• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALINYEMEN VERTIKAL DAI{

Dalam dokumen Dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Halaman 90-95)

176

Pdoman um,rm dalam penencanaan allnyemen

vefiilol

Alinyemen vertikal secara keseluruhan haruslah

dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.

Untuk

itu

sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

l. Pada

alinyemen

vertikal yang relatif datar dan

lurus, sebaiknya dihindari hidden

dip, yutu

lengkungJengkung vertikal cekung yang pendeh dan tidak terlihat darijauh.

2.

Pada landai menurun yang panjang dan tajam, sebaiknya

diikuti

oleh pendakiaq sehingga kecepatan kendaraan yang telatr bertambatr besar dapat segera dikurangi.

3.

Jika direncanakan serangkaian kelandaiarq maka sebaiknya kelandaian yang paling curam diletakkan

di

bagian awal,

diikuti

oleh kelandaian yang.lebih kecil.

4.

Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung vertikal

yang sejenis (cembung atau cekung) dengan

hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.

KooRDrNAsr

ALINYEMEN VERTIKAL

r76 l7!,

M

o. horizonlol

-__fu

. o-Eorizonlol

o . Yartrlol

Gambar

6.1

Lcqgkrmg v€rtikal dan horizontal terletak pada satu fase.

Jika tikungan horizontal

dan

vertikal tidak terletak

pada satu

fase, maks pengemudi sukar

memperkirakan

bentuk

jalan

selanjutnyq

du

bentuk jalan terkesan patah.

Ganrbar

6.2

Lo€kung vertikal dan horizontal tidak terletak pada satu frse.

Garnbar

6.3

Tikungan terletak di vertikal cembung.

bagran atas lengkung

Kombinasi yang seperti

ini

akan memberikan kesan terputusnya jalan, yang sangat membahayakan pengemudi.

Pada

jalan

yang

lurus

dan panjang sebaiknya

tidak

dibuatkan lengkung vertikal cekung.

Gambar

6.4

Leoglung vertikal cektmg

@ jalm Vug

retaiffurus dan Panjurg.

Kelandaian

yang landai dan pendek sebaiknya

tidak

diletakkan di antara dua kelandaian yang

curarL

sehingga mengurangi jarak pandangan penganudi.

3, o

==}>

Tikungan yang

tajam

sebaiknya tidak

lengkung vertikal

cembung

atau

di vertikal cekung.

diadakan

di

bagian atas

bagian bawah

lengkung 4.

{

t,

I

ll r/0

.FLxoMoRAN

PAI{JANG JAI.AN

(srATroNrNq

eilultua*,

(stationing) panjang jalan pada tahap perencanasn adalah memberikan

nomor pada interval-interval

tertentu

dui awal f*erjam Nomor jalan

(Sta

jalan)

dibutuhkan sebagai sarana komunikasi untuk dengan cepat mengenal lokasiyang sedang dibicarakan, selanjutnya menjadi panduan untuk lokasi suatu tempat.

Nornor jalan ini

sangpt bermanfaat

pada saat

pelaksanaan dan pereircanaan.

Di samping itu dari penomoran jalan

tersebut

diperoleh informasi tentang

panjang

jalan secara

keseluruhan.

S*iap

Sta jalan dilengkapi dengan gambar potongan melintangnya.

Nomor jalan atau Sta

jalan ini

sama fungsinya dengan patok km di sepanjang jalan. Perbedaannya adalah :

l. Patok km

merupakan petunjuk

jarak yang diukur

dari pato&

km 0,

yang umumrrya terletak

di

ibukota propinsi atau kotarnadya.

181 I I 't

I82

Patok Sta

mcrupakan petunjuk

jarak yang diukur

dari awal pekerjaan (proyek) sampai dengan akhir pekerjaan.

2.

Patok

km

berupa patok permanen yang dipasang

dengan

, )

ukuran standar yang berlaku.

Patok Sta

merupakan

patok

sementara selama masa pelaksanaan rua- jalan tersebut.

Sta jalan dimulai dari 0+000m yang berarti 0 km dan 0 m dari awal pekerjaan.

Sta

10+250 berarti lokasi jalan terletak pada jarak

10 km dan 250 meter dari awal

pekerjaan.

Jika tidak

terjadi

perubahan arah tangen pada alinyemen horizontal

maupun alinyemen vertikal, maka penomoran selanjutnya dilakukan :

o

setiap 100 m pada medan datar

c setiap

50 m pada medan berbukit

c

setiap 25 m pada rneclan pegunungan

Pada tikungan penomoran dilakukan pada setiap

titik penting

{ I

jadi

terdapat Sta

titik TC, dan

Sta

titik CT

pada tikungan jenis

lingkaran

sederhana. Sta

titik TS,

Sta

titik

SC, Sta

titik

CS. dan STA

titik

ST pada tikungan jenis spiral-busur lingkaran, dan spriral.

Penoano

ran pada ti*u ngan

Gambar

7.1

Sistim penomoran jalan

TC- StatitikA+d, -T

CT:

StA TC + L..

TS: StaCT+(d,-T-T,J)

SC: StaTS+L"

CS: StaSC+L"

ST: StaCS+L.

DAITAR KrpusrAl&ry{N

AASHTO,

1984, Policy on Geometric Design

of

Highway and Streets.

AASHTO, 1990, A Policy on Geometric Design of

Highways and Streets.

Anonim,

1992, Bahan

kuliah,

Perencanaan Geometrik, Pasca Sarjana Jalan Raya

PUTL

-

ITB.

Bhanot K.L. &

Sehgal

S.8., 1983, A Text Book

on

Highway Engineering and

Airports,

S.Chand

&

Company Ltd, Ram Nagar, New Delhi.

Dalimin,

1979, Pelaksanaan Pembangunan Jalan,.Penerbit Lestari.

Direktorat

Jenderal Bina Marga,

Bipran,

1970, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya

No.

l3l1970.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Bipran, 1990, Spesifikasi Standar

untuk

Perencanaan Geometrik Jalan

Luar Kota

(Rancangan Akhir).

Direklorat Jenderal Bina M-gu,

Espran,

Perencanaan Jalan Raya.

Direhorat Jenderal Bina Marga,

1988,

Perencanaan

Geometrik

untuk Jalan Perkotaan.

Direklorat

Jenderal Bina Marga, Espran, Ruslan

Diwiryo,

Perencanaan Geometrik Jalaru Bagian

III.

Hickerson, Thomas

F.,

1959, Route Surveys and Design, Mc Graw

Hill Book

Company, [nc.

Institute of Transportation Engineerg 1992,

Traffic

Engineering Handbook, 4th edition, Prentice

Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

I

I

2.

J.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

t2

Sta Sta Sta Sta Sta Sta

11.

1963,

Standar

,-t-) . 7

,--t' ' --'

-/ -/.--:=:>**-a

lr

r83

184

13. Japan International Cooperation, Clothoid, Pocket Book.

14.

Mnistry of

Transportation

and

Communications, 1979,

Geometric Design Standards for Ontario

Highways, Ontario.

15.

Mnistry of

Transportation

and

Communications, 1979, Highway Engineering Standards,

Book A

and

B,

Ontario.

16.

NAASRA

1980, Interim

Gride to

The Geometric Design

ofRural

Roadq Sydney.

17. Oglesby

Clarkson H., 1982 Highway Engineering

4th

editioq

John Wiley

&

Sons, New

York.

18.

Road Construction Authority Australia, 1983,

Road Design Manual.

19.

Sukirman, Silvia, 1990, Diktat Kuliatr

Jurusan Teknik Sipil LJKM dan Itenas, Perencanaan Geometrik.

20. Sugondo,

Soetrisno,

1976, Bahan Kuliatr

Perencanaan Geometrik Jalan, Pasca Sarjana Jalan Raya

PUTL-ITB

197G-t977.

I r{t1

do0

L- O-

o iB'

JEAoF Etrr)Er\

$s c H

tsd() .::! *Xt-. trcd -o

d*

6(\3

C) (gl<

(o

@$

d

+

\ora)

d

il

c.l

0o 0o

\o t

an

\r \o

c.l

9qqqoncl

oooOO\O\#tc\l

d#

\ocil O +

C-l

c.i

ll

o\\oc.il@s(..lol$

ctia-qqq+\cl

C.t a.t Ca 1r) g rf)

\oa-)

O O (\l+

q (\

ll

\o\ool€sf,$c.l$

*6cA\OO..l*OO

.-.i

: cl c! "1

e.i

A \t

c{ (.t o.l c."l (t.l (-l

(g

-v,

ooooooPR

cn$r,\or-.-oo=:

t,

It?

186

a)

a

p

0.)

F.GI

(l

$ E$

+E

r

ar) | 'El cn

+rc

I

c.t

I

E6r +E

(Yt

EN ilil

= .Etr

CLcl trq)

Etr do0

trcl

E

cl

a

J4GI

Ect

tB

.-

ts

-

(u

J4

E

CB

o

+.(l)

H

'rvo E^

ad Fi

a.:Gl '-' 'dilLr

..8E oa

T ;';

Cd .V

'O

cd

(l)tr

't

o) -vJ

p

.i IL.

.-

(a U

tr

rl-)CI

o

d

Frx

crlL,

A.ctt

ctG, (l)

E cto0

tr(\t

Etd a, l.itrCL

a- o

f€

GF clo0

C!a

A

o) 'E,GI

'cl

.a

t, CI>.

tr(l)

Etr

cl

I

.t,

ct rg

a

Jdli

(\l

Ntr

<(E

>J( [;

r\OO\Oralr)O\@

O\+O\r.)6t-Fd ,.,,.iO"-.:'O"O.O^O.

o oooo

<td

>l. ilE

orara\oaoco\oo\

l-OO€6lr\OH

.+

..i -: -i

o. o. o"

q o oooa

r(tt

ilE

>J

\odiaincoorald

\OO\ia.lN-i..|N

m ".i

-i

c.i o^ o" o"

q o oooo aa il=

>_E

o6tooFm€$co OO-a.lFC.lO<tGt 6l v.i-lc.iqo^o^o.

o oooo

-a ils

>_u

or\oEciFiat+

-oo.+iac{oco(\.t

N

.d

-i.,i o

o^

oooa

O^ o- o"

3tr \a

>-E il5

C- (\.l t-- OO cO r.) t\ rrr i -!+raa{Or\(\.l

o .\

,,'AAAA

oooo

I

ctr oE

>-E il5

6lO\m$ca.+O\O Hrir}61 6lot\Fi

-

<l.i -i. -d a" o" o" o.

do oooo .r

&l

>-E il:

\orao€racn$\o

FoO\OO\a!Or(\t od

-:

od

q

o^

o-q

do oooo

gEfAr**s

Dalam dokumen Dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Halaman 90-95)

Dokumen terkait