Bagaimana dengan keluarga yang hanya memunyai satu orang anak? Sifat-sifat apakah yang menandai anak tunggal dalam suatu keluarga?
Seorang anak tunggal dapat menunjukkan sifat-sifat anak sulung maupun anak bungsu.
Dia kemungkinan cenderung untuk mencapai prestasi, dan sering memunyai keinginan yang besar untuk menyenangkan orang tuanya. Tetapi, dia merasa aman dalam
hubungannya dengan orang tua, sebab tidak perlu takut disaingi oleh adik-adiknya.
Banyak pasangan yang memusatkan kehidupan mereka pada anak tunggal mereka.
Akibatnya, banyak anak tunggal yang percaya bahwa satu-satunya tugas orang tua mereka adalah melayani dan memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini akan menimbulkan masalah bagi mereka ketika dewasa. Anak tunggal dapat bertumbuh dengan merasa bahwa perhatian utama kehidupan hanyalah berkisar pada mereka. Karena tidak ada saudara yang dapat mengajarkan sesuatu kepadanya, mereka mungkin memunyai kesulitan mengembangkan kemampuan sosial, seperti dalam hal membina
persahabatan dan berbagi rasa. Karena mereka tidak mengalami kecemburuan atau persaingan dalam keluarga, mereka mungkin menemui kesulitan untuk menghadapi masalah tersebut di kemudian hari dalam kehidupannya. Kesepian dan merasa terasing karena menjadi anak tunggal juga dapat menjadi suatu masalah. Sering kali, anak tungggal harus berjuang melawan hubungan yang retak dalam kehidupan.
Bagaimana Anda berkomunikasi dengan anak tunggal? Karena mereka sering kali bersifat anak sulung dan juga anak bungsu, Anda perlu memerhatikan petunjuk untuk kedua kelompok tersebut. Penting bagi Anda untuk mengamati anak tunggal Anda secara cermat dan menyesuaikan cara Anda berkomunikasi menurut sifat yang
diperlihatkannya. yang terutama, kenalilah keunikannya dan belajarlah untuk berbicara sesuai dengan gayanya.
Sumber:
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Menjadi Orang Tua yang Bijaksana Judul asli buku: The Power of A Parent
Penulis: H. Norman Wright Penerjemah: Christine Sujana
Penerbit: Yayasan Andi, Yogyakarta 1991 Halaman: 216 -- 217
e-Konsel 2009
156
Tips: Anak Tunggal dan Lingkungan Sosialnya
Memiliki anak tunggal adalah suatu pilihan yang diambil oleh banyak orang tua untuk menghadapi meningkatnya biaya pendidikan dan biaya hidup. Orang tua yang lainnya merasa bahwa kondisi mereka berubah dan mereka tidak lagi dapat memiliki anak lebih banyak karena berbagai alasan lainnya. Sebagai orang tua dari anak tunggal, saya terus-menerus ditanya kapan saya akan punya anak lagi, dan respons standar saya adalah "ketika saya ingin". Kami merasa ditekan oleh masyarakat untuk terus
menghasilkan keturunan, karena bila tidak demikian anak kami akan kesepian atau antisosial. Ini adalah anggapan yang tidak berdasar, karena beberapa orang berhasil yang tidak punya masalah, baik emosional atau pun sosial, adalah anak tunggal itu sendiri, dan hal ini tidak pernah menghentikan keberhasilan mereka. Untuk bisa menyatu dengan dunia, anak-anak perlu belajar berinteraksi dengan orang lain, dan juga menyatukan diri mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok. Namun, terkadang kita perlu sedikit bantuan untuk bisa menolong anak-anak kita berhasil dalam
berinteraksi dengan anak-anak lain dan ada banyak cara untuk melakukan hal ini.
Tempat yang tepat untuk mulai mengajak anak Anda bersosialisasi adalah di dalam keluarga. Memberikan tanggung jawab kepadanya (membersihkan kamarnya,
menggantung pakaiannya) adalah cara yang tepat untuk memulai proses menyiapkan diri menghadapi dunia dan membuat perbedaan positif. Nampaknya Anda harus
melakukan banyak hal untuk membuatnya merapikan kamar secara rutin, tetapi ini bisa memberi dia rasa puas dan juga membuatnya sadar bahwa ia bertanggung jawab terhadap Anda, tanggung jawab bahwa ia harus menjaga kamarnya tetap rapi. Bila anak Anda memiliki saudara sepupu atau teman sebaya, maka baik juga untuk saling menjalin relasi. Hal ini tidak hanya akan membantu anak Anda untuk terbiasa bersama anak-anak lain di sekeliling mereka, namun juga akan memberikan rasa aman bahwa mereka berada di rumah, di mana dia tidak asing dengan lingkungan sekitarnya. Ini juga akan membantu dia belajar lebih dalam lagi tentang keluarga dan ikatan yang
menyatukan.
Mengundang teman-teman di lingkungan sekitar bersama anak-anak mereka secara rutin juga akan membantu anak Anda belajar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial.
Ini akan membantu dia menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku yang bagaimanakah yang dapat diterima (bermain bersama, membuat permainan, berlari- lari) dan perilaku yang bagaimanakah yang tidak dapat diterima (memukul, meninju, egois). Langkah berikutnya tentu saja mengajak anak Anda mengunjungi teman-teman, baik teman-teman Anda maupun teman-temannya. Membiasakan dia berperilaku baik ketika berada di luar lingkungannya dan mendapatkan pengalaman baru, akan
membantu dia menghadapi tantangan sehari-hari pada masa yang akan datang.
Tentu saja, tempat di mana anak Anda paling banyak belajar tentang interaksi dan membaur bersama anak-anak lain adalah sekolah. Sekolah dirancang untuk menjadi
"masyarakat mini" di mana ada pemerintah kelas (guru) dan masyarakat umum (murid- murid). Peraturan diberlakukan dan pelanggaran atas peraturan ini akan mengakibatkan adanya hukuman. Penghargaan diberikan atas perilaku yang baik dan diberikan pula
e-Konsel 2009
157
kebebasan tertentu untuk memilih. Semuanya ini akan membantu anak Anda mempelajari dunia dan harapan-harapannya sendiri di dunia.
Pesta adalah situasi yang sangat baik bagi anak Anda untuk berinteraksi di lingkungan tidak resmi. Penting bagi anak Anda untuk belajar kemampuan dasar dalam
bersosialisasi, seperti bagaimana bergaul secara tidak resmi atau berbicara dengan lawan jenis. Tidak ada seorang politikus yang bisa bertahan tanpa pernah berpesta dan tahu bagaimana bisa menarik hati orang lain. Hal ini sebagian besar dipelajari pada masa kanak-kanak dan remaja.
Kegiatan-kegiatan dan klub-klub olahraga adalah penting bagi hidup anak tunggal.
Kegiatan dan klub olah raga itu bisa jadi sepak bola, bola voli, pacuan kuda, paduan suara, atau catur. Semua kegiatan itu memerlukan waktu bersama-sama dengan anak- anak lain dan akan membantu membangun kekuatan tim. Menjadi pemimpin dalam hal- hal tertentu atau menjadi pengikut akan membantu anak Anda meletakkan dasar untuk masa dewasanya. Anak Anda juga akan belajar bahwa dia mungkin tidak selalu menjadi yang pertama, dan pada kenyataannya kadang-kadang pemimpin tim akan menuntut kemajuan dari kemampuan tertentunya. Dalam beberapa kasus, ini adalah pengalaman baru bagi anak tunggal yang pada umumnya menjadi pusat perhatian di rumah mereka dan oleh sebab itu dia mengharapkan dunia pun juga melakukan hal yang sama. Sering kali, anak tunggal adalah anak yang sangat manja dan mengeluarkan amarah yang luar biasa ketika keinginannya tidak terpenuhi. Ini adalah hal yang paling perlu diperhatikan oleh sebagian besar orang tua, namun jangan dicegah. Mengajari anak Anda untuk berbagi mainan, permen, dan waktu yang dimiliki orang tuanya adalah sesuatu yang harus dilakukan sejak kecil sehingga tidak menjadi sebuah kejutan besar ketika dia harus melakukannya saat dewasa. (t/Ratri)
Sumber:
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: eSSORTMENT
Judul asli artikel: Raising an Only Child and Socialization Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.essortment.com/all/raisingandonly_rhei.htm
Serba Info: National Counseling Workshop VII Lk3 (Pelatihan Konseling Nasional ke VII LK3)
Orang Bijak Peduli Konseling,
Sejak mengadakan training dan seminar konseling tahun 2004, telah ada lebih dari 7.000 orang yang mengikutinya, dan 2.000 lebih di antaranya adalah pemimpin gereja dari 200 lembaga serta berasal dari 40 kota. Pelatihan Konseling Nasional LK3 yang pertama diadakan tahun 2005 di Hotel Ciputra dan tahun ini LK3 akan mengadakan Pelatihan Konseling Nasional ke VII. Acara akan diadakan pada:
e-Konsel 2009
158
Hari, tanggal: Jumat, 31 Juli 2009 dan Sabtu, 1 Agustus 2009
Pukul : 09.00 -- 17.00 WIB (Jumat) dan 09.00 -- 17.30 WIB (Sabtu) Tempat : Auditorium UKRIDA Tanjung Duren, Jakarta Barat
Biaya : Rp400.000, Mahasiswa: Rp300.000
Early Birth: Rp350.000, Mahasiswa: Rp250.000 (sebelum 9 Juli 2009, tidak termasuk akomodasi) Tema yang disajikan:
Jumat, 31 Juli 2009:
Pleno 1 : Parenting with the Brain in Mind (Pengasuhan Anak Berbasis Cara Kerja Otak)
Pembicara: dr. Andyda Meliala (Manila) dan Mrs. Sanchez (Manila) Pleno 2 : Career and Calling (Karier dan Panggilan Hidup) Pembicara: Dra. Johana Purba, S.Psi. (Jakarta)
Sabtu, 1 Agustus:
Kapita Selekta (09.00 -- 15.30 WIB):
1. Terapi Musik untuk Semua Usia
Pembicara: Mrs. Sanchez dan dr. Andyda Meliala 2. Healing Your Family Tree (Pemulihan Pohon Keluarga)
Pembicara: Pdt. Julianto Simanjuntak, M.Div., M.Si.
3. Membangun Harga Diri Anak: Lebih Berani, Percaya Diri dan Bertanggungjawab Pembicara: Dra. Roswitha Ndraha
4. Konseling Orang Sakit dan Kehilangan/Kedukaan Pembicara: Sofia Tobing, MA
5. Karier dan Panggilan (Assessment) Pembicara: Dra. Johana Purba
Penutup (16.00 -- 17.30 WIB):
Tema : Indonesia Butuh Konselor: Membangun Jejaring Pelayanan Konseling Indonesia
Pembicara: Pdt. Julianto Simanjuntak, M.Div., M.Si.
Pendaftaran sebelum 25 Juli 2009, FREE buku "Orang Bijak Peduli Konseling" yang berisi pokok-pokok pikiran utama dan catatan pelayanan konseling Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha (tunjukkan bukti transfer ATM/bank).
e-Konsel 2009
159 Pendaftaran:
info(at)pedulikonseling.or.id Rudi: 081932567896
Tiyo: 0817855835 Paul: 081510101926
Facebook: Groups "orang bijak peduli konseling"
www.pedulikonseling.or.id
Butuh akomodasi murah, hubungi: Rudi (081932567896)
e-Konsel 2009
160
e-Konsel 189/Agustus/2009: Konseling pada Orang yang Ingin Bunuh Diri
Pengantar dari Redaksi
Salam dalam kasih Kristus,
Banyak orang yang memerlukan konseling khusus, salah satunya adalah orang-orang yang cenderung menyelesaikan permasalahan dengan cara bunuh diri. Permasalahan yang pelik atau penderitaan yang berkepanjangan bisa menjadi pemicu keinginan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Lihat saja beberapa kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia di negara lain. Kebanyakan dari mereka nekad bunuh diri karena tekanan dan penderitaan yang mereka alami, baik fisik maupun psikis. Walaupun bunuh diri bukanlah penyelesaian masalah, tetapi itulah yang mereka pilih.
Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita bisa mencegah mereka supaya tidak bunuh diri dan lari dari kenyataan. Memang bukan hal yang mudah, tetapi setidaknya ada langkah-langkah pencegahan yang bisa kita pelajari dan terapkan. Mari kita mempelajari langkah-langkah tersebut.
Pemimpin Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
http://c3i.sabda.org/
e-Konsel 2009
161
Cakrawala: Bagaimana Melayani Orang yang Mempunyai Kecenderungan Bunuh Diri
Apabila Anda sampai berhubungan dengan seseorang yang memunyai kecenderungan untuk bunuh diri, campur tangan yang nyata dari Anda diperlukan. Nyawa seseorang sedang dipertaruhkan, dan entah Anda mau atau tidak mau, Anda harus terlibat! Tugas awal Anda adalah menolong orang ini agar tetap hidup. yang kedua adalah menolong dia mendapatkan pengertian tentang bagaimana ia sampai pada keadaan ini, lalu bimbinglah dia untuk membuat perubahan-perubahan yang perlu, yang menjamin bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi.
Juga, ingatlah bahwa Anda tidak senantiasa dapat hadir dalam hidup orang tersebut dan hidup orang itu juga bukanlah beban Anda. Peranan Anda hanyalah untuk memberikan pertolongan sebanyak mungkin.
Banyak orang yang memikirkan bunuh diri menghubungi seorang teman, gereja, atau yayasan untuk meminta pertolongan. Jadi, prosedur yang disarankan di sini difokuskan pada rencana untuk melayani mereka yang menelepon. Prinsip-prinsip yang sama dapat digunakan dalam kontak temu muka dengan seseorang yang dalam konseling menunjukkan pikiran-pikiran atau maksud-maksud bunuh diri.
Langkah 1:Adakan hubungan, pelihara kontak dengan orang tersebut, jalin hubungan yang simpatik, dan dapatkan informasi.
Bagi banyak orang, bunuh diri merupakan proses bertahap pada saat berada dalam stres. Mereka mulai mencari cara-cara pemecahan berbagai masalah yang mereka alami dan mencoba pilihan pertama, kemudian pilihan kedua, ketiga, keempat, atau kelima, dan boleh jadi banyak pilihan yang lain lagi, yang tidak ada hasilnya, sebelum mereka tiba pada cara pemecahan masalah dengan bunuh diri. Banyak yang berjuang melawan pilihan ini dan mencari lagi pilihan-pilihan yang lain, tetapi jika menemukan jalan buntu, mereka kembali pada pilihan terakhir ini sebagai jalan keluar. Ingatlah bahwa orang yang cenderung untuk bunuh diri memunyai sikap bertentangan terhadap hidup dan mati. Ia ingin bunuh diri dan bosan dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Pada waktu yang sama, ia ingin diselamatkan oleh seseorang. Jika orang ini menghubungi, penting untuk mulai membangun sebuah hubungan yang positif
dengannya. Hubungan ini dapat memengaruhinya sehingga ia memutuskan untuk tetap hidup. Jika orang ini menelepon, katakanlah hal-hal seperti: "Anda melakukan hal yang tepat dengan menelepon saya", "Saya senang Anda menghubungi saya", "Saya rasa ada pertolongan untuk Anda".
Pernyataan-pernyataan ini penting karena pernyataan-pernyataan ini meyakinkan dia bahwa dia membuat keputusan yang tepat dan bahwa ada orang lain yang
memedulikan dia. Persetujuan lisan ini dapat merupakan suatu cara untuk
menyampaikan pesan kepadanya bahwa ia dapat membuat keputusan-keputusan lain yang tepat. Orang yang memunyai kecenderungan untuk bunuh diri membutuhkan
e-Konsel 2009
162
Anda untuk berbicara kepadanya dengan tenang atau lembut, penuh keyakinan, dan dengan suara yang berwibawa (tetapi tidak sebagai orang yang berkuasa), dan dengan cara sedemikian rupa sehingga ia tidak akan merasa ditantang. Perhatian, penerimaan, dan kepedulian yang tulus adalah sangat penting.
Ketika Anda berbicara, penting sekali untuk menemukan suatu dasar pemufakatan yang dengannya Anda dan orang yang menghubungi itu dapat sepakat. yang dapat dijadikan titik awal adalah fakta bahwa orang yang menghubungi itu memunyai masalah dan membutuhkan pertolongan, dan Anda ingin menolongnya. Kadang-kadang, bila
seseorang yang menelepon Anda itu tidak jelas dan ragu-ragu, diperlukan usaha lebih banyak untuk menemukan dasar pemufakatan. Penting sekali untuk menggunakan kata
"tolong" berkali-kali dalam konteks yang berbeda. Juga penting untuk menunjukkan perhatian pada si penelepon dan berusaha membedakan perasaan-perasaannya.
Suatu hubungan atas dasar percaya harus dibangun. Ini dapat dilakukan dengan memberikan jawaban-jawaban yang terus terang terhadap pertanyaan-pertanyaan.
Anda tidak usah takut untuk memperkenalkan diri serta hubungan Anda dengan gereja atau organisasi jika ditanyakan. Jika Anda ditanyai apakah Anda pernah menolong orang dalam keadaan yang sama dan ternyata Anda belum pernah, jujurlah, tetapi biarkan ia juga mengetahui bahwa Anda merasa memunyai cara dan pengetahuan untuk menolongnya.
Untuk memperkokoh hubungan ini, perkenalkan diri Anda dan cobalah mengetahui nama orang itu, nomor telepon, dan alamatnya. Pertanyaan-pertanyaan ini hendaknya disisip-sisipkan selama percakapan Anda berdua sehingga orang tersebut tidak terlalu merasa terancam olehnya. Jika terdapat keengganan untuk memberitahukan nama, jangan menekan si penelepon untuk masalah tersebut. Anda dapat bertanya, "Bolehkah saya mengetahui nama depan Anda agar saya dapat menyapa Anda dengan nama?
Saya lebih senang demikian." Jika ia tidak ingin memberikan alamatnya, Anda dapat menanyakan dari bagian kota mana ia berasal. Jika ia memberikan wilayah yang luas, Anda dapat memberi tanggapan dengan berkata, "Oh, tempat itu dekat dengan ...."
Pernyataan ini boleh jadi akan mendorongnya untuk memberikan informasi tambahan.
Anda mungkin mendapati bahwa ada orang yang meminta Anda berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapapun bahwa ia telah menelepon Anda. Para konselor
profesional dan para pendeta memunyai hak untuk merahasiakan beberapa informasi.
Akan tetapi, beberapa undang-undang negara bagian di Amerika Serikat (di California, misalnya) mengharuskan seorang konselor menghubungi pihak-pihak yang
berwewenang apabila seseorang mengancam akan bunuh diri atau membunuh orang lain, dan Anda tidak dapat berjanji untuk tidak melakukannya. Tetapi Anda dapat meyakinkan orang itu bahwa Anda tidak akan melakukan apa-apa yang dapat merugikannya.
Dalam percakapan itu, Anda juga harus berusaha mendapatkan nomor telepon dari orang-orang penting lainnya yang dapat menolong orang ini -- kerabat, para tetangga, dokter, dan sebagainya.
e-Konsel 2009
163
Langkah 2: Kenalilah dan jelaskanlah masalahnya.
Dengarlah cerita orang itu dengan memberikan interupsi sesedikit mungkin. Doronglah ia untuk mengatakan kepada Anda (1) apa yang telah menyebabkan dia sampai pada keadaannya ini; (2) apa yang membuatnya gelisah saat ini; dan (3) apa yang telah ia usahakan sebelumnya untuk menanggulangi keadaannya. Jangan menentang apa yang dikatakannya. Pernyataan-pernyataan seperti "Anda tidak usah merasa demikian"
atau "Segala sesuatu tidaklah seburuk apa yang terlihat" merupakan kemunduran bagi orang itu, dan tidak terlalu dapat menolongnya. Pusatkan perhatian pada apa yang dirasakan orang itu, dan bantulah ia untuk menjelaskan perasaan-perasaannya. Jika ia mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan-perasaannya, bantulah ia untuk menyebutkannya. Cobalah untuk merefleksikan apa yang menurut perkiraan Anda sedang ia pikirkan dan rasakan karena hal ini akan menolongnya untuk menunjukkan permasalahannya dengan tepat. Keadaan tidak berdaya yang menguasainya, sekarang dapat dipecahkan menjadi masalah-masalah yang khusus, sehingga jalan keluar
terhadap masalah itu dapat terlihat dengan lebih mudah. Ia harus ditolong untuk melihat bahwa keadaannya yang sukar dapat menghalangi kemampuannya untuk menilai situasinya. Apabila ia dapat melihat permasalahan-permasalahan itu, ia dapat mulai menyusun suatu rencana tertentu untuk memecahkannya. dan jika Anda mengerti sifat masalah yang sedang ia berusaha atasi, Anda dapat lebih mengerti kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anda ingin menyelidiki alasan-alasan mengapa ia ingin mati.
Jika seseorang menelepon dan hanya berbicara mengenai depresi atau tertekan, kalimat-kalimat atau pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini akan menolong.
"Anda kelihatannya telah mengalami depresi selama waktu yang cukup lama."
"Berapa kali Anda merasa tertekan selama beberapa minggu ini?"
"Kapan Anda menjadi depresi?"
"Apakah Anda pernah berpikir bahwa hidup ini tidak berharga untuk dijalani?"
"Apakah Anda telah berpikir untuk menyudahinya?"
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat menolong orang yang ragu-ragu menuangkan perasaan-perasaannya dengan kata-kata. Ancaman bunuh diri yang sungguh-sungguh harus diberitahukan secara terbuka agar Anda dapat menolong orang itu.
Apabila seseorang mengalami kesulitan dalam berbicara mengenai bunuh diri, ia biasanya lega jika mengetahui bahwa Anda tidak takut membicarakan hal tersebut secara terbuka. Kadang-kadang hal ini dapat melepaskannya dari perasaan terjerat.
Bunuh diri harus didiskusikan dengan cara yang terbuka, yang tidak bersifat moralis.
e-Konsel 2009
164
Bunuh diri bukanlah suatu masalah moral bagi orang yang memunyai kecenderungan untuk bunuh diri. Bunuh diri merupakan akibat stres bagi kebanyakan orang. Banyak orang yang telah bergumul dengan perasaan-perasaan bersalah, dan apabila ada diskusi mengenai bunuh diri sebagai tindakan yang tidak bermoral, ini dapat menambah beban perasaan bersalah itu dan menyebabkan keputusasaan yang lebih dalam lagi.
Jika Anda berbicara secara langsung kepada seorang remaja yang sedang berpikir untuk bunuh diri, berbicaralah padanya mengenai keyakinannya tentang kematian.
Banyak di antara mereka belum pernah melihat orang mati atau pergi ke pemakaman.
Mereka tidak mengerti kesudahannya. Boleh jadi mereka hanya memikirkan perhatian yang akan mereka terima. Menolong mereka untuk mendapatkan pandangan yang lebih realistis mengenai kematian akan menghalangi mereka untuk melakukan bunuh diri.
Langkah 3: Menilai potensi untuk bunuh diri atau keadaan yang mematikan.
Sejumlah faktor dibutuhkan dalam mengadakan penilaian ini. Saat Anda mendengarkan orang tersebut, Anda akan menerima potongan-potongan informasi yang akan
mendukung Anda dalam menilai.
Umur dan Jenis Kelamin
Ingatlah bahwa angka bunuh diri naik pada usia yang lebih lanjut dan bahwa pria lebih mungkin melakukan bunuh diri daripada wanita. Pria bujangan yang berumur, lebih mudah diserang keinginan bunuh diri. Wanita yang lebih muda, lebih kecil
kemungkinannya untuk melaksanakan rencana mereka. Orang-orang yang menderita karena kecanduan alkohol dianggap memiliki risiko tinggi. dan orang-orang yang hanya sesekali minum minuman keras lebih mudah terdorong untuk bunuh diri daripada
peminum yang berat dan kronis. Alkohol sering bermanfaat sebagai penahan rasa sakit dan kemudian menjadi sumber rasa sakit baru. Jika sakitnya sudah tidak tertahankan lagi, maka dalam keadaan tenang dan sadar, bunuh diri dapat menjadi pilihan.
Sejarah Tingkah Laku yang Menunjukkan Niat Bunuh Diri
Adalah penting untuk mencoba menentukan apakah ini merupakan usaha yang pertama atau salah satu dari beberapa seri. Semakin baru serangan perilaku yang menunjukkan niat untuk bunuh diri terjadi, semakin cepat dan lebih mudah pencegahannya. Tetapi pada waktu yang sama, campur tangan yang aktif semakin dibutuhkan. Suatu pola yang luas mengenai tingkah laku yang menunjukkan niat bunuh diri akan memerlukan terapi jangka panjang dari para ahli. Jika orang itu telah berulang kali melakukan usaha bunuh diri, kemungkinan besar suatu saat nanti ia berhasil dan benar-benar bunuh diri. Tugas dari paramedis dan para ahli adalah membantu memutuskan niat bunuh diri dan
menolong orang tersebut menyusun rencana untuk kehidupan.
Menilai Rencana Bunuh Diri Ada tiga bagian rencana tersebut.