bukti kepemilikan seorang investor atas suatu perusahaan yang berbentuk sertifikat dimana prinsip di dalamnya tidak bertentangan dengan syariah. Mayoritas penduduk beragama Islam di Indonesia menjadikannya potensi yang besar terhadap perkembangan pasar modal syariah terutama saham. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sendiri telah terjadi sejak terbitnya reksadana syariah pada tahun 1997. Selanjutnya pada 3 Juli 2000, BEI dan PT Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index. Saat ini terdapat tiga indeks saham syariah di Bursa Efek Jakarta: Indeks
3Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqih & Keuangan (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2016), h. 168.
4Utami, A. T., & Herlambang, L, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode Januari 2010 Hingga November 2015, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 3, no. 1 (2016), h. 70.
Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII) dan Jakarta Islamic Indeks 70 (JII70).
18 April 2001, pertama kalinya Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Perkembangan selanjutnya adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia yang dilaksanakan pada 14 Maret 2003. Pasar modal syariah merupakan bagian dari pasar modal di Indonesia. Dimana transaksi yang terjadi mengikuti perkembangan pasar modal pada umumnya, yang tidak lepas dari risiko dan return yang tidak dapat dipastikan. Terkait hal tersebut, investor muslim yang memiliki prinsip syariah dalam kegiatan investasinya, tentunya harus memiliki pengetahuan yang cukup terkait investasi syariah. Tidak hanya terkait dengan objek investasinya, dalam hal ini instrumen saham, tetapi juga meliputi manajemen aset, manajemen risiko investasi maupun hal-hal yang terkait dengan keabsahan transaksi dari sisi syariahnya. Fatwa DSN yang terkait dengan saham syariah, yaitu DSN-MUI Nomor 40/DSN-MUI/2003 menyatakan bahwa jual beli saham itu diperbolehkan untuk dilakukan namun dilarang jika melakukan hal yang berlawanan seperti ribawi, perjudian, short selling, dan margin.5
Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia yang juga merupakan pasar yang besar untuk mengembangkan industri keuangan syariah.
Investasi Syariah di pasar modal memiliki peranan untuk mengembangkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Salah satu alat ukur kinerja pasar
5Umam, K., Pasar Modal Syariah & Praktik Pasar Modal Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 3.
modal syariah di Indonesia adalah Jakarta Islamic Indeks (JII) yang terdiri dari 30 saham syariah terlikuid berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pada tabel 1.1 data harga saham JII tahun 2015-2019 menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi.6
Tabel 1.1
Data Harga Saham Jakarta Islamic Index Tahun 2015-2019
No. Bulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 1. Januari 706.68 612.75 696.44 793.96 725.82 2. Februari 715.36 636.62 699.87 776.12 712.01 3. Maret 721.67 653.18 718.35 704.28 704.6
4. April 664.8 653.26 738.19 686.47 692.27
5. Mei 698.07 655.65 737.51 675.48 661.04
6. Juni 658.85 663.94 749.6 654.77 682.65
7. Juli 646.94 726.61 746.57 671.78 681.26
8. Agustus 586.09 755.72 746.26 659.92 702.59 9. September 557.23 738.33 733.3 664.92 688.17
10. Oktober 586.1 739.38 724.26 640 692.98
11. November 601.04 677.97 735.72 662.59 667.44 12. Desember 603.35 694.13 759.72 685.22 704.7
Rata-Rata 645.51 683.96 732.13 689.62 692.96 Sumber: www.idx.com
Keberadaan kelompok saham syariah dalam JII relatif masih baru, tetapi dari tahun ke tahun indeks saham syariah dalam JII menunjukkan nilai yang terus naik pada tahun 2015-2017. Tetapi pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 689.62 rupiah. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham,
6Suciningtias, S. A., & Khoiroh, R., Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Conference in Business, Accounting, and Management 2, no. 1 (2015), h. 398.
baik faktor yang berasal dari eksternal maupun internal perusahaan. Faktor eksternal biasanya berasal dari kondisi makroekonomi suatu negara, seperti inflasi.
Inflasi merupakan naiknya harga barang dan jasa secara terus menerus dalam periode tertentu. Semakin meningkatnya inflasi, dapat membawa pengaruh negatif bagi investor yang berinvestasi di pasar modal. Investor cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi). Hal ini terjadi karena hiperinflasi yang menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Kecenderungan para investor untuk melepas sahamnya akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun.7
Terjadinya penurunan harga saham akan tercermin pada indeks harga saham. Sebagai sebuah nilai yang dapat merefleksikan kinerja dan perkembangan dari kegiatan investasi, naik turunnya harga saham juga dapat dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi, yaitu nilai tukar mata uang atau kurs.8 Nilai tukar mata uang (kurs) merupakan nilai yang ditetapkan berdasarkan kepada harga pasar. Kurs juga diartikan sebagai nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya.9 Kurs dalam penelitian ini adalah kurs (exchange rate) rupiah terhadap nilai dolar AS (USD), dikarenakan bahwa nilai dolar AS masih menjadi acuan utama mata uang dunia dan acuan utama pertukaran uang di dunia.10
Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dolar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia tidak stabil. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi
7Yuniarti, D., Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham di Sektor Industri Barang Konumsi pada Indeks Saham Syariah (ISSI) Tahun 2012-2016, Jurnal I-Finance 1, no. 1 (2017), h. 216.
8An-Nabhani, T., An-Nidham Al-Iqtishadi Fil-Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2009), h.
315.
9Hanafi, M., Manajemen Risiko (Yogyakarta: Alfabeta, 2009), h. 228.
10Natsir, M., Ekonomi Makro (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), h. 300.
apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat. Hal ini dapat menambah risiko bagi investor apabila hendak berinvestasi di Bursa Saham Indonesia. Sehingga investor akan cenderung melakukan aksi jual dan menunggu hingga situasi perekonomian dirasakan membaik.11 Sehubungan dengan pentingnya perhatian terhadap kondisi ekonomi makro yang menjadi bagian dari risiko sistematis, pasar modal syariah Indonesia yang kinerjanya tercermin pada Jakarta Islamic Index (JII) tidak bisa menampik akan hadirnya risiko. Sebagaimana diketahui variabel indikator ekonomi makro seperti harga minyak dan harga emas dunia.12 Harga minyak dunia merupakan salah satu variabel terpenting yang dapat mempengaruhi berbagai sektor riil dan fiskal. Di mana kenaikannya akan meningkatkan harga komoditas lainnya di seluruh dunia yang mampu meningkatkan tekanan inflasi. Gejolak harga minyak dunia menghantui aktivitas perdagangan saham dimana iklim investasi menjadi tidak kondusif di pasar modal.13
Harga emas dunia merupakan harga yang dijadikan patokan seluruh dunia berdasarkan standar pasar emas london. Emas adalah salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas risiko. Emas memiliki nilai yang cenderung stabil dan naik, sangat jarang sekali harga emas turun. Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada pasar modal, karena dengan
11Ardana, Y., Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011-September 2015 dengan Model ECM), Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Entrepeneurship 10, no.1 (2016), h. 80.
12Rusbariand, S., Masodah, Riskayanto, & Herawati, S., Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Pergerakan Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia, Forum Bisnis & Keuangan I, no.3 (2012), h. 730.
13Suciningtias, S. A., & Khoiroh, R., Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Conference in Business, Accounting, and Management 2, no.1 (2015), h. 412.
risiko yang relatif rendah, emas dapat memberikan imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya dalam bentuk emas batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di pasar modal sehingga emas juga memiliki pengaruh terhadap pergerakan saham.14
Pertengahan tahun 2019, penyakit corona virus 2019 (COVID-19) melanda dunia dan Indonesia. Kasus COVID-19 terus meningkat pesat dalam waktu yang sangat singkat. Menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia membuat Indonesia memiliki resiko penularan dan penyebaran virus yang tinggi.
Apalagi virus ini sangat menular sehingga perlu dicegah agar tidak menyebar di masyarakat. Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai kondisi pandemi, fokusnya harus pada deteksi yang lebih cepat dan lebih dini untuk menghentikan jumlah infeksi dan menerapkan manajemen yang tepat dalam membatasi penularan virus. Penularan yang tidak terkendali menyebabkan banyaknya kasus dan membebani sistem kapasitas perawatan kesehatan.
Akibatnya, jumlah kasus kematian akan meningkat pesat seperti di beberapa negara.
Selain berdampak besar pada kesehatan, COVID-19 juga berdampak pada kondisi ekonomi. Meningkatnya kasus COVID-19 ini telah memengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Penetapan pandemi COVID-19 oleh PBB berdampak pada sektor transportasi, pariwisata, kesehatan, dan perdagangan.
Keputusan lockdown dilakukan oleh banyak negara dalam pencegahan terbesar COVID-19, yang berdampak pada terhambatnya kegiatan ekonomi dan
14Sartika, U., Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia terhadap IHSG dan JII di Bursa Efek Indonesia, I-Finance 3, no. 2 (2017), h. 290.
memberikan penekanan terhadap pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan, salah satunya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah Indonesia melakukan dorongan kepada Kementrian dan Lembaga (K/L) serta Pemerintah Daerah (PEMDA) untuk mempercepat pembelanjaan yang utama di triwulan I Tahun 2020.
Kebijakan itu dilakukan dalam pengurangan tekanan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai akibat pandemi COVID-19, serta menurunnya harga komoditas.
Selain itu, adanya pandemi ini berakibat kepada sentimen negatif investor.
Studi Goodell,15 menyajikan survei literatur yang komprehensif mengenai dampak ekonomi dari bencana alam, seperti perang nuklir, perubahan iklim atau bencana lokal, dan menyoroti bahwa pandemi menyebabkan kerusakan ekonomi global yang belum pernah terjadi. Goodell menunjukkan bahwa pandemi mungkin berdampak luas pada sektor keuangan termasuk pasar saham, perbankan, dan asuransi merupakan area menjanjikan untuk penelitian di masa depan.
Beberapa penelitian yang menyajikan bagaimana reaksi pasar saham di Indonesia masa pandemi. Siregar,16 menyatakan bahwa secara umum transaksi saham syariah mengalami peningkatan dan saham konvensional mengalami penurunan di tengah kondisi pandemi saat ini. Kemudian Deputi Bidang Ekonomi Kementrian PPN (Bappenas), Bambang Prijambodo,17 menyampaikan bahwa instrumen syariah lebih kebal pada pandemi. Jika melihat kapitalisasi dan kinerja pasar saham, indeks syariah lebih tahan dan mencatat kinerja yang lebih baik dari
15Goodell, J. W., COVID-19 and Finance: Agendas for Future Research, Finance Research Letters 3, no. 5 (2020), h. 23.
16Siregar, H., Shariah and Conventional Shares Index Comparison During the Covid-19 Pandemc in Indonesia, Jurnal Ilmiah Akuntansi 4, no. 3 (2020), h. 297.
17Jamelati, S., Dampak Covid terhadap Pergerakan Harga Saham Syariah Jakarta Islamic Index (JII) Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah, Jurnal UIN SUSKA RIAU, (2021), h. 8.
saham konvensional. Hal ini inkonsisten dengan penelitian Jamelati,18 yang menyatakan bahwa harga saham syariah mengalami perubahan penurunan secara signifikan sebelum dan sesudah diumumkan kasus pertama Covid-19.
Nurjanah,19 meneliti tentang “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi terhadap Return Saham Syariah pada Masa Covid-19”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap saham syariah dan nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap return saham di Jakarta Islamic Index. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khomariyah,20 yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif yang cukup besar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia dan nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.
Volita dkk,21 meneliti tentang “Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia”.
Penelitian ini menunjukan bahwa harga emas dan harga minyak memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti,22 pada penelitian menyatakan bahwa harga emas berpengaruh positif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia dan penelitian
18Jamelati, S., Dampak Covid terhadap Pergerakan Harga Saham Syariah, h. 4.
19Nurjanah, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi terhadap Return Saham Syariah pada Masa Covid-19, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, (2021), h. 1.
20Khomariyah, Tinjauan Fluktuasi Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Prespektif Makro Ekonomi, Jurnal Akuntansi 10, no. 1 (2021), h. 1.
21Volita, dkk., Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis 1, no. 1 (2021), h. 500.
22Astuti, Pengaruh Kurs, Inflasi, Harga Emas, dan Dow Jones Islamic Market (Djim) terhadap Pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi), Journal of Busines and Applied Management (2021), h. 93.
dari sari23 yang menyatakan bahwa harga minyak berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
“Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas
Terhadap Harga Saham Syariah pada Masa Covid 19 dengan Inflasi sebagai Variabel Intervening (Kasus Jakarta Islamic Indeks)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merinci-kan rumusan masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh langsung nilai tukar rupiah terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
2. Bagaimana pengaruh langsung harga minyak dunia terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
3. Bagaimana pengaruh langsung harga emas terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
4. Bagaimana pengaruh langsung nilai tukar rupiah terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
5. Bagaimana pengaruh langsung harga minyak dunia terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
6. Bagaimana pengaruh langsung harga emas terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
23 Sari, Wulan, Pengaruh jumlah uang beredar, inflasi, harga minyak mentah terhadap harga saham syariah. Jurnal akuntansi. (2018), h.1
7. Bagaimana pengaruh langsung inflasi terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
8. Bagaimana pengaruh tidak langsung nilai tukar rupiah terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
9. Bagaimana pengaruh tidak langsung harga minyak dunia terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
10. Bagaimana pengaruh tidak langsung harga emas terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index?
C. Hipotesis
1. Pengaruh langsung nilai tukar rupiah terhadap inflasi
Melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan harga barang-barang impor meningkat dikarenakan dibutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak untuk mendapatkan barang-barang impor tersebut, demikian pula halnya dengan barang- barang dengan bahan baku produksi yang diimpor. Hal ini juga akan menaikkan harga produksi dalam negeri yang dapat berujung pada terjadinya inflasi. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga mengakibatkan meningkatnya nilai ekspor. Harga barang domestik yang lebih murah menarik minat pihak luar negeri untuk menambah jumlah permintaan akan barangnya sehingga perlahan-lahan harga akan naik dan menyebabkan inflasi. Ini sesuai penelitian sebelumnya, diantaranya, Sarinastiti24, Nugraha dan Maruto25menjelaskan pengaruh nilai tukar
24 Sarinastiti, Yuliati, Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Kurs, dan Produk Domestik Bruto Terhadap Inflasi di Indonesia tahun 1967-2010 Pendekatan Error Correction Model. Jurnal ekonomi. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (2011), h.1
25 Nugroho, Primawan Wisda dan Maruto Umar Basuki, Analisis Faktor-faktor yang Menmpengaruhi Inflasi di Indonesia Periode 2000.1-2011.4. Diponegoro Journal of Economics.
1(1), (2012), h.1-10
terhadap tingkat inflasi. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh dan signifikan terhadap inflasi.
2. Pengaruh langsung harga minyak dunia terhadap inflasi
Harga minyak mentah yang lebih tinggi akan segera diikuti oleh naiknya harga produk-produk minyak, seperti bensin dan minyak bakar yang digunakan konsumen26. Lebih lanjut, karena ada upaya mensubstitusi minyak dengan energy bentuk lain, harga sumber energi alternatif juga akan meningkat. Disamping efek langsung terhadap inflasi, terdapat efek tidak langsung berkaitan dengan respon perusahaan dan perilaku pekerja (second round effects). Perusahaan mengalihkan peningkatan biaya produksi dalam bentuk harga konsumen yang lebih tinggi untuk barang-barang atau jasa non-energi, sementara pekerja akan merespon peningkatan biaya hidup dengan menuntut upah yang lebih tinggi27.
Harga minyak mentah yang terus berfluktuatif di pasar dunia diakibatkan oleh penawaran dan permintaan minyak yang tidak seimbang ditambah intervensi OPEC yang kerap membuat harga minyak meningkat. Semenjak Indonesia menjadi negara net importer, muncul persepsi bahwa harga minyak membawa dampak buruk bagi perekonomian yaitu inflasi yang menyebabkan turunnya permintaan agregat akibat kenaikan biaya produksi dan suku bunga bank sentral28. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Apriani29 menjelaskan tentang pengaruh harga
26 Cologni, A and M. Manera. Oil Prices, Inflation and Interest Rates in a Structural Cointegrated VAR Model for the G-7 Countries. Energy Economics (30). (2008), h. 856–888.
27 Lardic, S and V. Mignon Oil Prices and Economic Activity: An Asymmetric Cointegration Approach. Energy Economics (30), (2008), h. 847.
28 Berument, H. and H. Tasci.Infationary Effect of Crude Oil Prices in Turkey. Physica A (316). (2002). h.568 – 580.
29 Apriani, Dian. Analisis Dampak Guncangan Harga Minyak Dunia Terhadap Inflasi Dan Output Di Indonesia. Jurnal ilmiah simantek 2, no.1, (2007), h.5
minyak terhadap inflasi. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Harga minyak dunia berpengaruh dan signifikan terhadap inflasi.
3. Pengaruh langsung harga emas terhadap inflasi
Hubungan antara emas dan nilai inflasi saling berkaitan, ada asumsi umum bahwa emas lebih unggul daripada bentuk mata uang lain dan bahwa mata uang lain dan bahwa mata uang berbasis emas dapat membantu mencegah inflasi. Emas bisa dapat berfungsi sebagai elemen penting dari diversifikasi dalam portofolio investor tetapi tidak boleh dijadikan sebagai jaminan dari suatu perlindungan terhadap resiko inflasi. Sejalan dengan penelitian Jonathan30 dengan judul “Determinan ekonomi dari hubungan emas-inflasi” menunjukkan bahwa emas berpengaruh dan signifikan terhadap inflasi. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Harga Emas berpengaruh dan signifikan terhadap inflasi.
4. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Syariah
Naik turunnya nilai tukar suatu negara akan mengakibatkan perubahan jumlah biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, terutama yang aktif dalam ekspor impor dan jika nilai tukar dalam negeri melemah maka akan menurunkan investor asing untuk menanamkan modalnya karena kurs domestik yang melemah terhadap mata uang asing menandakan bahwa prospek perekonomian domestik buruk dan penyebab melemahnya kurs bisa jadi karena faktor fundamental
30 Jonathan. Determinan ekonomi dari hubungan emas-inflasi. Jurnal internasional, no.6 (2018), h.10
perekonomian negara yang tidak kuat.31 Hal inilah yang memperlihatkan bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham syariah serta didukung dengan penelitian yang dilakukan Utoyo dan Riduwan,32 Agestiani dan Susanto,33 Chotib dan Huda,34 serta Rachmawati dan Laila,35 yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Nilai tukar rupiah berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah.
5. Pengaruh Harga Minyak Dunia Terhadap Harga Saham Syariah
Minyak mentah sama halnya dengan mata uang dan emas yang merupakan salah satu indikator yang terlibat dalam ekonomi dunia, dikarenakan volatilitas mengikuti peristiwa ekonomi dan politik suatu negara. Harga Minyak Dunia yang berfluktuatif dapat mempengaruhi pasar modal suatu negara. Pada umumnya kenaikan harga minyak akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan, karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga bahan tambang lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan perusahaan
31Saputra, R., Litriani, E., & Akbar, D., Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), I- Economic 3, no. 1 (2017), h. 71.
32Utoyo, N. & Riduwan, A., Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap JII, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 5, no. 8 (2016), h. 20.
33Agestiani, A., & Susanto, H., Pengaruh Indikator Makro dan Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Syariah (Jakarta Islamic Index), Ecobank: Journal Economics and Banking 1, no.1 (2019), h. 26.
34Chotib, E., & Huda, N., Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2016-2019, Journal of Economics and Business Aseanomics 4, no.1 (2019), h. 20.
35Rachmanwaty, M., & Laila, N., Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesai (BEI), JESTT 2, no. 11 (2015), h. 928.
pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan harga saham pertambangan juga akan mendorong kenaikan harga saham di pasar modal Indonesia36. Komoditi minyak dan pertambangan sebab hal ini yang menarik investor untuk menanamkan dana investasinya. Ketertarikan tersebut yang mampu menaikkan harga saham perusahaan, sehingga secara otomatis akan berpengaruh pada pergerakan harga saham syariah.37
Hal inilah yang memperlihatkan bagaimana pengaruh harga minyak dunia terhadap harga saham syariah serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan prima,38 yang menyatakan bahwa harga minyak dunia berpengaruh terhadap harga saham syariah. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis.
H5 : Harga minyak dunia berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah.
6. Pengaruh Harga Emas Dunia Terhadap Harga Saham Syariah
Emas memiliki nilai yang cenderung stabil dan naik, sangat jarang sekali harga emas turun. Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada di pasar modal, karena dengan risiko yang relatif rendah, emas dapat memberikan timbal balik yang baik dengan kenaikan harganya.
Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya ke dalam bentuk emas
36 Sartika, U., Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia terhadap IHSG dan JII di Bursa Efek Indonesia, I-Finance 3, no. 2 (2017), h.
290.
37Suciningtias, S. A., & Khoiroh, R., Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Conference in Business, Accounting, and Management 2, no.1 (2015), h. 400.
38Prima, S., Analisis Pengaruh Tingkat Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode 2005 - Maret 2012) (2012), h. 1.
batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di pasar modal sehingga emas juga memiliki pengaruh terhadap pergerakan saham.39
Hal inilah yang memperlihatkan bagaimana pengaruh harga emas dunia terhadap harga saham syariah serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Utoyo dan Riduwan,40 Agestiani dan Susanto,41 dan Gumilang dkk42 yang menyatakan bahwa harga emas dunia berpengaruh terhadap harga saham syariah. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Harga emas dunia berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah.
7. Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham Syariah
Semakin meningkatnya inflasi membawa pengaruh negatif bagi investor yang berinvestasi di pasar modal. Investor cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi). Hal ini terjadi karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Kecenderungan investor untuk melepas sahamnya akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun. Terjadinya penurunan harga saham akan tercermin pada indeks harga saham.43
39Sartika, U. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia terhadap IHSG dan JII di Bursa Efek Indonesia, I-Finance 3, no. 2 (2017), h. 290.
40Utoyo, N., & Riduwan, A., Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap JII, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 5, no. 8 (2016), h. 20.
41Agestiani, A., & Susanto, H., Pengaruh Indikator Makro dan Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Syariah (Jakarta Islamic Index), Ecobank: Journal Economics and Banking 1, no. 1 (2019), h. 26.
42Gumilang, R., Hidayat, R., & Endang, M., Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Harga Emas dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013), Jurnal Administrasi Bisnis 14, no. 1 (2014), h. 9.
43Yuniarti, D., Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham di Sektor Industri Barang Konumsi pada Indeks Saham Syariah (ISSI) Tahun 2012-2016, Jurnal I-Finance 1, no. 1 (2017), h. 1.
Hal inilah yang memperlihatkan bagaimana pengaruh inflasi terhadap harga saham syariah yang didukung juga dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Afendi,44 Untono,45 dan Rachmawati,46 yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah. Sehingga dari penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H7: Inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham syariah.
8. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga-harga barang luar negeri lebih mahal. Hal ini dapat menyebabkan secara langsung kenaikan biaya hidup karena sebagian barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.47 Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dolar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia tidak stabil. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor-faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat. Hal tersebut dapat menambah risiko bagi para investor apabila hendak berinvestasi di Bursa Saham Indonesia (BSI). Sehingga investor akan cenderung melakukan aksi jual dan menunggu hingga situasi perekonomian dirasakan
44Afendi, A., Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham di Jakarta Islamic Index (JII) (Periode 2012-2016), Jurnal Manajemen dan Bisnis 13, no. 2 (2017), h. 25.
45Untono, M., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Nilai Tukar, Indek DJIA, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indek Harga Saham Gabungan, Parsimonia: Jurnal Akuntansi, Manajemen, dan Bisnis 2, no. 2 (2015), h. 12.
46Rachmawati, M., & Laila, N., Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesai (BEI), JESTT 2, no. 11 (2015), h. 928.
47Susmiati, dkk., Pengaruh Jumlah Uang dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia, Warmadena Economic Journal 4, no. 2 (2021), h. 69.
membaik.48 Sehingga dari perjelasan tersebut, dapat disajikan hipotesis sebagai berikut:
H8 : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi
9. Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi
Kenaikan harga minyak dunia akan menjadikan meningkatnya harga komoditas lainnya di seluruh dunia yang mampu meningkatkan tekanan inflasi.
Gejolak harga minyak dunia menghantui aktivitas perdagangan saham di mana iklim investasi menjadi tidak kondusif di pasar modal.49 Semakin meningkatnya inflasi membawa pengaruh negatif bagi investor yang berinvestasi di pasar modal.
Investor cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi).
Hal ini terjadi karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Kecenderungan investor untuk melepas saham akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun.50 Sehingga dari penjelasan tersebut didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H9 : Harga Minyak berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi
48Ardana, Y., Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011-September 2015 dengan Model ECM), Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Entrepeneurship 10, no. 1 (2016), h. 80.
49Suciningtias, S. A., & Khoiroh, R., Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Conference in Business, Accounting, and Management 2, no. 1 (2015), h. 400.
50Yuniarti, D., Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham di Sektor Industri Barang Konumsi pada Indeks Saham Syariah (ISSI) Tahun 2012-2016, Jurnal I-Finance 1, no. 1 (2017), h. 219.
10. Pengaruh Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Syariah melalui Inflasi
Ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi) maka investor cenderung melepas sahamnya. Hal ini terjadi karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Kecenderungan investor untuk melepas saham akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun.51
Ranson dan Wainwright mengatakan bahwa emas adalah pembatas terbaik untuk menahan inflasi. Kemudian, kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada di pasar modal, karena dengan risiko yang relatif rendah, emas dapat memberikan imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya ke dalam bentuk emas batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di pasar modal sehingga emas juga memiliki pengaruh terhadap pergerakan saham.52 Sehingga dari penjelasan tersebut didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H10 : Harga Emas berpengaruh terhadap harga saham syariah melalui inflasi
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
51Yuniarti, D., Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham di Sektor Industri Barang Konsumsi pada Indeks Saham Syariah (ISSI) Tahun 2012-2016, Jurnal I-Finance 1, no. 1 (2017), h. 219.
52Sartika, U., Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia terhadap IHSG dan JII di Bursa Efek Indonesia, I-Finance 3, no. 2 (2017), h. 240.
1. Variabel Independen
Variabel independen atau yang juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh apapun.53 Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan ini adalah nilai tukar rupiah, harga minyak dan harga emas dunia.
a. Nilai Tukar Rupiah (X1), adalah harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Adapun untuk menghitung nilai tukar rupiah sebagai berikut:
𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙 + 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑖 2
b. Harga Minyak Dunia (X2). Salah satu jenis minyak mentah dunia yang menjadi acuan harga dunia adalah jenis West Texas Intermediate. Minyak mentah jenis ini merupakan minyak mentah yang berkualitas tinggi. Adapun indikator harga minyak dunia berdasarkan standar West Texas Intermediate (WTI) yang terbentuk dari akumulasi penawaran dan permintaan dari pelaku pasar.
c. Harga Emas Dunia (X3). Harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Dari sinilah harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, otomatis harga akan naik, begitu pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan.54 Adapun indikator harga
53Sarwono, J., Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS (Yogyakarta: Andi Pers, 2010), h. 17.
54Purnamasari, D., & Sukmana, R., Pengaruh Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Indeks Produksi Industri terhadap Indeks Saham di Jakarta Islamic Index (JII) dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek (Periode Januari 2005-Desember 2015), Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 4, no. 7 (2017), h. 512.
emas dunia yaitu harga spot yang terbentuk dari akumulasi penawaran dan permintaan di pasar emas London.
2. Variabel Intervening (Y1)
Adalah variabel yang akan mempengaruhi hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, variabel intervening yang digunakan adalah Inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus selama periode tertentu. Kenaikan harga satu atau dua barang tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikannya menyebabkan kenaikan harga barang lain. Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan rumus IHK sebagai berikut:55
𝐼𝑛 = 𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡 − 1 𝐼𝐻𝐾𝑡 − 1 Keterangan:
In : Inflasi
IHKt : IHK pada waktu t IHKt-1 : IHK pada waktu t-1 3. Variabel Dependen (Y2)
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.56 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham JII. Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar
55Badan Pusat Statistik, Website Resmi, http://www.bps.co.id. Diakses 3 Januari 2022
56Sarwono, J., Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS (Yogyakarta: Andi Pers, 2010), h. 38.
modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Adapun rumus untuk menghitung harga saham, yaitu:57
𝐻𝑅 = 𝑃
𝑁𝑡 𝑁𝑡+1
Keterangan:
HR : Harga Pasar Saham relatif sebelum pemecahan saham P : Inflasi
Nt : IHK pada waktu t Nt-1 : IHK pada waktu t-1 E. Kajian Pustaka dan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar pijakan dalam angka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai perbandingan dan gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya.
Tabel 1.2
Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu No. Penulis,
Tahun Variabel Hasil Penelitian
1 2 3 4
1. Nurjanah, 2021
Variabel X: Inflasi dan nilai tukar Variabel Y:
Saham Syariah
Inflasi mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap saham syariah dan nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap return saham di Jakarta Islamic Index.
2. Khomariyah, 2021
Variabel X: Inflasi dan nilai tukar
Inflasi berpengaruh negatif yang cukup besar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia dan nilai tukar rupiah
57Hasna, Chotyahani, Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di BEI, Jurnal Akuntansi. Universitas Diponegoro Semarang (2010), h. 29.
Variabel Y: Saham Syariah
berpengaruh positif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.
3. Volita, 2021 Variabel X: Harga emas
Variabel Y: Saham Syariah
Harga emas berpengaruh negatif signifikan terhadap saham syariah.
4. Astuti, 2021 Variabel X: Harga Emas
Variabel Y: Saham Syariah
Harga emas berpengaruh positif signifikan terhadap saham syariah.
5. Untono, 2015
Variabel X: Inflasi, Kurs dan
Harga Minyak Dunia Variabel Y: IHSG
Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG dan harga minyak mentah dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
6. Salsabila, 2016
Variabel X: Inflasi dan Kurs
Variabel Y: IHSG
Inflasi berpengaruh positif terhadap IHSG dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap IHSG.
7. Utoyo dan Riduwan, 2016
Variabel X: Inflasi, Harga Emas Dunia dan Kurs
Variabel Y: JII
Inflasi tidak berpengaruh terhadap JII, harga emas dunia berpengaruh positif pada JII dan kurs rupiah berpengaruh negatif pada JII.
8. Fitriyanti, 2016
Variabel X: Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs
Variabel Y: JII
Harga emas dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII, harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII dan kurs berpengaruh positif signifikan terhadap JII.
9. Sartika, 2017
Variabel X: Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Harga minyak dunia dan Harga emas dunia Variabel Y: JII
Inflasi berpengaruh negatif terhadap JII, Kurs berpengaruh negatif terhadap JII, harga minyak dunia berpengaruh positif, dan harga emas dunia berpengaruh negatif terhadap JII.
10. Utami dan Herlambang, 2016
Variabel X: Inflasi, Suku Bunga, Kurs Rupiah
Variabel Y: JII
Inflasi berpengaruh positif terhadap JII, dan Kurs juga berpengaruh positif tehadap JII.
11. Agestiani dan Susanto 2019
Variabel X: PDB, Nilai Tukar, Harga Emas Dunia dan Inflasi
Variabel Y: Indeks Harga Saham Syariah
Nilai tukar rupiah berpengaruh berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Sementara untuk harga emas dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap JII. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap JII.
12. Pangestu dkk, 2019
Variabel X: Kurs, Inflasi, Suku Bunga dan Jumlah Uang Beredar
Variabel Y: JII
Kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap JII. Sedangkan untuk inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap JII.
13. Chotib dan Huda 2019
Variabel X: Nilai Tukar, SBIS,SBI dan
Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap ISSI.
penawaran uang Variabel Y: ISSI 14. Rachmawati
dan
Laila (2015)
Variabel X: Inflasi Nilai Tukar, dan Suku Bunga
Variabel Y: ISSI
Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap ISSI. Sedangkan tingkat inflasi berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ISSI.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung nilai tukar rupiah terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung harga minyak dunia terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung harga emas terhadap inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
4. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung nilai tukar rupiah terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index 5. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung harga minyak dunia terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index 6. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung harga emas terhadap
harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
7. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh langsung inflasi terhadap harga saham syariah pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
8. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tidak langsung nilai tukar rupiah terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
9. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tidak langsung harga minyak dunia terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
10. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tidak langsung harga emas terhadap harga saham syariah melalui inflasi pada masa covid 19 di Jakarta Islamic Index
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah khazanah intelektual dalam bidang agama khususnya bidang muamalah tentang pengaruh nilai tukar, harga minyak dunia dan harga emas terhadap harga saham syariah melalui inflasi.
2. Manfaat Praktis. Bagi investor, diharapkan memberikan arahan praktis dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan dan menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh nilai tukar, harga minyak dunia, dan harga emas terhadap harga saham syariah dengan inflasi sebagai variabel intervening. Serta bagi orang lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Portofolio
Teori portofolio modern didasarkan pada anggapan bahwa semua investor enggan terhadap risiko. Teori ini mengajarkan bagaimana mengombinasi saham- saham ke dalam suatu portofolio untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan risiko minimal. Risiko pada suatu investasi dapat dihindari dengan melakukan diverifikasi saham dengan membentuk portofolio. Portofolio adalah suatu kumpulan aktiva keuangan dalam satu unit yang dipegang atau dibuat oleh seorang investor, perusahaan investasi atau institusi keuangan.58 Dalam teori portofolio, risiko adalah tingkat penyimpangan terhadap keuntungan yang diharapkan. Risiko dalam investasi timbul karena adanya ketidakpastian waktu dan besarnya return yang akan diterima investor. Menurut Zubir,59 faktor penyebab timbulnya risiko akan mempengaruhi melencengnya realisasi return suatu investasi terhadap nilai yang diharapkan (expected return). Sumber risiko di antaranya, yaitu:
1. Interest Rate Risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman, namun di dalam pandangan Islam variabel ini tidak berlaku, karena Islam melarang bunga.
2. Market Risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak (variability) return suatu investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar secara keseluruhan.
58Pratiwi, A., Dzulkirom, M., & Azizah, D., Analisis Investasi Portofolio Saham Pasar Modal Syariah dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal, Jurnal Administrasi Bisnis 17, no. 1 (2014), h. 3.
59Zubir, Z., Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), h. 20.