BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN
D. Analisis Data
Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tujuan analisis data adalah untuk mempresentasikan dan menarik kesimpulan dari jumlah data yang telah terkumpul. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS.
Dalam prosesnya analisis regresi linier berganda juga dilakukan uji kualitas data yang terdiri uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas dan uji heteroskedastitas. Untuk uji
hipotesis terdiri dari uji F dan uji T dan uji Determinasi. kemudian dengan analisis dan interprestasi yang menghasilkan kesimpulan dan saran.
1. Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dilakukan pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary lest square. Dalam OLS hanya terdapat satu variabel dependen, sedangkan untuk variabel independen berjumlah lebih dari satu.35 Untuk menentukan ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokolerasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian ini memiliki residual yang berdistribusi normal atau tidak. Indikator model regresi yang baik adalah memiliki data terdistribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan histrogram, Normal Probability Plot dan Kolmogorov-Smirnov test yang terdapat di program SPSS. Jika hasil distribusi data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikan ˃ 0,05. Jika tingkat signifikasi ˂ 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak normal.36
35Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 159.
36Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 161- 167
Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini peneliti memilih berdasarkan hasil kolmogorov-smirnov untuk mengetahui apakah variabel data suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah dan profitabilitas perbankan berdistribusi normal atau tidak normal.
Peneliti memilih berdasarkan kolmogorov-smirnov test yang terdapat di program SPSS karena cara ini dapat menghasilkan data yang kuat untuk membuktikan apakah variabel-variabel tersebut dapat dikatakan bersignifikasi normal atau tidak. Cara untuk mendapatkan hasil kolmogorov-smirnov sebelumnya peneliti akan mengumpulkan data time series dengan 36 sampel data dari variabel tingkat suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah dan Profitabilitas perbankan dengan menggunakan data return on asset, lalu peneliti akan memindahkan data tersebut ke program SPSS, lalu menyesuaikan dibagian variabel view. Sebelum mendapatkan nilai signifikasi kolmogorov-smirnov peneliti terlebih dahulu harus mengetahui nilai residual dengan cara klik Analyze-Regression- Linear lalu muncul layar linier lalu pindahkan variabel suku bung The Fed (X1), dan nilai tukar rupiah (X2) ke kolom independen dan variabel return on asset ke kolom dependen, kemudian klik save lalu cheklist unstandardized-continue-ok. Lalu akan muncul nilai residual di data view.
Setelah nilai residual muncul langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan kolmogorov-smirnov dengan cara klik
Analyze-nonparametric test-legacy dialogs-1 Sample K-S. lalu akan muncul tampilan, lalu pindahkan data unstandardized-klik normal-ok. Lalu akan muncul data kolmogorov-smirnov. Setelah ditemukah hasilnya. Maka peneliti akan mengetahui apakah variabel suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah, dan profitabilitas perbankan dinyatakan berresidual normal atau tidak.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi penelitian terdapat kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi kolerasi antara variabel independen dan bebas dari gejala multikolinearitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieraitas yaitu dengan melihat besaran nilai Variance Inflation Factor dan nilai Tolerance. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya gejala multikolinearitas yaitu adalah nilai VIF ˂ 10,00 dan nilai tolerance ˃ 0,10.
Uji multikolinearitas digunakan untuk menghitung hasil VIF variabel suku bunga The Fed dan nilai tukar rupiah apakah kurang dari 10,00. Segaligus melihat hasil tolerance apakah lebih besar dari 0,10. Apabila nilai VIF kurang dari 10,100 dan tolerance lebih besar dari 0,10. Maka suku bunga The Fed dan nilai tukar rupiah tersebut tidak terjadi multikoliniearitas, begitu sebaliknya. Untuk mengetahui hasil uji multikolinearitas peneliti menggunakan
program SPSS.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.37 Untuk mengetahui apakah variabel suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah dan profitabilitas perbankan mengalami heteroskedastisitas peneliti melihat hasil metode Spearman dengan melihat hasil dari Correlate dan Bevariate dan hasil yang diperoleh yaitu apabila variabel independen menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 maka dapat diartikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan analisis yang dilakukan dianggap layak untuk dilakukan penelitian.
d. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi adalah hubungan antara dua residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi linier berganda terdapat kolerasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokolerasi, maka dinamakan problem autokolerasi. Dengan menggunakan teori Durbin Watson.
Peneliti memerlukan uji autokolerasi ini untuk mengukur data time series dari variabel yang sudah ditentukan. Dasar pengambilan
37 Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 120.
keputusan adalah sebagai berikut:38
1) Apabila 0 ˂ d ˂ dl berarti tidak ada autokolerasi positif dengan keputusan ditolak.
2) Apabila dl ≤ d ≤ du berarti tidak ada autokolerasi positif dengan keputusan no decision.
3) Apabila 4 – dl ˂ d ˂ 4 berarti tidak ada kolerasi negatif dengan keputusan ditolak.
4) Apabila 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl berarti tidak ada kolerasi negatif dengan keputusan no decision.
5) Apabila du ˂ d ˂ 4 – du berarti tidak ada autokolerasi positif atau negatif dengan keputusan tidak ditolak.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini teknik yang dipilih oleh peneliti yaitu teknik analisis regresi linier berganda, yaitu teknik analisis untuk mengetahui pengaruh variabel indepenn yaitu suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas perbankan.
Model dalam penelitian ini adalah:
Y=α+β1X1+β2X2+ e Keterangan:
Y = Profitabilitas Perbankan
α = Koefisien Konstanta
β1 = Koefisien regresi suku bunga The Fed
38 Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 112.
β2 = Koefisien regresi nilai tukar rupiah
X1 = Suku bunga The Fed
X2 = Nilai tukar rupiah
e = Nilai-nilai dari variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam persamaan. Nilai ini biasanya diabaikan dalam perhitungan, biasanya disebut eror
term.
untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini ada tiga tahap yang perlu dilakukan yaitu, uji secara parsial dengan uji t, uji secara simultan dengan uji F dan uji determinasi (R2) sebagai berikut:
a. Uji Parsial
Untuk menjawab rumusan masalah apakah suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan yang berada di BUMN secara parsial. Peneliti menggunakan uji t dalam program SPSS sebagai alat untuk memecahkan permasalahan tersebut, seperti pada kegunaanya uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen secara individual (parsial). Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel39 Dengan rumus sebagai berikut:
39Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 78.
Keterangan:
t = nilai t yang dihitung α = konstanta
n = jumlah anggota sampel k = jumlah variabel independen
Setelah menemukan t hitung kemudian menghitung t tabel dengan melihat suatu nilai tabel tertentu yang digunakan sebagai pembanding. Apakah sebuah pengujian yang digunakan f hitung
dikatakan signifikan atau tidak, pada tingkat signifikan 5%
dengan kriteria penguji yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika t hitung ˂ t table dan p-value ˃ 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah tidak mempengaruhi profitabilitas perbankan secara signifikan.
2) Jika t hitung ˃ t table dan p-value ˂ 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah mempengaruhi profitabilitas perbankan secara signifikan.
b. Uji simultan
Untuk menjawab rumusan masalah apakah suku bunga The Fed, apakah nilai tukar rupiah memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perbankan yang berada di BUMN secara simultan atau tidak memberikan pengaruh sama sekali. Peneliti
menggunakan uji f sebagai alat pengukurnya. Seperti ada kegunaannya uji f digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel dependen secara bersama-sama dalam menjelaskan profitabilitas perbankan.40 Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel pada tingkat signifikan sebesar 0.05 dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Data
k = Jumlah Variabel Independen
jika nilai F hitung telah ditemukan, lalu hasil dari F hitung
dibandingkan dengan nilai tertentu yang digunakan sebagai pembanding, kemudian dianalisis apakah hasil dari F tabel
dikatakan signifikan atau tidak dengan kriteria penguji sebagai berikut:
1) Apabila Fhitung ≥ Ftabel dan nilai p-value F-statistik ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas perbankan.
2) Apabila Fhitung ≤ Ftabel dan nilai p-value F-statistik ≥ 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah secara bersama-sama tidak
40 Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 79.
mempengaruhi profitabilitas perbankan.
c. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan profitabilitas perbankan. Untuk melihat besar pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Kd : Koefisien determinasi Zero Order : Koefisien kolerasi
Β : Koefisien βeta
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 yang kecil berati kemampuan suku bunga The Fed dan nilai tukar rupiah dalam menjelaskan variabel sangat terbatas karena R2 memiliki kelemahan, yaitu terdapat bias terhadap jumlah suku bunga The Fed dan nilai tukar rupiah yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambah satu variabel R2 akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati satu maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan
profitabilitas perbankan.41 Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Kd =R2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi R2 = Koefisien Kolerasi
41 Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Semarang: Yoga Pratama, 2018), 286.
61 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian
1. Bank Umum Milik Negara
Bank Umum Milik Negara biasa disebut juga sebagai Bank Persero atau PT. berdasarkan Undang-undang No 9 Thn 1969 yang berbentuk persero yang berati seluruh saham perlu dikeluarkan minimal 51 persen serta saham dimiliki oleh pemerintahan. Instansi yang berada dibawah naungan persero diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang besar. Sehingga diharuskan untuk mengeluarkan dan memberikan produk maupun jasa yang terbaik bagi masyarakat sehingga mendapatkan keuntungan yang secara terus-menerus. Bank persero biasanya juga disebut sebagai lembaga pemerintahan dikarenakan sahamnya dimiliki oleh pemerintahan. Jumlah Bank Persero awalnya ada tujuh namun pada tahun 2000 pemerintah melebur menjadi 5 Bank seperti yang kita ketahui saat ini yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri gabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Dagang Negara, lalu Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia dan Bank Ekspor Indonesia.
Tabel 4.1
Perkembangan ROA Bank Persero Tahun Periode
Bulanan
BRI MANDIRI BNI BTN Jumlah Rata-Rata Satuan Persentase (%)
2020 Januari 3.53 3.87 3.18 0.82 11.4 2.85
Februari 3.17 3.31 2.6 0.75 9.83 2.45
Maret 2.86 2.85 2.10 0.70 8.51 2.12
April 2.60 2.47 1.68 0.66 7.41 1.85
Mei 2.39 2.19 1.35 0.62 6.55 1.63
Juni 2.23 2.01 1.10 0.60 5.94 1.48
Juli 2.14 2.04 1.02 0.58 5.78 1.44
Agustus 2.06 1.95 0.87 0.58 5.46 1.36
September 2.00 1.85 0.74 0.60 5.19 1.29
Oktober 1.89 1.61 0.46 0.63 4.59 1.14
November 1.95 1.60 0.49 0.68 4.72 1.18
Desember 2.09 1.70 0.66 0.75 5.20 1.30
2021
Januari 2.56 2.08 1.28 0.93 6.85 1.71
Februari 2.68 2.23 1.49 0.95 7.35 1.83
Maret 2.69 2.34 1.60 0.92 7.55 1.88
April 2.40 2.39 1.47 0.72 6.98 1.74
Mei 2.36 2.43 1.47 0.66 6.92 1.73
Juni 2.36 2.45 1.48 0.65 6.94 1.73
Juli 2.46 2.40 1.51 0.70 7.07 1.76
Agustus 2.51 2.41 1.51 0.72 7.15 1.78
September 2.57 2.43 1.49 0.75 7.24 1.81
Oktober 2.55 2.38 1.31 0.75 6.99 1.74
November 2.69 2.50 1.39 0.80 7.38 1.84
Desember 2.90 2.69 1.57 0.87 8.03 2.00
2022
Januari 3.36 3.18 2.10 1.02 9.66 2.41
Februari 3.58 3.36 2.31 1.08 10.33 2.58
Maret 3.73 3.46 2.44 1.10 10.73 2.68
April 3.74 3.36 2.4 1.03 10.53 2.63
Mei 3.82 3.38 2.44 1.02 10.66 2.66
Juni 3.88 3.38 2.46 1.02 10.74 2.68
Juli 3.97 3.41 2.47 1.03 10.88 2.72
Agustus 3.98 3.40 2.48 1.03 10.89 2.72
September 3.95 3.38 2.48 1.02 10.83 2.70 Oktober 3.88 3.35 2.47 1.02 10.72 2.68 November 3.77 3.30 2.46 1.02 10.55 2.63 Desember 3.62 3.24 2.44 1.01 10.31 2.57 Sumber: Data diolah oleh Peneliti
Perkembangan Return on Asset bank persero sedikit mengalami fluktuasi. Yaitu pada tahun 2020 beberapa bank persero memiliki tingkat rata-rata return on asset sebesar 2,85 persen pada bank BUMN
lalu pada tahun 2021 turun hingga 1,71 persen. namun pada tahun 2022 bank persero kembali meningkat hingga hingga 2,57 persen pada akhir tahun 2022. Seluruh perbankan BUMN Sama-sama mengalami fliktuasi.
Gambar 4.1
Perkembangan Aset dan Jumlah Kantor
Sumber: Badan pusat statistik
Jumlah kantor dari Bank Persero terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2019 sebanyak 17.622 dan pada tahun 2021 sebanyak 18.166. dan bank persero juga memiliki kegiatan usaha yang harus dijalankan yaitu sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan dalam bentuk lainnya.
0 0.5 1 1.5 2
Januari 2020
Februari 2020
Maret 2020
Suku Bunga The Fed 1.75 1.25 0.25