• Tidak ada hasil yang ditemukan

184 Metode Kaderisasi Pendukung

Dalam dokumen INSPIRATIA FLAVA : CITA RASA KAMPUS MADANI (Halaman 197-200)

Ibn Mas'ud r.a. berkata, "Engkau tidak layak menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kadar kemampuan otak mereka. Jika tidak, maka

engkau akan menimbulkan fitnah pada sebagian orang itu."

Mentoring memang merupakan tulang punggung pembinaan bagi lembaga dakwah kampus karena merupakan metode pembinaan yang efektif dan andal. Mentoring memberikan kesempatan bagi seorang pengkader untuk bisa memberikan nilai secara rutin dan berkala terhadap jumlah objek kaderisasi yang kecil (5-10 orang per kelompok). Akan tetapi pada perjalanannya ternyata mentoring saja dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembinaan kader.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimanapun mentoring memiliki keterbatasan, salah satunya adalah kapasitas dari mentor yang tidak merata, serta kompetensi mentor yang berbeda-beda. Bagi mentor yang memiliki kompetensi di bidang Al Qur‘an, maka pola ia membina tentu akan banyak menekankan pada pengenalan dan pemahaman Al Qur‘an.

Ada pula mentor yang memiliki kecenderungan aktif beramal, maka binaannya akan diarahkan untuk terus beramal. Sedangkan mentor yang study oriented bisa jadi akan cenderung mengarahkan binaannya untuk menjadi asisten atau koordinator praktikum sebagai sarana untuk berdakwah.

Oleh karena itu diperlukan adanya perangkat pembinaan tambahan yang dikelola secara terpusat dengan sasaran seluruh peserta mentoring (seluruh kader). Tujuannya adalah untuk memberikan kompetensi dan kesamaan pemahaman kader dakwah. Perangkat pembinaan ini dapat menjadi additional tools bagi kader, dan diadakan secara eksidental dalam keberjalanan pembinaannya. Perangkat pembinaan tambahan ini biasanya menjadi back up untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi terkait:

tsaqofahIslamiah lanjut manajemen dakwah latihan fisik

wawasan umum dan kompetensi khusus ruh dakwah

Kelima hal di atas terkadang tidak bisa diberikan oleh mentor di mentoring, sehingga lembaga dakwah perlu menyerahkan kepada ahlinya agar dapat menyampaikan materi ini kepada binaan dengan baik.

Berikut adalah alternatif perangkat pembinaan yang bisa kita selenggarakan untuk mendukung kegiatan permentoringan.

185 Diklat

Diklat merupakan pola pembinaan berbentuk rangkaian pelatihan dan simulasi dalam satu jangka waktu tertentu (biasanya 3-5 hari). Dalam diklat peserta diharuskan menginap dengan harapan bisa fokus pada materi yang akan diberikan. Keunggulan dari diklat adalah peserta terkondisikan dan memungkinkan bagi penyelenggaranya untuk mengadakan variasi metode dalam satu diklat, seperti training, outbound, muhasabah, qiyamulail berjamaah, simulasi, workshop, dan lain sebagainya.

Diklat sebaiknya diadakan di tempat yang jauh dari lingkungan kampus, dengan tujuan ada nuansa dan lingkungan baru yang membuat peserta lebih nyaman dan siap untuk menerima materi. Diklat biasanya dibuat dalam satu tema seperti diklat calon pengurus, diklat inisasi struktur, diklat Al Qur‘an, diklat manajemen dakwah kampus, diklat kepemimpinan, dan lain sebagainya. Dengan membawa satu tema besar, maka materi yang diberikan akan membahas seputar tema tersebut. Varian yang akan diberikan pun dapat lebih menunjang. Contohnya seperti berikut:

Diklat Manajemen Dakwah Kampus

Materi Sistem Kaderisasi, Pengelolaan Syiar dan Pelayanan Kampus, Pemasaran Dakwah Kampus, Be a Strong Leader, Fiqih Prioritas Kader Dakwah Kampus, Rekayasa Sosial

Variasi

metode Training, workshop, bedah buku, membuat tulisan, focus group discussion, dan team building.

Tafakur Alam

Merupakan metode pembinaan yang bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui metode mengenal alam.

Kebanyakan dari kita mengenal tafakur alam hanya sebatas pergi ke tempat alam bebas dan mencoba memaknainya dengan kemegahan ciptaan Allah yang ada di muka bumi.Akan tetapi tafakur alam sebetulnya merupakan media yang sangat sains jika kita bisa mengembangkannya dengan variasi kegiatan seperti berikut:

(1) Meneropong bintang, melihat kemegahan galaksi bimasakti. Kita bisa melihat keagungan Allah dengan melihat ciptaannya di angkasa.

186

(2) Kunjungan ke suku pedalaman yang memberikan kesempatan pada kita untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan serta menumbuhkan empati.

(3) Olahraga ekstrem seperti bungee jumping¸ paralayang, terjun parasut dan arum jeram. Media ini memungkinkan kita mendekatkan diri pada Allah dengan mencoba merasakan bagaimana rasanya ketika nyawa terancam.

(4) Scuba diving, mencoba mengenal ciptaan Allah yang Mahakaya dan unik di dalam laut. Biasanya ketika manusia sudah melihat

―kerumitan‖ ciptaan Allah, maka ia akan semakin yakin bahwa Allah memang Maha Agung.

Kunjungan

Mengunjungi tokoh atau tempat tertentu memberikan kita banyak ilmu dan hikmah. Kunjungan bisa bertujuan untuk mengambil ilmu langsung dari ahlinya, sebutlah untuk belajar tentang ilmu tasawuf ke ulama di pesantren tertentu, belajar tentang entrepreneurship ke pengusaha, atau belajar dasar politik ke pejabat politik. Biasanya setiap tokoh punya pengalaman yang ―hanya‖ dia yang memiliki. Oleh karena itu sebagai seorang kader yang haus ilmu, sangat diharapkan dapat mendapat ilmu dan pengalaman berharga dari orang-orang yang telah sukses secara langsung.

Dalam konteks kelembagaan, kunjungan juga bisa dilakukan ke lembaga dakwah di kampus lain, dengan tujuan studi banding ke Lembaga Dakwah (yang lebih berpengalaman) atau berbagi ilmu untuk menambah feel dakwah skala nasional dengan mengunjungi Lembaga Dakwah lain (khususnya ke Lembaga Dakwah yang muda).

Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit)

Mabit merupakan perangkat pembinaan yang berfokus pada peningkatan kekuatan ruhiyah dan maknawiyah kader. Mabit yang baik biasanya diisi dengan metode yang mendekatkan diri kepada Al Qur‘an seperti menghafalkannya, qiyamulail berjamaah, dan ceramah tentang Al Qur‘an. Selain itu mabit juga bisa berfungsi sebagai sarana konsolidasi Lembaga Dakwah yang mungkin sedang memiliki masalah besar yang perlu diselesaikan bersama. Mabit juga berperan sebagai media perekat ukhuwah karena kader memperoleh kesempatan untuk mengenal lebih dalam sesama rekan dakwahnya dengan bermalam bersama. Pada kegiatan ini akan tampak sifat asli kader, dan dengan inilah kader akan mencoba memahami satu sama lain dengan baik.

Dalam dokumen INSPIRATIA FLAVA : CITA RASA KAMPUS MADANI (Halaman 197-200)