BAB III METODE PENELITIAN
H. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan study dokumentasi selanjutnya menggunakan analisis data Analisis data dilakukan sejak peneliti di lahan penelitian, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Teknik analisis data dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara dengan mengumpulkan data-data dari penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Kemudian dengan cara observasi oleh peneliti dan study dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya dikumpulkan oleh peneliti. Data
70
yang dikumpulkan tersebut dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien berupa suatu pendapat terhadap situasi atau kejadian. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, yang diperoleh menggunakan panca indra (melihat, mendengar, mencium, dan meraba) selama pemeriksaan fisik. Dari data tersebut, selanjutnya peneliti menegakkan diagnosa keperawatan, kemudian peneliti menyusun intervensi atau rencana keperawatan,melkukan implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan serta mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberika kepada klien.
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peeliti mereview hasil dan pembahasan kasus dari laporan dinas (octaviana nur) di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan Karya tulis ilmiah (Krisdiyana, 2019) yang sudah di publish di repository.poltekkes- kaltim.ac.id. Selanjutnya akan diuraikan hasil dan pembahasan mengenai data umum data khusus tentang asuhan keperawatan pada klien post operatif fracture diruangan flamboyan B di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan diruangan cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian klien 1 dilakukan di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang terletak di Jalan MT Haryono No. 656 Balikpapan.
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo atau dahulu dikenal dengan Rumah Sakit Umum Balikpapan ini dibuka sejak tanggal 12 September 1949.
Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, instalasi farmasi, ruang rawat inap, fisioterapi, dan UGD 24 jam.
Flamboyan B meliputi kasus, Gagal Ginjal Kronik, Penyakit Paru Obstuktif Kronis, Diabetes Mellitus, Efusi Pleura, Cholelitiasis, Laparatomy, Fracture, CHF, CKR, Abses Hepar dan Batu Ureter. Kasus yang dirawat di ruang Flamboyan E meliputi kasus, Pneumonia, Fracture, CKR, CHF, Cholelitiasis, Dyspepsia, Vertigo dan Diabetes Melitus. 58
72
Sedangkan penelitian klien 2 dilakukan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah Indonesia No. 1 Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul Wahab Sjahranie merupakan salah satu dari dua rumah sakit rujukan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Kalimntan Timur yang berada di kota Samarinda.
Diresmikan sebagai Rumah Sakit dengan nama RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 22 Februari 1989. Fasilitas yang tersedia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie ini antara lain Instalasi Rawat Jalan, Instalasi farmasi, ruang rawat inap. fisioterapi, dan IGD 24 jam. Untuk unit rawat inap terdapat beberapa ruangan yaitu Flamboyan, Seruni, Dahlia, Angsoka, Tulip, Melati, Anggrek, Cempaka, Aster, Edelweis, Mawar, Bougenvil, Teratai, ICU, ICCU, HCU, Stroke Centre, dan Sakura.
2. Data Asuhan Keperawatan a. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien dengan Fracture
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Tn. F Tn. B
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-laki
Umur 54 Tahun 41 tahun
Status Perkawinan Menikah Menikah
Pekerjaan Swasta Swasta
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir SMA SMA
73
Alamat Jl. D.I Panjaitan RT.36
Kec.Balikpapan Utara
Jl. Dermaga Diagnosa Medis Close fracture femur
sinistra
Close Fracture femur dextra
Nomor Register 78.19.XX 01.05.46.xx
MRS / Tgl Pengkajian 07 April 2019 / 8 April 2019
25 April 2019 / 2 Mei 2019
Keluhan utama Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri yang patah.
Nyeri pada kaki kanan
Riwayat penyakit sekarang Klien masuk ke IRD pukul 20.00 dan klien mengatakan jatuh dari motor, kaki kiri terasa nyeri. Di IRD klien dilakkan pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan laboratorium, kemudian klien dipindahkan ke ruangan flamboyan B pukul 09.00 Wita.
Klien mengatakan mengalami kecelakaan di tabrak motor, kemudian klien dibawa ke puskesmas dari puskesmas klien di rujuk langsung ke IGD pada tanggal 25 April 2019. Di IGD klien mendapat perawatan dan dilakukan rontgen kemudian klien dibawa ke ok IGD dan
dilakukan oprasi, kemudian klien dipindahkan keruang perawatan cempaka.
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit kronik dan menular, tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu Hipertensi.
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit diabetes mellitus dalam keluarga
Psikososial Klien dapat
berkomunikasi dengan perawat maupun orang lain sangat baik dan lancar serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat. Ekspresi klien terhadap
penyakitnya tidak
a. Persepsi klien terhadap
penyakitnya adalah merupakan cobaan Tuhan
b. Ekspresi klien terhadap
penyakitnya adalah menerima
74
terdapat gangguan.
Reaksi saat berinteraksi klien dapat kooperatif dan tidak ada gangguan konsep diri.
c. Klien kooperatif saat interaksi d. Klien tidak
mengalami ganguan konsep diri dilihat dari citra tubuh persepsi klien terhadap kondisi kakinya tidak jadi masalah meskipun harus menggunakan tongkat saat berjalan, dari prilaku klien hanya harus mengikuti anjuran dari dokter dan perawat dan klien ingin cepat sembuh.
Spiritual Sebelum sakit klien selalu beribadah. Selama di rumah sakit klien jarang untuk beribadah.
Kebiasaan beribadah a. Sebelum sakit
klien sering beribadah
b. Setelah sakit klien beribadah hanya kadang -kadang
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari identitas klien. Pada klien 1 bernama Tn. F berusia 54 tahun, berjenis kelamin Laki-Laki, masuk rumah sakit pada tanggal 07 April 2019 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 08 April 2019 dengan diagnosa medis Close fracture femur sinistra. Sedangkan pada klien 2 bernama Tn. B berusia 41 tahun, berjenis kelamin Laki-Laki, masuk rumah sakit pada tanggal 25 April 2019 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 02 Mei 2019 dengan diagnosa medis fracture femur dextra.
Pada pengkajian riwayat kesehatan dalam keluhan utama pada klien 1 dan klien 2 ditemukan ada persamaan seperti nyeri pada daerah yang cedera. Pada riwayat kesehatan sekarang ditemukan data klien 1
75
pada tanggal 07 April 2019 mengalami kecelakaan tunggal dan jatuh dari motor, kaki kiri terasa nyeri .Sedangkan data klien 2, klien mengatakan mengalami kecelakaan di tabrak motor, kemudian klien dibawa ke puskesmas dari puskesmas klien di rujuk langsung ke IGD pada tanggal 25 April 2019. Data dari pengkajian data psikososial pada klien 1 dan klien 2, ekspresi ke dua klien pada penyakitnya yaitu tidak tampak tegang dan gelisah.
Tabel 4.2 Hasil observasi dan pemeriksaan fisik pada Klien 1 di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Pemeriksaan fisik Klien 1 Klien 2
1. Keadaan umum Sedang
Terpasang infus di tangan kanan, selang kateter dan terpasang spalk di kaki kiri dengan elastis verban.
Sedang
2. Kesadaran Tingkat kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS) E4M6V5
Compos Mentis E4M6V5
3. Tanda-tanda vital TD : 159/97 mmHg N : 84 x/menit S : 360C RR : 20 x/menit MAP : 117,67 mmHg
TD :120/80 mmHg Nadi : 80 kali/menit RR : 19 kali/menit Temp : 36.2 oC 4. Kenyamanan/nyeri P: klien mengatakan
nyeri pada kaki kiri jika digerakkan
Q: klien mengatakana nyeri seperti ditusuk- tusuk
R:klien mengatakan nyeri pada kaki kiri yang patah
S: klien mengatakan skala nyeri 5 T: nyeri terasa saat digerakkan dan hilang saat diistirahatkan.
P : fracture pada kaki kanan
Q : seperti tertusuk R : paha kanan S : 6
T : Hilang timbul
5. Status Fungsional/
Aktivitas dan Mobilisasi Barthel
Klien mengatakan susah untuk melakukan miring kanan dan miring kiri
Total skor 7
Dengan kategori tingkat ketergantungan klien
76
Indeks. ,klien bisa duduk dengan bantuan.
Mengendalikan rangsang defekasi (BAB) : 2 (mandiri)
Mengendalikan rangsang berkemih (BAK): 2 (mandiri)
Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi): 0 (butuh
pertolongan orang lain) Penggunaan jamban, masuk dan keluar: 1 (Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri kegiatan yang lain)
Makan: 1 (perlu diolong memotong makanan) Berubah sikap dari berbaring ke duduk: 2 (bantuan)
Berpindah/berjalan: 1 (bisa pindah dengan kursi roda)
Memakai baju: 1 (sebagian dibantu) Naik turun tangga: 1 (butuh pertolongan) Mandi: 0 (tergantung orang lain)
Total Skor: 11 (Ketergantungan sedang).
adalah ketergantungan berat.
6. Pemeriksaan kepala a. Rambut
Finger print di tengah frontal terdehidrasi, kulit kepala bersih, bentuk kepala oval, tidak ditemukan adanya penonjolan pada tulang kepala klien, penyebaran rambut merata, warna hitam, tidak mudah patah dan tidak bercabang, rambut terlihat cerah.
Simetris, kepala bersih, penyebarab rambut merata, warna rambut hitam mulai beruban dan tidak ada kelainan
b. Mata Mata lengkap dan
simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, kornea mata jernih, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor.
Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor.
77
c. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret atau sumbatan pada lubang hidung, mukosa merah muda, tidak ada masalah pada tulang hidung dan posisi septum nasi ditengah.
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan d. Rongga Mulut Tidak ada sianosis, tidak
ada luka, gigi lengkap, warna lidah merah muda, mukosa bibir lembab, letak uvula simetris ditengah.
Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah e. Telinga Daun telinga simetris
kanan dan kiri, ukuran sedang, kanalis telinga tidak kotor dan tidak ada benda asing, ketajaman pendengaran baik klien dapat mendengar suara gesekan jari.
Kedua lubang telinga bersih tidak
mengeluarkan cairan.
7. Pemeriksaan Leher Posisi trakea simetris di tengah, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar lympe, denyut nadi karotis teraba kuat.
Tidak ada b enjolan (tidak terdapat
pembesara n vena jugularis).
8. Pemeriksaan thorak : Sistem Pernafasan
Bentuk thorak simetris (normal chest), pola pernafasan normal dan teratur dengan frekuensi pernafasan 20x/menit, tidak terdapat
penggunaan otot bantu pernafasan, tidak terdapat pernafasan cuping hidung. Pada pemeriksaan vocal premitus getaran paru kanan dan kiri teraba sama kuat, suara perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
Keluhan :
Klien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan batuk.
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 19 kali/menit, irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, klien tidak menggunakan alat bantu nafas.
Palpasi :
Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru, Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan dan kiri, Tidak ada kelainan.
Perkusi :
78
Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.
9. Pemeriksaan jantung : Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada nyeri dada, CRT < 3 detik. Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di ICS V linea midclavikula kiri , basic jantung terletak di ICS III sterna kanan dan ICS III sterna kiri suara perkusi redup , pinggang jantung terletak di ICS III sampai V sterna kanan suara perkusi redup, apeks jantung terletak di ICS V midclavikula kiri suara perkusi redup. Bunyi jantung I terdengar lup dan bunyi jantung II terdengar dup. Tidak ada bunyi jantung tambahan.
a. Tidak ada keluhan nyeri dada b. Inspeksi
Tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordis, CRT < 2 detik dan Tidak ada sianosis
c. Palpasi
Ictus Kordis teraba di ICS 5 dan Akral Hangat
d. Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal dekstra - Batas bawah : ICS
V line midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal sinistra e. Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan intensitas kuat - BJ II Pulmonal :
Dub, reguler dan intensitas kuat - BJ I Trikuspid :
Lub, reguler dan intensitas kuat - BJ I Mitral : Lub,
reguler dan intensitas kuat - Tidak ada bunyi
jantung tambahan Tidak ada kelainan 10. Pemeriksaan Sistem
Pencernaan dan Status Nutrisi
BB: 50 kg TB: 160 cm IMT: 19 kg/m2 Kategori: berat badan ideal
Tidak ada penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir dan nafsu
a. BB : 55 Kg b. TB : 150 Cm c. Asupan makan tidak
berkurang d. BAB
- 1 kali sehari - Konsistensi lunak e. Diet
79
Abdomen
makan baik.
Saat di rumah klien memiliki kebiasaan makan dengan nasi, sayur, dan lauk sejumlah 1 porsi sedang sekali makan dengan frekuensi 3 kali sehari pada pagi, siang, dan malam. Saat di rumah, klien memiliki kebiasaan minum sejumlah ± 1500 ml, minuman yang diminum oleh klien berupa air putih. Di rumah sakit, klien makan dengan nasi, sayur, lauk dan buah sejumlah 1 porsi sedang sekali makan dengan frekuensi 3 kali sehari pada pagi, siang, dan malam. Saat di rumah sakit, klien minum sejumlah ± 1500 ml, minuman yang diminum oleh klien berupa air putih. Klien tidak memiliki pantangan atau alergi, tidak memiliki kesulitan dalam
mengunyah dan menelan, tidak ada mual dan muntah. Semenjak sakit, klien dapat makan sendiri.
Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan atau massa, tidak ada bayangan pembuluh darah, peristaltik usus 7 x/menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada hepar dan lien. Pada titik Mc.
Burney tidak ditemukan nyeri tekan, tidak ada acites. Suara abdomen timpani.
- Frekuensi makan 3 kali sehari
- Nafsu makan baik - Porsi makan habis
Inspeksi
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada bayangan vena, tidak terlihat adanya benjolan abdomen, tidak ada luka operasi pada abdomen, dan tidak terpasang drain Auskultasi Peristaltik 16 kali/menit Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa, dan tidak ada pembesaran pada hepar
80
dan lien Perkusi
Shifting Dullness tidak ditemukan
Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi ginjal
11. Sistem Persyarafan Status memori panjang, perhatian dapat
mengulang, bahasa baik, dapat berorientasi pada orang, tempat dan waktu, tidak ada keluhan pusing, istirahat tidur 6-7 jam/hari. Klien tidak ada kesulitan dalam istirahat tidur.
Pada pemeriksaan saraf kranial, nervus I klien dapat membedakan bau – bauan, pada nervus II klien dapat melihat dan membaca tanpa
menggunakan kacamata, pada nervus III klien dapat menggerakkan bola mata ke bawah dan ke samping, pada nervus IV pupil klien mengecil saat dirangsang cahaya, pada nervus V klien dapat merasakan sensasi halus dan tajam, pada nervus VI klien mampu melihat benda tanpa menoleh, pada nervus VII klien bisa senyum dan menutup kelopak mata dengan tahanan, pada nervus VIII klien dapat mendengar gesekan jari, pada nervus IX uvula klien berada ditengah dan simetris, pada nervus X klien dapat menelan, pada nervus XI klien bisa melawan tahanan pada pipi dan bahu, pada nervus XII klien dapat menggerakkan lidah.
a. Memori : Panjang b. Perhatian : Dapat
mengulang
c. Bahasa : komunikasi verbal menggunakan bahasa Indonesia d. Kognisi dan
Orientasi : dapat mengenal orang, tempat dan waktu e. Refleks Fisiologis
- Achilles : 2 - Bisep : 2 - Trisep : 2 - Brankioradialis : 2 f. Tidak ada keluhan
pusing
g. Istirahat/ tidur 6 jam/hari
h. Pemeriksaan syaraf kranial
- N1 : Klien mampu membedakan bau - minyak kayu putih
dan alkohol - N2 : Klien mampu
melihat dalam jarak 30 cm - N3 : Klien mampu
mengangkat kelopak mata - N4 : Klien mampu
menggerakkan bola mata kebawah - N5 : Klien mampu
mengunyah - N6 : Klien mampu
menggerakkan mata kesamping - N7 : Klien mampu
tersenyum dan mengangkat alis mata
- N8 : Klien mampu mendengar dengan baik
- N9 : Klien mampu
81
membedakan rasa manis dan asam - N10 : Klien
mampu menelan - N11 : Klien
mampu menggerakkan bahu dan melawan tekanan
- N12 : Klien mampu
menjulurkan lidah dan menggerakkan lidah keberbagai arah
12. Sistem Perkemihan Bersih, tidak ada keluhan kencing. Klien terpasang kateter ukuran nomor 18, produksi urine 1000 ml/hari, warna kuning dan bau khas. Tidak ada nyeri tekan dan
pembesaran pada kandung kemih.
a. Kebersihan : Bersih b. Kemampuan
berkemih : Menggunakan alat bantu
- Jenis : Folley Chateter - Ukuran : 18 - Hari ke – 5 - Produksi urine
2400ml/hari - Warna : Kuning
cerah
- Bau : Khas urine c. Tidak ada distensi
kandung kemih d. Tidak ada nyeri
tekan pada kandung kemih
13. Sistem musculoskeletal dan Integumen
Pergerakan sendi terbatas, otot simetris kanan dan kiri.
Pada pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan didapatkan kekuatan otot 5,
sedangkan pada kaki kiri didapatkan kekuatan otot 2. Klien masih bisa menggerakkan jari-jari dan pergelangan kaki.
5 5
5 2 CRT < 3 detik.
Tidak terdapat peradangan dan ruam pada kulit.
Pada penilaian risiko
a. Pergerakan sendi bebas
b. Kekuatan otot
5 5
3 5
c. Tidak ada kelainan tulang belakang d. Post Oprasi ORIF
femur hari ke 6 e. Turgor kulit baik f. Terdapat Luka
dengan panjang 20 cm
g. Terdapat 3 jahitan h. Edema pada kaki
kanan i. Nilai risiko
dekubitus , klien
82
decubitus, persepsi sensori 4 yaitu tidak ada gangguan, kelembaban 4 yaitu jarang basah, aktivitas 1 yaitu bedfast, mobilisasi 1 yaitu immobile sepenuhnya, nutrisi 4 yaitu sangat baik, gesekan dan pergeseran 2 yaitu potensial bermasalah, total nilai 16 yaitu low risk.
dalam kategori rendah yaitu dengan 15
14. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.
Tidak terdapat riwayat luka sebelumnya dan riwayat amputasi sebelumnya.
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, getah bening dan trias DM
15. Seksualitas dan Reproduksi a. Payudara
b. Genitalia
Bentuk payudara simetris kanan dan kiri, warna aerola kehitaman, tidak ada benjolan pada axilla dan clavikula.
Klien mengatakan sudah menikah.
Bentuk payudara simetris kanan dan kiri, warna aerola kehitaman, tidak ada benjolan pada axilla dan clavikula.
Genetalia klien normal, tidak ada luka.
16. Keamanan Lingkungan Penilaian risiko klien jatuh dengan skala morse.
Riwayat jatuh yang baru atau 3 bulan terakhir yaitu 25 (ya), diagnosa sekunder lebih dari 1 diagnosa yaitu 0 (tidak), menggunakan alat bantu yaitu 0 (bedrest), menggunakan IV dan kateter yaitu 20 (ya), kemampuan berjalan yaitu 10 (lemah), status mental yaitu 0 (orientasi sesuai kemampuan diri), total skor yaitu 55 (Risiko).
Total skor penilaian risiko klien jatuh dengan skala morse adalah 55
17. Personal hygiene Saat di rumah klien memiliki kebiasaan mandi sebanyak 2 kali sehari, sikat gigi sebanyak 2 kali sehari dan keramas sebanyak 1 kali sehari, memotong
a. Mandi 1 kali sehari b. Klien tidak pernah
keramas
c. Kuku klien telihat Panjang
d. Ganti pakaian 2 kali sehari
83
kuku seminggu sekali saat panjang. Di rumah sakit, klien diseka 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari. Klien terlihat bersih dan rapi. Klien tidak memiliki kebiasaan merokok dan meminum minuman beralkohol.
e. Sikat gigi 1 hari sekali
Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan data dari pemeriksaan kenyamanan dan nyeri pada klien 1 didapatkn nyeri pada kaki kiri jika digerakkan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri ada kaki kiri yang patah, skala nyeri 5, nyeri terasa saat digerakkan da hilang saat diistirahatkan.
Sedangkan pada klien 2 didapatkan nyeri pada paha kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 dan nyeri yang dirasakan terus menerus.
Pemeriksaan status fungsional dan aktivitas dan mobilisasi barthel indeks pada klien 1 total skor nya adalah 11 (ketergantungan sedang) sedangkan pada klien 2 total skornya adalah 7 (ketergantugan berat).
Pemeriksaan muskuloskeletal dan integument pada klien 1 pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan didapatkan kekuatan otot 5, sedangkan pada kaki kiri didapatkan kekuatan otot 2.
Terpasang spalk pada kaki kiri. Sedangkan pada klien 2 pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri, kaki kiri didapatkan kekuatan otot 5, sedangakan kaki kanan didapatkan kekuatan otot 3.
Pemeriksaan keamanan lingkungan pada klien 1 dengan skala morse didapatkan total skor yaitu 55 (resiko), sedangkan klien 2 penilaian keamanan lingkungan dengan skala morse didapatkan total
84
skor yaitu 55.
Pengkajian personal hygiene dan kebiasaan pada klien 1 tidak ditemukan masalah selama di rumah sakit. Personal hygiene pada klien 1, saat dirumah sakit klien diseka oleh keluarganya sebanyak 2 kali sehari, sedangkan Pengkajian personal hygiene dan kebiasaan pada klien 2 didapatkan data bahwa klien mandi 1 kali sehari, tidak pernah keramas, kuku klien telihat panjang, Ganti pakaian 2 kali sehari dan sikat gigi 1 hari sekali.
Tabel 4.3 hasil pemeriksaan penunjang pada klien 1 di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Pemeriks aan
Penunjang Klien 1 Klien 2
Laboratorium Pada tanggal 8 April 2019 a. Hemoglobin: 11.11
(13.0 – 18.0)
b. Leukosit: 9.48 (4.00 - 10.00)
c. Hematokrit: 33,2 (40.0 – 54.0)
d. Trombosit: 296 (150- 450)
e. GDS: 135 (< 200)
Pada tanggal 27 April 2019
a. Leukosit 5,57 b. Eritrosit 3,62 c. Hemoglobin 14,5 d. Hematokrit 30,0 e. PLT 338
f. Glukosa sewaktu 102 g. Ureum 22,6
h. Kreatinin 0,7 i. Natrium 139 Tanggal 30 April 2019 a. Leukosit 5,68 b. Eritrosit 3,66 c. Hemoglobin 14,6 d. Hematokrit 30,6 e. PLT 410
f. Glukosa Sewaktu 115 g. Ureum 30,4
Rontgen Pada tanggal 08 April 2019
Pada hasil pemeriksaan ditemukan Close fracture fibula sinistra setegah distal
Hasil Rontgen Klien 1 (Ny.E) pada tanggal 29 April 2019 yaitu tampak fracture komunitif 1/3 distal os femur kanan, terpasang internal fiksasi, aligament cukup baik, Trabekulasi tulang
85
tampak baik.
Kesimpulan : fracture komunitif 1/3 distal os femur kanan, terpasang internal fiksasi, aligament cukup baik
EKG Tidak ada Tidak ada
USG Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan data dari pemeriksaan penunjang pada klien 1 didapatkan nilai hemoglobin rendah yaitu 11.11 dan nilai hematokrit rendah yaitu 33.2%. Hasil pemeriksaan rontgen didapatkan pada klien 1 ditemukan Close fracture femur sinistra setengah distal, sedangkan pada klien 2 ditemukan fracture pada femur dextra.
Tabel 4.4 hasil penatalaksanaan terapi pada Klien 1 di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Klien 1 Klien 2
Pada tanggal 3 Maret 2019 1. Ketorolac 3x30 mg 2. Amlodipin 10 mg 3. Novorapid 3 x 6 unit 4. Micardic 80 mg 5. Lantus 10 unit
1. Santagesik 1 gr (3x1) 2. Ceftriaxone 1 gr (2x1) 3. Ranitidine 2 ml (3x1)
Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan data penatalaksanan terapi pemberian obat pada klien 1 yaitu ketorolac, amlodipine, novorapid, micardic, lantus dan Intravenous fluid drop (IVFD). Sedangkan pada klien 2 yaitu santagesik, ceftriaxone dan ranitidine.
Tabel 4.5 Analisa Data Pada Klien 1 dengan Close fracture fibula sinistra setengah distal di ruang flamboan B
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo