Kendaraan yang bergerak dari jalan lurus menuju ke tikungaru seringkali
tak
dapat mempertahankan lintasannya padalajur
yang disediakan. Halini
disebabkan karena .'
I.
Padawaktu
membelok yangdiberi
belokan pertama kali hanyaroda depan
sehingga lintasanroda
belakang agak keluar lajur(off
tracking).2.
Jejak lintasan kendaraan tidak lagi berimpit, kareria bemper depan danbelakang
kendaraan akan mempunyailintsan yang berbeda dengan lintasan roda depan dan
roda belakang kendaraan.3.
Pengemudiakan mengalami
kesukaran dalam memp€r- tahankan lintasannyatetap pada lajur
jalannya terutamapada tikungan-tikungan yang tajam atau
padakecepatan-kecepatan yang tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka
padatikungan-tikungan
yang tajam perlu
perkerasanjalan
diperlebar.Pelebaran perkerasan
ini
merupakanfaktor
darijari-jari
lengkung, kecepatan kendaraan,jenis dan ukuran
kendaraan rencana yangdipergunakan
sebagaidasar
perencanaan.Pada umumnya
truk tunggal merupakan jenis kendaraan yang dipergunakah sebagai dasar penentuan tambahan lebar perkerasan yang dibutuhkan. Tetapi pada jalan-jalan dimana banyak dilewati kendaraan berat, jenis kendaraansemi trailer merupakan kendaraan yang cocok dipilih
untuk kendaraan rencana. Tentu saja pemilihan jenis kendaraan rencana ini sangat mempengaruhi kebutuhanakan
pelebaran perkerasan dan biaya pelaksanaan jalan tersebut..Elqmen,elemen
dari
pelebaran perkerasantikungan
terdiri dari :l. Offtracking (U)
2. Kesukaran dalam mengemudi di tikungan (Z)
r)
{)
t12
Dari grmbar 4.34. dapat dilihat :
b :
lebar kendaraan rencanaB:
Bn
Bt
nBt
Ab AbU:
C:
Z:
Iebar perkerasan yang
ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam.B-b
lebar ketebasan sarnping di
kiri
dan kanan kendaraanlebar tambahan akibat kesukaran mengemudi
di tikungan.lebar total perkerasan pada bagian lurus lebar total perkerasan di tikungan jumlah lajur
n(B+C)+Z
tambahan lebar perkerasan di tikungan
Bt-Bn
lt
Off Tracklng
Untuk
perencanaan geometrikjalan
antarkota, Bina
Marga memperhitungkan lebarB
dengan mengambil posisikritis
kendaraanyaitu
pada saatroda
depan kendaraan pertamakali
dibelokan dan tinjauan dilakukan untuk lajur sebelah dalam.Kondisi tersebut dapat
dilihat
pada gambar 4.34 yang berdasarkan kendaraan rencanatruk
tunggal.1a8
H
ll lllbt
F-1
,) ir
Gambar
4.34.
Pelebaran perkerasan pada tikungan.1{l
R,,
=
radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam.Besamya
R*
dipengaruhi oleh tonjolan depan(A)
kendaraan dan sudut belokan roda depan (ct).Ri : radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan
pada lengkung horizontaluntuk l{ur
sebelah-{"lurr.
Besarnya Xti dipengrruld oleh jarak g;andar kendaraan(p)
B=R*-Ri
Ri=R -B R* -B*b=
B=Rw *b-
R" :
radius lengkunguntuk
lintasan luar roda depan yang besarnya dipenganrhi oleh suduta.
\
diazumsikan sarna dengan R,,+
7z btu'= (\ +
t/zb)2 + (p + A)21P;+Tzbf :R2-(p+A)' (Ri+y,b): Jel-0+A)2)
U : B
- b, sedangkan ukuran kendaraanr€nsuutnrk
adalah:p =
jarak antaragandr
= 6,5 mA =
toqiolan depankendaraan:
1,5 mb :
lebar kendaraan=2,5
m Sehingga:1ftffi+r,zs
(31)dan Rc = mdius lajur sebelalt dalam
-
% lebar perkerasan+
%b.Kaukatru ebm mrgeanudl d dkaryan
Tunbahan lebar perkerasan akibat kezukaran
dalam mengemudi ditikungin
dib€rikan oletrAASHTO
sebagai fungsi dari kecepatan dan radiuslajur
sebdah dalam. Semakintingg
kocepatan kendaraandan
senrakintajanr tikungan tersebu!
senrakin besar tsmbahan pelebar.anakibat
kesukarandalam
mengemudi.Hal ini
dis€babkan oleh kecendenrngan terlemparnya kendaraan kearah luar dslsrr gpraksn n€nikungt€r$but.
o _ 0,105v
L----'-:-
Jn
t{6
It t
t) dimms : V
=kecepaten,kmfam
R =radiuslengkung;
mF.i+b= Jg( -(p+A
R*=J(R,+b)2+(p+A)2
-(p+A)'
-o*a)'
ru=JG3-G,+A\-yzb o)
(32)
1a6
Kebebasan
samping di kiri dan kanan jalan tetap
harusdipertahankan demi keamanan dan tingkat pelayanan
jalan.Kebebasan samping
(C)
sebesar0,5 m, I rq dan
1,25m
cukup memadai untuk jalan dengan lebar lajur 6m,7
m, dan 7,50 m.Pencapaian plebnn eda lengkung lndzontal
Pelebaran pada lengkung horizontal harus
dilakukan perlahanJahandari
awal lengkungke
bentuk lengkung penuh dan sebaliknya, halini
bertujuan untuk memberikan bentuk lintasan yangbaik bagr kendaraan yang hendak memasuki lengkung
atau meninggalkannya.Pada lengkungJengkung lingkaran sederhana, tanpa lengkung
peralihan pelebaran perkerasan dapat dilakukan di
sepanjanglengkung peralihan
fiktif,
yaitu bersamaan dengan tempat perubahan kerniringan melintang.Pada lengkungJengkung dengan lengkung peralihan tambahan
lebar perkerasan dilakukan seluruhnya di
sepanjanglengkung
1rperalihan tersebut.
Contoh perhituncan :
Radius
lajur tepi
sebelah dalam adalah 300m, kecepatan rencana 60 km/jam,Idan terdiri
dari jalan 2 lajur dengan lebar total pada bagianlurus 7,00m. Tentukan
tambahanlebar
perkerasanyang
perlu dilakukan dengantruk
tunggal sebagai kendaraan rencana.t47
t,
=B-b:O,il
m7 :9'loil
= o, l o5=g :
0,36 m.JR
J3OOC =
l,OmBt :n(B +C)+Z
Bt :2(2,61+ 1,0)+0,36 ='1,56m Ab :Bt-Bo
Ab :7,56 -
7,0 = 0,56 m4.6 JENEK PETAANGAN PN'A LENGKInNG HORIZONTAL
Jarak pandangan pengemudi kendaraan yang bergeralc pada
lajur tepi
sebelah dalam seringkali dihalangioleh gedung-gdun&
hutan-hutan kayu, tebing galian dan
lain
sebagainya. Demi menjaga keamanan pemakaijalaq
panjang sepanjangjarak
pandangan henti minimum seperti yang telatr dibahas pada BabIII
hanrs terpenuhi di sepanjanglengkung horizontal. Dengan
demikianterdapat
batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang (m).Banyaknya penghalang-penghalang yang mungkin
terjadi
dansifat-sifat yang berbeda dari masing-masing
penghalang mengakibatlan sebaiknya setiapfaktor
yang menimbulkan halangan tersebut ditinjau sendiri sendiri.Penentuan batas minimum
jarak
antara sumbulajur
sebelatr dalamke
penghalang ditentukan berdasarkan kondisi dimana jarak pandangan beradadi dalam lengkung
(ganrbar4.35),
atau jarak pandangan < panjang lengkung horizontal.:
": jiJc*.'
-64) + r,2s|'
+ 64- +
1,25R" :Ri+b=300 -1,75+1,25:300,5
mB:@+64-
B : 2,61m
IJ
(300,52
+
1,25 a) atr{8
Gambar
4.35. tank
pmOqganp.dr @hmg hcianal uiluk
S < L.gsris AB
= gprispondangnn lengkung4g :iarak pudangan
m = jarak dari pengMang ke
suurbulajur
sebelahdalarn, m
0 =
setengnh sudut pusat lengku4g sepanjangL
S
= jarak pandangaq mL
= panjang busur lingkalan, mR'
= radius sumbu lajur sebelah dalam, mm=R'-R
cosOm = R'
(l-cos 0)
s=# 2*N
c
- t0R'
'J-
90Untuk
kecepatan rencanatertentu dan
berdasarkan jarak pandanganhenti
minimumdari tabel 3.2.,
diperolehgrafik
seperti pada gambar 4.36., yang merupakan hubungan antaram, R'atau
D.dan kecepatan rencana.
,
=R'(t cosqP)
I I I
!,
/ /
,mlt /
/ /
?/ e// ./ .//
'7omds / ,/
,o
o
i/
oo,/ e/./ ,/
*l ./
,' ,/
;'nu.*)/ b/
./-*$;(.,, ./
-;,o2*- '''
'"rY -5-
.e.orG--
s
r40
(34)
jt
,,,,
3 (r
-a,/ t/,
\r
o).
IIi6i \\.!
,t /\
e-
-{"
(L
25 60
50
i
5
E0 oo G .9a,
6oa
50 .i
.g
:
a 0o E..1
?oo 300 Q
-o
3 r20
T
I
^_90S_9q DS _DS l,o
e'=il=TV1;35=30- ,
g0s 28,65
S9=m7=T
m =
R'(l
- cosf)
^=ry(,-*,H)
o
I
)
rl Jorok pcngholong sumbu loiurscDcloh dolom m r mclcr (cmdrs :OrlOl
,li
(33) GamMr
4.36.
Jarak peoghatang, nr, dari surnbu lajur sebelah dalam.160