• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bagan 3 Kerangka Pemikiran

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang di gunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

Untuk menfokuskan penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini.

1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban.

2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan salah satu program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu.

3. Pengguna atau Peserta Jamkesmas adalah orang yang tergolong miskin dan kurang mampu serta memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat

4. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselengarakan secara sendiri maupun kelompok dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluaraga, kelompok, maupun masyarakat.

5. Program Jamkesmas merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu. Program Jamkesmas ini meliputi :

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum, rehabilitasi medik, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis kecil atau sedang, pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan, pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit, pelayanan darah, pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit.

b. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: akomodasi rawat inap pada kelas III, konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan, penunjang diagnosik:

laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis, operasi sedang dan besar, pelayanan rehabilitasi medis, perawatan intensif (ICU), pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit, pelayanan darah, persalinan dengan resiko tinggi.

c. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dangan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989).

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini, maka diukur melalui indikator-indikator atas dasar respon masyarakat pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige dalam program Jamkesmas, meliputi:

1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum, tindakan medis kecil atau sedang, rehabilitasi medik, meliputi:

1) Kemudahan administrasi.

2) Keramahtamahan.

3) Kedisiplinan pelayanan.

4) Ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien.

b. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, pemeriksaan pengobatan gigi tingkat lanjutan, pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit, pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit, meliputi:

1) Kebersihan rumah sakit.

2) Kelengkapan peralatan medis.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3) Ketepatan diagnosa.

2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

a. Akomodasi rawat inap pada kelas III, operasi sedang dan besar, perawatan intensif (ICU), pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit, pelayanan darah, persalinan dengan resiko tinggi, meliputi:

1) Kebersihan kamar inap.

2) Kelengkapan peralatan medis.

3) Ketepatan diagnosa.

b. Pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan, penunjang diagnosik:

laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis, pelayanan rehabilitasi medis, meliputi:

1) Kemudahan administrasi.

2) Keramahtamahan.

3) Kelancaran komunikasi.

4) Ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien.

c. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency)

Pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan gawat darurat tidak dapat diambil informasi, karena pada saat itu kondisi kesehatan tidak mendukung.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Peneltian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit HKBP Balige Jalan Gereja No.17 Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dan direncanakan atas pertimbangan yang ada. Adapun pertimbangan tersebut karena Rumah Sakit Umum HKBP Balige merupakan salah satu rumah sakit yang ikut dalam pelaksanaan program Jamkesmas.

3.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1991).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige di Kab. Toba Samosir.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1991).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berobat (pasien) di Rumah sakit HKBP Balige. Mulai diberlakukannya program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige, setiap bulannya memiliki rata-rata kunjungan yang berbeda jumlahnya, hal ini disebabkan kualitas tingkat kesehatan tiap bulan berbeda. Namun untuk memudahkan penelitian, maka peneliti mengambil populasi enam bulan terakhir saja, yaitu mulai bulan September sampai bulan Maret. Berikut rata-rata kunjungan pasien Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige. Jumlah keseluruhannya adalah 299 orang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998).

Menurut Arikunto, jumlah populasi lebih dari seratus maka dianjurkan untuk menentukan jumlah populasi antara 10%-20% dan 20%-25%. Masyarakat yang dijadikan sebagai sampel lebih dari 100 orang, maka peneliti mengambil sampel sebesar 10% dari populasi agar representatif, sehingga :

Sampel = 10% x 299 = 29,9 = 30

Sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut:

a. Metode angket

Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk di isi, setelah diisi angket di kembalikan kepada peneliti.

b. Metode wawancara

Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah diperoleh dari studi kepustakaan yaitu dengan membuka, mencatat, dan mengutif data yang berkaitan dengan masalah penelitian dan yang dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan secara manual, data dikumpulkan dari hasi kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Lembaga

Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah rumah sakit umum milik Gereja Huria Kristan Batak Protestan (HKBP) dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan HKBP, yang beralamat di Jln. Gereja No 17 Balige. Awal pembentukannya pada tahun 1918, dimana sekelompok Misionaris Badan Pekabaran Injil jerman yaitu Rheinische Missions Gesselshalf (RMG), mendirikan Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan. Dalam sejarahnya di tahun 1900 sejak dimulainya penginjilan di Silindung dan sekitarnya para misionaris telah membangun sebuah rumah sakit di Tarutung. Terasalah bahwa kebutuhan akan rumah sakit di tempat lain mulai dibutuhkan. Pada tanggal 1 Augustus 1918, didrikan rumah sakit di Balige yang pada dipimpin oleh Schw.

Ida Graeber.

Pada tahun 1920 dr. Wilhelm Wagner dan arsitek H. Klais membuat pembaharuan di rumah sakit balige menjadi rumah sakit yang dinaungi gereja HKBP dan kemudian mengganti namanya menjadi Rumah Sakit HKBP, namun pada waktu agresi tentara Jepang hingga akhir perang dunia Ke II, Rumah sakit HKBP diambil alih oleh Jepang dan dijadikan rumah sakit militer. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 , rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia, namun kepemilikan gereja masih tetap berlaku.. terhitung tanggal 1 januari 1955, pemerintah secara resmi memberikan dua unit rumah sakit

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

masing-masing dengan kapasitas 250 tempat tidur, 14 rumah sakit pembantu dengan kapasitas antara 30-60 tempat tidur, 12 unit poliklinik, leprosaria di hta salem, rumah sakit buta di hephata, namun yang dapat dikelola oleh HKBP saat ini adalah rumah sakit HKBP Balige dan rumah sakit HKBP Nainggolan. Dua tahun kemudian pelayanan secara diakones pun semakin berkembang setelah kedatangan tiga diakones yang juga membantu meringankan pekerjaan Dr.

Schaible yang pada saat itu bekerja sebagai dokter yang bekerja di rumah sakit HKBP Balige.

Sejak rumah sakit HKBP Balige berdiri, banyak sudah kegiatan kemanusiaan yang sudah dilakukan, dahulu rumah sakit HKBP Balige ini sangat dikenal sampai ke propinsi tatangga untuk mencari kesembuhan karena pada saat itu dokter-dokter yang melayani berasal dari Jerman yang sudah pandai bahasa batak seperti, Dr. Wilhem Wagner, Dr. Dannert, Dr. Herman Lowenstein, Dr.

Theodor Gose, Dr. Johansen Winkler, Dr. Johan Aalbers, Dr. Werner Gross, Dr.

Schaible, Dr. Otto Hueck, Dr. Sprondel, Dr. Schubert dan tiga orang wanita Dr.

Warsing ahli bedah, Dr. Westarhausen ahli kebidanan, serta Dr. Alex Fritz. Dan sampai saat ini mereka masih mendukung segala bentuk pengabdian mereka melalui hubungan kemitraan dengan Forderverein Krankenhaus Balige e. V. di Wezlar yang dipimpin oleh Prof. E. Kunntz.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

4.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi serta Klasifikasi Rumah Sakit HKBP Balige

4.2.1 Kedudukan Lembaga

1. Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah unit organik di lingkungan HKBP yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada pucuk pimpinan HKBP.

2. Rumah Sakit Umum HKBP balige berlokasi di kota Balige, Kabupaten Tobasa, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan pusat rujukan di wilayah eks Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya.

3. Rumah Sakit Umum HKBP Balige dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur.

4.2.2 Tugas

Rumah Sakit Umum HKBP Balige mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan uoaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

4.2.3 Fungsi

Untuk melaksansakan tugas tersebut, Rumah Sakit Umum HKBP Balige mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.

4. Menyelnggarakan pelayanan rujukan.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

6. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

4.2.4 Visi dan Misi

Visi dari Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah menjadikan salah satu rumah sakit pusat rujukan di wilayah Kabupaten Toba Samosir dan sekitarnya yang bermutu tinggi sesuai satandar pelayanan kesehatan serta berbasis pada kasih kristiani

Misi dari Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis, penunjang medis dan asuhan keperawatan sesuai standar.

2. Menyelenggarakan pelayanan rohani untuk mendukung proses penyembuhan pasien.

3. Menyelenggarakan sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputerisasi.

4. Menyelenggarakan upaya peningkatan profesionalisme tenaga medis, keperawatan dan non medis.

5. Mengadakan peningkayan sarana dan prasarana agar mampu menjadikan tempat pendidikan.

6. Menyelenggarakan peningkatan dan pengembangan pelayanan penanggulangna penyakit HIV dan AIDS sebagai rumah sakit pusat rujukan.

4.2.5 Klasifikasi

1. Rumah sakit Umum HKBP Balige adalah rumah sakit umum kelas madya atau setaraf kelas C rumah sakit pemerinah.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2. Rumah Sakit Umum HKBP Balige digunakan oleh fakultas kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan dan Akademi Keperawatan HKBP Balige sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon perawat.

3. Rumah Sakit Umum HKBP Balige digunakan oleh lembaga pendidikan lain sebagai tempat pendidikan dan lahan praktek.

4.3 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Program Kerja Lembaga 4.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2008-2012, yaitu pengembangan dan peningkatan fungsi sehingga dapat menjadi kelas madya plus atau setara kelas C plus rumah sakit pemerintah dan dapat bersaing dengan rumah sakit lain, sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanan pelayanan sehingga indikator mutu pelayanan mencapai nilai ideal pada tahun 2012.

2. Meningkatkan jumlah dan jenis dokter spesialis dan kualitas atas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan Iptek dan tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.

3. Meningkatkan pendapatan dan efisiensi pengeluaran.

4. Meningkatkan pemanfaatan serta penambahan sarana dan peralatan baik medis maupun non medis untuk mendukung pelayanan yang lebih baik.

Sasaran-sasaran yang dapat dijabarkan dari tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut:

1. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan pertama adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas semua kegiata pelayanan sesuai standar, yaitu:

a. Peningkatan kunjungan rawat inap.

b. Perbaikan nilai indikator pelayanan.

c. Peningkatan kunjungan instalasi gawat darurat.

d. Peningkatan pelayanan operasi.

e. Peningkatan golongan pelayanan medis.

2. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan kedua adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya menusia sesuai ketentuan yaitu:

a. Tersedianya tenaga dokter spesailis tetap terutama dokter spesialis bagian penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan penyakit kandungan.

b. Jumlah sumber daya manusia professional sesuai dengan kebutuhan.

c. Alokasi dana untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

3. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan ketiga adalah meningkatkan jumlah pelayanan dokter spesialis, yaitu:

a. Jumlah pelayanan dokter spesialis.

b. Meningkatnya kerja sama yang menguntungkan.

c. Terlaksananya system keuangan yang akuntabel.

d. Terlaksananya pola tarif sesuai dengan unit cost.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

4. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan yang keempat yaitu:

a. Meningkatnya pemanfaatan pada masing-masing unit.

b. Meningkatnya pengadaan sarana dan peralatan sesuai kebutuhan dan standar.

4.3.3 Strategi

Prinsip strategi yang diterapkan adalah:

1. Melakukan kosolidasi untuk memprkuat kemampuan dibidang pelayanan.

2. Mengembangkan profesionalisme disemua unit kerja sesuai perkembangan Iptek.

3. Mengadakan tenaga dokter spesialis yang dapat bekerja full timer.

4. Melaksanakan system keuangan yang akuntabel.

5. Mewujudkan perencanan pengembangan sarana dan perlatan sesuai dengan kebutuhan.

4.3.4 Progam Rumah Sakit HKBP Balige

Program kerja yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan

a. Menyempurnakan alur, protop (SOP) dan standar pelayanan dan terapi rumah sakit: hal ini masih perlu dilakukan oleh karena respons time masih panjang.

b. Menambah jenis pelayanan spesialis.

c. Memperhatikan trend permintaan masyarakat terhadap pelayanan spesialis, maka program ini sudah sangat mendesak. Dengan terpenuhinya

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

pelayanan dokter spesisalis dasar akan dapat meningkatkan BOR. Namun apabila hal ini tidak dapat terpenuhi maka rumah sakit akan terus mengalami kesulitan.

d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Peningkatan mutu pelayanan agar sesuai dengan standar pelayanan dan terapi, harus dilakukan pula oleh setiap unit kerja, pelayanan medis, penunjang medis, asuhan keperawatan dan non medis. Agar hal ini dapat dicapai maka semua unit kerja sudah harus mempunyai standar dan disosialisasikan secara terus menerus.

e. Melakukan monitoring evaluasi dan pengawasan pelayanan yang berkesinambungan.

2. Sumber Daya Manusia dan Organisasi -. Sumber Daya Manusia

a. Dokter Spesialis

Untuk memenuhi tenaga dokter spesialis dimaksud ada 2 alternatif:

- Bantuan Tenaga Spesialis dari mitra kerja Medizinisch Cristiliches Hilfswerk C.V. Jerman.

- Melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran USU. Hal ini telah dilakukan pendekatan dan pada prinsipnya mereka bersedia bekerja sama. Adapun departemen yang akan bekerja sama dengan RS HKBP Balige adalah Dept. Penyakit Dalam, Kesehatan Anak dan Bedah. Departemen kebidanan sudah bekerja sama dalam 3 tahun dan sampai saat ini masih berlangsung dengan baik. Memperhatikan

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

keadaan keuangan RS pada saat ini masih sulit untuk membiayai tenaga-tenaga dimaksud, terutama pada tahuin pertama (2008-2009) diharapkan ada dukungan pembiayaan untuk program ini.

b. Pelatihan Pegawai

Melaksanakan pelatihan pegawai di dalam dan luar Rumah Sakit:

- Pelatihan tenaga dokter pada umumnya dilakukan di rumah sakit Pendidikan dan Kedokteran.

- Merekrut dokter umum yang masih berusia muda dan memenuhi persyaratan lulus testing masuk pendidikan dokter spesialis.

- Pelatihan tenaga perawat dilakukan di dalam rumah sakit dan untuk keterampilan tertentu dilakukan di rumah sakit pendidikan.

- Tenaga Non Medis pelatihan pada umumnya dilaksanakan di dalam rumah sakit.

c. Tersedianya peraturan kepegawaian yang mengacu kepada peraturan yang berlaku.

d. Melaksanakan ketatausahaan kepegawaian tepat waktu.

e. Melaksanakan reward dan punishmen.

4.4 Susunan Organisasi RSU HKBP Balige

Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah terdiri sebagai berikut :

1. Direktur.

2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3. Kepala Bidang Keperawatan dan Pendidikan.

4. Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha.

5. Kepala Bagian Keuangan.

6. Satuan Pengawas Intern.

7. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional.

Tugas-tugas dari masing-masing susunan organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Direktur RSU HKBP Balige mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai tugas mengelola pelayanan medis pada instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap ABCDEF, Rawat Darurat, Rawat Intensif, Bedah, dan mengelola pelayanan penunjang medis pada instalasi Radiologi, Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Patologi Klinik, Diagnostik terpadu serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai fungsi:

a. Menyelenggarakan penyusunan kebutuhan tenaga dan fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis.

b. Menyelenggarakan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis.

c. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis dan penunjang medis.

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

d. Menyelenggarakan pengawasan dan pengelolaan penerimaan serta pemulangan pasien.

e. Menyelenggarakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis membawahi:

1. Seksi Pelayanan Medis, yang membawahi:

a. Instalasi Rawat Jalan.

b. Instalasi Rawat Inap ABCDEF.

c. Instalasi Rawat Darurat.

d. Instalasi Rawat Intensif.

e. Instalasi Bedah.

2. Seksi Pelayanan Penunjang Medis, yang membawahi:

a. Urusan Penunjang Medis.

b. Instalasi Radiologi.

c. Instalasi Rehabilitasi Medis.

d. Instalasi Farmasi.

e. Instalasi Gizi.

f. Instalasi Patologi Klinik.

g. Instalasi Diagnostik Terpadu.

Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinir seluruh kebutuhan instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap ABCDEF, Rawat Darurat, Rawat Intensif, dan Bedah Pusat.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi pelayanan mempunyai fungsi:

Dokumen terkait