47
oleh kendaraan ringan sebanyak 75 pengguna jalan (10,70%), kendaraan berat sebanyak 5 kendaraan (0,71%) dan 2,6% lainnya pejalan kaki dan sepeda. Di sisi lain, simpang tiga tak bersinyal Pangenan mencatat total 348 pengguna jalan yang terlibat dalam konflik, dengan sepeda motor menyumbang 280 kendaraan (80,46%), diikuti oleh kendaraan berat sebanyak 15 kendaraan (4,31%), sepeda sebanyak 4 kasus (1,15%). Dan 0,2% sisanya pejalan kaki. Berikut tabel distribusi jenis kendaraan yang terlibat konflik lalu lintas:
Tabel 4. 12 Distribusi Jenis Kendaraan Terlibat Konflik Lalu Lintas Tempat Tanggal Waktu
observasi PK S SM LV HV Jumlah Simpang
empat tak bersinyal Deyangan
24/04/2024 06.30-08.00 8 4 321 31 2 366 11.30-13.00 3 1 152 33 2 191 11/05/2024 06.40-07.25 0 4 129 11 1 145
Jumlah 11 9 602 75 5 702
Simpang tiga tak bersinyal Pangenan
30/04/2023 06.30-08.00 1 2 124 14 3 144 11.30-13.00 0 0 99 28 11 138 18/05/2024 06.40-07.25 0 2 57 6 1 66
Jumlah 1 4 280 48 15 348
Keterangan:
PK : Pejalan kaki S : Sepeda SM : Sepeda motor LV : Kendaraan ringan HV : Kendaraan Berat
48
tujuan penelitian. Dengan pembahasan yang komprehensif, diharapkan bahwa analisis ini mampu memberikan penjelasan mengenai konflik lalu lintas pada simpang tak bersinyal Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
4.2.1 Time to Accident (TA)
Time to Accident merupakan sisa waktu sampai terjadinya tabrakan pada saat tindakan mengelak dilakukan oleh pengguna jalan yang bersangkutan. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai TA tidak mengikuti metode konvensional yang berfokus pada kecepatan dan jarak. Data utama yang tercatat adalah jarak dan waktu pada saat pengambilan data, sehingga waktu yang tercatat secara otomatis digunakan sebagai nilai TA. Berikut adalah rekapitulasi nilai Time to Accident:
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Nilai Time to Accident
Time to Accident
(s)
Jumlah Konflik
Jumlah Simpang Empat Tak
Bersinyal Deyangan
Simpang Tiga Tak Bersinyal Pangenan hari
kerja 06.30-
08.00
hari kerja 11.30- 13.00
akhir pekan 06.40-
07.25
hari kerja 06.30-
08.00
hari kerja 11.30- 13.00
akhir pekan 06.40- 07.25
0,1-0,5 0 1 5 0 1 0 7
0,5-1,0 29 28 18 32 41 22 170
1,1-1,5 63 38 27 21 13 4 166
1,5-2,0 49 14 12 11 10 5 101
2,1-2,5 23 6 8 2 4 2 45
2,5-3,0 17 6 2 4 0 0 29
3,1-3,5 2 2 0 2 0 0 6
3,5-4,0 0 1 0 0 0 0 1
Total Konflik 525
49
Gambar 4. 5 Persentase nilai Time to Accident
Hasil analisis nilai TA menemukan bahwa interval waktu konflik yang paling umum terjadi adalah antara 0,5 hingga 1,0 detik, yang mencatat 170 konflik dengan persentase sebesar 32%. Sementara rentang waktu konflik yang paling jarang terjadi, yaitu antara 3,5 hingga 4,0 detik, dimana hanya tercatat 1 kejadian dengan persentase sebesar 0,19%. Penelitian ini juga menegaskan bahwa kecepatan kendaraan memiliki peran krusial dalam menentukan nilai TA, semakin tinggi kecepatan kendaraan, semakin singkat pula nilai TA yang mungkin terjadi.
4.2.2 Conflicting Speed (CS)
Conflicting Speed merupakan kecepatan pengguna jalan yang bersangkutan ketika melakukan tindakan mengelak. Pendekatan yang diterapkan untuk memperkirakan CS adalah melalui perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan waktu yang tercatat. Sebagai contoh, akan dihitung nilai CS untuk sebuah konflik lalu lintas dengan jarak 7 meter dengan waktu 1,5 detik. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
1%
32%
32%
19%
9%
6%
1% 0%
0,1-0,5 detik 0,5-1,0 detik 1,1-1,5 detik 1,5-2,0 detik 2,1-2,5 detik 2,5-3,0 detik 3,1-3,5 detik 3,5-4,0 detik
50
πΆπ = 7 1,5
πΆπ = 4,67 m/detik
Nilai tersebut adalah CS dalam meter per detik, yang perlu dikonversi menjadi kilometer per jam untuk digunakan dalam grafik tingkat keseriusan konflik. Oleh karena itu, nilai CS untuk jarak kendaraan 7 meter dengan waktu 1,5 detik adalah 4,67 m/s atau 16,8 km/jam.
Nilai kecepatan yang dihasilkan dari perhitungan ini digunakan sebagai pembanding nilai TA dalam menentukan tingkat keseriusan konflik yang terjadi.
Perhitungan ini dapat memberikan estimasi mengenai kondisi lalu lintas di persimpangan tak bersinyal menggunakan metode TCT. Berikut adalah rekapitulasi nilai conflicting speed :
Tabel 4. 14 Rekapitulasi nilai Conflicting Speed (CS)
Conflicting Speed (Km/jam)
Jumlah konflik
Jumlah Simpang empat tak bersinyal
Deyangan
Simpang tiga tak bersinyal Pangenan
hari kerja 06.30-
08.00
hari kerja 11.30- 13.00
akhir pekan 06.40- 07.25
hari kerja 06.30-
08.00
hari kerja 11.30- 13.00
akhir pekan 06.40- 07.25
0-10 23 5 5 0 1 1 35
11-20 59 25 14 12 12 3 125
21-30 55 22 24 11 12 6 130
31-40 20 28 13 11 15 5 92
41-50 18 13 9 21 16 5 82
51-60 7 2 7 13 7 7 43
61-70 1 1 0 4 6 6 18
Total Konflik 525
51
Gambar 4. 6 Persentase Conflicting Speed (CS)
Rekapitulasi conflicting speed dapat dilihat pada Gambar 4.2. Rentang kecepatan yang paling sering terlibat dalam konflik adalah 21-30 Km/jam, dengan jumlah kejadian mencapai 130 dengan persentase 25%, menunjukkan persentase tertinggi dalam data. Di sisi lain, rentang kecepatan 61-70 Km/jam memiliki jumlah kejadian yang paling sedikit dengan 18 dengan persentase 3%, yang merupakan persentase terendah dalam penelitian ini. Hasil ini kemudian akan dipadukan dengan nilai Time to Accident (TA) yang diperoleh sehingga menunjukkan level keseriusan konflik lalu lintas.
4.2.3 Level keseriusan konflik
Level keseriusan konflik, atau yang dikenal sebagai Conflict Severity merujuk pada tingkat potensial sebuah konflik lalu lintas untuk mengakibatkan kecelakaan yang serius. Nilai ini didasarkan pada kombinasi antara nilai Time to Accident (TA) dan Conflicting Speed (CS) dalam setiap kejadian. Grafik TCT digunakan untuk visualisasi hasil analisis, yang akan menunjukkan level keseriusan konflik yang terjadi di persimpangan.
7%
24%
25%
17%
16%
8% 3%
0-10 Km/jam 10-20 Km/jam 20-30 Km/jam 30-40 Km/jam 40-50 Km/jam 50-60 Km/jam 60-70 Km/jam
52
1. Konflik lalu lintas pagi hari di simpang empat tak bersinyal Deyangan
Pada simpang empat tak bersinyal Deyangan, pagi hari ketika hari kerja menjadi waktu dengan jumlah konflik tertinggi yaitu mencapai 183 konflik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 130 konflik (70,77%) diklasifikasikan sebagai konflik tidak serius, sementara 53 konflik (29,23%) tergolong dalam kategori konflik serius. Analisis lebih mendalam menunjukkan bahwa tingkat keseriusan konflik bervariasi, dengan level keseriusan konflik terendah tercatat pada level 21 dengan 3 kejadian, sedangkan level keseriusan konflik tertinggi terdapat pada level 29 dengan 2 kejadian. Sementara konflik terbanyak terjadi pada level 25 dengan 43 kejadian. Data ini memberikan gambaran mengenai dinamika keseriusan konflik lalu lintas di simpang tersebut pada pagi ketika hari kerja. Berikut level keseriusan konflik di simpang empat tak bersinyal Deyangan pada pagi hari:
Tabel 4. 15 Level Keseriusan Konflik di Simpang Empat Tak Bersinyal Deyangan Pagi Hari pada Hari Kerja
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase dari total konflik (%)
Non-serious conflict
20 0 0,00
21 3 1,64
22 21 11,48
23 24 13,11
24 39 21,31
25 43 23,50
Jumlah Non-serious conflict 130 71,04
Serious conflict
26 17 9,29
27 27 14,75
28 7 3,83
29 2 1,09
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 53 28,96
Total Konflik 183 100
53
Gambar 4. 7 Level keseriusan konflik simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi hari
2. Konflik lalu lintas siang hari di simpang empat tak bersinyal Deyangan Pada simpang empat tak bersinyal Deyangan, siang hari ketika hari kerja menjadi periode dengan tingkat keseriusan konflik yang signifikan. Dari 96 konflik yang tercatat, 47 konflik (49%) diklasifikasikan sebagai konflik tidak serius, sedangkan 49 konflik (51%) konflik serius. Level keseriusan konflik terendah adalah level 20 dengan 1 kejadian, dan level keseriusan konflik paling sering terjadi tercatat pada level 27 dengan 20 kejadian. Berikut rekapitulasi tingkat keseriusan konflik pada siang hari ketika hari kerja:
Tabel 4. 16 Level Keseriusan Konflik Simpang empat tak bersinyal Deyangan Siang Hari pada Hari Kerja
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase dari total konflik (%)
Non-serious conflict
20 1 1,04
21 4 4,17
22 4 4,17
23 8 8,33
24 11 11,46
25 19 19,79
Jumlah Non-serious conflict 47 49
Serious conflict
Non-Serious conflict
54
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase dari total konflik (%)
Serious conflict
26 21 21,88
27 20 20,83
28 7 7,29
29 1 1,04
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 49 51
Total Konflik 96 100
Gambar 4. 8 Level keseriusan konflik simpang empat tak bersinyal Deyangan pada siang hari
3. Konflik lalu lintas pada akhir pekan di simpang empat tak bersinyal Deyangan
Penelitian pada akhir pekan bertujuan untuk membandingkan kondisi lalu lintas saat ada dan tidak adanya polisi pengatur lalu lintas di simpang ini.
Selama periode penelitian, tercatat total 72 konflik yang terjadi, dengan 36 konflik (50%) masuk dalam kategori konflik tidak serius dan 36 konflik (50%) masuk dalam kategori konflik serius. Level keseriusan konflik bervariasi dari 22 hingga 29, dimana level keseriusan konflik terendah tercatat pada level 22 dengan 3 kejadian, sementara level keseriusan konflik paling sering terjadi tercatat pada
Serious conflict
Non-Serious conflict
55
level 25 dengan 16 kejadian. Berikut rekapitulasi tingkat keseriusan konflik di simpang empat tak bersinyal Deyangan ketika akhir pekan:
Tabel 4. 17 Level Keseriusan Konflik Simpang empat tak bersinyal Deyangan di Akhir pekan
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase dari total konflik (%)
Non-serious conflict
20 0 0,00
21 0 0,00
22 3 4,17
23 6 8,33
24 11 15,28
25 16 22,22
Jumlah Non-serious conflict 36 50
Serious conflict
26 15 20,83
27 11 15,28
28 6 8,33
29 4 5,56
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 36 50
Total Konflik 72 100
Gambar 4. 9 Level keseriusan konflik simpang empat tak bersinyal Deyangan di akhir pekan
Serious conflict
Non-Serious conflict
56
4. Konflik lalu lintas pagi hari di simpang tiga tak bersinyal Pangenan
Pada simpang tiga tak bersinyal Pangenan, tercatat sebanyak 72 konflik lalu lintas selama periode observasi. Dari jumlah tersebut, 23 konflik (31,94%) dikategorikan sebagai konflik tidak serius. Sementara itu, 49 konflik (68,06%) diklasifikasikan sebagai konflik serius.
Berdasarkan tingkat keseriusan konflik, ditemukan bahwa level keseriusan konflik yang paling jarang terjadi tercatat pada level 20 dan 23, yang menunjukkan jumlah kejadian yang lebih sedikit pada tingkatan tersebut. Di sisi lain, konflik paling banyak terjadi pada level 27, dengan total 16 kejadian. Hal ini mengindikasikan bahwa pada simpang ini, konflik dengan tingkat keseriusan pada level 27 paling sering terjadi, terutama pada pagi hari saat hari kerja. Berikut rekapitulasi tingkat keseriusan konflik di simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada pagi hari ketika hari kerja:
Tabel 4. 18 Level Keseriusan Konflik Simpang tiga tak bersinyal Pangenan Pagi Hari pada Hari Kerja
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase (%)
Non-serious conflict
20 0 0,00
21 1 1,39
22 5 6,94
23 0 0,00
24 8 11,11
25 9 12,50
Jumlah Non-serious conflict 23 31,94
Serious conflict
26 11 15,28
27 16 22,22
28 15 20,83
29 7 9,72
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 49 68,06
Total Konflik 72 100
57
Gambar 4. 10 Level keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan pagi hari di hari kerja
5. Konflik lalu lintas siang hari di simpang tiga tak bersinyal Pangenan
Data menunjukkan bahwa pada siang hari ketika hari kerja, terdapat total 69 konflik yang tercatat. Dari jumlah tersebut, 20 konflik (28,99%) diklasifikasikan sebagai konflik tidak serius, sedangkan 49 konflik (71,01%) termasuk dalam kategori konflik serius. Level keseriusan konflik bervariasi dari level 23 hingga 29, dengan konflik level 20, 21, dan 22 tidak mengalami kejadian. Sementara itu, konflik paling sering terjadi tercatat pada level 26 dengan 14 kejadian. Berikut rekapitulasi tingkat keseriusan konflik di simpang tiga tak bersinyal Pangenan : Tabel 4. 19 Level Keseriusan Konflik Simpang tiga tak bersinyal Pangenan Siang
Hari di Hari Kerja Keterangan Level keseriusan
konflik
Jumlah Persentase (%)
Non-serious conflict
20 0 0,00
21 0 0,00
22 0 0,00
23 3 4,35
24 8 11,59
25 9 13,04
Serious conflict
Non-Serious conflict
58
Keterangan Level keseriusan konflik
Jumlah Persentase (%)
Jumlah Non-serious conflict 20 28,99
Serious conflict
26 14 20,29
27 12 17,39
28 12 17,39
29 11 15,94
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 49 71,01
Total Konflik 69 100
Gambar 4. 11Level keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan siang hari di hari kerja
6. Konflik lalu lintas pada akhir pekan di simpang tiga tak bersinyal Pangenan Penelitian pada akhir pekan ini dimaksudkan untuk membandingkan kondisi lalu lintas pada akhir pekan, dimana tidak ada polisi mengatur simpang. Periode dan lokasi penelitian kali ini menunjukkan jumlah konflik paling sedikit dibandingkan dengan lokasi dan waktu lainnya. Data penelitian menunjukkan terdapat total 33 konflik yang tercatat. Dari jumlah tersebut, 7 konflik (21,21%) diklasifikasikan sebagai konflik tidak serius, sedangkan 26 konflik (78,79%) termasuk dalam kategori konflik serius. Level keseriusan konflik bervariasi dari level 23 hingga 29, dengan konflik paling jarang terjadi tercatat pada level 20, 21,
Serious conflict
Non-Serious conflict
59
dan 22 yang tidak mengalami kejadian. Sementara itu, konflik paling sering terjadi tercatat pada level 29 dengan 9 kejadian. Berikut rekapitulasi tingkat keseriusan konflik di simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada pagi hari ketika akhir pekan:
Tabel 4. 20 Level Keseriusan Konflik Simpang tiga tak bersinyal Pangenan Pagi Hari pada Akhir pekan
Keterangan Level keseriusan
konflik
Jumlah Persentase (%)
Non-serious conflict
20 0 0,00
21 0 0,00
22 0 0,00
23 3 9,09
24 2 6,06
25 2 6,06
Jumlah Non-serious conflict 7 21,21
Serious conflict
26 4 12,12
27 7 21,21
28 6 18,18
29 9 27,27
30 0 0,00
Jumlah Serious conflict 26 78,79
Total Konflik 33 100
Gambar 4. 12 Level keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan ketika akhir pekan
Serious conflict
Non-Serious conflict
60
4.2.4 Perbandingan tingkat keseriusan konflik
Analisis ini dilakukan untuk melihat variasi tingkat keseriusan konflik dari setiap simpang serta dari satu periode pengamatan ke periode berikutnya.
1. Simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi dan siang di hari kerja
Gambar 4. 13 Perbandingan keseriusan konflik simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi hari dan siang hari di hari kerja
Grafik yang ditampilkan memperlihatkan perbandingan tingkat keseriusan konflik lalu lintas di Simpang empat tak bersinyal Deyangan pada pagi hari dan siang hari ketika hari kerja. Pada pagi hari, tercatat 130 konflik tidak serius dan 53 konflik serius, dengan puncak frekuensi konflik pada level 25 mencapai 43 konflik.
Sebaliknya, pada siang hari, tercatat 47 konflik tidak serius dan 49 konflik serius, dengan puncak frekuensi konflik pada level 26 mencapai 21 konflik. Distribusi konflik pagi hari lebih terkonsentrasi pada level tertentu, sedangkan distribusi konflik siang hari lebih merata. Perbandingan ini menunjukkan bahwa Simpang empat tak bersinyal Deyangan pada pagi hari memiliki intensitas konflik yang lebih
0 10 20 30 40 50
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang empat Deyangan pagi Simpang empat Deyangan siang
Serious conflict Non-Serious
conflict
61
tinggi, baik tidak serius maupun serius, dibandingkan dengan siang hari. Konflik cenderung lebih banyak dan lebih parah pada pagi hari, sehingga diperlukan perhatian lebih dalam pengelolaan lalu lintas pada waktu tersebut untuk mengurangi potensi kecelakaan.
2. Simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi hari di hari kerja dan akhir pekan Grafik yang ditampilkan memperlihatkan perbandingan tingkat keseriusan konflik lalu lintas di Simpang empat tak bersinyal Deyangan pada hari kerja dan akhir pekan. Pada hari kerja, tercatat 50 konflik tidak serius dan 17 konflik serius, dengan konflik paling sering terjadi pada level 25 mencapai 18 konflik. Sementara pada akhir pekan, tercatat 36 konflik tidak serius dan 36 konflik serius, dengan frekuensi puncak pada level 25 dan 26 masing-masing mencapai 16 dan 15 konflik.
Gambar 4. 14 Perbandingan keseriusan konflik simpang empat tak bersinyal Deyangan di hari kerja dan akhir pekan
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang empat Deyangan hari kerja Simpang empat Deyangan akhir pekan
Serious conflict Non-Serious
conflict
62
Distribusi konflik pada hari kerja lebih terkonsentrasi pada level tertentu, sedangkan distribusi konflik pada akhir pekan lebih merata. Perbandingan ini menunjukkan bahwa simpang empat tak bersinyal Deyangan pada hari kerja memiliki intensitas konflik tidak serius yang lebih tinggi dibandingkan dengan akhir pekan.
3. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada pagi dan siang hari di hari kerja Grafik yang dihasilkan dibawah ini memperlihatkan perbandingan tingkat keseriusan konflik lalu lintas di Simpang tiga tak bersinyal Pangenan ketika hari kerja pada pagi hari dan siang hari. Pada pagi hari, tercatat 23 konflik tidak serius dan 49 konflik serius, dengan jumlah konflik tertinggi pada level 27 yaitu 16 konflik. Sementara pada siang hari, tercatat 20 konflik tidak serius dan 49 konflik serius, dengan jumlah konflik tertinggi pada level 26 mencapai 14 konflik.
Gambar 4. 15 Perbandingan keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada pagi dan siang hari ketika hari kerja
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang tiga Pangenan pagi Simpang tiga Pangenan siang
Serious conflict Non-Serious
conflict
63
Distribusi konflik pada pagi hari lebih bervariasi, sedangkan distribusi konflik pada siang hari menunjukkan konsistensi di level-level tertentu.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa baik pada pagi maupun siang hari, jumlah konflik serius tetap tinggi dan hampir sama, menunjukkan potensi risiko yang signifikan pada kedua periode tersebut. Namun, jumlah konflik tidak serius sedikit lebih tinggi pada pagi hari dibandingkan siang hari. Analisis ini memberikan gambaran bahwa kondisi lalu lintas di Simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada hari kerja memerlukan perhatian khusus dalam mengelola konflik serius yang konsisten tinggi sepanjang hari.
4. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan hari kerja dan akhir pekan
Gambar 4. 16 Perbandingan keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan hari kerja dan akhir pekan
Grafik yang dihasilkan memperlihatkan perbandingan tingkat keseriusan konflik lalu lintas di Simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada hari kerja dan akhir pekan, dengan fokus utama pada ada dan tidaknya polisi pengatur lalu lintas.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang tiga Pangenan hari kerja Simpang tiga Pangenan akhir pekan
Serious conflict Non-Serious
conflict
64
Pengambilan data dilakukan selama 45 menit, menyesuaikan dengan periode waktu ketika polisi bertugas di simpang. Pada hari kerja, di mana terdapat polisi yang bertugas mengatur lalu lintas, tercatat 7 konflik tidak serius dan 12 konflik serius, dengan jumlah konflik terbanyak pada level 27 mencapai 4 konflik. Sebaliknya, pada akhir pekan, ketika tidak ada polisi yang bertugas, tercatat 7 konflik tidak serius dan 26 konflik serius, dengan puncak konflik pada level 29 mencapai 9 konflik. Distribusi konflik pada hari kerja relatif rendah dan tersebar merata pada beberapa level, sedangkan distribusi konflik pada akhir pekan menunjukkan peningkatan signifikan pada level keseriusan konflik serius, terutama pada level 27 hingga 29. Analisis ini memberikan gambaran bahwa keberadaan polisi pengatur lalu lintas pada hari kerja membantu mengurangi konflik serius, sedangkan pada akhir pekan tanpa kehadiran polisi, konflik serius cenderung meningkat.
5. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi hari di hari kerja
Gambar 4. 17 Perbandingan keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan pagi hari ketika hari kerja
0 10 20 30 40 50
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang tiga Pangenan pagi Simpang empat Deyangan pagi
Serious conflict Non-Serious
conflict
65
Simpang empat tak bersinyal Deyangan mencatat jumlah konflik tidak serius yang lebih tinggi, dimana total konflik tidak serius yang tercatat adalah 130 dan konflik serius sebanyak 53. Jumlah konflik yang paling sering terjadi adalah level 25 yakni 43 konflik dan konflik serius dengan jumlah tertinggi tercatat pada level 27 yaitu 27 konflik. Sementara itu, Simpang tiga tak bersinyal Pangenan menunjukkan jumlah konflik tidak serius yang lebih rendah yaitu 23 konflik, tetapi memiliki konflik serius yang lebih tinggi, terutama pada level 27 (16 konflik) dan level 28 (15 konflik), dengan total konflik serius mencapai 49. Analisis ini menunjukkan bahwa meskipun simpang empat tak bersinyal Deyangan memiliki volume konflik tidak serius yang lebih tinggi, simpang tiga tak bersinyal Pangenan menghadapi tingkat keseriusan konflik yang lebih signifikan pada pagi hari di hari kerja.
6. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan siang hari ketika hari kerja
Gambar 4. 18 Perbandingan keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan siang hari pada hari kerja
0 5 10 15 20 25
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang tiga Pangenan siang Simpang empat Deyangan siang
Serious conflict Non-Serious
conflict
66
Grafik diatas menunjukkan bahwa di simpang tiga tak bersinyal Pangenan, tercatat 20 konflik tidak serius dan 49 konflik serius. Konflik paling sering terjadi pada level 26 yaitu 14 konflik, level 27 sejumlah 12 konflik, dan level 28 sejumlah 12 konflik, dengan level tertinggi tercatat pada level 29 dengan 11 konflik.
Sementara di simpang empat tak bersinyal Deyangan, jumlah konflik tidak serius lebih tinggi, mencapai 47 konflik, dengan 49 konflik serius. Konflik tidak serius paling sering terjadi pada level 25 dengan 19 kejadian, sementara konflik serius paling sering terjadi tercatat pada level 26 dengan 21 kejadian dan level 27 dengan 20 kejadian. Analisis ini menunjukkan bahwa meskipun simpang empat tak bersinyal Deyangan memiliki jumlah konflik tidak serius yang lebih tinggi, simpang tiga tak bersinyal Pangenan menghadapi konflik serius pada level yang lebih tinggi secara lebih merata, sedangkan simpang empat tak bersinyal Deyangan menunjukkan puncak konflik serius yang lebih terfokus pada level 26 dan 27.
7. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan akhir pekan
Gambar 4. 19 Perbandingan keseriusan konflik simpang tiga tak bersinyal Pangenan dan simpang empat tak bersinyal Deyangan di akhir pekan
0 5 10 15 20
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JUMLAH KONFLIK (Kejadian)
LEVEL KONFLIK
Simpang tiga Pangenan akhir pekan Simpang empat Deyangan akhir pekan
Serious conflict Non-Serious
conflict
67
Grafik perbandingan tingkat keseriusan konflik lalu lintas antara simpang empat tak bersinyal Deyangan dan simpang tiga tak bersinyal Pangenan pada akhir pekan menunjukkan variasi yang signifikan dalam jumlah dan level keseriusan konflik. Di simpang empat tak bersinyal Deyangan, tercatat 36 konflik tidak serius dan 36 konflik serius. Puncak konflik tidak serius terjadi pada level 25 dengan 16 konflik, sementara konflik serius tertinggi tercatat pada level 26 dengan 15 konflik.
Selain itu, terdapat konflik pada level yang lebih tinggi, yaitu level 29, dengan 4 konflik. Di sisi lain, simpang tiga tak bersinyal Pangenan menunjukkan jumlah konflik tidak serius yang jauh lebih rendah, hanya 7 konflik, tetapi memiliki 26 konflik serius. Puncak konflik serius terjadi pada level 29 dengan 9 konflik, menunjukkan bahwa meskipun jumlah konflik tidak serius lebih rendah, Simpang tiga tak bersinyal Pangenan menghadapi konflik serius pada level yang lebih tinggi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun Simpang empat tak bersinyal Deyangan memiliki jumlah konflik tidak serius yang lebih tinggi, kedua simpang menunjukkan jumlah konflik serius yang signifikan pada akhir pekan. Simpang tiga tak bersinyal Pangenan cenderung menghadapi konflik serius pada level yang lebih tinggi, terutama pada level 29, dibandingkan dengan Simpang empat tak bersinyal Deyangan.