• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Coba Produk

B. Analisis Data

Pada tahap awal yakni analisis didapatkan data dari tiga kegiatan diantaranya: analisis kinerja, analisis kebutuhan dan analisis KI dan KD.

Dalam analisis kinerja dilakukan wawancara kepada guru IPA MTs Negeri 1 Jember dan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA khususnya materi fisika selama ini banyak ditemui kesulitan. Pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan media buku paket dan PPT dirasa masih belum dapat menyampaikan materi kepada peserta didik secara maksimal. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada 15 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember dan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA dirasa sulit dan seperti pada materi yang bersifat abstrak seperti materi Tata Surya dibutuhkan adanya media atau bahan ajar penunjang lain yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Dari hasil yang telah disampaikan ini selaras dengan penelitian Yoyong Abdillah, et al yang mana dari hasil observasi peserta didik kesulitan memahami materi Tata Surya dengan maksimal karena pembelajaran yang masih konvensional dengan metode ceramah dan menggunakan buku paket dan gambar, sehingga diperlukan media lain untuk mendorong kemauan peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap meteri tersebut.55

Kegiatan analisis selanjutnya yakni analisis kebutuhan peserta didik yang dilakukan dengan menyebar angket analisis kebutuhan kepada sebanyak 30 peserta didik dari kelas VII B MTs Negeri 1 Jember. Hasil data dari

55 Abdillah, Susilaningsih, and Wedi, “Pengembangan Multimedia Tutorial Materi Tata Surya Untuk Membantu Siswa Belajar Di Rumah.”

angket analisis kebutuhan diperoleh sejumlah 90% peserta didik membutuhkan media penunjang dalam pembelajaran IPA materi Tata Surya, dengan melihat media yang telah ada di sekolah maka media yang diharapkan untuk dikembangkan ini dapat melibatkan peserta didik secara langsung sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami konsep dari suatu materi. Sebanyak 87% peserta didik mengharapkan media atau bahan ajar pembelajaran seperti modul yang disertai konten 3D/Augmented Reality, dimana peserta didik disajikan sebuah bahan ajar tambahan yang dapat digunakan secara mandiri dengan uraian materi yang jelas dan desain yang menarik ditambah dengan konten 3D yang menghantarkan peserta didik mendapatkan konsepnya sendiri dalam belajarnya. Sebesar 30% peserta didik mengharapkan media pembelajaran seperti gambar atau video, dalam hal ini dapat dilihat kurangnya ketertarikan peserta didik terhadap media pembelajaran gambar dan video. Sebesar 83% peserta didik mengharapkan media pembelajaran yang berbasis teknologi, hal ini saling berkaitan dengan media pembelajaran berupa modul berbasis 3D ataupun Augmented Reality dimana peserta didik dapat menikmati konten yang disediakan dengan handphone pribadi dan lebih leluasa untuk belajar. Serta 90% peserta didik setuju jika dikembangkan media penunjang pembelajaran berupa modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr.

Dari data yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwasannya peserta didik lebih tertarik dengan adanya media atau bahan ajar penunjang pembelajaran yang baru dan berbau teknologi yang belum didapatkan

sebelumnya. Dengan adanya modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr ini peserta didik dapat belajar mandiri dengan mudah dan menyenangkan. Selain itu juga dengan modul interaktif berbasis Augmented Reality ini peserta didik dapat menemukan konsepnya sendiri dan mengukur kemampuan pemahaman materi secara mandiri. Hal ini serupa dengan penelitian Nusrotus Sa‟idah, et al yang mana pada hasil penelitiannya disebutka bahwa modul yang telah dikembangkan dinyatakan efektif dan telah terlihat perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya modul tersebut, dengan modul yang dikembangkan dapat digunakan untuk belajar mandiri.56

Kegiatan analisis yang terakhir yakni analisis KI dan KD yang bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang akan di dapatkan dalam pengembangan media dengan mengkaji konsep utama yang di ajarkan. KI dan KD materi Tata Surya merujuk dari kurikulum 2013 revisi 2017 sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Data selanjutnya yakni pada tahap perancangan (design) dengan kegiatan yang dilakukan adalah menyusun materi pembelajaran, pemilihan media dan membuat rancangan awal. Pada tahap menyusun materi pembelajaran menggunakan materi Tata Surya KD 3.11 dan 4.11 yang didalamnya membahas tentang sistem Tata Surya, anggota Tata Surya dan karakteristiknya (Matahari, planet-planet, Asteroid dan Meteoroid, Komet), pergerakan Bumi dan Bulan serta dampaknya bagi kehidupan sera fenomena

56 Sa‟idah and Yulistianti, “Pengembangan Modul Praktikum Berbasis Analisis Data Pada Mata Kuliah Statistik Dalam Meningkatkan Belajar Mandiri Mahasiswa.”

benda langit seperti gerhana Matahari dan gerhana Bulan. Materi Tata Surya inilah yang digunakan dalam mengembangkan modul interaktif berbasis Augmented Reality.

Selanjutnya dari tahapan perencanaan kedua yakni pemilihan media atau bahan ajar. Bahan ajar yang dipilih dan dikembangkan oleh peneliti adalah modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr.

Dalam pembuatannya modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya ini menggunakan aplikasi Canva untuk desain modul dan Assemblr untuk pembuatan konten Augmented Reality. Canva dipilih peneliti untuk pembuatan desain modul karena memiliki fitur yang mudah untuk digunakan. Namun terdapat kekurangan seperti tidak dapat menuliskan simbol seperti simbol derajat (oC).

Selain itu Assemblr dipilih karena dapat menciptakan 2D/3D yang divisualisasikan menjadi Augmented Reality, aplikasi ini menawarkan banyak fitur serta komponen dari bebagai topik sehingga memudahkan pengguna dalam pembuatan Augmented Reality, serta pada fitur scan dapat digunakan secara offline. Namun dalam modul interaktif ini, konten Augmented Reality yang dibuat dengan Assemblr menggambarkan pemodelan Tata Surya saja, belum bisa menggambarkan ukuran dan jarak yang sebenarnya. Modul ini di cetak dengan ukuran standar modul yakni A4 (29,7 x 21 cm) menggunakan jenis kertas AP 260 pada sampul dan AP 100 pada bagian isi modul.

Kegiatan terakhir dari tahap perencanaan adalah membuat rancangan awal. Pada kegiatan ini dimulai dengan membuat perancangan format media

yang meliputi sampul modul (cover), isi modul yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pendahuluan, kegiatan belajar 1 yang menguraikan pokok bahasan anggota Tata Surya dan karakteristiknya, tes formatif 1, kegiatan belajar 2 yang menguraikan pokok bahasan pergerakan Bumi dan Bulan serta dampaknya bagi kehidupan, tes formatif 2, kegiatan belajar 3 yang menguraikan pokok bahasan fenomena benda langit, tes formatif 3, tes akhir modul, glosarium, kunci jawaban, daftar pustaka dan biografi penulis.

Pada perancangan awal selanjutnya dilakukan penyusunan instrumen, adapun instrumen yang disusun yakni instrumen validasi ahli materi, instrumen validasi ahli media, instrumen validasi pengguna dan instrumen uji coba. Adapun instrumen validasi materi terdiri dari tiga aspek yakni aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek bahasa. Instrumen validasi media terdiri dari aspek kelayakan kegrafikan. Instrumen validasi pengguna terdiri dari empat aspek yakni aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, aspek bahasa dan aspek kegrafikan. Sedangkan pada instrumen uji coba produk terdiri dari tiga aspek penilaian yakni kemenarikan, materi, dan bahasa.

Data selanjutnya yakni pada pengembangan (development) dimana dilakukan dengan merealisasikan produk yang telah dibuat dan selanjutnya di uji validitas oleh para ahli. Adapun hasil dari ahli materi yakni sebesar 94%

dengan kriteria sangat valid untuk kelayakan isi, dengan kesesuaian materi, keakuratan materi serta mendorong keingintahuan peserta didik untuk

mencari informasi lebih jauh. Di lain sisi, sebesar 100% dengan kriteria sangat valid untuk kelayakan penyajian pada modul interaktif berbasis Augmented Reality, dengan teknik penyajian dalam keruntutan konsep yang disajikan dalam modul sesuai standar kompetensi dan penyajian materi dalam modul bersifat interaktif dan partisipasif sehingga menimbulkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu sebesar 93% dengan kriteria sangat valid untuk aspek kelayakan bahasa, dengan bahasa yang digunakan pada modul komunikatif serta kalimat yang digunakan menjelaskan materi mudah dipahami. Dengan demikian nilai rata-rata dari ahli materi sebesar 95% dengan kriteria sangat valid dan modul interaktif berbasis Augmented Reality yang telah dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran.

Adapun komentar yang didapatkan dari ahli materi yakni Bapak Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.PFis bahwa sajian modul berbasis Augmented Reality sudah efektif, pengembang sudah berusaha membuat visualisasi rotasi Bumi, revolusi Bumi, dan lapisan-lapisan Matahari, namun keterbatasan media sehingga membuat tampilan Augmented Reality kurang maksimal.

Hasil penilaian ahli media terhadap modul interaktif berbasis Augmented Reality yang dikembangkan pada aspek kegrafikan diperoleh presentase nilai sebesar 97% dengan keriteria sangat valid, dengan artian bahan ajar yang dikembangkan memiliki ukuran modul yang sesuai dengan materi isi modul. Desain sampul modul menampilkan unsur tata letak secara harmonis dan huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca serta ilustrasi sampul modul telah mengungkapkan karakter objek. Desain isi modul

memiliki konsistensi tata letak dan unsur tata letak pada isi modul sudah harmonis dan lengkap, serta tipografi pada isi modul sederhana dan memudahkan pemahaman. Adapun komentar dari ahli media yakni Bapak Dr.

H. Mundir, M.Pd bahwasanya modul interaktif berbasis Augmented Reality sudah sangat layak untuk di kembangkan.

Selanjutnya hasil penilaian pengguna terhadap modul interaktif berbasis Augmented Reality dinilai dari aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, aspek bahasa dan aspek kegrafikan. Adapun pada aspek kelayakan isi diperoleh nilai sebesar 91% dengan kriteria sangat valid, dengan artian materi yang disampaikan dalam modul interaktif berbasis Augmented Reality sudah lengkap dan mencakup standar kompetensi, keakuratan materi yang disajikan telah sesuai serta dapat mendorong keingintahuan peserta didik untuk mencari informasi lebih jauh. Pada aspek kelayakan penyajian diperoleh nilai sebesar 100% dengan kriteria sangat valid, dengan artian kuruntutan konsep dan penyajian materi dalam modul interaktif berbasis Augmented Reality bersifat interaktif dan partisipatif serta konten Augmented Reality yang disajikan menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran.

Pada aspek bahasa 87% dengan kriteria sangat valid, dengan artian bahasa yang digunakan dalam modul interaktif berbasis Augmented Reality komunikatif, mudah dipahami dan sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selanjunya pada aspek kegrafikan diperoleh nilai 100% dengan kriteria sangat valid, dengan artian modul yang

dikembangkan memiliki ukuran modul yang sesuai, desain sampul modul menampilkan unsur tata letak secara harmonis dan huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca serta ilustrasi sampul modul telah mengungkapkan karakter objek. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh dari pengguna sebesar 94% dalam kriteria sangat valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Adapun komentar dari pengguna yakni guru IPA MTs Negeri 1 Jember Ibu Hafsah Hasan, S.Pd bahwa modul interaktif berbasis Augmented Reality yang dikembangkan sudah cukup menarik dan memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih dalam pada materi Tata Surya.

Hasil data selanjutnya didapatkan dari tahap implementasi (implementation), pada tahap ini modul interaktif berbasis Augmented Reality yang telah melalui validasi kemudian di uji cobakan kepada peserta didik baik skala besar maupun skala kecil. Pada uji skala kecil yang dilakukan terhadap 6 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember diperoleh nilai hasil rata- rata sebesar 91% dengan kriteria sangat menarik. Adapun rincian dari uji skala kecil yakni pada aspek kemenarikan diperoleh sebesar 93% dengan kriteria sangat menarik, dimana modul interaktif berbasis Augmented Reality ini memiliki tampilan yang menarik sehingga membuat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar serta adanya konten Augmented Reality membuat pembelajaran IPA Tata Surya menjadi lebih berkesan. Selain itu pada aspek materi diperoleh nilai sebesar 89% dengan kriteria sangat menarik, dengan artian penyampaian materi dalam bahan ajar mudah dipahami dan

penyampaiannya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta memudahkan peserta didik untuk belajar mandiri. Pada aspek bahasa diperoleh sebesar 91%

dengan kriteria sangat menarik, dalam artian kalimat didalam modul jelas dan mudah dipahami, bahasa yang sederhana serta huruf yang digunakan mudah dibaca.

Setelah melalui uji respons peserta didik skala kecil dilanjutkan dengan uji respons peserta didik skala besar. Uji skala besar ini dilakukan terhadap 30 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember. Nilai presentase kemenarikan diperoleh sebesar 96% dengan kriteria sangat menarik, dengan artian modul interaktif berbasis Augmented Reality ini memiliki tampilan yang menarik sehingga membuat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar serta adanya konten Augmented Reality membuat pembelajaran IPA Tata Surya menjadi lebih berkesan. Hal ini selaras dengan penelitian Kartika Dwi Ningrum, et al yang dimana pada penelitian ini dihasilkan media berbasis Augmented Reality yang dikembangkan sangat efektif untuk digunakan dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar IPA.57 Selain itu pada aspek materi diperoleh nilai presentase sebesar 91% dengan kriteria sangat menarik, dengan artian penyampaian materi dalam bahan ajar mudah dipahami dan penyampaiannya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta memudahkan peserta didik untuk belajar mandiri. Sedangkan pada aspek bahasa diperoleh nilai presentase sebesar 95% dengan kriteria sangat menarik, dalam artian kalimat didalam modul

57 Ningrum et al., “Media Komik Elektronik Terintegrasi Augmented Reality Dalam Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia Di Sekolah Dasar.”

jelas dan mudah dipahami, bahasa yang sederhana serta huruf yang digunakan mudah dibaca. Dengan demikian nilai presentase rata-rata dari uji respons peserta didik dalam skala besar diperoleh 93% dengan kriteria sangat menarik, modul interaktif berbasis Augmented Reality ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPA materi Tata Surya.

Data terakhir didapatkan dari tahap evaluasi (evaluation), pada tahap evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi formatif. Evaluasi formatif ini dilakukan dengan revisi terhadap modul interaktif berbasis Augmented Reality yang dikembangkan dengan berdasarkan saran dari ahli materi, ahli media, pengguna serta uji coba produk. Hal ini bertujuan untuk memperoleh produk yang lebih baik dan lebih layak digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya materi Tata Surya. Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwasannya modul interaktif berbasis Augmented Reality ini memperoleh respons baik dan dapat diterapkan sebagai bahan ajar penunjang pembelajaran dan digunakan secara mandiri.

Dokumen terkait