• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

46

47

PMP dan minyak kelapa tradisional dalam pengaruhnya terhadap profil lipid.

Kedua minyak dipanaskan karena aplikasi sehari-hari kedua minyak ini digunakan untuk menggoreng makanan.

3.2. Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dapat disusun konsep penelitian sebagai berikut :

Faktor internal 1. Genetik 2. Hormonal 3. Usia

4. Jenis kelamin 5. Riwayat keluarga 5. Obesitas

Gambar 3.1 Konsep Penelitian Keterangan :

: yang diteliti : tidak di teliti

Faktor eksternal 1. Diet

2. Kurang aktivitas fisik 3. Alkohol

4. Merokok 5. Obat-obatan

Tikus dislipidemia 1. Kolesterol total ↑ 2. Trigliserida ↑ 3. Kolesterol LDL ↑ 4. Kolesterol HDL ↓ Minyak kelapa tradisional Minyak sawit PMP

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, kerangka pikir dan konsep penelitian di atas, didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan konsentrasi kolesterol total lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

2. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan konsentrasi kolesterol LDL lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

3. Pemberian minyak kelapa tradisional menurunkan konsentrasi trigliserida lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

4. Pemberian minyak kelapa tradisional menaikkan konsentrasi kolesterol HDL lebih banyak daripada minyak sawit PMP pada tikus putih jantan galur wistar yang dislipidemia.

49 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan pre test - post test control group design (Pocock, 2008).Tikus yang sudah dislipidemia setelah diberikan diet tinggi kolesterol dibagi secara acak menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama merupakan kontrol (kelompok tikus putih jantan galur wistar yang diberikan diet standart dan aquadest), kelompok kedua merupakan kelompok perlakuan 1 (yang diberikan diet standart ditambah minyak sawit yang dipanaskan 1800C selama 10 menit) sedangkan kelompok ketiga merupakan kelompok perlakuan 2 (yang diberikan diet standar ditambah minyak kelapa yang dipanaskan 1800C selama 10 menit (Adam dkk., 2008).

Skema rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:

R

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Keterangan :

P = Populasi sampel

R = Randomisasi (Metode Simple Random Sampling dengan penomoran)

P S

P0

P1 O1

Ra O3

O2

O4

O5 O6

P2

S = Sampel

Ra = Random alokasi untuk memilih sampel menjadi kelompok kontrol dan perlakuan

O1 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus jantan putih kelompok kontrol pre test

O2 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus jantan putih kelompok kontrol post test

O3 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus jantan putih kelompok perlakuan 1 pre test

O4 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus jantan putih kelompok perlakuan 1 post test

O5 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus jantan putih kelompok perlakuan 2 pre test

O6 = Observasi konsentrasi kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL darah tikus putih jantan putih kelompok perlakuan 2 post test

P0 = Perlakuan pada kelompok kontrol yang diberikan diet standar dan aquades 2 X 0,4ml selama 14 hari

P1 = Perlakuan pada kelompok perlakuan 1 yang diberikan diet standar + minyak sawit yang dipanaskan sampai 1800C selama 10 menit 2 X 0,4ml selama 14 hari

P2 = Perlakuan pada kelompok perlakuan 2 yang diberikan diet standar + minyak kelapa yang dipanaskan sampai 1800C selama 10 menit 2 X 0,4ml selama 14 hari.

51

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratory Animal Unit, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Dilanjutkan dengan analisis darah di laboratorium PAU Universitas Gajah Mada.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 7 bulan (November 2015 – Juni 2016) dimulai dari tahap persiapan ( pembuatan proposal dan penelitian pendahuluan) selama 4 bulan dan penelitian sesungguhnya dilakukan selama 3 bulan yang terdiri dari :

1. 7 hari untuk adaptasi

2. 28 hari untuk pemberian diet tinggi kolesterol

3. 14 hari untuk pemberian diet standar dan minyak sawit serta diet standard dan minyak kelapa, diakhiri dengan pemeriksaan profil lipid

4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Kriteria Sampel 1. Kriteria Inklusi

a. Tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang dislipidemia (konsentrasi kolesterol ≥ 200 mg/ dl) (Sunarsih dan Prasetyastuti, 2008).

b. Umur 3-4 bulan c. jenis kelamin jantan 2. Kriteria drop out

a. Tikus yang sakit selama penelitian b. Tikus yang mati selama penelitian

4.4 Besaran Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.4.1 Besaran Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Pocock (2008):

n = 2σ2 x f(α,β) (µ2 - µ1)2

Keterangan :

n = Banyaknya sampel setiap kelompok σ = SD (standar deviasi)

µ1 = Rerata hasil pada kelompok kontrol µ2 = Rerata hasil pada kelompok perlakuan α = 0,05

β = 0,10

f(α,β) = 10,5 (Besarnya dilihat pada tabel Pocock)

Berdasarkan penelitian pendahuluan Susiyati, 2016 pada variabel HDL, dosis P1 didapatkan hasil sebagai berikut :

σ = 26,328 µ1 = 44,54 µ2 = 27,87

f(α,β) = 10,5 ( ditetapkan berdasarkan tabel Pocock) n = 2σ2 x f(α,β)

2 - µ1)2

= 2 (26,328)2 x 10,5 = 5, 24 ~ 6

53

(44,54 – 27,87)2

Jadi minimum sampel yang diperlukan berdasarkan variabel HDL adalah 6 ekor tikus. Untuk menghindari adanya DO (drop out) maka digunakan cadangan 10%

menjadi 7 ekor per kelompok. Pada penelitian ini terdiri dari 3 kelompok sehingga total jumlah sampelnya adalah 3x7=21 ekor tikus.

Dosis P1 yang digunakan untuk penghitungan sampel karena dengan dosis P1 sudah mampu memperbaiki profil lipid. Variabel HDL yang digunakan dalam perhitungan sampel karena variabel lain seperti kolesterol total, LDL dan trigliserida jumlah sampelnya sangat kecil kurang dari 3.

4.4.2 Tehnik Penentuan Sampel

1. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi diambil secara acak sederhana untuk mendapatkan sampel dengan jumlah yang sesuai dengan hasil perhitungan menggunakan rumus Pocock.

2. Pada penelitian ini ditambah 10% dari jumlah sampel dari masing – masing kelompok untuk menggantikan sampel yang drop out.

4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Klasifikasi Variabel

1. Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi hasil penelitian secara langsung, yaitu minyak sawit yang dipanaskan dan minyak kelapa yang dipanaskan.

2. Variabel tergantung adalah variabel yang merupakan hasil perlakuan variabel bebas, yaitu kadar kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL.

3. Variabel kendali adalah variabel yang dapat dikendalikan, antara lain jenis tikus, umur, jenis kelamin yang sama, berat badan, makanan dan minuman temperatur dan tempat tinggal.

4.5.2 Hubungan Antar Variabel

Gambar 4.2 Hubungan Antar Variabel

4.5.3 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka dibuat definisi operasional dari masing-masing variabel, sebagai berikut:

1. Minyak sawit PMP yang dipanaskan adalah minyak sawit yang diproses dengan cara pemurnian multi proses (PMP) dengan tujuan untuk

Variabel Bebas : 1. Minyak sawit PMP yang

dipanaskan 1800C, 10 menit

2. Minyak kelapa tradisional yang dipanaskan 1800C,10 menit

Variabel Tergantung : 1. Kolesterol total 2. Kolesterol LDL 3. Trigliserida 4. Kolesterol HDL

Variabel Kendali : 1. Umur tikus

2. Jenis tikus 3. Jenis kelamin 4. Berat badan

5. Makanan & minuman 6. Temperatur

7. Tempat tinggal

55

mempertahankan secara optimum zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan terutama omega 9 (asam oleat). Minyak sawit ini diproduksi pabrik dengan merek Bimoli Spesial. Minyak ini dipanaskan 1800C selama 10 menit kemudian didinginkan.

2. Minyak kelapa tradisional yang dipanaskan adalah minyak kelapa yang dibuat dari daging buah kelapa (Cocos nucifera) di rumah-rumah secara tradisional.

Buah kelapa yang sudah cukup tua/matang dikupas kulitnya, dibelah kemudian dipisahkan daging buah dan tempurungnya, selanjutnya daging buahnya diparut, hasil parutan kelapa dicampur air kemudian diperas dan disaring menghasilkan santan. Santan dididihkan sampai terbentuk cairan minyak dibagian atas. Minyak ini dipanaskan 1800C selama 10 menit kemudian didinginkan.

3. Plasebo adalah substansi atau preparat yang bukan merupakan zat aktif dan digunakan sebagai suatu kontrol dalam penelitian untuk menentukan efektivitas obat atau regimen terapi yang digunakan. Plasebo dalam penelitian ini adalah aquadest yang diberikan per oral menggunakan sonde lambng dengan volume 0,4 ml diberikan setiap hari dua kali sehari.

4. Kolesterol Total adalah bagian dari lipid yang struktur dasarnya terbentuk dari inti sterol dan bermanfaat terutama untuk membentuk membran. Kadar kolesterol total darah tikus diukur dengan metode CHOD-PAP (cholesterol oxidase-phenol+aminophenazone). Kadar normal pada tikus adalah 106 mg/dl (Umi, 2007).

5. Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah yang bersifat aterogenik yang dapat melekat pada dinding arteri dan mengganggu aliran darah. Kadar kolesterol LDL darah tikus diukur dengan metode CHOD-PAP (cholesterol oxidase-phenol+aminophenazone). Kadar normalnya pada tikus 19 mg/dl (Umi, 2007).

6. Kolesterol HDL adalah lipoprotein berdensitas tinggi yang bersifat non aterogenik yang membawa kelebihan LDL di jaringan perifer ke hepar. Kadar kolesterol HDL darah tikus diukur dengan metode CHOD-PAP (cholesterol oxidase-phenol+aminophenazone). Kadar normalnya pada tikus 77 mg/dl (Umi, 2007).

7. Trigliserida adalah bagian dari lipid yang terdiri dari asam lemak dan gliserol yang berfungsi terutama menyediakan energi. Kadar trigliserida darah tikus diukur dengan metode GPO-PAP (glycerol-3-phosphate oxidase-Phenol+

Aminophenazone). Kadar normalnya pada tikus 68mg/dl (Umi, 2007).

8. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan atau penurunan kadar kolesterol HDL. Tikus dikatakan dislipidemia bila kadar kolesterol total serum ≥ 200 mg / dl (Sunarsih dan Prasetyastuti, 2008).

9. Diet standar adalah pakan hewan coba yakni pakan dengan merek dagang Hi Pro Vi 594 (yang mengandung: protein 17,5-19,5% lemak minimal 3%, serat kasar maksimal 8%, abu maksimal 7%, calcium minimal 0,90%, fosfor minimal 0,60%) dan diberikan secara teratur dan ad libitum sebanyak 20 gram per hari dan pemberian minum juga secara ad libitum.

57

10. Diet tinggi kolesterol adalah makanan yang dibuat dengan campuran khusus untuk meningkatkan kadar kolesterol yang terdiri dari :

Kuning telur 5%, lemak hewan 10%, minyak goreng 1%,makanan standar sampai 100%, ditambah air minum yang diberi propiltiourasil 0,01%

(Suryawati dan Santoso, 1991).

4.5.4 Perhitungan dosis minyak sawit dan minyak kelapa untuk subyek penelitian

Dosis minyak goreng disesuaikan dengan dosis yang dikonsumsi oleh manusia, yaitu 3x1 sendok makan (3x15 cc) sehari (15cc = 14 gram) diberikan dalam 2 kali pemberian lewat sonde lambung. Penetapan dosis dari hasil konversi dosis 2 kali pemberian per hari dengan menggunakan table konversi Kusumawati dikalikan faktor konversi manusi ke tikus yaitu 0,018x3x14gram = 0,756 gr atau 756 mg (0,018x3x15cc = 0,81 cc atau ±0,4cc) minyak per hari (Kusumawati, 2004; Takeuchi dkk., 2008).

4.6 Bahan Penelitian dan Instrumen Penelitian 4.6.1 Bahan Penelitian

1. Minyak kelapa sawit PMP.

2. Minyak kelapa tradisional.

3. Pakan standar merek dagang Hi Pro Vi 594 secara ad libitum

4. Darah tikus yang diambil dari medial chantus sinus orbitalis menggunakan pipet hematocrit sebanyak 1cc dikumpul pada tabung yang sudah mengandung EDTA.

5. Propiltiaurasil 0,01%

6. Reagen untuk pemeriksaan kolesterol total, LDL, trigliserida dan kolesterol HDL

7. Diet tinggi kolesterol 8. Aquadest

10. Anastesi (Ketamin dan Xylazin)

4.6.2 Instrumen Penelitian Alat yang digunakan adalah :

1. Kandang tikus beserta tempat minumnya 2. Masker

3. Sepasang sarung tangan karet 4. Gelas ukur

5. Tabung penampung darah 6. Pipet kapiler hematokrit

7. Syringe 3 cc untuk pengambilan darah

8. Lab kolesterol total, LDL, trigliserida dan HDL 11. Alat tulis

12. Jarum sonde 13. Termometer

59

14. 3 botol plastik ( masing-masing dengan label stiker yang berbeda warna) untuk menampung aquadest, minyak sawit dan minyak kelapa.

15. Timbangan digital

16. Panci stainless stell untuk memanaskan minyak 17. Termometer deep Frying merk Krischef

18. Kamera untuk dokumentasi

4.7 Hewan Percobaan

Penelitian ini menggunakan tikus berumur 3-4 bulan, diperkirakan mencapai usia dewasa muda, berat 180-200 gram. Tikus di pelihara di Laboratorium Animal Unit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, dengan persyaratan sesuai dengan penelitian eksperimental, yaitu tikus ditempatkan dalam kandang yang terbuat dari wadah plastik berukuran 30 X 20 X 20 cm dengan alas sekam padi dan tutup dari anyaman kawat. Kandang di tempatkan dalam ruangan berventilasi dan udara alami.

4.8 Prosedur Penelitian

4.8.1 Pemeliharaan hewan tikus percobaan

Pemeliharaan dan pemantauan keselamatan tikus jantan (galur wistar) di laboratorium antara lain (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998) :

a. Kandang tikus jantan (galur wistar) harus cukup kuat tidak mudah rusak, mudah dibersihkan (1 kali seminggu), mudah dipasang lagi, hewan tidak mudah lepas, harus tahan gigitan dan hewan tampak jelas dari luar. Alas

tempat tidur harus mudah menyerap air, pada umumnya dipakai serbuk gergaji atau sekam padi.

b. Menciptakan suasana lingkungan yang stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis tikus jantan (galur wistar) dengan suhu 28-32oC, dan kelembaban dan kecepatan pertukaran udara yang ekstrim harus dihindari.

c. Untuk tikus jantan (galur wistar), luas lantai tiap ekor tikus jantan (galur wistar) adalah 50cm x 35cm x 20cm.

d. Pemberian makanan untuk tikus dengan menggunakan pakan yang mengandung 20-25% protein, 5% lemak, serat kasar 5%, abu 4-5% serta mengandung vitamin dan mineral. Pakan ternak diberikan 20 gram perhari ad libitum dan pemberian minum ad libitum.

e. Tikus jantan (galur wistar) harus diperlakukan dengan kasih sayang.

4.8.2 Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Tikus jantan, sehat, berat badan 180-200 gram dan berusia 3-4 bulan.

2. Tikus diadaptasi selama tujuh hari dan diberikan makanan standar yang berupa pelet Hi Pro Vi 594 secara adlibitum

3. Pada hari kedelapan, tikus dibuat dislipidemia dengan diberi makanan tinggi kolesterol selama 28 hari (Penapisan Farmakologi, 1991)

4. Hari ke 29 tikus dipuasakan selama 18 jam (Penapisan Farmakologi, 1991) 5. Dilakukan pengambilan darah pada medial chantus sinus orbitalis untuk

pemeriksaan konsentrasi kolesterol total ( tikus dislipidemia jika konsentrasi kolesterol plasmanya ≥ 200 mg/dl) (pre test).

61

6. Tikus dislipidemia dibagi menjadi 3 kelompok secara random, yaitu:

a. Kelompok I merupakan kelompok kontrol yang diberikan diet standar ditambah plasebo (aquadest) dengan volume 0,4 ml pada pagi dan sore hari selama 14 hari.

b. Kelompok II merupakan kelompok perlakuan 1 yang diberikan diet standar ditambah minyak sawit yang dipanaskan 1800C selama 10 menit dengan volume 0,4 ml pada pagi dan sore hari selama 14 hari.

c. Kelompok III merupakan kelompok perlakuan 2 yang diberikan diet standar ditambah minyak kelapa yang dipanaskan 1800Cselama 10 menit dengan volume 0,4ml pada pagi dan sore hari selama 14 hari.

7. Hari ke15 tikus dipuasakan selama 18 jam (Penapisan Farmakologi, 1991) 8. Dilakukan pengambilan darah pada medial canthus sinus orbitalus untuk

pemeriksaan profil lipid (post test).

9. Darah sampel dikirim ke laboratorium PAU Universitas Gajah Mada.

10 Analisis data

4.8.3 Pengambilan darah Perifer Tikus Wistar

a. Anestesi disiapkan dengan cara mencampurkan ketamine sebanyak 40-50 mg/kgBB dan xylazin 5-10 mg/kgBB pada spuit 1 cc (Santoso, 2011). Anestesi diinjeksikan pada vastus lateralis.

b. Tikus yang telah dianestesi diistirahatkan pada tempat terpisah hingga efek anestesi bekerja.

c. Melakukan fiksasi dengan tangan kiri pada kepala tikus sehingga kepala tidak bisa bergerak.

d. Darah diambil di medial kantus pada plexus venosus retroorbitalis dengan menggunakan pipet mikrokapiler.

e. Darah vena diambil pada canthus medialis sinus orbitalis salah satu mata dengan spuit 1 cc dan pipet hematokrit.

f. Darah dialirkan ke tabung EDTA melalui dinding tabung secara perlahan.

g. Tutup tabung rapat-rapat.

h. Darah yang keluar diambil 1 cc dan ditampung pada wadah yang sudah mengandung EDTA.

i. Darah dari medialis canthus sinus orbitalis 1 cc dimasukkan ke dalam tabung EDTA, kemudian dikirim ke laboratorium PAU Universitas Gajah Mada.

j. Setelah semua tikus selesai diambil sampel, akan disumbangkan ke Laboratory Animal Unit Farmakologi kedokteran, Universitas Udayana.

63

4.9 Alur Penelitian

Tikus 21 ekor

Laporan Puasa 18 jam

Adaptasi 7 hari dengan diet standar

Diberi diet tinggi kolesterol 28 hari

Puasa 18 jam

Dislipidemia : kolesterol ≥ 200 mg/dl

Kelompok kontrol Data pre test

Diet standart + aquadest

Kelompok perlakuan I Data pre test

Diet standar + minyak sawit yang dipanaskan 2x0,4ml

Kelompok perlakuan II Data pre test

Diet standar + minyak kelapa yang dipanaskan 2x0,4ml

Kolesterol total, LDL, HDL, TG ( data post test )

Analisis data

Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian

4.10 Analisis Data

Seluruh data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program komputer. Analisis data meliputi:

1. Analisis Deskriptif

Semua data dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan sebagai dasar untuk statistik analitis (uji hipotesis) untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki. Pemilihan penyajian data dan uji hipotesis tergantung dari normal tidaknya distribusi data.

2. Analisis normalitas data.

Uji normalitas data tiap kelompok dilakukan dengan Shapiro-Wilk test karena sampel yang digunakan kurang dari 30. Pada penelitian ini didapatkan data berdistribusi normal dengan p >0,05.

3. Analisis homogenitas.

Uji homogenitas varian antar kelompok dengan Levene’s test. Pada penelitian ini didapatkan p>0,05 yang berarti variasi data homogen.

4. Analisis komparasi.

Pada penelitian ini data berdistribusi normal dan homogen, maka uji komparasi antar kelompok menggunakan uji One Way Anova dan selanjutnya menggunakan

5.LSD (Least Significant Difference).

65 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Deskriptif

Kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL pada kelompok kontrol (P0), kelompok perlakuan 1 (P1) dan kelompok perlakuan 2 (P2) yang diberikan diet tinggi kolesterol sebelum perlakuan selama 28 hari (pretest). Hasil analisis deskriptif pada masing-masing kelompok disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Hasil Analisis Deskriptif Data Sebelum Perlakuan (pretest) Variabel Kelompok n Rerata

(mg/dl) SB Minimum (mg/dl)

Maksimum (mg/dl) Kolesterol

total

P0 (Kontrol) 7 222,76 9,47 210,42 238,32

P1 (MinyakSawit) 7 222,27 5,49 213,28 230,14 P2 (Minyak Kelapa) 7 218,59 6,13 211,18 230,21 Trigliserida

P0 (Kontrol) 7 152,51 7,45 140,28 160,92

P1 (MinyakSawit) 7 152,57 5,23 144,92 159,34 P2 (Minyak Kelapa) 7 156,16 5,58 149,44 167,20 HDL

P0 (Kontrol) 7 31,44 3,01 28,75 37,43

P1 (Minyak Sawit) 7 29,02 0,89 27,34 29,94 P2 (Minyak Kelapa) 7 29,58 1,59 27,43 32,54 LDL

P0 (Kontrol) 7 93,85 2,57 90,35 98,10

P1 (MinyakSawit) 7 93,61 4,31 88,14 98,74

P2 (Minyak Kelapa) 7 92,59 2,39 89,14 95,25 Kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL pada kelompok kontrol (P0) yang diberikan diet standart + aquadest 2x0,4 ml, kelompok perlakuan 1 (P1) yang diberikan minyak sawit PMP yang dipanaskan 1800C selama 10 menit dosis 2x0,4 ml dan kelompok perlakuan 2 (P2) yang diberikan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan 1800C selama 10 menit dosis 2x0,4 ml setelah

perlakuan selama 14 hari (posttest). Hasil analisis deskriptif pada masing-masing kelompok disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Hasil Analisis Deskriptif Data Sesudah Perlakuan (posttest) Variabel Kelompok n Rerata

(mg/dl) SB Minimum (mg/dl)

Maksimum (mg/dl) Kolesterol

total

P0 (Kontrol) 7 224,43 8,98 210,43 239,32

P1 (Minyak Sawit) 7 164,87 6,54 150,87 170,32 P2 (Minyak Kelapa) 7 148,29 2,39 143,89 150,98 Trigliserida

P0 (Kontrol) 7 152,39 7,46 139,73 159,92

P1 (Minyak Sawit) 7 127,99 1,98 125,89 131,64 P2 (Minyak Kelapa) 7 112,74 3,38 108,93 117,83 HDL

P0 (Kontrol) 7 29,28 0,81 27,84 30,22

P1 (Minyak Sawit) 7 37,43 2,17 32,75 39,08

P2 (Minyak Kelapa) 7 54,65 1,48 52,93 56,82 LDL

P0 (Kontrol) 7 94,98 2,65 92,09 99,72

P1 (Minyak Sawit) 7 69,31 1,11 67,84 70,72

P2 (Minyak Kelapa) 7 47,39 1,25 45,20 48,77 5.2 Uji Normalitas Data

Kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL pretest dan post-test pada masing-masing kelompok diuji normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk.

Hasilnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p>0,05) (Tabel 5.3).

67

Tabel 5.3

Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Antar Kelompok

Data Variabel Kelompok n p Keterangan

Pre Test

Kolesterol total

P0 (Kontrol) 7 0,907 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,936 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,415 Normal Trigliserida

P0 (Kontrol) 7 0,590 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,711 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,249 Normal HDL

P0 (Kontrol) 7 0,058 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,306 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,600 Normal LDL

P0 (Kontrol) 7 0,930 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,390 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,471 Normal

Post Test

Kolesterol total

P0 (Kontrol) 7 0,980 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,218 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,632 Normal Trigliserida

P0 (Kontrol) 7 0,383 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,459 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,603 Normal HDL

P0 (Kontrol) 7 0,517 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,508 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,574 Normal LDL

Kontrol 7 0,432 Normal

P1 (Minyak Sawit) 7 0,352 Normal P2 (Minyak Kelapa) 7 0,538 Normal N = jumlah sampel; p = taraf signifikansi

5.3 Uji Homogenitas Data antar Kelompok

Kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL pretest dan post-test pada masing-masing kelompok diuji homogenitasnya dengan menggunakan Levene’s test. Hasil menunjukkan bahwa varian data hasil penelitian homogen (p>0,05) (Tabel 5.4).

Tabel 5.4

Hasil Uji Homogenitas Variabel Penelitian Antar Kelompok

Data Variabel n p Keterangan

Pre Test

Kolesterol Total 21 0,276 Homogen

Trigliserida 21 0,353 Homogen

HDL 21 0,066 Homogen

LDL 21 0,063 Homogen

Post Test

Kolesterol Total 21 0,173 Homogen

Trigliserida 21 0,313 Homogen

HDL 21 0,323 Homogen

LDL 21 0,273 Homogen

N = jumlah sampel; p = taraf signifikansi 5.4 Uji Komparabilitas

5.4.1 Uji Komparabilitas Antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest) Analisis komparabilitas ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL antar kelompok sebelum perlakuan (pretest). Hasil analisis kemaknaan diuji dengan uji One Way ANOVA pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest) Variabel Kelompok Rerata

(mg/dl) SB F p

Kolesterol Total

P0 222,76 9,47

0,694 0,513

P1 222,27 5,49

P2 218,59 6,13

Trigliserida

P0 152,51 7,45

0,805 0,463

P1 152,57 5,23

P2 156,16 5,58

HDL

P0 31,44 3,01

2,720 0,093

P1 29,02 0,89

P2 29,58 1,59

LDL

P0 93,85 2,57

0,304 0,742

P1 93,61 4,31

P2 92,59 2,39

SB = Simpangan Baku; F = F-test; p = signifikansi

69

Tabel 5.5 menunjukkan rerata kadar kolesterol total sebelum perlakuan (pretest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 0,694 dan nilai p= 0,513. Rerata kadar trigliserida sebelum perlakuan (pretest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 0,805 dan nilai p= 0,463. Rerata kadar HDL sebelum perlakuan (pretest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 2,720 dan nilai p= 0,093. Rerata kadar LDL sebelum perlakuan (pretest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 0,304 dan nilai p= 0,724. Hal ini berarti rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL sebelum perlakuan (pretest) antar kelompok kontrol, kelompok yang diberikan minyak sawit PMP yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml (P1) dan kelompok yang diberikan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml (P2) tidak berbeda bermakna (p>0,05).

5.4.2 Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sesudah Perlakuan (post-test) Analisis komparabilitas ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL antar kelompok sesudah perlakuan selama 14 hari (postest). Hasil analisis kemaknaan diuji dengan uji One Way ANOVA pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan (posttest) Variabel Kelompok Rerata

(mg/dl) SB F P

Kolesterol Total

P0 224,43 8,98

260,67 0,000

P1 164,87 6,54

P2 148,29 2,39

Trigliserida

P0 152,39 7,46

118,33 0,000

P1 127,99 1,98

P2 112,74 3,38

HDL

P0 29,28 0,81

468,19 0,000

P1 37,43 2,17

P2 54,65 1,48

LDL

P0 94,98 2,65

1214,1 0,000

P1 69,31 1,11

P2 47,39 1,25

SB = Simpangan Baku; F = F-test; p = signifikansi

Tabel 5.6 menunjukkan rerata kadar kolesterol total sesudah perlakuan (posttest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 260,67 dan nilai p= 0,000. Rerata kadar trigliserida sesudah perlakuan (pretest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 118,33 dan nilai p= 0,000. Rerata kadar HDL sesudah perlakuan (posttest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 468,19 dan nilai p= 0,000. Rerata kadar LDL sesudah perlakuan (posttest) dengan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 1214,1 dan nilai p= 0,000. Hal ini berarti rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL sesudah perlakuan (posttest) antar kelompok kontrol, kelompok yang diberikan minyak Sawit PMP yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml (P1) dan kelompok yang diberikan minyak kelapa tradisional yang dipanaskan dengan dosis 2x0,4 ml (P2) berbeda sangat bermakna (p<0,01).

Uji lanjutan untuk mengetahui perbedaan individual antar kelompok dengan menggunakan Least Significance Difference (LSD) test (Tabel 5.7)

Dokumen terkait