• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Teks

Dalam dokumen SUNTINGAN DAN ANALISIS TEKS (Halaman 73-91)

Naskah kaghas nomor.inv 07.56 koleksi museum negeri Sumatera Selatan, naskah ini Terdiri dari 34 halaman dan 18 lipatan kaghas (lembar yang terisi) di tulis menggunakan huruf KA-GA-NGA. Setelah peneliti melakukan penelitihan terhadap naskah kaghas nomor. inv 07.56, peneliti mendapati bahwa sistem pengunaan rajahan dalam hal ini simbol-simbol tradisional yang digunakan untuk melindungi si pengunan dari berbagai macam marabahaya ini sudah berkembang di kalangan masyarakat sumatera selatan terutama masyarakat ulu, dengan mengunakan naskah kaghas sebagai media tulis maka para ahli atau dukun mencatat simbol- simbol yang guna dalam kehidupan.

Dalam penelitihan ini peneliti mengelompokan pembahasan menjadi 3 pembahasan dari naskah nomor. Inv 07.56 atau 3 sub bab kecil agar mempermudah peneliti dalam mengannalisis naskah kaghas nomor. inv 07.56 koleksi museum Negeri Sumatera Selatan secara rinci dari lembar ke lembar. Diantara 3 pembahasan tersebut, yaitu :

58 Muhammad Affan Ridhollah, Dkk “Naskah Ulu: Obat-Obatan Tradisional Dalam Naskah Kaghas Nomor. Inv 07. 47 Koleksi Museum Negeri Sumatra Selatan (Kajian Filologi)”, Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam, Vol. I No. 3, 2021.

Ilustrasi Gambar

gambar diatas menjelaskan tentang rajahan penjaga atau penjaga diri, adapun cara pengunaanya tergantung kegunaanya misalnya ditulis pada baju, kalung, ikat pinggang, badan, dan lain-lainnya. Adapun untuk kegunaanya tergantung permintaan yang mau di rajah seperti untuk kebal, pengasih, penyayang dan lain-lainnya, menurut Mat Ubi59 (salah satu praktisi ahli pengobatan di Musi Banyuasin) ia menjelaskan bahwa gambar tersebut masih digunakan walaupun ada perbedaan, misalnya kalau dinaskah tidak ada huruf arabnya karna punya penduduk lokal sedangkan yang berkembang sekarang itu merupakan pengaru agama islam, akan tetapi pengunaannya sama karna pada masyarakat saat melakukan aktifitas baik itu didarat, laut dan hewan serta mahluk halus yang dapat menganggu keselamatan.

Sehingga dengan adanya rajahan tersebut dapat memberikan rasa aman dimanapun dia berada.60 Adapaun gambar diatas lebih dijelaskan dengan adanya bacaan pada lembar pertama dan kedua setelah gambar yaitu :

1. (tanda bulat) di rumah rupenye

(tanda bulat) di rumah rupenye (tanda bulat) di rumah rupanya

Taruna mandapat di (wa) Tula langit rupenye Diutan rupenye

(tanda bulat ada titik) ini perusak rumah

Taruna mendapat di (wa) Tula langit rupanya Dihutan rupanya

2. (tanda bulat) di ulu musuh ki …..

(tanda bulat) di ulu musuh ki

…..

(tanda bulat) di ulu musuh ki

….

Di ayir musu ki …..

Di dusun musuh ki ….

Di … lan musuh ki te Di … ri musuh kite sati Di kapung musuh kite sari hi.

Di rumah musuh kita sarihi

…..

Di air musu ki ….

Di desa musuh ki ….

Di … lan musuh ki ta Di … ri musuh kita sati Di kepung musuh kita hari ini Di rumah musuh kita hari ini

…..

59 Wawancara dengan bapak mat ubi pada tanggal 15 Agustus 2022

60 Ust. Labib Mz, Mujarobat Akbar, usaha bintang jaya, Surabaya, 1994.

Gambar 1.1 rajahan penjaga versi naskah aksara ulu

61 Hasil Wawancara Dengan Mat Ubi Tanggal 15 Agustus 2022.

62 Ust. Labib Mz dkk, Mujarobat Akbar, Usaha Bintang Jaya, Surabaya, 1994.

63 Ust Labib MZ dkk, Bintang Indonesia, Jakarta.

b. Rajahan Penjaga Rumah

Foto Naskah

Ilustrasi Gambar

Pada gambar ini peneliti mengindentifikasikannya sebagai rajah penjaga rumah karena terdapat kesamaan dengan kitab mujarobat dan rajahan yang digunakan oleh masyarakat aceh yang mempercayainya sebagai rajahan penjaga rumah dari maling.64 adapun pengunaan rajahaan ini dengan cara di gambar lalu di tempel pada setiap sisi rumah diantaranya sisi timur, barat, selatan dan

64 Rajah salah satu pengobatan tradisional ureung aceh, balai pelestari dan nilai tradisional bandar aceh, 2010.

Di rumah musuh kita sarihi ….. Di rumah musuh kita hari ini Dari kalimat diatas dapat kita lihat keadaan masyarakat saat itu, bila diperdalam musuh yang terdapat pada bacan naskah di indikasikan sebagai makna bahwa desa itu tidak aman baik dari gangguan bandit, maling, perompak maupun dari faktor lainnya, sehingga dengan adanya rajah ini di harapkan oleh masyarakat tersebut bisa memberi pelindungan selama mereka ada di dalam rumah baik keluarga maupun harta benda mereka sehingga saat mereka berkerja mereka tidak merasa khawatir dengan apa yang ada didalam rumah tersebut.66

Adapun simbol yang di pakai pada jenis rajahan ini adalah sebagai berikut:

65 MS. Mariyah, Rahasia Mujarobat lengkap, mahkota, Surabaya.

66 MS. Mariyah, Rahasia Mujarobat lengkap, mahkota, Surabaya.

Gambar 1.1 rajahan penjaga rumah

Gambar di atas merupakan rajah pelindung yang di tambah empat pilar atau tiang yang terdapat pada saat membangun rumah. Selain itu juga terdapat gambar lainnya akan tetapi memiliki perbedaan dengan kitab mujarobat tetapi mempunyai kesamaan fungsinya.

Berikut gambarnya.

Gambar 1.2 rajahan penjaga rumah c. Rajahan Tangkal Penolak Pencuri

Rajahan ini merupakan lanjutan dari rajahan penjaga rumah.

Menurut Mat Ubi, rajahan penjaga rumah sebatas menjaga rumah saja jadi diperlukan juga rajahan yang dapat membuat niat seseorang yang ingin mencuri hilang jika melihat rumah, adapun jenis rajahan ini masih sama yaitu menjaga. Adapun gambar rajahannya sebagai berikut:

Gambar di atas merupakan rajahan penolak pencuri karena terdapat berbagai simbol-simbol yang terdapat pada kitab mujarobat67, adapun penjelasan gambar ini di indikasikan sebagai perlengkap dari rajah penolak pencuri. Adapun gambar rajahannya:

Gambar 1. 9 rajahan pengobatan

67 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta.

Menurut M.A. JAYA dalam buku yang berjudul kumpulan mujrobat asli kesembuhan, menjelaskan tentang rajah ini untuk penolak pencuri dan sebagainya, dan tidak akan dapat memasuki rumah, karena tampaknya seperti lautan dan terdinding seperti gunung68 disebut, maka ditulislah rajah di bawah ini:

Pertama, Dipasang pada pintu sebelah timur rumah

Kedua, Ditanam pada lantai selatan timur rumah

Ketiga, Ditanam pada sudut selatan barat rumah

Keempat, Ditanam pada sudut utara barat rumah

Gambar 1.3 gambar rajah penolak pencuri dalam kitab mujarrobat

68 M.A.JAYA.Kumpulan Ilmu Gaib Mujarobat Asli Kesembuhan, hlm.42-43.

Ilustrasi Gambar

Pada gambar di atas penelitih menindikasikan sebagai rajah penjaga dari hama karena pada gambar tersebut ada kata hama di bawah gambar seperti manusia, berikut gambarnya:

Gambar 1.3 rajahan penjaga dari hama

Dari gambar di atas seperti orang yang terkurung atau terlindungi dari bahaya sedangkan tulisan pada bawah tersebut tertulis kata hama yang dapat di artikan berlindung dari penyakit atau hama.

Serta di perjelas dengan gambar rajahan penjaga sebagai berikut:

gambar yang menjadi simbol-simbol dalam Rajahan tersebut lalu dikubur di setiap sisi kebun, adapun contoh gambar rajahan sebagai berikut :

Foto Naskah

69 Wawancara dengan Mat Ubi tanggan 15 Agustus 2022.

Ilustrasi Gambar

Gambar diatas merupakan rajahan penjaga kebun karena terdapat berbagai simbol tanaman dan hewan yang ada di kebun, adapun penjelasan gambar ini terdapat pada lembaran kesebelas yang di indikasikan sebagai perlengkap dari rajah ini atau disebut dengan mantera, adapun bacaannya sebagai berikut:

… me nyu … …

… babi menyerang ku … Rimau menyerang … Gaja menyerang a…

Nenge menyerang … Kuda menyerang … Nenge menyerang …

… me nyu … …

… babi menyerang ku … Harimau menyerang … Gaja menyerang a … Naga meyerang … Kuda menyerang … Naga menyerang …

Lembar kesebelas pada naskah ini diindikasikan sebagai mantera dari rajahan penjaga kebun karena nama hewan yang di pakai dalam mantera tersebut merupakan hewan yang sering menganggu ternak, tanaman serta keamanam penduduk, seperti harimau, gajah, naga, dan babi ataupun manusia.70 Adapaun pengunaan mantera ini yaitu ketika saat hendak mengubur gambar rajahan tersebut, barulah mantera tersebut dibaca.

70 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.

Gambar 1.5 rajahan penjaga

Gambar ini merupakan simbol dari rajah pelindung yang merupakan simbol yang di pakai pada saat dijadikan sebagai pelindung.

Gambar 1.6 gambar tumbuhan

Pada gambar ini di indikasikan sebagai gambar tumbuh-tumbuhan yang merambat seperti ubi atau tanaman lainnya, sehingga dapat di simpulkan sebagai perwakilan gambar dari tumbuhan serta pemilihan tanaman ini juga memiliki makna tersendiri.71

Gambar 1.7 gambar hewan

Pada gambar ini merupakan gambar hewan yang bernama kalabang yang menjadi perwakilan hewan-hewan kecil yang ada di perkebunan seperti belalang, siput, capung dan lainnya, serta memiliki makna tersendiri.72

Gambar 1.8 gambar kaki hewan pengais

71 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.

72 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.

Fungsi lain dari rajah adalah pengobatan karena dilihat dari kegunaan rajah itu menjaga yang di indikasikan sebagai menjaga badan dari berbagai macam penyakit baik secara medis ataupun nom medis tergantung pada kepercayaan. Adapun foto rajaan yang digunakan untuk prngobatan sebagai berikut:

Foto Naskah

73 R. Gunasasmita, kitab primbon Jawa serbaguna, PT. Buku seru, Jakarta, 2021.

74F. W. Dillistone, the power of symbols, Kanisius, Yogyakarta, 2003.

Illustrasi Gambar

Gambar diatas merupakan rajahan pengobatan karena terdapat berbagai simbol-simbol yang terdapat pada kitab mujarobat75, adapun penjelasan gambar ini terdapat kesama serta fungsi sama yang di indikasikan sebagai rajah, adapun sebagai berikut :

Gambar 1.10 rajahan suami istri

Adapun cara pengunaan rajah ini sangat baik untuk menahan sperma/mani suami-isteri dalam bersetubuh, sehingga merasakan kenikmatan didalam bersetubuh tersebut lebih lama. Maka rajah ini ditulis pada kertas putih dan Pada telapak tangan kiri dan diusapkan pada dzakar/kemaluannya. InsyaAllah mujarab.76 Adapun letak

75 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta.

76 Ust Labib MZ dan Khushosul Akbar SH, Bintang Indonesia, Jakarta. H. 256

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan permasalahan yang ada, maka dari skripsi yang berjudul “Suntingan Teks dan Analisis Isi Teks Pada Naskah Kaghas No.07.56 Dalam Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan”.Penelitih dapat menyimpulkan bahwa naskah kaghas nomor inv 07.56 merupakan koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan yang bertuliskan menggunakan huruf KA-GA-NGA dan bahsa melayu berdialek daerah Basemah.

Naskah ini memiliki isi 34 halaman dan 18 lipatan. Naskah kaghas Nomor Inv 07.56 ini masih dalam kondisi baik, baik dari segi tulisan dan huruf yang masih bias di baca dengan jelas, walaupun ada di beberapa lembar ada tulisan dan huruf yang terlihat kabur atau tidak jelas. Museum Negeri Sumatera Selatan memiliki tempat penyimpanan naskah yang sangat baik sehingga naskah kuno yang berada disana masih dalam keadaan baik. Pihak museum mendapatkan naskah dengan cara ganti rugi.

Setelah melakukan penelitian terhadap naskah kaghas nomor inv 07.56 tersebut, naskah kaghas ini berisikan beberapa rajahan yang mana sistem pengunaan rajahan dalam hal ini yaitu simbol-simbol tradisional yang digunakan untuk melindungi penguna dari berbagai macam marabahaya dan sudah berkembang di kalangan masyarakat sumatera selatan terutama masyarakat ulu, dengan mengunakan naskah kaghas sebagai media tulis maka para ahli atau dukun mencatat simbol-simbol yang dapat digunakan dalam kehidupan.

Kandungan di dalam naskah ini mengandungan berbagai jenis rajahan dengan rincian sebagai berikut:

1. Rajahan penjaga dari musibah atau marabahaya menjelaskan tentang rajahan penjaga saat melakukan aktifitas baik itu didarat, laut dan hewan serta mahluk halus yang dapat menganggu keselamatan.

2. Rajahan Berternak atau Bertani menjelaskan tentang berlindung dari penyakit dan hama

3. Rajahan pengobatan untuk suami istri menjelaskan tentang untuk menahan sperma atau mani suami istri dalam bersetubuh, sehingga merasakan kenikmatan dalam bersetubuh lebih lama.

tulisan masa lalu masyarakat sumatera selatan dan menjadi produk budaya leluhur yang mempunyai banyak kandungan ide,gagasan, pikiran serta informasi yang berguna dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat pada masa kini.Oleh karena itu, diperlukan untuk melestarikan dan merawat naskah-naskah kuno yang ada di lembaga nasional seperti perpustakaan dan museum agar naskah kuno tersebut masih bias dibaca oleh generasi selanjutnya.

4. Melakukan berbagai cara untuk memperkenalkan dan membudayakan aksara ulu di tengah masyarakat saat ini, dengan cara di masukannya aksara ulu dalam kurikulum pendidikan baik itu dalam jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Serta diadakannya seminar mengenai aksara Ulu agar masyarakat menggenal kembali jati diri bangsanya yang telah terlupakan.

5. Kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora dan Ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam agar tetap mempertahankan mata kuliah aksara ulu. Sehingga diharapkannya nanti Fakultas Adab dan Humaniora melahirkan ahli dalam bidang filologi karena masih banyak naskah yang tersebar di masyarakat, museum, dan perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Naskah:

Naskah Kaghas No.INV 07.56 Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan Sumber Buku:

Abdurrahman, Dudung. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogjakarta :Ombak.

Wahyono, Budi Ahmad . 2018. Hikayat Panji Kuda Semirang: Alih Aksara.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta.

Baried, Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Supriadi, Dedi. 2011. Aplikasi Metode Penelitian Filologi Terhadap Pustaka Pesantren. Bandung: Pustaka Rahmat.

Suryani, Elis. 2017. Filologi dan Seluk Beluknya. Bandung: Situ Seni.

F.W.Dilistone. 2003. The Power Of Symbols, Kanisius. Yogyakarta.

Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia : Teori dan Metode. Jakarta:

Balai Pustaka.

Helius Sjamsuddin. 2016. Metode Penelitian. Yogyakarta : Ombak.

Lubis, Nabilah. 1996. Naskah, Teks dan Metode Filologi. Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah.

Mulyani, Hesti. 2009. Teori Pengkajian Filologi. Yogjakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni UNY.

Rapanie A, dkk.,2007. Naskah Ulu Koleksi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.Palembang : dinas pariwisata dan kebudayaaan.

Gunasasmita, R. 2021. Kitab Primbon Jawa Serba Guna. Jakarta.

Robson, S.O. 1994. Penerjemahan Kentjanawati Gunawan, Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia.Jakarta : Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.

Pulungan Suyuthi, dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi, Palembang : Fakultas Adab dan Humaniora.

Mz, Labib. 1994. Mujarobat Akbar Bintang Usaha Jaya. Surabaya.

Dalam dokumen SUNTINGAN DAN ANALISIS TEKS (Halaman 73-91)

Dokumen terkait