• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efek Perlakuan Pemberian Minyak Sawit PMP yang

BAB V HASIL PENELITIAN

5.5 Analisis Efek Perlakuan Pemberian Minyak Sawit PMP yang

110

5.5 Analisis Efek Perlakuan Pemberian Minyak Sawit PMP yang Dipanaskan

73

110

terjadinya peningkatan kadar LDL yang sangat bermakna (p<0,01) setelah perlakuan dengan plasebo selama 14 hari.

Pada Kelompok perlakuan 1 (P1) yang diberikan minyak sawit PMP yang dipanaskan dapat diamati terjadinya penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL yang sangat bermakna (p<0,01) disertai dengan peningkatan HDL yang sangat bermakna (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian minyak sawit PMP yang dipanaskan dapat memperbaiki profil lipid. Seperti halnya dapat diamati pada perlakuan 2 (P2) yang diberikan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan terjadinya penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL yang sangat bermakna (p<0,01) disertai dengan peningkatan HDL yang sangat bermakna (p<0,01).

Perubahan profil lipid pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan minyak sawit PMP yang dipanaskan (P1) dan kelompok perlakuan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan (P2) meliputi perubahan kadar kolesterol total (Gambar 5.1), trigliserida (Gambar 5.2), kadar HDL (Gambar 5.3) serta kadar HDL (Gambar 5.4).

110

Gambar 5.1 Grafik Perubahan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Gambar 5.2 Grafik Perubahan Kadar Trigliserida Sebelum dan Sesudah Perlakuan

p>0,05 P<0,05 P<0,05

P0 P1 P2

P0 P1 P2

75

110

Gambar 5.3 Grafik Perubahan Kadar HDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Gambar 5.4 Grafik Perubahan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan p>0,05

P<0,05 P<0,05

P<0,05

P<0,05 P<0,05

P0

P0 P1 P2

P1 P2

76 BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1. Subjek Penelitian

Perbedaan profil lipid sesudah pemberian minyak sawit PMP yang dipanaskan dan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan pada subjek dislipidemia, diuji dengan penelitian pada tikus. Dalam penelitian ini digunakan tikus putih (Rattus Norvegicus) galur wistar, jantan, dewasa, sehat, berumur 3-4 bulan, berat 180-200 gram. Penggunaan tikus dikarenakan adanya dua sifat yang membedakan tikus dengan hewan coba yang lain yaitu tikus tidak dapat muntah karena struktur yang tidak lazim ditempat esofagus bermuara ke dalam lambung dan tikus tidak mempunyai kandung empedu (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Tikus (Rattus Norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya dengan sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam penelitian (Malole dan Pramono, 1989). Tikus jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan, dapat tinggal sendirian di dalam kandang, asalkan dapat mendengar dan melihat tikus lain. Jika dipegang dengan cara yang benar, tikus- tikus ini tenang dan mudah ditangani di laboratorium. Pemeliharaan dan makanan tikus lebih mahal daripada mencit, tetapi karena hewan ini lebih besar daripada mencit untuk beberapa macam percobaan tikus lebih menguntungkan (Kusumawati, 2004).

Jumlah sampel yang digunakan adalah 21 ekor tikus wistar. Jumlah sampel dihiting dengan menggunakan rumus Pocock berdasarkan penelitian pendahuluan Susiyati (2016) pada dosis P1 dan pada variabel HDL. Dosis P1 yang digunakan

77

karena pada dosis P1 sudah mampu memperbaiki profil lipid secara signifikan.

Variabel HDL yang digunakan karena pada variabel kolesterol total, LDL maupun trigliserida setelah dihitung menggunakan rumus Pocock jumlah sampelnya sangat kecil yaitu kurang dari 3.

Sampel yang berjumlah 21 ekor tikus wistar jantan diadaptasi selama 7 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian diet tinggi kolesterol selama 28 hari.

Setelah 28 hari tikus dipuasakan 18 jam kemudian diambil darahnya untuk pemeriksaan profil lipid. Setelah ke 21 tikus memenuhi kriteria dislipidemia (kadar kolesterol ≥ 200 mg/ dl), tikus dibagi menjadi 3 kelompok secara acak sederhana. Masing-masing kelompok berjumlah 7 ekor tikus wistar. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol (P0) yang diberikan diet standar + placebo berupa aquadest sebanyak 2x0,4 ml/hari, kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan diet standar + minyak sawit PMP yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml/ hari dan kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan diet standar + minyak kelapa tradisional yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml/ hari. Penelitian dilakukan selama 14 hari (Kusumawati, 2004; Takeuchi dkk., 2008). Diet standar yang diberikan adalah pakan dengan merek dagang Hi Pro Vi 594ad libitum. Selama penelitian hewan coba tidak ada yang mengalami drop out.

6.2. Profil lipid

Profil lipid adalah gambaran kadar lipid di dalam darah. Pada pemeriksaan profil lipid, yang diperiksa adalah kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Pada penelitian ini pemeriksaan profil lipid dilakukan 2 kali sebagai data pretest dan posttest. Data pretest didapat dari hasil pemeriksaan

profil lipid setelah tikus diberikan diet tinggi kolesterol selama 28 hari. Data post test didapat dari hasil pemeriksaan profil lipid setelah diberikan 3 perlakuan ( kelompok P0, P1 dan P2) selama 14 hari. Pemeriksaan profil lipid dilakukan di laboratorium PAU Universitas Gajah Mada.

6.3. Pengaruh Minyak Kelapa Tradisional yang Dipanaskan dan Minyak Sawit PMP yang Dipanaskan Terhadap Profil Lipid Tikus Jantan Wistar yang Dislipidemia.

Secara umum minyak goreng sangat rentan terhadap kerusakan oksidasi akibat proses penggorengan berulang yang digunakan pada industri pangan.

Reaksi oksidasi pada minyak goreng dimulai dengan pembentukan radikal bebas yang dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan tembaga), senyawa oksidator pada bahan pangan yang digoreng, jumlah oksigen, derajat ketidakjenuhan asam lemak dan adanya antioksidan.

Menurut kutipan Rorong dkk (2008) dari wikipedia, minyak kelapa memiliki titik asap yang tinggi (±2320C) sehingga lebih stabil terhadap panas dibandingkan dengan berbagai minyak nabati lainnya. Minyak kelapa dapat mengalami reaksi oksidasi pada suhu ±175-1800C walaupun belum mengeluarkan asap atau mencapai titik asapnya.

Menurut Sartika (2009) penggorengan dengan cara deep frying menggunakan minyak sawit pada suhu 2000 C belum terjadi pembentukan lemak trans, pembentukan lemak trans terjadi pada pengulangan kedua.

Perbandingan komposisi minyak kelapa tradisional dengan minyak sawit PMP adalah sebagai berikut :

79

Minyak kelapa tradisional memiliki komposisi utama asam laurat yang merupakan asam lemak jenuh rantai sedang (Medium Chain Fatty Acids/ MCFA).

Asam lemak rantai sedang dalam pencernaan tidak membutuhkan enzim lipase pankreas dan diabsorbsi lebih cepat, langsung dibawa melalui sistim portal menuju ke hati untuk mengalami proses β-oksidasi. Masuk dengan cepat menembus dinding sel mitokondria di hati tanpa membutuhkan karnitin, sehingga merupakan sumber energi yang instan. Minyak jenis ini lebih bersifat sebagai sumber energi daripada sebagai cadangan lemak (Takeuchi dkk., 2008 ; Murray dkk., 2009).

Minyak sawit PMP, komponen utamanya adalah asam oleat yang merupakan asam lemak tak jenuh tunggal rantai panjang (Monounsaturated Fatty Acids/MUFA). Asam lemak rantai panjang, dalam pencernaannya dihidrolisis oleh enzim lipase pancreas dalam usus halus. Di hati asam lemak rantai panjang ini memerlukan karnitin untuk membawanya masuk ke dalam mitokondria hati untuk mengalami β-oksidasi menghasilkan energi. Sedangkan di jaringan adiposa asam lemak rantai panjang dan gliserol akan direesterifikasi kembali menjadi trigliserida dan disimpan menjadi deposit lemak (Takeuchi dkk., 2008 ; Murray dkk., 2009).

Asam laurat dapat menstimulasi PPARα dan PPARᵧ. PPAR merupakan nuclear regulatory protein receptors, yang meregulasi pertumbuhan dan metabolisme sel. Ada 3 jenis PPAR yang teridentifikasi pada berbagai organ dalam tubuh manusia, PPARα, PPARᵧ dan PPARβ. PPARα terdapat di hati, ginjal, jantung, otot, jar adipose dan lain-lain, PPARᵧ terdapat di jantung, otot,

jaringan adipose dan lain-lain, sedangkan PPARβ terdapat di otak, jaringan adipose dan lain-lain (Dayrit, 2015). PPARα menormalkan kadar TNFα yang meningkat pada keadaaan dislipidemia (Chen dkk., 2009). Sedangkan PPARᵧ menekan ekspresi dari TNFα. yang meningkat pada keadaan dislipidemia (Shudiefat dkk., 2013).

Asam oleat hanya mampu menekan ekspresi dari TNFα melalui stimulasi pada PPARγ tapi tidak mampu menormalkan kadar dari TNFα yang meningkat pada keadaan dislipidemia.

Minyak kelapa tradisional memiliki konsentrasi asam lemak yang berefek negatif terhadap profil lipid atau yang dikatakan sebagai cholesterol raising 24,5 – 28,9% (116,8 -19,2% asam miristat + 7,7 – 9,7% asam palmitat) lebih kecil daripada minyak sawit PMP 31,2% (0,2% asam miristat + 30,4% asam palmitat).

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa minyak kelapa tradisional yang dipanaskan lebih memperbaiki profil lipid dibandingkan dengan minyak sawit PMP yang dipanaskan. Hasil penelitian ini kemungkinan karena komponen asam lemak yang terkandung didalam minyak kelapa tradisional yaitu asam laurat yang lebih baik daripada minyak sawit yaitu asam oleat dalam memperbaiki profil lipid.

Dilihat dari kestabilan kedua minyak terhadap pemanasan menurut kutipan Rorong dkk dari wikipedia yang menyatakan bahwa minyak kelapa sudah mengalami reaksi oksidasi pada suhu ±175-1800C sedangkan pada minyak sawit menurut Sartika pada pemanasan suhu 2000 C belum terbentuk lemak trans. Jika dilihat dari kedua pendapat ini seharusnya minyak sawit lebih baik daripada minyak kelapa tradisional.

81

Untuk mengetahui kestabilan kedua minyak terhadap pemanasan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap minyak kelapa tradisional yang dipanaskan maupun minyak sawit yang dipanaskan untuk mengetahui yang mana yang lebih stabil, pada suhu berapa masing-masing minyak tersebut mengalami reaksi oksidasi, komposisi asam lemak dari masing – masing minyak setelah dipanaskan. Penelitian lanjutan perlu dilakukan karena kutipan dari Rorong dkk berasal dari wikipedia, dimana tidak ada yang dapat bertanggungjawab dan tidak dapat digunakan sebagai acuan karya ilmiah.

6.4. Kelemahan Penelitian

1. Tidak memiliki data ilmiah tentang yang mana yang lebih stabil terhadap pemanasan antara minyak kelapa tradisional dengan minyak sawit PMP.

2. Pada penelitian ini minyak tidak digunakan untuk menggoreng bahan makanan sedangkan dalam aplikasi sehari-hari minyak yang kita konsumsi adalah minyak yang terdapat pada makanan yang digoreng.

82 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemberian minyak sawit PMP yang dipanaskan dan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan pada tikus jantan wistar yang dislipidemia, didapatkan simpulan sebagai berikut :

1. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan kolesterol total plasma lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

2. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan trigliserida plasma lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

3. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan kolesterol LDL plasma lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

4. Pemberian minyak kelapa tradisional meningkatkan kolesterol HDL plasma lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

7.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap minyak kelapa tradisional dan minyak sawit yang dipanaskan untuk mengetahui kestablan dari kedua minyak terhadap pemanasan.

83

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap minyak kelapa dan minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng bahan makanan dalam hubungannya dengan profil lipid.

3. Perlu dilakukan penelitian pada manusia untuk mengetahui dampak dari minyak kelapa dan minyak sawit terhadap profil lipid manusia sehingga nantinya bisa diterapkan terhadap manusia.

84

DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. K., Soelaiman, I. N., Umar, N. A., Mokhtar, N., Mohamed, N., &

Jaarin, K. 2008. Effects of repeatedly heated palm oil on serum lipid profile, lipid peroxidation and homocysteine levels in a post-menopausal rat model. Mcgill Journal of Medicine, 11(2), 145-151.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan VII. Jakarta: penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama. p.51-69.

Al-Shudiefat, A.A.R.,Sharma, A.K., Bagchi, A.K., Dhigra, S., Singal, P.K. 2013.

Oleic acid mitigates TNF-α-induced oxidative stress in rat cardiomyocites.

Molecular and Cellular Biochemistry, 372 (1-2): 75-82.

Aminah, S. Dan Iswono, J.T. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak Goreng Sisa pada Rumah Tangga di RT V RW III Kedungmundu Tembalang Semarang. Available from : URL: http://jurnal.unimus.ac.id.

Accessed February 23th 2016.

Anonim. 2012. Cara Membuat Minyak Kelapa Sendiri. Available at : URL:

http://www.wedaran.com/6399. Accesed June 21st 2016

Arking, R. 2006. Biology of aging: observations and principles. Oxford University Press.

Mansur, A. 2013. Pembuatan Minyak Kelapa Tradisional. Available from : URL:

https: // aswadmansur.wordpress.com/2013. Accesed June 21st 2016 Badan Pusat Statistik. Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan 2002-2011. 2011; Available at : URL:

http://www.bps. go.id. Accessed October 23th 2015.

Bays, H. E.,Toth, P. P., Kris-Etherton, P. M., Abate, N., Aronne, L.J., Brown, W. V., ... &Samuel, V. T. 2013. Obesity, adiposity, and dyslipidemia : a consensus statement from National Lipid Association. Journal of clinical lipidology, 7(4), 304-383.

Berry, S.E. 2009. Triacylglycerol structure and interesterification of palmitic and stearic acid rich fats: an overview and implications for cardiovascular disease. Nutrition Research Reviews, 22(1), 3.

Botham, K. M., Mayes, P. A. 2006. Cholesterol synthesis, transport and excretion.

In: Murray RK editor. Harper’s Illustrated Biochemestry .p:219-30.

85

Carandang, V. E. 2008. Health Benefits of Virgin Coconut Oil Explained.

Available from: www.pcrdf.org/artimages%5CVCO.doc. Accessed March 17th 2016.

Chan, D.C., Barrett, P.H.R, Ooi, E. M., Ji, J., Chan, D.T., and Watts, G.F. 2009.

Very-low density lipoprotein metabolism dan plasma adiponectin as predictors of high-density lipoprotein apolipoprotein A-1 kinetics in obese dan non-obese men. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 94(3),989–997.

Chen, X., Xun, K., Chen, L., & Wang, Y. 2009. TNF‐α, a potent lipid metabolism regulator. Cell biochemistry and function, 27(7), 407-416.

Choe, E., & Min, D. B. 2007. Chemistry of deep‐fat frying oils. Journal of food science, 72(5), R7

Colcear, D. 2006. Study Regarding The Hipocholesterolemiant Effect Of isolavonts Supplements Obtained from Trifalium Pretense. Notulae Botanicae Horti Agrobotanici Cluj-Napoca, 34, 88.

Dayrit, F. M. 2015. The properties of Lauric acid and their significance in coconut oil. Journal of the American Oil Chemists' Society, 92(1), 1-15.

Depkes, 2006. Penurunan Kolesterol. Available at:http://www.litbang.depkes.go.

id/actual/klipinh/. Accesed on October, 27th 2015.

Durstine, J. L. 2006. Action Plan For High Cholesterol . Human Kinetics.

Eszy, M. S., Sastri, S., & Masri, M. 2014. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Minyak Sawit terhadap Kadar Malondialdehid Darah Tikus Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3).

Expert Panel on Detection, E. 2001. Executive summary of the Third Report of National Cholesterol Education Program (NCEP) expert panel on detection, evaluation dan treatment of high blood cholesterol in adults (Adult treatment Panel III). Jama, 285(19), 2486.

Fadhilla, R.A. 2008. Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Minyak Goreng Kemasan Merk Bimoli (Kasus: Rumah Tangga di Kota Bogor). Available from: www.repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12456789/A08raf.pdf.

Hal: 12, 14-16. Accessed December 3th 2015

Goldman, R., & Klatz, R. 2007. The New Anti-Aging Revolution. Australasian Edition. Malaysia : Advantage Quest Pubilication. p 15-17.

Grundy, S. M. 2006. Nutrition in the Management of Disorder of Serum Lipids And Lipoprotein. In Modern Nutrition in Health dan Disease. 10th Ed.

p1076-1094. Lippincott Williams dan Wilkins, Baltimore.

Guyton and Hall. 2007. Lipid Metabolism. Textbook of Medical Physiology.Eleventh Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan, A. H., Pattiwiri, A. W., dan Hendroko, R.

2007. Teknologi bioenergi. AgroMedia

Harvey, R and Ferrier, D. 2011. Lippicott’s Illustrated Reviews: Biochemistry.

5th edition. Philadelphia: Wolter Kluwer. P. 173-244.

Irwanto, J. 2012. Pencernaan dan Absorbsi. Available from: www.scrib.com/

doc/91778777/Pencernaan-Dan-Absorbsi. Accessed December 23th 2015.

Junaidi. 2009. Metabolisme Lemak. Available from: http//www-Junaidi. Blogspot.

com/2009/06/ hubungan-antara-metabolisme-lemak. Accessed : October 24, 2015.

Kemenkes, R. I. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi dan analisis Diabetes Mellitus. Jakarta: Kemenkes RI.

Kersshaw, E. E., & Flier, J. S. 2004. Adipose Tissue as an Endocrine Organ. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabilism,89(6), 2548-2556.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Liu Di, Xu Jia-Ying, &Jiao Yang. 2012. Effects of Puer Tea Aqueous Extracts and Green Tea Polyphenols on the Expression of Longevity Related Gene CETP. Chinese Journal of Gerontology, 2012-02.

McKenney, J. M., Jones, P. H., Bays, H. E., Knopp, R. H., Kashyap, M. L., Ruoff , G.

E., &McGovern, M. E. 2007. Comparative effects on lipid levels of combination therapy with a statin and extended-release niacin or ezetimibe versus a statin alone (the COMPELL study). Atherosclerosis, 192(2), 432- 437.

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : Penerbit EGC. Hal: 141, 143, 194, 195, 234.

Ong, A. S., & Goh, S. H. 2002. Palm oil: a healthful and cost-effective dietary component. Food & Nutrition Bulletin, 23(1), 11-22.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir, Cetakan ke 5. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. p.78, 81.

87

Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine : Memperlambat Penuaan meningkatkan Kualitas Hidup. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara. p.l 2.

Pangkahila, W. 2011. Anti Aging Tetap Muda dan Sehat. Jakarta: Kompas. p.151- 192.

Penapisan Farmakolgi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik.

Pengembangandan Pemanfaatan bahan alam, 1991.

Pocock. 2008. Clinical Trial: A Practical Approach. Chichester : John Willey dan Sons.p. 127-128.

Rachmat, S., & Wiramihardja, K. K. 2009. Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis.

Reiner, Z., Catapano, A. L., De Backer, G., Graham, I., Taskinen, M. R., Wiklund, O., Agewall, S., Alegria, E., Chapman, M. J., Durrington, P., Erdine, S., Halcox, J., Hobbs, R., Jkjekshus, J., Filardi, P. P., Riccardi, G., Storey, R. F. 2011. Wood D for The Task Force for the management of dyslipidaemias of the European Society of Cardiology (ESC) and the European Atherosclerosis Society (EAS). ESC/EAS Guidelines for the management of dyslipidaemias. Europe Heart Journal, 32:1769-818.

Rorong, J., Aritonang, H. F., & Ranti, F. P. 2008. SINTESIS METIL ESTER

ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA HASIL

PEMANASAN. CHEMISTRY PROGRESS, 1(1), 9-18.

Santoso, M., & Setiawan, T. 2005. Penyakit Jantung Koroner.Cermin Dunia Kedokteran No 147,p:6-9.

Sartika, R. A. D. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying) Terhadap pembentukan Asam Lemak Trans. Makara, Sains, Vol.

13, No. 1, 23-28.

Silalahi, J., & Nurbaya, S. 2011. Komposisi, distribusi dan sifat aterogenik asam lemak dalam minyak kelapa dan kelapa sawit. Journal of the Indonesian Medical Association, 61, 453-457.

Smith, J. B., Mangkoewidjojo, S. 1998. Pemeliharaan Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta: UI Press.

Sunarsih, E.S., Prasetyastuti. 2008. Pengaruh Pemberian Juice Lidah Buaya terhadap Kadar Lipid Peroksida (MDA) pada Tikus Jantan Hiperlipidemia.

Majalah Obat Tradisional. 45(13); 145-152.

Suryaatmaja, M., &Silman, E. 2006. Diagnosa Laboratorium Kelainan LemakDarah.

Cermin Dunia Kedokteran. Available from:http//www.kalbe.co.id/ files/ cdk/

files/06. Diagnosa Lab. Kelainan Lemak Darah.pdf. Accessed : October 24th 2015.

Suryawati, S. dan Santoso, B. 1991. Antihiperlipidemia. Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka. Jakarta: Kelompok Kerja Ilmiah PHYTO MEDICA. H 41-43.

Susiyati, N. 2015. Pemberian Minyak Sawit yang diproses dengan Cara Pemurnian Multi Proses (PMP) dapat memperbaiki Profil Lipid Tikus Jantan Putih (Albino Rat) Dislipidemia. Penelitian pendahuluan.

Takeuchi, H., Sekine, S., Kojima, K., Aoyama, T. The Application of Medium- Chain Fatty Acids: Edible Oil With A Suppressing Effect on Body Fat Accumulation. Asia Pacific Journal of Clinical Nurtrition. 2008; 17 (S1):

320-323.Available from: www.apjn.nhri.org.tw/server/apjn/volume17/

1/320-32519-5.pdf. Accessed march 16th 2016.

Umi, K. 2007. Skripsi Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya Terhadap Kadar Kolesterol HDL dan LDL serum tikus putih Hiperkolesterolemia : Jurusan Biologi MIPA Universitas Negeri Semarang.

Wahyudi, A. 2009. “Metabolisme Kolesterol Hati: Khasit Ramuan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dalam Mengatur Konsentrasi Kolesterol Selular”

(tesis). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Wawan, P., 2011. Kelapa Sawit. Available from: www.puputwawan.wordpress.

com/2011/06/25/botani-kelapa-sawit/. Accessed November 29th 2015.

89

Lampiran 1

Kelaikan etik (Ethical clearance)

Lampiran 2

Tabel Konversi Perhitungan Dosis Laurence & Bacharach

TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS LAURENCE & BACHARACH (Kusumawati, 2004)

Mencit 20 gr

Tikus 200gr

Marmot 400 gr

Kelinci 1,5 kg

Kucing 2 kg

Kera 4 kg

Anjing 12 kg

Manusia 70 kg Mencit

20 gr

1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9 Tikus

200 gr

0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0

Marmot 400 gr

0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5

Kelinci 1,5 kg

0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2

Kucing 2 kg

0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0

Kera 4 kg

0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1

Anjing 12 kg

0,008 0,06 0,1 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1

Manusia 70 kg

0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0

91

Lampiran 3 Foto-foto Penelitian

Kandang tikus beserta tempat minumnya

Pengambilan darah tikus dengan pipet mikrokapiler di

medial kantus pada plexus venosus retroorbitalis

Anestesi ketamine+xylazin pada vastus lateralis sebelum diambil

darah

Pemberian minyak kelapa atau minyak sawit dengan zonde

lambung

Spuit, pipet mikro kapiler untuk ambil darah, 2 botol

berisi minyak sawit dan minyak kelapa yang sudah

dipanaskan, zonde lambung, anestesi ketamine dan xylazin,

tabung EDTA untuk menampung darah

Lampiran 4

Laporan hasil uji analisis minyak sawit

93

Lampiran 5

Hasil analisis deskriptif data pre test

Report

Kolesterol Total (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 222.7571 9.41636 220.3500 210.42 238.32

P1 (Minyak sawit) 7 222.2686 5.49592 221.8700 213.28 230.14

P2 (Minyak Kelapa) 7 218.5986 6.12573 219.1500 211.18 230.21

Total 21 221.2081 7.10887 220.2700 210.42 238.32

Report

Trigliserida (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 152.5143 7.45488 155.1300 140.28 160.92

P1 (Minyak sawit) 7 152.5700 5.23395 150.9200 144.92 159.34

P2 (Minyak Kelapa) 7 156.1643 5.58175 156.3200 149.44 167.20

Total 21 153.7495 6.10733 155.1300 140.28 167.20

Report

HDL (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 31.4443 3.01309 30.2800 28.75 37.43

P1 (Minyak sawit) 7 29.0214 .89706 29.4300 27.34 29.94

P2 (Minyak Kelapa) 7 29.5843 1.59115 29.4000 27.43 32.54

Total 21 30.0167 2.20227 29.5500 27.34 37.43

Report

LDL (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 93.8471 2.57493 94.2400 90.35 98.10

P1 (Minyak sawit) 7 93.6114 4.31078 93.1000 88.14 98.74

P2 (Minyak Kelapa) 7 92.5886 2.39103 92.9300 89.14 95.25

Total 21 93.3490 3.09716 93.1000 88.14 98.74

95

Lampiran 6

Hasil analisis deskriptif data post test

Report

Kolesterol Total (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 224.4257 8.98225 224.3800 210.43 239.32

P1 (Minyak sawit ) 7 164.8700 6.53971 166.3100 150.87 170.32 P2 (Minyak Kelapa) 7 148.2886 2.38760 148.7600 143.89 150.98

Total 21 179.1948 34.07236 166.3100 143.89 239.32

Report

Trigliserida (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 152.3914 7.45737 152.2400 139.73 159.92

P1 (Minyak sawit ) 7 127.9943 1.98255 127.4300 125.89 131.64 P2 (Minyak Kelapa) 7 112.7414 3.38310 112.8400 108.93 117.83

Total 21 131.0424 17.35787 127.4300 108.93 159.92

Report

HDL (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 29.2800 .80678 29.6500 27.84 30.22

P1 (Minyak sawit) 7 37.4343 2.16729 37.9800 32.75 39.08

P2 (Minyak Kelapa) 7 54.6500 1.47516 54.9800 52.93 56.82

Total 21 40.4548 10.93999 37.9800 27.84 56.82

Report

LDL (mg/dl)

Kelompok N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

P0 (Kontrol) 7 94.9786 2.64682 94.8800 92.09 99.72

P1 (Minyak sawit) 7 69.3143 1.11070 69.8300 67.84 70.72

P2 (Minyak Kelapa) 7 47.3914 1.25446 47.3400 45.20 48.77

Total 21 70.5614 20.00136 69.8300 45.20 99.72

Lampiran 7

Uji normalitas data Data Pre Test

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolesterol Total (mg/dl) Kontrol .172 7 .200* .971 7 .907

P1 (Minyak sawit) .158 7 .200* .976 7 .936

P2 (Minyak Kelapa) .254 7 .192 .913 7 .415

Trigliserida (mg/dl) Kontrol .209 7 .200* .934 7 .590

P1 (Minyak sawit) .195 7 .200* .948 7 .711

P2 (Minyak Kelapa) .284 7 .093 .885 7 .249

HDL (mg/dl) Kontrol .308 7 .044 .815 7 .058

P1 (Minyak sawit) .247 7 .200* .896 7 .306

P2 (Minyak Kelapa) .223 7 .200* .936 7 .600

LDL (mg/dl) Kontrol .149 7 .200* .975 7 .930

P1 (Minyak sawit) .193 7 .200* .909 7 .390

P2 (Minyak Kelapa) .199 7 .200* .920 7 .471

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data Post Test

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolesterol Total (mg/dl) Kontrol .147 7 .200* .985 7 .980

P1 (Minyak sawit) .304 7 .050 .764 7 .218

P2 (Minyak Kelapa) .150 7 .200* .939 7 .632

Trigliserida (mg/dl) Kontrol .218 7 .200* .908 7 .383

P1 (Minyak sawit) .183 7 .200* .919 7 .459

P2 (Minyak Kelapa) .191 7 .200* .936 7 .603

HDL (mg/dl) Kontrol .248 7 .200* .926 7 .517

P1 (Minyak sawit) .298 7 .061 .733 7 .508

P2 (Minyak Kelapa) .160 7 .200* .933 7 .574

LDL (mg/dl) Kontrol .228 7 .200* .915 7 .432

P1 (Minyak sawit) .250 7 .200* .903 7 .352

P2 (Minyak Kelapa) .176 7 .200* .929 7 .538

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

97

Lampiran 8

Uji homogenitas data pre test

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kolesterol Total (mg/dl) Based on Mean 1.384 2 18 .276

Based on Median .922 2 18 .416

Based on Median and with adjusted df

.922 2 14.736 .420

Based on trimmed mean 1.343 2 18 .286

Trigliserida (mg/dl) Based on Mean 1.104 2 18 .353

Based on Median .544 2 18 .590

Based on Median and with adjusted df

.544 2 16.351 .591

Based on trimmed mean 1.045 2 18 .372

HDL (mg/dl) Based on Mean 3.173 2 18 .066

Based on Median 1.061 2 18 .367

Based on Median and with adjusted df

1.061 2 9.418 .384

Based on trimmed mean 2.590 2 18 .103

LDL (mg/dl) Based on Mean 3.233 2 18 .063

Based on Median 2.439 2 18 .116

Based on Median and with adjusted df

2.439 2 15.385 .120

Based on trimmed mean 3.254 2 18 .062

Dokumen terkait