• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bagan 2 Alur Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

dengan penekanaan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut (Tjitarsa, 1992:5).

1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumberdaya-bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial-ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.

2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanaya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya.

3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh.

Faktor yang memperngaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan.

4. Pencapaian tarif kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih baik dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat.

2.4.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan

Menurut Eva hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atas jasa lainnya.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

1. Uncertainty

Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahawa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya rendah tidak mampu meyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderiata sakit.

2. Asymetry of Infromation

Sifat kedua asymetry if Infromatioan menunjukkan bahwa konsumen palayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan proveder (dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahi berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang profesor sekalipun.

3. Externality

Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab bersama (public). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein.

2.4.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan

Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diingikan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, serta bermutu (Azwar, 1995:33-36).

1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.

2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan.

4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.

6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan

Artinya palayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.

8. Mutu Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila palayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman.

Secara umum dimensi kepuasan pasien bervariasi sekali. Suatu palayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standard dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang mengacu pada standar dan kode etik profesi yang pada

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai (Azwar, 1995:31-33).

a. Hubungan Dokter-Pasien

Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah salah satu dari kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan dokter-pasien yang baik ini harus dapat dipertahankan.

Adalah amat diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup, menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien.

b. Kenyamanan Pelayanan

Untuk dapat menyelenggarkan pelayanan kesehatan yang bermutu, suasana pelayanan yang nyaman harus dapat dipertahankan. Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya yang menyakut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

c. Kebebasan Melakukan Pilihan

Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan, dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.

d. Pengetahuan Dan Kompetensi Teknis

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang didukung oleh pengetahuan dan kompetensi teknis bukan saja merupakan bagian dari kewajiban etik, tetapi

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

juga merupakan prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi. Secara umum disebutkan memakai tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis tersebut maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

e. Efektifitas Pelayanan

Semakin efektif pelayanan kesehatan tersebut, maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

f. Keamanan Tindakan

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini haruslah diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, dan karena itu tidak boleh dilakukan.

Adapun kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata,

1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi.

2. Mampu memberikan pelayanan yang baik.

3. Tidak berbelit – belit.

4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat.

5. Dapat menguntungkan semua pihak.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terdapat tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995: 30).

2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas

Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit, yaitu:

1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi:

a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum.

b. Rehabilitasi medik.

c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik.

d. Tindakan medis kecil atau sedang.

e. Pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan.

f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit.

g. Pelayanan darah.

h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit.

2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi:

a. Akomodasi rawat inap pada kelas III.

b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan.

c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik.

d. Tindakan medis.

e. Operasi sedang dan besar.

f. Pelayanan rehabilitasi medis.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

g. Perawatan intensif (ICU).

h. Pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit.

i. Pelayanan darah.

j. Persalinan dengan resiko tinggi.

3. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat (Departemen Kesehatan RI 2008).

2.6 Kerangka Pemikiran

Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Keadaan ini terjadi terutama pada keadaan dimana pembiayaannya harus di tanggung sendiri (out of pocket) dalam sistem tunai (fee for service).

Solusi masalah pembiayaan kesehatan mengarah kepada peningkatan pendanaan kesehatan agar melebihi 5% Produk Domestik Bruto sesuai rekomendasi WHO, dengan pendanaan pemerintah yang terarah untuk kegiatan kesehatan masyarakat seperti pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, promosi kesehatan serta pemeliharan kesehatan penduduk miskin.

Sedangkan pendanaan masyarakat harus diefisienkan dengan pendanaan gotong- royong untuk berbagi resiko ganguan kesehatan, dalam bentuk jaminan kesehatan.

Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sejak 1 Januari 2005

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas.

Pelaksanaan dan pengelolaan Program Jamkesmas dilakukan oleh Departemen Dinas Kesehatan, PT. Askes (Persero) dan Verifikator Independen, tugas dari ketiga lembaga ini adalah membantu masyarakat sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan cara mendata dan mengikutsertakan mereka menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Apabila masyarakat terdaftar sebagai peserta Jamkesmas maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit HKBP Balige, akan memberikan respon tersendiri kepada penguna Jamkesmas. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana respon mayarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit HKBP Balige.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Dokumen terkait