• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Data

b. Mengkoordinasi dan mengawasi antara bagian pracetak, cetak dan finishing.

5. Bagian pracetak

- Bertanggung jawab atas kualitas dan ketepatan waktu dalam menyiapkan setting, disain, film dan master.

6. Bagian cetak

a. Bertanggung jawab atas kualitas dan ketepatan waktu hasil cetakan b. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kelancaran peralatan cetak

yang dipegangnya.

7. Bagian finishing

- Bertanggung jawab atas penyelesaian akhir setiap order cetakan, baik pemotongan, penjilidan maupun pengepakan.

8. Bagian Pemasaran dan humas

a. Merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran b. Bertanggung jawab atas tercapainya target pemasaran c. Proof hasil setting dan Humas.

a. Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

TABEL I.1

ANALISIS CURRENT RATIO CV RAJA SABLON CORPORATION

PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Aktiva Lancar (a) Rp 287.632.171 Rp 313.621.956 Rp 357.165.210 Utang lancar (b) Rp 153.729.531 Rp 182.491.724 Rp 188.321.953 current ratio= a/b x 100% 187,10% 171,86% 189,66%

Sumber: data diolah, 2020

187,10% + 171,86% + 189,66% = 182,87%

3 tahun Analisis :

1) Dari tabel I.1 di atas dapat dilihat current ratio pada CV Raja Sablon Corporation pada tahun 2017 perusahaan ini mengalai liquid sebesar 187,10% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,8710 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

2) Pada tahun 2018 perusahaan ini mengalai liquid sebesar 171,86% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,7186 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

3) Pada tahun 2019 perusahaan ini mengalai liquid sebesar 189,66% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,8966 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

4) Current ratio pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 15,24%, sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 17,8%.

5) Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun aktiva lancar mengalami kenaikan meskipun diikuti kenaikan hutang lancar akan tetapi perusahaan tetap dapat mengimbangi pembayaran hutang lancar tersebut. Yang artinya current ratio perusahaan dalam kondisi baik karena perusahaan dapat memenuhi hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar.

b. Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggukan aktiva yang lebih liquid.

TABEL I.2 ANALISIS QUICK RATIO

CV RAJA SABLON CORPORATION PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Aktiva Lancar (a) Rp 287.632.171 Rp 313.621.956 Rp 357.165.210 Persediaan (b) Rp 70.219.733 Rp 63.739.287 Rp 87.896.321 Utang lancar (c) Rp 153.729.531 Rp 182.491.724 Rp 188.321.953 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =

a−b

c x100%

141,43% 136,93% 142,98%

Sumber: data diolah, 2020

141,43% + 136,93% + 142,98% = 140,44%

3 tahun Analisis :

1) Dari tabel I.2 di atas dapat dilihat Quick ratio pada CV Raja Sablon Corporation pada tahun 2017 mengalami likuid sebasar 141,43% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,4134 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

2) Pada tahun 2018 mengalami likuid sebasar 136,93% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,3693 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

3) Pada tahun 2019 mengalami likuid sebasar 142,98% yang artinya terdapat kelebihan pada aktiva lancar untuk dapat menutupi utang lancarnya. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,4298 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

4) Aktiva lancar, persediaan dan utang lancar mengalami kenaikan setiap tahunnya maka hal ini berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik. Akan tetapi karena aktiva lancar jumlahnya cukup tinggi, sehingga aktiva lancar dikurang utang lancar hasilnya cukup banyak maka dapat dikatakan mampu menjamin utang perusahaan.

c. Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank.

TABEL I.3

ANALISIS CASH RATIO CV RAJA SABLON CORPORATION

PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Kas (a) Rp 86.753.961 Rp 183.285.923 Rp 185.976.121 Utang lancar (b) Rp 153.729.531 Rp 182.491.724 Rp 188.321.953

current ratio=

a/b x 100% 56,43% 100,44% 98,75%

Sumber: data diolah, 2020

56,43% + 100,44% + 98,75% = 85,21%

3 tahun Analisis :

1) Dari tabel I.3 diatas dapat dilihat cash ratio pada CV Raja Sablon Corporation pada tahun 2017 sebesar 56,43% yang berarti setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 0,5643 kas yang dimiliki perusahaan.

2) Pada tahun 2018 cash ratio sebesar 100,44% yang berarti setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 1,0044 kas yang dimiliki perusahaan.

3) Pada tahun 2019 cash ratio sebesar 98,75% yang berarti setiap 1 rupiah utang lancar dijamin Rp 0,9875 kas yang dimiliki perusahaan.

4) Karena kas dan juga utang lancar terus mengalami kenaikan, sehingga dapat menyebabkan kemampuan kas perusahaan dalam melunasi utang lancar tidak dapat dijamin setiap tahunnya.

2. Analisis Rasio Solvabilitas

a. Rasio Utang dengan aktiva. Rasio ini membandingkan antara total utang dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

TABEL I.4

ANALISIS RASIO SOLVABILITAS CV RAJA SABLON CORPORATION

PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Total Utang (a) Rp 153.729.531 Rp 182.491.724 Rp 188.321.953 Total Aktiva (b) Rp 287.632.171 Rp 313.621.956 Rp 357.165.210 rasio antar utang

dengan aktiva= a/b x 100%

53,45% 58,19% 52,73%

Sumber: data diolah, 2020

53,45% + 58,19% + 52,73% = 54,79%

3 tahun Analisis :

1) Tahun 2017 rasio antar utang dengan aktiva sebesar 53,45% yang berarti setiap 1 rupiah utang di jamin Rp 0,5345 aktiva perusahaan.

2) Tahun 2018 rasio antar utang dengan aktiva sebesar 58,19% yang berarti setiap 1 rupiah utang di jamin Rp 0,5819 aktiva perusahaan.

3) Tahun 2019 rasio antar utang dengan aktiva sebesar 52,73% yang berarti setiap 1 rupiah utang di jamin Rp 0,5273 aktiva perusahaan.

4) Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun total aktiva maupun total utang terus naik akan tetapi total aktiva tinggi dan tetap dapat mengimbangi pembayaran total, yang berarti rasio antar utang dengan aktiva perusahaan dapat dikatakan solvabel karena kemampuan dalam memenuhi semua hutang dengan aktiva dalam kondisi yang baik.

b. Rasio Utang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas.

TABEL I.5

ANALISIS RASIO SOLVABILITAS CV RAJA SABLON CORPORATION

PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Utang Jangka Panjang (a)

Rp 122.324.907 Rp 172.965.312 Rp 103.782.564 Modal Sendiri (b) Rp 88.241.739 Rp 107.821.223 Rp 97.217.396 Rasio utang jangka

panjang dengan modal sendiri=

a/b x 100%

138,62% 160,42% 106,75%

Sumber: data diolah, 2020

138,62% + 160,42% + 106,75% = 135,26%

3 tahun Analisis :

1) Dari tabel I.4 di atas dapat dilihat ratio solvabilitas pada CV Raja Sablon Corporation pada tahun 2017 sebesar 138,63% yang berarti setiap 1 rupiah hutang dijamin Rp 1,3863 modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

2) Pada tahun 2018 sebesar 160,40% yang berarti setiap 1 rupiah hutang dijamin Rp 1,6042 modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

3) Pada tahun 2019 sebesar 106,75% yang berarti setiap 1 rupiah hutang dijamin Rp 1,0675 modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

4) Tabel di atas juga menggambarkan keadaan solvabilitas CV Raja Sablon Corporation yang dari tahun ketahun total persentasenya tidak stabil karena total utang lebih besar daripada total modal sendiri. Yang artinya perusahaan dalam keadaan insolvabel. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu membayar hutang dengan modal sendiri.

3. Analisis Profitabilitas

TABEL I.6

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS CV RAJA SABLON CORPORATION

PERIODE 2017 – 2019

Keterangan 2017 2018 2019

Laba bersih

setelah pajak (a) Rp345.987.765 Rp 405.865.234 Rp 387.321.865 Penjualan (b) Rp813.215.632 Rp 873.124.501 Rp 849.345.126

Rasio profitabilitas=

a/b x 100%

42,55% 46,48% 45,60%

Sumber: data diolah, 2020

45,55% + 46,48% + 45,60% = 45,87%

3 Tahun Analisis :

1) Dari tabel I.5 diatas dapat dilihat ratio profitabilitas pada CV Raja Sablon Corporation pada tahun 2017 net profit margin sebesar 42,55% yang berarti setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba Rp. 0,4255.

2) Pada tahun 2018 net profit margin sebesar 46,48% yang berarti setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba Rp. 0,4648.

3) pada tahun 2017 net profit margin sebesar 45,60% yang berarti setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba Rp. 0,4560.

4) Tabel diatas juga menggambarkan keadaan ratio profitabilitas CV Raja Sablon Corporation yang mengalami fluktuasi (terjadi peningkatan dan penurunan jumlah ratio) setiap tahunnya. Maka perusahaan diharuskan mengontrol biaya operasionanya.

4. Analisis Kinerja Keuangan pada Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas.

Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.(Irham Fahmi 2015:239).

Kinerja keuangan mempengaruhi rasio likuiditas untuk dapat mengukur perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Rasio ini penting karena dalam membayar kewajiban pada perusahaan.

TABEL I.7 PENILAIAN KINERJA

CV RAJA SABLON CORPORATION PERIODE 2017 – 2019

Penilaian Kinerja Hasil Penilaian

Rasio Likuiditas 136,17% Likuid

Rasio Solvabilitas 95,03% Solvabel

Rasio

Profitabilitas

45,87% Profit

Sumber data: CV Raja Sablon Corporation, 2020

Pada analisis rasio likuiditas perusahaan ini termasuk perusahaan likuid.Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya utang yang dimaksud merupakan kewajiban perusahaan. Pada perusahaan ini kinerja keuangan mengalami likuid pada current rasio 182,87% dan quick rasio sebesar 140,44% dan pada cash rasio perusahaan kinerja keuangan mengalami likuid sebesar 85,21%.

Rasio Solvabilitas pengaruh pada kinerja keuangan ini menunjukkan perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali utang perusahaan.

Kinerja keuangan ini termasuk solvabel sebesar 95,03%. Karena dengan kemampuannya untuk bisa mengembalikan utangnya dalam hutang jangka panjang dengan cepat dan tepat.

Rasio Profitabilitas ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik kinerjanya menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan dalam kinerja keuangan mengalami likuid sebesar 45,87% dapat menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan rasio ini untuk dapat mengukur efisiensi kinerja keuangan untuk dapat mengambil keuntungan relative tinggi dari setiap penjualan penggunaan aktiva perusahaan yang likuid.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

1. Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut rasio likuiditas yang diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio) keadaan CV Raja Sablon Corporation mengalami kenaikan setiap tahunnya dan itu berdampak positif bagi perusahaan karena perusahaan dapat memenuhi utang lancar yang dijamin oleh aktiva lancar, pada rasio cepat (quick ratio) keadaan CV Raja Sablon Corporation dalam kondisi yang baik karena aktiva lancar setelah dikurangi persediaan mampu menjamin utang lancar perusahaan. Sementara rasio kas (cash ratio) keadaan CV Raja Sablon Corporation mengalami fluktuasi dan ini menandakan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancar dengan kas.

2. Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut analisis rasio solvabilitas yang diukur dengan menggunakan rasio utang dengan aktiva keadaan CV Raja Sablon Corporation dalam kondisi yang solvabel karena kemampuan perushaan dalam memenuhi hutang dengan aktiva dalam kondisi yang baik dan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri, keadaan CV Raja Sablon Corporation dinyatakan insolvabel karena perusahaan tidak mampu membayar utang dengan modal sendiri.

3. Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan net margin profit keadaan CV Raja Sablon Corporation dinyatakan profit karena keuntungan.

Berdasarkan dari hasil analisis data dalam penelitian ini berhasil disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan apa yang telah dirumuskan.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, maka adapun saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

1. Dengan melihat kondisi dari tahun ke tahun, hendaknya perusahaan lebih meningkatkan produktivitas kerjannya agar kinerja keuangan perusahaan jauh lebih baik.

2. Perusahaan harus lebih efisiensi dan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengolaan operasional perusahaan supaya dapat meningkatkan profit perusahaan..

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo

Agnes Sawir.2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Edisi ke 3. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.

Amin Widjaja Tunggal. 1995. Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Arthur,J.kwoen dkk. 2015. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salembe Empat.

Baridwan, Zaki. 1995. Sistem Akuntansi Prosedur dan Metode.Yogyakarta: BPFE Brealey Myers Marcus.2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.

Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Brealey Myers Marcus.2008. Dasar-dasar manajemen Keuangan Perusahaan.Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dewa, A.P. 2015. Analisis Kinerja Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 4.

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-5. Bandung:

Alfabeta.

Halim Abdul, Sarwoko. 2008. Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan) Cetakan Ketiga. Yogyakarta : BFF Yogyakarta.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hasibuan Malayu,SP.2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT.Toko Gunung Agung.

Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No.1 Tentang Laporan Keuangan-edisi revisi 2015. Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT Raja Grafindo Jumingan.Analisis Laporan Keuangan.Bumi Aksara.Surakarta.2005

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lilis, Sulastri. 2014. Manajemen Sebuah Pengantar Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik. Bandung : La Goods Publishing.

Lukman Syamsuddin.2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan kedelapan. Jakarta Utara : PT. Raja Grafindo Persada.

Dokumen terkait