176
Pdoman um,rm dalam penencanaan allnyemen
vefiilol
Alinyemen vertikal secara keseluruhan haruslah
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.Untuk
itu
sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :l. Pada
alinyemenvertikal yang relatif datar dan
lurus, sebaiknya dihindari hiddendip, yutu
lengkungJengkung vertikal cekung yang pendeh dan tidak terlihat darijauh.2.
Pada landai menurun yang panjang dan tajam, sebaiknyadiikuti
oleh pendakiaq sehingga kecepatan kendaraan yang telatr bertambatr besar dapat segera dikurangi.3.
Jika direncanakan serangkaian kelandaiarq maka sebaiknya kelandaian yang paling curam diletakkandi
bagian awal,diikuti
oleh kelandaian yang.lebih kecil.4.
Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung vertikalyang sejenis (cembung atau cekung) dengan
hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.KooRDrNAsr
ALINYEMEN VERTIKAL
r76 l7!,
M
o. horizonlol-__fu
. o-Eorizonlol
o . Yartrlol
Gambar
6.1
Lcqgkrmg v€rtikal dan horizontal terletak pada satu fase.Jika tikungan horizontal
danvertikal tidak terletak
pada satufase, maks pengemudi sukar
memperkirakanbentuk
jalanselanjutnyq
du
bentuk jalan terkesan patah.Ganrbar
6.2
Lo€kung vertikal dan horizontal tidak terletak pada satu frse.Garnbar
6.3
Tikungan terletak di vertikal cembung.bagran atas lengkung
Kombinasi yang seperti
ini
akan memberikan kesan terputusnya jalan, yang sangat membahayakan pengemudi.Pada
jalan
yanglurus
dan panjang sebaiknyatidak
dibuatkan lengkung vertikal cekung.Gambar
6.4
Leoglung vertikal cektmg@ jalm Vug
retaiffurus dan Panjurg.
Kelandaian
yang landai dan pendek sebaiknyatidak
diletakkan di antara dua kelandaian yangcurarL
sehingga mengurangi jarak pandangan penganudi.3, o
==}>
Tikungan yang
tajam
sebaiknya tidaklengkung vertikal
cembungatau
di vertikal cekung.diadakan
di
bagian atasbagian bawah
lengkung 4.{
t,
Ill r/0
.FLxoMoRAN
PAI{JANG JAI.AN
(srATroNrNq
eilultua*,
(stationing) panjang jalan pada tahap perencanasn adalah memberikannomor pada interval-interval
tertentudui awal f*erjam Nomor jalan
(Stajalan)
dibutuhkan sebagai sarana komunikasi untuk dengan cepat mengenal lokasiyang sedang dibicarakan, selanjutnya menjadi panduan untuk lokasi suatu tempat.Nornor jalan ini
sangpt bermanfaatpada saat
pelaksanaan dan pereircanaan.Di samping itu dari penomoran jalan
tersebutdiperoleh informasi tentang
panjangjalan secara
keseluruhan.S*iap
Sta jalan dilengkapi dengan gambar potongan melintangnya.Nomor jalan atau Sta
jalan ini
sama fungsinya dengan patok km di sepanjang jalan. Perbedaannya adalah :l. Patok km
merupakan petunjukjarak yang diukur
dari pato&km 0,
yang umumrrya terletakdi
ibukota propinsi atau kotarnadya.181 I I 't
I82
Patok Sta
mcrupakan petunjukjarak yang diukur
dari awal pekerjaan (proyek) sampai dengan akhir pekerjaan.2.
Patokkm
berupa patok permanen yang dipasangdengan
, )ukuran standar yang berlaku.
Patok Sta
merupakanpatok
sementara selama masa pelaksanaan rua- jalan tersebut.Sta jalan dimulai dari 0+000m yang berarti 0 km dan 0 m dari awal pekerjaan.
Sta
10+250 berarti lokasi jalan terletak pada jarak10 km dan 250 meter dari awal
pekerjaan.Jika tidak
terjadiperubahan arah tangen pada alinyemen horizontal
maupun alinyemen vertikal, maka penomoran selanjutnya dilakukan :o
setiap 100 m pada medan datarc setiap
50 m pada medan berbukitc
setiap 25 m pada rneclan pegununganPada tikungan penomoran dilakukan pada setiap
titik penting
{ Ijadi
terdapat Statitik TC, dan
Statitik CT
pada tikungan jenislingkaran
sederhana. Statitik TS,
Statitik
SC, Statitik
CS. dan STAtitik
ST pada tikungan jenis spiral-busur lingkaran, dan spriral.Penoano
ran pada ti*u ngan
Gambar
7.1
Sistim penomoran jalanTC- StatitikA+d, -T
CT:
StA TC + L..TS: StaCT+(d,-T-T,J)
SC: StaTS+L"
CS: StaSC+L"
ST: StaCS+L.
DAITAR KrpusrAl&ry{N
AASHTO,
1984, Policy on Geometric Designof
Highway and Streets.AASHTO, 1990, A Policy on Geometric Design of
Highways and Streets.
Anonim,
1992, Bahankuliah,
Perencanaan Geometrik, Pasca Sarjana Jalan RayaPUTL
-ITB.
Bhanot K.L. &
SehgalS.8., 1983, A Text Book
onHighway Engineering and
Airports,
S.Chand&
Company Ltd, Ram Nagar, New Delhi.Dalimin,
1979, Pelaksanaan Pembangunan Jalan,.Penerbit Lestari.Direktorat
Jenderal Bina Marga,Bipran,
1970, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan RayaNo.
l3l1970.Direktorat Jenderal Bina Marga, Bipran, 1990, Spesifikasi Standar
untuk
Perencanaan Geometrik JalanLuar Kota
(Rancangan Akhir).Direklorat Jenderal Bina M-gu,
Espran,Perencanaan Jalan Raya.
Direhorat Jenderal Bina Marga,
1988,Perencanaan
Geometrik
untuk Jalan Perkotaan.Direklorat
Jenderal Bina Marga, Espran, RuslanDiwiryo,
Perencanaan Geometrik Jalaru Bagian
III.
Hickerson, Thomas
F.,
1959, Route Surveys and Design, Mc GrawHill Book
Company, [nc.Institute of Transportation Engineerg 1992,
TrafficEngineering Handbook, 4th edition, Prentice
Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.I
I
2.
J.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
t2
Sta Sta Sta Sta Sta Sta
11.
1963,
Standar
,-t-) . 7
,--t' ' --'
-/ -/.--:=:>**-a
lr
r83
184
13. Japan International Cooperation, Clothoid, Pocket Book.
14.
Mnistry of
Transportationand
Communications, 1979,Geometric Design Standards for Ontario
Highways, Ontario.15.
Mnistry of
Transportationand
Communications, 1979, Highway Engineering Standards,Book A
andB,
Ontario.16.
NAASRA
1980, InterimGride to
The Geometric DesignofRural
Roadq Sydney.17. Oglesby
Clarkson H., 1982 Highway Engineering
4theditioq
John Wiley&
Sons, NewYork.
18.
Road Construction Authority Australia, 1983,
Road Design Manual.19.
Sukirman, Silvia, 1990, Diktat Kuliatr
Jurusan Teknik Sipil LJKM dan Itenas, Perencanaan Geometrik.20. Sugondo,
Soetrisno,1976, Bahan Kuliatr
Perencanaan Geometrik Jalan, Pasca Sarjana Jalan RayaPUTL-ITB
197G-t977.I r{t1
do0
L- O-
o iB'
JEAoF Etrr)Er\
$s c H
tsd() .::! *Xt-. trcd -o
d*
6(\3
C) (gl<
(o
@$
d
+\ora)
d
il
c.l
0o 0o
\o t
an\r \o
c.l9qqqoncl
oooOO\O\#tc\l
d#
\ocil O +
C-l
c.i
ll
o\\oc.il@s(..lol$
ctia-qqq+\cl
C.t a.t Ca 1r) g rf)\oa-)
O O (\l+
q (\
ll
\o\ool€sf,$c.l$
*6cA\OO..l*OO
.-.i
: cl c! "1
e.iA \t
c{ (.t o.l c."l (t.l (-l
(g
-v,
ooooooPR
cn$r,\or-.-oo=:
t,
It?
186
a)
a
p
0.)F.GI
(l
$ E$
+E
rar) | 'El cn
+rc
Ic.t
IE6r +E
(YtEN ilil
= .Etr
CLcl trq)
Etr do0
trcl
E
cla
J4GI
Ect
tB
.-
ts-
(uJ4
E
CBo
+.(l)
H
'rvo E^
ad Fia.:Gl '-' 'dilLr
..8E oa
T ;';
Cd .V
'O
cd(l)tr
't
o) -vJp
.i IL..-
(a Utr
rl-)CI
o
dFrx
crlL,
A.ctt
ctG, (l)
E cto0
tr(\t
Etd a, l.itrCL
a- o
f€
GF clo0C!a
A
o) 'E,GI'cl
.a
t, CI>.tr(l)
Etr
cl
I
.t,
ct rga
Jdli
(\l
Ntr
<(E>J( [;
r\OO\Oralr)O\@
O\+O\r.)6t-Fd ,.,,.iO"-.:'O"O.O^O.
o oooo
<td
>l. ilE
orara\oaoco\oo\
l-OO€6lr\OH
.+
..i -: -i
o. o. o"q o oooa
r(tt
ilE
>J
\odiaincoorald
\OO\ia.lN-i..|N
m ".i
-i
c.i o^ o" o"q o oooo aa il=
>_E
o6tooFm€$co OO-a.lFC.lO<tGt 6l v.i-lc.iqo^o^o.
o oooo
-a ils
>_u
or\oEciFiat+
-oo.+iac{oco(\.t
N
.d-i.,i o
o^oooa
O^ o- o"3tr \a
>-E il5
C- (\.l t-- OO cO r.) t\ rrr i -!+raa{Or\(\.l
o .\
,,'AAAAoooo
I
ctr oE
>-E il5
6lO\m$ca.+O\O Hrir}61 6lot\Fi
-
<l.i -i. -d a" o" o" o.do oooo .r
&l>-E il:
\orao€racn$\o
FoO\OO\a!Or(\t od
-:
odq
o^o-q
do oooo