• Tidak ada hasil yang ditemukan

ﻩ َﻮْﺤَﻧ(ﻯﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ)

68

“Rasulullah saw. memohonkan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau dengan ucapan: Allahuma Rabb al-nas, Adzhib al-ba’s, Anta asy-syafi la Syifâ’

illa syifâ’uka, syifâ’ la yughodiru saqama, ya Allah pemelihara manusia, jauhkanlah gangguan, Engkaulah penyembuh, tiada penyembuhan kecuali penyembuhan- Mu penyembuhan yang tidak membiarkan lagi adanya penyakit dan keperihan’’.

Sahabat-sahabat nabi Muhammad saw. dikenal melakukan ruqyah dengan ayat-ayat Al-Qur`ân atau doa-doa yang diajarkan Nabi Muhammad saw. bahkan Q.S Al-Fatihah adalah ruqyah sesuai dengan penamaanya oleh Rasulullah saw.

sebagai ruqyah. Diriwayatkan bahwa serombongan sahabat Nabi saw. berkunjung ke suatu lokasi di mana kepala kampung lokasi tersebut sedang tesengat binatang berbisa. Salah seorang sahabat Nabi saw. yang bertempat tinggal di pegunungan meruqyah dengan membaca surah Al-Fatihah dan ternyata

68Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz: 7, h. 132

yang menderita itu sembuh. Ketika hal ini dilaporkan kepada nabi saw. beliau antara lain berkata :”dari mana engkau tau kalau Al-Fatihah itu ruqyah?”, penghuni gunung itu menjawab : ’’ saya mengetahui itu melalui sesuatu yang terlintas dalam benakku” (HR. Ibnu Majah melalui Abu Said al-Khudri).69 Sementara ulama menggaris bawahi bacaan baru dapat membuahkan hasil, bila bacaan itu adalah bacaan yang tepat serta pembacaanya memenuhi syarat-syarat pengabulan.Dalam konteks QS.Al-Fatihah, sementara ulama sebagaimana disinggung olah al-Qurthubi, manyatakan bahwa bacaan ruqyah adalah pada firman Allah : iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’in”. kandungan ayat ini mengharuskan pembaca menyadari sepenuhnya bahwa pengabdiannya tidak tertuju kecuali kepada Allah dan perolehan apa yang diharapkan semata-mata adalah bantuan Allah swt70.

Berdasarkan pelbagai metode pengobatan dalam Islam yang diungkap dari Al-Qur`ân dan hadis, serta diperkuat oleh beberapa pendapat ahli dan pelbagai penelitian. Maka hal ini menunjukkan bahwa agama Islam berperan dalam pengembangan ilmu kedokteran untuk mengobati penyakit.

69Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Majah, (al-Qahirah:

Dar al-Hadis, 2010), h. 297

70 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`ân tentang Zikir dan Do’a, ( Jakarta: Lentera Hati, Cet ke-III, 2008), hlm. 330

Lebih lanjut dalam hal ini,sinergi antara ilmu kedokteran dan agama sangat dijunjung tinggi.

Sebagaimana menurut al-Fanjari, Islam telah meletakkan kaidah-kaidah kesehatan secara luas dan lengkap, namun tidak berbicara tentang pengobatan secara terperinci. Dalam Al- Qur`ân sendiri tidak akan didapatkan dosis obat tertentu untuk suatu penyakit tertentu pula. Islam memotivasi untuk menghormati dokter serta melakukan penelitian-penelitian kedokteran. Islam juga mendorong agar mengikuti kaidah- kaidah kedokteran serta memperhatikan obat-obatnya.71

C. Mukjizat Al-Qur`ân bagi Kesehatan

Menurut M. as-Sya’rawi Al-Qur`ân merupakan kalâmullah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, Muhammad saw. Al- Qur`ân juga merupakan penuntun bagi umat manusia, jin dan alam semesta. Disamping itu, bagi orang yang membacanya diberi pahala. Sedangkan malaikat tidak diberi Al-Qur`ân sebagai penuntunnya, karena para malaikat itu hanya melaksanakan perintah-Nya. Al-Qur`ân merupakan penuntun atas kekuasaan seseorang yang dipilih oleh Allah, atau bagi

71Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, h.

192

orang yang mampu memilih, yaitu mereka yang mendapat karunia dari Allah, berupa akal, pikiran dan kekuasaan.72

Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.73 As-Sya’rawi menyatakan bahwa mukjizat Al-Qur`ân berbeda dengan mukjizat para Rasul yang terdahulu, dalam berbagai sudut keluarbiasaannya.

Di dalam Al-Qur`ân terdapat keluarbiasaan yang tidak pernah diperhatikan oleh akal pikir, melainkan setelah ia muncul dan menyikap tabirnya dari berbagai hakikat alamiah dan rahasia- rahasianya. Karena itu, bentuk keluarbiasaan Al-Qur`ân akan tampak jika terdapat masalah lain atau yang baru melebihi makna keluarbiasaan yang sudah lewat. Bahkan keluarbiasaan Al-Qur`ân kadang-kadang tampak di dalam satu huruf saja.

Satu huruf dari Al-Qur`ân mengandung maksud yang dahsyat sekali.74

Menurut Taufik Adnan Amal, kandungan pesan Ilahi yang disampaikan Nabi pada permulaan abad ke-7 itu telah meletakkan basis untuk kehidupan individual dan sosial kaum

72M. Mutawalli Sya’rowi, Mukjizat Al-Qur`ân, terj: M. Ali, (Surabaya:

Bungkul Indah, 1995), h.1

73Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Versi Offline dari

KBBI Versi 1.1 (Edisi III) diakses melalui

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/)

74 M Mutawalli Sya’rowi, Mukjizat Al-Qur`ân, terj: M.Ali, h.23

Muslimin dalam segala aspeknya.75 Dalam kaitannya dengan aspek kesehatan manusia. Banyak pendapat dan penelitian para ahli yang menyatakan bahwa terdapat keutamaan membaca Al- Qur`ân bagi kesehatan manusia.

Al-Qahthani menyatakan bahwa Al-Qur`ân merupakan penyembuh baik penyakit hati maupun jasad selama dia meyakini dengan sepenuh hati. Bagaimana Al-Qur`ân tidak menyembuhkan penyakit, yang mana jika ia diturunkan di gunung ia akan meledak karena kehebatannya, tidak bisa menyembuhkan penyakit? Jadi, tidak ada penyakit, jasmani maupun ruhani, yang tidak ditemukan cara penyembuhannya di Al-Qur`ân.76

Menurut Abdul Mujib apabila Al-Qur`ân dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia bernilai konstruktif.

Dalam artian, dapat memperkuat dan mengembangkan integritas dan penyesuaian kepribadiannya. Oleh karena itu, berobat dengan Al-Qur`ân baik secara lahiriyah maupun batiniyah, tidak hanya ketika dalam kondisi sakit, namun sangat dianjurkan dalam kondisi sehat.77

75Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur`ân (Jakarta:

Divisi Muslim Demokratis: Yayasan Abad Demokrasi, 2011), h. 1

76 Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani, al-Ilaj bi ar-Ruqa min al-Kitab wa as-Sunnah, (Riyadh: Muassasah al-Juraisi, tt.), h. 6

77Abdul Mujid, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, h.222

Selanjutnya menurut adz-Dzaky, penyembuh atau obat (syifâ’) yang terdapat dalam Al-Qur`ân menunjukkan bahwa Al-Qur`ân itulah akal dan penyembuh bagi siapa saja yang meyakininya. Dalam hal ini, lanjut adz-Dzaky bahwa Al- Qur`ân sebagai penyembuh atau obat dibagi dua bagian:78 Pertama, bersifat umum yaitu seluruh isi Al-Qur`ân secara maknawi, surat-surat, ayat-ayat, maupun huruf-hurunya adalah memiliki potensi penyembuh atau obat, sebagaimana firman Allah Swt:



















































Dokumen terkait