• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BERBANTUAN ASSEMBLR PADA MATERI TATA SURYA KELAS VII SMP/MTS SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BERBANTUAN ASSEMBLR PADA MATERI TATA SURYA KELAS VII SMP/MTS SKRIPSI"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BERBANTUAN ASSEMBLR PADA MATERI TATA SURYA KELAS VII SMP/MTS

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

Mela Mahardika Ilafi NIM : T201810024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

MEI 2022

(2)

ii

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BERBANTUAN ASSEMBLR PADA MATERI TATA SURYA KELAS VII SMP/MTS

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Disusun Oleh:

Mela Mahardika Ilafi NIM : T201810024

Disetujui Pembimbing

Dr. A. Suhardi, S.T., M.Pd NIP

.

197309152009121002

(3)

iii

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BERBANTUAN ASSEMBLR PADA MATERI TATA SURYA KELAS VII SMP/MTS

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu Persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Hari : Jumat Tanggal : 13 Mei 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.PFis Rafiatul Hasanah, M.Pd NIP. 19910928201811001 NIP. 198711202019032006 Anggota :

1. Dr. Indah Wahyuni, M.Pd ( ) 2. Dr. A Suhardi, S.T., M.Pd ( )

(4)

iv

MOTTO

























“Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, Matahari dan Bulan. Masing- masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Al- Anbiya‟[21]: 33)1

1 Cordova: “Al-Qur‟an dan Terjemahnya. “(Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2007), 527.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta limpahan nikmat yang tak terhingga telah dianugerahkan kepada saya, sehingga proses penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, dengan kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada:.

1. Kedua orang tua saya, Bapak Nurhady, S.Pd dan Ibu Siti Sumarsih, S.Pd.

Keduanyalah yang membuat segalanya menjadi mungkin sehingga saya bisa sampai pada tahap di mana terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat, dan doa yang tidak pernah berhenti mengiringi langkahku.

2. Seluruh guru dan dosen saya yang telah mengajarkan ilmu, mendidik, serta telah mengarahkan untuk menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tetapi juga berwatak dan baik.

3. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat serta energi positif agar saya dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Segenap puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan baik berupa kesehatan maupun kenikmatan dalam bentuk lainnya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Augmented Reality Berbantuan Assemblr Pada Materi Tata Surya Kelas VII SMP/MTs”.

Penyusunan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE.,MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas semua kegiatan akademik.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukniah M.Pd. I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin dan fasilitas lainnya dalam menyelesaikan karya tulis ini.

3. Bapak Dinar Maftukh Fajar, S.Pd, M.PFis selaku Koordinator Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah membimbing kami dan mengarahkan kami sehingga bisa terselesaikan mata kuliah yang telah kami tempuh.

(7)

vii

4. Bapak Dr. A. Suhardi, S.T., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Segenap Dosen Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

6. Ibu Rafi‟atul Hasanah, M.Pd yang telah memberikan motivasi serta dukungan sehingga saya termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Segenap Dewan Guru MTs Negeri 1 Jember khususnya Ibu Hafsah Hasan, S.Pd yang telah mengarahkan dan membimbing peneliti selama kegiatan berlangsung.

8. Sahabat terbaik saya Alvita Mulida Diana yang senantiasa menemani dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat saya Alif Mardiana, Indah Silvia Ningrum, Choiriya Tri M, Amalia Safitri, dan Siti Anisatul serta teman-teman seperjuangan Tadris IPA angkatan 2018 yang saling memberikan dukungan.

10. Dan seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

Jember, 20 April 2022

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

Mela Mahardika Ilafi, 2022: Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Augmented Reality Berbantuan Assemblr Pada Materi Tata Surya Kelas VII SMP/MTs.

Kata Kunci: Augmented Reality,Materi Tata Surya, Modul Interaktif.

Berdasarkan temuan di MTs Negeri 1 Jember, yakni belum tersedianya bahan ajar penunjang pembelajaran untuk materi Tata Surya dan kebutuhan peserta didik terhadap bahan ajar penunjang yang menarik. Materi Tata Surya bersifat konseptual yang sulit untuk dipahami. Penelitian dan pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality yang dapat memvisualisasikan materi Tata Surya, dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi Tata Surya.

Rumusan masalah pada penelitian dan pengembangan ini adalah (1) Bagaimana validitas terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember. (2) Bagaimana hasil uji respons peserta didik terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini yakni (1) Mendeskripsikan validitas terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember. (2) Mendeskripsikan hasil uji respons peserta didik terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation dan evaluation) yang terbatas pada tahap evaluasi formatif dikarenakan keterbatasan waktu. Produk yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh para ahli yakhi ahli materi, ahli media, serta pengguna. Setelah melalui tahap validasi dan juga revisi kemudian di uji coba lapangan untuk mengetahui respons peserta didik. Subjek uji respons skala kecil dilakukan terhadap 6 peserta didik kelas VII B dan skala besar terhadap 30 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember.

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan memperoleh (1) Persentase nilai validasi ahli materi sebesar 95%, (2) Persentase nilai validasi ahli media sebesar 97%, dan (3) Persentase nilai validasi pengguna oleh guru sebesar 94%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat validitas modul yang dikembangkan dinyatakan sangat valid. Hasil uji respons peserta didik diperoleh hasil (1) Uji skala kecil sebesar 91% kriteria sangat menarik, dan (2) Uji skala besar sebesar 93% kriteria sangat menarik, dengan demikian dari segi kemenarikan modul interaktif berbasis Augmented Reality sangat menarik untuk digunakan dalam pembelajaran.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 6

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 6

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan ... 7

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 8

G. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 14

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 44

A. Metode Penelitian dan Pengembangan ... 44

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 45

C. Uji Coba Produk ... 49

1. Desain Uji Coba ... 50

2. Subjek Uji Coba ... 52

3. Jenis Data ... 53

(10)

x

4. Instrumen Pengumpulan Data ... 53

5. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 57

A. Penyajian Data Uji Coba ... 57

B. Analisis Data ... 83

C. Revisi Produk ... 92

BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 98

A. Kajian Produk Yang Telah Direvisi ... 98

B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

2.1 Analisis Penelitian Terdahulu Dan Penelitian

Yang Akan Dilakukan Oleh Peneliti ... 12

2.2 Rata-Rata Kecepatan Orbital Planet Dalam Tata Surya ... 21

3.1 Desain Rancangan Modul Interaktif Berbasis Augmented Reality ... 47

3.2 Kriteria Skala Penilaian ... 53

3.3 Kriteria Validitas ... 55

3.4 Kriteria Hasil Respons Peserta Didik ... 56

4.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 58

4.2 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 60

4.3 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator ... 61

4.4 Desain Modul ... 65

4.5 Data Hasil Validasi Materi ... 76

4.6 Data Hasil Validasi Media ... 77

4.7 Data Hasil Validasi Pengguna ... 78

4.8 Data Hasil Uji Coba Skala Kecil ... 80

4.9 Data Hasil Uji Coba Skala Besar ... 81

4.10 Revisi Produk Dari Ahli Materi ... 93

4.11 Revisi Produk Dari Ahli Media ... 95

4.12 Revisi Produk Dari Pengguna ... 96

4.13 Revisi Produk Uji Coba Produk Skala Kecil ... 97

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

2.1 Tampilan Aplikasi Berbasis AR ... 19

2.2 Susunan Tata Surya ... 21

2.3 Lapisan Matahari ... 22

2.4 Planet Inferior dan Planet Superior ... 24

2.5 Planet Dalam dan Planet Luar ... 24

2.6 Planet Terrestrial dan Planet Jovian ... 25

2.7 Planet Merkurius ... 26

2.8 Planet Venus ... 27

2.9 Planet Bumi ... 28

2.10 Planet Mars ... 28

2.11 Planet Jupiter ... 29

2.12 Planet Saturnus ... 30

2.13 Planet Uranus ... 31

2.14 Planet Neptunus ... 31

2.15 Asteroid ... 32

2.16 Komet ... 33

2.17 Rotasi Bumi ... 34

2.18 Revolusi Bumi ... 36

2.19 Fase-Fase Bulan ... 42

3.1 Pendekatan ADDIE untuk mengembangkan produk ... 45

3.2 Diagram Alir Desain Penelitian ... 51

(13)

xiii

4.1 Grafik Hasil Validasi Ahli ... 79 4.2 Grafik Hasil Uji Respons Peserta Didik ... 82

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan ... 104

Lampiran 2 Matriks Penelitian dan Pengembangan ... 105

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 107

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 108

Lampiran 5 Jurnal Kegiatan Penelitian ... 109

Lampiran 6 Jadwal Penelitian ... 110

Lampiran 7 Hasil Angket Analisis Kebutuhan ... 111

Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi ... 112

Lampiran 9 Hasil Validasi Ahli Media ... 116

Lampiran 10 Hasil Validasi Pengguna ... ... 120

Lampiran 11 Angket Respons Skala Kecil ... 124

Lampiran 12 Angket Respons Skala Besar ... 127

Lampiran 13 Hasil Angket Uji Coba Skala Kecil ... 130

Lampiran 14 Hasil Angket Uji Coba Skala Besar ... 131

Lampiran 15 Dokumentasi ... 134

Lampiran 16 Modul ... 135

Lampiran 17 Riwayat Hidup ... 187

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang di dalamnya memuat peristiwa yang sering terjadi di alam sekitar. Proses pembelajaran IPA memberikan wawasan langsung kepada peserta didik guna menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja serta bertindak secara ilmiah, selain itu juga diharapkan peserta didik untuk dapat menanamkannya sebagai bagian dari kemampuan dasar.2 Pada pedoman pengembangan kurikulum 2013 disebutkan bahwasannya pembelajaran IPA pada jenjang SMP/MTs dilaksanakan berbasis keterpaduan. Pembelajaran IPA juga dikembangkan sebagai mata pelajaran integrated science, dengan maksud dipadukannya beberapa aspek di dalamnya, adapun aspek yang dimaksud yakni domain sikap, pengetahuan dan keterampilan.3 Pembelajaran IPA ini disajikan dengan tema atau topik materi tentang suatu wacana yang dapat dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin ilmu, dengan demikian memudahkan peserta didik untuk memahami dan mengenalinya.

Hasil wawancara dengan guru yang dilakukan di MTs Negeri 1 Jember didapatkan bahwa proses pembelajaran pada saat ini dilaksanakan secara offline dengan kapasitas peserta didik berjumlah 50%. Dalam mata pelajaran IPA, guru menggunakan buku sebagai acuan mengajar serta menyampaikan materi dengan media pembelajaran berupa PPT. Materi IPA

2 A.B. Susilo, “Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Berpikir Kritis Siswa Smp.”

3 Susilowati, “Pembelajaran IPA Pada Kurikulum 2013.”

(16)

yang sering dianggap sulit yakni materi Tata Surya pada kelas VII SMP/MTs, sebab materi ini bersifat abstrak karena memiliki dimensi yang sangat besar. Namun, dalam proses pembelajran yang dilaksanakan di sekolah belum tersedia bahan ajar penunjang khusus untuk materi Tata Surya. Dengan demikian, peserta didik membutuhkan dukungan melalui hal-hal baru yang menarik sehubungan dengan permintaan untuk mendorong motivasi belajar peserta didik.4

Dalam wawancara peserta didik yang berjumlah 15 dari 30 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember, peserta didik cenderung mengharapkan pembelajaran yang disajikan sebaik dan semenarik mungkin supaya pembelajaran lebih menyenangkan, seperti menambah gambar 3D, video dan lain-lain. Dapat di lihat dari hasil wawancara peserta didik dengan gaya belajar visual sebanyak 73%. Gaya belajar merupakan suatu wadah berdasarkan kemampuanya untuk menyerap dan mengolah informasi.

Terdapat tiga tipe gaya belajar berdasarkan modalitas belajar, yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Gaya belajar visual peserta didik cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat, pada gaya belajar auditorial peserta didik cenderung belajar melalui apa yang mereka dengar, sedangkan gaya belajar kinestetik peserta didik cenderung belajar melalui gerak dan sentuhan.5 Peserta didik dengan gaya belajar visual lebih mampu

4 Hafsah Hasan, “Wawancara Guru IPA MTs Negeri 1 Jember” (MTs Negeri 1 Jember, 2021).

5 Pamungkas, Mentari, and Nindiasari, “Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa SMP Berdasarkan Gaya Belajar.”

(17)

untuk menyimpan informasi jika peserta didik secara pribadi mengamati sumber informasi tersebut.6

Serta hasil angket analisis kebutuhan yang diberikan kepada 30 peserta didik kelas VII B MTs Negeri 1 Jember menunjukan sebesar 90%

peserta didik membutuhkan bahan ajar penunjang pembelajaran, dan sebesar 87% peserta didik tertarik dengan bahan ajar seperti modul yang disertai konten 3D/Augmented Reality. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwasanya dibutuhkan sebuah media pembelajaran atau bahan ajar yang menarik dan memudahkan peserta didik dalam mengingat materi yang disampaikan khususnya materi Tata Surya.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, salah satu solusi yang ditawarkan yakni dengan menghadirkan bahan ajar menarik yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk dapat mempelajari mata pelajaran IPA dengan mudah. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan yakni modul interaktif berbasis Augmented Reality. Modul merupakan perangkat pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak dengan memiliki susunan sistematis, di dalamnya memuat tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, metode, materi pembelajaran dan pedoman latihan pembelajaran mandiri. Dengan demikian, modul ini dapat memberikan peluang terbuka untuk peserta didik dalam menguji kemampuan secara mandiri melalui pelatihan yang telah

6 Wilujeng and Sudihartinih, “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa.”

(18)

tersedia di dalam modul.7 Yang dimaksud dengan modul interaktif berbasis Augmented Reality adalah modul yang dikembangkan dan dilengkapi dengan beberapa hasil dari program perangkat lunak komputer, sehingga modul menjadi interaktif. Dikatakan interaktif sebab pengguna mengalami interaksi dan aktif, seperti aktif memperhatikan gambar, memperhatikan warna atau gerakan, suara, animasi, bahkan video dan film.8 Augmented Reality merupakan tampilan dari aktual atau realitas saat ini yang telah ditambahkan dengan menambahkan data virtual yang dihasilkan PC ke dalamnya. Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi serta tiga dimensi kepada lingkungan nyata tiga dimensi dan lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara real- time.9

Azuma dalam Burhanudin menyebutkan bahwa Augmented Reality memiliki 3 karakteristik utama yakni menggabungkan dunia nyata dengan virtual, interaktif secara real time, dan memungkinkan untuk ditampilkan dengan bentuk 3D.10 Dalam pembuatannya Augmented Reality menyajikan kemudahan dalam membuat tiga dimensi, seperti program Unity 3D, Vuforia SDK, Blender, Sketchup dan Assemblr. Setiap program yang telah disebutkan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, hanya saja peneliti melihat Assemblr memiliki keunggulan seperti menyatukan

7 Haristah et al., “Pengembangan Modul Pembelajaran.”

8 Kuswanto, “Pengembangan Modul Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII.”

9 Nadi Suprapto, Wisnu Nandyansah, “An Evaluation of the „PicsAR‟ Research Project: An Augmented Reality in Physics Learning.”

10 Burhanudin, “Pengembangan Media Pembelajaran Augmented Reality Pada Mata Pelajaran Dasar Elektronika.”

(19)

program dengan aplikasi visualnya, mudah digunakan baik bagi pemula, cara pembuatan yang tidak memerlukan kode pemograman sehingga memudahkan pembuatan media, media yang dapat dimanfaatkan cukup banyak, serta hasil visualisasi dapat ditempatkan di mana saja.11

Hasil penelitian relevan oleh Purwandari, et al dimana pada penelitiannya mengembangkan sebuah modul pembelajaran, yang menghasilkan modul pembelajaran terintegrasi Augmented Reality memenuhi persyaratan dengan kualitas baik dan layak digunakan sebagai modul penunjang dalam pembelajaran.12 Dan Febriyanti Utami, et al dalam penelitian dan pengembangannya yang mengembangankan sebuah media flashcard berbasis Augmented Reality pada materi pengenalan binatang laut, pada penelitian yang dilakukan telah memenuhi kriteria validitas dan kepraktisan dalam penggunaannya, serta media flashcard berbasis Augmented Reality terbukti efektif digunakan.13

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengembangkan bahan ajar yang berjudul “Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Augmented Reality Berbantuan Assemblr Pada Materi Tata Surya Kelas VII SMP/MTs”.

11 Assemblr, T. (2020). Assemblr. Https://Assemblrworld.Com/.

12 Purwandari, Yusro, and Purwito, “Modul Fisika Berbasis Augmented Reality Sebagai Alternatif Sumber Belajar Siswa.”

13 Febriyanti Utami , Rukiyah, “Pengembangan Media Flashcard Berbasis Augmented Reality Pada Materi Mengenal Binatang Laut.”

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka dapat ditetapkan sebuah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

2. Bagaimana hasil uji respons peserta didik terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

C. Tujuan Penelitian Dan Pengembangan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan validitas terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

2. Mendeskripsikan hasil uji respons peserta didik terhadap pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality berbantuan Assemblr pada materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

1. Modul interaktif ini berbasis Augmented Reality untuk mata pelajaran IPA materi Tata Surya kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

2. Modul interaktif ini disusun sesuai dengan standart kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.

(21)

3. Modul interaktif yang dibuat menekankan model konteks dengan menghadirkan animasi yang menggambarkan Tata Surya, dengan cara yang mudah dipahami oleh peserta didik.

4. Sarana pembelajaran diharapkan dapat digunakan oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran di sekolah.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1. Manfaat Teoritis

Pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality diharapkan dapat menjadikan bahan ajar penunjang yang mendampingi peserta didik dalam proses pembelajaran materi Tata Surya kelas VII SMP/MTs.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sebagai pengalaman yang berharga, wawasan baru dan mampu memberikan suatu inspirasi dalam mengembangkan modul pembelajaran IPA materi Tata Surya yang berbasis Augmented Reality.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan mengenai pengembangan modul interaktif berbasis Augmented Reality pada materi Tata Surya.

c. Bagi Guru

(22)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi bagi guru dalam merancang modul interaktif berbasis Augmented Reality.

d. Bagi Peserta didik

Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru kepada peserta didik modul interaktif berbasis Augmented Reality pada materi Tata Surya.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan 1. Asumsi Penelitian dan Pengembangan

a. Modul interaktif berbasis Augmented Reality dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran materi Tata Surya.

b. Modul interaktif berbasis Augmented Reality dibuat dengan memanfaatkan software Assemblr untuk pembuatan konten Augmented Reality dan Canva untuk desain modul.

c. Modul interaktif berbasis Augmented Reality dapat digunakan belajar secara mandiri dan memanfaatkan konten Augmented Reality menggunakan handphone pribadi peserta didik.

d. Modul interaktif berbasis Augmented Reality pada materi Tata Surya dapat digunakan oleh peserta didik kelas VII MTs Negeri 1 Jember.

2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

a. Modul interaktif dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017.

(23)

b. Modul interaktif digunakan untuk peserta didik kelas VII SMP/MTs, khususnya MTs Negeri 1 Jember

c. Materi yang dikembangkan yakni KD 3.11 Menganalisis sistem Tata Surya, rotasi dan revolusi Bumi, rotasi dan revolusi Bulan, serta dampaknya bagi kehidupan di Bumi.

d. Jenis pengembangan yang digunakan dalam penelitian yakni model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation dan evaluation). Pada tahap evaluasi dilakukan evalusi formatif, evaluasi sumatif tidak dilakukan.

G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional 1. Modul Interaktif

Modul interaktif merupakan suatu bentuk media cetak yang memuat suatu kesatuan kegiatan pembelajaran terencana yang dirancang untuk membantu peserta didik secara individu mencapai tujuan pembelajaran.

2. Augmented Reality

Augmented reality merupakan sebuah teknologi yang menghubungkan objek virtual dua dimensi atau tiga dimensi dengan lingkungan nyata, kemudian memproyeksikan objek virtual tersebut menjadi nyata.

3. Assemblr

Assemblr merupakan platform yang membantu pengguna menciptakan visualisasi 3D dalam augmented reality yang hasilnya dapat

(24)

dimanfaatkan untuk ditempatkan pada dunia nyata serta dapat diakses oleh semua orang.

4. Materi Tata Surya

Materi Tata Surya merupakan materi pembelajaran IPA KD 3.11 yang di dalamnya mempelajari tentang susunan benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya, planet-planet, Komet, Meteoroid, dan Asteoroid yang mengelilingi Matahari.

(25)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil dari penelitian terdahulu yang relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut:

1. Ilmawan Mustaqim dan Nanang Kurniawan. 2018. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality”. Jurnal Edukasi Elektro.

Penelitian ini bertujuan menciptakan sebuah produk berupa media pembelajaran yang berbasis Augmented Reality sebagai media pendukung belajar peserta didik.Pada penelitian ini menunjukkan hasil keberhasilan materi yang disampikan. Di zaman yang semakin maju ini, media pembelajaran sangatlah mudah untuk didapatkan. Selain tidak sulit didapat, syarat kejelian dalam memilih media yang digunakan. Media harus memiliki pilihan untuk menjangkau semua peserta didik dan menjadi solusi alternatif.14

2. Purwandari, Andista Candra Yusro, dan Adi Purwito. 2021. “Modul Fisika Berbasis Augmented Reality Sebagai Alternatif Sumber Belajar Siswa”.Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah modul pembelajaran yang didalamnya terintegrasi Augmented Reality. Modul

14 Ilmawan Mustaqim. Nanang Kurniawan, “Pengembangan Media Pembelajaran Pai Berbasis Augmented Reality.”

(26)

digunakan sebagai sumber belajar peserta didik kelas X SMK Cendekia Madiun. Penelitian ini menggunakan metode ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Dalam penelitian ini dihasilkan uji coba kelas kecil oleh 6 peserta didik dilaksanakan di SMK Ma‟arif Dolopo menunjukkan respons peserta didik terhadap modul yang dikembangkan dengan persentase sebesar 78,67% dengan kategori baik dan hasil uji coba kelas terbatas di SMK Cendekia Madiun terhadap 20 peserta didik menunjukkan respons dengan persentase sebesar 71,60 % dengan kategori baik. Dari hasil tinjauan ini, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran yang terintegrasi dalam Augmented Reality ini memenuhi kebutuhan dengan kualitas yang baik dan layak untuk digunakan sebagai modul pendukung dalam pembelajaran.15

3. Febriyanti Utami, Rukiyah, Windi Dwi Andika. 2021. “Pengembangan Media Flashcard Berbasis Augmented Reality pada Materi Mengenal Binatang Laut”. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media flashcard berbasis Augmented Reality pada materi mengenal binatang laut. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan prosedur penelitian yang dilakukan dalam pengembangan ini menggunakan langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Hasil penelitian menunjukkan uji coba skala besar dengan kelompok eksperimen didapat rata-rata skor 78,63% kategori efektif.

15 Purwandari, Yusro, and Purwito, “Modul Fisika Berbasis Augmented Reality Sebagai Alternatif Sumber Belajar Siswa.”

(27)

Sedangkan untuk kelompok kontrol didapat rata-rata skor 46,23% dengan kategori kurang efektif. Dari hasil uji coba skala besar yang dilakukan dinyatakan bahwa produk yang telah dikembangkan dapat dikategorikan efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini pada kelompok B di RA Perwanida.16

Tabel 2.1 Analisis Penelitian Terdahulu Dan Yang Akan Dilakukan Oleh Peneliti

Penulis Judul Persamaan Perbedaan

Ilmawan Mustaqim dan Nanang Kurniawan

Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Augmented Reality

Persamaan pada penelitian ini yakni memiliki hasil akhir berupa media

pembelajaran interaktif dengan berbasis

Augmented Reality.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada pemenfaatan software yang digunakan, pada penelitian terdahuku menggunakan bantuan software Vuforia dan Unity 3D sedangkan peneliti menggunakan Assemblr. Subyek penelitian pada penelitian terdahulu ialah peserta didik pada jenjang SMK.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP/MTs Purwandari,

Andista Candra Yusro, dan Adi Purwito

Modul Fisika Berbasis

Augmented

Reality Sebagai Alternatif Sumber Belajar Siswa

Persamaan dalam penelitian ini sama

mengembangkan modul berbasis Augmented

Reality. Model penelitian yang dilakukan

menggunakan model penelitian

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada pemanfaatan software yang digunakan, peneliti terdahulu

menggunakan

software Unity 3D dan Vuforia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

16 Febriyanti Utami , Rukiyah, “Pengembangan Media Flashcard Berbasis Augmented Reality Pada Materi Mengenal Binatang Laut.”

(28)

ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, Evaluation).

menggunakan

software Assemblr.

Subyek penelitian pada penelitian terdahulu ialah peserta didik kelas X SMK Cendekia Madiun.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP/MTs Febriyanti

Utami, Rukiyah, Windi Dwi Andika

Pengembangan Media Flashcard Berbasis

Augmented Reality pada Materi Mengenal Binatang Laut

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada media yang dikembangkan yaitu salah satu media hasil teknologi cetak berbasis

Augmented Reality

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada media yang dikembangkan berupa Flashcard sedangkan peneliti berupa modul interaktif. Model penelitian yang dilakukan

menggunakan

model penelitian Borg and Gall sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menggunkan model ADDIE. Subyek penelitian pada penelitian terdahulu ialah anak usia dini kelompok B di RA Perwanida IV, sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP/MTs Terdapat perbedaan signifikan antara penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaan tersebut terdapat pada cara pembuatan konten Augmented Reality, dimana pada penelitian terdahulu Aungmented Reality dibuat dengan menggunakan software Unity 3D dan Vuforia

(29)

sedangkan peneliti menggunakan software Assemblr yang dirasa lebih ringkas dan mudah untuk digunakan. Perbedaan juga terdapat pada subjek yang digunakan, jika penelitian terdahulu menggunakan subyek penelitian pada peserta didik SMK dan peserta didik RA, sedangkan peneliti menggunakan subjek penelitian pada peserta didik SMP/MTs.

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk serta menguji efektivitasnya. Produk yang dimaksud seperti bahan ajar, software pengolahan data, model-model pembelajaran, pelatihan, evaluasi, dan lain-lain.17 Metode penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah rancangan produk baru, menguji keefektifan produk yang telah ada, dan mengembangkan serta menciptakan produk baru.18 Tujuan dibalik penelitian yang sebenarnya adalah untuk menemukan respons terhadap masalah melalui metodologi atau prosedur ilmiah.19 Dengan demikian penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang memiliki prosedur sistematis.

17 Amir Hamzah “Metode Penelitian & Pengembangan (Research & Development) Uji Produk Kualitatif dan Kuantitatif Proses dan Hasil” (Malang: CV. Literasi Nusantara), 1.

18 Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D” (Bandung: Alfabeta,2019), 395.

19 Kurnia et al., “Model ADDIE Untuk Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah Berbantuan 3D.”

(30)

Dalam penelitian dan pengembangan terdapat berbagai model yang dapat digunakan, salah satu model dari penelitian ini adalah model ADDIE (analysis, design, development, implementation, dan evaluation) yang dikembangkan oleh Robert Maribe Branch.20 Model ADDIE adalah metodologi yang menggaris bawahi penyelidikan tentang bagaimana setiap segmen yang dimiliki berinteraksi satu sama lain dengan perencanaan sesuai tahap saat ini dan yang telah ditentukan sebelumnya.21 Model ADDIE ini memiliki karakteristik yang merupakan model perancangan pembelajaran generik yang menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam pembangunan bahan-bahan pelajaran, serta model ADDIE ini dapat menggunakan pendekatan produk dengan langkah-langkah sistematis dan interaktif.22 Dengan menggunakan model ADDIE ini peneliti dapat melakukan penelitiannya dan mengembangkan penelitian sesuai dengan kebutuhan yang ingin diperoleh serta sesuai analisis yang telah dikerjakan.

Metode penelitian dan pengembangan model ADDIE memiliki lima tahapan, diantaranya:

a. Analyze (analisis)

Pada tahap ini melakukan analisis kinerja untuk mengetahui dan apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi untuk

20 Sugiyono “Metode Penelitiaan & Pengembangan Research and Development” (Bandung:

Alvabeta,2019), 38.

21 Sugianti Yudi Hari Rayanto, Penelitian Pengembangan Model ADDIE & R2D2 Teori &

Praktek

22 Amir Hamzah “Metode Penelitian & Pengembangan (Research & Development) Uji Produk Kualitatif dan Kuantitatif Proses dan Hasil” (Malang: CV. Literasi Nusantara), 33.

(31)

penyelesaian. Disamping itu kemampuan menganalisis kebutuhan, dimana merupakan langkah yang sangat penting untuk mengetahui kebutuhan peserta didik terhadap permasalahan dalam pembelajaran.

Selain itu analisis KI dan KD juga dilakukan untuk menyusun materi yang akan dimuat di dalam produk yang akan dikembangkan berdasarkann kurikulum 2013 revisi 2017 sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekoah.

b. Design (perancangan)

Pada tahap design dilakukan dengan penyusunan materi pembelajaran, menentukan media yang akan dikembangkan serta membuat rancangan awal yang terdiri dari perancangan format media dan penyusunan instrumen.

c. Development (pengembangan)

Pada tahap ini merealisasikan produk dengan rancangan yang telah ditentukan, penyiapan dan pembuatan media dengan menyusun materi di dalamnya. Dan kemudian di uji validasi oleh para ahli.

d. Implementation (implementasi atau penerapan)

Pada tahap implementasi produk yang telah dibuat atau dikembangkan dan akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui respons peserta didik terhadap produk yang telah dikembangkan.

(32)

e. Evaluation (evaluasi)

Pada tahap ini dilakukan dengan evaluasi formatif maupun sumatif. Evaluasi atau menilai kembali secara formatif dalam beberapa tahapan dalam penelitian sesuai dengan model pengembangan yang digunakan.23

2. Modul Interaktif

Modul merupakan salah satu bentuk media cetak yang berisi satu unit pembelajaran, dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga memungkinkan peserta didik yang mempergunakannya dapat mencapai tujuan secara mandiri, dengan sekecil mungkin bantuan dari guru. Modul memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajran, yang di dalamnya memuat materi, evaluasi serta pembelajaran yang terorganisasi.24 Interaktif menciptakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog antara dua pengguna atau lebih.

Modul interaktif yakni modul yang dilengkapi dengan teks, gambar, suara, dan bahkan bisa digabungkan dengan video, film, tombol- tombol interaktif, dan evaluasi interaktif. Modul akan dikatakan interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif.25 Modul interaktif dapat menjadi bahan ajar yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Kalimat harus disusun dengan sederhana, singkat, jelas, dan efektif, sehingga mempermudah peserta didik dalam

23 Kurnia et al., “Model ADDIE Untuk Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah Berbantuan 3D.”

24 Dinar Maftukh Fajar, “Pengembangan Modul IPBA Materi Sistem Bumi-Bulan Berbasis.”

25 Purwandari, Yusro, and Purwito, “Modul Fisika Berbasis Augmented Reality Sebagai Alternatif Sumber Belajar Siswa.”

(33)

memahami materi. Dengan didukung adanya gambar-gambar yang dapat memperjelas isi materi sehingga menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan peserta didik untuk mempelajarinya.

3. Augmented Reality

Augmented Reality merupakan salah satu kemajuan inovatif di masa transformasi modern saat ini.26 Augmented Reality merupakan sebuah aplikasi yang menghubungkan realitas saat ini dengan dunia maya, baik dua dan tiga dimensi yang tugas gambar dalam iklim asli. 27 Item virtual yang ditambahkan memiliki sifat menambahkan, bukan menggantikan objek nyata. Augmented Reality ini bermaksud untuk meningkatkan objek nyata dengan menghadirkan objek maya sehingga data tidak hanya untuk pengguna secara langsung, tetapi untuk setiap pengguna bertujuan menyederhanakan objek nyata dengan membawa objek maya sehingga informasi tidak hanya untuk pengguna secara langsung, namun untuk setiap pengguna yang terhubung dengan user dari objek nyata.

Augmented Reality dapat diterapkan ke komputer dan handphone.

Augmented Reality biasa digunakan oleh navigasi seluler, kedokteran, perencanaan robot, dan media pembelajaran.28 Teknologi AR akan sangat berguna dalam mengirimkan data ke pengguna, memiliki aturan yang hampir sama dengan virtual reality yang dihasilkan komputer sebagai

26 Zheng, M., & Waller, M. P. (2017). ChemPreview: An Augmented Reality-Based Molecular Interface. Journal of Molecular Graphics and Modelling, 73, 18–23.

27 Singhal, “Augmented Chemistry : Interactive Education System.”

28 Hakim, “Pengembangan Media Pembelajaran Pai Berbasis Augmented Reality.”

(34)

3D, tetapi sesuatu yang bertentangan dengan realitas yang dihasilkan komputer yang menggabungkan objek nyata ke dalam objek maya, Augmented Reality menggabungkan objek virtual pada lingkungan nyata.

Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Berbasis AR Sumber: humas.polinema.ac.id 4. Assemblr

Menurut CEO Assemblr Hasbi Asyadiq aplikasi ini merupakan sebuah platform Augmented Reality untuk memudahkan pengguna dalam mendesain konten 3D yang divisualisasikan ke dalam bentuk Augmented Reality dengan sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat.29 Assemblr yang menyajikan Augmented Reality ini dapat di implementasikan pada kegiatan pembelajaran melalui Smartphone sehingga memberikan kesan pembelajaran yang menarik bagi peseta didik.30

29 Idham Minaldi, “Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Aplikasi Assemblr Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.”

30 Arrum and Fuada, “Abdimas Umtas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM- Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Penguatan Pembelajaran Daring Di SDN Jakasampurna V Kota Bekasi, Jawa Barat Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Augmented Reality (AR).”

(35)

5. Materi Tata Surya a. Sistem Tata Surya

Matahari dan planet-planet beserta satelit akan membentuk sistem tata surya. Matahari berada di pusat tata surya. Planet-planet beserta Bulan berevolusi mengelilingi Matahari pada lintasan tetap yang disebut Orbit. Selain itu, gravitasi Matahari juga memengaruhi pergerakan benda-benda dalam sistem Tata Surya sebagaimana gravitasi Bumi memengaruhi pergerakan Bulan yang mengorbit padanya. Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas Matahari sebagai pusat Tata Surya, planet-planet, Komet, Meteoroid, dan Asteroid yang mengelilingi Matahari.

Pada awal tahun 1600an, Johannes Kepler seorang ahli matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planet-planet. Ia menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa letak Matahari tidak di pusat orbit, tetapi sedikit offset. Kepler juga menemukan bahwa planet bergerak dengan kecepatan yang berbeda dalam orbitnya di sekitar Matahari.31

31 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(36)

Hal ini ditunjukkan pada Tabel berikut :

Tabel 2.2 Rata-Rata Kecepatan Orbital Planet Dalam Tata Surya No Planet Rata-rata Kecepatan Orbital (km/s)

1. Merkurius 48

2. Venus 35

3. Bumi 30

4. Mars 24

5. Jupiter 13

6. Saturnus 9,7

7. Uranus 6,8

8. Neptunus 5,4

Pada tabel dijelaskan bahwa planet yang dekat dengan Matahari bergerak lebih cepat dari pada planet yang jauh dari Matahari. Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi Matahari disebut bidang edar dan bidang edar Bumi dalam mengelilingi Matahari disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas Matahari, Planet, Komet, Meteorid, dan Asteroid.32

Gambar 2.2 Susunan Tata Surya Sumber: https://harapanrakyat.com

32 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(37)

1) Matahari

Matahari adalah bintang sebagai gumpalan gas yang melepuh dan cahaya pada titik fokus sistem planet dekat. Tanpa energi ekstrim dan kehangatan Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi. Matahari terdiri dari 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.

Gambar 2.3 Matahari Sumber: artikelnesia.com

a) Inti Matahari, di pusat Bumi suhunya sekitar 1,5 x 107⁰C yang cukup untuk menjaga kombinasi nuklir yang kapasitasnya sebagai sumber energi Matahari. Energi dari pusat akan terpancar ke lapisan luar Matahari dan selanjutnya keluar angkasa.

b) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar radiasi Matahari padam dan diidentifikasi sebagai siang hari yang kita lihat di Bumi. Pada fotosfer terdapat bintik Matahari, yaitu daerah dengan medan atraktif yang padat dan dingin serta lebih kabur daripada daerah sekitarnya.

(38)

c) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalan 2.000 km. Kromosfer menyerupai cincin merah di sekitar Bulan selama selubung berbasis sinar Matahari mutlak.

d) Korona, merupakan lapisan terjauh Matahari dengan suhu sekitar 1.000.000 Kelvin dan ketebalan sekitar 700.000 km. Ini memiliki bayangan keabu-abuan yang terjadi karena ionisasi partikel karena suhu yang sangat tinggi. Korona menyerupai mahkota dengan naungan redup yang menutupi Bulan selama bayang-bayang Matahari mutlak.33

2) Planet

a) Pengelompokan Planet

Matahari dikelilingi oleh 8 planet diantaranya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Kedelapan planet tersebut dikelompokan berdasarkan posisi terhadap Bumi, berdasarkan pembatas asteroid dan ukuran dan komposisi penyusunnya.

(1) Berdasarkan Bumi Sebagai Pembatas

Planet dikelompokkan menjadi planet inferior dan planet superior. Planet inferior adalah planet yang orbitnya berada di dalam orbit Bumi. Yang terdiri dari Merkurius dan Venus. Planet superior merupakan planet

33 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(39)

yang orbitnya berada diluar orbit Bumi. Planet superior terdiri dari Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

Gambar 2.4 Planet Inferior dan Planet Superior Sumber: SlideToDoc.com

(2) Berdasarkan Asteroid Sebagai Pembatas Planet

Planet dikelompokkan menjadi planet dalam dan planet luar. Planet dalam yakni planet yang orbitnya di dalam peredaran Asteroid. Yang termasuk planet dalam, antara lain Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Planet luar adalah planet yang garis edarnya berada di luar garis edar Asteroid. Yang termasuk planet luar antara lain Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Gambar 2.5 Planet Dalam dan Planet Luar Sumber: https://quizizz.com

(40)

(3) Berdasarkan Ukuran dan Komposisi Penyusunnya

Planet dikelompokkan menjadi planet Terrestrial dan Jovian. Planet Terrestrial yaitu planet yang memiliki ukuran dan komposisi yang hampir sama dengan Bumi.

Yang termasuk planet Terrestrial antara lain Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Planet Jovian yaitu planet yang memiliki ukuran sangat besar dan komposisi penyusunnya hampir sama dengan planet Jupiter. Yang termasuk planet Jovian antara lain Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.34

Gambar 2.6 Planet Terrestrial dan Planet Jovian Sumber: Grid.ID

(4) Karakterstik Planet

(a) Merkurius, Planet ini mempunyai ukuran kecil dengan massa 3,3 x 1023 kg dan diameter sekitar 4.879 km serta hampir tidak mempunyai atmosfer, sehingga angkasanya terlihat gelap. Jaraknya dari Matahari

34Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(41)

sekitar 58 juta km. Karena tidak mempunyai atmosfer maka suhu di Merkurius sangat ekstrim, pada siang hari suhunya mencapai 427⁰C dan pada malam hari suhunya mencapai -184⁰C. Merkurius bergerak mengelilingi Matahari dengan cepat, sehingga hanya memerlukan 58 hari untuk satu kali orbit. Sedangkan kala rotasinya 59 hari.35

Gambar 2.7. Planet Merkurius Sumber: Republika.co.id

(b) Venus, dikenal sebagai bintang fajar atau bintang senja yang terlihat sangat terang. Hal ini disebabkan karena atmorfernya sangat pekat sebagian besar berupa karbon dioksida dan awan putih sebagai akibat pembakaran asam sulfat panas. Ukuran venus hampir sama dengan Bumi, diameternya sekitar 12.100 km dengan massa 4,9 x 1024 kg dan jaraknya dari Matahari sekitar 108 juta km. Suhu di Venus relatif stabil pada siang dan

35 Siregar, Fisika Tata Surya.

(42)

malam hari yaitu sekitar 482⁰C lebih panas dibandingkan merkurius karena atmosfirnya padat dan diselimuti awan tebal sehingga terjadi efek rumah kaca yang sangat ekstrim. Planet ini memerlukan waktu 225 hari untuk satu kali orbit mengelilingi Matahari, sedangkan kala rotasinya 243 hari.36

Gambar 2.8 Planet Venus Sumber: InfoGeografi.com

(c) Bumi, dikenal sebagai planet biru karena sebagian besar permukaannya berupa air. Bumi memiliki atmosfer yang memungkingkan mahluk hidup dapat hidup di planet ini. Diameter Bumi sekitar 12.700 km dengan massa 6 x 1024 kg dan jarak Bumi terhadap Matahari sekitar 150 juta km atau sering disebut dengan 1 SA. Untuk satu kali orbit mengelilingi Matahari, Bumi memerlukan waktu 1 tahun (365,25 hari). Sedangkan kala rotasinya 23 jam 56 menit. Bumi memiliki sebuah satelit alami yang disebut Bulan.

36 Siregar. Fisika Tata Surya.

(43)

Gambar 2.9 Planet Bumi Sumber: sains.sindonews

(d) Mars, planet mars mempunyai permukaan berupa batu- batuan yang mengandung besi oksida sehingga Mars disebut juga sebagai planet merah, mempunyai kutub es dan gunung berapi yang aktif seperti Bumi. Gunung berapi terbesar bernama gunung olympus. Hasil penyelidikan Viking 1 dan Viking 2 diperoleh tanda- tanda kehidupan di mars pada masa lalu. Suhu rata-rata di mars -55⁰C. Diameter planet ini sekitar 6.800 km dengan massa 6,4 x 1023 kg. Kala revolusi terhadap Matahari 687 hari, sedangkan kala rotasinya 24,6 jam.

Mars memiliki dua satelit yaitu Phobos dan Deimos.37

Gambar 2.10 Planet Mars Sumber: https://m.medcom.id

37 Siregar, Fisika Tata Surya.

(44)

(e) Jupiter, Jupiter merupakan planet terbesar dengan diameter 142.860 km dan massa 1,9 x 1027 kg.

Jaraknya terhadap Matahari sekitar 778 juta km.

Revolusinya 12 tahun dan kala rotasinya 9,8 Jam.

Jupiter mempunyai atmosfer yang terdiri dari Hidrogen dan Helium, mempunyai awan amoniak dan kristal es yang berputar kencang dalam atmosfer dengan kelajuan 200 mil per jam. Cincin Jupiter sangat samar karena sebagian besar berupa kristal halus. Jupiter mempunyai 63 satelit diantaranya Io, Europa, Ganymede dan Calisto.38

Gambar 2.11 Planet Jupiter Sumber: https://delphipages.com

(f) Saturnus, planet ini mempunyai diameter 120.000 km dengan massa 5,7 x 1026 kg. Angkasanya diselimuti oleh sabuk awan yang kaya akan hidrogen dan dapat memantulkan sinar Matahari dan suhu dipermukaan - 170⁰C. Jarak Saturnus dari Matahari kira-kira 1.428

38 Siregar, Fisika Tata Surya.

(45)

juta km. Saturnus dikenal sebagai planet yang mempesona karena mempunyai cincin yang berlapis terdiri dari kristal es yang lebarnya 402.000 km dan tebalnya 15 km. Kala revolusi planet ini 29,5 tahun dan kala rotasinya 10 jam 36 menit. Mempunyai 62 satelit, yang terkenal adalah Titan.39

Gambar 2.12 Planet Saturnus Sumber: https://delphipages.com

(g) Uranus, planet ini sangat berbeda dengan planet lain karena sumbu rotasinya sebidang dengan bidang edarnya. Planet Uranus ditemukan oleh Wiliam Herschel tahun 1781. Planet ini berselubung kabut tebal yang terdiri dari gas metan. Massanya sebesar 8,7 x 1025 kg dengan diameter 51.118 km dan jaraknya terhadap Matahari kirakira 2.870 juta km. Mempunyai kala revolusi 84 tahun dan kala rotasinya 17 jam 14 menit. Uranus mempunyai 27 satelit diantaranya Miranda, Ariel, Umbreil, Titania dan Oberon. Planet Uranus juga ditemukan memiliki cincin, namun seperti

39 Siregar, Fisika Tata Surya.

(46)

halnya cincin Jupiter, cincin Uranus pun sulit untuk diamati dikarenakan ukurannya yang tipis.

Gambar 2.13 Plane Uranus Sumber: cnnindonesia

(h) Neptunus, Jarak Neptunus dari Matahari kira-kira 4.500 juta km dengan kala revolusi 165 tahun dan kala rotasi 15 jam 48 menit. Diameternya 49.600 km dengan massa 1,02 x 1026 kg. Suhu dipermukaan Neptunus kira-kira -120⁰C. Keadaan planet Neptunus hampir sama dengan planet uranus sehingga sering disebut planet kembar. Neptunus mempunyai cincin tetapi sangat tipis. Jumlah satelit yang dimiliki sebayak 13 buah diantaranya Triton dan Nereid.40

Gambar 2.14 Planet Neptunus Sumber: idntimes.com

40 Siregar, Fisika Tata Surya.

(47)

3) Asteroid dan Meteoroid

Asteroid terbentuk dari objek yang tersisa dari pembentukan Tata Surya. Ketika gas dan debu bergabung dengan Matahari maka beberapa material akan bergabung dan menjadi batuan terestrial dan menjadi planet gas yang turut mengelilingi Matahari. Debu yang lebih kecil lagi dan tidak mampu menjadi planet akan menjadi Asteroid. Asteroid ini bisa berasal dari Sabuk Asteroid maupun Sabuk Kuiper.

Benda langit lainnya yakni Meteoroid yang berasa dari pecahan Asteroid. Terkadang saat sedang melakukan orbit, Asteroid satu dan yang lainnya bisa saja saling bertabrakan dan mengakibatkan beberapa bagiannya pecah. Pecahan tersebutlah yang selanjutnya kita kenal dengan Meteoroid. Peristiwa Meteorid yang terpengaruh gravitasi Bumi disebut Meteor yang kemudian memasuki atmosfer Bumi biasa disebut bintang jatuh, sisa Meteorid yang sampai ke Bumi disebut Meteorit.

Gambar 2.15 Asteroid Sumber: express.co.uk

(48)

4) Komet

Komet atau biasa disebut bintang berekor merupakan anggota sistem Tata Surya kita yang mempunyai lintasan sangat lonjong. Benda-benda ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelionnya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Komet berasal dari bahasa Yunani Komet yang berarti rambut. Komet tersusun atas senyawa-senyawa amonia, metana, air dan silikat yang biasanya dikenal sebagai es volatil. Bagian komet terdiri dari kepala yang merupakan bagian padat dan ekor Komet yang berupa gas yang selalu menjauhi Matahari dan berubah-ubah ukurannya. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan es nya bersumblimasi dan yang menghasilkan ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.

Gambar 2.16 Komet Sumber: cnn indonesia.com

(49)

b. Pergeraan Bumi dan Bulan serta Dampaknya bagi kehidupan 1) Gerak Rotasi Bumi

Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya.

Sedangkan kala rotasi Bumi adalah waktu yang diperlukan Bumi untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56 menit. Bumi berotasi dari Barat ke Timur berlawanan dengan arah jarum jam.

Untuk memahami lebih lanjut terkait pengaruh gerak rotasi Bumi mari kita lakukan aktivitas berikut ini.

Gambar 2.17 Gerak Rotasi Bumi Sumber: gurubelajar86.com

Terdapat beberapa dampak yang terjadi pada kehidupan akibat gerak rotasi di antaranya adalah sebagai berikut.41

a) Gerak Semu Harian Matahari

Matahari seolah-olah bergerak mengelilingi Bumi dengan terbit dan terbenam, peristiwa ini biasa disebut gerak semu harian Matahari. Padahal faktanya Bumi lah yang

41 Saeful Karim, Ida Kaniawati, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar.

(50)

mengelilingi Matahari. Adanya rotasi Bumi dari arah Barat ke arah Timur membuat fenomena gerak semu harian Matahari ini bisa diamati tiap harinya.

b) Perbedaan Zona Waktu

Penduduk dunia menggunakan sistem penanggalan berdasarkan perhitungan waktu rotasi Bumi, yakni dimulai dari matahari terbit hingga terbit kembali di keesokan harinya.

Karena terdapat perbedaan waktu matahari terbit di setiap tempat, maka zona waktu di setiap wilayah dibagi menjadi beberapa zona waktu berdasarkan garis bujurnya.

c) Pembelokan Arah Angin

Karena Bumi berbentuk bulat dan berotasi, maka kecepatan linier Bumi di bagian khatulistiwa akan relatif lebih cepat dibandingkan dengan bagian kutub Bumi. Hal tersebut dapat menimbulkan pembelokan arah angin. Misalnya ada angin dari khatulistiwa bergerak menuju bagian utara Bumi.

Angin seolah bergerak lebih cepat bergerak ke arah kanan.

Angin terlihat seolah-olah belok ke sebelah kiri, dikarenakan pergerakan dari wilayah dengan kecepatan linier lebih rendah ke wilayah bumi yang kecepatan liniernya lebih tinggi (seolah- olah tertinggal dari putaran) Peristiwa ini dinamakan efek Coriolis.

(51)

d) Pembelokan Arah Arus Air Laut

Akibat efek Coriolis, pembelokan arah angin diikuti juga oleh pembelokan arah arus di lautan.42

2) Gerak Revolusi Bumi

Gambar 2.18 Gerak Revolusi Bumi Sumber: gravitime.com

Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar mengelilingi Matahari, yaitu 365,25 hari atau 1 tahun. Bumi berevolusi dengan arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Posisi pergerakan Bumi mengelilingi Matahari sangat mempengaruhi kehidupan yang terjadi di Bumi. Kemiringan Bumi antara kutub utara/selatan (sumbu rotasi) dengan kutub ekliptika sejauh 23,5°. Lintasan planet Bumi berbentuk elpis, oleh karena itu antara Matahari ke Bumi tidak selalu sama. Jarak terjauh antara Bumi dan Matahari disebut

42 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(52)

aphelium, sedangkan jarak terdekat antara Bumi dan Matahari adalah perihelium. Akibat revolusi Bumi, yaitu sebagai berikut: 43 a) Gerak Semu Tahunan Matahari

Jika sering memperhatikan letak dimana Matahari terbit setiap bulannya, kita akan melihat pergeseran lokasi dari tempat awal kemudian akan kembali ketempat semula setelah satu tahun berlalu. Hal tersebut diakibatkan karena kemiringan Bumi terhadap sumbu ekliptika sejauh 23,5° dan gerak revolusi Bumi.

b) Perbedaan lamanya siang dan malam

Karena Bumi memiliki kemiringan terhadap sumbu ekliptika seperti yang sudah dijelaskan. Kita dapat melihat bahwa Bumi bagian utara lebih banyak tersinari Matahari dibandingkan bagian selatan. Sehingga pada bulan Juni siang hari akan terasa lebih panjang dibandingkan malam hari. Pada bulan Desember, Bumi bagian Utara sedang mengalami waktu malam yang lebih panjang sedangkan di Bumi bagian Selatan mengalami waktu siang yang lebih panjang.

c) Perbedaan Musim

Perbedaan lamanya siang dan malam yang cukup panjang dikarenakan kemiringan Bumi dan gerak revolusi mengakibatkan pergantian musim. Pada bulan Juni di belahan Bumi Kutub Utara posisi Matahari berada jauh lebih dekat

43 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII Semester 2.

(53)

dibandingkan bulan Desember. Pada saat tersebut belahan Bumi Utara mengalami musim panas, sedangkan di belahan Selatan sedang mengalami musim dingin hal tersebut dikarenakan pada bulan Juni Kutub Selatan berada posisi terjauh dari Matahari.

c. Fenomena Benda Langit

1) Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan a) Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan bergerak menutupi permukaan Bumi. Dimana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak dalam satu garis. Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu sebagai berikut:44

(1) Gerhana Matahari total (Total Solar Eclipse), terjadi pada daerah-daerah yang berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya Matahari tidak tampak sama sekali.

Gerhana Matahari total terjadi hanya sekitar 6 menit.

(2) Gerhana Matahari cincin (Annular Solar Eclipse), terjadi pada daerah yang terkena lanjutan, sehingga Matahari kelihatan seperti cincin.

44 Saeful Karim, Ida Kaniawati, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar.

(54)

(3) Gerhana Matahari sebagian (Partial Solar Eclipse), terjadi pada daerah yang terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan kabur), sehingga Matahari kelihatan sebagian.

b) Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi bila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi Bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana Bulan. Terdapat tiga jenis gerhana yaitu gerhana Bulan total, gerhana Bulan sebagian, dan gerhana Bulan penumbra. Pada waktu seluruh bagian Bulan masuk dalam daerah umbra Bumi, maka terjadi gerhana Bulan total.

Proses Bulan berada dalam penumbra dapat mencapai 6 jam, dan dalam umbra hanya sekitar 40 menit. Pada gerhana Bulan sebagian, Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sedangkan sebagian permukaan Bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan Bulan. Pada gerhana

(55)

Bulan penumbra, seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra. Sehingga Bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

2) Pergerakan Bulan

Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi sekaligus merupakan satelit Bumi. Karena Bulan merupakan satelit, maka Bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang berputar dan mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar dan mengelilingi Bumi. Bulan berbentuk bulat mirip seperti planet.

Permukaan bulan berupa dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis. Selain itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.

Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk mengelilingi Matahari. Fenomena-fenomena yang terjadi diantaranya adalah kenampakan Bulan dari Bumi yang selalu berbeda (fase Bulan), pasang surut air laut. Bulan mengelilingi Bumi memiliki 2 acuan waktu yaitu Bulan Sinodis dan Bulan Sideris.

Gambar

Tabel 2.1 Analisis Penelitian Terdahulu Dan Yang Akan  Dilakukan Oleh Peneliti
Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Berbasis AR  Sumber: humas.polinema.ac.id  4.  Assemblr
Tabel 2.2 Rata-Rata Kecepatan Orbital Planet Dalam Tata Surya  No  Planet  Rata-rata Kecepatan Orbital (km/s)
Gambar 2.2 Susunan Tata Surya  Sumber: https://harapanrakyat.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkat rahmat, taufik dan hidayah- Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul "PENGEMBANGAN MEDIA

Adapun tujuan penelitian adalah membangun system simulasi tata surya planet Bima Sakti sebagai media pembelajaran iteraktif bagi Siswa menggunkan teknologi

a) Demonstration, dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain.