KAJIAN KEPUSTAKAAN
D. Analisis Data
Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen adalah rumus Alpha Cronbach64, yaitu:
(
) ( β )
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas n = banyak butir soal
= variansi skor butir soal ke-i
= variansi skor total
Untuk mempermudah uji reliabilitas instrumen, maka peneliti memakai program IBM SPSS Statistics 22. Pengujian reliabilitas memiliki kriteria setiap item soal reliabel ketika rxy β₯ rtabel. 65
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.67 Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan kelas interval, frekuensi, dan kategori. Ada empat kategori yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan keadaan hasil penelitian dari sampel yang diolah, mulai dari kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.
Penetapan kriteria skor masing-masing variabel tersebut sebagai berikut:
a. Angket self esteem dengan jumlah item 10 soal, untuk skor tertinggi yang diperoleh adalah jumlah item dikalikan dengan skor tertinggi yaitu 10 x 4 = 40 dan skor terendah yaitu 10 x 1 = 10.
b. Angket self efficacy dengan jumlah item 10 soal, untuk skor tertinggi yang diperoleh adalah jumlah item dikalikan dengan skor tertinggi yaitu 10 x 4 = 40 dan skor terendah 10 x 1 = 10.
Tabel 3. 5
Tingkat Pencapaian Skor pada Variabel Self Efficacy No Tingkat Pencapaian Skor Kategori
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Rendah
4 Sangat Rendah
67 Suguino, Penelitian, 147.
Tabel 3. 6
Tingkat Pencapaian Skor pada Variabel Self Esteem No Tingkat Pencapaian Skor Kategori
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Rendah
4 Sangat Rendah
Tabel 3. 7
Tingkat Pencapaian Skor pada Variabel Prestasi Belajar No Tingkat Pencapaian Skor Kategori
1 Tinggi
2 Sedang
3 Rendah
4 Sangat Rendah
2. Statistik Inferensial
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini digunakan statistik inferensial. Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan diberlakukan untuk populasi. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Dalam penelitian ini statistik yang digunakan adalah statistik parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.68
a. Uji Prasyarat Analisis
Statistik Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.69
68 Sugiono, Penelitian, 210.
69 Jakni, Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, (Bandung: Alfabeta CV, 2016), 122.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji prasyarat analisis. Untuk mendapatkan model regresi yang baik maka harus terbebas dari penyimpangan data diantaranya adalah terhindar dari adanya kolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Namun, sebuah regresi yang baik harus memiliki data yang normal.70
b. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki nilai residual yang berdistribusi secara normal. Terdapat beberapa metode untuk menguji normalitas suatu data seperti dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P- P Plot of regression dan dengan uji One Sampel Kolmogorov- Smirnov. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi (Ξ±) 0,05.
Untuk mempermudah melakukan uji normalitas pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
Perumusan hipotesis:
H0 = data penelitian tidak berdristibusi normal H1 = data penelitian berdristibusi normal
i. Apabila π( ππ.) β₯ 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
70 Nisa, Pengaruh, 55.
ii. Apabila π( ππ.) < 0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian tidak berdistribusi normal.
c. Uji Kolinieritas
Kolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas. Uji kolinieritas digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi yang kuat antara variabel independen penelitian atau tidak. Cara pengujiannya yaitu dengan mengamati nilai Varians Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF yaitu jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi kolinieritas dalam model regresi. Sebaliknya jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi kolinieritas dalam model regresi. Sedangkan pedoman keputusan berdasarkan nilai Tolerance yaitu jika nilai Tolerance > 0,10 maka artinya tidak terjadi kolinieritas dalam model regresi. Jika nilai Tolerance < 0,10 maka artinya terjadi kolinieritas dalam model regresi.71
Untuk mempermudah melakukan uji kolinieritas pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dalam suatu pengamatan di mana semua gangguan mempunyai varians yang sama. Masalah heteroskedastisitas terjadi apabila gangguan pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang tetap dari satu pengamatan ke
71 Cornelius Trihendradi, Kupas Tuntas Analisis Regresi (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), 14.
pengamatan lain. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Jika titik-titik dalam plot yang terbentuk menyebar secara acak dan tidak menunjukkan suatu pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari masalah heteroskedaktisitas.72 e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk mendeteksi apakah data random atau tidak. Di samping itu juga untuk mengidentifikasi suatu model seri waktu yang sesuai. Uji autokorelasi diuji dengan menggunakan Uji Durbin Waston (DW).
Untuk menentukan apakah terjadi autokorelasi atau tidak, yaitu dengan cara melihat nilai koefisien sebagai berikut: 73
i. 1,65 < DW < 2,35 tidak terjadi autokorelasi
ii. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan iii. DW < 1,21 atau DW > 2,79 terjadi autokorelasi
f. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam menguji hipotesis penelitian, digunakan teknik analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda berguna untuk mendapatkan hubungan antar variabel dan
72 Trihendradi, Kupas, 16.
73 Trihendradi, Kupas, 14.
meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan regresinya, dalam regresi linear berganda variabel yang terlibat lebih dari dua variabel.74Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sehingga penelitian ini menggunakan Paradigma ganda dengan dua variabel independen.
3. 2
Paradigma Penelitian
Keterangan :
= Variabel bebas 1 yaitu self efficacy dengan skala interval 10 β 40
= Variabel bebas 2 yaitu self esteem dengan skala interval 10 - 40
= Variabel terikat yaitu hasil belajar matematika dengan skala interval 1 β 100
Hubungan antar variabel pada analisis ini dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut:
74 Hasan, Analisis Data penelitian dengan Statistika, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 220.
X1
X2
Y
Keterangan:
Y = Variabel terikat (hasil belajar) a = konstanta
= Koefisien 1 (koefisien untuk variabel self efficacy) = Koefisien 2 (koefisien untuk variabel self esteem) = Variabel bebas 1 (self efficacy)
= Variabel bebas 2 (self esteem) e = Variabel pengganggu (tak terduga)
Harga a dan b dapat ditentukan dengan rumus : β (β ) (β )
β (β ) dan β β Keterangan :
Y = Variabel terikat X = Variabel bebas
Untuk mempermudah melakukan analisis regresi linier berganda pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
Untuk mengetahui signifikasi pengaruh dari variabelβ
variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Rumus yang digunakan pada uji ini adalah :
( ) ( )
Keterangan:
= Jumlah sampel
= Jumlah variabel bebas
= koefisien determinasi berganda F = Pengujian serentak
Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung β₯ Ftabel, maka hipotesis diterima dan berarti bahwa pada taraf signifikan tertentu variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, namun jika Fhitung < Ftabel maka yang terjadi adalah sebaliknya.
Untuk mempermudah melakukan uji F pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
Perumusan hipotesis:
H03 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara self efficacy dan self esteem secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII di MTs Negeri 6 Pasuruan Tahun Pelajaran 2020/2021.
Ha3 = Ada pengaruh yang signifikan antara self efficacy dan selfesteem secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelasVII di MTs Negeri 6 Pasuruan Tahun Pelajaran 2020/2021.
Kriteria pengujian:
i. Apabila π( ππ.) β€ 0,05 berarti Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara self efficacy dan self esteem terhadap presatsi belajar matematika.
ii. Apabila π( ππ.) > 0,05 berarti Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara self efficacy dan self esteem terhadap presatsi belajar matematika.
58