• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan

BAB III PEMBAHASAN

3.5. Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan

Adapun aktifitas pelayanan Wajib Pajak yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ialah pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

3.5.1. Pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

NPWP merupakan suatu sarana dalam administrasi peprpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi

perpajakan. Dengan memiliki NPWP, Wajib Pajak memperoleh beberapa manfaat manfaat langsung lainnya, seperti sebagai pembayaran pajak dimuka (angsuran/kredit pajak) atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu Wajib Pajak bertolak ke Luar Negeri, sebagai persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangam (SIUP), dan sebagai salah satu syarat pembuatan Rekening di Bank (Sitiresmi,2008).

3.5.2. Tempat Pedaftaran NPWP

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif fan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undagan perpajakan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Tempat pendaftaran NPWP adalah sebagai berikut :

1. Wajib Pajak orang pribadi, adalah pada Direktorat Jenderal Pajak/Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak

2. Bagi Wajib Pajak badan, adalah tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak.

3.5.3.Orang Pribadi atau Badan yang Wajib Memperoleh NPWP

Pasal 2 ayat (1) UU KUP menegaskan bahwa setiap WP yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan WP dan kepadanya diberikan NPWP.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008 menyebutkan bahwa WP yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai berikut :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja. WP tersebut wajib mempunyai NPWP sejak mulai berusaha/pekerjaan bebas karena terkait ketentuan perpajakan, antara lain pembebanan biaya fiskal, hak kompensasi kerugian, kewajiban pemotongan pemungutan

2. Wajib Pajak Badan

Menurut Pasal 1 angka 3 UU KUP, WP Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, meliputi persereoan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk usaha tetap (BUT) sehingga wajib mempunyai NPWP sejak badan tersebut didirikan atau berkedudukan.

3.5.4 Tata Cara Pendaftaran NPWP

Wajib pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran dan menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor

Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) setempat dengan melampirkan ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk WP Orabng pribadi Non-Usahawan

Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing.

2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan

a. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing

b. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

3. Untuk WP badan

a. Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT

b. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minima Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus aktif

c. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa

4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut /Pemotong a. Fotokopi KTP bendaharawan

b. Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan

5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak Pemotongan / pemungut a. Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation b. Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation

c. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus joint operation

6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan terdaftar.

7. Apabila permohonan ditandangani orang lain harus dilengkapi dengan surat kuasa khusus

3.5.5 Pendaftaran NPWP Melalui Elektronik (e-Registration)

Pendaftaran NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara elektronik yaitu melalui internet disitus Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat melalui Internet) dimana Wajib Pajak cukup memasukkan data-data pribadi (KTP/SIM/Paspor) untuk memperoleh NPWP. Selanjutnya dapat mengirimkan melalui posfotokopi data pribadi tersebut ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak. Berikut langkah-langkah untuk mendapatkan NPWP melalui Intenet (elektronik registration).

1. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat 2. Selanjutnya anda memilih menu e-reg(elektronik registration)

3. Pilih menu “buat account baru” dan isilah kolom sesuai yang diminta

4. Setelah itu masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi “.

Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) anda.

5. Selanjutnya akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara yang berlaku selama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan. Cetak SKT sementara tersebut beserta Formulir Regristrasi Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai bukti sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak.

6. Tandatangani formulir registrasi, kemudian kirimkan/sampaikan langsung bersama SKT sementara serta persayaratan lainnya ke Kantor Pelayanan Pajak seperti yang tertera pada SKT sementara. Setelah itu, anda akan menerima kartu NPWP dan SKT asli.

3.5.6 Wajib Pajak Pindah

Dalam hal WP pindah domisili atau pindah tempat kegiatan usaha, WP wajib melaporkan diri ke KPP lama maupun KPP baru dengan ketetentuan

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan

Pindah tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas adalah surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru diinstansi yang berwenang (Lurah atau Kepala Desa)

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Nonusaha

Surat keterangan tempat tinggal baru dari Lurah atau Kepala Desa, atau surat keterangan dari pimpinan instansi perusahaanya

3. Wajib Pajak Badan

Pindah tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha adalah surat keterangan tempat kedudukan atau tempat kegiatan yang baru dari Lurah dan Kepala Desa.

3.5.7 Wajib Pajak Mengajukan Perubahan Data

Perubahan data Wajib Pajak meliputi perubahan identitas Wajib Pajak, pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha kenak pajak, serta penghapusan NPWP dan atau Nomor pengukuhan Penguasaha Kenak Pajak (NPPKP).

Setiap perubahan data Wajib Pajak yang meliputi penggantian nama, perubahan alamat, perubahan NPWP, perubahan status usaha Wajib Pajak, perubahan jenis usaha, perubahan bentuk badan dan perubahan jenis pajak, Kantor Pelayanan Pajak, menerbitkan Kartu NPWP yang baru dan mengirimkan ke alamat Wajib Pajak melalui pos atau dapat mengambil langsung (Burton,2008).

Perubahan data wajib pajak dilakukan dengan mengisi dan menyampaiakan formulir Perubahan Data Wajib Pajak .

1. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan perubahan data, KPP menerbitkan SKT atau SPPKP dan NPWP paling lama 1 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.

2. Setelah menerbitkan SKT dan kartu NPWP, Kepala kantor dalam jangka waktu paling lama 1 tahun menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk melakukan konfirmasi dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formulir /data yang disampaikan Wajib Pajak/

3. Dalam hal ini hasil konfirmasi lapangan menunjukan bahwa data yang disampaikan Wajib Pajak terdaftar tidak benar, KPP menerbitkan surat penghapusan NPWP, surat pencabutan SKT dan/ atau surat Pencabutan SPPKP secara jabatan untuk disampaikan kepada Wajib Pajak.

3.5.8. Penghapusan NPWP

1. Penghapusan NPWP Perseorangan

Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib Pajak harus melampirkan :

a. Akte/ Laporan Kematian/ Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi oleh instansi yang berwenang

b. Surat Nikah/ akte Perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum menikah dan mempunyai NPWP

c. Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan

d. Surat Pernyataan dan Perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali ke luar negeri

e. Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan dari satu pemberi kerja.

2. Penghapusan NPWP Badan

Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib Pajak harus melampirkan:

a. Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan Surat Keterangan Pembubaran dari Lembaga/Badan atau Instansi yang berwenang

b. Neraca likuiditas atau pembubaran

c. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT/keberadaan di Indonesia

Kantor Pelayanan Pajak akan melakukan pemeriksaan lalu memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk Wajib Pajak pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

3.5.9. Sanksi tidak mendaftarkan diri NPWP

Sanksi berkaitan dengan tidak dipenuhinya kewajiban mendaftrakan diri memperoleh NPWP adalah sanksi administrasi (bungan atau denda) ( Wirawan,2010)

1. Sanksi Administrasi

Dirjen Pajak diberikan wewenang untuk menagih pajak yang terutang sebelum terdaftar NPWP ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2%

perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkan SKPKB sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (2) UU KUP

2. Sanksi Pidana

Pasal 39 ayat (1) huruf a dan b KUP menegaskan bahwa setiap orang yang akan dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

3.6. Pengujian dan Pengkajian Sistem Pelayanan Wajib Pajak

Dokumen terkait